Multitasking WANNABE

by - Desember 03, 2015

Pembahasan menarik kapanpun saya berada. Beberapa orang sering melakukan perdebatan sengit dengan saya perkara ini. Sebenarnya seperti apa itu multitasking ? Persepsi seperti apa ?
Manusia multitasking identik dengan seorang manusia super power bisa melakukan apapun. Serba bisa deh istilahnya. Ia dapat mengerjakan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu. Wow !
Ketika saya mengutip informasi tentang tema multitasking. Semua bercerita tentang negatifnya kemampuan ini. Tapi saya sendiri heran, dengan banyaknya orang sukses yang memiliki kemampuan lebih dari satu hal !
Kita sulit membedakan, istilah manusia yang memiliki lebih dari satu kemampuan dengan manusia yang mengerjakan sesuatu hal lebih dalam satu waktu.
It’s different! Kita seringkali menyamakannya. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan dan intelegensi lebih dari satu, baik itu kemampuan interpersonal, naturalis, dan banyak lagi. Konsep multiple intelligence. Namun, setiap individu memiliki dominan yang berbeda. Teman – teman bisa mengikuti psikotes untuk mengenali potensi intelegensi kamu yang dominan dimana.
Menjadi multitasking memang tidak baik. Why ? Kita akan menjadi manusia yang terombang ambing. Kurang produktif, alhasil jadi sosok busy tapi zero produktivitas. Nah, bagaimana dengan orang – orang yang memiliki banyak karyanya ? Apakah mereka menjadi sosok multitasker ? Belum tentu sih menurut saya. Seseorang yang banyak karyanya dibeberapa bidang sebenarnya dia seseorang yang pandai mengatur waktu dan priority nya. Ia fokus mengerjakan sesuatu hal yang baik dalam satu waktu.
Ilustrasinya begini, orang multitasker yang tidak produktif tidak memiliki prioritasnya. Misalnya, dia sedang mengerjakan tugas, di waktu yang sama dia nonton tv, terus bbm-an, browsing. Tentunya ga maksimal. Barangkali ada ilustrasi seperti ini, dia sedang menyelenggarakan event tiba – tiba diwaktu yang sama ia harus mengirimkan berbagai file penting kepada klien. Alhasil, ia menjadi tidak fokus dan ternyata salah mengirimkan file tersebut sehingga harus mengirimkan ulang berkali – kali.
Beda bukan ?
Teman – teman memiliki lebih dari satu kemampuan adalah sosok terlatih untuk memanajemen waktu untuk berkarya. Ia juga akan mengalami fase “busy people” harus mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Tantangannya ! Dia kemudian lelah, melihat hasil tidak maksimal, lalu mengevaluasi diri untuk baik mengatur waktu.
Coba kita bayangkan dan sederhanakan, bagaimana tugas presiden yang harus mengatur ribuan hal dan masalah di negaranya ? bukan kah dia harus berpikir banyak hal ? Ia harus bisa memanajemen banyak hal dalam kendalinya.
Maka dari itu pentingnya ilmu leadership untuk mendelegasikan tugas sehingga tidak terbengkalai.

Saya mengalami berbagai komentar tentang apa yang saya lakukan. “Banyak amat mel kerjaan kamu, gimana itu ?” Saya bukan pribadi yang sibuk, tapi selalu dianggap sibuk -_- *curhat sedikit. Keseharian saya dominan di rumah. Saya memiliki batas waktu ‘keluar rumah’ dalam keseharian. Sebagai anak perempuan yang punya tugas ‘rumah tangga’ tentu tahu bagaimana. Hanya saja memang saya pribadi suka tidur larut, dan itu bukan kehendak saya. Melainkan tubuh yang begitu Sehingga mau tidak mau, saya harus menyalurkan energy berlebih ini dengan hal – hal yang positif, jadi kelihat kaya orang sibuk.
Tapi karena saya ada pribadi suka berbicara, ngobrol, dan cerita serta menyalurkan ide. Saya
Seolah – olah melakukan banyak hal. Padahal kata – kata itu tak bermakna bila tak ada aksinya, betul gak ?”
Saya ingat pesan almarhum ayahanda saya seperti ini, “Nak, jadilah kamu serba bisa !” saya selalu menjadikan pesan ini sebagai landasan kehidupan dalam artian, saya menjadi pribadi yang tidak banyak bergantung oranglain melainkan banyak mengulurkan tangannya untuk oranglain. Hal yang saya dapatkan juga dari pesan ini, kita diminta agar tidak banyak mengeluh, melakukan banyak hal karena memiliki banyak kemampuan, satu lagi niat saya akan pesan ini. Saya ingin menjadi orang yang tidak merepotkan keluarga, sehingga saya bisa melayani kehidupan keluarga dengan baik serta menjadi orang yang diandalkan mengingat saya anak sulung. 

“Jika kamu menyelesaikan satu urusan, kerjakan urusan yang lainnya” (Quran)

Mungkin kita pernah mendengar hal demikian, kita diminta apabila menyelesaikan satu hal, kita kerjakan hal lainnya.
But, sampai mana batas kita bisa mengerjakan banyak hal ? tiap orang memiliki kemampuan berbeda, tidak bisa kita sama ratakan. Hal ini tergantung dengan jam terbang mereka mengatur waktu. But, jangan kita coba – coba kan menyamakan diri dengan orang yang melampaui diri sehingga kita menjadi kelelahan dan mengorbankan banyak hal. Lakukan sesuatu dengan step by step dan proses. Nikmati prosesnya.
Saya ingat, ketika ada pelatihan upgrading BEM di fakultas saya. Saya diberi kesempatan untuk memberikan materi tentang manajemen waktu. Ada salah satu peserta yang bertanya

“Kak bagaimana mengatur waktu dengan baik kak ? saya suka sekali kelelahan kak ngerjakan sesuatu jadi banyak yang terbengkalai ?”
Saya berusaha menjawab seperti ini,

“Kita bukan manusia hebat yang bisa melakukan banyak hal, cukup mengerjakan beberapa hal yang kita sanggupi. But, bila kita banyak melakukan sesuatu dan tidak ada orang lain yang dapat menghandlenya kita bisa belajar untuk mengatur waktu dengan baik. Sebenarnya tantangan kita berhadapan dengan waktu adalah “MENGENDALIKANNYA” sesuai maunya kita, jangan kita sendiri yang diatur oleh waktu. Bila ada kesalahan kita mengatur waktu, kita evaluasi diri. Berarti kita KURANG ILMU, kemampuan dan kapasitas kita mengerjakan ‘hal tersebut’ belum baik. Contoh, kita bikin tugas kampus dan mengerjakannya lamaa sekali sehingga mengorbankan pekerjaan lainnya. Evaluasinya apa, kita harus spend waktu lebih banyak dengan hal tersebut agar kita ‘luwes’ mengerjakan tugas selanjutnya dari matakuliah itu.” – sok bijak banget saya – haha

Saya pribadi juga sering salah mengatur waktu, biasanya karena kemalasan saya. Haha, suwer dah. Lagu lama dan penyakit lama lainnya adalah “menunda” sehingga saya membeli buku “Never Say Later”( bukan “Never Say Never” ya! saya bukan JB-lovers) untuk memperbaiki diri bagaimana mengobati penyakit akut tersebut.
Ini beberapa hal yang saya lakukan, apa itu mujarab apa tidak untuk membuat saya berhasil tapi saya formulasikan untuk memudahkan hidup saya. Barangkali memudahkan jalan teman – teman juga

1.    Fokus pada visi, apa yang mendasari melakukan sesuatu selalu korelasikan sama keinginan dan value yang didapatkan
2.    Buat hidup seperti hero ! menjalankan misi :D ( Contoh misi anak perempuan, cucian dirumah kelar, masak, kamar dan rumah bersih haha) Organisasi aja punya visi misi masa hidup kamu enggak jelas ? #jleb
3.    Bikin to do list harian, apa yang harus dikerjakan hari ini ditulis dan di check terus apalagi saya makhluk pelupa butuh sekali hal ini, kita bisa bikin note di kertas, note kecil atau handphone yang saat ini sudah canggih semua. Akan ada sebuah kegirangan sendiri ketika menyelesaikan semuanyaa dalam satu hari. Berarti misi kamu MISSION COMPLETE!
4.    Fokus pada pekerjaan yang dikerjakaan saat itu, maksimal ‘sambilan’ itu cukup dua dan andalkan otak kiri dan kanan secara seimbang. Misal, kayak lagi nulis nih, telinga mendengar lagu. Boleh kita seperti itu, tapi music yang diputar adalah irama yang tidak ber’kata’ – kata untuk menyeimbangkan fungsi otak.
5.    Evaluasi terus ! Kita jadi sosok yang tidak berubah dari hal buruk karena tidak mengevaluasi diri, kekeuh sama kebiasaan jeleknya.
6.    WE ARE NOT PERFECT! Jangan kecewa berlebihan ketika kita gagal menjalankan satu hal, ingat manusia tidak sempurna. Hal yang perlu kita lakukan memperbaiki diri. Itu jauh lebih penting !

Mungkin itu dulu sharing yang kebanyakan curhat ini, semoga dapat menginspirasi dan berbagi pahala bersama.
InsyaAllah.
Inspirasi lain, bisa cek di website rekan, sahabat dan inspirator saya kak Arry Rahmawan, Beliau sangat master tentang hal ini cek postingan nya disini “Tidak Selamanya Multitasking itu Baik”

BE GREAT PEOPLE!

---- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 Keep Inspiring !

You May Also Like

0 comments

What's your opinion about this article ?