Belajar Parenting : BIJAK DI USIA EMAS

by - Agustus 16, 2016


























Sabtu lalu, pertama kali berkesempatan menghadiri event yang luarbiasa pembahasannya bunda - bunda banget. Saya hadir dalam kacamata seorang Blogger. Sempat kebingungan sih, naruh postingan ini dimana. Soalnya ada beberapa cerita seputar Dancow Parenting Center yang merupakan penyelenggara event besar ini. Baca di Seputar Parenting Club : Dancow Parenting Center.
Pembicara kali itu luarbiasa. Di isi oleh :
 
- DR. dr Soedjatmiko, SpA (K), Msi
- Dra Ratih Ibrahim M.SI
- Sari Sunda Bulan, AMG
- Tesya Sophia
- Shannaz Haque

Mbak Shannaz tetap cantik menjadi seorang ibu dengan suaranya yang familiar ketika membuka acara. Berasa di iklan gitu. Ajakan ikut event ini sebenarnya sangat dianjurkan adalah bunda – bunda yang sudah punya anak. Saya ingat ketika sesi mbak Ratih menyampaikan tentang bagaimana keperluan yang dibutuhkan si kecil di masa emasnya ia bertanya tentang dominasi peserta yang mengikuti acara,
“Disini siapa yang masih single?”

Serbasalah rasanya mengangkat tangan. Saya adalah salah satu yang memohon menyelinap di acara itu dengan sahabat saya @mutmuthea yang blogger aktif dapat undangan sana sini. Kami pun saling lirik. Bilang gak yaa ? Soalnya ini acara bunda – bunda. Sebutan kita semua yang hadir juga bunda bunda. Jadi pengen #jadi bunda deh. #Salfok.
 
Di event ini banyak yang saya dapatkan, pertama tentang hal penting yang dipersiapkan untuk anak yang merupakan rangkuman dari panjang kali lebar dibahas :

Ada hal yang sangat dan harus diperhatikan pada anak yang sering kita lupakan :
1. Kasih Sayang Penuh
2. Nutrisi
3. Stimulan
4. Perlindungan 

Pertama, Kasih Sayang 
Banyak dari kita dengan kesibukan sang orangtua, kebanyakan anak di tahun emasnya dididik dengan orang lain. Mbak Ratih sangat menganjurkan kehadiran orangtua yang dominan di tahun emasnya untuk menanamkan nilai – nilai dan juga pengajaran awal yang baik bagi si kecil. Di masa ini anak mulai bereksplorasi belajar hal baru. Lincah gerak sana sini, menirukan, melakukan hal absurd yang bikin ketawa. Saya jadi ingat ponakan kesayangan saya yang masih berusia 1 tahun lebih beberapa bulan. Ia sangat peka dengan suara music, dan mudah menghapal warna dengan gambar dan music video. Bahkan penguasaan bahasa inggrisnya lebih luarbiasa, karena ibundanya (kaka ipar saya) senang mengajarinya nama – nama benda dalam bahasa inggris. Super deh! dengan kosakata yang lucu sekali kalau dia sedang menyebutkan benda – benda dalam bahasanya.

Kebanyakan orangtua sekarang juga suka membatasi gerak anak karena larangan. Padahal di masa ini adalah masa dia mengenal banyak hal. Di masa ini seharusnya orang tua mengenalkan sesuatu , misalnya ajak jalan – jalan keliling rumah. Mengenal teman, orang lain. Mengenal ekspresi agar memahami bentuk emosi itu seperti apa. Di masa ini rasa ingin tahunya juga sangat tinggi. 
Nah, ini bagi teman – teman yang jadi calon ibu dan orangtua. Masa emas ini momennya menanamkan tonggak awal pengenalan yang baik. Jangan sampai ketidakhadiran orangtua membuat mereka tidak mengenal dan merasakan kasih sayang orang tuanya.

Kedua, Nutrisi dan Stimulasi
Hmm, ini cerita sahabat saya bisik – bisik perkara nutrisi. Dia merasa gak pede dengan beberapa hal yang bilang kalau mungkin orangtuanya ketika melahirkannya belum begitu paham bagaimana memberikan nutrisi yang baik untuk anaknya karena merupakan anak pertama. Yaps! Kadang kala ini nih yang jadi kendala orangtua yang belum mempersiapkan diri. Seringkali lupa bahwa anak di masa awal – awal tumbuh kembangnya membutuhkan manajemen khusus untuk optimalisasi tumbuhnya. Entah itu otaknya, perkembangan fisiknya, dan juga daya tahan tubuhnya.

Saya jadi flashback ketika saya kecil, berat saya dibawah rata – rata biasa. *Orang yang kenal saya saa ini pasti bilangnya bisik – bisik mustahil haha* Saya pribadi menyadari bisa jadi karena kecilnya saat itu dan saya susah makan. Saya banyak diberikan suplemen vitamin penambah nafsu makan oleh ibu saya. Yaah ! malah sekarang ketika menginjak remaja saya pun tanpa suplemen makannya jika tidak dibendung, sekali makan kapasitasnya banyak walaupun intensitasnya jarang. hihi

Tapi bersyukur juga, ibu seorang perawat yang sangat konsen masalah ini. Saya pecinta sayuran. Karena dari balita selalu dikasih sayuran mulai dari pahit hingga manis. Makanan yang beragam, dan juga catatan yang lengkap. Saya ingat saya dibuatkan food diary untuk makanan dan juga aktifitas saya selama masa balita. Ternyata ini penting !  Disini kita sebagai orangtua akan tahu apa saja yang kita berikan dan dampaknya. Bisa jadi, ketika kita memberikan asupan makanan ternyata tidak cocok sehingga pencernaan anak terganggu. Ini tentu berbahaya. Selain itu di masa – masa emas ini, anak sangat membutuhkan kalsium dan protein. So, jadi dominankan pemberiaan ini yaa. Indonesia sendiri masih banyak ternyata anak – anak yang masih bergizi kurang, ini juga selain pengetahuan yang kurang juga kemiskinan sehingga tak mampu memenuhi nutrisi dan gizi yang seimbang.

Nah sedangkan stimulasi sendiri itu adalah kandungan – kandungan yang dapat membantu perkembangan si kecil. Misalnya, omega 3, omega 6, serat pangan, vitamin A, C, dan E. Kalau kata mba Sari yang merupakan pakar gizi. Nutrisi itu ibarat hardware, dan stimulasi itu software. Jadi nutrisi ialah kandungan yang harus dipenuhi oleh kita, sedangkan stimulasi itu sesuatu yang membuat nutrisi tadi bekerja dan berkembang. Disini juga saya tahu, batas pemberian makanan dalam hal ini nasi atau karbohidrat itu hanya seukuran genggaman tangan. Ayoo yang makan lebih dari segenggam tangan XD. Jadi wajar kan kalau berlebihan berat badan. *Saya buru – buru cek timbangan*. Nah bagaimana kalau untuk balita ? Yaa segenggam tangannya balita, masa tangan ibunya hihihi. Saya jadi ingat beberapa kali melihat ibu memberikan anaknya makanan padat, itu buanyak banget, semangkok kecil versi orang dewasa. Jadi wajar kalau anaknya muntah karena memang batas sesuai anjuran itu segenggam tangan loh. Nah sedangkan untuk lauk pauk itu setengah telapak tangan. Yaps! Kalau untuk balita yaa setengah telapak tangan balita.

Ketiga, perlindungan.
Nah ini nih, masih berkaitan dengan nutrisi. Perlindungan dalam hal ini adalah asupan yang baik untuk daya tahan anak sehingga tidak mudah sakit. Selain perlindungan fisik juga perlindungan dari dalam sehingga tidak mudah diserang oleh penyakit. Misalnya ada teman mainnya yang flu. Si anak gak buru – buru kena atau jika pun kena ya sekedarnya gak parah, gak demam, langsung sembuh.

Saya jadi ingat ponakan yang luarbiasa rewel dan kasihan banget waktu kena flu. Beda banget dong tentunya sama kita orang dewasa yang kalau kena flu paling – paling minum obat, istirahat seharian, besok harinya udah mendingan. Ga ada istilah rewel, kecuali diganggu yaa. Kalau balita ketika sakit tentu lebih susah, karena dia merasakan ketidaknyamanan dan tidak mampu mengekspresikan rasa sakitnya sehingga demikian. Ya wajaar dongs, maka dari itu dari orangtua harus bisa memberikan asupan gizi yang berguna untuk tameng penyakit untuk si anak. Apa itu ? Kalau dari penjelasannya itu adalah bakteri baik untuk pencernaan, karena balita itu paling rentan sekali nih problem pencernaan.
Ga nyangka panjang lebar repost kembali materi parenting yang didapat. Ini langkah awal menjemput jodoh haha #salfok maksudnya belajar untuk menjadi ibu yang baik di masa depan.

QUESTION 
Satu lagi tambahan, ketika setelah penjabaran ini ada beberapa sesi pertanyaan dan menarik nih buat kita kulik,
1. Usia berapa sih, anak diberi gadget dan boleh menonton tv ?
2. Bagaimana mengontrol anak yang suka makan ?

Pertanyaan pertama, masalah gadget ini. Jika bisa memang sampai usia lima tahun jangan diberikan gadget. Karena gadget sangat menghambat motorik anak. Untuk lebih mengeksporasi dan mengenal dirinya. *FYI, dalam ilustrasi bunda – bunda ini anaknya berminggu – minggu tidak keluar kamar karena main gadget, sangat pendiam sampai akhirnya gadgetnya di sembunyikan, sang anak jadi sering bermain, terbuka, satu lagi pembendaharaan katanya meningkat ketimbang sebelumnya* Jadi berpengaruh banget yaa.
 
Untuk televisi itu sendiri, orangtua harus pilah – pilih. Maksimal dalam sehari itu anak hanya boleh nonton 2 -  4 jam yang dibagi dalam beberapa sesi baik itu pagi, siang , sore, malam
(jawaban dr.Soejadmiko dan mba Ratih)

Pertanyaan kedua, seperti sebelumnya saya menganjurkan orangtua harus mengatur pola makan anak sehingga anak tidak berlebihan. Penggunaan suplemen nafsu makan untuk vitamin juga tidak diperlukan kalau anak sudah banyak makannya. Takutnya menjadi obesistas. Anjurannya sedari awal sudah mengontrol kandungan garam, gula, dan minyak. Ini yang harus diperhatikan. Dan untuk susu sendiri itu maksimal dua gelas.
(mba Sari Sunda)

Saya apresiasi sekali, bahwa Dancow  memiliki layanan tanya jawab dengan pakar melalui online secara gratis untuk membantu bunda – bunda menjawab keresahan dan problem anaknya. Saya dulu juga suka banget sama susu ini versi coklat.


Semoga menginspirasi!

You May Also Like

2 comments

  1. woi kodee umpan serak,, cari ayah kemana yaaa ~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga ada kode mut :)
      mungkin yang baca terlalu baper haha

      Hapus

What's your opinion about this article ?