facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • About Me
  • Life Style
    • Self Improvment
    • Financial Talk
    • Women Talk
    • Parenting
    • Education
    • Eco Living
  • Travel Content
  • My Project
    • Digital Writing Studio
    • Lampung Digital Academy
    • ThinkMe Project
  • Disclosure
  • Contact

Melati Octavia Journal




Penyandang disabilitas termasuk OYPMK dianggap kelompok yang tidak produktif, tidak memiliki kemampuan yang layak serta adanya kekhawatiran kerugian materil perusahaan dalam menyediakan aksesibilitas di tempat kerja menjadi salah satu hambatan yang ditemukan dari sisi penyedia kerja.

Dalam proses OYPMK dan penyandang disabilitas dalam mempersiapkan diri untuk produktif dalam bekerja, tidak jarang ditemukan kesulitan dalam mengembangkan diri dan kemampuan karena keterbatasan dan kurangnya dukungan sosial dari masyarakat dan juga karena tidak teraksesnya rehabilitasi sosial yang sangat diperlukan untuk meningkatkan fungsi sosial pada OYPMK dan penyandang disabilitas secara optimal dan membantu proses integrasi sosial penyandang disabilitas di masyarakat.

Bincang Talkshow Ruang Publik KBR bekerjasama dengan NLR Indonesia

OYPMK dan penyandang disabilitas sudah seharusnya untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak seperti masyarakat pada umumnya. Nah dalam hal ini, Ruang Publik KBR bekerjasama dengan NLR Indonesia pada Kamis, 30 Juni 2022 mengadakan talkshow dengan menghadirkan beberapa narasumber untuk membahas tentang “Rehabilitasi Sosial yang Terintegrasi dalam Membentuk OYPMK dan Disabilitas Siap Bekerja dan Berkarya”.

Bila kita lihat Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of Person With Disabilities dsebutkan bahwa kondisi para penyandang disabilitas tidak menjadikan halangan untuk memperoleh hak, termasuk hak pekerjaan. Di UU  juga tercakup bahwa para penyedia kerja wajib menerima atau mempekerjakan OYPMK maupun disabilitas yang lainnya minimal 1% untuk perusahaan swasta dan 2% untuk instansi pemerintahan atau BUMN. Namun begitu belum ada sanksi untuk perusahaan yang tidak menjalankannya. Dari sisi penyedia kerja permasalahannya tak hanya sekedar menerima bekerja namun menyediakan semua fasilitas pendukung lainnya.



Narasumber Ibu Teti Sianipar selaku direktur Kerjabilitas.com memaparkan awal terbentuknya kerjabilitas.com dari lembaga saujannah untuk membantu teman-teman disabilitas bisa bekerja  di sektor formal, dengan memanfaatkan teknologi dan platform online untuk menjangkau lebih luas dan menghemat cost atau biaya. 

Umumnya teman-teman disabilitas selama ini banyak bekerja disektor formal karena hanya opsi itu yang tersedia.  dan dianggap kurang berkeadilan. Saat ini sudah banyak para teman-teman disabilitas yang memiliki pendidikan hingga sarjana, dan memiliki  kemampuan yang bisa diandalkan untuk bekerja disektor formal. Kerjabilitas jug dapat memberikan training-training soft skill, membuat peta karir,  juga menghubungkan dengan balai-balai pelatihan kerja dari kementerian ketenagakerjaan  untuk menjadi inklusi disabilitas.

Sebenarnya dengan dukungan pemerintah  dan kemampuan yang dimiliki oleh teman-teman disabilitas ,para pemberi kerja sudah bisa memberi peluang kepada teman-teman untuk bisa diterima. Namun lagi-lagi stigma yang berkembang dimasyarakat membuat ragu dengan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu butuh kepercayaan diri bagi teman-teman OYPMK dan penyandang disabilitas, bahwa mereka mampu, dan mau  untuk maju dengan mengikuti program-program yang ada.

Perlu banyak dukungan semua pihak agar mereka mendapatkan hak baik dalam layanan publik maupun untuk mengembangkan diri dan berdaya melalui program rehabilitas sosial sehingga mereka merasa yakin bahwa mereka mampu dan secara tidak langsung menghapus stigma tentang anggapan-anggapan negatif terhadap kekurangan mereka dan lebih fokus dengan kelebihan dan kemampuan yang mereka miliki.

Bagi kami para pekerja biasa saja sulit, apalagi mereka yang memiliki keistimewaan itu. Seharusnya mendapatkan sesuatu kemudahan dan kenyamanan di negeri ini.







Untuk beberapa minggu saya meminta maaf sudah lama tidak memposting artikel. Saya mencoba menuangkan tulisan - tulisan saya belakangan ini dalam bentuk sastra di bilik sastra di tumblr saya yang bisa teman-teman baca di Bilik Sastra Melati Octavia

Saya sedikit sharing mengenai kondisi pendidikan, di tempat saya melaksanakan kukerta (kuliah kerja nyata) yang merupakan program kampus saya.
Sama halnya ketika saya mengikuti kegiatan dalam program Kelas Inspirasi yang merupakan bagian dari program indonesia mengajar. Kondisi pendidikan indonesia benar-benar mengkhawatirkan. Barangkali postingan ini seperti curahan hati, karena setiap saya memandang wajah adik-adik saya yang bersekolah, saya seperti kembali mengingat-ingat momentum ketika saya bersekolah dahulu. Anak masa sekarang telah kehilangan masa kecilnya. Sungguh individual, tak ada permainan tradisional, hiperaktif, sulit diatur. 


ketika mengajari adik - adik
Seperti kehilangan gairah dan kasih sayang di matanya. Sesekali saya dan teman-teman kelompok mengajar memperhatikan bagaimana guru-guru mengajar anak-anak. Saya merasakan sedih mendalam, kata-kata kasar yang terlontar, kekerasan emosional yang berupa umpatan seringkali kami dengar. Dan itu tidak satu dua kali saya mengetahuinya. Tahun 2013, ketika saya pertama kali mengikuti program kelas inspirasi yang terjebak sebagai relawan mengajar, saya juga mengalami hal demikian, dan di tahun 2015 beberapa bulan lalu begitu juga. Dan kali ini ditempat yang berbeda, di kota berbeda lebih miris lagi daripada di ibukota provinsi di riau. Saya berpikir, sudah begitu sampel sekolah yang saya dapatkan tentang kondisi pendidikan indonesia saat ini ketika berada di kota. Bagaimana dengan nasib sekolah-sekolah di pelosok desa.

Sesekali saya merenung, dan bersyukur. Walaupun dulu, ketika saya bersekolah dasar yang jauh dari kota. Fasilitas di sekolah saya dan pengajaran gurunya sungguh baik. Dan saya berrencana untuk mampir ke almamater saya pasca program pengabdian ini selesai melihat kondisinya saat ini.
Guru-guru saat ini kebanyakan sibuk dengan sertifikasi, urusan-urusan administratif ketimbang fokus pada kegiatan mengajar yang merupakan fokus utama.

Sampai terdengar lontaran dari adik-adik disana “ Kakak mengajarnya lembut yaa, biasanya kami dimarahi terus ketika ribut sama ibu guru,” sambil menirukan pose gurunya yang sedang marah. Bahkan pada program pertama kali ditahun 2013 di hadapan saya sendiri saya mendengar ibu guru tersebut melontarkan umpatan kepada anak-anak itu yang menurut saya tak pantas dilontarkan oleh seorang guru.
Disini tak ada yang pantas dipersalahkan. Kita merupakan bagian dari masyarakat yang mencetak generasi yang baik itu berperan untuk menyelamatkan bangsa ini dari hal-hal kecil. Saya sangat apresiasi dengan program menteri pendidikan kita saat ini yang merupakan founder indonesia mengajar sebelum ia menjadi menteri.
Pendidikan kita saat ini bukan menyalah satu pihak saja, seorang anak itu tercipta baik karena berada pada tangan-tangan lembut oleh keluarganya sebagai dasar pendidikan awal, kemudian pendidikan sekolah dan juga masyarakat. Keluarga yang baik yang mendidik anaknya dengan ilmu dan pemahaman tentu akan melahirkan karakter anak yang tumbuh dengan baik di masa yang akan datang.

Semua yang saya lihat adalah berasal dari hati. Ketika kasih sayang keluarga sepenuhnya terlontar untuk seorang anak, dan kasih sayang guru kepada sang anak didiknya, ketika semua elemen menyadari bahwa ada peran cinta dan kasih sayang dalam mengajarkan akan membuat ilmu yang disampaikan akan sampai ke hati pula.

Adik - adik kita hadir di era modernisasi yang tiada batas. Permasalahan dikalangan anak-anak masa kini begitu kental akan adanya kekerasan, karena tayangan televisi, sosial media yang bebas diakses kapanpun. Bahkan, atas dasar ‘kasih sayang’ orangtua, orangtua saat ini sudah memberikan fasilitas gadget canggih dan juga kendaraan bermotor untuk siswa sekolah dasar.

Kita sebagai calon orangtua masa depan, seharusnya lebih cerdas lagi untuk membina anak-anak kita kelak dengan serbuan globalisasi tanpa batas.

Tidak hanya itu, saya berharap kita teman-teman generasi muda yang memiliki idealisme tinggi juga bercita-cita dan bermimpi untuk memperbaiki kondisi pendidikan kita saat ini dengan lebih baik walau hanya kontribusi kecil dan langkah kecil. Jangan lupa, bahwa bangsa ini besar karena langkah-langkah kecil itu ada di setiap jiwa anak muda luarbiasa seperti kita.
..... Beri saya sepuluh pemuda, maka saya akan guncangkan dunia” Bung Karno

------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !

Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates