Melati Octavia Journal

Diberdayakan oleh Blogger.
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn
  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Story of Me
    • My Experience
    • Startup & Digital Life
    • Ngobrolin Passion
      • Talk Of Design
      • Writing Tips
      • Ngobrol Marketing
      • (NEW) Eco Lifestyle
    • Traveling Story
    • Diskon & Referral
  • This Is My Mind
    • Sudut Pandang
    • Boost Yourself
      • Young Mindset
      • Self Improvement
      • Career Talks
    • Review
    • My Project
      • Kongkow Nulis
      • Skill20
      • #ThinkMe
      • Codea Labs
    • Rubrik Seru
      • Date With Book
      • Movie Session
      • Bahas Bisnis
      • Road To Beauty
      • Eat With Me
      • Community Talks
      • Financial Talks
  • Contact Me
    • As Blogger
    • As Freelancer

 


Kondisi bumi yang makin parah, juga dipercepat dengan adanya percepatan digitalisasi di segala aspek. Kemudahan berbelanja sehingga sampah online dari ecommerce membludak, belum lagi listrik dan penggunaaan teknologi yang bikin semua orang sangat ketergantungan dan makin terikat dengan kebutuhan digital yang juga berkontribusi pada penggunaaan daya listrik semakin banyak.

Padahal, listrik kita masih didominasi oleh penggunaan sumber daya fosil yang juga pembakarannya mengakibatkan emisi karbon.

Salah satu aktivitas digital sederhana yang bisa kita lakukan dengan langkah kecil yaitu rajin menghapus email spam dan email yang sudah kita baca.

Selamatkan Bumi dengan Rutin Menghapus E-mail

Tahukah Anda bahwa email spam, email yang belum dibaca, dan email yang menumpuk berkontribusi pada emisi karbon?

E-mail menjadi salah satu alat komunikasi digital yang sering digunakan. Sehingga, aktivitas berkirim e-mail secara tidak langsung ikut menyumbang sampah digital.

Sebab, untuk menyimpan jutaan e-mail yang dikirimkan dan diterima, dibutuhkan server yang cukup besar untuk menampung miliaran e-mail.
ad

Server-server itu berada di data center besar yang menghabiskan banyak listrik setiap hari. Dan listrik masih dihasilkan oleh bahan bakar fosil, yang menghasilkan emisi karbon global.

Rata-rata orang Amerika memiliki sekitar 500 email yang belum dibaca. Jika menghapus 500 email yang belum dibaca, dengan asumsi itu bukan email penting, maka akan menghapus 175 gram karbon dioksida jika setiap email menyumbang 0,3 gram CO2 (karbon dioksida), demikian dikutip dari The Good Planet, Jumat (22/4/2022)

Menghapus email memang tampaknya sepele. Namun ternyata berkontribusi besar untuk menjaga Bumi. Pada 2019, sebanyak 293,6 miliar email dikirim setiap harinya di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, 107 miliar email adalah spam. Jika semua orang di seluruh dunia menghapus 10 email (spam atau bukan) maka akan menghemat 1.725,00 GB penyimpanan server dan 55,2 juta kWh listrik.

Menghemat 55,2 juta kWh listrik artinya mengurangi 39.035 metrik ton karbon dioksida. Itu sama saja dengan mengurang penggunaan 19.356 ton batubara yang dibakar setiap hari.

List Aktivitas Digital Buat Selamatkan Lingkungan


Jika kamu ingin berkontribusi aktivitas kecil yang dapat mengurangi emisi karbon kamu bisa mengunjungi teamforimpact.org.



Di sana ada berbagai challenge menarik yang bisa kamu lakukan yang nantinya akan dapat kamu kumpulkan pointnya untuk bisa mewujudkan tanaman pohon yang ditanam dengan nama kamu loh.

Seperti challenge berikut ini :



Beberapa aktivitas digital yang bisa kita lakukan :

1. Membuat Bookmark
2. Mengurangi Penggunaan Media Sosial
3. Lakukan Unduh Bukan Streaming
4. Gunakan Search Engine Kalau Perlu Saja
5. Hapus Sampah Digital




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 


 

 

 

 

Eco Blogger Squad kembali hadir diawal tahun ini dengan materi seru dan juga bermanfaat terkait dengan menjaga lingkungan. Gathering online kali ini kita bekerjasama dengan WALHI Nasional dan WALHI Sumatera Selatan membahas sebuah isu penting yang di tahun sebelumnya sempat dibahas yaitu mengenai pembedayaan masyarakat adat. Kali ini terkait Masyarakat Adat dan Komunitas LOKAL.

Hal ini terkait Dana Nusantara. Apa itu Dana Nusantara? Dana Nusantara adalah sebuah istilah yang baru dirilis dan diresmikan pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara yang berlangsung pada tanggal 24 - 30 Oktober di wilayaH Adat Tabi di Papua. Dana Nusantara ini dikelola oleh Walhi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)

Cari Tahu Mengenai Dana Nusantara


Dana Nusantara memang merupakan stimulus bagi masyarakat adat dan komunitas lokal (MAKL) agar dapat berdaya dalam merawat lahan dan memulihkan kondisi lahan kedepannya. Pendanaan ini berkat kolaborasi dari Walhi, AMAN,dan KPA. Dana Nusantara ini juga berperan dalam melakukan promosi dan juga perlindungan wilayah kelola dalam mengelola sumberdaya alam dan pemulihan ekosistem dalam upaya kolektif dalam mengurangi dampak krisis iklim dan bencana ekologis

Singkatnya masyarakat adat memegang teguh nilai-nilai adat tentu, mereka memiliki kesamaan suku, nilai dan norma sosial. Sementara komunitas lokal hanya mencakup mereka yang bermukim atau mencari nafkah di wilayah tertentu dan bisa terdiri dari berbagai suku, adat, ras dan agama. Sama hal seperti Desa Nusantara.

Program ini bertujuan untuk mendukung inisiatif komunitas dalam melakukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan memberikan akses bantuan pendanaan yang terjangkau dan mudah diakses.

Dana Nusantara difokuskan pada komunitas yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan pendanaan, serta memiliki potensi untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. Selain itu, bantuan pendanaan juga akan diberikan kepada komunitas yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan insiatif pengelolaan sumber daya alam secara mandiri dan berkelanjutan.

Kerusakaan Lingkungan Makin Mengancam


Sebuah lembaga penanggulangan bencaran telah merilis 1.945kali bencara di Indonesia sepanjang di tahun 2022 yang mendominasi berdasarkan masalah lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem dan lainnya.

Bencana bencana tersebut pasti mengakibatkan ratusan jiwa meninggal dan masih banyak korban lainnya. Kerusakaan lainnya adalah membuat menurutnya kuantitas dan kualitas Hutan Indonesia, kerusakaan aliran sungai (DAS), pencemaran tanah, udara dan air yang meningkat.

Dana Nusantara Untuk Nusantara


Harapannya dengan Hadirnya Desa Nusantara yang berawal dari transmigran dan kemudian diberdayakan dapat mengembalikan alih fungsi lahan yang dulunya adalah area industri menjadi lebih baik lagi dengan menjaga ekosistem seperti sebelumnya untuk menjalankan fungsi hutan sebagaimana mestinya seperti menyerap air dan juga menjaga lingkungan.

 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Ramadhan adalah salah satu bulan istimewa bagi umat Islam dan spesial. Disini kita diminta menahan nafsu dan dahaga untuk makan dan minum dari pagi hingga petang.

Tak jarang hal berkaitan makanan adalah sesuatu yang istimewa dan di highlight di bulan ini. Hadirnya sajian - sajian khusus, adanya budaya takjil sebagai cemilan pembuka saat berbuka.Kita juga dihadapkan pada Pasar Ramadhan yang menyajikan sajian yang mengiurkan sampai kita ingin mencicipinya semua.

Tapi tak sadar bahwa bahaya mubazir mengintai kita semua. Kita tak perlu sebanyak itu untuk makan - makanan takjil tersebut. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia terbuang begitu saja dan berakhir menjadi sampah, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1.3 miliar ton per tahunnya di seluruh dunia. Sampah makanan dan limbah lainnya dari proses produksi dan persiapan makanan ini dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan turut berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Kita bisa loh belajar mengelola makanan dengan baik di Bulan Ramadhan ini. Selain menambah pahala, kita juga melatih diri kita untuk membiasakan hidup ramah lingkungan di kemudian hari. 
Apa aja yang perlu kita pelajari bersama ?

1. Makan Secukupnya


Salah satu yang sederhana yang bisa kita lakukan adalah membeli dan menyiapkan makanan secukupnya di bulan Ramadhan ini. Jangan kita mubazir dengan makanan - makanan yang nantinya juga akan kita buang saja.
Makan secukupnya juga bukan hanya ramah lingkungan juga menyehatkan tubuh kita karena tidak memaksa makanan yang terlalu banyak untuk kita konsumsi dalam satu waktu.

2. Budaya Berbagi Makanan

Di bulan ini kita dianjurkan untuk banyak bersedekah, salah satu yang bisa kita lakukan adalah berbagi makanan. Bukan makanan sisa ya. Kalo kamu sudah terpaksa membeli terlalu banyak kamu bisa bagikan makanan kepada orang lain bahkan yang membutuhkan.


Makanan Sehat

3. Menerapkan Zero Waste Cooking


Apa sih itu Zero Waste Cooking? Zero-waste cooking merupakan sebuah gerakan memasak tanpa menghasilkan limbah, yang berarti mengupayakan untuk meninggalkan limbah makanan dan sampah kemasan sesedikit mungkin atau bahkan tidak ada sama sekali saat memasak dan makan. Meskipun demikian, bukan berarti kamu memasukkan semua bagian makanan ke dalam makanan yang kamu masak.

Ketika kamu menerapkan gerakan ini, kamu memasak dan mengolah semua bagian dari bahan-bahan makanan seoptimal mungkin tanpa ada bagian yang terbuang sia-sia. Dan kalaupun ada bagian yang harus dibuang, itu karena bagian tersebut memang sama sekali tidak bisa dimakan atau diolah. Pada dasarnya, penerapan zero-waste cooking ini tidak terlepas dari prinsip “3R”, yaitu reduce, reuse, dan recycle.

Reduce (kurangi): kurangi penggunaan bahan makanan yang tidak benar-benar kamu perlukan. Masak dengan porsi yang lebih kecil atau cukup untuk menghindari sisa makanan yang berlebihan.

Reuse (gunakan kembali): gunakan kembali bahan atau kemasan makanan yang masih bisa dimanfaatkan. Gunakan wadah yang bisa digunakan kembali untuk membeli makanan, seperti kantung belanja dari kain, dsb.

Recycle (daur ulang): daur ulang bahan-bahan yang tidak kamu gunakan lagi. Misalnya, ketika kamu memasak kangkung, alih-alih membuang batang dan akar yang tidak digunakan, kamu bisa manfaatkan menjadi pupuk kompos.

4. Pilih Makanan Lokal dan Raw Food


Raw Food adalah makanan mentah seperti buah -buahan, biji - bijian yang menyehatkan bagi tubuh. Melalui raw food, nutrisi makanan akan terjaga kualitasnya dan kitapun turut menjaga kelestarian Bumi.

Selain itu kita juga direkomendasikan memilih makanan lokal yang lebih ramah lingkungan, lebih sehat, dan aman. Kita bisa memilih makanan lokal yang bebas dari pestisida. Berbeda dengan makann impor, biasanya diperlukan pegawet dan tidak bebas pestisida dan juga membutuhkan transportasi yang menghabiskan bahan bakar.


5. Ikutan Challenge di Team Up Impact

Salah satu hal menarik yang bisa kita latih lagi ialah bergabung di TeamUpImpact.org dengan Challenge of The Day.

Setiap hari akan ada tantangan untuk kita menjaga lingkungan yang poin dari hasil challenge kita akan dikonversikan dalam gerakan penanaman pohon.

Terdapat 32 tantangan yang bisa diikuti setiap hari dan telah diikuti oleh 1.246 orang lebih. Setiap orang yang mengikuti tantangan dan memperoleh point 1.400 akan mendapatkan pohon untuk di tanamkan di hutan dan ikut serta menyelamtkan bumi.





Gerakan ini begitu asik loh, dan kita bisa melatih diri kita diberbagai bidang kehidupan untuk selalu peduli akan lingkungan seperti gerakan hemat listrik, mensortir sampah, dan juga ada challenge untuk menghabiskan makanan kita tanpa sisa. Ini merupakan cara kita menjaga lingkungan dengan mengelola makanan.





Kamu bisa ikut challengenya dengan mendaftarkannya disini ya
teamupimpact.org  Aku sudah ikutan tinggal kamu nih!

 

Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Newer Posts
Older Posts

ABOUT ME




Hi, I'm Melati Octavia

Welcome Readers! I'm in love with books, creativity, and think about people. This is my journal and story of my life!
Happy Reading!

Read More>

Follow Us

  • LinkedIn
  • Youtube
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram

Labels

Artikel Choice community development Self Improvement Self Reminder Tulisan Young Mindset

My Pageview

Melati's books

Menulis: Tradisi Intelektual Muslim
Indonesia Mengajar
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Harry Potter and the Chamber of Secrets
Harry Potter and the Order of the Phoenix
The Tales of Beedle the Bard
25 Curhat Calon Penulis Beken
7 Keajaiban Rezeki
Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah
Notes from Qatar 2
Kuliah Tauhid
99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Habibie & Ainun
Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah
Menyimak Kicau Merajut Makna
Berani Mengubah


Melati Octavia's favorite books »

Blog Archive

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Juni (1)
      • Selamatkan Bumi dengan Menjaga Aktivitas Digital
    • ►  April (1)
      • Desa Nusantara, Para Pejuang dari Desa untuk Menja...
    • ►  Maret (1)
      • Belajar Mengelola Makanan di Bulan Ramadhan
  • ►  2022 (14)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2018 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (37)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2015 (53)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (3)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  Desember (3)

Mels Journal Podcast

Melati Octavia's Intellifluence Influencer Badge

Banner Bloggercrony

Facebook Twitter Instagram Pinterest Bloglovin

Created with by BeautyTemplates