Melati Octavia Journal

Diberdayakan oleh Blogger.
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn
  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Story of Me
    • My Experience
    • Startup & Digital Life
    • Ngobrolin Passion
      • Talk Of Design
      • Writing Tips
      • Ngobrol Marketing
      • (NEW) Eco Lifestyle
    • Traveling Story
    • Diskon & Referral
  • This Is My Mind
    • Sudut Pandang
    • Boost Yourself
      • Young Mindset
      • Self Improvement
      • Career Talks
    • Review
    • My Project
      • Kongkow Nulis
      • Skill20
      • #ThinkMe
      • Codea Labs
    • Rubrik Seru
      • Date With Book
      • Movie Session
      • Bahas Bisnis
      • Road To Beauty
      • Eat With Me
      • Community Talks
      • Financial Talks
  • Contact Me
    • As Blogger
    • As Freelancer

 

Haloo, sudah lama sekali ya diriku ga menulis di blog kesayangan ini. Terakhir kali itu ya karena ada event yang mengharuskan menulis. Saya ikut menyesal nih. Maafkan yaa! Jujur sejak beraktivitas sebagai tim content. Saya terkadang terlarut riset sana sini untuk improving akun konten kantor ketimbang diri sendiri. Duh mel si cari alasan, ya kadang ada beberapa hal di hidup kita yang harus di korbankan tentunya.

Tapi tenang, diriku tetap aktif melakukan postingan receh dan juga menyampaikan pemikiran di akun instagram diriku. Walau kadang kurang penting. Sesekali serius, tapi diriku ga tahu apa para warganet di sana ikut memahaminya. Wah jadi curhat ya! Hmm, banyak kejadian dari tahun lalu hingga tanpa sadar. Di tahun 2020 sudah berjalan 8 (delapan) bulan, dimana tinggal 4 (empat) bulan lagi menuju 2021. Cepatt sekali berlalu! Banyak merasa diantaranya belum melakukan apa - apa di tahun ini. Pandemi yang merebak ke seluruh dunia di akhir Januari, hingga saat ini membuat kita semua harus terjebak dengan kebiasaan baru yang tentunya bikin stress semua orang di dunia. Termasuk judul kali ini, #DirumahAja atau #StayAtHome. Semua orang harus mengatur ulang konsep bisnis, bersekolah, konsumsi, dan segala kegiatan sosial lain di muka bumi. Yaps! Di muka bumi. 
 
Apalagi manusia adalah makhluk sosial. Digital, jujur  saja menurut diriku benar- benar membantu kita di saat seperti ini. Tetap bekerja dalam mode #WorkFromHome dan jadi #RemoteWorker. Saya sedikit banyak sangat bersyukur, bekerja dalam perusahaan teknologi dan digitalisasi sehingga tak perlu kesulitan shifting dalam pola kerja demikian. Tapi bagaimana yang di tempat lain ya. Itu PR besar buat kita semua.

Hal yang benar - benar berpengaruh dalam hidup kita adalah shifting gaya hidup yang lebih higienis, sehat, dan juga tentunya mengurangi aktivitas sosial. Sebagai anak introvert sih, tentu hal yang menyenangkan barangkali. Tapi mungkin beberapa hal akan mempengaruhi, kayak event offline yang biasanya dihadiri para blogger, atau juga mencari inspirasi keluar rumah. Pasti ada sesuatu yang berbeda, dengan kita in touch langsung dengan beberapa hal.
 
Walaupun sebagai seorang introvert saya tetap suka jalan - jalan! Bahkan beberapa target negara hasil nabung - nabung mau dijalakan. Saya cukup bersyukur, sempat traveling dalam kegiatan gathering kantor di Malaysia dan Singapore awal tahun, sebelum pandemi akhirnya tersiarkan di seluruh dunia di bulan Januari 2020. Tapi nih, saya tetap harus merelakan cita -cita saya liburan ke Korea Selatan bulan September - Oktober dengan melakukan refund hasil berburu promo tiket murah tahun 2019 lalu. Saya yakin semuanya ada hikmahnya. Walau tetep sedih huhuhu

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Jleb! Saat mau nulis berkaitan dengan judul diatas. Sebenarnya, sebelum tulisan ini saya sudah membuat draft tulisan mengenai anak muda agar bisa memudahkan hidupnya dengan hal sederhana sesuai perkembangan zaman. Tapi sepertinya, topik ini lebih menarik dan sengaja saya pikirkan lebih dulu ketika mendapatkan suntikan insight baru saat pantengin TEDx Talks yang belakangan sering absen. Biasanya saya senang mantengin TeDx Indonesia tapi karena rasanya sudah saya simak semua. Saya pun  mencoba untuk menyimak TeDx versi luar, dengan kekhawatiran bahasa inggris saya yang ga bagus – bagus amat yang juga bikin nunda nyimak versi luarnya. Namun ketika mencoba searching dan menontonnya,  ternyata ga sesulit yang saya pikir haha *kecurhat deh.

Jadi kegalauan tersendiri pasti diri kita - kita. Terutama yang baru selesai perkuliahan. Ketika sadarnya apa kata televisi dunia begitu banyak onak berduri dalam berjuang haha. Saya sebagai orang yang masih dalam hangat – hangatnya setahun lalu lulus masih ingat cemasnya kala itu. Bagaimana kegalauan teman – teman, ketika belum menentukan status akan kemana dan bagaimana. Termasuk saya di tahun sebelumnya. Bisa lihat tulisan flashback saya di 2017 yang menguras emosi.

Masa transisi wajar sebenarnya mengalami kekhawatiran. Walaupun kelak sudah mendapatkan pekerjaan, atau hal baru yang sudah diputuskan. Kekhawatiran kita pada hidup gak sampai situ aja. Tapi juga masih bercabang sama hal lainnya. Termasuk usia kelak semakin meninggi, tanggungjawab akan hidup bertambah, sikap “main – main” dan santai udah ga bisa jadi kebiasaan.


Saya akan sharing tentang apa yang saya simak dari TedX Talks yang diisi pemuda nan tampan dan inspiratif. Sungguh sederhana, hal yang beliau sampaikan berkaitan dengan hidupnya. Lalu kemudian dia petik hingga menemukan jawaban. Pemuda nan tampan tersebut merupakan CEO Muda Gerakan 80.000 hours sebuah gerakan membantu anak muda untuk menemukan dimana arah hidupnya untuk berkarya. Yaps, si ganteng itu bernama Benjamin Todd. Di awal presentasi disampaikan begitu menarik.

Dia bercerita bahwa dahulu memiliki interest (ketertarikan) menjadi ahli martials arts. Namun pada kenyataannya beliau gagal, sambil nunjukin foto yang dia tinju habis – habisan di ring. Audiens pun tertawa. Setelah itu dia kemudian tertarik mempelajari filsafat dan mendalaminya, setelah mengalami kegagalan tersebut. Sampai pada akhirnya dia menyadari, bahwa ia tidak mendapatkan penghasilan dan pekerjaan yang dia dapat dari filsafat. Kemudian akhirnya dia memutuskan berhenti. Sambil menceritakan ia mengutip kata – kata ini ;
“Philosophy  is a bunch of empty ideas” – Peter Unger
Ia pun tidak putus aja dan mengeksplorasi kembali mencoba mempelajari dunia finansial dan investasi. Dalam menjalani hal itu, ia masih mencari tahu apa arah yang dituju. Dari cerita tersebut terllihat ya guys, ia yang tidak berputus asa dan terus bergerak.

Dalam persentasinya dia juga memberi pemahaman dan juga pertanyaan kepada kita kemanakan 
yang kita ikuti sekarang ?

Mengikuti orang tua kah ?
Mengikuti uang dimana berada ?
Mengikuti passion kita ?

Benar- benar kekhawatiran yang sering terjadi di diri kita bukan. Apakah dengan ikut passion yakin bakal sukses ? Apa dengan passion yang sesuai dengan pekerjaan dapat menjamin kesuksesan ? Pertanyaan yang begitu mendalam. Ternyata ketika dijabarkan tidak ada hal pasti untuk jawaban tersebut.

Saya mengambil kutipannya “ Your present interests are not a solid basis for career decisions”
Jadi ketertarikan kita akan sesuatu tidak bisa menjadi dasar sebuah karir yang pasti. Entah itu karena suka nulis kita wajib jadi penulis. Karena kita suka masak karir kita akan menjadi chef. Pasti teman – teman menyadarinya bukan ? Bahkan jurusan perkuliahan yang teman – teman ambil belum menentukan dan menjamin kelak apa yang benar – benar menjadi arah tujuan teman – teman.

Saya mungkin bakal mencampur pembahasan ini. Karena ada dua video yang relevan mengenai tema kali ini selain Si mas-mas ganteng tadi hehe. Sebelumnya saya sebenarnya pernah bercerita juga tentang hal ini pada tahun 2016. Sebuah pandangan saya tentang sebuah berharganya value (nilai) dan dampak (impact) Lemahnya, saya menuliskannya sangat berbasis opini dan sulit dipahami orang lain, saya rasa demikian haha. Di karenakan saya masih minim referensi pada saat itu. Teman – teman bisa baca di sini :

Baca Juga : Value, Purpose, and Impact

Video lain yang relevan diisi oleh mbak cantik. Beliau adalah seorang trainer, dan juga praktisi branding di Amerika Serikat. Ohya saya lupa memberi tahu bahwa mas sebelumnya merupakan alumni Oxford jadi wajar banget pake data dan sangat teoritis.
Sedangkan mbak mbak ini cerita berbasis “ Kata Emaknya” Unik kan ya ?

Di awal sharing si mbak bernama Terri Tescipio itu cerita kalau dia ikut – ikut hal yang lagi booming sekarang mengenai follow your passion. Dia sudah berkali – kali berganti pekerjaan, menjadi editor, host radio, dan berbagai pekerjaan lain. Dia cerita tentang di awal dia selesai kuliah dan seringkali ada pertanyaan “ What's Next ?” Dan menurutnya hal itu sangat mengintimidasinya dan kita juga sering kan ya mendengarnya  “Ternyata orang amerika sama juga ya wei” –author comment-

Kemudian dia juga mengatakan bahwa banyak buku passion juga sering menyesatkan bahkan makin membingungkan orang – orang kini. Hingga suatu hari, ibunya teriak ke kamarnya. Pada saat ia mengalami depresi akibat menjawab pertanyaan tersebut. Terri sudah banyak berganti pekerjaan dan profesi. Dia sempat mengurung diri beberapa bulan karena tidak tahu apa yang akan dia perbuat lagi.

“Heei jangan diam aja terri, keluar rumah lah ambil pekerjaan. Ambil lah kerjaan apa saja.. jangan seperti itu!”

By the way, ini real life banget lah yaa..

Akhirnya dia pun mencoba mengambil pekerjaan tersebut dan dia membuang semua yang dia pikirkan tentang passion, "my experience for the job is zero and nothing," Ucapnya saat menjelaskan keadaannya. Ketika ia berusaha keluar dari lingkaran ketidak bergerakan dan keterdiamannya itu.

Banyak hal yang ia dapatkan dari pekerjaan itu, ia kemudian lambat laun mencintai apa yang dia lakukan. Walau di awal ia tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman akan bidang tersebut. Dia seperti hidup kembali katanya. Terri mengatakan dengan tegas, bahwa "passion is feeling" Yaps! Passion adalah perasaan," and feeling will be change", sambungnya. Perasaan akan berubah.

Simpulan yang sangat dramatis bahwa dia mengatakan, biarlah passion yang mengikutimu bukan kamu yang mengikuti passion. Jika kamu mengkhawatirkan masa depan, itu bukan kamu saja orang – orang juga memikirkannya. So, it’s Okay! Jangan mempressure diri pada keraguanmu jalani dan bina dirimu menjadi orang yang lebih baik dan berkembang.

Jadi apa yang harus kita lakukan teman – teman ?

Apa simpulan yang kita dapat dari dua inspirator ini ?

Benjamin Todd kemudian mengakhirinya dengan sebuah kata yang menjadi judul tulisan ini. Kata yang membuat saya mengangguk. “Do What’s Valuable” Buatlah sesuatu yang bernilai.
[ Lalu saya bergaya swag dengan kaca mata hitam, yo yo men !] garing banget dah hahaha.

Helping people, make something, sesuatu yang bisa membuat sedikit banyak dunia menjadi lebih baik karena ada diri kita.

Sebenarnya simpulan tersebut sudah dijelaskan Qur’an mengenai apa peran manusia ada dibumi ? Yaps, sebagai seorang khalifah, membuat dunia menjadi lebih baik. Tapi untuk menjabarkannya begitu luas termasuk dimintanya kita banyak mengambil pengetahuan dan juga memahami Al-Qur'an. Intinya, ketika kita percaya akan Allah. Tandanya kita percaya untuk selalu bergerak, jika kita dalam keadaan buta akan arah yang kita tuju bisa jadi kita sedang jauh dari sang pemilik dunia, yakni Allah SWT. 

Jadi jangan berhenti berkarya, jangan berhenti berjuang, jadilah apapun yang baik! Bikinlah sesuatu untuk membuat dunia lebih baik karena kita,

Eh, yang baca smile dulu dong !

Semoga bermanfaat!
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments

Well, penuh dengan semangat untuk memulai series ini. Yups untuk membuat #Ngobrol20 stand by terus sama konten selain itu  mengemasnya jadi sajian menarik dan juga penuh insight baru ternyata ga mudah. Awalnya saya pengen series ini diawali cerita ketika kuliah dulu. Kalo di pikir – pikir random gak yah kalo dimulai dari hal yang aku pengen tulis aja hehe. Suka – suka penuh dong ya :D

Terimakasih banyak loh teman – teman yang senantiasa pantengin blog ini, yang kadang kala hilang timbul kayak hujan, ciaa .. jadi galau. By the way, disini saya ga mau kasih banyak alasan, karena saya memang begini orang nya. Ternyata saya belum sepenuh hati sih buat nulis selalu..Just do it sih menurut saya :D

Mau cerita nih, kemarin - kemarin saya ikut kegiatan Akademi Berbagi Palembang. Yaps! Sekarang saya sudah balik ke kampung halaman ya readers! Sudah stay kira – kira tiga bulanan lebih. Well di kelas kali ini di isi oleh salah satu food photography oleh mas mba admin @makanapa.plg di Instagram. Bukan isi kelasnya sih yang pengen di sharing – in tapi cerita tentang gimana mereka ngebangun penghasilan dari apa yang mereka suka. Menurut saya keren, apalagi pas cerita dan bilang.

“Kita bikin akun hanya ngebantu untuk memanjakan teman – teman Instagram buat sajian foto kita, pada kenyataaannya profesi kami memang food photographer. Kita gak ngebuzzing dan apalah itu, karena kalau kita nyari penghasilan dari Instagram, ketika Instagram off kita bakal off juga kan ya.. jadi menurut kita “find your place” dimana kamu menemukan menghasilkan yang settle”

Menarik ya.. disini saya pengen kasih tahu kalau mereka nemuin apa itu dream job mereka dengan cara mereka. Dari judulnya pasti kamu sudah tahu saya pengen bahas mengenai “Dream Job”. Yups pekerjaan impian. Kamu pasti pernah punya kan ya pekerjaan impian atau yang bisa di bilang cita – cita itu. Well, Ketika cerita mengenai dream job kita pasti punya banyak cerita pengalaman hal itu.

 Apalagi kalau udah deket mau lulus, ada yang bilang gini pasti ;

“Aku besok mau kerja di BUMN, terjamin .. prestise juga”

“Kalau aku nyoba PNS deh, biarin sering dikatain temen – temen .. cari kerja susah”

“Aku mau jadi pengusaha aja pokoknya, ga mau kerja sama orang lain”

Banyak segudang komitmen yang sudah kita rancang jauh – jauh hari. 
Tapi apa yang akan terjadi ?
Ga semuanya ngalamin hal semulus itu. Kamu - kamu yang mulai dari nol tentunya akan banyak ngelewatin ujian – ujian entah itu ditolak dibidang yang kamu targetin, bisa juga di desak hal lainnya, dan bahkan sangat jarang banyak yang ikut campur sama keinginan dan komitmen bikin kamu itu. 

Begitu lah ya namanya mengejar “MIMPI” yang susah lagi yaa yang ga punya “MIMPI” down banget dah itu. Kecuali ketika kita masih dalam mode berusaha, impian itu akan terbentuk seiring waktu. Tapi gimana kalau yang ga punya. Hmm yaa, mulai sekarang harus bisa menentukan yaa …
Ngobrolin “Dream Job” ini jadi PR besar bagi saya pribadi. Itung – itung ini tulisan juga curhat colongan kan ya..kalau mau baca monggo yang enggak skip aja hehehe… *peace.

Selama saya bekerja ketika kuliah dulu, saya gak ada hambatan besar buat masuk instansi dapat ilmunya magang, parttime, bekerja apapun itu. Sampe akhirnya saya pindah dan mulai semuanya dari nol termasuk membangun relasi di kota yang baru, walau itu kampung saya sendiri. Dibilang sulit gak juga, mudah enggak juga. Sensasinya itu kaya orang kebingungan gitu kali ya.. 

Ada banyak hal yang kita pikirin kalau udah lulus kuliah, termasuk pekerjaan, perkara jodoh, dan mensettle-kan apa yang belum alias ‘kepastian’. Itu sulit loh, kita gak akan sebebas dulu. Sebenarnya sih yang ngebebasin apa enggak, diri kita sendiri sih. Cuman ada pikiran kita saja. Misalnya kita tahu akan hal apa yang akan terjadi ketika menunda banyak hal termasuk skripsi, pekerjaan, menyicil ini itu. Kita kedepannya nyesal dan merasa rugi. Tentunya ketinggalan sama teman – teman lainnya.

Kalau bicara mengenai “dream job” saya sempat bikin kultwit di twitter, monggo yang mau ngecheck bisa kepo dengan hastag #DreamJob. Saya cerita kalau kita – kita dulu dengan mudahnya menentukan cita – cita. Apalagi di saat berada di bangku TK. Ketika bu guru tanya, kamu besok mau jadi apa ? Dengan tegas kita rebutan angkat tangan dengan bangga bilang, ingin jadi dokter, polisi, pengusaha, ini itu dan berbagai profesi idaman. Role modelnya banyak, baik itu dari cerita orangtua, televisi, atau juga kebanggaan terhadap orangtua yang berprofesi tersebut. 

Tapi ketika dewasa. Keberanian itu pupus satu demi satu ketika menuju tingginya usia. Melihat banyaknya persaingan, sulitnya mendapatkan sesuai keinginan, belum lagi kekhawatiran kita yang stadium tinggi sama masa depan. Pesimisme pengaruh orang luar yang suka sekali mengomentari jalan hidup kita “bukan ngebantu”uhuk (tiba – tiba batuk) membuat rasanya hidup itu sulit. Yaa gak sih . 

Pernah baca fenomena remaja di Jepang gak ? 
Sekarang ada namanya penyakit sosial bernama “Hikikomori”. By the way pas baca ini artikel tentang penyakit ini. Tiba – tiba saya merinding sendiri. Karena gak jarang saya menemukan orang – orang mengalami hal ini di Indonesia. Gak jauh – jauh, orang di kompleks saya ada yang mengalami hal itu. Saya sendiri suka parno kalau misalnya dia itu suka nyimak kegiatan saya pagi – pagi dengan tatapan kosong. Walaupun ga separah di jepang. Orang yang di kompleks saya masih mau bicara, walau memang membatasi diri. Hikokomori dalam bahasa jepang artinya “menarik diri”. 

Menarik diri dalam lingkungan sosial. Faktornya apa? Banyak, baik itu dari orangtua, lingkungan, teman – teman. Seperti kita tahu di asia timur pembully-an itu kuat banget. Belum lagi persaingan akademik dan juga tekanan sosial yang tinggi. Saya dapat data kalau ada 1% remaja jepang terkena hikikomori sekitar 320 ribu orang. Usia mereka rata – rata berada di usia remaja hingga menuju dewasa. Mereka bahkan menarik diri bisa sampai 10 tahun lebih. Lebih lanjut teman – teman bisa searching mengenai detailnya.

Menurut saya, ini terjadi karena kita ga ada target dalam menjalani kehidupan.  Jiaah bahasanya. Kita sering banget menjalani sesuatu dengan menjalaninya saja, tanpa berpikir apa yang kita jalani benar apa tidak. Baik apa tidak bagi kita. Bisa juga menjalaninya karena ikut – ikutan orang lain. Karena keren, kelihatan mudah, kelihatan menyenangkan. Padahal belum tahu itu cocok apa enggak sama kita.

Menemukan diri itu berproses memang. Tapi hal simpel aja dulu, kalau saya ngutip di satu drama. Jiaah. Katanya gini. “Daripada susah – susah kamu memikirkan apa yang terjadi di masa depan, coba mulai dulu kamu berpikir apa yang akan kamu lakukan besok” Just simple! Kita muluk – muluk mikir ini itu, tapi susah untuk merancang hari besok lebih baik dari hari ini. Bukannya kata hadits walau sanad nya lemah namun masih bisa kita ambil fadilahnya berisi, “merugilah orang –orang yang kemarinnya lebih baik dari hari ini”


Bicara menemukan target masa depan, bisa kita tulis dengan hal – hal sederhana. Bukan hanya pencapaian beberapa tahun kedepan. Tapi tulis strategi kita untuk mencapai itu. Tulis disini bukan jadi syarat, melainkan pengingat kita bahwa kita memikirkan, menjalankan, dan melaksanakan. Sebuah usaha yang semoga Allah juga dengar dan ikut terjun mewujudkannya. 

Bicara #DreamJob lagi – lagi butuh proses tentunya readers. Ga semuanya mulus, kita kadang disuruh sana sini untuk bisa menemukan yang bisa jadi ilmunya penting untuk dream job kita. Jadi cukup syukuri perjalanan kita walau pada kenyataannya mungkin berbeda dari keinginan kita. Time is running, sembari itu persiapkan diri dengan keinginan kita tadi dengan fokus yang kita lakukan. 

Pesannya adalah “SELALU BERGERAK” kata Pak Jamil Azzaini di pelatihan Forum Indonesia Muda 2015 lalu. Walaupun kita masih kebingungan atau bisa jadi belum menemukan. Teruslah bergerak. Karena itu yang membuat kita hidup. Termasuk ikan – ikan laut yang segar ketika sampai di darat. Dia harus selalu bergerak.

Semoga bisa menginspirasi :)

Ini juga nasehat untuk diri saya juga :D

Semoga pembaca bisa menemukan #DreamJobnya.

By the way, saya open diskusi loh disini yang mau sharing dan nanya - nanya atau cerita pengalaman mencapai #DreamJobnya comment dibawah yaa ?
Share
Tweet
Pin
Share
16 comments



Assalamu’alaikum, mengingat dan menimbang sebuah kewajiban dan permintaan. Saya akhirnya berniat untuk menuliskan hasil kelas bermanfaat hari ini kepada teman – teman yang tidak bisa hadir ke Pekanbaru atau hadir pada kelas keren kemarin.

Mau sedikit curcol sih, sebelumnya belakangan ini santer orangtua bicara tentang umroh baik itu tentang nenek, tentang keluarga besar begitu juga ada iklan nasional sebuah brand baru yang menyediakan promo umroh murah di tv nasional. Haha you know that deh haha. Setelah bekerja beberapa bulan ini, kepikiran memang menabung untuk hal itu. Sekedar niat yang dulu – dulu mungkin terabaikan. Maaf ya Allah, padahal kebaikan itu juga step awal untuk memenuhi panggilan lainnya untuk mencukupkan rukun islam yaitu berhaji. Amin ya Robbal alamin, semoga niat ini bisa terwujud dalam waktu dekat. Mohon doanya readers.

Materi kali ini begitu greget, di isi oleh dua sosok traveler ketjeh di Pekanbaru. Pada nekaters yang menginspirasi, udah mengunjungi beberapa negara dalam kurun waktu setahun. Kita kenalkan dulu pematerinya, ada Kak Mike Agnesia dan Kang Firman. Kalo kak Mike ini, wuhuu banyak dah aktivtiasnya selain seorang traveler pantang menyerah, beliau aktif di beberapa komunitas di Pekanbaru terutama komunitas sosial, salah satunya juga menjadi relawan Akademi Berbagi. Beliau orang terdepan deh kalo urusan relawan – relawan di Pekanbaru yang beliau ikuti. (Maaf ghibahin kakak ya, kalo doi baca hehe). 

Nah kalo kang firman ini belum begitu kenal, tapi ternyata beliau sosok yang sering dibicarakan pimpinan di kantor dengan umroh travelernya yang menginspirasi.
Ada hal menarik di awal pembahasan kali itu. "Backpacker" istilah di mindset sebagian besar itu adalah seseorang yang bawa backpacker yang melakukan perjalanan tu ngemaat banget, gembel deh. Abis itu digambarkan juga terlunta – lunta haha. Padahal pada kenyataannya ga begitu kan, ga pake backpack juga. Malahan pake koper dengan berkilo – kilo bawaan.



“Jadi hapus mindset umroh backpacker itu demikian yaa” kata pematerinya

Lebih baik kita mengatakannya umroh traveler. Terus apa bedanya dengan umroh lain ?
Kebanyakan orang Indonesia itu menggunakan travel agen untuk melakukan perjalanan terutama ke tanah suci, mengingat waktu, urusan – urusan, kemudian kemudahan. Tapi ternyata budaya ini yaa melekat di orang kita pada umumnya. Kecanggihan teknologi membuat semua perjalanan itu bisa kita rencanakan sendiri. Kalo pemateri bilang “Umroh Traveller DIY / Do It Yourself”

Di awal penyampaian, hal yang sangaat penting diresapi adalah NIAAAT ! APAPUN NIATNYA JIKA UMROH ITU SUDAH TERTANCAP DI HATI DAN MENGUSAHAKANNYA.. INSYAALLAH ADA JALAN. Duh sampe capslock, yups. Panggilan ke rumah Allah memang dari niat yang benar – benar muncul dari diri kita. Dan beliau re-sharing lagi materi seorang ustad di sana ketika berkhutbah, jika kamu temui kebaikan di depan mata, bersegeralah jangan ditunda – tunda. Karena hal baik itu harus di segerakan.
Nah, berapa sih budget umroh ala – ala pemateri ?
Kata beliau dengan fasilitas, full service termasuk tiket pesawat pp, akomodasi tinggal termasuk hotel, makan, muthowif, transportasi, visa, ijin – ijin, vaksinasi, akomodasi kebutuhan pribadi lebih kurang 10jutaan . WHAAT? KOK BISA ? Satu lagi pemateri bilang mereka dapat bonus mengunjungi Eropa (Kang Firman) dan Kak Mike dapat plus – plus ke Jordan dan juga tiket ke Mesir, walau ada problem katanya ketika mengurus visanya yang membuat gagal berkunjung. Tapi dapat  melakukan umroh dan plus plus ke negara lain dengan mengucurkan dana bahkan lebih dari pada umumnya itu. Daebak! (maaf, penulisnya lebay).

Nah apa rahasianya ?
Intinya, kita yang melakukan merancang perjalanan umrohnya sendiri yang menyusun itinerarynya. Mengurus keperluannya. Gimana menghemat ? Kita mengandalkan kecanggihan teknologi masa kita yakni Googling. Ditambah kita berburu tiket promo. Nah dari pengalaman beliau berdua, beliau dapat informasi tiket murah yang bertuju dari Kuala Lumpur – Jeddah (direct langsung) seharga 1,3 juta pulang pergi untuk jeddahnya. Di total sekitar 2,5 juta dengan plus – plus mengunjungi kota lain, kalo ga salah deh hehe dengan menggunakan Malaysia Airline dan Saudi Airline. Pokoknya saking excited nyatat materi, jadi angka – angka gini ga begitu inget. Tapi beliau bilang di total – total itu ya 10 jutaan. Kalau cara umum dengan hanya umroh saja, harganya sudah 18 – 20 jutaan yaa kan. Ini udah low budget tambah plus – plusnya. Beliau mengatakan mengunjungi Granada, Cordoba, Al Hambra duh situs – situs sejarah Islam deh yang saya baca di Buku 99 Cahaya di Langit Eropa karya mbak hanum rais. Kang firman ini sudah dua kali umroh loh, umroh begini. Umroh pertama beliau dapat plus – plus ke Barcelona dan beberapa negara lainnya yang saya ga kesebut deh saking ramenya hehe. 

Nah gimana akomodasi ? Mungkin kita ngiras bakal sesuai istilah backpacker ? Nggak cuy, beliau dapat hotel kelas bintang 4 dan 5. Di Arab Saudi hotel bintang kelas apapun itu sama fasilitasnya yang membedakannya hanya jarak ke Mekkah, Ka’bah. Semakin dekat jaraknya semakin banyak bintangnya. 

Lalu gimana untuk visa dan segala macam keperluan ?
Kita harus belajar kegunaan dan penggunaannya dulu. Nah yang seringkali jadi pertanyaan adalah Provider LA dan visa. Hanya beberapa agen travel tertentu yang membantu mengurus provider LA tanpa menggunakan jasa travelnya. Nah di kalangan backpacker mereka kenal dua orang yang dihubungi mengurus provider LA. Ibu Nining sama ibu siapa gitu namanya. Nah perlu kita pahami guna provider LA itu adalah yang membantu mengurusi akomodasi disana, mulai hotel, transportasi, akomodasi lainnya, seperti catering makanan Indonesia. Kata pemateri tenang saja, disana banyak kok makanan Indonesia. Kemudian muthowif ( pengarah/tourguide) di sana.
Nah menurut pemateri, jika kita tidak banyak rombongan alias cuman berdua atau sendiri (bagi laki – laki) lebih baik mengurus sendiri providernya di sana. Visa ya bisa urus di Jakarta. Provider dianjurkan bagi rombongan biar biaya lebih murah baiknya kelipatan 4 gitu, 8, 12. Jadi bisa semua nya berbagi, termasuk hotel bisa satu kamar berempat.
Untuk bisa ngenet pake whatsapp, snapchat, ig stories haha kata pemateri bisa menggunakan telkomsel atau three dengan paket yang disediakan, dapat beberapa giga dan telpon sms gratis internasional ke Indonesia. (Gak promo ya) Nah, kita sendiri yang cucoknya dimana.
Hmm, sebenarnya kalau di jabarkan lagi banyak stories dari perjalanan beliau. Termasuk detail berada disana, tips mencari oleh – oleh murah yang ada di lantai 4  jam tower di mekkah dengan harga kisaran 3- 10 real, (FYI, I real itu 4K ) murah – murah banget. Kemudian manfaatkan waktu – waktu kosong dan tidak rame untuk melakukan ibadah umroh dan juga ibadah sholat di masjidil haram.

Nah tips juga agar murah itu termasuk makanan adalah membawa rending hehe. Berhubung orang pekanbaru itu didominasi para minangese dan restoran padang yang sudah lebih rame ketimbang melayu. Rendang adalah makanan terenak dan awet untuk dibawa untuk berhemat. Bukan hanya saat umroh, tapi juga misalnya jalan – jalan ke negara lain sebagai umroh plus – plus. Beliau juga sharing jika kebanyakan rute orang Indonesia itu ke Madinah dulu untuk belanja dan keperluan lainnya dan kemudian ke mekkah untuk ibadah utamanya. Tapi rute ala sebagian besar orang Malaysia malah kebalikannya yakni didahului ke mekkah dulu baru Madinah. Itu deh, tergantung pilih rute seperti apa dari kitanya. 

Untuk melakukan vaksinasi meningitis beliau merekomendasikan dua minggu sebelum perjalanan, jika melakukan vaksin dekat pada hari keberangkatan tidak akan berguna. Karena vaksinnya bekerja hanya setelah dua minggu. Banyak mencari tahu informasi terbaru update ada di sana. Kemarin beliau mengalami kisah jika perjalanannya di shock-kan beberapa berita, ada yang bilang pesawat Malaysia airline yang ditumpanginya tak membuka jalur untuk umroh lagi, kemudian ada juga kejadian pembayaran tambahan untuk yang sudah berumroh kurun waktu tiga tahun terakhir, sedangkan beliau sudah berumroh tahun sebelumnya. 

Ternyata dan ternyata, itu tidak teralami olehnya dengan kesungguhan. Padahal beliau menceritakan ada yang gugur mendengar kabar itu, lagi – lagi memang ke niat yang sungguh – sungguh yang membuat bertahan. Nah, untuk pembayaran tambahan sekitar 8jutaan kalo gak salah beliau cerita dikenakan bagi orang yang sudah berumroh di tahun hijriah yang sama jika di tahun yang sama tapi hijriahnya sudah berbeda. Misalnya November 2017 walaupun beberapa bulan sebelumnya ditahun 2017 sudah berumroh tidak akan kena pinalti. 

Bersambung PART 2

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Adakalanya kita telah banyak mengusahakan sesuatu, telah bersusah payah tentangnya tapi kita masih dalam sulit yang tiada putus. Sebuah pertanyaan yang senantiasa hadir di dalam hidup kita apabila kesulitan terjadi. Apa yang terjadi mengapa kesulitan ini tiada akhir ? Jika saya mengalami hal demikian, yang saya salahkan adalah kembali mengingat apa yang telah saya lakukan sebelumnya. Sehingga sedemikian kesulitan itu terjadi. Dosa apa yang pernah terbuat, sehingga terbalas dengan hal yang kurang menyenangkan.

Pada kenyataanya kehidupan yang kita jalani saat ini yang ingin capai adalah seberapa berkahnya. Bukan nilai besarnya, bukan ketenarannya, bukan seberapa banyaknya. Saya sering mendengar bahkan menyaksikan orang – orang yang mungkin tak pernah terlihat dalam hidup kita, berpakaian seadanya, bekerja susah payah, tak berpendidikan, mungkin hanya buruh yang dibayar dengan setara jajan kita bulanan. Tapi ia mampu membiayai anaknya yang banyak dan keluarganya hingga anaknya sukses. Jika bukan karena berkah hidupnya, apalagi ?

“Bukan banyaknya anakku, tapi seberapa berkahnya” itu yang sering terdengar dari ibu saya. Walau terdengar klise tapi ini yang seringkali terlupa oleh kita. Sangat kasat mata. Mungkin saat ini kita bisa merenung, sejauhmana perjalanan kita. Perjalanan melewati kejadian – kejadian dramatis dan kemalangan yang bisa jadi ada dihidup kita, tapi pada kenyataannya kita masih bertahan menghadapinya. Masih kuat, masih mampu untuk berdoa. Bersyukurlah masih ada nilai keberkahan dalam hidup kita.

“Pastikan cucuku, rejeki yang kamu dapatkan itu halal lagi berkah. Karena segala sesuatu yang kamu dapatkan bukan jalan sesungguhnya, suatu saat akan hilang begitu saja dengan mudah. Karena engkau tidak mengambil sesuatu yang bukan hak dirimu,” petuah kakek pada saya ketika momentum saya bercengkrama dengannya.

“Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kita Lauhul Mahfuzh yang nyata” (QS Al Huud 11 : 6 )

Hakikat rizqi lagi – lagi bukan karena banyaknya, tapi berapa nilainya berkah untuk banyak hal memyalurkannya pada pundi - pundi kebaikan – kebaikan. Berkahnya karena banyak kebaikan yang hadir disekelilingnya, tetangga yang bijak, anak yang sholeh, teman yang baik, pasangan yang sakinah, keamanan dan kenyamanan. Segala yang seringkali kasat mata oleh manusia hingga lupa untuk mensyukurinya.

Jika kalau saya mengutip kata – kata merdu Salim A Fillah dalam buku lapis – lapis keberkahan, bahwa rizqi itu soal rasa bukan soal berapa. Seberapa nikmat rasa yang kita dapatkan. Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Di lapis – lapis keberkahan dalam setitis rizqi, ada perbincangan soal rasa. Sebab ialah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia. Mungkin saja kebaikan yang kita dapatkan adalah bagian dari doa – doa orang – orang yang kita bantu. Orangtua kita yang senantiasa merintih agar dilindungi dan diberikan kemudahan dalam segala hal yang kita lakukan.

Seberapa berkah hidup kita ?

Pertanyaan yang menurut saya sangat mendalam. Mata saya tak hentinya berkaca- kaca mengingat pertanyaan ini. Menurut saya, Berkah bermakna dua hal, yakni kelancaran hidup di dunia dan kebermanfaatan yang baik untuk kemaslahatan banyak orang atau hal lain untuk akhirat. Apakah kehadiran kita baik untuk oranglain ? Berkah untuk banyak orang ? atau bahkan menyusahkan ? Atau kehadiran kita menyakiti hatinya. Apakah pekerjaan kita halal lagi baik, bermanfaat ?

Memanglah tak mungkin hidup kita senantiasa diliputi kesempurnaan. Ditengah kelengahan manusia yang sering lupa dan alfa, tapi bukankah Allah Maha Pengampun. Lalu kita manusia yang seringkali tak tahu diri akan hal ini, takabur tak bersyukur. Padahal itu rasa akan rizqi yang didapat, dan kesulitan itu hadir dari diri kita sendiri.

“Allah meluaskan rizqi dan menyempitkan bagi siapapun yang Dia Kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia ini. Padahal tiadalah kehidupan dunia dibandingkan hayat di akhirat kecuali kesenangan yang sedikit” [ QS Ar-Ra’d (13) : 26 ]

Bercita – citalah dalam hidup kita untuk mengapai keberkahan, karena ini yang paling utama menurut saya. Karena dunia hanya sebentar. Berjuang keras untuk menggapai berkah diawali untuk diri sendiri lalu kemudian banyak orang. Saya sendiri menyimpulkan dengan kutipan yang sering kita dengar namun saya tambahkan sedikit,

“Biarlah sedikit asal berkah, tapi lebih baik banyak lagi berkah untuk banyak orang”
Atau kutipan lirik lagu wali band,

Hidup indah bila mencari berkah J 
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi dan menjadi renungan bagi kita semua
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
     

        Pernah nonton film X-Men ? Ini film besutan marvel yang digandrungi menceritakan tentang manusia super karena gen yang termutasi. By the way, disini saya tidak akan menceritakan isi filmnya. Tapi mengenai benang merah yang saya temui hampir diseluruh cerita *kelihatan banget saya penyimaknya* haha. Konflik yang terjadi seringkali berkaitan dengan diri pribadi, alias penerimaan atas diri yang “berbeda” dengan manusia lain. Sehingga karena tidak menerima diri tersebut, sulit untuk mengontrol diri hingga timbul kekacauan.

Tulisan ini sebenarnya hasil riset kecil yang saya lakukan untuk saya pribadi untuk menasehati saya, dan juga beberapa teman yang seringkali diajak diskusi ketika mengalami permasalahan. Banyak hal yang baik itu kegagalan, penolakan, hal – hal buruk yang terjadi di sekeliling kita dan terjadi pada kita membuat seringkali kita menyalahkan diri kita sendiri hingga timbul rasa “ketidak menerima”. Itulah seringkali yang terjadi di era sekarang, ketika banyak kasus – kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini oleh para pemuda, karena adanya tekanan yang timbul dari segala permasalahan yang terjadi disekelilingnya sehingga merasa pribadinya “tidak berguna”, tidak menerima hal yang terjadi. Bahasa kasarnya, menjadi pribadi yang “tidak bersyukur”.

Mengapa “Self Acceptance” itu penting ? 

Dalam dunia psikologi pasti kita akan mengenal hal ini. Tonggak dasar dari manusia ketika mengetahui hakikat kehidupannya di dunia pasti tentu akan mudah baginya untuk menerima diri sendiri baik itu atas kekurangan dan kelebihannya. Episode – episode dalam hidup kita sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa sehingga kita sebagai manusia bertugas untuk menjalankannya sesuai peran yang sudah diberikan, namun yang jadi pertanyaan ? Tahukah peran kita ?

Dalam riset kecil yang saya lakukan, self acceptance merupakan suatu proses melihat hidup sebagaimana adanya dan menerima secara baik disertai rasa percaya diri dan bangga. Ketika kita mampu melihat diri kita secara positif dan baik, akan lahir kekuatan murni yang super untuk menjadikan diri kita hebat. Salah satu contoh peran di Film X-Men, Raven merupakan mutan yang memiliki tubuh asli yang berwarna biru yang tak seperti manusia pada umumnya mengalami gejolak batin dan ingin sekali diterima oleh orang lain. Ada konfilk disini, bagaimana ia menerima dirinya ? Baik itu dari sudut pandang positif apa negatif?

Satu catatan lagi, ketika lingkungannya menerima dirinya, manfaat akan mudah didapatkan. Seperti film series terbaru, X-Men Apocalpyse, Raven mau menjadi pengajar ketika seluruh siswa Xaxier School menerima ia dan mengaguminya. Itu juga kenapa dibutuhkan dukungan yang lebih kepada orang – orang istimewa di sekitar kita, misalnya orang – orang berkebutuhan khusus, orang – orang yang mengalami kejadian luarbiasa (penyakit kronis, gangguan jiwa dll) karena dengan penerimaan yang berbeda ia akan memberikan sesuatu manfaat yang lebih bagi orang lain, mengaktifkan kekuatan supernya di dalam dirinya.

Mencintai diri sendiri (self acceptance) maksudnya adalah penerimaan atas diri sendiri, atas kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), begitupun atas keadaan/kondisi yang ia dapati. Harapannya, dengan adanya menerima diri sendiri sepenuhnya, kita lebih bisa lebih dan lebih bersyukur kepada Sang Pencipta.

Self acceptance dapat menjadi obat bagi kita yang kurang percaya diri, karena pada dasarnya setiap manusia tentu memiliki strength dan weakness dan itu juga berlaku bagi diri kita sendiri. Self acceptance juga bisa membuat siapa saja menjadi bersahabat baik dengan diri sendiri sehingga tidak perlu berperang dengan diri sendiri karena merasa tidak pernah puas atas diri sendiri.

Apa yang membuat penerimaan diri terganggu ?

Adanya kejadian buruk yang terjadi, kesedihan yang amat sangat, tekanan yang luarbiasa, kejadian traumatis, sikap orang lain terhadap seseorang dan kebiasaan – kebiasaan buruk yang terjadi pada diri kita yang berakibat tak baik dikemudian hari. Ini saya kutip dari ummi online, oleh seorang psikiater bernama Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ (K), ia psikiater dari Talenta Center mengungkapkan hal ini, pentingnya kita mengubah pola pikir dan mulai meningkatkan penerimaan diri.

  • Catat kelebihan dan kekurangan diri. (kembali mengenal diri sendiri) 

Dengan kita mengetahui dan mencatat kelebihan dan kekurangannya, kita belajar untuk makin mengenali diri sendiri. Bagaimana bisa menerima keadaan diri jika belum mengenal utuh siapa diri kita?

  • Berfokuslah pada kelebihan, bukan pada kekurangan!

Kita seringkali mendengarkan banyak hal negatif tentang diri kita daripada hal positif. Kita juga seringkali menilai orang lain sehingga kita hanya fokus pada memperbaiki diri kita menurut oranglain ketimbang fokus pada kekuatan diri sendiri “Good Different” dalam diri kita.

  • Buatlah Goal Setting!

Apa sih yang kita inginkan untuk diri kita? Kebanyakan orang lebih senang mengeluh apa yang tidak dimilikinya daripada berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tulislah hal-hal yang kita ingin peroleh dalam waktu dekat! Misalnya: saya ingin rutin berolahraga dan mengurangi lingkar perut dalam 2 bulan, saya ingin bisa membaca Quran lancar bulan ini, saya harus belajar berani tampil di depan umum, saya harus menyelesaikan membaca dua buku pekan ini. Dengan demikian, perhatian dan energi kita akan terpusat pada hal-hal yang kita inginkan, bukan pada yang tidak kita sukai, sehingga yang datang adalah apa yang kita pikirkan.

  • Bergaul dengan orang yang “lebih susah”

Banyak orang yang lebih sulit kondisinya daripada kita. Misalnya, tertimpa penyakit, dililit utang, sulit memperoleh keturunan, dsb. Dengan bergaul dan menjalin silaturahim dengan mereka, kita akan semakin menyadari, betapa kita tidak pantas mengeluh. Ini yang terjadi pada diri saya sebelumnya, apabila terjadi sesuatu yang kurang baik dalam diri saya, saya akan pergi keluar memandang lebih luas melihat orang – orang yang tidak seberuntung saya, disitu akan muncul diri kita yang lebih memahami dan menerima, satu lagi pribadi yang bersyukur.

  • Awali dengan bersyukur!

Bersyukur merupakan kunci penerimaan diri. Maka awali segalanya dengan mensyukuri apa yang kita peroleh hari ini! Bukankah kita masih bisa bernafas? Masih bisa makan? Apalagi yang kurang?
 “Bila kita belum selesai tentang diri kita, bagaimana kita bisa bermanfaat dan menyelesaikan permasalahan orang lain?”
----------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

 

Kalau berbagi jangan sendirian!


Di artikel sebelumnya saya pernah memposting mengenai dunia kontribusi dengan judul Contribution Unlimited. Bahwa, berbagi adalah bagian tak bisa terlepas dalam kehidupan kita. Berbagilah agar kita merasakan dunia bareng - bareng. Buat apa toh kalau sendirian menikmati sesuatu, ga indah tentunya. Nikmatnya berbagi juga dirasakan apabila kita melakukan kegiatan berbagi juga sama – sama. Mengumpulkan pahala sama – sama. Enak ga sih ?

Ketika niat berbagi itu pada letaknya. Kita akan mendapatkan esensinya. Bukannya Allah pernah bilang, apa yang kamu harapkan itulah yang kamu dapatkan ? Apabila kamu menginginkan dunia, maka Allah berikan dunia, namun kalau kita meminta akhirat kita akan diberi keduanya. Karena sebaik – baiknya permintaaan adalah menuju pada akhirat.
Di era seperti ini, banyak dari kita yang angkuh untuk membangun kegiatan berbagi sendiri – sendiri. End then, bila itu terjadi niatnya adalah bukan “berbaginya” melainkan sebuah “nama, ketenaran, dan barangkali limpahan harta” nah tugas kitalah meluruskan niat.

Informasi yang saya kutip dari beberapa situs media, bahwa kita saat ini sedang menghadapi persaingan yang luar biasa sengit. Dimana globalisasi telah mempermudah berbagai hal. Banyaknya hal yang baru muncul keberagamaan, ide – ide yang perlu dilakukan adalah kolaborasi. Noh, liat apa kata kak Raditya Dika, di salah satu tweetnya di twitter.
Bukan hanya secara pribadi kita melakukan kolaborasi, tapi mau tidak mau dunia industri juga harus menyiapkan diri untuk mengambil langkah bersama – sama. Tingkat kreativitas sebuah negara adalah bukti bahwa sebuah negara itu memiliki SDM yang baik.

Selain itu, berbagi secara psikis banyak manfaatnya. Pengen kan, kita bahagianya bareng – bareng ga sendirian ?
“Warm Glow” Effect
Secara fisik berbagi dan bermurah hati terlihat merugikan. Namun fakta lain justru sebaliknya. Sebelum ini, peneliti sudah menemukan istilah “warm-glow-effect’, sebuah fenomena ekonomi yang pernah dijelaskan oleh James Andreoni tahun 1989, dimana menunjukkan orang yang beramal, berbagi dan bermurah hati justru berdampak positif atas kemurahan hati mereka atau disebut “warm-glow effect” (efek-cahaya pemberi). Perasaan positif ini didapatkan atas tindakannya memberi atau membantu orang lain.

Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan bahwa ketika seseorang melakukan donasi kepada suatu yayasan, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya turut aktif dan menciptakan efek “warm glow”.  Para peneliti juga percaya bahwa ketika kita melakukan tindakan altruistik, otak akan melepaskan endorfin, memproduksi perasaan positif yang disebut “helper’s high.” Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong orang, otak kita akan memproduksi hormon dopamine (yang memberi perasaan bahagia dan keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia.

Banyak penelitian menunjukkan sikap dermawan ternyata berkorelasi dengan kesehatan loh. Salah satunya adalah penelitian Stephanie Post yang dimuat dalam bukunya, Why Good Things Happen To Good People, yang menyatakan bahwa berbagi dengan sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV. Studi lainnya yang terkait dilakukan oleh Stephanie Brown dari University of Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan bahwa manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di 5 tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama. (blogdokter.com)

Jadi Masih mau berbagi sendirian ?
Berbagi itu bareng – bareng :)
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Bertepatan 10 November adalah hari pahlawan nasional. Semua tema di berbagai media menjadikan momen ini sebagai trending topic. Pahlawan atau yang dikenal dengan Hero dalam Bahasa inggris adalah sosok ideal yang kita kenal sejak kecil. Penggambarannya adalah sosok yang baik, ksatria, membela kebenaran, memiliki perjuangan yang tinggi untuk membela kaum yang tertindas. Kita di Indonesia memaknai hari ini sebagai hari dimana kita mengenang pahlawan – pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Disini saya tidak ingin bercerita sejarah. Tapi esensi nilai – nilai kepahlawanan yang kian lama terbelok, tersamar, bahkan tersalahartikan oleh kita. Impian kecil, kita barangkali melihat sosok – sosok heroic di kartun dan movies channel tentang spiderman, hero – hero man yang diangkat dari tokoh fiksi novel ataupun komik. Penggambaran sosok yang memiliki kekuatan super kemudian membela kebenaran.  Saya berpendapat, keberadaan sosok – sosok itu menggambarkan kita mengelu – elukan sesuatu yang tidak pasti keberadaannya, sosok tokoh yang semu. Padahal bila kita mau mengulik sejarah lebih jauh, kita akan menemukan banyak sosok realistis yang benar-benar ada dan patut diteladani. Walaupun dalam setiap cerita tokoh fiksi tersebut ada nilai – nilai tersirat, alangkah baiknya kita telusuri banyak pengetahuan dari pahlawan – pahlawan yang nyata dikehidupan kita.
Esensi nilai kepahlawanan kali ini menurut saya adalah bagaimana kita sendiri menjadi pahlawan untuk diri kita. Setidaknya mengawali dari kehidupan kita yang tak jelas, kemudian jelas. Banyak dari kita tak sadar bahwa dalam dirinya ada sosok pahlawan. Kita jauh – jauh memandang sesuatu dari luar, tapi kita sendiri tak mampu untuk menjadi pahlawan diri kita sendiri. Setidaknya untuk memperjuangkan kebahagiaan keluarga kita, orang – orang disekitar kita, menebar kebaikan untuk banyak orang dari hal yang kecil. Kita sering mengabaikannya.

“ Semakin besar kemampuanmu, semakin besar tanggungjawabmu,” Kakek Peter Parker dalam sequel Spider-Man.

Yapss.. ketika kita memiliki kemampuan dan potensi. Di setiap potensi yang kita miliki memiliki nilai tanggungjawab didalamnya. Baik harta, kedudukan, dan juga ilmu. Orang yang berlebih harta, memiliki tanggungjawab juga untuk membantu orang – orang yang kekurangan. Begitupula ilmu, sesuatu hal yang belum dibagikan kepada orang banyak “ilmu” tidak berarti apa – apa bila hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Saya mengingat kata – kata itu. Sehingga apabila kita merasa ada sesuatu yang berlebih dari diri kita. Segeralah berbagi kepada orang – orang kekurangan dari apa yang kita miliki. Setiap kita adalah pahlawan, setiap potensi memiliki tanggungjawabnya.
Di momen pahlawan ini, semoga kita dikemudian hari menjadi sosok – sosok yang dikenang dan menginspirasi. Diawali dari kita menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, orang – orang yang mencintai kita dan sekitar kita . Kemudian menjadi pahlawan bagi nusa, bangsa, dan agama kita. InsyaAllah.
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Menjadi berbeda. Barangkali kita melupakan hal ini. Lebih cenderung menyamakan diri, mensamaratakan pribadi kita dengan orang lain. Memang karakter manusia seperti itu. Dalam buku psikologi yang pernah saya baca, manusia akan membuka diri pada orang lain apabila menemukan kesamaan dirinya dengan orang yang baru dikenalnya untuk membangun komunikasi.
Tapi sampai mana, batasan “sama” itu harus ada?
Sekedar flashback, pelajaran favorit saya ketika SMA khusus mata pelajaran sosial adalah pelajaran sosiologi. Saya ingat ada sebuah materi mengenai penyimpangan sosial bagi seseorang yang suka menirukan atau membuat dirinya sama dengan oranglain. Dalam hal ini, seperti menjiplak cara berpakaian, tata tubuh hingga operasi tubuh dan hal lain. Mungkin readers dapat menyebutkan kasus – kasus peniruan yang ekstrim yang bisa teman - teman googling sendiri. So, perlu disadari menjadi “Sama” banget itu kita sudah masuk ranah sakit jiwa loh. Oh No!
Menjadi berbeda itu seperti apa ? Unik. Hal yang saya akan coba tuangkan tentang berbeda adalah mengenai potensi diri, kepribadian, dan juga pilihan hidup.
Saya rada rada takut juga menuliskan dan membahas hal ini, karena tidak ingin salah menafsirkan makna berbeda hingga keluar dari jalur pemikiran yang benar. Berbeda yang saya maksud dalam hal ini adalah bahwa manusia dari awal sudah diciptakan unik. Perbedaan wajah, bentuk tubuh, warna suara, dan keunikan lainnya yang Allah karuniakan pada kita. Selain itu kita juga memiliki potensi dan keunggulan dasar yang berbeda dimasing – masing pribadi. Kekurangan dan kelebihan yang berbeda juga kan.
Tapi kita seringkali tidak bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada kita dengan kita menirukan oranglain dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan yang ia miliki.
Kita memerlukan waktu dan proses untuk mengenal diri kita sesungguhnya. Sejak kita lahir kemudian bertumbuh. Sebenarnya kita mengalami proses pembentukan diri yang dibentuk oleh orangtua, lingkungan, adat istiadat, dan nilai – nilai yang kita adopsi disekeliling kita.
Namun ada perlu disadari, ketika kita masuk fase remaja. Kita sendiri sebenarnya bisa mengatur dan juga membentuk diri kita sendiri ingin seperti apa. Karena di fase ini, setidaknya kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Disinilah, masanya kita dapat membentuk diri kita menjadi pribadi – pribadi yang baik, berpotensi dan unik.
Menjadi berbeda tidak mudah. Akan ada yang selalu menghakimi segala pilihan yang kita pilih. Contohnya seperti kita yang lebih memilih belajar, ketika teman – teman mengajak kita untuk bermain. Kita memilih untuk berorganisasi ketimbang sibuk hanya mengurusi diri sendiri. Coba teman – teman lihat disekelilingnya, kita banyak menemukan sebuah sekat -sekat sendiri – sendiri tentang siapa orang lain dari apa yang ia kerjakan. Yang barangkali suka seni, akan cenderung melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan karya seni dan juga pentas – pentas. Teman – teman yang memiliki minat di politik, tentu akan berkutat pada ranah tersebut. Intinya, jadilah kamu yang berbeda, unik, dan berpotensi. Everyone know absolutely you!
Hal yang sulit bagi kita saat ini bukan ketika menjalaninya. melainkan mencari tahu diri kita sesungguhnya  seperti apa dan harus bagaimana ? Benar tidak ? tidak semua orang yang mengenal dirinya dengan cepat. Ada yang melewati ribuan tantangan, dan juga waktu untuk sadar apa yang akan dilakukan.
Masih banyak loh, diantara kita ketika ditanyai ingin seperti apa di masa yang akan datang.. menjadi manusia gagap tiba – tiba. Loh ! Apa yang terjadi ? kita terlena dengan kata orang lain ketimbang kata hati diri kita sendiri. Kita mudah terbawa arus, arus yang kita ga tahu ternyata membawa kita ke jurang bukan ke puncak tertinggi.
So, semoga tulisan ini mudah mudahan membantu teman – teman menemukan dirinya dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengenal diri kita. Beberapa hal dibawah ini, sebagian besar sudah saya lakukan dan ahamdulillah memudahkan diri saya untuk melakukan banyak perubahan – perubahan walau terkadang banyak yang bilang saya belum fokus hehe. Tapi saya berpikir, setidaknya saya sudah berada dalam proses pengenalan diri yang cukup baik.
Hal yang perlu dilakukan :
1.    Tekunilah sesuatu yang menjadi bagian jiwa, kalau kita bilang hobi. Tentukan tiga teratas, kegiatan dominan yang biasa kita lakukan dalam hidup kita lalu kemudian gelutilah dengan baik. Mulai dari lingkungannya, pembelajarannya, lalu latih.
2.    Seringlah berkumpul dengan orang banyak. Bila kita pribadi yang introvert, kita bisa berdiskusi dengan orang yang kita percayai untuk bercerita tentang impian, masa depan yang kita inginkan. Kemudian minta pendapatnya.
3.    Jadilah pribadi yang terbuka menerima kritik dan saran, serta pribadi yang senantiasa mendengarkan.
4.    MAKE A PLAN ! Lakukanlah segala sesuatu dengan rencana. Baik rencana jangka pendek hingga panjang. Tak perlu menatanya dengan sangat sulit, cukup menuliskan prioritas – prioritas yang ingin kita lakukan. Sampai kegiatan liburan juga di rencanakan dengan baik.
5.    Selalu luangkan waktu “me time” untuk merenung, mengenal, barangkali dengan berdiskusi dengan buku harian tentang pribadi sendiri. Kadang aktivitas bersama orang lain membuat kita jadi pribadi yang labil karena terlalu saklek untuk mendengarkan “apa kata orang” ketimbang kata hati sendiri. Jadikan apa yang orang sampaikan tentang kita untuk kita sebagai pembelajaran, saran, atau pertimbangkan bukan keputusan. Karena keputusan hidup kita ada di tangan kita sendiri
6.    Seringlah ikut kegiatan pengenalan potensi diri, leadership atau training – training.
7.    Bacalah buku – buku yang berdampak positif untuk kehidupan kita
8.    Selalu lah berniat baik untuk melakukan sesuatu.
Pada dasarnya ada beberapa hal yang membentuk pribadi kita, diantaranya buku yang kita baca, pergaulan yang kita tekuni, dan juga kebiasaan – kebiasaan yang kita lakukan.
Menjadi pribadi berbeda dan berpotensi itu akan melewati tahap – tahapan. Pada dasarnya kehidupan kita adalah bagaimana kita mengenal diri kita.

So, Be different! It’s part of step for you to be success in future!
------------------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments


Topik hijrah selalu menarik bagi saya. Kalau saya sedang cuap - cuap, saya selalu mengangkat topik ini sebagai upaya saya menasehati diri saya sendiri. Baru saja kemarin kita memasuki tahun baru Islam, Tahun baru Hijiriah. Dari namanya saja sudah tahu maksud mengenai tahun hijirah. Disinilah momen berbondong - bondong kita mengevaluasi diri kita dari hal yang kurang baik menjadi baik, dan baik menjadi lebih baik lagi.
Sudah menetapkan azzamnya kali ini ? Apa saja yang ingin kamu rubah ?
Saya pribadi kemarin mengemban sebuah misi sederhana di hari tepat satu muharram. Saya memiliki niat untuk mengatur waktu lebih efisien dengan menjaga pola makan, untuk beribadah tepat waktu dan juga serangkaian aktivitas yang penting lainnya. Saya menetapkan target dalam satu hari apa yang saya bisa lakukan dan selesaikan. Dan well, saya bahagia ketika hari itu saya berhasil menuntaskan hampir semua misi. Walaupun ada beberapa misi yang belum saya lakukan saya sudah cukup puas. Saya merasa ada sebuah pencapaian sederhana yang bisa saya lakukan untuk diri saya sendiri. Saya sendiri masih sering melakukan pemborosan waktu ketika hal - hal kosong terjadi. Biasanya kekosongan waktu terjadi ketika sebuah agenda terjadwal batal atau ada kejadian tak terduga, kayak mahasiswa yang dosen tiba - tiba dadakan tidak hadir dan segala macamnya. Saya melakukan upaya preventif untuk mengatasi kejenuhan dalam sebuah draft list, apa yang musti saya kerjakan. Misal, ada sebuah proyek tulisan yang belum selesai. Sebuah rapat yang belum tertunaikan SOP nya, rancangan yang belum selesai. Atau mengisi waktu luang bermanfaat. Jalan ke perpustakaan, toko buku melihat koleksi terbaru, membereskan kamar yang seperti kapal pecah dan masih banyak lagi. 
Hijrah lainnya yang paling utama adalah mengenai kedekatan kita pada Allah SWT. Kita seringkali mengevaluasi diri kita dalam perkara duniawi, hingga lupa bagian yang pasti kekal abadi yakni akhirat. Kita lupa mensisihkan sebagian rejeki kita untuk bersedekah dan berzakat barangkali, sehingga tanpa sadar rejeki kita sulit. Kita lupa mengoreksi ibadah kita, hapalan kita yang masih mentok disitu aja, dan hal lainnya. #iniselfnote banget buat saya pribadi.
Hal sederhana pada hijrah kali ini adalah saya membiasakan sholat tepat waktu dan menambahkan dengan sholat sunnah. Sebuah azzam yang saya ingin lakukan untuk diri saya sendiri. Mudah  - mudahan saya bisa melakukannya.
saya juga takut apa yang saya lakukan dianggap tidak baik, sombong, dan riya. Ini yang saya takutkan. Saya berusaha meluruskan selalu niat saya untuk melakukan sesuatu karena niat adalah hal paling essensial ketika kita melakukan sesuatu.
Jadi momentum apa yang bisa kita ambil dalam hijrah kali ini :
1. Hijrah perkara ibadah
2. Hijrah perkara sikap dan akhlak
3. Hijrah perkara pencapaian dan impian - impian kita

So, lets go for muhasabah :D


Semoga menginspirasi :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Percakapan saya dengan beberapa teman belakangan hari ini membahas mengenai mimpi. Impian-impian, pencapaian-pencapaian. Itulah yang menjadi kesukaan saya ketika duduk hadir bersama teman-teman, setidaknya dalam bercengkrama. Saya sering kali tidak sadar tiba-tiba bertanya, cita-cita kamu apa sih kedepan ? Rencana kamu lulus gimana ? Atau apa yang kamu lakukan besok ? Simpel. tapi satu dua orang yang bisa menjawab pertanyaan demikian. Terkadang jawaban yang sering kali saya dengar adalah sebuah realitas yang menyakitkan. Diselipkan oleh kata-kata keluhan. Jarang sekali yang optimis dengan mimpi-mimpinya. Barangkali mungkin karakter orang indonesia tipikal yang segan sangat nunduk, takut dikira sombong ketika menyampaikan mimpi-mimpinya. Atau takut diremehkan atau dicela. Padahal kita dipertemukan teman-teman itu selalu ada maksud dan tujuan. Bukan hanya haha hihi *dalam istilahnya. Itu yang sering saya camkan dalam kehidupan saya. Kamu diiciptakan dan dipertemukan sama saya ada maksudnya oleh Tuhan *merah-merah pipi deh*

CATATAN 1 : PERCAYA SAMA MIMPI KAMU, BAGAIMANA ORANG PERCAYA .KALAU DIRI SENDIRI GA PERCAYA

Padahal semua keinginan-keinginan kita itu ada ditangan kita jalannya. Bagaimana cara menggapainya. Tetiba saya pernah mendapat kiriman postingan, don’t just dreaming but plan to doing. Tapi mewujudkannya perlu proses dan jarang sekali dari kita mau melewati proses yang panjang itu. Mau mewujudkan mimpi itu perlu berlelah-lelah, perlu perjuangan.

CATATAN 2 : RANCANG MIMPI SENYATA MUNGKIN

Dan hal yang sering kita lupakan adalah merancang mimpi itu senyata mungkin. Dalam kehidupan pribadi saya, saya seringkali tak sengaja merancang mimpi saya sedemikian mungkin. Terkadang tergambar jelas dipikiran saya lalu saya tuangkan dalam sebuah rencana-rencana, kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita lakukan, apa saja yang harus saya ketahui untuk mencapainya. Hal yang paling ajaib yang pernah saya sadari adalah saat ini. Saya sampai sekarang terkadang tak percaya dengan pencapaian-pencapaian yang saya raih.
Jika berkeinginan ingin umroh, rancanglah waktu, tanggal, dan bagaimana cara menujunya. Semuanya ada pada diri sendiri.

CATATAN 3 : PERCAYALAH DIWUJUDKAN ALLAH LEBIH INDAH

Ketika SMA saya selalu menginginkan memenangkan kompetisi nasional ketika saya pertama kali duduk sebagai seorang siswa. Tanpa disangka, di tahun akhir sekolah saya menjadi delegasi dari sekolah untuk berkompetisi nasional jauh dari pikiran saya awalnya. Dan mendapatkan posisi cukup memuaskan walau tidak sampai ke final. Karena sekolah saya waktu itu termasuk dua sekolah yang mewakili sumatera. Sekolah lainnya tidak mendapatkan posisi itu. Lalu, diusia yang cukup belia berkesempatan tulisan saya rutin mejeng di koran, selama lebih kurang dua tahun padahal sebelumnya saya hanya berkeinginan semu bahwa orang-orang yang tulisannya hadir dimedia adalah orang yang luarbiasa, lagi-lagi Allah yang menggerakkan lebih indah, kemudian saya bertemu orang-orang luarbiasa dan banyak pencapaian-pencapaian yang diluar dugaan. Saya hanya menjalani sesuai dengan peta konsep yang saya lakukan. Dan godaan yang benar-benar menakutkan bagi saya adalah takut akan menjadi manusia yang kufur nikmat :( doakan saya untuk selalu rendah hati dan selalu dengan niat yang lurus.


CATATAN PENTING : LURUSKAN NIAT KARENA-NYA

Dan satu kutipan yang benar-benar membuat saya tergugah beberapa hari yang lalu ketika saya dihadapkan oleh banyak kegagalan mencapai sebuah mimpi dalam waktu bersamaan. Kembalilah introspeksi diri. Mungkin ada yang salah pada diri kita sehingga kita digagalkan oleh Tuhan.

“Jika kamu melihat seseorang yang luarbiasa pencapaiannya padahal dia adalah orang yang sederhana, coba cari tahu amalannya. Karena itu bukan dirinya sendiri yang mengusahakannya ia digerakkan oleh kekuatan Tuhan,” Martga Bella Rahimi (Penulis Buku Mahasiswa 1/2 Dewa)


Teruslah bersemangat mencapai impian :)

Karena Tuhan memeluk mimpi kita ~ Andrea Hirata

--------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Menjaga. Menjaga seperti seorang polisi dengan senjata. Menjaga dari halangan musuh ataupun para penganggu. Tapi itu yang hanya tampak. Bisa saja siapapun bisa menjaga. Tapi bagaimana menjaga sesuatu yang tak tampak. Seperti menjaga hati.

Kali ini saya ingin bercerita tentang sebuah penjagaan yang sulit dan penuh onak liku dan berduri. Terutama dirisaukan oleh para muda muda belia yang hatinya sedang subur bak disirami air dan dipupuk humus yang membuat gembur taman bunga cinta.
Hari ini saya mendapatkan sebuah perspektif sebuah penjagaan dan solusi atas sebuah penjagaan yang ketat akan sebuah rahasia yang tersimpan di hati.
Siapapun kamu, tentu pernah terselinap rasa pada siapa yang kamu inginkan menemanimu dimasa depan bukan ?

Tapi sayang, banyak diantara kita yang lalai. Termasuk saya juga. Tapi kali ini saya tak ingin menjadi kalah oleh waktu, kalah oleh musuh-musuh. Musuh yang bernama syaitan, ibarat sebuah rumah berpagar tinggi dikelilingi oleh penjagaan yang ketat tak mampu dirayu oleh sengatan apapun. Bagaimana konsep menjaga. Menjaga ketika berbicara tentang hati kah ? Atau menjaga yang bagaimana ?

Saya pernah melakukan kesalahan untuk memahami konsep menjaga. Bahwasanya dan sesungguhnya konsep menjaga yang benar adalah diam. Diam seribu bahasa. Layaknya diamnya hati sang ali dan sang fatimah akan sebuah rasa yang hanya Allah yang tahu. Diam ketika diri merasa tak ingin melangkahi keputusannya untuk sebuah momentum bahagia.

Banyak dari kita yang kesulitan untuk diam. Lelah, tak sabar, buru-buru padahal diri ini tahu belum saatnya dan belum waktunya. Diam adalah keputusan paling bijak menghadapi sebuah penjagaan ketat sebuah rasa yang belum pasti muaranya. Belum tampak tanda tanda dan kejelasannya.
Diantara kita ada yang melangkahi waktu, terpedaya oleh rayu-rayu dan oleh kata tunggu. Padahal kata tunggu adalah sebuah alasan riskan yang menjerumuskan pada sebuah hal buruk yang mengorbankan sebuah perasaan. Bila memang siap dan memang tak ada alasan lagi untuk menundanya, bersegeralah. Jangan sampai kata tunggu menjadi alasan para syaitan mengoda hati-hati yang ada. Karena hati manusia itu mudah sekali dibolak-balikan. Seindah apapun, sesuka dan cinta apapun dengan mudahnya bisa menjadi sebuah kebencian mendalam dan begitu pula sebaliknya.

Allah pernah berfirman, bila belum siap maka berpuasalah. Sebuah makna kompleksitas mengenai hal demikian. Memang ada masanya lelah bersabar, ada masanya risau menunggu, ada masanya penantian menjadi sulit. Tapi bersabar adalah sebuah pilihan terbaik dari sampai pada kapasitas dan tanpa alasan hingga sampai pada waktunya. Percayalah Allah maha mengetahui kesiapan kita, Allah Maha Perencana Yang Baik. Tak usah kita mengada-ngadakan sebuah alasan.
Menunggu, Menjaga, Diam dan bersabar. Insya Allah akan Allah balas sebuah keindahan yang luarbiasa di masa yang akan datang. :D

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan keatas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia.Maka Allah  menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya (Imam Syafii).

----------------------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
 

 
Sudah hampir seminggu saya berada di Kota Dumai, mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang merupakan rangkaian kegiatan dari kampus. Ada hal unik yang saya perbincangkan dengan teman-teman satu kamar. Sehingga lahir judul dan tulisan ini. Sebenarnya ide tulisan ini saya sudah lama ingin sampaikan, namun butuh waktu untuk meramunya menjadi sebuah pemikiran yang barangkali membuka pikiran kita. Setelah kami sahur kala itu, ada sesi dari hati ke hati yang tak sengaja saya dan teman-teman perempuan saya bicarakan. Hal yang menjadi pembicaraan adalah berbicara masa depan. 

  Beberapa hari yang lalu ketika saya mengisi host sebuah talkshow radio, narasumber membuka pikiran saya tentang tantangan orangtua di masa depan dan juga peran perempuan dan laki laki yang disalahartikan serta terbalik nilainya. Sebuah kehidupan seorang anak, pendidikan anak yang saat ini seharusnya menjadi perhatian yang tak boleh diabaikan. Sebelumnya dari kita seringkali melihat berita televisi dan media lain tentang peaniayaan anak, kasus kasus negatif yang berkaitan dengan anak, kenakalan remaja dan hal lainnya.

  Semua penyebab yang terkait dengan hal ini adalah berbicara sebuah nilai dasar. Perlu kita sadari bahwa pendidikan keluarga adalah sebuah nilai esensi kehidupan dari seorang manusia. Manusia yang lahir ke muka bumi, mengalami proses pengenalan dan juga proses belajar diawali dari keluarga. Setelah di telisik kasus kasus yang seringkali kita dengar dan lihat itu kembali pada kesalahan menerapkan esensi dalam berkeluarga. Kenakalan remaja, narkoba dan hal negatif lain yang menghancurkan generasi kita dimulai dari sebuah kesalahan fatal mengelola sebuah keluarga. Namun, hal yang mungkin akan saya bahas adalah sebuah nasehat dari hasil perbincangan para perempuan untuk para calon-calon ayah di masa depan.
  Kami (perempuan) menyadari bahwa tantangan kehidupan kita di masa yang akan datang lebih ekstrim, lebih menggoda, lebih menguras nurani dan emosi. Laki-laki saat ini ditawari oleh banyak ragam hal melenakan sejak ia tumbuh dari bocah laki-laki menjadi lelaki dewasa. Kehidupan hedonisme, permainan bola, berbagai macam game yang didominasi kaum adam, film-film, musik, berbagai permainan, perempuan, hal yang terkait dengan nafsu dan hal lainnya. Seperti dirancang mengapa sasaran empuk godaan itu sebagian besar untuk para laki-laki. Perempuan dilenakan dengan berbagai sebuah nilai esensi independennya seorang perempuan, kehidupan materialistik, sehingga hilanglah nilai-nilai yang seharusnya diterapkan dan untuk menjadi manusia yang berkualitas. Bukan mendeskretikan, tapi populasi perempuan yang saat ini lebih mendominasi dibanding kaum adam juga menjadi perhatian. Lapangan pekerjaan yang saat ini lebih cenderung diberikan pada wanita karena wanita itu memiliki pribadi penurut, penyayang, rajin dan cekatan (multitasking) membuat laki-laki saat ini memiliki tantangan lebih sulit untuk lebih mapan, lebih kuat untuk menjawab peran dan tantangan masa kini. Laki-laki yang tak mampu berbuat lebih dalam akademiknya, karakternya, skill yang dimiliki karena terlenakan hal duniawi akan kesulitan untuk menemukan perannya di masa yang akan datang, apakah itu menjadi seorang suami nantinya dan juga menjadi seorang ayah. 

  Pesan dari seorang perempuan dimanapun dan siapapun ia, ia selalu berharap mendapatkan imam yang bisa memenuhi kebutuhannya, baik itu nafkah, membimbingnya menuju surga. Serius menjalani kehidupannya, memapankan diri sejak dini dengan berbagai kegiatan yang meningkatkan kualitas dirinya, imannya, menanamkan hal kebaikan-kebaikan didalamnya. Tidak mudah untuk tergoda dengan hal hal yang tidak baik, memiliki identitas yang baik, jujur dan menjaga. Tentunya gambaran seorang lelaki soleh yang menjadi idaman para perempuan. Selalu memperbaiki diri dengan niat karenaNya.

  Percayalah, bahwa laki-laki dan wanita yang baik kemudian membangun sebuah keluarga yang baik menjalani kehidupan karenaNya akan membentuk peradaban emas yakni untuk anak-anaknya kelak akan disiapkan sesuatu baik di masa datang, kehidupan sejahtera di dunia dan surga di akhirat.
  
  Siapapun kamu calon imam, semoga dipertemukan pemimpin bidadari yang akan kamu temani di surga kelak :)
Share
Tweet
Pin
Share
5 comments

 Akhir-akhir ini aktivitas update blog adalah hal yang paling menyenangkan bagi saya. Selain mengasah disiplin dan juga daya ingat saya. Saya menemukan berbagai pembaca setia yang senang sekali mengajak saya berdiskusi di sosial media. Saya menemukan ilmu baru setiap menulis. 

Belakangan lumayan banyak project yang membutuhkan kemampuan menulis lebih sering dan banyak. Padahal kemampuan menulis saya jauh dari kata sesuai dengan EYD. Lebih banyak curhat tidak jelas ketimbang sesuai dengan ejaan yang benar.

Inspirasi kali ini mengenai esensi sebuah karya. Masih berkaitan dengan artikel sederhana yang pernah saya posting tentang Contribution Unlimited. Seberapa jauh kapasitas kita hidup di dunia ini. Seperti apa alat ukurnya ? Banyak dari kita yang senantiasa membanding-bandingkan diri sendiri dengan oranglain dengan bagaimana ia menghasilkan perkara duniawinya. Hartanya, kedudukannya, gelarnya, dan apa embel duniawi yang dimiliki.

Beberapa hari yang lalu saya diberi kesempatan membaca semua tulisan-tulisan sahabat saya di forum indonesia muda dalam ajang wrising project. Ada ilmu baru dan kutipan baru yang membuat saya tertegun, perkara idealisme. Idealisme yang seringkali menghilang ketika kita mendapatkan sebuah posisi nyaman, idealisme yang sirna menjadi bayang-bayang semu ketika hal duniawi ia dapatkan. Balik lagi kemana kita melangkah di muka bumi ini. Tidak semua orang menginginkan sebuah prestise embel-embel duniawi yang melengkapi, melainkan kepuasan yang lahir dari hatinya terhadap dirinya sendiri, prinsip hidupnya, ketenangan jiwanya.

Kita seringkali salah langkah, salah merenung. Bahwa kehidupan hedonisme dan kapitalis membuat kita seringkali terbuai dengan angan-angan semu. Banyak lagi yang saya pelajari dari teman-teman.
Kali ini, saya hanya bercerita bahwa kehidupan itu memiliki sebuah sandi yang perlu kita pelajari dan ambil hikmahnya. Baik itu melalui orang terdekat kita, hal-hal sepele, dan juga pertemanan. Saya senang berteman, bagi saya berteman itu menambah semua keberuntungan yang Allah berikan pada kita melalui mereka. Seringkali kita lupa bahwa sebuah hubungan silaturrahim yang terbina baik itu sangatlah penting. Jangan sekali-kali menyakiti hati orang lain dengan tindakan kita, memang kita tidak sempurna. Tapi jangan biarkan diri kita bisa melukai mereka. Selalu lah berusaha menjadi orang baik. Bukankah kita hidup di dunia mencari saudara ? Bukan mencari musuh. Karena masih ada saya lihat orang yang punya kebiasaan unik dengan mengusik kehidupan oranglain dengan hal yang menyakitkan, walaupun dengan niat yang baik untuk mengingatkan. 

Semua tergantung diri kita, bisakah kita menjaga ego kita apa tidak. Seperti kutipan ini, salah mencintai itu ada dua : apakah salah orang, artinya orang tersebut tidak menyambut baik perlakuan kita karena karakter mereka kurang cocok, atau kita yang salah menyampaikan perasaaan yang baik tersebut dengan cara yang salah. Kutipan dari Mario Teguh bisa kita aplikasikan dalam kehidupan pertemanan.
Yuk kita berniat untuk selalu jadi gelas kosong yang berusaha senantiasa belajar, belajar dari mereka. Jangan sepelekah orang walau dia hanya anak kecil, atau orangtua renta yang barangkali sering kita anggap sebelah mata perkataannya. Lihatlah apa yang disampaikan bukan siapa orangnya :D

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca :)

semoga menginspirasi !
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Judul kontroversial menurut saya. Bisa diarahkan kepada kegiatan galau-isme atau hal hal berunsur politis-isme. Well, untuk aktivitas saat ini saya berusaha melakukan perenungan lebih dari biasanya. Merenung sekaligus menverifikasi kebenaran dan ketidakbenaran yang sekarang jadi sebuah kesamaran. Berusaha menjadi lembut entah kenapa hal kelembutan menjadi sudut pandang saya belakangan. Saya selalu melihat tulisan saya yang terlalu tegas dan terkadang mengerikan hehe. Itu pendapat pribadi saya sih. Mungkin basic menulis di koran dahulunya menjadikan saya pribadi yang kritis dan frontal hehe.

Bercerita tentang janji dan harapan. Setiap manusia punya harapan bukan. Harapan untuk hidup lebih baik, hidup lebih lama, hidup bahagia dan sejahtera. Harapan akan tercapai ketika sebuah janji tertunaikan. Seperti sebuah sinergi antara hukum permintaan dan penawaran.
Kali ini saya membicarakan janji dan harapan secara umum. Sudut pandang mana, silahkan readers temukan sendiri dari sudut mana ingin diambil. Apakah dari sudut politis-isme atau galau-isme. Saya yakin pembaca mengerti apa yang saya maksud.
Belakangan lalu, kita dikabarkan sebuah isu mengenai demo mengenai tuntutan janji-janji presiden kita kepada rakyat. Bukan menjadi isu lagi melainkan realita. Sejak tergabung di forum indonesia muda yang notabene juga merupakan para aktivis luarbiasa yang menyuarakan idealisme. Detik-detik hari dimana kesepakatan untuk terjun berorasi menjadi hal yang hangat dibicarakan di forum kami di sosial media. Berbagai seliweran berita yang barangkali teman-teman tahu, tentang aksi foto-foto makan malam, isu sini dan sana. Jujur saja, saya kelimpungan mencari lebih banyak tabbayun dan memverifikasi. Karena berita kebenaran menjadi hal yang mahal menurut saya belakangan ini. Apakah apatis? No, bersuaralah dengan bijak.

Well, kali ini saya tidak berbicara demikian. Itu hanya intermezzo seputar keterkaitan sebuah janji dan harapan. Sebuah janji yang disampaikan oleh pemerintah yang memiliki kekuasaan kepada para rakyat yang menaruh harapan besar agar hidup mereka lebih baik karena pemerintahan baru. Bukankah itu yang menjadi fokusnya ?
Coba kita kembali kepada esensi sebuah harapan dan janji. Pernahkah kamu merasa berharap kepada oranglain ? Tentu pernah, berharap dia melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dijanjikan sesuatu yang membuat kita makin berharap lebih banyak terhadap orang tersebut. *bukan curhat*
Setiap dari kita tentu punya harapan. Harapan terhadap diri kita sendiri, oranglain, sahabat teman, bahkan ada juga yang berharap dengan benda mati.
Namun, seringkali kita berlebihan berharap. Menaruh tinggi ekspetasi harapan kita. Bedakan harapan dengan impian. Harapan suatu perasaan dimana kita menginginkan sebuah realitas sesuai dengan ekspetasi. Keinginan sebuah hal itu terjadi, dan sebuah kepercayaan akan terjadi sesuatu di masa yang akan datang.
Apa yang biasanya terjadi bila harapan tidak sesuai ? Kekecewaaan tentunya. Imbasnya adalah hati. Hati menjadi imbas dari sebuah harapan yang tidak terwujud. Well, hal yang simpel yang ingin saya sampaikan mengenai janji dan harapan. 

“Jadilah kita manusia yang tak gampang untuk berjanji pada siapa saja, jangan membuat sebuah harapan-harapan pada orang lain jika kita menyadari kita tak mampu berbuat demikian. Jadilah pribadi yang berkredibilitas baik untuk berjanji dan selalu menepati. Dan juga jadilah kita manusia yang hanya berharap pada Tuhan, jangan seringkali berharap berlebihan pada manusia”

Sebaik-baik hati yang lapang ketika mampu mengendalikan harapannya. Tak terbuai oleh harapan-harapan kosong yang hanya merusak suasana hati dengan rasa kecewa, rasa tidak nyaman, tidak enak ketika harapan kita tidak sesuai dengan keinginan. Controlling your hoping :) berhati-hatilah membuat janji.

Semoga kita bukan termasuk manusia yang diberi label pemberi harapan palsu atau janji palsu :) di kehidupan manapun dan juga tidak menjadi korban akan manusia yang memang berlaku demikian pada kita :D have a nice day !

*yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

27 April hari yang ditunggu-tunggu. Hari Inspirasi Pekanbaru. 2013 Saya pernah diberi kesempatan ajaib menjadi bagian relawan profesional untuk mengajar. Kali ini di tahun 2015 saya menjadi panitia Kelas Inspirasi III Pekanbaru. Masih kuat diingatkan ketika kami para panitia dua bulan sebelumnya merancang kegiatan ini, melakukan survei, mengumpulkan data, mengumpulkan para relawan dan publikasi melalui sosial media. Namun saya merasa kurang maksimal memberikan kontribusi pada proses-proses ini karena saya sibuk mengikuti kompetisi bisnis yang membuat saya tidak maksimal berkutat didalamnya. So sadly.

bersama Panitia Kelas Inspirasi Pasca Brefing
Hari hari menjelang hari inspirasi semakin menarik. Saya menjadi MC ketika brefing para relawan menjadi tantangan luarbiasa. Apalagi didepan Wakil Walikota Pekanbaru, Pak Ayat Cahyadi. Tahun ini begitu spesial, bahwa kegiatan Kelas Inspirasi Pekanbaru berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Tidak seperti tahun tahun sebelumnya. Kali ini kita berpikir untuk semangat bersinergi membawa visi dan misi yang sama untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Kelas Inspirasi adalah bagian kegiatan dari Indonesia Mengajar. Kegiatan cuti sehari bagi para profesional untuk memberikan inspirasi ke adik-adik dengan mengajar dan memberi semangat bermimpi. Hal yang disampaikan adalah mengenai profesi mereka. (bagi yang belum tahu)
Lanjut, ketika membawakan acara brefing yang seru sekali. Saya mendapatkan bagian data data relawan untuk menjadi fasilitator. Lagi lagi ajaib, saya menjadi fasilitator pak ayat cahyadi yang akan mengajar di sekolah menyebarkan inspirasi sebagai pak walikota.


Akhirnya menjelang seminggu hari inspirasi dari hari brefing, saya dan para relawan melakukan rapat via online dan juga tatap muka. Walaupun perwakilan, ketika saya hadir ditengah-tengah relawan tim saya, saya tidak ingin mau berhenti bercerita. Mereka super hebat, semangat, dan juga jiwa sosial yang tinggi di profesi mereka yang berbeda. Ada dokter desby yang merupakan dosen dan juga dokter umum disalah satu rumah sakit di Pekanbaru, kemudian ada mbak Adel yang merupakan pegawai PT Chevron ada mbak Santi yang merupakan psikolog keren yang mengajarkan banyak hal mengenai karakter anak-anak dan juga jiwa manusia #tsahh. Juga ada ibu sondha yang aktif dahulunya sebagai pegawai tata kelola dan kota pekanbaru, sudah keliling dunia, dan banyak pengalaman seabrek yang dimiliki ibu ini, lalu pak Ayat Cahyadi yang ramah, santun, berkarisma :) sayangnya karena kesibukan beliau kita sulit sekali berkomunikasi intens dengan beliau. Moga ada saatnya ya pak. Lalu ada tim kece dari dokumentasi, fotografer profesional dan videographer yang merupakan senior dikampus saya dulunya (baru kepo) mas Fajar dan mas Anwi. Mereka orang-orang super yang dipertemukan dan menariknya sulit banget berpisah kalo udah menyatu kami-kami ini. Banyak hal yang kami ceritakan dan selalu mengebu-gebu ketika membahas ide-ide brilian.

Hari saya survei sendirian sebelum hari inspirasi cukup melelahkan. Seperti biasa, nyasar adalah aktivitas yang tak pernah lepas dari kehidupan saya ketika mencari tempat yang belum pernah saya kunjungi. Bensin yang sebelumnya full tank akhirnya mendekati error alias kritis. Akhirnya dalam waktu tiga jam saya baru menemukan sekolah itu. Lagi-lagi terlambat. Akhirnya saya mengset kembali schedule bertemu kepala sekolah.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup saya kembali menyusun rencana bersama relawan lainnya. Sekolah yang terletak di area bekas lokalisasi itu membuat bulu kuduk saya merinding ketakutan. Sepi, sunyi, jauh dari pemukiman kota. Itu kesan saya pertama kali melewati jalan-jalan menuju sekolah itu. Sekolah yang tidak begitu luas dengan terbatas ruang kelas yang hanya ada satu kelas setiap jenjangnnya dengan jumlah siswa yang hanya 200an lebih kurang totalnya dengan 10 guru termasuk sekolah kecil bila diukur dan dibandingkan sekolah dasar negeri pada umumnya yang memiliki ruang kelas yang banyak setiap jenjangnya.
Hari inspirasi tiba. Seperti biasa sensasinya sungguh berbeda ketika saya menjadi relawan dahulu. Ada momen mengingat-ingat kembali kisah sebelumnya yang unik itu. Tapi kali ini hal diluar dugaan terjadi. Selain jadi fasilitator saya juga mengajar.
“Aaaa. Ibu Melati .. sahut anak-anak. Ibu harus ke kelas ini” ketika anak-anak menarik baju saya berebutan ingin diajar dikelasnya. Siswa kelas 1 dan 2 begitu iri dengan kakak tingkatnya yang kami datangi dan ajarkan dengan permainan menarik dan juga mengesankan. Well, tenang adik-adik suatu saat kami datang lagi kok :D

Ada hal unik di sekolah ini. Siswa-siswanya super cerdas dan aktif. Tak ada kata malu-malu. Setiap lontaran pertanyaan dan juga eksperimen yang kami hadirkan ditanggapi dengan aktif dan serius. Saya bu .. Saya mau coba.. Saya bisaa.. Saya mau jadi polisi bu” teriakan teriakan itu yang kami dengar sepanjang perjalanan mengajar dari kelas 6 hingga kelas 3. Yaaa.. Ada empat kelas yang kami ajar secara bergantian.
Sampai pada sesi-sesi terakhir kami melakukan aksi closing moment dengan membuat demo bermimpi. Mereka menuliskan impian mereka dan mengikatnya dikepala mereka. Kami meminta mereka mengikrarkan diri untuk mencapai cita-cita mereka sesuai yang mereka tuliskan.
Banyak hal yang perlu dibenahi disini. Mereka sangat aktif dan cerdas. Tapi nilai-nilai etika dan kebaikan masih kurang. Mereka mengeluh bahkan pelajar PPKN lebih sulit dari matematika. Saya pun terheran -heran, dan saya melakukan survei itu dari kelas tiga hingga jenjang kelas enam. Ketika saya SD pelajaran PPKN yang saya tunggu-tunggu ketika jiwa cinta tanah air membuncah, ketika belajar budi pekerti kepada orangtua, teman dan sekitar. Itu yang saya pelajari. Tapi barangkali yang mereka pelajari sekarang tentang pancasila atau UUD 1945 mereka harus adopsi dan hapal diluar kepala.
 

Mungkin perlu dikaji ulang sesuai kebutuhan. Masih banyak hal menarik lainnya yang kita bisa kupas. InsyaAllah saya dan relawan lainnya sudah merancang program lanjutan untuk sekolah ini. Nantikan ceritanya :D
Teriakaan! Kelas Inspirasi Pekanbaru ! Berani Bermimpi !
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

ABOUT ME




Hi, I'm Melati Octavia

Welcome Readers! I'm in love with books, creativity, and think about people. This is my journal and story of my life!
Happy Reading!

Read More>

Follow Us

  • LinkedIn
  • Youtube
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram

Labels

Artikel Choice community development Self Improvement Self Reminder Tulisan Young Mindset

My Pageview

Melati's books

Menulis: Tradisi Intelektual Muslim
Indonesia Mengajar
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Harry Potter and the Chamber of Secrets
Harry Potter and the Order of the Phoenix
The Tales of Beedle the Bard
25 Curhat Calon Penulis Beken
7 Keajaiban Rezeki
Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah
Notes from Qatar 2
Kuliah Tauhid
99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Habibie & Ainun
Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah
Menyimak Kicau Merajut Makna
Berani Mengubah


Melati Octavia's favorite books »

Blog Archive

  • ▼  2022 (14)
    • ▼  November (1)
      • Aksi Nyata Untuk Transisi Energi di Masa Depan
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2018 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (37)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2015 (53)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (3)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  Desember (3)

Mels Journal Podcast

Melati Octavia's Intellifluence Influencer Badge

Banner Bloggercrony

Facebook Twitter Instagram Pinterest Bloglovin

Created with by BeautyTemplates