Melati Octavia Journal

Diberdayakan oleh Blogger.
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn
  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Story of Me
    • My Experience
    • Startup & Digital Life
    • Ngobrolin Passion
      • Talk Of Design
      • Writing Tips
      • Ngobrol Marketing
      • (NEW) Eco Lifestyle
    • Traveling Story
    • Diskon & Referral
  • This Is My Mind
    • Sudut Pandang
    • Boost Yourself
      • Young Mindset
      • Self Improvement
      • Career Talks
    • Review
    • My Project
      • Kongkow Nulis
      • Skill20
      • #ThinkMe
      • Codea Labs
    • Rubrik Seru
      • Date With Book
      • Movie Session
      • Bahas Bisnis
      • Road To Beauty
      • Eat With Me
      • Community Talks
      • Financial Talks
  • Contact Me
    • As Blogger
    • As Freelancer



Kali ini saya kembali dengan Ruang Publik KBR dan Blogger Community memberikan sharing mengenai kabar teman - teman disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta)

Dimana di Talkshow kali ini diundang langsung para teman OYMPK yang sudah berdaya dan berkarya menceritakan pengalamannya selama bekerja.

Live Talkshow ini berlangsung hari Rabu, 27 Juli 2022. Live Talkshow yang disiarkan lewat channel Youtube ini dimoderatori oleh penyiar Rizal Wijaya, bersama dengan narasumber Agus Suprapto, DRG, M.Kes  dan Mahdis Mustafa.


Cerita Pak Mahdis, OYPMK yang Berkarya dan Berkarir

Beliau bernama Mahdis Mustafa. Ia  adalah salah satu penyandang OYPMK. Ia didiagnosa pengidap penyakit kusta pada tahun 2010. Awalnya, Mahdis tidak mengetahui bahwa ia terkena penyakit kusta karena orang tuanya tidak memberi tahukannya soal penyakit apa yang sebenarnya dideritanya. Ia hanya diberitahu bahwa ia sedang terkena alergi. Saat itu orang tuanya takut kalau Mahdis akan malu dikarenakan masih adanya stigma negatif di masyarakat tentang penyakit kusta. 

Tapi lama kelamaan Mahdis pun mengetahuinya saat mengecek jenis obat-obatan yang ia konsumsi. Saat Mahdis sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar, ia bertemu dengan seorang kader organisasi dan mengajaknya terjun ke dunia organisasi. Awalnya ia menolak ajakan  tersebut. Tapi karena keterbatasan biaya dan tidak ingin membebani orang tuanya, akhirnya ia pun memberanikan diri untuk melamar pekerjaan di salah satu rumah sakit di Makassar sebagai cleaning service untuk membantu membersihkan ruangan di area perawatan kusta.

Kemudian, ketika penyakitnya dikatakan sembuh. Beliau mendapatkan kepercayaan dari perusahaan outsource cleaning service untuk bekerja dan berpindah kontrak dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Hingga pada akhirnya, perusahaan tempatnya bekerja merekomendasikan Mahdis dengan kompetensi dan keahliannya untuk memimpin tim dan menjadi supervisor di perusahaan outsource cleaning service. Kini Mahdis Mustafa menjabat sebagai SPV cleaning service di PT.Azaretha Hana Megatrading.   

Baca Juga : Para Disabilitas Berhak Tahu Edukasi Seksual


Tantangan Akses Kerja untuk Para OYPMK

Secara statistik, pada 2019 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) disabilitas sebesar 45,9%, artinya dari 10 penyandang disabilitas usia kerja, hanya 5 yang masuk dalam angkatan kerja. Angka ini hanya sepertiga dari TPAK non disabilitas. Rendahnya TPAK disabilitas menandakan kesulitan yang dialami penyandang disabilitas dan OYPMK dalam pasar tenaga kerja.

Penyandang disabilitas termasuk OYPMK dianggap kelompok yang tidak produktif, tidak memiliki kemampuan yang layak serta adanya kekhawatiran kerugian materil perusahaan dalam menyediakan aksesibilitas di tempat kerja menjadi salah satu hambatan yang ditemukan dari sisi penyedia kerja.

Indonesia sendiri sudah cukup maju dalam pemenuhan hukum hak penyandang disabilitas termasuk Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK), yaitu UU No.8/2016 sebagai tindak lanjut UU No.19/2011 tentang ratifikasi Konvensi Hak Penyandang Disabilitas. Bagi negara kita, penyandang disabilitas termasuk OYPMK memiliki hak atas pekerjaan, kewirausahaan dan terlibat dalam koperasi. Mereka berhak mendapat pekerjaan tanpa diskriminasi, upah setara, akomodasi layak dan pengembangan karir.


Baca Juga : Mereka Juga Bisa Punya Mimpi

Peran Pemerintah Untuk Mendukung Peningkatan Taraf Hidup OYPMK

Sampai saat ini, Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dan penyandang disabilitas mengalami berbagai tantangan saat kembali ke masyarakat. Salah satu tantangan yang dihadapi yaitu minimnya akses pekerjaan bagi penyandang disabilitas.

Pada tahun 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) disabilitas hanya sebesar 45,9%, artinya dari 10 penyandang disabilitas usia kerja, hanya 5 orang yang masuk dalam angkatan kerja. Angka ini hanya sepertiga dari TPAK non disabilitas.

Penyandang disabilitas termasuk OYPMK dianggap sebagai kelompok yang tidak produktif, tidak memiliki kemampuan yang layak dan adanya kekhawatiran kerugian materil perusahaan dalam menyediakan aksesibilitas di tempat kerja menjadi salah satu hambatan yang ditemukan dari sisi penyedia kerja.

Untuk itu, sharing ilmu dalam Talkshow ini juga membuka pikiran saya bahwa di luar sana masih banyak juga teman-teman disabilitas terutama OYPMK yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Bapak Mahdis juga menceritakan bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan pekerjaan di tempat umum yang awalnya mengalami kendala dalam hal penolakan. Hal pertama yang selalu disampaikan Bapak Mahdis ketika interview kerja adalah jujur dengan kondisinya, bahwa beliau adalah seorang yang pernah mengalami kusta. 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Nah, tulisan kali ini merupakan lanjutan dari sharing materi inspiratif kegiatan Forest Talk with Bloggers di Hotel Grand Zuri, pada hari Sabtu, 20 Juli 2019. Jujur saja, awalnya saya tidak tahu kalau event kali ini ada Field Tripnya. Saya sempat meng-iyakan ajakan teman ketika siang untuk agenda lainnya. Tapi ternyata tidak, ada agenda berkunjung. Wah! Seru pastinya. Mengingat belakangan ini saya di-sibukkan dengan kegiatan pindahan barang-barang di rumah, jadi jarang sekali jalan - jalan. Mari simak keseruan perjalanan serunya!

Kami memulai perjalanan pada pukul 11.00 pagi dimulai dengan persiapan. Kami pun menyiapkan diri membawa barang – barang yang dibutuhkan termasuk mengisi tumblr yang menjadi merchandise yang diberikan oleh tim panitia kegiatan Forest Talk with Bloggers kali ini. Kami tahu pasti perjalanan ini memakan waktu cukup lama sekitar 2 jam. Kita diberi sedikit arahan mengenai Desa yang akan dikunjungi. Yaps, nama desa yang kami kunjungi nanti adalah Desa Batu Gajah. Saya dan beberapa teman memilih Bus pertama dan ternyata sepi. Tim Blogger ternyata banyak memilih bus kedua hahahaha.

Memulai Perjalanan

Akhirnya setelah sejam lebih dalam perjalanan, kami dibuat penasaran dengan beberapa pohon yang menjadi pemandangan kami. Pohon – pohon itu menjulang tinggi dengan banyak ranting kecil namun dedaunan yang terpusat di puncaknya, ternyata memiliki nama Pohon Eucalyptus. Kami diberi beberapa penjelasan bahwa kami berada di sebuah kawasan Tapung, Kabupaten Kampar. Lokasi ini berada di area PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI). Desa ini merupakan salah satu binaan dari Program DMPA ( Desa Makmur Peduli Asap).
Dikutip dari Presentasi Forest Talk

Program DMPA adalah perwujudan Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) APP Sinar Mas dengan pelibatan masyarakat adat dan lokal secara konstruktif dalam upaya menyelesaikan konflik sosial dan juga pemberdayaan masyarakat sekitar hutan secara sosial-ekonomi. Dalam hal ini yang dijelaskan Pak Tahan Manurung, bahwa Riau memiliki permasalahan pelik dalam mengelola hutan. Kita tahu jika, Provinsi Riau terkhusus kota Pekanbaru seringkali dilanda Kabut Asap yang menjadi bencana nasional.

Program DMPA mengedepankan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, antara lain masyarakat , perusahaan, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan juga akademisi.

Teman Baru dari Desa Batu Gajah

Ada hal menarik ketika kami menelusuri menuju Desa Batu Gajah yang merupakan Binaan DMPA. Saya melihat sebuah penerapan pengelolaan hutan yang baik dari segala aspek stakeholder. Baik itu perusahaan (industri), masyarakat dan juga alam. Kami pun akhirnya sampai ke balai desa atau juga salah satu perwakilan warga Desa Batu Gajah. Kami disambut dengan gembira oleh mereka dengan berbagai suguhan yang mengugah selera hasil perkebunan. Saya sendiri menyaksikan beberapa lahan sekitar balai tempat kami menyelenggarakan acara terdapat kebun ubi dan juga beberapa tanaman produktif lain. Kami diminta untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan panjang dari Pekanbaru yang memakan waktu sekitar 2 jam. Kami diberi suguhan ubi goreng, sukun dan jagung rebus.

Suguhan Hasil Kebun Desa Batu Gajah
 
Warga pun antusias menyambut kami dengan menceritakan apa yang mereka lakukan di Desa Batu Gajah sebagai salah satu desa binaan program DMPA diantaranya mereka produktif dalam menghasilkan kerajinan hasil hutan yang dapat dijual dan menambah nilai tambah. Seperti topi, tudung saji dan alat rumah tangga lainnya. Saya salut, mereka menceritakan bagaimana mereka menggunakan tanaman sebagai pewarna alami untuk kerajinan mereka.

Demo Kerajinan Hasil Hutan dari Warga Desa Batu Gajah
“Kami menggunakan asap lampu togok untuk pewarna hitam dari topi anyam kami,” ucap salah satu warga yang mempresentasikan bagaimana mereka menghasilkan  kerajinan dari hasil hutan
.
Kami pun menyaksikan langsung warga disana terutama Ibu – Ibu warga Desa Batu Gajah sungguh lincah dan kreatif. Salah satu hasil pangan yang menurut saya sangat enak dan juga unik adalah Kripik Tempe Organik. Saya benar – benar ketagihan! Mereka memproduksi tempe sendiri dan juga menjadikannya pangan jadi yang siap di santap. Yummy! Kamu musti coba deh!


Hasil Pangan Warga Desa Batu Gajah

Desa Batu Gajah konon katanya asal usul nama desa ini berasal dari perjanjian antar Gajah dan Manusia. Perjanjian gajah yang menyalahi aturan karena memakan pohon kekededau yang ketika menyebrangi sungai akhirnya menjadi batu. Kita masih bisa loh menyaksikan batu yang menyerupai gajah di sungai tersebut loh.

Saya pun sempat berbincang dengan beberapa anak gadis disana dan berfoto. Mereka sangat ramah sekali menyambut kami. 

Saya yang antusias 
Kami pun melanjutkan perjalanan untuk melihat beberapa peternakan sapi warga Desa Batu Gajah. Sungguh menarik, ternyata bukan hanya perkebunan, kerajinan tangan, dan juga hasil pangan. Desa binaan DMPA juga merambah ke sektor perternakan. Sapi yang kami saksikan gemuk – gemuk dan sehat, menurut informasi yang kami dapatkan. Saat ini mereka sudah memiliki dan berhasil mengembangbiakan 18 sapi loh dari 6 sapi yang diberikan oleh Tim Pembina DMPA. Super!

Perlu kita ketahui, Program DMPA telah dimulai sejak tahun 2014 dengan beberapa program diantaranya : Program ternak sapi, hortilkutura, dan program bantuan untuk para nelayan. Seru banget kegiatan Field Trip ini deh pokoknya! Beberapa hal yang bisa saya dapatkan dan menjadi catatan saya yaitu mengenai kolaborasi yang apik antara warga, industri dan alam.

Peternakan Sapi Warga Desa Batu Gajah

Sepanjang perjalanan menyusuri hutan, saya melihat pohon – pohon yang ada dikawasan tersebut terbina dengan baik. Tidak ada bekas pembakaran, hasil hutan kayu yang ditebang sudah bermunculan bibit baru sebagai pengganti pohon yang ditebang. Ya! Mereka sudah menerapkan program tebang pilih. Saya pun ikut bertanya - tanya tentang bedanya warna – warna pita yang ada di beberapa pohon. Ternyata maksudnya adalah untuk membedakan dan mengenal usia pohon yang boleh dan tidak untuk ditebang.

Menarik ya! Saya ingin sekali datang kesini lagi kapan – kapan! 

Rombongan Para Blogger Keren Abis!!

____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Akhirnya sampai-lah saya menulis cerita ini setelah menulis beberapa materi dan juga keresahan saya di beberapa artikel sebelumnya. Teman – teman bisa baca disini bit.ly/ForestTalkNotesByMelatiOctavia. Awalnya saya hampir melewatkan kegiatan menarik ini. Kesibukan saya di kantor membuat beberapa kegiatan blogger “sedikit” terabaikan. Saya sempat berpikir, apalah jadinya jika saya tidak jadi mengikuti event menarik dan keren ini. Banyak ilmu dan pengalaman yang sudah saya sia – siakan tentunya.

Kali ini, tidak seperti catatan saya sebelumnya. Saya ingin memberikan kesan personal dalam cerita saya kali ini. Termasuk rangkaian acara sejak awal. Ada hal menarik ketika saya menghadiri event ini. Bisa dikatakan saya orang terakhir yang bergabung menjadi peserta Forest Talk with Blogger. Jadi banyak hal yang tidak saya ketahui, sehingga salah satu kecerobohan saya adalah tidak bertanya dahulu detail lokasi acaranya. Mungkin saya “kurang jalan – jalan” walaupun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya “nyasar” ketika mencari lokasi kegiatan Forest Talk with Blogger.

Teman – teman lain tentunya sudah biasa menyikapi salah satu karakter saya yang “absurd” ini. Saya salah membaca nama tempat penyelenggaran acara yang harusnya Grand Zuri tetapi saya malah ke The Zuri. Yaps! Beda satu kata tapi saya bisa nyasar jauh sekali. Bahkan sempat ada adegan hampir mogok, karena saya kelupaan mengisi bensin.

Dibilang terlambat tidak juga. Saya hadir “pas” sekali ketika momen pembukaan dimulai. Tapi yang menyedihkan bagi saya adalah saya tidak sempat mengelilingi booth yang ada di kegiatan Forest Talk with Bloggers. Saya sedihhh banget!


Event ini menyajikan materi yang relatable dengan kondisi lingkungan saat ini. Pematerinya handal banget, tahu dari mana ? Ketika saya melakukan livetweet beberapa me-reply tweet dan mengatakan bahwa beberapa pemateri yang hadir adalah sosok idola beliau. Kebetulan beberapa relasi saya ketika kuliah dulu adalah teman sesama jurnalis di rubrik ForUs Riaupos. Sebuah rubrik lingkungan mingguan dulu tiga tahun saya pernah bekerja dulu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Sekilas tentang Yayasan Doktor Sutan Sjahrir

Yayasan ini bermula dari sosok panutan yaitu Dr. Sutan Sjahrir. Dr. Sjahrir semasa hidupnya dikenal sebagai ekonom. Beliau yang lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 24 Februari 1945 itu pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden poada 2007 silam. Kemudian wafat  di Singapura pada 28 Juli 2008 di usia 63 tahun.

Semasa hidupnya, di tahun 2001, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Aktivitas utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Yayasan ini hadir merupakan cita - cita dan misi beliau yang diteruskan dalam bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Termasuk salah satunya kegiatan kali ini. Kegiatan kali ini berkolaborasi denga The Climate Reality Project dan juga Tropenbos Indonesia sebagai upaya sosialisasi lingkungan dan juga perubahan iklim kepada masyarakat dengan mengundang para media dan blogger agar dapat diteruskan ke masyarakat lebih luas lagi.

Di kegiatan inilah saya mengenal isu lingkungan dan problem lingkungan secara utuh. Banyak ilmu dan materi yang disampaikan pada kegiatan Forest Talk with Blogger di Pekanbaru di awali dengan 


Pemateri pertama adalah Bu Amanda Katili Niode beliau seorang Manager dari Climate Reality Project Indonesia. Di materi pertama beliau menyampaikan mengenai “Perubahan Iklim”. Singkatnya, Bu Amanda menjelaskan bahwa ketidakstabilan iklim yang kita rasakan sekarang. Misalnya hujan tiba – tiba, tidak sesuai dengan aplikasi perkiraan cuaca dan bahkan musibah gempa dan banjir yang tidak dan sulit sekali diprediksi ternyata ada andil kegiatan manusia di dalamnya. Tentu hal ini menjadi renungan bagi kita semua, bahwa kegiatan manusia mengambil andil dalam terjadinya bencana yang terjadi saat ini.



Pemateri kedua dilanjutkan oleh Ibu Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Beliau menyampaikan mengenai Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap. Pada materi ini disajikan, saya terkesima dengan beberapa istilah yang disampaikan seperti deforestasi, konversi hutan, dan banyak lainnya. Ternyata menjaga hutan itu adalah tindakan utama untuk menjaga bumi kita. Ibaratnya hutan kita rusak, itu artinya bumi kita rusak. Pengelolaan hutan yang tak terkendali inilah menjadi akar terjadinya kerusakaan lingkungan lainnya. Hutan adalah sentral dan jantungnya bumi.

Materi selanjutnya seharusnya diisi oleh Mba Murni Titi Resdiana, beliau merupakan bagian dari staff khusus presiden di bidang Pengendalian Perubahan Iklim dengan materi “Pohon dan Ekonomi Kreatif” Namun akhirnya diwakili oleh Ibu Amanda. Seperti tulisan saya sebelumnya, saya tertarik membahas lifestyle kita saat ini mempengaruhi keramahan kita terhadap lingkungan. Materi yang disajikan kali ini menyampaikan berbagai produk pangan dan sandang yang ramah lingkungan namun juga enak. Seperti keripik hasil hutan yang ramah lingkungan, ada juga produk tas terbuat dari rotan yang sekarang sedang hits di kalangan anak remaja putri. Dalam penuturan beliau juga menjelaskan pewarna alami hasil hutan yang bisa kita kembangkan seperti Kulit Secang yang dapat memberi warna merah kecoklatan dan juga akar mengkudu yang memberikan pewarna kain merah. Saya pun kepikiran mau hunting cari – cari alternatif pewarna untuk cat kontrakan kalau ada hihihi *bercanda.



Materi lanjutannya diisi oleh Bapak Tahan Manurung, beliau adalah perwakilan Asia Pulp and Paper menyampaikan Desa Makmur Peduli Api. Nah, materi ini juga menarik nih. Beliau menyampaikan bahwa perusahaannya telah berkontribusi dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat hutan yang berdekatan dengan hutan produksi dan juga mengelola hasil kreativitas warganya. Saya tertarik sekali loh dengan program yang mereka laksanakan. Bahkan beberapa contoh dari hasil produksi pangan mereka enak dan juga kaya akan gizi. Saya pribadi siap mendukung untuk ikut membantu untuk hasil pangan yang kreatif dari mereka. Mereka mengatakan menargetkan 236 desa menjadi binaan mereka dengan durasi 5 tahun loh. Dari hasil itu, bisa dikatakan mereka mengelontorkan dana sebesar 67,2 Milyar untuk melaksanaakan program ini. Sungguh angka yang besar ya!

Potret Keseruan Forest Talk with Blogger Pekanbaru 

Nah, sebenarnya masih banyak cerita menarik nya. Kegiatan kami dilanjutkan dengan persiapan Field Trip ke salah satu desa binaan DMPA ( Desa Makmur Peduli Api) yaitu Desa Batu Gajah. Mau tahu ceritanya ?

Simak ceritanya disini >> Forest Talk Stories ; Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah
____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Sebelum sharing mengenai tips menjaga lingkungan yang mudah untuk kita terapkan. Ada beberapa hal yang perlu di highlight dalam event Forest Talk with Blogger dalam sesi materi ke 3 (tiga) oleh Mbak Atiek Widayati perwakilan dari Tropenbos Indonesia. Tropenbos Indonesia adalah yayasan resmi berdiri tanggal 22 Desember 2016 kini diberi nama Yayasan Tropenbos Indonesia. 

Tropenbos Indonesia sendiri memiliki tagline menarik "Menjadikan pengetahuan bermanfaat bagi hutan dan manusia" dan visi "Menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik tentang Tata Kelola Lanskap Hutan yang Lebih Baik". Ini dikutip dari situs resmi Tropenbos Indonesia. Bu Atiek Widayati banyak sekali menceritakan mengenai hutan secara menyeluruh, baik itu istilah – istilah asing mungkin yang kita temui dan juga proses hutan yang menjadi sentral keseimbangan yang ada di bumi.

Dikutip dari The Nature Conservancy Indonesia

Nah, karena hutan adalah sebuah asset berharga yang dimiliki bumi. Maka dari itu menjaga bumi sama dengan menjaga hutan. Benarkah ? Beliau memaparkan hal mudah dan sederhana untuk kita terapkan.
Madu Hutan adalah salah satu hasil hutan Non Kayu

1. Ikut Dukung Melestarikan Lingkungan

Mungkin sedikit terdengar klise dan idealis, tapi hal ini benar adanya. Sesimpel kita menerapkan menggunakan barang konsumtif yang bijak. Misalnya memulai mengurangi kantong plastik, mengurangi jajan air kemasan menggunakan plastik, atau juga membawa wadah sendiri ketika ingin jajan. Sederhana tapi sulit banget dilakukan ya teman – teman ?


2. Ikut menggunakan Hasil Hutan, bukan Kayu

Ketika dijelaskan agak sulit dicerna. Tapi ketika dipaparkan dengan akhirnya paham. Ternyata banyak jenis hasil hutan lainnya bisa menggantikan kayu. Kebutuhan akan kayu bisa dibilang turut andil dalam mengurangi jumlah hutan karena bahan kayu digunakan untuk kebutuhan kita. Sebisa mungkin kita mencoba menggunakan hasil hutan non kayu. Seperti sekarang sedang maraknya, hasil rotan yang menjadikan furniture cantik dan juga estetik untuk dipajang dirumah. Kemudian dalam industri fashion mulai ada kerajinan terbuat dari rotan untuk tas unik handmade yang ciamik. Nah dengan menganti penggunaan tentu kita turut andil menyelamatkan bumi kan ya.


Hasil Pangan Masyarakat Desa Batu Gajah


3. Andil Mendukung Ekonomi Masyarakat Tepi Hutan

Masyarakat tepi hutan biasanya cenderung menggunakan hasil hutan untuk menjadi mata pencaharian mereka. Ketika kita tidak membutuhkan hasil hutan karya mereka. Tentu mereka kesulitan. Belum lagi hasil hutan kayu didominasi oleh industry besar seperti pabrik kertas, sawit, dan karet. Sedangkan masyarakat tepi hutan tidak memiliki kapasistas yang sama dengan perusahaan besar. Padahal dalam ekosistem, masyarakat turut andil mengkontrol keberadaan hutan tetap terjaga. Jika tak ada yang menjaga hutan, hutan akan alihfungsi menjadi lahan industri. Apabila kita mendukung ekonomi mereka dengan hasil hutan seperti madu, rotan, rempah – rempah tentu akan membuat hutan tetap lestari.

4. Turut Andil dalam Pemanfaatan Ekosistem Hutan

Apakah kamu senang berkemping atau juga menyusuri hutan ? Nah ini salah satu bentuk kamu melestarikan hutan untuk menjaga bumi. Keberaadaan ecowisata atau ecotourism turut andil dalam melestarikan hutan dan jaga bumi. Hasil ekonomi yang didapatkan juga bisa mensejahterakan masyarakat sekitar. Selain itu kita bisa belajar untuk mencintai lingkungan dengan belajar langsung dengan alam. Kita bisa memanfaatkan potensi ekosistem hutan seperti wisata pemandian air panas, arung jeram, bisa juga dengan kegiatan outbound alam yang menarik. Kamu mau jadi bagian dari lestarinya hutan ? Mari berkreativias.



5. Sosialisasi Aktif di Media Sosial dan Blog

Nah, hal yang saya lakukan ini juga salah satu bentuk saya turut andil menjaga bumi. Sederhana sih, tapi harapannya tindakan kecil dan sederhana ini dapat mengugah para pembaca untuk terus belajar menjaga bumi. Kita makin sadar bahwa bumi sudah tua yang butuh perhatian khusus dan jangan dirusak! Bencana alam yang banyak terjadi adalah bentuk kemarahan bumi pada kita. Layaknya orangtua kita yang menegur anaknya karena telah membuat kerusakan.

Lakukan gerakan cinta lingkungan dan sampaikan ke teman – teman lainnya untuk semakin sadar menjaga lingkungan dan akhirnya bersama – sama mengugah. Saya termasuk bahagia dengan adanya gerakan #ZeroGrassStraw yang dikampanyekan para pemuda sehingga banyak diterapkan beberapa merchant bisnis yang juga ikut andil mengurangi penggunakan sedotan plastik.

Ada ide apa lagi untuk jaga bumi menurut kamu ?

Baca Juga >> Forest Talk Stories : Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah

____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Bukan rahasia umum masalah sampah dan polusi adalah masalah yang pelik. Gaya hidup warga Indonesia, dan kurangnya edukasi serta banyak perkara lainnya yang menjadikan Indonesia tercatat menjadi nomor 2 sebagai pencemar sampah plastik ke lautan dunia setelah Cina. Menurut situs DW, setiap tahun Indonesia membuang 3 juta ton sampah ke lautan. Angka yang fantastis bukan ?


Bukan hanya itu beraneka ragam sejenis polusi terjadi dengan banyaknya kegiatan manusia yang tanpa kita sadari mempengaruhi iklim dan cuaca di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Bu Amanda Katili Niode perwakilan The Climate Reality Project Indonesia dalam event Forest Talk with Blogger, 20 Juli 2019 dalam presentasinya 

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk

Banyak faktor pengelolaan sampah yang belum baik beberapa diantaranya adalah :

1. TPA (Tempat Pembuangan Sampah) yang masih terbatas
2. Belum meratanya edukasi pengelolaan sampah di Indonesia
3. Gaya hidup masyarakat kita yang tinggi memproduksi sampah
4. Pengelolaan limbah masyarakat kita yang belum baik




Biasanya secara umum kita mempelajari beberapa jenis sampah, namun dalam bagian ini jenis sampah pada umumnya dibagi 2 (dua) secara sifat diantaranya ;

a. Sampah Organik (Degradable); sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.

b. Sampah Anorganik (Undegradable); sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. M)isalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

Percaya deh kita sendiri masih sulit membedakan dua hal ini. Dalam tatalaksana di rumah kita, kita masih sering mencampur dua sampah ini. Mengingat belum adanya peraturan yang mengikat mengenai pemilahan sampah – sampah ini. Padahal di beberapa negara ini adalah hal sederhana. Seperti di Korea Selatan, jadwal penjemputan sampah dan wadah pemilihan sampah bahkan sudah diberi aturan yang jelas mengenai sampah – sampah yang mereka pilah. Alhasil, sampah dapat dikelola dengan baik.

Selanjutnya kita mengulik polusi  Polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya dikutip melalui Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.

Polusi Asap di Provinsi Riau Setiap Tahun

Seperti saat ini, Kota Pekanbaru mengalami pencemaran udara terparah kembali sejak berakhir 2015 lalu yang menyebabkan Presiden RI akhirnya turun tangan. Indeks udara di pekanbaru saat ini berada dalam kondisi “tidak sehat” bahkan tercatat hanya 1,5 km jarak pandang.

Dikutip dari situs BMKG Nasional

Penyebabnya adalah pembakaran hutan yang sangat tinggi di Provinsi Riau. Bahkan beberapa tahun lalu menyebabkan negara tetangga terkena imbasnya, menurut data bahkan hutan di Provinsi Riau 50% sudah rusak. Hutan sebagai penyeimbang kehidupan adalah elemen penting terjaganya lingkungan dan bumi. Ibu Amanda mengatakan dalam presentasinya, hampir sebagian besar penyebab perubahan iklim dan juga bencana disebabkan oleh deforestasi hutan yang tinggi sehingga menyebabkan banyak berbagai macam bencana. Deforestasi adalah Perubahan permanen dari areal berhutan menjadi areal tidak berhutan atau tutup lainnya sebagai akibat dari aktifitas manusia.

Baca Juga >>  Cerita Hutan dan Asap di Provinsi Riau

Menurut Kompas merilis bahwa kita kehilangan 685.000 hektar setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.

Dikutip dari Kompas.COM


Begitu peliknya masalah lingkungan di Indonesia, setidaknya kita mengambil langkah untuk membudayakan hidup ramah lingkungan. Kalau bukan kita siapa lagi ? Sederhana kita mengelola sampah dengan baik, dan tidak ikut – ikutan menyumbang polusi di lingkungan kita. Sepakat ?


Baca Juga >> Millenials Lifestlye, Ancam Keselamatan Bumi ?

---------------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id


Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Sharing sedikit tentang timeline berat yang beberapa hari lalu membuat saya penasaran. By the way, mungkin saya orang yang ketinggalan materi ini. Tapi gapapa ya sebagai catatan saya juga. Jadi ada sebuah presentasi TEDx oleh Angela Lee Duckwoorth yang pertama kali menceritakan hal ini. Bisa cek di yutub guys.


Dalam video presentasi itu diceritakan bahwa dua hal tadi itu adalah komponen bakat - bakat sukses manusia. Dalam presentasi tersebut Mba Angel ini cerita tentang hasil studinya dari murid yang dia bimbing.

Dia menemukan kalau tidak ada kaitan antara tingginya IQ dengan sukses anak - anak di sekolah (yang beliau ajar). Salah satu hal yang membuat anak - anak sukses menurutnya yaitu "Grit" yakni kualitas diri yang sabar dan pantang menyerah mau berjuang dalam berbagai medan untuk mengejar impiannya.

That's true.
Kita sering banget ngecap anak - anak akademis yang nilai tinggi itu pasti sukses. Ga sepenuhnya bener dan salah. Kebanyakan anak - anak sukses dilihat dari perjuangannya. Kepintaran dan cerdas seperti gift yang harusnya mempermudahnya untuk mencapai impian lebih tinggi bukan malah menjadi males.

Selain grit itu ada namanya "Growth Mindset" ditulis katanya di buku Mindset Carol Drewk. Disini growth mindset adalah cara berpikir bahwa sesuatu itu dapat di wujudkan dg kerja keras, belajar dan sebagainya. Sebuah optimisme. Ini kebalikannya ya liat sesuatu belum apa2 udah pesimis. Bahaya nih.

Jadi intinya tak ada namanya yang gagal. Jika kita mau berusaha dengan mengasah Grit dan Growth tadi. Segala bentuk kemudahan seharusnya menjadi ujian kita untuk lebih semangat dibanding yang memiliki kekurangan.

Bukan hal langka sekarang, kita lihat orang2 sukses dulunya adalah sosok yang sangat tidak dianggap dan serba kurang tapi kini mereka menunjukkan diri.

Bahwa keberhasilan dan kesuksesan itu hak setiap orang.

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments

Ini sambungan dari artikel yang part 1 (satu) bisa kamu baca disini : Umroh Traveler Part 1

 Ada beberapa tips step persiapan untuk melakukan “Umroh Traveler”

1.    Lakukan Persiapan 40%
         Ini hal penting terutama merencanakan umroh sendiri termasuk tujuan – tujuan kita, kemudian bagi kita yang belum pernah manasik cobalah melakukannya dengan ustad tertentu yang ada di kota kamu, dan tanyakan untuk manasik dengan beliau dengan beberapa teman rombongan umroh traveler kita. Kemudian mempersiapkan makanan termasuk hal – hal tak terduga seperti backup surat – surat penting harus, kita bisa kirimkan dan scan surat - surat kita ke e-mail rombongan, biar jika terjadi sesuatu hal, kita memiliki backup datanya. Hal lainnya yang dipersiapkan adalah hotel, fasilitasnya, dan hal detail lain dan kemungkinan tak terduga lainnya. Satu lagi menyimpan semua nomor KBRI dimana negara dikunjungi.

2.    Selama Perjalanan 40%,
             Selama perjalanan, kita mengikuti rencana, bisa jadi ada rencana yang tak sesuai bersikaplah tenang dan tak gegabah. Banyak bertanya termasuk juga mengkontak orang – orang sekiranya bisa membantu kita. Jangan bosan bertanya deh, Ohya untuk bagi yang perempuan terutama sebelumnya memesan tiket atau berangkat, pastikan tanggal yang "dibooking" dimana biasanya si “bulan datang” berkunjung bisa kita wanti - wanti. Jika sekiranya memang tanggal – tanggal berangkat kamu bertepatan nanti, kamu bisa antisipasi ke dokter atau ada menggunakan obat untuk menunda. Tapi tetap diusahakan dari awal memang kita ketahui jadwal kita yah.

3.    Evaluasi 20%
                Evaluasi penting jika nanti kita dapat rejeki untuk berpergian umroh lagi (Aminn) Kita bisa tahu dalam perjalanan peristiwa – peristiwa yang tak kita temui dan gimana solusinya. Misal kejadian desak – desakan di ka’bah terutama berhadapan dengan orang asing. Kak Mike saran bahkan kita minta bantuan dengan orang bertubuh besar yang berasal dari negara asing untuk melindungi rombongan kita. Untuk membuka jalan kita saat melakukan thawaf. Kemudian berwaspada dengan orang – orang asing yang bermodus kurang baik, misalnya cerita dengan cerita menyentuh tapi yang tak masuk akal. Abaikan saja, kalo orang arab pasti baik dan tak akan melakukan. Biasanya dilakukan imigran sih.

Nah mungkin sekilas sharing yang hampir seribu kata ini, banyak lagi detail – detail inspiring story dari mereka. Nah untuk pemburu tiket ada dua situs yang perlu kita kepoiin manatau ada tiket murah nih menuju umroh www.cheapticket.com dan www.kayak.com. Saran lainnya, mereka bilang ternyata tiket promo ini malah lebih murah ketika kita melakuakn multiple destinations, artinya kita singgah- singgah ke beberapa negara. Rata – rata begitu, lebih murah ketimbang kita hanya fokus ke flight ke Jeddah balik saja.

Nah mau sharing pengalaman nih, karena saya dan teman –teman pekanbaru itu menganggap malasyia lebih murah dari ke lokasi yang ada di seberang pulau contohnya Pulau Jawa. Anak – anak Pekanbaru sering di bilang kalo “wow” banget sama anak – anak di kota lain karena liburannya mudah banget ke Malaysia Singapore hehe.

Jadi kita kalo kemana – mana patokannya ya Malaysia mengingat murahnya dan sebentarnya ke sana, ketimbang Jakarta – Bandung naik kendaraan umum. (Maaf patokannya ini, karena saya ngalamin )

Walaupun belum pernah ke malaysianya, tapi temen – temen lain cerita seperti itu.
Karena banyak sekali tiket promo bertebaran Pekanbaru – Malaysia tiap bulan. Menggoda kantong sekaleeee. Untuk april ini aja ada tuh tiket pp cuman 200 ribuan #mupeng. Bahkan sebelum kejadian Airasia lalu yang membuat semua maskapai menaikkan harga tiket. Kita bahkan sering menemukan tiket 0 rupiaah yang seliweraaan. Udah murah, waktu singkat bahkan lebih sebentar ke Malaysia ketimbang saya bolak balik ke kampus dulu (fix ini lebay, tapi bener)



Baiklah daripada kebanyakan curhat, kita sudahi sharing via tulisan dari kelas akademi berbagi pekanbaru kemarin. Mohon doa pada readers, agar saya bisa berangkat dan juga memberangkatkan orang tua juga. Semoga yang membaca ini juga terhimpun niat dari sekarang untuk berumroh, selain nabung biar cepet di booking tiket kalo ada tiket murah, dan juga niat untuk mempersiapkan diri untuk panggilannya. Umroh bukan masalah mampu tapi masalah niat, kita niat dengan sungguh – sungguh kebaikan itu, niat untuk dimampukan ada jalannya dari Allah SWT. Bahkan dalam cerita pemateri ada mahasiswi berkuliah dan dapat hasil dari kegiatan les private, frelance sana sini bisa berumroh dengan uang pribadinya. 

Dan ada seorang bapak dengan maaf “tidak lengkap fisiknya” kakinya Cuma satu bisa tiap tahun umroh dengan kesederhanaan beliau saja yang menabung bukan tergolong orang berada. Dari cerita ini saja kita bisa pahami bahwasanya umroh itu masalah niat, bahkan walau secara harta kita mampu tapi tidak dapat panggilan dari Allah ya belum bisa juga.

Semoga kita berniat di mulai dari membaca sharing ini, saling mendoakan yang belum pernah berangkat diberangkatkan yang sudah berangkat dapat memberangkatkan orang lainnya.
Poster Event

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments



Assalamu’alaikum, mengingat dan menimbang sebuah kewajiban dan permintaan. Saya akhirnya berniat untuk menuliskan hasil kelas bermanfaat hari ini kepada teman – teman yang tidak bisa hadir ke Pekanbaru atau hadir pada kelas keren kemarin.

Mau sedikit curcol sih, sebelumnya belakangan ini santer orangtua bicara tentang umroh baik itu tentang nenek, tentang keluarga besar begitu juga ada iklan nasional sebuah brand baru yang menyediakan promo umroh murah di tv nasional. Haha you know that deh haha. Setelah bekerja beberapa bulan ini, kepikiran memang menabung untuk hal itu. Sekedar niat yang dulu – dulu mungkin terabaikan. Maaf ya Allah, padahal kebaikan itu juga step awal untuk memenuhi panggilan lainnya untuk mencukupkan rukun islam yaitu berhaji. Amin ya Robbal alamin, semoga niat ini bisa terwujud dalam waktu dekat. Mohon doanya readers.

Materi kali ini begitu greget, di isi oleh dua sosok traveler ketjeh di Pekanbaru. Pada nekaters yang menginspirasi, udah mengunjungi beberapa negara dalam kurun waktu setahun. Kita kenalkan dulu pematerinya, ada Kak Mike Agnesia dan Kang Firman. Kalo kak Mike ini, wuhuu banyak dah aktivtiasnya selain seorang traveler pantang menyerah, beliau aktif di beberapa komunitas di Pekanbaru terutama komunitas sosial, salah satunya juga menjadi relawan Akademi Berbagi. Beliau orang terdepan deh kalo urusan relawan – relawan di Pekanbaru yang beliau ikuti. (Maaf ghibahin kakak ya, kalo doi baca hehe). 

Nah kalo kang firman ini belum begitu kenal, tapi ternyata beliau sosok yang sering dibicarakan pimpinan di kantor dengan umroh travelernya yang menginspirasi.
Ada hal menarik di awal pembahasan kali itu. "Backpacker" istilah di mindset sebagian besar itu adalah seseorang yang bawa backpacker yang melakukan perjalanan tu ngemaat banget, gembel deh. Abis itu digambarkan juga terlunta – lunta haha. Padahal pada kenyataannya ga begitu kan, ga pake backpack juga. Malahan pake koper dengan berkilo – kilo bawaan.



“Jadi hapus mindset umroh backpacker itu demikian yaa” kata pematerinya

Lebih baik kita mengatakannya umroh traveler. Terus apa bedanya dengan umroh lain ?
Kebanyakan orang Indonesia itu menggunakan travel agen untuk melakukan perjalanan terutama ke tanah suci, mengingat waktu, urusan – urusan, kemudian kemudahan. Tapi ternyata budaya ini yaa melekat di orang kita pada umumnya. Kecanggihan teknologi membuat semua perjalanan itu bisa kita rencanakan sendiri. Kalo pemateri bilang “Umroh Traveller DIY / Do It Yourself”

Di awal penyampaian, hal yang sangaat penting diresapi adalah NIAAAT ! APAPUN NIATNYA JIKA UMROH ITU SUDAH TERTANCAP DI HATI DAN MENGUSAHAKANNYA.. INSYAALLAH ADA JALAN. Duh sampe capslock, yups. Panggilan ke rumah Allah memang dari niat yang benar – benar muncul dari diri kita. Dan beliau re-sharing lagi materi seorang ustad di sana ketika berkhutbah, jika kamu temui kebaikan di depan mata, bersegeralah jangan ditunda – tunda. Karena hal baik itu harus di segerakan.
Nah, berapa sih budget umroh ala – ala pemateri ?
Kata beliau dengan fasilitas, full service termasuk tiket pesawat pp, akomodasi tinggal termasuk hotel, makan, muthowif, transportasi, visa, ijin – ijin, vaksinasi, akomodasi kebutuhan pribadi lebih kurang 10jutaan . WHAAT? KOK BISA ? Satu lagi pemateri bilang mereka dapat bonus mengunjungi Eropa (Kang Firman) dan Kak Mike dapat plus – plus ke Jordan dan juga tiket ke Mesir, walau ada problem katanya ketika mengurus visanya yang membuat gagal berkunjung. Tapi dapat  melakukan umroh dan plus plus ke negara lain dengan mengucurkan dana bahkan lebih dari pada umumnya itu. Daebak! (maaf, penulisnya lebay).

Nah apa rahasianya ?
Intinya, kita yang melakukan merancang perjalanan umrohnya sendiri yang menyusun itinerarynya. Mengurus keperluannya. Gimana menghemat ? Kita mengandalkan kecanggihan teknologi masa kita yakni Googling. Ditambah kita berburu tiket promo. Nah dari pengalaman beliau berdua, beliau dapat informasi tiket murah yang bertuju dari Kuala Lumpur – Jeddah (direct langsung) seharga 1,3 juta pulang pergi untuk jeddahnya. Di total sekitar 2,5 juta dengan plus – plus mengunjungi kota lain, kalo ga salah deh hehe dengan menggunakan Malaysia Airline dan Saudi Airline. Pokoknya saking excited nyatat materi, jadi angka – angka gini ga begitu inget. Tapi beliau bilang di total – total itu ya 10 jutaan. Kalau cara umum dengan hanya umroh saja, harganya sudah 18 – 20 jutaan yaa kan. Ini udah low budget tambah plus – plusnya. Beliau mengatakan mengunjungi Granada, Cordoba, Al Hambra duh situs – situs sejarah Islam deh yang saya baca di Buku 99 Cahaya di Langit Eropa karya mbak hanum rais. Kang firman ini sudah dua kali umroh loh, umroh begini. Umroh pertama beliau dapat plus – plus ke Barcelona dan beberapa negara lainnya yang saya ga kesebut deh saking ramenya hehe. 

Nah gimana akomodasi ? Mungkin kita ngiras bakal sesuai istilah backpacker ? Nggak cuy, beliau dapat hotel kelas bintang 4 dan 5. Di Arab Saudi hotel bintang kelas apapun itu sama fasilitasnya yang membedakannya hanya jarak ke Mekkah, Ka’bah. Semakin dekat jaraknya semakin banyak bintangnya. 

Lalu gimana untuk visa dan segala macam keperluan ?
Kita harus belajar kegunaan dan penggunaannya dulu. Nah yang seringkali jadi pertanyaan adalah Provider LA dan visa. Hanya beberapa agen travel tertentu yang membantu mengurus provider LA tanpa menggunakan jasa travelnya. Nah di kalangan backpacker mereka kenal dua orang yang dihubungi mengurus provider LA. Ibu Nining sama ibu siapa gitu namanya. Nah perlu kita pahami guna provider LA itu adalah yang membantu mengurusi akomodasi disana, mulai hotel, transportasi, akomodasi lainnya, seperti catering makanan Indonesia. Kata pemateri tenang saja, disana banyak kok makanan Indonesia. Kemudian muthowif ( pengarah/tourguide) di sana.
Nah menurut pemateri, jika kita tidak banyak rombongan alias cuman berdua atau sendiri (bagi laki – laki) lebih baik mengurus sendiri providernya di sana. Visa ya bisa urus di Jakarta. Provider dianjurkan bagi rombongan biar biaya lebih murah baiknya kelipatan 4 gitu, 8, 12. Jadi bisa semua nya berbagi, termasuk hotel bisa satu kamar berempat.
Untuk bisa ngenet pake whatsapp, snapchat, ig stories haha kata pemateri bisa menggunakan telkomsel atau three dengan paket yang disediakan, dapat beberapa giga dan telpon sms gratis internasional ke Indonesia. (Gak promo ya) Nah, kita sendiri yang cucoknya dimana.
Hmm, sebenarnya kalau di jabarkan lagi banyak stories dari perjalanan beliau. Termasuk detail berada disana, tips mencari oleh – oleh murah yang ada di lantai 4  jam tower di mekkah dengan harga kisaran 3- 10 real, (FYI, I real itu 4K ) murah – murah banget. Kemudian manfaatkan waktu – waktu kosong dan tidak rame untuk melakukan ibadah umroh dan juga ibadah sholat di masjidil haram.

Nah tips juga agar murah itu termasuk makanan adalah membawa rending hehe. Berhubung orang pekanbaru itu didominasi para minangese dan restoran padang yang sudah lebih rame ketimbang melayu. Rendang adalah makanan terenak dan awet untuk dibawa untuk berhemat. Bukan hanya saat umroh, tapi juga misalnya jalan – jalan ke negara lain sebagai umroh plus – plus. Beliau juga sharing jika kebanyakan rute orang Indonesia itu ke Madinah dulu untuk belanja dan keperluan lainnya dan kemudian ke mekkah untuk ibadah utamanya. Tapi rute ala sebagian besar orang Malaysia malah kebalikannya yakni didahului ke mekkah dulu baru Madinah. Itu deh, tergantung pilih rute seperti apa dari kitanya. 

Untuk melakukan vaksinasi meningitis beliau merekomendasikan dua minggu sebelum perjalanan, jika melakukan vaksin dekat pada hari keberangkatan tidak akan berguna. Karena vaksinnya bekerja hanya setelah dua minggu. Banyak mencari tahu informasi terbaru update ada di sana. Kemarin beliau mengalami kisah jika perjalanannya di shock-kan beberapa berita, ada yang bilang pesawat Malaysia airline yang ditumpanginya tak membuka jalur untuk umroh lagi, kemudian ada juga kejadian pembayaran tambahan untuk yang sudah berumroh kurun waktu tiga tahun terakhir, sedangkan beliau sudah berumroh tahun sebelumnya. 

Ternyata dan ternyata, itu tidak teralami olehnya dengan kesungguhan. Padahal beliau menceritakan ada yang gugur mendengar kabar itu, lagi – lagi memang ke niat yang sungguh – sungguh yang membuat bertahan. Nah, untuk pembayaran tambahan sekitar 8jutaan kalo gak salah beliau cerita dikenakan bagi orang yang sudah berumroh di tahun hijriah yang sama jika di tahun yang sama tapi hijriahnya sudah berbeda. Misalnya November 2017 walaupun beberapa bulan sebelumnya ditahun 2017 sudah berumroh tidak akan kena pinalti. 

Bersambung PART 2

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Berasa serius banget membahas tema kali ini. Sudah lama rasanya ingin menuliskan keresahan mengenai hal ini. Makin gregetan ketika saya berdiskusi dengan salah satu tim sukses perpustakaan kota Pekanbaru, Pak Attaya yang jago nulis blog dan kekinian hihi. Kebetulan komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman yang bernama Kongkow Nulis telah membangun kolaborasi dengan Badan Perpustakaan Kota untuk saling bersinergi dan membantu untuk mengkampanyekan minat baca dan juga kegiatan reading campaign khususnya di Pekanbaru.

Ketika pada saat diskusi tentang kegiatan besar kita yakni peringatan anniversary kita yang kedua. Kita masuk ke obrolan tentang program hibah buku yang rencananya kita laksanakan juga pada kegiatan itu. Di obrolan ini membuka banyak wawasan saya tentang ketidakbenaran yang terjadi di ranah perpustakaan dan perbukuan Indonesia. Ehem! 

Sudah tak asing rasanya masalah minat baca dan juga perbukuan Indonesia di bahas, entah itu di banyak seminar, buku – buku. Artikel. Tiga tahun saya mengeluti dengan intens komunitas membaca dan menulis membuat banyak hal yang terteguh menyadari kemirisan yang terjadi. Saya mungkin salah satu orang yang di beri keberuntungan menyukai kegiatan baca sedari kecil, tapi dulu saya menutup mata dan telinga kepada orang yang disekeliling saya sebelumnya untuk mengajak pada kebaikan ini. Di awali saya mengikuti gerakan Kelas Inspirasi yang menyaksikan langsung nasib perpustakaan di Sekolah yang menjadi tempat mengajar. Tak jauh – jauh perpustakaan saya saat sekolah dasar bahkan hingga SMA tidak begitu mengugah untuk dikunjungi, bahkan sering tutup dan tak berpenghuni. Saya merasakannya. 

Dari hasil obrolan, kami mendapati ketidaktahuan kami bahwa sebenarnya ada dana yang diberikan pemerintahan untuk setiap sekolah dalam membangun perpustakaan di Sekolah. Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 23 ayat 6. Dalam pasal 23 ayat 6 disebutkan bahwa: “Sekolah / madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah / madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Lalu ada apa dengan perpustakaan kita ?

Taman Baca Masyarakat atau di kenal di TBM sepi pengunjung, bahkan saya sulit menemukannya di kota saya. Membaca masih menjadi hal “tabu” di kalangan masyarakat. Terutama anak – anak muda. Ini juga yang menjadi salah satu latar belakang Kongkow Nulis untuk mengajak anak – anak muda yang penuh gairah semangat dan juga aktif untuk cinta akan kegiatan ini dan kemudian mengubah citra sosok kutubuku yang cupu, kuno, dan gak gaul itu menjadi sosok berprestasi, gaul, aktif, supel dan kreatif.

Budaya kurang begitu baik sekarang menyerang bak virus, seperti wabah plagiarism, pendidikan yang bersifat hapalan, dan hal menyontek menjadi hal lumrah sepertinya menjadi hal yang mendarah daging di kalangan kita. Tentunya ini berkaitan dengan budaya membaca yang kurang sehingga timbul wabah tak baik ini menyebar.

Ada pula fakta yang menarik. Bila kita hitung penduduk Indonesia lebih kurang 220 juta orang, jika kita ambil minimal konsumen buku yakni 20 persen, maka ada 44 juta orang. Bila kita bandingkan jumlah buku yang dikatakan bestseller adalah sejumlah 10.000 ekslempar. 
Kemana raksasa pembaca lainnya ?

Selain itu, negeri kita juga tak terlepas dari tak semua masyarakat berpendidikan tinggi dan gemar membaca buku (sastra).  Ini dibuktikan dari penelitian Taufik Ismail pada tahun Juli – Oktober 1997 dengan mewawancarai tamatan SMA di 13 negara.

Pertanyaan tentang buku wajib yang dibaca selama 3 tahun sekolah ?
Jawabannya di Thailand Selatan, mereka membaca 5 judul buku sastra, Malaysia dan Singapura 6, Brunei 7, Rusia 12, Kanada 30, Amerika 32 buku, Hindia Belanda 25 buku dan sedangkan pelajar Indonesia tidak ada. Mereka tidak membaca sejak 1950 – 2011. Taufik membandingkan, kewajiban membaca buku tamatan AMS (SMA) jaman Hindia Belanda dulu sebanyak 25 buku dalam 3 tahun. Duh saya mendengar fakta ini jadi tepuk tangan riang. Bahwa sebelum merdeka, orang – orang Indonesia adalah para kutubuku yang melahirkan generasi hebat. Lalu juga pada jaman itu ada pula bimbingan mengarang seminggu sekali. Hingga artinya dalam 36 pertemuan dalam setahun kita dahulunya menghasilkan dalam setahun harus menulis 108 karangan selama tiga tahun sekolah.

Hasilnya yang seperti kita bayangkan, Generasi Bung Karno, Generasi Bung Hatta, Agus Sali,, Moh. Natsir, Syarifuddin Prawirwanegara. Inilah yang diceritakan Taufik Ismail dalam penelitiannya yang tertuang di buku Gempa Literasi. Selain itu di Indonesia, dari 10 ribu judul buku yang tersebar pertahun kalau sekarang mungkin dalam sebulan ya menurut  update Boy Candra yang mengisi event kita @kongkownulis hari ini. Hanya 10 persen saja yang terserap oleh penduduk Indonesia, yang kita tahu lebih kurang 200 juta lebih.

Salah satu contoh karya Laskar Pelangi Andrea Hirata dan Ayat – Ayat Cinta Habiburrahman El Shirazy yang dicetak di atas 1 juta eksemplar belum dapat menembus 1,5 juta. Bila kita bandingkan jumlah penduduk kita. Terbayang kaya rayanya penulis menurut Agus A Irkham. Setidaknya belum sampai 1% penduduk Indonesia yang membeli buku. Dan menurutnya, apabila 2000 eksemplar saja sudah terjual penerbit sudah bernafas lega.

Ini terasa banget ketika di Komunitas Membaca dan Menulis kita bertemu dengan orang – orang yang berkecimpung di dalam menjadi actor dalam dunia literasi, bercerita fakta – fakta yang memang terjadi.
Lagi – lagi kembali ke kita. Inginkah kita membuat perubahan itu ? Terutama teman – teman yang memang sudah diberi keistimewaan untuk suka dengan dunia literasi membaca, menulis. Maka dari itu tularkanlah! kepada teman yang belum atau yang masih berada di awan – awan haha antara suka dan tiad. Gak ada salahnya sih, kita menjadi kutubuku. Karena banyak alergi karena label demikian terutama anak – anak muda nih yang masih maluu menunjukkan diri.

Saya pribadi saya ingin jadi sosok seperti mereka, mereka yang ditulis di buku sejarah yang telah mencurahkan banyak pemikiran, kebaikan, dan perjuangan mereka untuk negeri kita sehingga kita seperti sekarang. Seperti Mohammad Natsir, Bung Hatta, pejuang wanita lain yang mencurahkan dan dedikasinya untuk keluarganya dan juga bangsanya. 

Finally, 
Tulisan ini saya kerjakan seminggu di sela – sela waktu kesibukan tugas akhir yang sebentar lagi final dan juga acara 2 tahun komunitas kongkownulis tempat saya meluapkan rasa cinta dan kebanggaan di dalamnya. 

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita :D

Jadilah pejuang literasi!
Share
Tweet
Pin
Share
8 comments

Dua hari saya mengikuti undangan Komunitas Sukses Mulia Pekanbaru untuk para leaders, Komunitas yang awalnya di gagas beberapa orang hebat salah satunya akang (biar keliatan muda) Jamil Azzaini seorang motivator, trainer, penulis yang luarbiasa. Saya pernah bertemu sekali ketika ia mengisi acara sebagai seorang mentor di Forum Indonesia Muda ke -17 ketika saya menjadi peserta.

Kegiatan dua hari yang bertajuk “Academy Community Leaders” mengundang banyak komunitas besar lain yang ada di Pekanbaru untuk membuat program JeniusLokal yang menjadi program andalan yang KSM usung agar nantinya di temukan sebuah program jenius lokal yang dapat membuat perubahan di daerahnya akan di mentoring, di coaching, dibina, dan diberikan kemudahaan untuk mendapatkan sumber daya membangunnya. Kita bisa kunjungi berbagai proyek yang sudah di terlaksana oleh jenius lokal. Kegiatan ACL kali ini diawali oleh pemantapan visi, mindset dan pola pikir untuk membangun sebuah komunitas.

Sebenarnya banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari kegiatan ini. Apalagi dua pemateri yang dihadirkan adalah pemateri nasional, seorang CEO Multi Company, Trainer handal, dan cukup luarbiasa track recordnya. Hari pertama diisi oleh Bapak Syaiful Hamdi Naumin dulu merupakan Direktur Olympic Group, dan juga seorang mas-mas bernama Surya Kresnanda, ketua KSM Bandung dan juga seorang dosen, motivator yang senang sekali meledeki saya ketika acara itu (sudah saya maafkan kok mas -_-")

Kali ini saya ingin bersharing tentang sebuah komunitas yang berakselerasi. Walaupun tema kali ini tidak terdapat pada kegiatan tersebut. Saya mendapatkan sudut pandang baru mengenai komunitas. Jujur, saya sudah menyukai dunia organisasi sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Ada hal yang tidak kita sadari bahwa ketika kita masuk dalam sebuah lingkaran, kita dalam keadaan sedang belajar loh.

Menurut saya, "komunitas yang berakselerasi itu berbanding lurus dengan orang – orang yang di dalam yang berakselerasi".  Saya mendapatkan ide ini ketika salah satu peserta bertanya kepada saya tentang komunitas yang saya hadirkan, “kongkow nulis”. Walaupun sederhana ketika mempresentasikan semua ide dan tidak muluk – muluk. Ada yang berbeda dari kami, kami setidaknya telah memulai melakukannya dan mengusungnya berlahan – lahan.
Komunitas yang mandiri seharusnya menjadi konsep yang kita bangun sejak awal. Ketika komunitas itu bisa mandiri, mampu berdikari dalam tantangan dan hambatan apapun. Komunitas dapat mengatasi segala masalah. Segala pertanyaan “mengapa saya ada disini “ dan “hal ini yang saya lakukan” dapat terjawab.

Pola pikir inilah yang seharusnya di hadirkan di tiap – tiap anggota sebuah komunitas. Satu hal lagi, ada dua poin yang saya dapatkan dalam kegiatan ACL sebagai catatan penting seorang inisiator atau leader ketika membangun komunitas atau berada di organisasi.
Dua hal ini adalah :

Community Service dan Community Development.
 
Apa bedanya ?
Community service singkatnya adalah sesuatu yang diberikan kepada anggota, masyarakat, artinya sebagai seorang bagian dari komunitas kita melaksanakan fungsi kita sebagai seorang pelayan memberikan pelayanan, berpartisipasi
Sedangkan Community Development sebuah cara membangun komunitas dengan memberikan pengarahan, mentoring, memberikan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan. Pra pembangun komunitas dalam hal ini berperan sebagai fasilitator untuk warganya menjalankan tujuannya.

Komunitas yang berakselerasi artinya yakni komunitas yang mampu melakukan berbagai percepatan dalam segala aspek untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Sama hal nya materi yang diberikan tentang be driver, not be a passenger. Kita harus menempatkan diri sebagai seorang driver yang dapat menghandle kemana arah dan tujuan. Kita membutuhkan orang – orang yang memiliki “pola pikir” demikian.

Saya jadi ingat juga ilmu yang sangat membekas dan berkesan ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) TDA Kampus se-Indonesia di Jogjakarta 2014 lalu. Kak Arry Rahmawan Founder Cerdas Mulia, Penulis Bestseller “Studentpreneur Guidebook”, dan juga,kala itu merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan pada kami peserta rakernas,
“Pola pikir seorang pengurus dan anggota itu berbeda, (Volunteer / member dalam hal ini). Seorang pengurus organisasi berpikir, apa yang dapat ia lakukan untuk komunitas / gerakan/ organisasi yang kita jalankan. Sedangkan member / anggota berpikir ketika bergabung di komunitas, apa yang bisa saya dapatkan dalam komunitas tersebut,” 
Ini catatan penting bagi saya dan saya terapkan dalam kegiatan apapun. Pola pikir inilah yang mahal bagi sebuah komunitas yang membuat ia mampu melakukan percepatan lebih dari biasanya. Ketika seorang pengurus memiliki mindset, what I do for our community ? semuanya akan melakukan sesuatu demi komunitasnya, bukan tuding menuding ketika ada kesalahan, saling lempar tanggung jawab, atau bahkan cuek dan tidak peduli.

Hal ini juga mindset yang diubah dalam kegiatan ACL (Academy Community Leaders) oleh Komunitas Sukses Mulia agar kita menganti subjek dalam melakukan sesuatu,
 “Mari kita ganti kata “akuh / saya” menjadi kata “kita””
Bahwa apa yang kita lakukan bukan semata – mata karena keegoisan diri kita atau keinginan pribadi kita, melainkan keinginan kita semua bersama – sama.
Saya juga ingat kaitannya dengan sebuah ayat Quran yang berisi
 
(Hai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong Allah) yakni agama-Nya dan Rasul-Nya (niscaya Dia menolong kalian) atas musuh-musuh kalian” (QS Muhammad :7)

Saya percaya ketika kita mengurus oranglain dalam kebaikan, akan ada saja tangan – tangan Allah yang membantu urusan kita, apakah itu rejeki dimudahkan, ketenangan batin, silaturrahim yang erat, dan impian yang tak terduga hadir dan juga impian kita terwujudkan.

Seseorang yang berada dalam komunitas adalah resprentasi dari komunitas itu sendiri. Begitu pula, pekerjaan rumah dari komunitas adalah agar ia mampu membangun budaya improving / peningkatan kualitas yang ada di dalamnya. Komunitas yang mandiri, lahir dari pribadi pengurus yang mandiri juga, komunitas yang berakselerasi juga lahir dari pribadi yang tak pernah puas untuk memperbaiki dirinya dan melakukan peningkatan kualitas pribadinya.

-----------------

Let's make something for world ! make it happen!

Semoga menginspirasi :)


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

ABOUT ME




Hi, I'm Melati Octavia

Welcome Readers! I'm in love with books, creativity, and think about people. This is my journal and story of my life!
Happy Reading!

Read More>

Follow Us

  • LinkedIn
  • Youtube
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram

Labels

Artikel Choice community development Self Improvement Self Reminder Tulisan Young Mindset

My Pageview

Melati's books

Menulis: Tradisi Intelektual Muslim
Indonesia Mengajar
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Harry Potter and the Chamber of Secrets
Harry Potter and the Order of the Phoenix
The Tales of Beedle the Bard
25 Curhat Calon Penulis Beken
7 Keajaiban Rezeki
Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah
Notes from Qatar 2
Kuliah Tauhid
99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Habibie & Ainun
Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah
Menyimak Kicau Merajut Makna
Berani Mengubah


Melati Octavia's favorite books »

Blog Archive

  • ▼  2022 (14)
    • ▼  November (1)
      • Aksi Nyata Untuk Transisi Energi di Masa Depan
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2018 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (37)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2015 (53)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (3)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  Desember (3)

Mels Journal Podcast

Melati Octavia's Intellifluence Influencer Badge

Banner Bloggercrony

Facebook Twitter Instagram Pinterest Bloglovin

Created with by BeautyTemplates