Catatan Akhir Ramadhan (Hilangnya Oase Ketaqwaan)

by - Agustus 19, 2012


1 Syawal telah kita masuki.Kumandang takbir sukacita menghiasi. Namun aneh, bagi diriku ada kecamuk yang tak bisa aku jelaskan. Kebingungan akan dua hal "bahagia" atau "bersedih". Tapi mata dan perasaan tak bisa menampiknya. Untuk kali ini aku merasakan sedih yang sangat. Aku rindu oase itu, oase ketakwaan yang tak pernah kutemui dibulan lain. Aku merasakan seharusnya ini yang aku rasakan pada ramadhan sebelumnya.

Dan bagiku sendiri ramadhan adalah kebahagiaan tak terhingga ketika senang bercengkrama dengan Allah SWT. Ketika sahur, shubuh, siang, sore, petang, malam, hingga sepertiga malam. Senang rasanya pada bulan ini lebih banyak pertemuan dengan Maha Pencipta. Merasa kehilangan seperti ibadah wajib ketika ibadah sunnah tertinggal karena suatu hal. Ya Robbi, apa seharusnya perasaan sedih ini yang mendominasi.

Aku merasa iri ketika melihat mereka bergembira. Apakah aku penuh dengan gelimangan dosa Ya Robb. Astaghfirullah, ampuni aku jika aku tak mensyukuri nikmat dan anugerah terindah ini. Bercengkrama dengan saudara lama, saling mengasihi dan memaafkan, berbagi dengan yang lain. Namun sedih kembali ketika aku mengingat orang-orang yang tak bisa kutemui lagi di Ramadhan kali ini. Bisakah engkau membayangkan orang yang seharusnya engkau peluk, engkau cium, dengan tangis meminta maaf kepadanya, dan bersimpuh menghilang. Orangtuamu yang Allah minta untuk kembali, Nenek-Kakekmu, atau saudara & teman-temanmu yang seharusnya menebarkan senyum padamu sambil mengulurkan tangannya.

Dan catatan bagiku adalah "Bahagia hakiki adalah ketika engkau tetap merasakan oase takwa di sepanjang hidup, merindukan surga, merasakan pedihnya dosa, Dan bersedihlah ketika nikmat iman tu hilang tanpa berbekas untuk akhirat bahkan dunia. Pedih merasakan azab dunia dan akhirat" 

Dialah Yang Maha Pemberi Hikmah, Mengajarkan Kesabaran, Memberikan Makna Kehidupan, Menuntun Jalan Kebenaran. Berdoalah agar kita menjadi insan yang selalu diingat olehNya Allah SWT, karena tiap detik dan denyut nadi kita Hanya Mengingat Allah SWT.

Wallahu A'lam




You May Also Like

0 comments

What's your opinion about this article ?