Parenting Pola Makan Sejak Dini

by - Februari 24, 2022



Banyak yang tak menyadari pola makan yang baik dan benar di mulai dari kita berada di usia dini. Pengaruh cara makan sangat terkait dengan tradisi dari keluarga, termasuk jam makan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan juga pola pikir makanan yang baik.


Ada banyak keluarga yang akhirnya terkena obesitas dikarenakan pola makan yang kurang baik. Belum lagi faktor - faktor lainnya. Kali ini saya diberi kesempatan bersama teman - teman dari Bloggercrony juga Kementerian Kesehatan RI untuk mengikuti webinar yang mengangkat tema " Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas".

Webinar ini diselenggarakan via zoom meeting pada 17 Februari 2022 lalu. Banyak lembaga dan komunitas lain yang ikut kegiatan kali ini.

Saya jujur saja senang sekali mendapatkan ilmu baru seputar makan dan juga apa yang dikampanyekan. Ada dua hal yang sangat menjadi acuan yakni mencegah terjadinya stunting dan juga obesitas. Apa itu stunting? Stunting adalah kekurangan gizi.

Masalah kesehatan ini menjadi masalah besar di Indonesia, itu bukan hanya tugas pemerintah saja untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pola makan yang sehat


Kebiasaan makan yang baik sangat penting diterapkan sejak dini. Seperti makanan yang beragam , sayur-sayuran, dan juga makann yang memiliki potensi gizi yang tinggi. Salah satu hal yang penting adalah dengan adanya pengaturan makan yang baik di masa kecil.

Badan kita memiliki kekebalan yang baik untuk menerima asupan lainnya saat dewasa. Dari pertumbuhan gigi, tubuh, dan juga badan yang memiliki BMI yang ideal.

Pada webinar kali ini turut hadir Melinda Mastan, S.Gz (Grant Officer – Tanoto Foundation). Beliau memaparkan soal bagaimana cara cegah stunting sebelum genting dan juga peran remaja dalam pencegahan stunting. Mengapa remaja menjadi perhatian khusus? Karena periode remaja inilah sebagai periode pembentukan perilaku atau kebiasaan dalam mendukung status gizi dan kesehatan sesame. Remaja bisa menjadi kekuatan untuk perubahan yang lebih baik dimasa mendatang


Kita sering mendengar soal anak-anak yang mengalami obesitas. Gemuk dan kegemukan jadi dua hal yang beda ya. Gemuk itu belum tentu obesitas, tapi kalau kegemukan bisa jadi obesitas. Ya kalau bayi gemuk ginuk-ginuk sih gemes ya. Tapi kalau remaja yang harusnya bisa punya tubuh yang proposional, kalau kegemukan jadinya bukan lucu tapi menghawatirkan.


Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak, akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Obesitas bukan sekadar kelebihan berat badan (overweight). Obesitas ditandai dengan indeks masa tubuh (IMT) 30 atau lebih, mudah berkeringat, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, dan nyeri sendi.

Usia muda ini rentan sekali mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Apalagi kalau sudah berinteraksi dengan gawai. Mereka akan banyak menghabiskan waktu dengan bermain game atau berselancar di media sosial. Akibatnya, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik atau olahraga. 

 



Obesitas Pada Remaja


Sebuah data menunjukkan, dari rentang tahun 2007 hingga 2018, tingkat obesitas pada usia dewasa 18 tahun keatas, naik dari 10.5% menjadi 21.8% . Naiknya lebih dari 50% loh, bukan angka yang kecil. Artinya, makin ke sini makin banyak yang mengalami

Jadi bagaimana cara hidup sehat bagi tubuh nih?

Tubuh itu memerlukan banyak nutrisi. Jadi, jangan sampai diet dengan hanya konsumsi 1 jenis makanan saja. Nanti tubuh bisa protes dan malah jadi jatuh sakit. Jika disimpulkan, healthy lifestyle yang perlu dicatat adalah

  • Konsumsi beranekragam makanan
  • Perhatikan porsi makan
  • Konsumsi sayur dan buah
  • Batasi gula, garam, dan lemak
  • Minum minimal 8 gelas
  • Stertching dan olahraga minimal 3 kali/minggu
  • Tidur cukup


Bila semuanya dilakukan rutin, tubuh akan beradaptasi dan akan menjadi lebih sehat. Dengan begitu, risiko obesitas bisa dihindari dan penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat obesitas pun bisa diminimalisir.

You May Also Like

6 comments

  1. Wah Alhamdulilah Mbak Melati berhasil ikut Blogger Day nya Blogger Crony

    saya daftar tapi gak terangkut

    webinarnya berdaging sekali ya? sangat membantu orangtua maupun calon orangtua

    BalasHapus
  2. kalau aku pas masih remaja kurus dan susah gemuk trus pas sudah menikah dan punya anak malah susah kurus dan jadi obesitas. ini lagi berusaha menurunkan berat badan biar nggak obesitas lagi

    BalasHapus
  3. Hihihi, aku dulu nggak suka sayur, pencernaan jadi kurang lancar. Sekarang prioritas makan sayur, buah, dan air putih yang cukup. Nggak lagi deh kurang sayur, pokoknya lebih enak sedia payung sebelum hujan.

    BalasHapus
  4. Semenjak pandemi ini karena kurang gerak aku merasakan badan yang mulai gampang lelah ditambah bobot badan yang naik cukup banyak, Sekarang lagi program penurunan nih. Aku lihat juga banyak remaja yg 'mengembang' semenjak pandemi

    BalasHapus
  5. pe-er banget emang ngajarin pola makan apalagi yang dewasa aja belum bener, hiks. padahal pola makan akan terbawa hingga mereka dewasa ya

    BalasHapus
  6. Kalau sudah terlanjur ini yang sulit yaa..
    Jadi kudu diantisipasi sejak awal bahwa penting menjaga pola hidup sehat dengan menu-menu sehat yang kaya nutrisi, serta minum air mineral dan olahraga.

    BalasHapus

What's your opinion about this article ?