facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



Belakangan ini, aku mengeksplorasi diri membaca buku-buku bisnis. Dream and goal untuk jadi pengusaha muda sudah aku rancang sedini mungkin. Walau seringkali banyak rintangan dan cemooh dari berbagai orang disekeliling. Aku anggap itu adalah bahan bakar semangat untuk lebih maju. Buku Robert Kiyosaki yang fenomenal yang telah lama aku incar baru saja ditemukan. Terlambat memang untuk sebagian orang, tapi tidak untuk keinginan ku memdalam ilmu. Rich Dad Poor Dad, baru setengah buku aku membacanya aku percaya telah menemukan Ayah yang kaya. Almarhum ayahku. 

Aku ingat berbagai tindakan unpredictable yang ia lakukan untukku sejak aku kecil hingga ia pergi meninggalkanku. Aku ingat di usia balita, kegiatannya sebagai wartawan di harian berita buana dan selalu menjadi presenter berita di TVRI kala itu menginspirasiku selalu mencoret-coret apapun, dinding, meja, kursi, buku-buku. Sampai pada akhirnya aku menyadari hobiku menulis itu ketika aku duduk di sekolah menengah atas. 

Belum lagi, kegiatan menyusuri hutan belantara, ke sungai mencari ikan memancing yang selalu menyertakan aku walaupun masih sangat kecil sekali waktu itu membuat aku sangat suka dengan kegiatan traveling yang menantang. ia mengajariku kesabaran ketika memancing, mengajariku jangan berputus asa ketika pancingan tersangkut. 
Terutama sekali, ia mengajariku untuk berani menghadapi tantangan, mandiri, mudah beradaptasi dimanapun kapanpun. Aku baru sadar hal itu semua ketika ia pergi. (Mulai terisak nulisnya) . Dan setelah aku baca buku itu kembali, aku ingat ketika aku membuka balik buku jurnal yang ia miliki ditahun 1980an ketika Ayah masih usia muda dan remaja. Aku tercengang melihat foto aneh yang ia tempel dibalik cover album dengan bertuliskan "Pengusaha". Aku yang kala itu tidak tahu apa-apa tentang pengusaha hanya bertanya itu siapa. Dan ia mengatakan itu visualisasi ayah ketika masih remaja ingin menjadi wirausaha sukses. Ia menempelkan kumis tebal dan kacamata di foto mudanya, sehingga aku tak mengenalinya itu fotonya. Dan waktupun berlalu, aku tak pernah mengungkit foto itu sampai pada akhirnya ia pergi meninggalkan kami semua kembali kepadaNya. Semua hal yang dilakukan di buku yang dibuat oleh Robert Kiyosaki, sebagian besar mengajariku mengingat kembali apa yang dilakukan ayah dulu. aku ingat ketika belajar promosi bisnis sejak SMP berjualan ayam goreng ala solo, berjualan balon tiup ketika SD yang bermodalkan lima ribu dan habis terjajan. Yaa, satu hal yang belum ia ajari padaku mengajariku melek finansial. ia hanya mengajariku pola-pola hidup mandiri dan serba bisa. Belajar kritis dan sabar. Hidup prihatin dan juga sederhana. Yaa.. keluargaku sederhana, di Jakarta kami sempat hidup sangat berkecukupan sampai pada akhirnya tahun 1998 mengubah nasib kami 180 derajat. dan dinamika itu terjadi sampai saat ini yang Alhamdulillah cukup. Cukup untuk ku berkuliah dan sekolah, makan dan tempat tinggal dan bercengkrama. Jika ayah mendengar semua ini aku hanya ingin bilang terimakasih. 

"Terimakasih telah banyak mengajariku banyak hal di waktu yang singkat, mengajariku disiplin, ramah, tersenyum, menolong orang banyak dan berteman sebanyak-banyaknya"  

dan ia pun meninggal dalam keadaan dimana ia merintis usahanya. Andai saja pandanganku akan be young entrepreneur itu sejak aku SMP. Mungkin kami bisa sama sama bersinergi untuk bisa membangun. Yaa pengandaian adalah dibenci oleh Allah. aku percaya Allah Sang Perencana Terbaik untuk itu semua. Seminggu sebelum ia pergi meninggalkanku dan keluarga. Ia sempat menyampaikan petuah di tengah malam itu, entah pertanda apa. 
Aku tak sedikitpun berpikir buruk itu adalah malam-malam terakhir ia meninggalkan kami semua. "Melati anak kebanggaan papa, Melati anak yang pintar, kamu harus bisa jadi orang yang serba bisa, jangan pernah menjadi orang yang bergantung dengan oranglain, mandiri, belajar sungguh-sungguh jaga adik dan mama. Papa yakin kamu jadi orang hebat di masa yang akan datang" << ini pesan terakhir yang aku ingat sampai sekarang, terimakasih Allah engkau memberiku ingatan yang kuat untuk pesan ini (meleleh air mata) sampai ia berpesan dihari terakhirnya untuk menghembuskan nafas terakhir dipelukanku. Ya dipelukanku. Your'e the best Dad in the World. 

 Engkau Ayah terbaik, walau banyak kekurangan yang engkau miliki, engkau menjadi Ayah terbaik untukku sampai hari terakhirmu di dunia. Aku akan berjanji membuat engkau bangga pa.. i am promise.  T_T
Loading... aku sedang mengarap sebuah novel yang seharusnya menjadi karya pertama aku. But, semua itu berubah ketika negara api menyerang 'eh .. bukan bukan saat ide brilian itu dipatuk nyamuk  nakal yang mengelilingi kepalaku. Bukan itu fokusnya. tapi jujur saja pengalamanku menulis hal beraroma nonfiksi lebih banyak ketimbang fiksi membuatku rada kesulitan bermelow drama. Hingga akhirnya buku nonfiksi yang jadi karya pertama.
Dan alhamdulillah naskah ini sudah 50% laah. Dan penasaran banget buat aku selesaikan, padahal ada dua outline naskah fiksi juga yang kece dengan ide yang matang menunggu antrian. Tapi ntah mengapa ada obsesi sendiri mengerjakan naskah dengan judul kece ini. Obsesi menembus penerbit gede juga jadi fokus perhatianku buat revisi naskah sebelumnya.
Aku mau kasih spoiler naskah satu ini, buat kamu yang penasaran. Behind the scene, susah banget nemuin ide bikin novel kala itu. Tapi karena 'kepepet' muncul lah novel ini. Dua karakter utama di bab pertama yang aku munculin di cerita bikin aku addiction buat munculin mereka di bab selanjutnya. Padahal rencananya hanya ada satu yang selalu ada dan si dia yang satu lagi hanya istimewa di bab pertama dan terakhir.
Buka deh siapanya. Sosoknya bernama Rana dan Pra . Nama keren yang aku dapat. Ternyata nama Rana udah pernah dipake dibuku karya Dee ' akibat kurang baca buku fiksi jadi ga tahu deh' tapi ga sedikitpun diat niru-niru atau apapun itu lah wong masih bisa dihitung jari baca buku fiksi. Tapi itulah aku, tipe seriusan bacaannya yang realita haha maklum pernah jadi wartawan.
Rana dan Pra sosok melengkapi sih kalo aku pikir. Tapi mereka punya karakter yang complicated banget dah. Aku belum pernah nemuin karakter kayak mereka di dunia nyata. Aku sendiri menilai buku 'lampu' ini punya karakter unik dan khas tapi kesendat di wawasan yang masih kurang feel nya karena keterbatasan penulis kurang banyak baca buku fiksi.
Dan mulai detik ini banyak sekali buku fiksi dirumah yang mengantri untuk dibaca, diteliti dan dianalisa. hohoho. Lebih banyak curhat ketimbang kasih spoiler ya.
Satu lagi kalian akan menemukan banyak sejarah dibuku ini. tapi bukan sejarah dibuku sejarah. melainkan hal-hal di masa lalu yang  belum terungkap. Aku suka dengan sejarah dan terobsesi dengan kisah ilmuwan zaman dulu. sehingga banyak menyampaikan hal itu. :)
hayoo.. ga sabar ya buku ini terbit :) ditunggu yaa ... doain kelarr
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates