facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



Di era banjir informasi saat ini. Kita mudah sekali menghakimi seseorang. Kita mudah sekali mengklaim sebuah kebenaran dan kabar kabar yang ada di berbagai platform. Sayangnya saking cepat nya dan banjirnya informasi, tak jarang kita kelimpungan dan bias memahami informasi yang datang pada kita. Bila tak pintar  - pintar kita bisa menjadi perantara berita hoax tersebut kemudian up ke permukaan diklaim banyak orang kebenarannya. Lalu kemudian jadilah kita pembawa berita bohong. Tentunya mau gam au kita juga nanam dosa viral di dalam nya kebayang dosa kita yang bertumpuk. Hanya karena keteledoran kita memahami sebuah kabar.

Kita sekarang sulit membedakaan apa itu yang namanya tabbayun (konfirmasi) atau juga menuduh (judge) menghakimi itu. Tabayyun (Konfirmasi ) adalah cara untuk mengungkap kebenaran secara objektif dan bijak tanpa dipengaruhi oleh pihak lain yang menghasut. Tabayyun hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki kecerdasan yang cukup, juga memiliki pengetahuan yang cukup pula . Sehingga dengan ada kebanjiran informasi ini mau tak mau kita harus ekstra teliti, mau berlelah – lelah mencari tahu kebenarannya dengan menambah khazanah keilmuan yang lebih banyak.

Menuduh ialah langsung meng-hakim-i dan mem-vonis dengan berbagai macam kecurigaan dan pendapat pikirannya secara subjektif, tanpa mau mendengar dan mempertimbangkannya secara objektif, karena dipengaruhi kebencian pribadi, atau karena pikirannya sudah dipenuhi oleh hasutan. Ini terjadi karena kekurangan informasi, dan juga belum terbukanya pemikiran. Seringkali terdapat unsur emosional sehingga objektifitas tadi hilang.

Allah berfirman dalam surah Al Hujurat ayat 6 yang artinya ;
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Dalam QS Al Isra ayat 36 Allah berfirman;
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.”

Sungguh berat terhindar dari dosa di jaman sekarang terutama bijak mendapatkan isu – isu. Kita seharusnya bisa jadi sosok yang bisa menahan diri dalam apapun. Terutama berkomentar, memberikan pandangan instan tanpa lihat dulu dan crosscheck dulu.

Jaman sekarang mudah sekali orang – orang mengkategorisasikan, mengeneralisasikan, sampai menjurus menghakimi karena banjirnya informasi yang ada. Belum lagi tuntutan kecepatan informasi, seringkali mengurangi keakuratan kebenaran informasi itu sendiri. Itu menjadi pekerjaan besar bagi kita semua untuk memberantas berita bohong tersebut. Setelah saya telusuri ayat tentang tabbayun cukup banyak dijelaskan di Al-Quran. Itu menandakan pentingnya sebuah informasi yang benar. Bahkan tafsir Al-Quran mengenai tabbayun ini menurut saya sangat erat kaitannya dalam kaidah jurnalistik yang saya pelajari di kampus.

Ada tips menurut saya di era sekarang yang mudah untuk mengkonfirmasi berita yang mungkin terpapar di sosial media.

1.    Cek narasumbernya terutama medianya,

Ini penting, banyak media bodong yang sekarang nyamar. Berbekal website dengan domain murah sudah bisa membuat berita-berita kontroversial dan click bait tanpa izin menulis berita semena – mena hanya demi mendapatkan viewers. Jadi pastikan media yang kamu dapatkan adalah media mainstream yang cukup diakui kredibilitasnnya. Walaupun juga media sekarang hampir semua terdapat oknum penyebar berita hoax.

2.    Baca beritanya dengan lengkap
Kebanyakan kita cuma baca berita di judulnya saja, tanpa tahu isinya ternyata sangat bertolak belakang dengan judul yang disajikan. Judul ini sering dibuat seolah – olah heboh dan kontroversial demi mendapatkan pembaca. Jadi baca lengkap dulu ya teman - teman.

3.    Cek gambar dan link yang disediakan terlebih dahulu
Hal yang berbahaya ketika ada berita viral masuk ke media messenger pribadi berupa gambar dan link hidup terkadang gatal rasanya kalau ga kita bagikan segera. Pastikan dulu websitenya, kadang ada berita – berita ataupun promo yang tidak masuk akal. Jangan buru – buru klik. Jaman sekarang dengan mudahnya orang mencuri data kita hanya dengan konfirmasi setuju tak sengaja atau mengklik sesuatu.

4.    Jangan panik dan buru – buru membagikan informasi

Ini penting juga, lakukan konfirmasi dulu dan step by step diatas. Selain itu juga jangan menerima informasi dari satu sumber saja, coba bandingkan antara media satu dan yang lainnya dengan pembahasan yang sama. Ini bisa jadi bahan wawasan kita untuk bisa melihat objektifitas kita dan kebenarannya.

Semoga bisa menjadi ilmu bagi saya yang baru dan teman - teman
InsyaAllah



Hal yang tersulit di Ramadhan kebanyakan kita adalah sikap mubazir. Ga jauh – jauh Ramadhan, dihari biasa kita sering melakukan ini termasuk saya. Ga sadar kita lalai, ga sadar terlihat ga apa – apa. Ternyata termasuk dosa yang kemudian merembet ke dosa lainnya. Mubazir identik dengan pemborosan uang dijalan yang sia – sia. Tapi kalau saya pribadi, mubazir itu maknanya banyak dijaman sekarang. Termasuk mengambur-ngamburkan waktu dengan hal kurang bermanfaat.

Bisa juga melebih – lebihkah sesuatu, Allah berfirman :
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. ” (QS. Al Furqan: 67).
(Tafsir Al Karimir Rohman, 456)

Sikap mubazir masa kini memang sulit kita pilah pilih. Karena banyak ragam macam bentuk yang dipoles dan secara ga sadar kita melakukan tindakan mubazir tadi. Misalnya, kita makan selalu bersisa apalagi sekarang ketika kita berbuka bersama kita suka menyisakan makan makanan.

Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) dengan boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan, dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" (Q.S.Al Isra : 26 - 27).

Saya pribadi berusaha untuk tidak menyisakan makanan, mengambil seperlunya ketika misalnya ada makanan yang tersaji walaupun memang kadang kala sesekali masih melakukan. Hal yang menjadi pengingat adalah ketika dulu pernah kesulitan untuk makan. Kalau sekarang juga gadget juga mendukung kita buat bikin sikap mubazir. Misalnya yang menghabiskan sepenuhnya dengan gadget hingga melupakan banyak kewajiban lain. Sebenarnya banyak peluang kita untuk tidak produktif dan melakukan mubazir. Lagi – lagi yang menjadi alarm kita untuk tetap produktif adalah visi kita, dan rencana – rencana baik kita agar terhindar dari waktu – waktu yang kemudian kita sia – siakan untuk hal yang kurang bermanfaat.

Semoga kita bisa memanfaatkan Ramadhan kali ini dengan baik, sehingga terhindar dari sikap – sikap mubazir.
InsyaAllah.



Belakangan ini, godaan untuk surut menulis 30 hari mulai datang. Saya terlupa. Benar-benar saya merasa bersalah. Saya lupa mensettings penjadwalan draft yang sudah saya buat dan rapikan untuk jurnal ini. Mengingat aktivitas diluar makin banyak menjelang akhir bulan. Lagi lagi saya berusaha akan berjuang untuk challenge saya sendiri untuk bisa menasehati diri saya pribadi tiap hari di Bulan Ramadhan. Bisa juga merangkum catatan nasehat orang – orang yang saya terima.

Ini catatan kemarin yang belum sempat saya bahas. Bab mengenai rejeki, dulu di blog ini saya pernah membahas mengenai rejeki. Rejeki yang selalu kita khawatirkan. Kehidupan yang selalu bikin kita waswas. Kekhawatiran ekonomi lebih tinggi ketimbang kekhawatiran iman yang hilang. Rasa syukur yang habis karena takut ga bisa hidup layak sesuai ekspetasi. Saya mengingat masa itu, masa dimana berpindah dari Jakarta 1998 ketika krisis ekonomi. Usia kala itu masih 4 -  5 tahun, tapi entah kenapa memori itu membekas. Memori saya yang kemudian kesulitan menyesuaikan diri hidup dari 0 lagi di Pekanbaru. Saya masih teringat wajah ayahanda dan ibunda yang cemas, saya masih ingat kenangan yang hanya ditemani tape dan radio sebagai hiburan ketika tetangga lain memiliki tv elektronik. Bagi saya itu ingatan yang precious untuk jadi cambuk bagi saya, bahwa keluarga saya pernah sesulit itu memulai hal baru di Pekanbaru.

Jadi kadang flashback, kalau mau ngeluh sama hal yang terjadi sekarang. Ga pantes rasanya kalau dulu pernah dan bisa melewati masa sesulit itu. Jadi paham rejeki itu juga bagian ujian yang berat dari Allah dan akan selalu dibuat kita ngelewatinnya, diingetin kadang caranya kurang menyenangkan. Dikasih kekurangan dan kehilangan supaya kita sadar kalau harta yang kita miliki cuma titipan, bukan miliki kita. Bahkan jiwa raga kita bukan punya kita. Jadi pantaskah kita masih menuntut.

Rejeki adalah perjuangan penuh nilai. Seperti apa kita menjemput, seperti apa yang kita menggunakan, seperti apa kita memanfaatkan, semuanya dinilai dan diuji. Jadi kalau potennya jelek (nilai) kadang kala dibalas Allah langsung ke dunia dengan hal kurang menyenangkan, tapi dibersihkan dari dosa karena salah menggunakan rejeki titipan itu. Bisa juga dicicil dosanya buat jadi tabungan di neraka. Hmm berasa serem kalau ingat ini.

Ibnul Qayyim berkata,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Meskipun rejeki sudah dijamin oleh Allah. Sebagai seorang hamba kita tetap memperjuangkan rejeki yang halal lagi berkah agar bermanfaat. Fokuslah memperkaya diri dengan nilai baik yang tertanam pada diri, baik skill, pengetahuan, dan karakter serta akhlak yang baik. Karena rejeki ga melulu soal harta tapi juga kesehatan, lingkungan yang baik, kelancaran sesuatu pencapaian dan kemudahan lainnya.

Allah berfirman pada Surat Al-Baqarah Ayat 254 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim“
 
Setelah kita menghasilkan dan bernilai dengan rejeki yang baik. Jangan lupa kalau harta kita ada hak orang lain yang musti ditunaikan.

Semoga cerita mengenai rejeki bisa menjadi renungan saya dan kita semua.


Tulisan ini saya curi – curi inspirasi dari diskusi cukup panjang dan juga ingatan nasihat Alm Ayah dulu kepada saya sebagai anak perempuan. Banyak kita lihat fenomena mempercantik diri, tutorial makeup, dan mempoles lebih menarik dan terawat. Salah tidak ? Tidak salah kok. Tapi apalah saya disini yang berani – berani bilang salah benar. 

Tapi hal yang perlu catatan menurut saya, ketika kegiatan tersebut sudah melebihi batas, sudah mengindahkan hadits dan perintah Allah terutama mengubah ciptaannya. Kadang kebanyak kita khilaf menghabiskan waktu dan juga berkutat untuk mempercantik dan memoles diri secara fisik lebih baik di depan orang lain. Terutama pancingan trend saat ini, kosmetik impor, tutorial menarik, style ini dan itu. Masih banyak pernak Pernik yang sebagian besar disukai perempuan. Bahkan laki – laki tak kalah ketinggalan necisnya. Berasa ceramah ya hehe.

Padahal itu kutipan ceramah orang lain yang kemudian menyeramahi saya via diskusi. Sama konteksnya dengan ayahanda bilang dulu, “Percantiklah kualitasmu dengan skill, banyak lah belajar menjadi sosok yang serba bisa agar bisa bantu orang lain” Sedangkan simpulan diskusi saat itu “Coba ubah konteks mempercantik diri dengan fisik, kebanyakan kita lupa untuk memoles hati dan sikap yang lebih baik. Banyak belajar, banyak ibadah, banyak berbuat bermanfaat, yaa kebanyakan kita lupa,”

Jleb rasanya mendengar kala itu, saya pun izin untuk mengambil nasihat beliau agar tertuliskan disini. Terutama pengingat saya dan bisa jadi teman – teman semua. Untuk bisa menjadi yang seimbang, dan dijauhkan dari niat – niat untuk bertabaruj tidak pada tempatnya, selain untuk merawat diri sebagai rasa syukur atas ciptaan Allah.

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian” (HR.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

Semoga menjadi pengingat bagi diri saya.



Tulisan ini terinspirasi ditengah hiruk pikuk teriakan para penyedia angkot dan hiruk pikuk penjual yang menjual barang di Jalan. Waktu itu saya sedang berada di bengkel yang bisa dibilang terletak di jalan besar yang ramai dan mudah menemukan banyak aktivitas. Di sela – sela menunggu saya melihat mereka, melihat cucuran keringat mereka. Juga aksi mereka yang lari – lari, atau berteriak menawarkan penumpang. Sesekali terlihat raut mereka yang begitu gigih, menikmati ditengah panas Pekanbaru yang luarbiasa. Tanpa topi dan penutup apa – apa. Tak terbayang bagi saya bagaimana mereka terbiasa dengan hal itu.

Sambil menunggu memperbaiki kendaraan kala itu cukup ramai. Saya kemudian merefleksikan diri atas apa yang mereka lakukan dan kita jalani. Rasanya tak sebanding, rasanya kurang bersyukur, rasanya tidak tahu diri. Saya menghakimi diri saya berkali – kali ketika duduk. Ketika saya sesekali masih mengeluh, bahkan bukan sesekali tapi seringkali. Memang, setiap kita memiliki garis juangnya masing – masing. Ketika kita memahami bagaimana perbedaan itu bekerja dalam bekerja keras. Syukur seharusnya lebih banyak dan menjadi penyemangat untuk dibalas dengan hal yang lebih baik. Sesuatu yang pernah saya tulis di sini. 

“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)

Jadi apapun lelah kita, apabila ikhlas dan penuh semangat. InsyaAllah akan senantiasa berbuah surga dan dihapuskan dosa kita. Ada sebuah hadits juga yang menganjurkan kita bahkan menyuruh kita untuk senantiasa bersemangat dan menjadi yang bermanfaat ;

“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim)

Ini pengingat, ketika kita seringkali menjadi orang – orang lowpower, bisa jadi kita kurang jauh mainnya. Coba kita main ditempat – tempat yang dimana orang – orang sangat bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Kadang kalau kita renungkan, ada sebagian kita yang bisa jadi sejak kecil sudah cukup baik. Pendidikan yang baik, makan yang cukup, tempat tinggal cukup layak. Ternyata di tempat lain masih ada teman – teman kita dengan sekuat tenaga pun bersungguh – sungguh ia tetap berada di lingkungan yang sama dan juga kerja keras yang sama. Inilah orang – orang yang seharusnya kita rangkul jika mungkin kehidupannya tidak lebih baik dari kita. InsyaAllah mereka juga akan menjadi penyemangat untuk kita.

Walau di bulan Ramadhan, apa salahnya kita membahas mengenai hal ini. Sudah lama sekali saya tidak menuliskan hal demikian. Setelah flashback tulisan berkaitan dengan jodoh, pasangan, selalu mendapatkan viewers yang cukup tinggi dibandingkan tulisan lainnya. Walaupun tulisannya sudah bertahun lama, masih terus meninggi dan meningkat. Segitu galaukah ya sampai tulisan seperti demikian dicari hehe.

Saya bukan orang yang berpengetahuan luas mengenai ini. Cuma teman – teman perempuan saya sering menjadikan saya tempat cerita, kadang kala saya juga bercerita. Mengenai kisruh dan tantangan memilih seseorang yang tepat untuk tumbuh bersama di masa depan.

Saya baru saja menonton kajian Ust.Khalid Basalamah mengenai hal ini. Begitu logis, dan membuat saya terteguh. Ternyata Allah itu, bukan belum memberikan jodoh pada kita saat ini *bagi yang belum. Melainkan kita yang seringkali salah menempatkan diri, salah menanggapi, sering terlewatkan dan terabaikan. Banyak mungkin sebagian dari kita menempatkan jodoh seperti benda, dan durian jatuh. Menunggu dan menunggu berharap datang dengan sendirinya.

Ternyata tidak, perlu ada ikhtiar didalamnya. Dan Allah selalu menawarkan jalan, kadang manusia karena dalam keadaan tidak dekat padaNya kehilangan sinyal tadi. Allah sering bilang gini “ Ini nih, orangnya ..” kita sering dipertemukan banyak teman baru, lingkaran baru tapi kemudian terabaikan oleh kita karena alasan yang tidak syari. Bukan karena agama, melainkan bisa jadi kekurangan duniawinya. “Ini nih coba istikharah dulu” kita selalu didatangi hal demikian tanpa kita sadari. Lalu sekarang kembali pada diri kita. Itulah sedikit kutipan kajian yang sempat saya tonton.

Saya menyadari ujian berat dari sebuah proses menemukan adalah berperang pada hati nurani dan syaitan. Kita tahu dalam Islam hubungan lawan jenis itu jika tidak pada tempatnya akan menjadi fitnah. Bahkan dalam hadits hanya beberapa hal saja interaksi yang dibolehkan, seperti menuntut ilmu, muamalah, dan hal berkaitan dengan kebaikan dan maslahat. Hal yang sering terjadi ketika memulai proses untuk mengenal lebih jauh. Syaitan mudah sekali menempel pada diri kita. Sehingga masuk dalam selip – selip hati kita. Hingga menutup mata bathin kita pada kebenaran akan mengenal calon kelak karena hasutan tadi. Makanya ketika memulai proses, kita seharusnya semakin dekat pada Allah. Makin sering beristikharah, semakin sering berkhalwat dengan Allah. Satu hal lagi berserah diri kepada Allah.

Ujian – ujian yang seringkali menjadi hal berat dan kemudian merusak nilai kebaikan untuk menjemput jodoh dalam menyempurnakan iman menurut saya ;

1. Niat

Ibadah inti adalah niat, seperti tulisan saya sebelumnya mengenai “Perbaiki Niat”. Niat menjadi pondasi utama kita untuk melakukan ibadah. Begitu pula menikah, kebanyakan saat ini media yang kita lihat seringkali memang mendakwahkan mengenai menikah muda namun saying tidak dibarengi pemahaman penyerapan lain. 
Untuk apa kita menikah ? Selurus apa niat kita menikah ? Apa karena ingin bahagia ? Ingin terlihat sama dengan orang lain ? Tidak ingin jomblo ? Tuntutan orangtua ? Harta dan lain – lain. Dari segala hal niat yang saya absen ini lah yang kemudian menjadi penghalang kita untuk menemukan corong yang tepat di mana jodoh berada. Termasuk saya, yang juga sedang meluruskan niat dengan sungguh – sungguh dimanakah Allah dalam rencana kebaikan ini.

2. Kehilangan Kendali

Saya bukanlah orang yang sangat religius. Bahkan untuk kajian rutin tergabung dalam lembaga dakwah sudah lama sekali saya absen. Paling tidak cara saya menjaga pola kendali ini dengan bergaul dengan teman yang baik, memperbaiki cara berpakaian, dan juga mengikuti kajian yang ada dan terbuka. Kehilangan kendali disini, ketika kita menjalani proses itu tidak pada tempatnya. Tidak ada penegur, tidak ada ninik mamak (kalau dalam adat melayu) orang yang berperan sebagai konsultan, penasehat dan pengingat niat dasar menikah tadi. Orang tersebut adalah mahram, saudara yang bisa menjadi kontrol keluarganya. Atas niat yang disepakati, memberitahu informasi yang sebenarnya. Sehingga terhindar dari khalwat dan syaitan mendapatkan posisi keempat. Sehingga tidak bisa menganggu ya kan.

3. Hasrat Menggebu & Rasa Memiliki

Ketika kehilangan kendali atau tidak adanya peran sosok yang benar – benar masuk dalam proses tersebut yaitu mahram tadi. Syaitan kemudian membisikan halusinasi yang begitu indah sehingga muncul lah hasrat menggebu tadi, yang sering kita sebut cinta. Apakah cinta itu salah ? Tidak. Baik bahkan, cuman cinta ketika tidak pada tempatnya seringkali menimbulkan hal yang tidak baik.
Satu lagi yang perlu kita ingat bahwa proses yang tidak serius, memakan waktu. Kelak akan mengeser niat awal sehingga kecenderungan menikah karena sudah terbiasa, sudah merasa saling memiliki satu sama lain. Celakanya ketika dalam prosesnya ditemukan Allah tidak menyukai dan tidak meridhoi pernikahan terjadi kita menjadi sosok yang mengutuk banyak hal entah itu diri kita sendiri, depresi (karena putus cinta dan trauma), kemudian mengutuk orang lain yang bisa jadi dijadikan Allah ujian atau pemberitahuan bahwa bukan kita yang memiliki.

4. Masa Lalu

Setiap orang memiliki masa lalu, kecenderungannya ketika menjalani proses adalah kita menghimpun ingatan segala kekurangan dari masa lalu. Baik itu berbungkus trauma, pengalaman menjalin dan berproses dengan orang lain dan sebagainya. Masa lalu adalah sesuatu yang sangat sensitif bagi semua orang. Saya pernah mendengar kajian kala itu, bahwa ketika sepakat untuk bertumbuh dan membersamai di masa depan. Kesepakatan yang baik dan seharusnya adalah sama – sama ingin melangkah kedepan dan tidak ingin berbalik ke belakang.
Ketika saya flashback ke diri saya, saya melakukan kesalahan tersebut di masa lalu ketika berproses. Niat saya belum lurus, belum utuh masih tersangkut sebagian pada hal duniawi. Sehingga perbandingan saya bukan karena ridho Allah. Tapi juga hasrat pribadi dan masa lalu yang tersingkap dan tak seharusnya disampaikan jika tidak diambil pelajaran dari hal tersebut. Lalu hal Ini salah.

5. Penghakiman Diri Sendiri

Penghakiman diri sendiri adalah prasangka buruk di awal. Ketika kita merendahkan diri kita dengan hal yang berbentuk sikap, fisik, dan juga kedudukan duniawi. Kita seringkali membandingkan dan mengatakan hal buruk pada diri sendiri. Apalah saya yang jelek ini ? Apalah saya yang tak kaya ini, apalah saya yang kurang agama seperti ini ? Kalimat ini seperti pengingkaran atas nikmat Allah. Lagi – lagi saya mengutip dari Ust Khalid. Bukankan itu tanda penyesalan atas nikmat yang Allah berikan pada kita. Bukankah itu sebuah penghakiman dan rendah diri, bukan rendah hati sehingga kebaikan yang seharusnya datang kemudian tenggelam karena persepsi yang tercipta pada diri kita. Jikalau pun ditanya kenapa belum menikah, mungkin kita menjawabnya dengan kata positif dan doa. Sehingga juga taka da nikmat yang berkurang disini.

6. Ingin Kesempurnaan

Salah satu penyakit diri kita sebagai manusia adalah membandingkan diri. Ditutupi kata – kata orang lain, penilaian – penilaian orang lain. Kita terus mencari banding banding, tidak berhenti disana. Bukan hanya membandingkan orang yang mendekati, tapi juga membandingkan diri kita pada oranglain. Pantaskah ? Sempurnakah aku?

Bisa jadi pantaskah dia denganku ? Bagaimana aku menyetarakan diri pada dia (Calonku) atau sebaliknya. Kebanyakan bentuk penilaian tadi adalah dalam kadar duniawi. Kemolekannya, kelembutannya, hal fisik cara berpakaian yang mungkin belum baik, Pendidikannya, pekerjaannya, dan kadang masa lalunya. Kita menghakimi masa lalu orang karena kotor ? Apa boleh ? Bahkan bisa jadi saat ini ? Bukankah di awal kita tidak baik menilai orang dari masa lalunya.

Tulisan ini sebagian besar adalah sebuah kumpulan nasehat orang bijaksana, ulama yang saya kumpulkan untuk menjadi nasehat saya pribadi. Bisa jadi saya salah menuliskan, dan saya selipkan juga ibroh yang saya ambil dari perjalanan ikhtiar saya yang juga belum mulus dan masih dalam memurnikan diri, mempertegas visi, dan merancang mimpi. Ada harapan kelak setidaknya ketika saat tiba, saya lebih matang bersikap. Lebih bijaksana menjalani sehingga Allah meridhoi.

Semoga bisa jadi nasehat kita semua,
Jika teman – teman ada pembahasan yang didiskusikan bersama disini, silahkan komentar dibawah ya.




Tema kali ini relate banget dengan kejadian belakangan ini. Siapa sih yang ga pernah berprasangka ? Semua orang pernah berprasangka. Kalau belajar Ilmu Komunikasi di kampus dulu, prasangka terjadi karena ada kepingan pengetahuan yang tiba – tiba datang dan ga tahu asal usulnya dari mana. Seringkali prasangka dijadikan pembenaran, sebuah fakta. Padahal sangat jelas prasangka itu adalah sebuah kabar burung yang perlu diteliti lagi.

Prasangka itu ada dua ; Prasangka buruk dan prasangka baik. Kebanyakan dominan seringkali kita melakukan prasangka buruk ketimbang yang baik. Kita sering menjudge orang lain dengan hal – hal buruk terhadap yang belum pasti kebenarannya.

Dalam islam sudah dijelaskan di dalam Al-Quran surah Al Hujurat 12 mengenai perintah untuk tidak berprasangka buruk bahkan sampai mencari – cari kesalahan oranglain.

“Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari – cari kesalahan oranglain,”

Rasulullah juga bersabda dalam sebuah hadits ;
“Berhati – hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk adalah sedusta dustanya ucapan. Jangan saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci, Jadilah kalian hamba – hamba Allah yang bersaudara” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari Hadits No 6064 dan Muslim Hadits No 2563.

Ada yang bisa kita teladani dari kisah ini ; dan kita bisa pelajari perkataan dari Sufyan bin Husain, penjelasannya sebagai berikut :
“Aku pernah menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind, Hind (India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata, “Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu?” Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu.” (Kitab Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir (XIII/121)

Prasangka Buruk sendiri bisa dibedakan menjadi 3 bagian, yakni :

Prasangka Buruk terhadap diri sendiri (nafs ammarah)
Prasangka buruk terhadap diri sendiri biasanya ditandai dengan tidak adanya kepercayaan diri terhadap kemampuan untuk melakukan suatu hal dan cenderung selalu takut gagal. Hal ini tidak baik untuk dilakukan sehinggi diri anda tidak bisa berkembang. Diperlukan cara agar hati tenang dalam islam agar terhindar dari berprasangka buruk terhadap diri sendiri. Sama hal nya yang saya pernah tulis mengenai memaafkan diri sendiri. Disini saya belajar, ketika saya belum bisa memaafkan berarti saya sudah melakukan dosa prasangka buruk pada diri sendiri.


Prasangka Buruk terhadap orang lain
Prasangka buruk terhadap orang lain ditandai dengan sikap selalu mencari – cari kesalahan orang lain. Apapun tindakan orang yang tidak kita sukai pasti akan selalu dihubungkan dengan hal – hal yang buruk padahal belum tau kebenaranya seperti apa. Biasanya setelah berprasangka buruk seperti itu hati pelaku akan merasa. Alangkah baiknya jika anda mengetahui cara menghilangkan dendam dalam islam.

Prasangka Buruk kepada Allah Swt
Prasangka buruk kepada Allah biasanya timbul karena doa yang dipanjatkan tidak kunjung terkabul. Ada juga karena banyaknya musibah yang datang silih berganti. Hal seperti itulah yang memancing seseorang berprasangka buruk kepada Allah Swt. Untuk itu anda perlu mengetahui sifat orang yang bertakwa.

Berikut sabda Rasulullah Saw :
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhari-Muslim).

Saya sudah sering mengalami banyak konflik dan menjadi akarnya adalah prasangka. Saya menyadari prasangka ini seperti kue lezat syaitan menghasut manusia terutama orang – orang beriman untuk saling memusuhi saling menyakiti. Sama hal nya saat ini dimana kita mengalami shock terhadap identitias muslim yang melakukan terorisme dengan menggunakan detail – detail sebagai seorang muslim. Tindakan mereka menimbulkan prasangka. Tindakan mereka menimbulkan interpretasi. Sebagai muslim yang baik yaitu mampu mengenali prasangka tersebut dan meresponnya dengan baik. Bukan kemudian ikut mengkeruhkan suasana dengan memberikan pandangan negatif mendiskriminasi dan kemudian mengeneralisasi.

Karena tahapan prasangka dimulai dari ketakutan, ketidak tenangan, yang mana muncul ketika kita tidak sedang dekat pada Allah. Ini muncul yang kemudian menjadi bahan syaitan untuk menghasut kita melakukan prasangka yang iya bisikan. Asumsi yang kita miliki untuk prasangka terhimpun dan seolah menjadi fakta valid untuk kita. Padahal itu semu, itu makanya ketika kita berprasangka kita diminta tabbayun dengan benar. Dengan orang juga yang baik pemikiran dan bijaksana yang ikut terjun mendampingi kita agar bisa mengingatkan ketika prasangka tersebut melebar dan menjadi fakta yang kemudian kita benarkan hingga akhirnya menimbulkan konflik dan terbentuk banyak kubu.

Semoga di Ramadhan kali ini, kita menjadi sosok yang bebasa atas prasangka apapun. Senantiasa berprasangka baik pada diri sendiri, oranglain dan tentunya Allah ketika diberi ujian.

*********

Tulisan ini murni menasehati diri saya, dan semoga bermanfaat untuk teman - teman



Ada yang menarik ketika ingin sharing disini. Agak sedikit mellow, tapi tujuan cerita kali ini agar kita bisa bersyukur tentang dan menemukan Ramadhan. Dimana kadang kala kalau kita flashback ke belakang terjadi banyak perubahan Ramadhan di hidup kita. Disini mungkin bukan membahas mengenai ruhiyah, melainkan orang – orang yang bersama kita di Ramadhan sejak awal. Ingat gak kamu ketika pertama kali belajar berpuasa, ingat tidak ketika sahur bersama di meja yang sama rumah yang sederhan. Kadang ada sebagian besar kita, Ramadhan yang tak lagi sama kehilangan orang yang duduk dalam lingkaran yang sama sebelumnya sekarang hanya bangku kosong. Bisa juga karena kehidupan kian meninggi, kesempatan bersama kemudian berkurang. Pekerjaan mulai mengurangi perkumpulan kita dengan orang – orang yang kita sayangi. Gadget, pekerjaan yang padat, dan teknologi menjadi rumah hanya sebagai tempat singgah tidur semata.

Kita perlu bersyukur, itulah kadang kita diminta melihat ke belakang agar tahu sejauh apa kita melangkah. Kita perlu mengenang agar tahu dan betapa Allah banyak telah memberikan nikmat pada kita. Mungkin ini Ramadhan yang keberapa untuk hidup kita. Syukur yang banyak ketika kita dipertemukan Ramadhan kali ini. Hal yang paling menguras hati ketika kelak sudah sampai di ujung Ramadhan. Bahwa kenangan Ramadhan ini berakhir, kebahagiaan bercumbu dengan intens pada Allah SWT tidak seperti biasanya. Kebiasaan mengunjungi RumahNya tidak seperti biasanya. Seharusnya kita tercabik dengan demikain, tidak melontarkan lelucon yang belakangan menjadi sebuah lucu – lucu bahwa “lebaran 29 hari lagi”. Bagaikan bulan Ramadhan dan puasa hanya momen musiman, yang dinanti endingnya saja. Coba kita renungi kembali, sejauh apa kita menjadi sosok yang  lebih baik dari Ramadhan ke Ramadhan lainnya. 

Apakah sedekah lebih banyak ?
Apakah ibadah Sunnah kian rajin ?
Apakah kebaikan sederhana makin meningkat ?

Bisa jadi sama saja dengan Ramadhan lainnya, tanpa rasa kehilangan ketika dia pergi.

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi].

Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,

“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi].

Tulisan ini sebagai pengingat pribadi, dan untuk kita semua

Semoga bermanfaat!



Tahun lalu saya pernah cerita tentang peristiwa yang benar - benar menantangkan keikhlasan. Salah satunya kehilangan harta, bahkan juga orang yang kita cintai. Jadi saya jadi kepikiran untuk menasehati kembali dan merenungi kembali makna ikhlas itu kepada diri saya sendiri. Ketika ada sharing session ketika pertemuan para blogger kemarin. Tersentil cerita tentang tantangan ikhlas yang dialami salah satu teman kami.

Beliau pernah kehilangan barang dan harta yang berharga dan banyak. Dimana barang tadi menjadi alat untuk melakukan pekerjaan. Kemudian tak disangka ga jauh dari momen itu barang yang hilang tadi diganti Allah dengan lebih baik dengan cara tak disangka. Begitulah singkat cerita teman itu.

Saya jadi ingat pernah kehilangan uang sejumlah jutaan yang akan disetorkan ke bank secara misterius dan lebih dari sekali. Awalnya merasa rada ga percaya, uang sejumlah sedemikian yang sudah terkumpul lenyap begitu saja. Entah menaruh barang kurang hati hati, atau lagi - lagi muncul di pikiran ini. Mungkin sudah lama tidak bersedekah. Rejeki saya sudah tidak bersih, perlu dibersihkan kadang kala caranya kurang menyenangkan, dengan cara kehilangan.

Ujian keikhlasan lainnya bukan hanya kehilangan barang. Hal yang paling menguji ketika kehilangan orang yang kita cintai. Itu benar - benar menguji keikhlasan, penerimaan atas kenyataan yang terjadi. Ketika saya kehilangan salah satu orang tua saya, yaitu Ayahanda saya secara mendadak. Ingin mengutuk diri rasanya, bahkan mencari kambing hitam dari hilangnya orang yang kita sayangi. Ketika kita tida mengendalikan ikhlas dan husnuzdon kepada Allah tadi.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

Allah berfirman pada surah Al-Baqaroh 139 yang artinya ;

Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan Kami tentang Allah, Padahal Dia adalah Tuhan Kami dan Tuhan kamu; bagi Kami amalan Kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya Kami mengikhlaskan hati

Ikhlas itu ilmu yang sangat dalam. Ilmu yang luarbiasa. Ilmu urut dada. Ikhlas disini bukan ilmu mengalah ya. Tapi berusaha menjadikan apa yang dikerjaakan semata-mata kebaikan, semata - mata ridho Allah.

Erat kaitannya dengan menjadikan apa yang dilakukan. Jadi ketika ikhtiar, dibarengi dengan kepercayaan bahwa kelak hasil yang didapatkan akan diterima bagaimanapun caranya.

Secara bahasa sendiri, ikhlas itu bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari hal - hal yang merusak nilai amal itu sendiri. Ini masih relate dengan jurnal sebelumnya yaitu memperbaiki niat.

Ikhlas ilmu yang perlu banyak latihan, tidak terlihat mata namun terlintas di setiap langkah - langkah kita. Kadang ada teman - teman yang mungkin memberi sesuatu ternyata dibelakangannya ada niat untuk agar di lihat. Sehingga lunturlah ikhlas tadi.

Ikhlas juga ga ngutuk - ngutuk kalau misalnya ada sesuatu yang baik diminta atau disarankan terutama berkaitan dengan kebaikan. Bisa aja perintah orang tua, orang yang kita hormati, bisa juga nasehat orang baik.

Ikhlas juga move on, move on kalau bisa jadi orang yang kita harapkan jadi pendamping ternyata tidak berjodoh. Ikhlas bahwa itu sudah garis yang Allah tentukan pada kita. (Ini bukan curcol ya) haha

Semoga bermanfaat!



Hmm ini pembahasan menarik yang sebelumnya tak sengaja mendapatkan inspirasi di beberapa kutipan instastory mengenai menjaga kata.
Menarik sih, apalagi jaman sekarang segala media sosial memudahkan kita buat cerita apa aja. Ngomong apa aja, memanggil dengan kata apa aja. Ga jarang banyak lingkungan kita lihat kata - kata ga pantes. Kita ga susah menemukan netizen yang berkata kasar, nama hewan, atau ucapan - ucapan sarkasme dimana mana.
Dan mirisnya lagi jadi seperti bahan olok dan sebuah pemakluman. Sedihnya lagi yaa kalo ada temen - teman kita yang baper (bawa perasaan), sensitif atau menegur jadi menjadi sosok yang negatif dan aneh sendiri.

"Sok suci banget sih loe!"
"Baper banget sih"
"Paaan deh cupu banget"
Ini nih yang jadi pengaruh, dimana kita lama - lama berteman dengan teman teman yang sudah menjadi kebiasaan menggunakan kata kata "tersebut" kita jadi terbawa suasana untuk menjadi sosok demikian.

Padahal kata kasar, kata olokan itu bukan trend atau dianggap  gaul ya temen - temen. Itu virus yang seharusnya jangan dibudidayakan.
Jujur, saya pribadi memang seringkali dianggap sensitif bagi sebagian orang. karena saya selalu memproteksi diri dengan kata - kata yang nanti menyakiti oranglain. Kadang saya pribadi berpikir. Emang hati yang kuat itu harus gitu ya nerima kata kata kasar gitu. Bukannya kita dulu belajar di sekolah untuk mengucapkan kata kata baik. Kenapa ketika saya menjadi orang yang kekeuh untuk menghindari kata sarkasrm dan lainnnya. Jadi sebuah keasingan yang terjadi di sekitar kita sekarang. Kenapa jadi hal tabu. Ini yang seringkali jadi pergolakan di diri saya hehe.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]

Salah satu ayat yang juga mengingatkan kita untuk menjaga hati saudara kita. Dimulai dari menjaga ucapan kita.

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58]

Semoga renungan ini bisa jadi nasehat kita masing masing bahwa menjaga kata terutama di media saat ini, juga langkah kita menjaga hati kita dan saudara kita.



Seharusnya perkara niat itu ceritanya di awal. Tapi belum terlambat di awal buat kita bisa review lagi niat kita dalam melakukan sesuatu. Di era sekarang, hal yang paling saya khawatirkan adalah rusaknya niat. Kenapa ? Ketika orang lain berpandangan berbeda tentang apa awalnya kita pikir untuk kita lakukan. Itu menjadi sebuah beban yang begitu dalam. Kita mungkin bisa saja sharing hal baik dan cerita tentang segala kebaikan kita ke media social. Berharap ada orang yang juga menduplikasi hal baik yang kita lakukan. Ga jarang tercampur niat untuk riya, untuk minta di puja dan puji ketika bertebaran like dan love di akun kita yang menjadi notifikasi. Jadi lunturlah segala pahala tadi ketika niat kemudian berbelok menjadi ujub diri.

Perkara niat, perkara yang sangat esensial dan dalam menurut saya. Bahkan hanya membahas mengenai niat saja, saya sering sekali dan mudah sekali meneteskan air mata. Apalagi kalau ada kajian atau ceramah ustad mengenai niat. Saya selalu merasa niat menjadi  hal esensial untuk kita hidup di dunia ini. Untuk apa jabatan kita, untuk apa harta kita, untuk apa status kita. Bukannya kita hidup di dunia ini hanya menggapai ridho Allah ? Kenapa bisa kita bersenang – senang dengan niat baik yang kemudian hancur karena selipan – selipan dosa dosa kecil yang kemudian mengotori hati kita.

Pernak Pernik dunia yang menggoda sekali untuk kita beralih. Mudah sekali untuk terbelok. Antara riya dan personal branding. Antara ujub diri dan berdakwah demi kebaikan. Kadang kala terbelok hanya karena komentar, kata – kata dan ujian – ujian berupa hal – hal baik yang datang pada kita.
Duh ini benar – benar menjadi renungan yang dalam bagaimana kita menjadi sosok yang istiqomah pada niat, lurus di awal. Karena ini jadi tantangan berat kita di masa kini.

Niat itu seperti surat, ketika kita salah menuliskan alamat. Kita akan salah sampai tujuan. Jadi perbaiki niat sama halnya kita memperbaiki jalan kita untuk mencapai harapan tersebut. Seperti yang saya tulis sebelumnya.

Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (HR Bukhori dan Muslim) – Hadits Arbain.

Saya berharap saya menuliskan jurnal Ramadhan ini, niat awal saya adalah saya ingin menasehati diri saya sendiri ingin menceramahi diri saya sendiri agar saya tidak berbelok dari niat – niat yang duniawi.  Selalu memohon agar Allah meluruskan apa yang kita lakukan, niat yang seharusnya dan dimudahkan segala perkara kebaikan – kebaikan yang kita tujukan hanya menggapai ridho Allah.
Wallahu Allam Bisshawab

Semoga Bermanfaat !

Sangat bersyukur dipertemukan Ramadhan kali ini. Ramadhan bersama orangtua tentunya. Sebelumnya sempat terpikir untuk tahun ini mungkin dalam perjuangan rantau di kampung sendiri. Banyak harapan yang saya taruh untuk diri pribadi di Ramadhan kali ini juga tahun ini. 

Harapan menjadi sosok yang lebih baik tentunya. Lebih bisa menjaga diri, menemukan hal baik. Menjaga kesehatan juga. Ingin menulis dan berkarya lebih banyak. Di saat melihat teman – teman lain bertumbuh. Ada sebuah semangat diri yang juga ikut membara. Pada kenyataan hal yang berat pada diri kita adalah ekspetasi kita pada diri sendiri yang terlalu over karena kita asik melihat oranglain. Kalo dipikir dipikir ya, sebenarnya kita sudah punya modalnya. Tinggal kita meracik konsistensinya seperti apa, kerja keras seperti apa walaupun kadang kala dunia luar ga seperti harapan kita.Kita sendiri yang membuat harapan pada diri sendiri yang kita tunjukkan kepada diri sendiri. Yaa kan ?

Bagaimana harapan dan juga target teman – teman di Ramadhan kali ini ? Target dan harapan saya sesederhana saya bisa menjaga diri dari pengaruh negative dan mubazir, perbanyak berkarya, zikir dan juga ibadah Sunnah. Ramadhan pertama kali ini jujur saya kekurangan waktu yang sangat banyak. Rasanya 24 jam masih kurang untuk dibagi dengan maksimal.

Salah satu target saya adalah menulis refleksi dan juga nasehat untuk diri saya sendiri di Blog ini dalam rubrik Jurnal Ramadhan selama 30 hari penuh. Bisa kah ? Dulu saya pernah bikin kegiatan ini di tumblr tapi ternyata strategi saya untuk disiplin tidak berhasil hehe. InsyaAllah untuk kali ini saya berkomitmen untuk menulis jurnal ini walaupun ga banyak dan bisa jadi sangat singkat. Bakal selalu update di pukul 21.30 selama bulan Ramadhan di blog ini teman – teman. 

Ohya bisa jadi saya terlupa untuk memberi kabar tentang update di media social. Kalo teman – teman sudah mengetahui pengen langsung dapat notifikasi bisa subscribe. Tapi sejauh ini belum begitu tahu works apa tidak nih.

Balik lagi ngobrol  tentang harapan, bicara tentang sebuah cita – cita dan pencapaian. Kita juga tahu kan kalo dalam menjalani dan mengapai semua itu pasti ga mudah kadang gagal. Bahkan ada orang yang berkali – kali mendapatkan hasil demikian. Pada dasarnya gagal disini mengajarkan kita untuk memperbaiki diri untuk mencapai harapan tadi. Itu yang sering kita sebut ikhtiar (berusaha). Dalam usaha ada lingkup poin yang harus kita pahami ; ada program, target, dan langkah – langkah. Dan banyak mungkin buku dan nasehat mengenai bagaimana meminimalisir kegagalan, salah satunya yaitu belajar.

Walaupun begitu, kita ga boleh lupa kalo kita butuh Allah untuk meng-acc semua harapan kita. Kita juga harus optimis karena Allah sendiri yang janji ke kita untuk menjaga doa dan harapan hamba – hambanya ; Allah berfirman “Berharaplah kepada-Ku, Niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian” (QS Al Mukmin  60) dan janji Allah “Allah SWT akan mengabulkan harapan bagi siapa yang berharap hanya kepadaNya” (QS Al- Baqaroh 186)

Dan harapan ga selamanya instan Allah kabulkan, ada beberapa cara Allah mewujudkan harapan hamba – hambanya kadang ada segera dan kadang butuh waktu yang lama. Lagi – lagi menguji diri kita sebagai hamba yang taat. Dan apabila harapan tadi ditunda, hal itu menjadi tabungan pahala yang akan diterima kita kelak diakhirat nanti. Jadi tidak akan ada yang tidak diberikan.

Kemudian, dijauhkan dari keburukan yang sebanding dengan harapan itu. Kadang ga semua harapan yang doa – doa kita itu benar. Allah bahkan mengganti harapan kita dengan yang lebih baik. Karena Allah tahu yang terbaik untuk hambanya (QS Al-Baqarah 216)  Ingat tentang ada ayat yang mengatakan boleh jadi kita ga suka sesuatu ternyata itu baik untuk kita.

Mungkin dari sharing diatas, bisa memupuk optimisme kita dalam melakukan apapun dan kebaikan apapun. Menjadi orang yang semangat dan optimis walau kadang kala kita sering menemukan onak berduri dalam perjalanan kita.

Semoga bermanfaat!
Nantikan edisi lanjutan besok.

Sebelumnya saya ada menulis mengenai memaafkan dalam feed Instagram. Sebuah cuplikan yang saya akan sharingkan disini. Sebenarnya tema memaafkan menjadi sebuah renungan saya belakangan ini. Banyak pertemuan dengan orang orang yang lebih tua usianya dan tentunya pasti lebih bijaksana menurut saya, sedikit banyak telah memberikan banyak insight baru dan juga usaha mengubah diri menjadi lebih baik. Gak jarang beberapa diantaranya membuat mata terhura, mengalirkan air mata. Waahh ini ada apa ini.

Sebelumnya juga berbincang dengan sahabat sendiri juga anehnya si sahabat yang curhat, sayanya yang meleleh. Seperti itu ketidaktahuan saya pada diri sendiri bahwa ada yang belum terselesaikan. Padahal mungkin saya happy – happy aja, seneng aja. Ga ada sesuatu hal yang begitu dikhawatirkan. Ternyata hati sendiri yang sensitive menyadarinya ketika tersentuh percakapan emosional.

Sampe dinasehatin “ Mel yang menilai diri kamu itu orang lain loh, don’t say kamu baik – baik aja kalo disentil ngobrol jadi gini” Saya langsung ketawa trus air mata ngalir sendiri haha.

Yaps setelah diselidiki adalah ada banyak hal yang belum termaafkan terhadap diri sendiri. Banyak mungkin masalah kita kan ya dengan orang lain. Ga semua juga kita bisa match dengan berbagai jenis karakter. Suka berantem, cekcok, kemudian merasa ilfeel pasti pernah tentunya. Ada juga dari kita yang merelakan, ada juga yang bisa jadi mendendam hingga sulit melupakan. Kalau masalah memaafkan kepada oranglain, banyak petuah menurut saya dan banyak juga alasan supaya ga larut – larut dengan ini. Walau sebagian besar juga ada terlarut dengan masalah “kesalahan” itu milik orang lain, hingga mendendam. Intinya jadilah orang yang berbesar hati.

Nah ada juga tipikal orang yang ketika ada sebuah peristiwa yang kurang baik, sebagian besar dilimpahkan perasaan bersalahnya pada diri sendiri. Kemudian ini yang menjadi bumerang dan penyakit mental berkepanjangan yang sering saya baca dan saksikan sendiri. Termasuk saya juga merasa sedikit banyaknya juga mengalami walau baru menyadarinya.

Perasaan bersalah ini ga boleh dibiarkan menumpuk, karena kadang kalo udah datang perasaan kayak gini. Otak kita kadang otomatis mengabsen semua pandangan buruk kita terhadap diri kita sendiri, merangkainya menjadi asumsi, dan kemudian pembenaran serta penghakiman bahwa diri kita yang bersalah. Kalau situasinya mungkin kayak sidang terdakwa deh, yang duduk di kursi dakwa diri kita dan hakim serta saksi juga diri kita. Geli gak sih ? Kalau dibayangin aja stress kan ya. Nah, ini penyakit yang musti dihilangkan.

Tulisan ini sebenarnya rangkaian dari healing juga terhadap yang belum selesai perkara memaafkan diri, juga catatan saya berdiskusi dan nasehat yang diberikan kepada saya. Pesannya mungkin mudah sekali kita tangkap, bahkan mungkin pernah tertulis disini. Tapi ketika kita mengalaminya bisa saja buyar kan ya..

Jujur saya pernah merasa sangat terpuruk ketika Ayah saya pergi, di saat ayah saya terbaring koma. Saya menyalahkan diri saya berkali kali. Menghujam makian pada diri sendiri, mengapa mengapa dan kenapa kenapa. Semua pertanyaan itu ada dikepala. Saya merasa dikepung syaitan kala itu. Tapi bersyukur selalu ada yang mengingatkan untuk selalu bertasbih dan doa, hingga setiap malam tak lepas bertahajud bukan menghakimi kejadian melainkan berdoa agar diberikan jalan terbaik walau itu pahit. Saya membayangkan situasi kala itu begitu drop, dan saat ini pun menuliskan ini masih sering berkaca – kaca.

Kita tentunya pernah merasa gagal, merasa hancur, merasa tak berguna. Ketika peristiwa yang tak berpihak pada diri kita. Ketika pertentangan kian banyak. Siapa lagi yang seharusnya bisa menghadapinya kalau bukan kita.

Saya ingat pesan singkat seseorang yang sudah saya anggap orangtua saya juga, “Jangan menjadikan semua peristiwa buruk yang terjadi di hidup kamu mel adalah kesalahan kamu, itu Allah yang sudah menggariskannya .. Allah sudah mensuratinya, kalau kamu putus asa dan takut untuk menghadapi jalan yang itu kembali untuk mengambil keputusan, berarti kamu ingkar pada janjiNya Allah”

Jleb! Seketika air mata banjir gitu aja. Sesimpel ini, ga terselesaikan. Jujur saja, saya menyadari bahwa saya dalam keadaan mental “trauma” dan tanpa sadar melakukan banyak kesalahan ketika merespon sesuatu yang baik. Saya sulit mendapatkan deep connection kepada orang orang baru, saya walaupun terlihat terbuka. Pada kenyataannya sangat dark dan tertutup. Itu yang dikatakan temen sharing kala itu. Saya panik ketika orang ingin masuk lebih dalam mengenal, saya merendahkan diri serendah – rendahnya pada pikiran saya ketika ada yang mendekat dan berteman lebih dalam, mengumamkan kata – kata ga baik itu ke pikiran.

Jadi solusinya sesederhana ;

1. memaafkan diri,
2. menjadikan apa yang ada di masa lalu menjadi pelajaran,
3. menjadikan apa yang terjadi sudah keputusan dan ketentuanNya, walau terkadang tidak sesuai dengan harapan
4. senantiasa berpikir positif
5. mengikhlaskan dan bersyukur
6. balik dekat ke Allah lebih dalam.

Nah, yuk kita jadikan pelajaran bahwa memaafkan diri sendiri adalah langkah kita yang terbaik untuk memulai segala impian - impian kita di masa depan. Sesuatu yang dimulai dengan optimis, semangat, dan juga pelajaran berharga dari kejadian sebelumnya.



Jujur bingung ngasih judul post ini. Post ini dikerjain tepat malam jum’at jam 00.00. Nyeremin gak sih ? Saya jadi anak dunia malam sejak berada di industri imajinasi atau industri kreatif hehe. Syukurnya tadi udah ada cadangan tidur deh sekitar sejam-an. Sebelumnya mau nanti – nanti nulis ini. Tapi kalo di nanti-in terus kapan kelarnya ya kan. Seperti janji sebelumnya yang saya sharing di Insta story bakal ada format baru dari MelatiOctavia.com.

Waaah, apa tuh ? Sebenarnya gak terlalu surprise sih. Cuman keterbatasan saya ngelola banyak blog jadi pengen bikin blog ini lebih kompleks aja dan mendeksripsikan secara utuh sesuai namanya Melati Octavia Journal. Karena sejak mendiferensiasikan blog ini sebagai blog yang lebih sedikit serius, menyalurkan isi kepala. Banyak hal yang esensial seharusnya juga di post meresprentasikan diri saya jadi terlewat. Jadi banyak juga yang salah persepsi menjadikannya referensi padahal hanya berupa opini kadang kala ada yang bersumber, kadang kala juga hanya berasal dari diri sendiri. Banyak cerita yang disimpan, demi – demi mendapatkan tema yang sesuai dengan blog ini.

Jadi ada salah satu blog sebenarnya yang ingin saya manage yang lebih non formal, lagi dan lagi mengelola blog intens effortnya juga lumayan besar. Terutama ada tanggungjawab yang senantiasa tunaikan termasuk menjadi tampilan baik, dan memantau perkembangan secara terpisah. Apalagi blog ini saya handle lebih serius, sehingga terkadang untuk satu tulisan butuh 1-3 hari riset dan beberapa minggu untuk tulisan – tulisan yang sedikit lebih berisi. Itu juga edit berkali – kali. Karena saya tulis dulu di Ms.Word baru saya terjemahkan ke blog. Saya terkadang melihat teman – teman blogger malah langsung membuat draft, lalu melanjutkannya disana. Mungkin supaya kayak ada reminder tersendiri ya bagi mereka, setelah login ngeliat tumpukan draft yang belum kelar jadi semangat menyelesaikannya. Bisa jadi haha. Kalau saya diawali dengan melihat folder khusus berisi post atau tulisan blog yang sudah ke post sama enggak itu yang sering jadi reminder. Kalau kamu sendiri gimana ?

Kedepan saya akan nambah beberapa hal menarik dan juga fun di dalam blog ini, dengan rubrik baru. Dimana sebelumnya, saya ingin tunaikan di blog lainnya. Namun karena effort yang cukup besar untuk mengelola banyak  akun. Saya putuskan men-pick up beberapa rubrik disana yang kemudian yang saya tunaikan di blog ini ;

Ada beberapa rubrik yang bakal baru di melatioctavia.com ;

-    #Bongkar Buku
Rubrik ini sesuai namanya, saya akan bongkar review saya yang menurut saya menarik dan juga menjadi bagian dari Lemari Cerita. Lemari cerita itu nama perpustakaan pribadi saya. Berasa ngasih nama kucing ya hehe. InsyaAllah bakal sharing preview buku - buku yang worted dibaca sesuai kebutuhan teman - teman.

-    #Movie Session
Di rubrik ini saya akan mengulas beberapa movie, drama, atau video – video menarik yang relate juga dengan passionate dan menarik sesuai genrenya. Tapi menurut sudut pandang saya ya hehe. Saya juga bukan pakar film, hanya suka dengan kegiatan yang bernama M-E-N-O-N-T-O-N.


-    #Bahas Bisnis
Sebenarnya rubrik ini sudah ada sebelumnya, cuma seringkali saya tulis sesuatu yang relate dengan materi jadi kesannya menurut saya membosankan dan serius pake banget. Rencananya kedepan bakal cerita lebih banyak pengalaman UKM yang survive, cerita menarik di dalamnya. Karena dari dulu saya punya ketertarikan sendiri dengan dunia bisnis. Bisa cerita pelaku usahanya, cerita tentang ide bisnis yang menarik, dan cerita jatuh bangunnya untuk tetap survive dan berkembang. Aahh ga sabar deh nulis ini.

-    #Good For You
Sebenarnya ini rubrik random, karena awalnya mau bikin spesifik. Seperti rubrik kuliner, produk review, dan juga info menarik tentang how to yang sering ga kita ketahui. Cuman saya takut kelabakan bikin satu – satu jadi saya kategorikan khusus lifestyle dan juga informasi menarik di rubrik ini aja ya.

-    #Community Talks
Rubrik ini sudah ada sebelumnya, lagi dan lagi karena lebih banyak cerita tentang dunia komunitas versi saya. Banyak sebenarnya komunitas lain yang keren dan bermanfaat bisa jadi referensi dan juga inspirasi. Bisa juga kamu bisa gabung karena merasa komunitas tersebut yang dicari buat menuntaskan hasrat kamu bersosialisasi dan mengupgrade diri.

- #Good People 
Rubrik kali ini jadi tempat ceritain seseorang yang menginspirasi, punya passion, dan bisa kasih insight baru buat kita - kita. Ga jarang orang - orang tersebut ada di sekitar saya hehe :)

Jadi, untuk saat ini 6 rubrik diatas bakal jadi insight baru di blog ini. Semoga bisa menambah semangat saya dan ide baru untuk senantiasa update ya teman – teman .

Terimakasih dukungannya selama 8 tahun ini :D 

waah ga nyangka sudah selama itu ngeblog.




Kegiatan saya yang sangat mobile belakangan ini membuat waktu saya, di perjalanan terkadang banyak membuat momen kontemplasi tak sengaja datang. Ketimbang pekerjaan sebelumya saya lebih statis bercengkarama dengan jobdes dan laptop seharian. Mobilitas sekarang lebih kompleks, bukan hanya melibatkan dua benda itu tapi juga kendaraan dan tempat. Beberapa hari ini saya juga menemui banyak peristiwa sederhana dan juga curhatan beberapa sahabat dekat tentang kabar kehidupannya, keluh kesahnya, resahnya, rencana masa depannya. Menarik sekali kalau di simak.

Saya buru - buru menuliskan ini padahal ada tulisan lain yang saya draft belum jua selesai hahaha. Sebelum kontemplasi yang saya buat sendiri takut - takut terbang dibawa lalu. Kemarin di perjalanan menuju tempat lanjutan menyelesaikan beberapa pekerjaan, saya menelusuri ingatan - ingatan peristiwa yang saya hadapi sebelum - sebelumnya. Introspeksi kegagalan, kesalahan saya dan kekurangan yang saya miliki sehingga menjadi batu sandungan atau bisa jadi juga batu loncatan saya untuk lebih maju. Saya menangis di perjalanan, karena saya sebelumnya lebih banyak mengutuk diri.  
Mengapa saya tidak bisa menjelaskan dengan baik apa keinginan saya sebenarnya untuk merancang apa - apa saja yang akan saya lewati ke depan ?

Kita suka sekali membandingkan hidup kita dengan orang lain bukan ? Padahal kita sedang menanam duri pada hidup yang seharusnya bahagia yang kita miliki. Benar tidak? Coba kita ubah paradigma kita membandingkan diri kita dengan orang lain dalam sudut pandang kerja keras dan hasil yang kita tuai. Saya terharu dengan orang - orang bekerja siang malam dengan lembur namun berpenghasilan tidak lebih banyak dari kita. Bahkan hari liburnya ia manfaatkan untuk mendapatkan tambahan lainnya. Namun kebanyakan kita seringkali membandingkan dengan kenikmatan hidup orang lain, ketimbang mengukur kenikmatan yang Allah berikan pada kita. Kesehatan, waktu yang baik, koneksi dan pertemanan yang sehat.

Rasanya jadi manusia yang tidak tahu bersyukur.

Mengeluh ?
Mengeluh dalam hati ya seringkali. Apalagi kalau ada yang nanya ini itu menghakimi sama jalan yang kita mau. Mereka ga salah, kadang di kitanya juga salah menanggapinya. Kasih tahu secukupnya sih, Tapi kalau mau kepo lagi, it's so annoying. Ga semua orang yang mau cerita semua apa yang ia rencanakan. Saya dulu bisa dibilang ekstrovert banget, tapi makin kesini introvert saya lebih dominan. Why ? Mungkin keseringan bareng benda mati kali ya haha *laptop maksudnya.

Saya sering kali terluka sendiri kalau cerita tentang mau nya pribadi, entah cita - cita rencana dan lain halnya. Lukanya karena yang ada dikasih ketakutan, dikasih sama cemooh, atau bisa jadi dukungan yang berlebihan. Lebih baik secukupnya, itu kayak mantra ajaib buat cerita. Karena jaman sosmed sekarang. Orang - orang terlatih jadi narsistik banget, orang introvert bisa jadi sangat ektrovert di dunia maya karena dia ngerasa interaksi sama benda mati. Padahal teman, tetangga dan orang lain pada tahu apa yang dia sampaikan di media sosial.

Jadi tulisan ini sebenarnya pengingat diri dan mungkin kita semua ketika kita dalam keadaan low banget, coba deh kita hitung nikmat yang Allah kasih dengan sangat detail. Jangan selalu menyoroti masalah dan hal yang gak baik menimpa kita. Karena kebanyakan kita ga bahagia karena selalu fokus pada hal yang gak baik tadi.

Belum lagi pesimisme yang selalu muncul ketika kita lagi berencana, bermimpi ingin melakukan banyak hal. Saya ga ngerti saya merasa annoying kalo ada yang curhat ke saya isinya ngeluh - ngeluh semua. Padahal saya juga sering ngeluh sih, cuman jadi pengingat sendiri. Gini loh rasanya kalau kita ngeluh ke temen, gini loh kalau orang lain ngeluh ke kita. 

Jadi kalau kita mau ngelakuin hal yang kurang baik, coba koreksi dulu yakin bisa bertanggungjawab sama apa yang dilakuin. Kalau berbuat baik yakin bisa selalu kasih contoh selalu baik. Karena ga jarang beberapa orang dengan mudah menjudge orang lain dalam pihak kiri dan kanan. Memang sih manusia kan ya selalu mengkategorisasi.

Balik ke awal, kenapa judulnya menjadi insan bahagia rumusnya adalah syukur tanpa batas ?
Karena kalo menurut saya, ketika syukur seorang manusia tanpa batas itu kekayaan yang luarbiasa ketimbang himpunan harta lainnya. Syukur tadi kunci dari syarat dari bahagia. Kalaupun kita dikasih bermilyar harta, dikabulkan impian pun. Tapi kita ga bersyukur. Not feeling about that, itu sia - sia aja. Mau ditambah Allah ? Boro - boro, toh kita ga bersyukur sama yang sudah dikasih sama Allah.

Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Janji Allah apabila kita bersyukur, Allah akan tambah nikmatnya. Gimana caranya ?
Salah satunya berterimakasih dengan ibadah yang makin baik, Saya kutip dari beberapa referensi ada tiga hal yang harus kita lakukan sebagai manusia ketika menerima nikmat Allah agar ia dipandang sebagai hamba yang bersyukur kepada-Nya ;

Pertama: secara batiniah ia harus mengakui telah menerima nikmat dari Allah.
Kedua: secara lahiriah ia mengucapkan syukur atas nikmat itu.  
Ketiga: ia harus menjadikan nikmat itu sebagai pendorong untuk lebih giat beribadah kepada Allah Swt. Bila ketiga hal tersebut telah berpadu dalam diri seorang hamba, maka ia layak dikatakan sebagai hamba yang bersyukur kepada Allah.

Jadi kalau kita masih lalai berarti kita masih belum bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada kita. Kalau kita masih sedih, berarti kita masih belum bersyukur atas nikmat yang Allah kasih ketika.

Tersenyum, Bersyukur, Bahagia

Semoga bermanfaat!






Parah!! Jadwal saya kemudian terganggu dengan acara keren yang diselenggarakan @kemkominfo dengan tema besar “Menuju Indonesia Maju” dalam rangka #FlashBlogging musti ikut dong.
Kegiatan ini diawali dengan pemaparan dan sambutan dari bagian inti @kemkominfo baik itu Perwakilan Kadiskominfo Riau, Dirut kemitraan Kominfo dan juga materi dari Mas Enda Nasution yakni Founder Sebangsa ID. Sebuah platform digital media social Indonesia. Banyak hal yang sebenarnya yang saya tangkap dari kegiatan ini. Salah satu highlightnya adalah “Menjadi Seorang Blogger”. Awalnya saya tidak menyangka, bahwa blogger telah menjadi bagian yang esensial dalam sebuah kehidupan bermasyarakat saat ini terkait juga penyebaran informasi dan kebijakan – kebijakan di pemerintahan.

MEMULAI BLOGGER, MEMULAI KEMAJUAN

Indonesia Maju, siapa sih yang ga pengen negara yang kita cintai maju ya readers. Seperti salah satu paparan dari kegiatan ini adalah bahwa blog dulu sebelumnya bernama web blog hingga kemudian lahirlah blogger.com yang diciptakan oleh Pyra Labs pada tahun 1999 dan kemudian menjadi platform asuhan Google saat ini yang sedang saya gunakan.

Nah, kamu sendiri menggunakan platform seperti apa ?

Banyak sebenarnya jenis – jenis platform blog saat ini, ada wordpress, tumblr, ada berbagai media lainnya. Belum lagi yang dibuat lebih mudah dan menarik. Saya sendiri merasakan manfaat besar memulai ngeblog, salah satunya selain bisa berbagi saya mendapatkan banyak teman, dan juga bisa hadir dalam kegiatan flashblogging. Dan tahukah teman – teman, bahwa banyak loh yang memulai ngeblog dan kemudian mendunia dengan karya – karyanya. Salah satunya Raditya Dika dan Gita Savitri. Mereka membuat perubahan dengan karya positif untuk anak muda.

Nah, kamu sendiri bisa memulai merubah Indonesia dengan hal kecil. Salah satunya memulai ngeblog.


BLOGGER MAKE BIGGER 

Kalau diingat – ingat dulu blogger bukanlah sebuah sesuatu hal yang menjadi sorotan. Namun sekarang, masyarakat berbondong – bondong menjadi pembaca setia blog mengingat kredibilitasnya yang lebih dipercayai karena ia mengenal secara pribadi orang yang  menulis. Belum lagi kecenderungan media mainstream saat ini yang dianggap sering kali ditunggangi banyak kepentingan sehingga info yang disampaikan menjadi bias.
by OciYM

KETULUSAN BLOGGER

Salah satu hal yang menjadi menarik dari seorang blogger adalah “trust dan honestly” yang dimiliki. Karena ketulusan dan kejujuran yang dimiliki blogger menjadi media efektif untuk mengkritik, memberi saran, dan juga penyampai kebijakan yang tulus terhadap apapun kegiatan, kebijakan baru serta masukan terhadap apapun yang menjadi pedoman hidup bermasyarakat kita. Saya rasa ini juga inti dari kegiatan #FlashBlogging dari Kominfo juga bersama Kadis Kominfo Riau yang menjalin silaturrahmi dan juga hubungan baik kepada para Blogger agar bias menjadi corong penyampaian informasi yang lebih merata dan tentunya jauh dari banyak kepentingan sehingga terjadi bias yang sering terjadi di media lain. It’s Our Strong To Be Blogger.

BLOGGER ITU KREATIF
Di salah satu sesi yang disampaikan oleh Mas Enda Nasution adalah tips trik menjadi blogger yang super kreatif adalah senantiasa menemukan sudut pandangan baru serta memilih menjadi seorang blogger yang seperti apa. Baik itu blogger lifestyle, sport, bola dan politik. Tentunya kalau mau jadi blogger keren yang ikut berkontribusi dalam konten positif dan kebijaksanaan bangsa. Kita juga bisa menulis hal yang positif dibidang itu dari berbagai bidang terutama ikut mensosialisasikan bagaimana perkembangan hal – hal menarik yang bisa kita dapatkan dari konten yang kita fokuskan. Contohnya, saya pernah menulis bagaimana perkembangan perpustakaan dan literasi Indonesia. Teman – teman bisa baca disini ; Cermin Literasi, Perpustakaan, Minat Baca Indonesia.

PERANG KONTEN NEGATIF

Salah satu aksi nyata kita memajukan dan mengkerenkan Indonesia melalui blog adalah #PerangiKontenNegatif. Yaps! Terlalu banyak konten negatif demi meraup keuntungan sehingga informasi yang kita dapatkan bias. Belum lagi kita sebagai masyarakat menjadi musuh pemerintah. Karena konten – konten yang senantiasa memojokkan ataupun sebaliknya. Kita perlu memerangi konten negative salah satu nya jangan menjadi bagian dan pelopor dari konten negatif tersebut. Kalau dari saya sendiri cara perang yang mulia dan terbaik untuk melawan konten negative adalah menjadi seseorang yang positif. Menjadi Blogger yang Positif.



Jleb! Saat mau nulis berkaitan dengan judul diatas. Sebenarnya, sebelum tulisan ini saya sudah membuat draft tulisan mengenai anak muda agar bisa memudahkan hidupnya dengan hal sederhana sesuai perkembangan zaman. Tapi sepertinya, topik ini lebih menarik dan sengaja saya pikirkan lebih dulu ketika mendapatkan suntikan insight baru saat pantengin TEDx Talks yang belakangan sering absen. Biasanya saya senang mantengin TeDx Indonesia tapi karena rasanya sudah saya simak semua. Saya pun  mencoba untuk menyimak TeDx versi luar, dengan kekhawatiran bahasa inggris saya yang ga bagus – bagus amat yang juga bikin nunda nyimak versi luarnya. Namun ketika mencoba searching dan menontonnya,  ternyata ga sesulit yang saya pikir haha *kecurhat deh.

Jadi kegalauan tersendiri pasti diri kita - kita. Terutama yang baru selesai perkuliahan. Ketika sadarnya apa kata televisi dunia begitu banyak onak berduri dalam berjuang haha. Saya sebagai orang yang masih dalam hangat – hangatnya setahun lalu lulus masih ingat cemasnya kala itu. Bagaimana kegalauan teman – teman, ketika belum menentukan status akan kemana dan bagaimana. Termasuk saya di tahun sebelumnya. Bisa lihat tulisan flashback saya di 2017 yang menguras emosi.

Masa transisi wajar sebenarnya mengalami kekhawatiran. Walaupun kelak sudah mendapatkan pekerjaan, atau hal baru yang sudah diputuskan. Kekhawatiran kita pada hidup gak sampai situ aja. Tapi juga masih bercabang sama hal lainnya. Termasuk usia kelak semakin meninggi, tanggungjawab akan hidup bertambah, sikap “main – main” dan santai udah ga bisa jadi kebiasaan.


Saya akan sharing tentang apa yang saya simak dari TedX Talks yang diisi pemuda nan tampan dan inspiratif. Sungguh sederhana, hal yang beliau sampaikan berkaitan dengan hidupnya. Lalu kemudian dia petik hingga menemukan jawaban. Pemuda nan tampan tersebut merupakan CEO Muda Gerakan 80.000 hours sebuah gerakan membantu anak muda untuk menemukan dimana arah hidupnya untuk berkarya. Yaps, si ganteng itu bernama Benjamin Todd. Di awal presentasi disampaikan begitu menarik.

Dia bercerita bahwa dahulu memiliki interest (ketertarikan) menjadi ahli martials arts. Namun pada kenyataannya beliau gagal, sambil nunjukin foto yang dia tinju habis – habisan di ring. Audiens pun tertawa. Setelah itu dia kemudian tertarik mempelajari filsafat dan mendalaminya, setelah mengalami kegagalan tersebut. Sampai pada akhirnya dia menyadari, bahwa ia tidak mendapatkan penghasilan dan pekerjaan yang dia dapat dari filsafat. Kemudian akhirnya dia memutuskan berhenti. Sambil menceritakan ia mengutip kata – kata ini ;
“Philosophy  is a bunch of empty ideas” – Peter Unger
Ia pun tidak putus aja dan mengeksplorasi kembali mencoba mempelajari dunia finansial dan investasi. Dalam menjalani hal itu, ia masih mencari tahu apa arah yang dituju. Dari cerita tersebut terllihat ya guys, ia yang tidak berputus asa dan terus bergerak.

Dalam persentasinya dia juga memberi pemahaman dan juga pertanyaan kepada kita kemanakan 
yang kita ikuti sekarang ?

Mengikuti orang tua kah ?
Mengikuti uang dimana berada ?
Mengikuti passion kita ?

Benar- benar kekhawatiran yang sering terjadi di diri kita bukan. Apakah dengan ikut passion yakin bakal sukses ? Apa dengan passion yang sesuai dengan pekerjaan dapat menjamin kesuksesan ? Pertanyaan yang begitu mendalam. Ternyata ketika dijabarkan tidak ada hal pasti untuk jawaban tersebut.

Saya mengambil kutipannya “ Your present interests are not a solid basis for career decisions”
Jadi ketertarikan kita akan sesuatu tidak bisa menjadi dasar sebuah karir yang pasti. Entah itu karena suka nulis kita wajib jadi penulis. Karena kita suka masak karir kita akan menjadi chef. Pasti teman – teman menyadarinya bukan ? Bahkan jurusan perkuliahan yang teman – teman ambil belum menentukan dan menjamin kelak apa yang benar – benar menjadi arah tujuan teman – teman.

Saya mungkin bakal mencampur pembahasan ini. Karena ada dua video yang relevan mengenai tema kali ini selain Si mas-mas ganteng tadi hehe. Sebelumnya saya sebenarnya pernah bercerita juga tentang hal ini pada tahun 2016. Sebuah pandangan saya tentang sebuah berharganya value (nilai) dan dampak (impact) Lemahnya, saya menuliskannya sangat berbasis opini dan sulit dipahami orang lain, saya rasa demikian haha. Di karenakan saya masih minim referensi pada saat itu. Teman – teman bisa baca di sini :

Baca Juga : Value, Purpose, and Impact

Video lain yang relevan diisi oleh mbak cantik. Beliau adalah seorang trainer, dan juga praktisi branding di Amerika Serikat. Ohya saya lupa memberi tahu bahwa mas sebelumnya merupakan alumni Oxford jadi wajar banget pake data dan sangat teoritis.
Sedangkan mbak mbak ini cerita berbasis “ Kata Emaknya” Unik kan ya ?

Di awal sharing si mbak bernama Terri Tescipio itu cerita kalau dia ikut – ikut hal yang lagi booming sekarang mengenai follow your passion. Dia sudah berkali – kali berganti pekerjaan, menjadi editor, host radio, dan berbagai pekerjaan lain. Dia cerita tentang di awal dia selesai kuliah dan seringkali ada pertanyaan “ What's Next ?” Dan menurutnya hal itu sangat mengintimidasinya dan kita juga sering kan ya mendengarnya  “Ternyata orang amerika sama juga ya wei” –author comment-

Kemudian dia juga mengatakan bahwa banyak buku passion juga sering menyesatkan bahkan makin membingungkan orang – orang kini. Hingga suatu hari, ibunya teriak ke kamarnya. Pada saat ia mengalami depresi akibat menjawab pertanyaan tersebut. Terri sudah banyak berganti pekerjaan dan profesi. Dia sempat mengurung diri beberapa bulan karena tidak tahu apa yang akan dia perbuat lagi.

“Heei jangan diam aja terri, keluar rumah lah ambil pekerjaan. Ambil lah kerjaan apa saja.. jangan seperti itu!”

By the way, ini real life banget lah yaa..

Akhirnya dia pun mencoba mengambil pekerjaan tersebut dan dia membuang semua yang dia pikirkan tentang passion, "my experience for the job is zero and nothing," Ucapnya saat menjelaskan keadaannya. Ketika ia berusaha keluar dari lingkaran ketidak bergerakan dan keterdiamannya itu.

Banyak hal yang ia dapatkan dari pekerjaan itu, ia kemudian lambat laun mencintai apa yang dia lakukan. Walau di awal ia tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman akan bidang tersebut. Dia seperti hidup kembali katanya. Terri mengatakan dengan tegas, bahwa "passion is feeling" Yaps! Passion adalah perasaan," and feeling will be change", sambungnya. Perasaan akan berubah.

Simpulan yang sangat dramatis bahwa dia mengatakan, biarlah passion yang mengikutimu bukan kamu yang mengikuti passion. Jika kamu mengkhawatirkan masa depan, itu bukan kamu saja orang – orang juga memikirkannya. So, it’s Okay! Jangan mempressure diri pada keraguanmu jalani dan bina dirimu menjadi orang yang lebih baik dan berkembang.

Jadi apa yang harus kita lakukan teman – teman ?

Apa simpulan yang kita dapat dari dua inspirator ini ?

Benjamin Todd kemudian mengakhirinya dengan sebuah kata yang menjadi judul tulisan ini. Kata yang membuat saya mengangguk. “Do What’s Valuable” Buatlah sesuatu yang bernilai.
[ Lalu saya bergaya swag dengan kaca mata hitam, yo yo men !] garing banget dah hahaha.

Helping people, make something, sesuatu yang bisa membuat sedikit banyak dunia menjadi lebih baik karena ada diri kita.

Sebenarnya simpulan tersebut sudah dijelaskan Qur’an mengenai apa peran manusia ada dibumi ? Yaps, sebagai seorang khalifah, membuat dunia menjadi lebih baik. Tapi untuk menjabarkannya begitu luas termasuk dimintanya kita banyak mengambil pengetahuan dan juga memahami Al-Qur'an. Intinya, ketika kita percaya akan Allah. Tandanya kita percaya untuk selalu bergerak, jika kita dalam keadaan buta akan arah yang kita tuju bisa jadi kita sedang jauh dari sang pemilik dunia, yakni Allah SWT. 

Jadi jangan berhenti berkarya, jangan berhenti berjuang, jadilah apapun yang baik! Bikinlah sesuatu untuk membuat dunia lebih baik karena kita,

Eh, yang baca smile dulu dong !

Semoga bermanfaat!

        Dibawa seru aja ya postingan ini. Jujur ga nyangka sih dapet kesempatan luarbiasa buat jadi orang terpilih cobain hal baru dari #SOGOOD. Bertepatan di Hari Gizi Nasional SO GOOD launch produk barunya. Saya belakangan juga sejak pindah ke Palembang sering banget nge-stok makanan praktis di kulkas. Kayak nugget dan bakso, termasuk juga pelanggan dari SoGOOD yang variantnya unik – unik dan banyak pilihan. Biasanya dimakan kalau lagi mager buat ke pasar.
Hal yang menarik waktu dikirimin adalah pas bongkar – bongkar ternyata itu Chicken Wings bukan nugget yang saya duga. Karena brand minded kita kalau produk SOGOOD kan yaa nugget. Mungkin juga sayanya yang kudet kalau SOGOOD juga produksi produk lainnya.. hehe. Mungkin ini kesempatan buat kenal lebih jauh lagi.

DESAIN BARU , KEMASAN BARU DAN SEMANGAT BARU

Coba teman – teman teliti lagi. Ternyata di kemasan kali ini #SOGOOD sudah ganti logo loh. Kamu mungkin ingat logo sogood yang sangat simpel dengan tagline “So Good, It’s very good” pasti kamu inget nadanya kan. Nah dikemasan kali ini, sogood sepertinya ingin bercerita tentang hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Logo ini menggambarkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang dekat pada kehidupan kita sehari – hari. Terutama dengan icon – icon yang menggambarkan yang sangat familiar dan ingin disampaikan kepada pelanggan sogood bahwa brand ini sangat peduli dengan nutrisi dan gizi keluarga dengan produk – produk yang mereka luncurkan.



Nah perlu kita ketahui nih, variant dari #SOGOOD makin banyak loh dan dengan kemasan barunya diantarnya ;
  1. SO GOOD Chicken Wing
  2. SO GOOD Chicken Cut
  3. SO GOOD Chicken Nugget Original
  4. SO GOOD Chicken Stick Original 200gr
  5. SO GOOD Dinobites
  6. SO GOOD Alphabet
  7. SO GOOD Animal
  8. SO GOOD Vegie
  9. SO GOOD Karage
  10. SO GOOD Katsu
  11. Ayam Potong Bumbu Kuning
  12. Ayam Potong Bumbu Pedas Manis

Kebetulan saya berkesempatan buat menyicipi SO GOOD Chicken Wings dan saya sangat excited untuk mencicipinya. Selain rasanya rasa masakan rumah. Chicken Wings yang segar dan juga kulit ayamnya yang full covered deh. Cocok sama pecinta kulit ayam hehe.

HARI GIZI NASIONAL DAN TRANSFORMASI SO GOOD

Cerita sogood cerita kabar – kabar sogood yang luarbiasa bermomentum dengan ikut andil dalam acara Hari Gizi Nasional tanggal 25 Januari lalu. SO GOOD Mendukung Pedoman Gizi Seimbang loh. Teman – teman tahu gizi seimbang tidak. Mungkin dulu kita tahunya istilah “4 Sehat 5 Sempurna ya” namun sekarang istilah makanan sehat adalah makanan dengan gizi seimbang.

Apa itu artinya ?

Gizi  di mana pangan sehari-hari yang baik adalah yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Dalam setiap piring makan bergizi tersebut terdapat hidangan yang mengandung 3 macro nutrients (karbohidrat, lemak & protein) yang memenuhi kebutuhan fungsi tubuh setiap hari teman - teman.  Dalam hal ini SO GOOD mendukung pentingnya mendapatkan Sumber Makanan Berprotein 2-4 porsi per hari di mana setiap kali makan terdapat 15% dari piring makan berupa makanan Berprotein.

Jadi biarpun anak kost, gizi kamu – kamu tetap musti dijaga ya.
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates