facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Tik .. ketikan huruf terakhir, mengakhiri malam panjang itu. Mata yang sudah sayu seolah tak ingin dianiaya untuk menyelesaikan naskah itu segera. Ana hanya coba mengedipkan mata berusaha mengurangi rasa lelah berlebih ini, tapi bukannya malah berkurang. Ia makin menjadi-jadi sehingga mata pun terlelap dilaptop yang baru saja ana shut down segera.Ntah mimpi apalagi yang mengkasak-kusuk pikiran ini membuat nyenyak tapi tak berbuah inspirasi. Mimpi, begitulah keajaiban saat tertidur. Engkau tak akan bisa mengendalikan pikiranmu yang melayang bebas entah kemana, jika dirimu menautkan dan menitipkan jiwa itu pada pemilikNya, InsyaAllah ia tak akan kemana. Wudhu, shalat, dan berdoa. Untungnya 2 hal itu telah aku lakukan, namun sayang lelah telah mengabaikanku melakukan amalan terakhir, Nau'zubillah.

Kumandang azan, membuatku terbangun. Alhamdulillah Allah masih menjagaku tadi malam. Sehingga tidurku begitu menyenangkan. Namun, posisi tidur tak sengaja itu membuat tubuhku jadi pegal tak karuan. Yah, begitulah nasib aktivis dakwah berprofesi, maksudnya berprofesi menulis. Tulisan tadi malam seharusnya menjadi berita untuk minggu lalu, namun lagi-lagi aktivitas terjun ke lapangan dakwah, menyita sedikit waktu sehingga sedikit melalaikan. InsyaAllah berita ana siapkan hingga larut malam, sudah bisa ana kirimkan ke sebuah majalah dakwah islam dimana tempat ana bekerja sambilan.

"Khansa, tolong ingatkan nenek untuk minum obatnya" ucap bunda mengingatkan ana.
"Iya bunda, nanti khansa ingatkan.."jawabku.

berlahan-lahan kutitih langkah menuju kamar neneku, dengan secangkir air putih hangat dan beberapa butir vitamin serta obat untuknya. "Nek .." panggilku pelan
"eh.. iya cucuku, obat untuk nenek ya ?" jawabnya serak sambil membalikkan tubuhnya yang lunglai dari kasurnya.
"Iya nek, biar batuk nenek berkurang .. bunda tadi mengingatkan khansa.." kuambil beberapa butir obat dari kantong dan kuberikan padanya.
"Makasih Khansa, nenek lemas.. nenek mau istirahat,"
"Nenek ga makan dulu, udah siang nek ..?"
"nanti saja, ntar kalo nenek panggil yaa .." suaranya makin bergetar, kerut-kerut kulitnya yang semakin tipis membuatku berkaca-kaca memandangnya. Tapi ana salut melihat kegigihannya menjadi seorang nenek yang disukai dan selalu bergembira, namun beberapa hari ini penyakit mengerogoti tubuhnya yang mungil sehingga semakin tampak usianya telah membungkam semangatnya dulu.
Saya bangga,
ketika dibilang ga modis, dengan memakai jilbab lebar dan bergamis
karena bagi saya itu adalah pakaian surga
Saya bangga,
ketika dibilang tidak laku, dengan tidak berpacaran
karena bagi saya pacaran hanya ada setelah pernikahan
Saya bangga,
ketika dikatakan tidak cantik, dengan tak berdandan
karena bagi saya dandan hanya untuk menyenangkan suami
Saya bangga,
ketika dibilang ga gaul, dengan menjaga batasan pergaulan saya
karena bagi saya, teman adalah yang membawa kebaikan
Saya bangga,
ketika dikatakan juling, dengan menjaga pandangan
karena bagi saya, pandangan adalah anak panah neraka
Saya bangga,
ketika dikatakan ga solid, dengan tetap berpuasa dikala yang lain berbuka
karena bagi saya, bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa.
Saya bangga,
ketika dibilang kuno, dengan menjaga ucapan dikala orang lain bergunjing
karena bagi saya, lidah adalah hal yang patut dijaga.

Dan Saya Bangga menjadi Muslimah yang dirindukan Surga 
hingga Bidadari Cemburu Padanya


createdby: yasmin athirah zakiyah
Dengan goresan tinta : Yasmin Athirah Zakiyah


Sajak-sajak itu menyelami diri
Menguraikan asa akan keinginan yang tak terbendung
Derak-derak titihan langkah bagai waktu yang bergulir
lama, tapi tak terasa berada disela-sela


Menceritakan khayali yang menyenangkan hati
Bukan gila, tapi hanya aku yang tertawa dalam sunyi sepi
Malam pun tak bisa menterjemahkan keluh-keluh itu
hingga khayali sampai terbawa mimpi


Aroma tegak sama dengan lantunan melody indah
Yang terkadang membuatku hanyut tak sadarkan diri
Letih, aku berada dalam dekapan jauh pikiran akan Illahi
Ketika pendusta itu menutupi mata hati, bagai kegelapan
tak kuingini,


Bosan, mungkin diri dalam desakan.
atau hanya problematika buatan..
kutau jawaban tapi seolah sayembara berhadiah tunda.
Ntahlah, diri hanya memperingatkan kesekian kali ..
Namun asa tak bisa mengerti .....
Kuharap satu jawaban dari sujud tangis dan bisikan dada nurani.


Tiik tiik .. "suara hujan gerimis icak-icak"
Saya begitu terkesan, kalo bahasa kerennya "interesting" dengan hujan. Rahmat Allah yang tidak tertandingi ini. Namun, saat ini kebanyakan kita sebagai manusia lalai dengan apapun nikmat yang Allah beri, dan selalu dianggap sepele dan rendah oleh kita, kebanyakan dari kita.
Ingat saudaraku, walau hanya setetes walau hanya sebutir walau hanya segenggam, namun hal itu sangat berarti apabila kita manusia yang tahu diri. "Boro-boro nikmat kecil disyukuri, nikmat besar aja masih sombong" Astaghfirullah .. saudaraku, langkah demi langkah jalan demi jalan, mudah saja menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan dan kufur dalam nikmat. Syukurilah ia walau hanya sebutir, sedikit saja. Sama halnya ketika kita memberikan sesuatu hal kepada oranglain, "ucapan terimakasih saja bagi kita sangat berarti bukan" menandakan bahwa kita dianggap ada oleh orang yang kita beri. Namun, bagaimana rasanya ketika orang yang kita beri itu tidak mengucapkan terimakasih ? tentu kecewa bukan, walaupun itu bukan berarti kita berharap imbalan, namun kita sebagai manusia yang punya perasaan pasti merasakan kekecewaan. Nah bagaimana hal itu, maukah kita menjadi orang yang tidak tahu terimakasih kepada Allah .. Tentu tidak bukan ?
Allah berfirman pada surah Al-Kautsar yang artinya
 "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus" Allah memberikan kita nikmat yang banyak, bagaimana cara mensyukurinya ? Allah memberikan solusi, yaitu shalatlah dan berkorbanlah .. shalat adalah ibadah yang mana salah satu yang menjadi wujud syukur kita padanya, dan berkorban dalam hal ini bukan hanya berkorban ketika hari raya idul adha saja, melainkan berkorban jiwa dan raga demi Agama Allah yang mulia ini.
Menyelusuri semak berduri, mengiringin langkah pasti. Dengan anggunnya seorang muslimah berlenggak  lenggok. EH . salah latar kok disemak ya
Dulu, seorang muslimah ditengah keramaian kota, yang identik dengan glamor menjadi hal asing. Coba aja kalo datang ke negara barat jauh disana, tentunya asing sekali bagi warga sana. Namun, sekarang di negara yang kita cintai ini jadi fenomena biasa. "Indah nian jilbabku" muslimah yang berjalan dipinggir trotoar dengan anggun berusaha jilbab yang ia kenakan tidak rusak diterpa angin, tidak kotor diterpa debu "seperti rambut saja, sayangnya ga ada shampoo anti debu dan rusak untuk jilbab" memanfaatkan kaca-kaca etalase toko sebagai cermin "Dadakan" kala itu. ehmp ..


sepanjang saya cerita ga ada yang salah dengan muslimah satu ini, Namun tergambarkan anda seperi karakter muslimah yang saya ceritakan sepotong tadi, yaps .. tentu jilbab yang ia gunakan menjadi suatu kecantikan yang ia damba-dambakan dengan trend terbaru dan model terbaru, Bagaimana dengan itu ? Pantaskah ?
Ketika zaman telah berubah, segala yang halal dan haram diubah jadi samar-samar sehingga manusia tak dapat membedakan antara bathil dan benar. Astaghfirullah, terkadang tindakan kita tidak kita sadari menjerumuskan kita, walau hanya niat yang "menurut kita" baik.


Ada sedikit cerita nyata yang pernah saya alami, bukan saya sih cuman sahabat saya yang bercerita kepada saya. Teman saya kebetulan sama dengan saya, ia seorang muslimah yang mengabdikan diri di dunia dakwah sebagai aktivis dakwah, ketika ia berada di lingkungan baru saat memasuki jenjang mahasiswa / tepatnya menjadi mahasiswi ia ditanyai dengan teman kampusnya "Ehm .. kamu kok panjang amat jilbabnya, trus gitu-gitu aja lagi modelnya.. kita udah modern bo' jilbab sekarang udah trend .. jadi muslimah tapi gaul" kata temannya sahabat saya. Tahukah sahabat saya berkata apa ? Dia hanya tersenyum dan berkata "inilah aku, seorang muslimah .. kalo ga jadi yang begini kalian masih mau berteman denganku ?"tanyanya dengan nada bercanda. Temannya sempat berpikir, akankah seorang muslimah supel, baik, dan rendah hati itu dengan berjilbab layaknya wanita lain akan menjadi seorang teman yang luar biasa baik seperti saat ini. Akankah ?? Ternyata ada yang luarbiasa dibandingkan penampilan wahai sobat . yaitu kasih sayang dan pertemanan, kpribadian yang mulia dan apa adanya lebih diinginkan orang lain ketimbang penampilan yang harus dengan trend, namun kebanyakan dari kita tanpa sadar lebih mementingkan penampilan dibandingkan usaha perbaikan diri dari dalam diri atau trend saat ini (inner beauty). So . jadi muslimah jangan setengah-setengah, kudu musti cari yang bener dan sesuai dengan perintahNya. Muslimah yang berkarakter dan mempunyai jati diri yang kuat dan prinsip adalah Muslimah yang luarbiasa tangguh yang nantinya melahirkan para kader-kader pembawa perubahan luarbiasa, layak seperti para istri dan anak perempuan nabi yang dirindukan surga, dan para mujahidah, sehingga bidadari cemburu pada muslimah.
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).


Jilbab bukan trend Sobat, Jilbab adalah kewajiban. Keindahan dan kecantikan hanya sesaat dan keindahan serta kecantikan abadi hanya ada disurgaNya Allah. Ramai-ramai yuk .. kita kesana, amien
Saya seorang muslimah biasa, dan selalu bermimpi membuat sesuatu hal yang luarbiasa. Bukan hanya untuk diri ini tetapi untuk lingkungan sekitar. Dulu, saya belum pernah memahami apa itu hidup dan berada di dunia, dulu saya belum pernah mengerti untuk apa menjadi seorang Islam dan Muslimah.
Tapi doa yang tak pernah saya rasa pernah sadar telah saya ungkapkan. Saya menemukan cahaya dari Illahi untuk tunjukkan jati diri dihadapannya.

Langkah-langkah itu, ternyata tidak mudah terutama ketika saya sadari saya telah berada di medan juang di Naungan Illahi. Dan doa agar istiqomah di jalan ini yang hanya saya inginkan bukan yang lain. Saya ingin dicintai oleh Allah SWT, karena begitu indah dan menyenangkan walau tahu di dunia saya sendiri mengetahui tak seindah yang dibayangkan. Namun ini adalah ujian, dan saya yakin telah digariskan ..
This is my way !!
Love u Allah .
Newer Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates