facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal


Di tengah kondisi fisik yang baru pulih. Saya diajak teman - teman blogger pekanbaru buat nimbrung di event kerennya Pekanbaru. Duh jarang - jarang banget nih. Biarpun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya merasa sangat awam dengan berbagai sejarah dan juga peninggalan di Pekanbaru.
Beberapa waktu lalu, euforia festival mural untuk membangun kampung bandar yang sempat terbakar malah membuat kampung bandar semakin bersinar.




Banyak mural dan juga coretan para seniman lokal yang bermakna dan kekinian di kampung bandar. Banyak yang tidak tahu, kalau kampung bandar adalah salah satu kelurahan yang ada di kecamatan senapelan. Kampung Bandar adalah cikal bakal berdirinya Pekanbaru pertama kali.

Kelurahan Kampung Bandar juga dikenal dengan sebutan Bandar Senapelan, bersempadan dengan Sungai Siak di sebelah utara, Kelurahan Kampung Dalam di sebelah timur, Kelurahan Padang Terubuk di sebelah selatan, dan sebelah barat bersempadan dengan Kelurahan Kampung Baru.



Dalam kegiatan Riau Festival 2019 juga menampilkan mading dan juga foto - foto berserta cuplikan sejarah untuk mengenal kembali kota pekanbaru dan juga hal yang berkaitan dengan sejarah budaya melayu. Momen ini menarik karena beberapa di sebar di lokasi kampung bandar yang mengalami kebakaran beberapa waktu lalu, semakin ciamik dengan adanya mural - mural dan juga pameran foto ini.

Teman - teman blogger sangat antusias menyusuri daerah kampung bandar. Kita juga bakal ketemu berbagai bangunan khas melayu yang langka sekali kalau kita lihat di daerah lain. Ada beberapa rumah dengan arsitektur khas melayu yang masih dipertahankan. Mari kita jaga sama - sama ya!


Kita juga berkunjung ke Rumah Tenun dan menyaksikan langsung pembuatan songket melayu langsung dari pengerajinnya. Menarik kan ya!


Di malam hari berlanjut ke festival pentas seni kreatif yang diisi oleh musisi - musisi lokal yang keren dan sangat bertalenta dengan berbagai atraksi melayu dan juga kekinian.




Jom lah! Pokoknya ini jadi momentum yang tak terlupakan banget nih! Dan bakal nagih buat jalan - jalan lagi ke kampung bandar dan juga menikmati daerah di sekitarnya! Kamu mau ke Pekanbaru ? Bingung jalan - jalan kemana ? Cus jangan lupa mampir ya ke kampung bandar!




Tentu seru ketika kita memulai cerita tentang teman hidup. Banyak spekulasi banyak cerita dibaliknya. Banyak buku - buku yang jadi referensinya. Hmm bisa jadi. Eits, belum ngobrol ke sana dulu.

Banyak yang tak begitu tahu kalo saya sendiri struggle menemukan lingkaran yang tepat sejak kecil. Mengingat masa kecil saya dihiasi momen berpindah dari satu tempat ke tempat lain, selalu memulai beradaptasi. Sehingga tak jarang cukup susah membangun trust baru yang dalam dari lingkaran ditemui. Saya ingat sekali ketika saya reuni lagi dengan teman SD ketika duduk di bangku SMA. Dia berkata "Serius ini melati? Rasanya beda banget, aku inget jaman SD dia ga pernah mau ngomong kalo pembahasannya ga begitu penting selain tentang pelajaran" Saya berpikir seambisius itu kah diri ini dimasa kecil. Tertawa mengingatnya dan saya menyadari itu. Mereka ga tahu bagaimana diri ini struggle dengan otak yang pas pasan ini untuk dapat Top 3 di sekolah. Kenapa harus juara? Kalo ga juara aku ga bisa sekolah kayak teman - teman *kemudian sedih. Itu juga berlaku ketika SMP dan SMA. Kesulitan ekonomi dan juga perkara usia dan juga asal jadi momok aneh yang datang untuk bersekolah di pekanbaru. Hmm.

Bicara teman bertumbuh. Kita mungkin merasakan momen sekolah dulu. Perubahan sikap apa yang terjadi. Pengkhianatan apa yang dihadapi. Haha, pasti pernah kan bertengkar dengan teman. Saya termasuk cukup baper jaman sekolah dasar dulu ketika tahu beberapa teman mencoba menjadi sahabat terdekat agar dimudahkan saat ujian atau mengerjakan PR. Sedih ya ada teman sepragmatis itu haha. Hingga saatnya waktu berlalu saya tahu niat itu, saya benar - benar kecewa, sehingga makin sulit saya membuka diri untuk oranglain pada kenyataannya.

Saya percaya, kamu sendiri pasti pernah memiliki pengalaman juga menemukan teman terbaik. Teman yang menerima kamu apa adanya, teman yang selalu support dan juga memaki kamu ketika kamu salah. Saya akhirnya mencoba menemukan diri sehingga lambat laun menemukan mereka. Tapi lagi - lagi pindahnya saya dari satu tempat ke tempat lain, membuat saya selalu silih berganti mendapatkan teman baru. Saya belajar untuk menerima diri sendiri dan mengenal diri sendiri terlebih dahulu untuk mencoba membangun sebuah hubungan dengan siapapun.

Lalu bagaimana dengan istilah Teman Bertumbuh ? Sebelum membahas mengenai teman hidup ya. Teman dalam KBBI adalah 1 kawan; sahabat: hanya -- dekat yang akan kuundang; 2 orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja; 3 yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama: ada jenis lumut yang biasa dimakan untuk -- nasi; pisang rebus enak untuk -- minum kopi; (lucu ya kok jadi lumut gitu pengertiannya wkwk)

Tak ada yang mengabaikan kebenaran kalo teman itu adalah bagian yang berarti dalam diri kita. Pembentukan karakter kita bahkan decision making (pengambilan keputusan) kehidupan kita. Disamping orangtua dan saudara kita dipengaruhi mereka. Bahkan tak jarang, keterbukaan lebih sering kita lakukan ke teman ke timbang orangtua. Benar kan ya ? walau seharusnya itu tidak baik juga. Takut takut tak terkontrol, atau nanti mengambil keputusan yang salah.

Saya percaya, bahwa teman benar - benar berpengaruh. Kesulitan yang saya hadapi ketika kecil dulu untuk berteman, membuat saya belajar bahwa pertemanan itu dinamis. Kita memang harus bisa mengontrol diri menempatkan mereka sesuai di porsi kehidupan kita. Di mulai dari kita mengenali diri sendiri. Hidup berteman adalah bentuk sosial yang juga merupakan fitrah manusia itu sendiri. Lalu bagaimana memaknai teman bertumbuh dan juga teman hidup. Teman bertumbuh menurut saya luas maknanya. Selain teman atau sahabat terdekat yang selalu ada mengapresiasi, menasehati dan juga membuat kita tumbuh dan memperbaiki diri. Teman bertumbuh adalah orang yang benar - benar mau bersama menikmati proses pertumbuhan. Dan filosofi ini saya ilhami kelak ketika saya bertemu teman seumur hidup, yaitu pasangan.

Saya sendiri menginginkan visi tumbuh senantiasa ada ketika saya berkeluarga kelak. Walaupun beberapa buku saya pelajari mengatakan bahwa ketika kita kelak nanti menerima seseorang menjadi teman hidup. Kita tak akan bisa menghardik jati diri nya, atau masing masing berharap untuk berubah sikap / karakter semau kita kepada pasangan (teman hidup)

Namun menurut saya, apa salahnya jika masing - masing bersepakat untuk berkomitmen mengubah diri sendiri menjadi lebih baik di setiap hari. Bukankah sebuah keharusan ke dalam diri sendiri ? Dan itu yang termasuk dalam perintahNya kan ya. Saya selalu memiliki visi demikian, bukan masalah mengubah karakter, melainkan saling berkompromi untuk bertumbuh dan mengenal. 

Balik menemukan teman bertumbuh sebelum lebih jauh ngobrol teman hidup. (Lah wong belum ketemu teman hidup, jadi mau ngobrolin apa hahaha). Menurut saya ada 4 (empat) cara menemukan teman bertumbuh, teman yang membuat mu terpacu berakselerasi untuk berkembang dan maju.

1. Mengenal Diri Sendiri

Kenapa ini penting. Ketika kita kenal sama diri sendiri kita akan jadi pribadi matang. Tidak mudah terombang - ambing. Kita menjadi tahu kemana harus bermuara, teman mana yang nanti akan menjadi partner yang tepat untuk mengakselerasi diri mengapai mimpi dan cita. Mengenal diri sendiri mempertemukan kita dengan lingkaran yang sesuai dengan potensi yang kita punya, bahkan memperbaiki kekurangan yang kita miliki. Bayangkan ketika kita gak kenal diri kita, bagaimana kita bisa mengatur diri kita berada di lingkungan mana dan berkembang. 

2. Kategorisasi Potensi Diri

Setiap kita pasti punya banyak bakat dibidang manapun. Mengkategorisasi potensi itu artinya siap membagi diri untuk bertumbuh di beberapa lingkungan. Misalnya, teman yang hobi menggambar padahal disisi lain kamu ga ada background pendidikan menggambar. Menggambar hanya sebuah hobi, tapi ketika kamu tahu dimana potensi mana yang harus dikembangkan, di fokuskan atau juga ga begitu harus dikembangkan kamu ga menyia-nyiakan waktu untuk mengakseslerasi potensi dengan beberapa orang. Kategorisasi Potensi itu penting, bahkan sekedar potensi menghibur orang lain. Hmm termasuk inceran *eh.

3. Kategorisasi Pertemanan

Pasti ada yang komentar " Ihh kan kita ga boleh pilih - pilih temen, ga boleh gitu". Disini bukan minta buat kita mengkategorisasi pertemanan dalam artian pilih - pilih gitu. Tapi minta supaya kita bisa menempatkan diri di lingkaran yang sesuai dengan potensi dan kesamaan frekuensi tadi. Mungkin ada teman yang bisa diajak serius bahas passion kita, mereka antusias untuk upgrade skill kita. Ada juga teman yang bagus diajak jalan untuk refreshing atau juga membahas hobi baru dan menarik. Ga bisa kita menempatkan diri di satu tempat pertemanan saja. Bukan masalah pragmatis, melainkan bisa mengatur diri dan tidak mudah di kontrol dengan keadaan. Karena ada beberapa lingkaran bisa saja meremehkan kemampuanmu, atau mimpimu bukan malah mengapresiasinya. Kebanyakan dari mereka adalah teman main, sekedar bercanda, bersenda gurau kamu. Apa pernah kamu dalam membahas target dan mimpi kamu dan keresahanmu dibaliknya pasti gak pernah kan ya? Teman yang tepat akan menghantarkan kamu juga berada di tempat ter baik.

4. Dampingin Yang Ingin Bertumbuh Bersama

Ini masuk ke ranah teman hidup nih , Ehem. Tapi gak harus kok, mungkin ada teman - teman yang memiliki visi dan mimpi yang sama buat bareng - bareng diwujudkan sebagai supporter terbaik. Kamu ingat film Negeri 5 Menara. Jujur saja, film itu dan bukunya benar - benar menggambarkan teman yang bertumbuh bersama. Mereka mengapai mimpi mereka masing - masing, saling mendampingi, saling memaki jika ada yang lemah dengan mimpinya, saling menangis jika ada yang terluka. Adakah teman se-so sweet itu ? Ada. Banyak kok. Begitu juga buku yang ditulis Andrea Hirata, Laskar Pelangi dan Tetraloginya. Bahkan Harry Potter pun punya Ron Weasley dan Hermione Granger. Kamu sudah menemukan teman tumbuh kamu ? Jika belum coba cari, yang benar - benar bisa dipercaya, bisa jadi mentor juga bisa jadi sahabat yang saling menasehati dan mengingatkan.

Sedangkan untuk teman hidup balik ke versi keinginan masing - masing. Visi dan misi kehidupan rumah tangga kamu masing - masing. Saya yakin kamu pasti punya rancangan dan impian akan hal itu. Saya pribadi punya impian sendiri untuk menemukan yang ingin berjuang bersama dan bertumbuh bersama, melebihi teman dekat yang saya miliki untuk mengapai impian masing - masing.

Apakah akan menemukannya ? Allah yang jawab, InsyaAllah

Semoga menginspirasi.


Belum lepas rasanya serunya acara "Kelas Kreatif BUMN 2019". Antusias sudah terasa sejak pagi dari masyarakat. Sampe diriku ga dapat bangku loh!. Acara ini merupakan kegiatan dalam rangka bagian dari program menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian BUMN pada bulan April 2019.

Rangkaian acara kali ini bertema “One Nation One Vision One Family to Excellence” itu, memiliki makna BUMN senantiasa memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya untuk negeri. BUMN menjadi agent of development dan terus mendorong menjadikan perusahaan BUMN sebagai pemain dunia. Nah siapa nih yang berlomba - lomba buat gabung di BUMN ? Hayo ngaku.

Hal yang menarik kita dikenalin sama semua direksi BUMN langsung dari Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno dan juga kedatangan James Gwee yang sering diriku dengar pamornya tapi tak tahu siapa dia. Kesimpulan pemaparan seharian ini adalah menuntut kita sebagai masyarakat terutama pemuda pemudi Indonesia buat giat meng-upgrade diri dan juga belajar bermental wirausaha.

Hal ini juga didukung dengan adanya kelas menarik yang hadir. Seperti Kelas Digital Marketing, Kelas MakeUp, Kelas Kuliner dan juga Kelas Barista dan semuanya gratis loh. Coba aku kulik sedikit materi yang ada di tiap kelas ya! Iya nih, aku ikutin hampir semua kelasnya hihi.



Kelas Digital Marketing itu memberikan pandangan dunia digital saat ini, potensinya gimana kita memaksimalkan diri di dunia digital yang bisa dibilang jadi potensi besar di Indonesia. Tahu gak kalo Indonesia jadi Top 5 pengguna digital di dunia ? Disini kita dituntut jadi pede untuk berkarya melalui digital, ga harus bagus dulu yang penting sudah memulai.

Kalau di Kelas Make Up kita belajar bahwa di dunia seni tata rias ini bisa dimanfaatkan. Belum lagi sudah banyak tutorial makeup, kebutuhan akan eksistensi dan entertaiment yang makin melejit membuat kebutuhan akan MakeUpArtist (MUA) makin berkembang.Hal ini bisa jadi potensi ibu - ibu masa kini dan perempuan untuk juga belajar dan membuka diri sebagai MakeUp Artist.

Kelas Kuliner, dengan semakin kemajuan saat ini banyak masyarakat kita menuntut berbagai pilihan ragam macam kuliner loh. Sehingga ini jadi peluang untuk kita berwirausaha kuliner. Belum lagi sekarang kemudahan membangun usaha tidak sesulit dulu. UKM benar - benar di support. Disini kita diminta untuk mengambil peluang itu.



Ada cerita seru lainnya, Disini saya tidak jadi tim beruntung hari ini karena dari rombongan kita ada yang berhasil membawa laptop baru dari menteri dan uang jajan yang mayan juga.

Wah seru ya! Gimana menurut kamu ?





Takut sekali jika tulisan ini terkesan sok tahu, menjadi menggurui atau menyatakan diri menjadi orang paling bahagia di muka bumi. Sesederhana niat menghimpun cerita bahagia dan sedih kali ini jadi sebuah tulisan yang bisa diri sendiri baca kalau dalam keadaan tidak logis di dalam hidup.

Apa sih tidak logis ? Terkadang kita jadi manusia benar - benar merasa di sebuah batas ketika menghadapi masalah, sedang bersedih, depresi atau juga merasa berada titik terendah dalam hidup. Saya berharap tulisan ini kelak jadi sebuah surat membuat sedikit simpul senyum ditengah hiruk pikuk permasalahan. Dan saya harap juga begitu dengan kamu.

Saya senang berdiskusi, kadang ingin menjadi orang menjadi sandaran untuk terdekat untuk diajak cerita panjang perjalanan kehidupannya. Saya percaya kalau kita semua pasti punya BEHIND THE SCENE. Baik itu kejadian buruk atau sebuah bahagia, kehidupan kita semuanya seperti rasa asam, manis, pahit, atau asin ketika kita mencicipi sebuah makanan. Dan manusia ketika dalam kondisi tertentu merasa rasa itu lebih dominan, sehingga menghancurkan segala bentuk logis dan hal positif dalam pikiran kita.

Kenapa tulisan ini meminta untuk fokus untuk bahagia, karena pada kenyataannya dunia ini semu semua standar dalam ini hanya memberikan sebuah motivasi lebih untuk berusaha lebih banyak dan lagi - lagi, bahagia yang ditawarkan juga semu.

Dalam Quran, Allah berfirman :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,  kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash : 77)

Disebutkan di awal bahwa kita diminta kebahagiaan di akhirat terlebih dahulu, baru di mulai dengan bahagia dunia. Saya bukan seorang ahli tafsir namun jelas bahwa bahagia di dunia itu sementara dan semu.  Bagaimana maksudnya bahagia haqiqi ? Adalah bahagia akhirat, seperti apa ? Itu ada di dalam hati menurut saya. Ketika hati beriman, penuh prasangka baik pada Allah SWT, surga itu hadir sendiri di dunia kita. Apapun masalah yang dihadapi, problema yang kita rasakan sirna karena lagi - lagi percaya Allah yang maha tahu kebaikan apa yang ia beri dari semua cobaan yang diberikan.

Masih banyak yang belum beruntung dari kita, itu kenapa kita diminta sering mengelana sering mendengarkan masih ada yang sulit makan, masih ada saudara kita kebebasannya terancam, masih ada yang tidak sekolah masih ada yang memiliki masalah lebih besar dari kita. Kenapa kita harus berputus asa ? Kenapa kita masih saja mengeluh dari sekian masalah ini, masih banyak yang lebih malang dari kita. Pantaskah menyerah? Coba katakan ini dalam hati ketika kita didera sebuah masalah yang tak tertahankan. Ucapkan zikir, jadikan Allah penenang. Katakan bahwa semuanya akan terlewati dan semuanya baik - baik saja.

Pada kenyataannya kita adalah makhluk yang sedang diuji dan masih jauh dari rasa syukur. Bagaimana menerapkan modul konsep bahagia dalam hidup kita ? Jadikan langkah kita itu adalah langkah kebaikan, jadikan semua yang dilakukan adalah proses pembelajaran dan pengumpulan pahala di tempat yang kekal sana. Untuk apa risau kalau perkara yang sering kita sulitkan adalah hal duniawi ?  Kenapa yang sering kita tangisi adalah bagian yang sangat receh kalau kita pikir - pikir.

Fokus bahagia membantu kita untuk lebih tegap berdiri menyelesaikan banyak hal, termasuk masalah kita. Masih melihat secercah cahaya ditengah kegelapan. Fokus bahagia mengambil alasan, bahwa bahagia adalah ciptaan kita sendiri.

Lalu apa mungkin kita senantiasa bahagia dengan bersikap demikian ? Ya tidak mungkin, apa saya selalu bahagia yaa enggak juga. Menangis itu anugerah untuk menyalurkan semua emosi diri, bentuk penyesalan, bentuk pengampunan, menyatakan diri kalau kita manusia biasa yang mengalami berbagai rasa itu.Tapi kita seringkali  asing dengan tangis, seolah tangis tidak boleh. Padahal bukan begitu, jadi paradigmanya menangis untuk apa ? Jika ia untuk mengasihani diri pastilah tidak tepat, kita menangis melainkan menangis untuk perbaikan diri, menangis untuk meluapkan dan menumpahkan yang tak tertahan. Lagi - lagi kita manusia biasa, tak ada yang sempurna. Jika kita menuntut sempurna menjadi tujuan, yang ada pasti ada tercederai. Namun jika kita jadikan ketidaksempurnaan menjadi sebuah alasan untuk tidak maju adalah pembodohan diri.

Percakapan yang dalam dengan beberapa sahabat dekat membuat kesimpulan dan kesepakatan yang baik untuk saling mengingatkan ketika dalam masa demikian. Kita pasti semua pernah ada pada fase tersebut, fase merasa kita menjadi yang tak berguna, menjadi masalah kita yang sangat sulit, atau mengalami banyak kedilemaan dalam hidup. Kadang ketika kita sudah di fase tersebut, sulit untuk mengendalikan diri sulit untuk pada jalur yang baik. Saya menulis ini adalah bagian dari kesimpulan dan juga dukungan saya terhadap diri saya sendiri dan teman - teman pembaca ketika mengalami hal terendah dalam hidup.

Bahwa kita tidak sendiri, kita harus melewati hal sulit - sulit itu. Kita harus melewati gagal gagal itu. Semuanya untuk memberikan kita pembelajaran, membuat kita bertumbuh, membuat cerita manis ketika pada saatnya diceritakan. Bahwa hidup yang kita jalani itu adalah perjuangan.

Semoga tulisan ini menjadi cahaya kecil yang setidaknya membuat senyum ketika air mata tak tertahan tumpah ruah di pipimu.

Dari sahabatmu!

Sudah lama sekali ga bercerita panjang disini. Dengan drive yang menumpuk dan ide yang meluap – luap ga terlaksana. Dasar manusia ya! Saya ga menyangka tulisan mengenai apresiasi sudah pernah saya tulisan 2 tahun lalu mengenai "Apresiasi". Dan makin kesini setelah perjalanan ke Jakarta dan Bandung kemarin membuka mata saya. That’s the point! Hal yang selama ini bikin karya itu tertahan karena kita selalu mikir komentar orang lain sebelum mengeksekusi sesuatu. Yaa bener sih kita harus berpikir dulu sebelum bertindak. Tapi kalo mikirnya kelamaan terus berpikir dan mengira semua komentar orang lain terhadap karya dan hal yang pengen dibuat itu ga bagus dan bermanfaat yang terjadi hanyalah karya tadi hanya jadi kenangan. Yaps kenangan! Suatu saat ide dan karya tadi bakal dirilis oranglain, bisa jadi sama atau mirip. Intinya kita bakal gigit jari deh.

Baca yang lain disini :
Generasi Masa Kini, Generasi Apresiasi

Sebuah kerandoman di tulisan kali ini yang saya beri judul “Tepuk Tangan untuk Dirimu dan Orang Lain”. Saya tinggal, besar, dan dominasi hidup di Pekanbaru sejak Sekolah Dasar sampe Perguruan Tinggi. Tapi tetap aja ga bisa menisbatkan diri jadi orang Pekanbaru. Karena memang keluarga ke Pekanbaru merantau memulai hidup dari awal sejak terjadi krisis di 1998. Saya dulu tinggal di Jakarta dan lahir di Bogor. Sedangkan Ibu dari Sumatera Selatan. Kalau teman terdekat tentunya sudah tahu cerita ini. Tapi apa yang menjadi hal dipikiran ketika sesekali pergi “balek kampung” eh “balik ke kota asal” namanya membandingkan pasti gak lepas kan ya.

Saya sering merasakan bahwa ide dan cita – cita saya terasa sulit sekali bisa berkembang di kota Pekanbaru. Bahkan penuh perjuangan yang luarbiasa hingga rasanya keinginan untuk menyerah itu menjadi hal yang sering terjadi. Ketika ke kota Jakarta atau kota di daerah Jawa saya merasa bahwa apapun yang disampaikan begitu di “Apresiasi” dan di dengarkan banyak orang dengan mata yang berbinar serta rasa ingin tahu yang tinggi buat saling berbagi. Teman – teman tahu gak ketika teman kita berbicara tentang sebuah cita – cita dan juga banyak hal ketika kita menyambutnya dengan sepenuh hati ada sesuatu yang tumbuh. Optimisme yang membubung tinggi dan sebuah semangat double kali lipat untuk mewujudkannya. Walaupun ada juga teori yang mengatakan bahwa sesuatu yang disampaikan akan berbanding kebalik dengan apa yang dilaksanakan. Namun untuk sharing kali ini saya ga berbicara tentang itu, tapi berbicara feedback ya dari sebuah ide melainkan cerita tentang sebuah karya dan ide itu sudah meluncur ke permukaan dalam bentuk sesuatu hal.

Dan saya rasa problem ini juga di idap oleh hampir semua masyarakat Indonesia terhadap apapun sesuatu yang muncul. Hal negative menjadi magnet yang sangat kuat untuk mengkritisi dan memberikan caci maki. Bukan ga boleh, tapi kenapa jadi sebuah tanggapan awal sih. Gerah aja kadang hahaha. Mungkin ini yang bikin negara kita sulit maju.

Saya selalu kagum dengar orang – orang yang tebal mata dan telinga dengan berbagai komentar orang lain terhadap karyanya bukan hanya pujian dan juga cacian. Benar-benar luarbiasa untuk bisa mengendalikan dan mengontrol diri dengan hal demikian. Sharing lebih lanjut, sebenarnya konsep apresiasi itu ada teori sains dan psikologisnya loh!

“Bahwa siapapun yang diberikan apresiasi dukungan sama seperti kita sudah memberikan sebuah kebutuhan kepada orang tersebut untuk berkembang, sama halnya seperti makanan yang merupakan kebutuhan kita sebagai manusia kalau kita ga makan kita lemes kan ya. Nah seperti itu “Apresiasi” ketika ketika memberikan hal demikian ke orang lain, kita seperti sudah melengkapi kebutuhannya, apa yang terjadi kalo kita sudah makan, tentu bertumbuh bukan ?”
Ketika saya browsing saya menemukan beberapa teori yang sedikit banyak berkaitan teman – teman bisa buka di sini 5 Psychological Theories of Motivation to Increase Productivity.

Beberapa diantaranya ada teori Maslow dan juga Two-Factor Theory of motivation oleh Frederick Herzberg pada tahun 1950. Herzberg sendiri bercerita bahwa dalam eksperimennya ada 2 hal yang mempengaruhi 200 pegawai akuntan yang dijadikan objek penelitiannya, bahwa motivasi dan kepuasan mereka dipengaruhi.
1. Motivator factors – Simply put, these are factors that lead to satisfaction and motivate employees to work harder. Examples might include enjoying your work, feeling recognised and career progression.

2. Hygiene factors – These factors can lead to dissatisfaction and a lack of motivation if they are absent. Examples include salary, company policies, benefits, relationships with managers and co-workers.

Bentuk motivasi di dalamnya adalah sebuah apresiasi. Makanya penting bagi seorang pimpinan ataupun leader di berbagai lini apapun berperan sebagai motivator dalam hal ini juga mengapresiasi hal yang dilakukan oleh timnya. Ini yang menjadi factor peningkatan kinerja dan juga kepuasan serta loyalitas timnya.

Menurut saya hal ini juga termasuk memberikan tepuk tangan pada diri sendiri. Alias mengapresiasi diri sendiri. Kadang beberapa orang sulit untuk mengekspresikan kegelisahan atas karya yang dimiliki ataupun sikap yang ada. Ga semua orang mengerti dan menerima. Hal yang tahu hanya diri kita dan bagaimana pertumbuhan kita juga hanya kita yang tahu. Misal nih kamu mungkin pemalas banget, males belajar. Ketika kamu punya sebuah cita – cita mengubah kebiasaan ga baik itu atau membuat nyaman ruangan kamar kamu tidak mungkin kamu menuntut orang lain mengapresiasinya. Kadang kala efeknya malah dibilang riya atau sombong dan lain sebagainya. Pasti ada hal – hal yang kita filter dari semua apa yang kita lakukan. 

Gimana cara memenuhi kolom apresiasi dari factor kebutuhan sebagai manusia untuk diapresiasi ? Yaps mengapresiasi diri sendiri. Bagaimana caranya ?Sederhana sekali. Kita bisa saja memberikan hadiah pada keinginan diri sendiri. Misalnya kamu kalo berhasil mengubah kebiasaan kamu. Kamu akan beli baju baru, atau sesuatu yang kamu idamkan sejak lama. Mengajak diri sendiri liburan atau menonton satu tayangan episode atau film yang kamu ingin tonton sejak lama dan kamu tahan – tahan karena ingin tak ingin terdistraksi pekerjaannya. Hal kecil dan sederhana ini menjadi sebuah wujud mengapresiasi diri yang sederhana namun ga sadar efektif untuk mengchallenge diri dan bertumbuh tanpa sibuk meminta apresiasi dari orang lain. Haha benar kan ?

Dua hal ini jika lakukan seimbang, bisa mengakselerasi diri kita jadi manusia yang lebih baik. Nah mengenai akselerasi teman – teman bisa.

Baca tulisan ini : Akselerasi Kehidupan

Nah gimana menurut kamu ?
Sudah ingin mencoba mengapresiasi diri sendiri ?


Yass, sebuah hal yang bikin gatel hari ini buat bahas opini sendiri tentang “Influencer-an” yang mungkin ga bakal muat diceritain di Instagram story atau juga tulisan di feed Instagram. Jadi diawali oleh penuhnya malam kemarin grup – grup receh penuh ngebahas hal ini, sekalian sumber – sumber antah berantah per-media sosialan sampe julid – julidnya di kumpulin. 

Yaah, di tambah diri ini belakangan mem-post beberapa postingan ber promosi yang bikin beberapa orang mungkin julid dan mungkin juga langsung unfollow melihat temannya yang ga beken – beken amet kok bisa dapat endorse-an dari beberapa produk nasional *ini sok banget dah. Intinya banyak komentar, 

“Mel ciyee di endorse”

“Ciee udah jadi selebgram”

“Berapa biaya endorse-annya kaka ?”

Pertama pengen klarifikasi, kenapa pada akhirnya saya luluh untuk ngikut per-endorse-an, selain dan tak bukan juga masih ngerasa tergolong klub sobat misqueen. Saya merasa terbantu untuk mengambil peran sebagai klien, sebagai buzzer dan mungkin influencer. Yaps! Saya bekerja di Digital Marketing. Selama lebih kurang dua tahun mulai menggeluti sejak lulus kuliah. Saya menemukan “AHAA” ini dia. 

Saya menemukan intuisi saya bekerja disana. Saya merasa senang dan bahagia walau penuh dengan deadline dan tekanan akan ide yang deras, dan kompetitif kian luarbiasa. Tapi karena tuntutan itu saya belajar banyak, saya terpaksa belajar hal baru. Mulai cara iklan zaman sekarang yang beda, gimana cara bikin konten yang tidak ada kesan iklan sama sekali padahal iklan loh. Semuanya penuh riset dan reason (alasan). Saya juga bertemu klien yang menjadi influencer, membuat janji, membuat rules. Sehingga menjadi bagian dari kliennya orang lain juga sebuah kesenangan yang luarbiasa, dimana ketika saya ketemu tim agency yang menghire dan menjadikan saya klien-nya dan kemudian berteman, saya bisa bertanya banyak bagaimana dan seperti apa agency bekerja, seperti apa iklan harusnya menjadi result dan kemudian menghasilkan brand awareness atau juga purchased.

Gimana juga brief dan service yang saya berikan pada klien juga merupakan hasil dari saya berperan sebagai klien. Seru gak sih ?

Jadi teman – teman per-followers-an, saya juga ngeblog dan juga mengambil peran menjadi influencer walaupun ga femes – femes banget, Cuma femes satu kota doang kalo diliat dari insight Instagram business ahahahaha. Kalau teman – teman tahu influencer itu punya beban berat loh. Beban duniawi dan akhirat. Duh, masuk sesi permuhasabah-an nih wkwk.

Gak kok, jadi saya ada ngutip beberapa cuitan di twitter yang jleb banget. Isinya gini ;
“ Sebagai influencer, personal branding itu bukan melulu tentang invoice cair, tapi juga tentang potensi diri yang memberi peluang, jaringan kerja/koneksi, pengalaman, portofolio. Jauh artinya dari sekedar angka yang masuk ke rekening kita” @pinotski

“Buatku influencer itu konotasinya positif, seharusnya yaa.. semacam memberi pencerahan, meluruskan pemikiran, dan mengubah perilaku khalayak kea rah yang lebih baik” @ditut

“Ya udaah.. ngomongin influencer coba deh sekarang Tanya ke diri sendiri sudah punya manfaat apa? Udah bisa membawa pengaruh positif belum di sekitar kita. Mulai aja dari yang kecil dulu”

“The real influencer buat saya adalah sebesar – besar manfaat dia buat orang lain dan lingkungannya. Bukan sebanyak – banyaknya dia di endorse produk” @ditut

Baam! Cuitan – cuitan tadi saya retweet di twitter, dan pas banget ketika mas @amrazing atau koh lexy deh cerita tentang iklan – iklan influencer tentang baran – barang ghaib. Apa itu ? seperti iklan spam yang sering muncul di akun – akun kita, pelangsing instan, peninggi badan. Bahkan lucunya aku sendiri pernah kesel karena ada iklan pelangsing muncul ketika aku foto rame – rame sama keluarga di hari raya idul fitri ada di komentar. Gilaa mood jeblok deh! Cuman aku bawa rumpi di grup keluarga besar. Karena emang paham sekeluarga punya rejeki badan gede – gede. Tapi merusak momen ga sih gitu haha.

Banyak mungkin disana mikir followers banyak itu kayak sebuah anugerah. Bahkan subscribers banyak. Sekarang gampang aja sebenarnya kalo mau jadi terkenal uy.. Daku juga kalo pede tinggal ngandelin Facebook Ads atau Instagram Ads tambah butuh followers bikin postingan viral atau dibaca.

Banyak jalan. Tapi lagi – lagi niat, kalo pada akhirnya tujuan utama adalah uang sehingga menghalalkan segala cara dan diri sendiri sehingga semua endorse-an masuk tanpa dilihat seperti apa dampaknya. Ya kita nyumbang dosa, misalnya barang yang di endorse palsu, atau misalnya bikin rusak kesehatan. Itu merugikan orang kan yaa.

Jadi beban berat jadi dikenal. Apalagi kalo udah jadi seleb. Mungkin di akhirat yang paling lama di hisabnya ya orang – orang yang menjadi influencer. Tapi ngumpulin pahala juga cepet kalo mau jadi influencer, jadi tinggal pilih mau seperti apa.

So, postingan ini bukan sebuah tutorial cara menjadi influencer. Bisa jadi karena dari judul berasa pas baca gimana dapat endorse-an, gimana bisa paid promote. Hmm, sebenarnya banyak berteman saja. Sering ikut kegiatan. Bikin konten menarik dan menjadi diri sendiri. Kamu bakal ditemukan kok!
Dan semua itu dimulai dari saya nulis di blog ini. Walaupun sebenarnya blog ini saya pengen banget niche nya adalah saya hal – hal yang ada di pikiran saya tertuang. Saya juga ingin kedepan blog ini juga bermanfaat untuk UKM, usaha – usaha punya nilai baik, punya niat baik dalam usahanya juga bisa diceritakan disini dan bisa bermanfaat.

Feel free kok temen – temen terutama kalo temen – temen ada usaha yang pengen banget diulas.
Just contact me :D

Mungkin sekian receh – receh ini, saya berharap ada komentar para netizen yang katanya maha benar hahahaha mungkin bisa berdiskusi ria disini.

Semoga kerecehan ini bermanfaat!




Waktu kumpul bersama temen – temen Blogger Pekanbaru. Ga nyangka dapat kesempatan untuk cicipin dan kasih hadiah ke orang tersayang buat Holiday singkat di Fox Harris Pekanbaru. Juju raja sih, saya baru pertama kali mendapatkan kesempatan kayak begini haha. Biasanya temen – temen bilang Bahasa kerennya itu Staycation. Staycation adalah istilah zaman “now” bisa dibilang liburan singkat tapi ga kemana – kemana melainkan bisa saja dalam satu kota. Dikutip di kompas travel, staycation itu berasal dari kata “stay” (tetap) dan “vacation” (liburan) yang menjadi kata yang kita kenal sekarang staycation. 

Muhasabah biasa lebih dikenal evaluasi dan introspeksi diri. Mungkin kita seringkali mendapati kata ini ketika mengikuti kegiatan pesantren kilat dengan momen doa renungan menyesali dosa – dosa kita.
 
Di dalam Hadits nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
“Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Tirmidzi).

Muhasabah, dalam arti disini ialah mengintropeksi akan diri sendiri, menghitung diri dengan amal-amal perbuatan yang pernah di masa-masa yang sudah lalu, baik yang baik dan buruk.
Manusia yang beruntung dalam Qur’an dijelaskan adalah manusia yang senantiasa memperbaiki diri dan selalu mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat.
Dalam konsep ini keberuntungan dan kesuksesan yang dimaksud ialah manusia yang selamat kelak di yaumul akhir.

Ketika kita senantiasa melaksanakan muhasabah, di setiap waktu setiap detik seorang hamba tidak akan menyia-nyiakan waktu yang telah Allah berikan dalam kehidupannya, di sisa umurnya kita sebagai seorang hamba akan berusaha dengan sebaik-baiknya memanfaatkan waktu kita untuk melakukan hal – hal baik demi meraih keridhaan dan tujuan hanya karena Allah SWT.

Juga di dalam kegiatan sehari - sehari, bila kita menjadi seseorang yang senantiasa bermuhasabah, kita akan senantiasa memperbaiki akhlak untuk bisa hidup sebagai manusia yang sebaik-baiknya dan dicintai Allah SWT dan kita akan bisa hidup dengan damai dan tentram.

Apa yang kita dapatkan ketika bermuhasabah ?

Terdapat beberapa manfaat yang kita dapat dari bermuhasabah beserta keutamaan yang akan di dapatkan oleh orang beriman yang senantiasa bermuhasabah, yaitu :

•    Dengan senantiasa bermusahah diri, makan setiap muslim akan bisa mengetahui akan kelemahan serta sadar akan aib dari dirinya sendiri, baik itu dalam hal amalan ibadah, maupun aktivitas lain dalam kehidupan duniawi. Sehingga, dengan begitu ia akan tahu apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki diri dan berbuat baik. Jadi kita ga akan ada waktu untuk mengoreksi orang lain, mencari kesalahan orang lain dan bersikap ikut campur dengan kehidupan orang lain.

•    Dalam hal batin kita, kita akan lebih menyadari akan hak dan kewajiban sebagai seorang hamba Allah SWT, serta sebagai seorang hamba kita akan lebih memahami hakikat dari ibadah yang sebenarnya, bahwasannya segala apa-apa yang dilakukan, segala perbuatan serta amal-amal ibadah semata-semata hanya karena Allah Ta’ala, semoga senantiasa kita smeua mendapati rahmat dan cinta kasih-Nya dan Allah mengampuni segala dosa-dosa yang ada didalam diri kita.

•    Kita akan menjadi seseorang akan lebih mengetahui segala sesuatu yang dimana itu baik atau buruk, sesuatu hal yang benar atau batil entah itu baik atau besar maupun sekecil apapun dari keduanya itu. Kita akan menjadi seseorang akan sadar bahwasannya segala apa-apa yang kita lakukan akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT di akhirat nanti. Inilah salah satu hikmah dari apabila kita menjadi seorang hamba yang senantiasa bermuhasabah diri dan introspeksi diri.

•    Seseorang yang di dalam dirinya senantiasa bermuhasabah akan takut akan kemaksiatan dan keburukan, ia sadar bahwa setiap tingkah perbuatan setap saat setiap waktu senantiasa di awasi oleh Allah SWT. Serta didalamnya, kita sadar bahwa kedamaian ialah berbuat kebaikan dan amal sholeh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga seorang hamba yang senantiasa bermuhasabah akan sangat membenci hawa nafsu dan senantiasa mewaspadainya.

Menjadi sosok yang sangat rajin bermuhasabah, akan menjadikan diri kita selalu uptodate.
Selalu menaikkan kualitas dan kapasitas diri. Berwawasan dan tentunya kita bisa manusia yang lebih dewasa dan bijaksana dalam menjalani masalah kedepannya.
Semoga kita menjadi sosok yang selalu ingat untuk mengevaluasi diri.

Sharing ini dimulai ketika banyak teman – teman sekeliling masih down dan memandang rendah dan negatif dirinya. Lebih mengenal hal itu ketimbang kelebihan yang dimiliki. Sedih rasanya. Tapi memang diakui membangun kepercayaan diri butuh waktu dan juga effort. Bagi orang tua dimulai dengan mengajari anak sedari dini untuk mengenal sikap – sikap baik dan berani menunjukkannya. Memuji karyanya dan membangun rasa bangga pada diri. Bagi kita yang kian hari mungkin terkikis. Bisa dimulai dengan mengumpulkan banyak alasan kelebihan yang dimiliki ketimbang negatif yang ada dalam diri.

Dalam surat Al-Hijr ayat 55, Allah berfirman: Artinya:
Mereka menjawab: “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa”. 

Dalam ayat ini Allah terang menjelaskan, janganlah kita mudah menyerah dalam apapun termasuk dalam membangun kepercayaan diri.
Ada beberapa hal menurut saya yang hal sederhana untuk mulai meningkatkan kepercayaan diri ;

1.    Gali Kelebihan Diri
Ini penting seperti yang saya sampaikan tadi bahwa kepercayaan diri itu adalah inti dari percaya pada kemampuan diri dimulai dengan menggali kelebihan diri walau yang terkecil. Misal, kita bisa memasak, bisa bangun pagi, bisa menjadi pendengar yang baik. Coba kita list banyak kelebihan kita dan niatnya untuk bisa membangun kepercayaan diri ya, bukan riya hehe.

2.    Bertanya pada orang lain tentang kelebihan diri

Kadang objektifitas kita untuk mengenal diri memang seringkali tidak begitu peka ketimbang dengan pandangan orang lain terhadap diri kita. Jadi coba Tanya orang terdekat kita, sahabat, orang tua, teman, partner untuk sharing mengenal pribadi diri dan pandangan mereka terhadap diri kita. Bisa juga bisa menjadi sarana introspeksi diri untuk memperbaiki hal yang kurang maksimal di diri kita.

3.    Mencoba Hal Baru Di depan Publik
Nah, kebanyakan kita itu tidak mau mencoba. Inti dari memecah kegugupan menjadi berani adalah mau mencoba untuk melawan tantangan kegugupan tadi. Mungkin dimulai jadi MC kegiatan dan event kecil. Aktif dalam forum dan berkegiatan untuk mengutarakan pendapat. Latih terus. Lama – lama akan terbangun kepercayaan diri untuk bisa berani berbicara terutama.

4.    Jangan Membandingkan Diri
Setiap orang pasti punya kelebihan masing – masing bukan. Ketika kita membandingkan diri dengan orang – orang hebat terutama dalam kepercayaan dirinya. Misalnya Sarah Sechan, Choky Sitohang dan MC lainnya. Sama halnya membuat jurang pemisah diri kita untuk semakin minder bukan percaya diri. Percayalah, setiap orang yang hebat sekarang dimulai dari proses sederhana dulu yang senantiasa dilatih setiap waktu dan konsisten.

5.    Banyak Membaca dan Diskusi

Perbanyak menyerap bacaan, dan rajin berdiskusi membuat kepekaan kita akan sekitar akan meningkatan. Kita juga bisa meningkatkan jiwa kritis kita untuk bisa menjadi yang tampil beda untuk menemukan sudut pandang baru. Diskusi yang berisi, yang berisi orang – orang positif kelak memancing rasa keingintahuan kita. Nah ini yang perlu kita lestarikan.

6.    Mempersiapkan Diri
Ini penting, ketika kita akan tampil ataupun kita mengikuti forum. Kita bisa mempersiapkan diri agar lancar terutama bagi kita yang pemula. Saya jujur percaya pada kaidah 10.000 hours. Semakin sering terlatih, lambat laun durasi mempersiapkan diri akan berkurang dengan sendirinya. Bahkan kita kelak akan terbiasa tampil dadakan dan tetap baik. Jadi latih terus dan jangan takut salah.

7.    Teknik “Jika-Maka”
Teknik “Jika-Maka” ini sederhana, namun hasilnya sangat efektif. Mengapa? Karena Anda mempersiapkan sesuatu bila situasi dan kondisi tidak sesuai yang Anda harapkan, sebaik apa pun Anda melakukan persiapan. Misalnya, Saya tidak gugup kalau melakukan ini, Jika saya terbatah – batah maka saya akan melontarkan kata ini. Saya sendiri diawal – awal baru melatih untuk bisa percaya diri ketika tampil saya selalu minum susu coklat sebagai peredam kegugupan saya. Walaupun itu hanya sebuah sugesti yang saya buat sendiri. Tapi di awal sangat dan benar – benar bekerja. Namun, lambat laun saya sendiri tidak selalu membutuhkannya lagi.

8.    Jangan Takut Salah

Jangan takut salah paling penting. Karena biasanya ini yang jadi penghalang kita untuk percaya diri. Takut dihakimi takut dijadikan bahan tertawaan. Padahal ketika kita kedepan, ada survey yang membuktikan bahwa orang yang jadi audience mengharapkan pembicara didepan melakukan presentasi atau juga berbicara dengan lancar. Tidak ada yang berniat di awal untuk memberikan pandangan negative terhadap pembicara kedepan. Jadi untuk apa kita takut salah, walau pada kenyataannya dibuktikan mereka selalu berpikir baik kepada siapapun yang berbicara.


Mungkin ini sedikit banyak sharing saya dapatkan terutama beberapa prinsip percaya diri yang saya pegang untuk membangun kepercayaan diri. Semoga bermanfaat ya teman – teman.
Tulisan ini terinspirasi pada kebanyakan kita yang habis waktunya mengomentari karya orang lain. Bahkan pedihnya menghakimi apa yang dilakukan. Kadang juga menemukan banyak yang “menyinyir” terhadap bentuk kata – kata baik yang dilontarkan. “Emang lu dah bikin apa?” Emang lu udah menghasilkan apa?

Pedihnya lagi kita suka menghakimi mimpi orang lain. Apalagi mimpi yang besar kadang kala ga mampu di akal pikiran kita. Kita sekarang dengan mudahnya melakukan “hate speech” membully orang lain di media social dengan gampangnya. Melontarkan cacian, makian, dan kata – kata menyakiti. Padahal Rasul kita melarang keras hal itu.

Ada beberapa wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Wasiat yang pertama kita ulas adalah jangan sampai menghina dan meremehkan orang lain. Boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah.

Abu Jurayy Jabir bin Sulaim, ia berkata, “Aku melihat seorang laki-laki yang perkataannya ditaati orang. Setiap kali ia berkata, pasti diikuti oleh mereka. Aku bertanya, “Siapakah orang ini?” Mereka menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Aku berkata, “‘Alaikas salaam (bagimu keselamatan), wahai Rasulullah (ia mengulangnya dua kali).” Beliau lalu berkata, “Janganlah engkau mengucapkan ‘alaikas salaam (bagimu keselamatan) karena salam seperti itu adalah penghormatan kepada orang mati. Yang baik diucapkan adalah assalamu ‘alaik (semoga keselamatan bagimu.”

Abu Jurayy bertanya, “Apakah engkau adalah utusan Allah?” Beliau menjawab, “Aku adalah utusan Allah yang apabila engkau ditimpa malapetaka, lalu engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan menghilangkan kesulitan darimu. Apabila engkau ditimpa kekeringan selama satu tahun, lantas engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untukmu. Dan apabila engkau berada di suatu tempat yang gersang lalu untamu hilang, kemudian engkau berdoa kepada Allah, maka Dia akan mengembalikan unta tersebut untukmu.”

Abu Jurayy berkata lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah wasiat kepadaku.”
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memberi wasiat,
“Janganlah engkau menghina seorang pun.” Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya,
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.

Sebelumnya saya mencoba menuliskan perkara belajar berlisan yang seringkali kita lupa menjaganya. Saya pernah mendapati postingan. Bahwa kebanyakan kita suka mengatakan “ Jangan baper” “Sensitif banget sih kamu” sebagai pembenaran kata – kata menyakiti dan kata – kata hinaan. Saya pribadi belajar sekali bagaimana caranya agar tidak terbawa arus emosional ketika menuliskan text dan kata – kata baik lisan dan tulisan. Karena sekarang arus informasi makin deras interpretasi kita makin banyak dan kompleks akan sebuah kata dan makna. 

Makanya manajemen diri untuk bisa menjaga yang mana kita harus speak up dan yang mana benar – benar kita abaikan harus kita jaga banget. Stay Silent. Kuncinya. Banyak dari kita akhirnya kehilangan karir, kehilangan teman dan sebagainya karena lisan yang bermasalah. Termasuk saya yang mengalaminya. Harus banyak belajar, harus banyak berbenah. Harus bisa memilih dan bisa produktif untuk hal positif.

Stay Positive. Disini tulisan yang menasehati diri saya juga dan bisa juga mengingatkan kita semua untuk focus pada produktivitas diri ketimbang mengomentari orang lain yang tak perlu. Menghabisi waktu untuk menilai orang lain tapi lupa memberi penilaian pada diri dan memperbaikinya.
Semoga renungan ini bisa jadi pegangan kita semua ?



Jujur ini menghardik saya, mungkin ada teman – teman yang menyadari bahwa jurnal kali ini terlambat tapi tetap saya usahakan mengejar ketertinggalan post beberapa hari ini. Yaps waktu, saya sendiri masih sering tak bisa menghandle waktu. Kadang saking sibuknya, istirahat terabaikan. Kadang kala saking tak bergairahnya waktu terbuang sia – sia. 

Memanajemen waktu itu butuh pendidikan dan juga keterampilan yang banyak agar bisa produktif dan maksimal. Hadiahnya ketika berhasil memanage waktu dengan baik adalah kepuasaan diri sendiri menyelesaikan sesuatu sesuai deadline, karya yang professional, dan juga tentunya cita dan visi kita tadi sampai tepat waktu.

Tulisan ini lagi – lagi murni mengajari diri saya sendiri bahwa saya harus benar – benar belajar memanajemen waktu dengan baik. Apalagi di bulan Ramadhan, seharusnya waktu beribadah tak mungkin ter-lalaikan dengan kepentingan duniawi. (Sebuah tamparan keras untuk diri sendiri).

Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena darinya; yaitu kesehatan dan waktu luang (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas benar – benar menggambarkan diri kita manusia yang sering lupa bersyukur. Apalagi saya ketika sakit selalu mengeluh sendiri, kalau sehat saya bisa gini dan gitu. Giliran sehat lupa deh semua rencana baik tadi. Salah satu caranya bersyukur dengan sehat adalah menggunakan kesehatan kita sebaik – baiknya untuk dimanfaatkan dengan baik. Ya gak yaa ?

Kemudian waktu luang, ga jarang kita sering mensia – siakan waktu luang. Saya belakangan mendapatkan formula kalau misalnya saya tidak sedikitpun menyisihkan waktu luang (untuk istirahat misalnya). Alhasil pekerjaan saya lebih produktif, list deadline terselesaikan. Ketimbang saya kemudian menyadari ada waktu luang ternyata, waktu luang tergoda diisi hal yang sangat jauh dari produktifitas. Misalnya ya browsing, game, dan lain – lain. Hal terjadi tertumpuknya pekerjaan dan stress yang meningkat.

Jadi ide – ide datang ketika kita sedang bekerja dengan biasa, ketika diri sedang bergerak. Jadi jangan diam aja yaa. Jika mungkin ada masa nya kita stuck, lakukan sesuatu yang bermanfaat. Ini juga jadi catatan saya juga. Ada yang tahu Surah ini ?

1. Demi waktu,
2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.

Iya, ini Surah Al-Ashr yang benar- benar menasehati kita terutama kita yang mengaku beriman kepada Allah untuk bisa mengatur waktu dengan baik. Karena jika kita lalai, Allah menyebutkan bahwa kita tergolong orang – orang yang merugi.

Jadi sejauh apa kita memanfaatkan waktu kita dengan baik ?


Seperti kita tahu Ramadhan jadi bulan training jadi sosok yang benar – benar baik. Jika ga ada beda rasanya ga ada faedahnya kita dipertemukan dengan bulan istimewa ini. Saya pun sangat terpukul dengan kata – kata ini. Apakah Ramadhan kali ini begitu sama dengan yang sebelumnya.

Apakah tidak ada perubahan sama sekali ?
Apa segitu saja perjuangan kita. Sebuah pertanyaan yang sangat dalam pada diri sendiri. Setelah saya telusuri. Banyak petuah yang bertebaran agar kita punya cita – cita menjadi sosok yang lebih matang, tenang setelah Ramadhan kali ini.
Ada beberapa nasehat untuk diri saya pribadi yang saya temukan untuk menambah semangat dan berubah ke arah lebih baik diantaranya ;

1.    Cita – Cita dan Visi Jelas dan Kuat

Jika ingin merubah diri, pertama tentunya kita harus punya tekad yang kuat. Sebab segala hal itu bisa terjadi karena adanya kemauan. Bila tak ada kemauan maka semua keinginan hanya menjadi fatamorgana. Oleh sebab itu, awali perubahan dengan sebuah tekad sekuat baja. Yakinkan diri Kita bisa mengatasi segala rintangan. Jangan menyerah dan percayalah bahwa kasih sayang Allah kepada hambaNya itu sangat luas. Apabila Kita memiliki niat baik dengan tujuan mencari ridha Allah Azza wa Jalla, maka jalan Kita juga akan dipermudah.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Ankabut: 69)

2. Berusaha Perbaiki Niat

Tak sekedar kejelasan visi dan cita cita yang kuat. Kita juga harus memperbaiki niat. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya. Perubahan yang kita inginkan sebaiknya memiliki niatan baik. Tujuannya harus karena Allah Ta’ala. Sebab segala hal yang diawali dengan niat ikhlas lillahi ta’ala maka insyaAllah hasilnya akan baik. Sebaliknya jika niat Kita dikarenakan manusia, maka kita siap siap menerima jika itu hanya berlangsung sementara. Saat Kita dikecewakan maka diri Kita akan hancur kembali. Oleh karena itu, hindari berharap berlebihan kepada manusia. Ingat, tak ada tempat berskitar kecuali Sang Maha Esa, Allah Azza wa Jalla.

Dalam hadist dijelaskan: “Ingatlah bahwa di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa (segumpal daging) itu adalah hati. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Kerja Keras

Untuk mewujudkan segala hal tentunya diperlukan kerja keras. Kita ingin kaya maka harus bekerja keras. Kita ingin memperbaiki iman maka harus memperdalam ilmu agama. Kita ingin berhenti merokok maka harus menghindarinya. Intinya perlu usaha! Harus ada action bukan sekedar wacana.

4. Jangan Bermalas-Malasan

Sebuah penyakit yang sering kali kita terjangkiti olehnya. Jika kita menghabiskan hidup hanya untuk bermalas-malasan maka Kita tidak akan mendapatkan apapun. Malas itu temannya syaitan. Malas juga membuang-buang waktu tanpa arti. Kita hanya akan mendapatkan kenikmatan sesaat, setelah itu barulah Kita menyesal. Sebab itu, jangan sampai terbuai oleh rasa malas. Lawan kemalasan, dan berusahalah menjadi pribadi yang bekerja keras.

5. Ibadah Nomor Satu

Ini adalah poin penting jika kita ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus memperbanyak ibadah. Jangan sampai urusan duniawi melalaikan Kita dari mengingat Allah Ta’ala. Jika ibadah Kita berantakan, efeknya sampai kapanpun Kita tidak akan pernah menemukan kedamaian hidup. Beribadah secara khusyu’ dapat menjadi cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT . Saya ingat istilah saya sama teman, ketika terlalu over mengkhawatirkan perkara duniawi, kita langsung istighfar dan bilang. Sudah ingat ini hanya duniawi.

6. Berburu Motivasi

Biasanya sesuatu yang dilakukan terus-menerus tanpa henti bisa menimbulkan kejenuhan. Maka itu, Kita perlu motivasi. Sebuah motivasi dapat membangkitkan semangat dalam diri. Sehingga Kita bisa bekerja lebih rajin untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Ya kita perlu cas untuk menambah semangat, bisa membaca buku, menghadiri seminar pengugah semangat.
Untuk memperoleh motivasi, Kita bisa mengikuti seminar, membaca buku, Al-Quran, menonton video di Youtube, atau mengikuti perkumpulan tertentu yang punya visi dan misi serupa.

7. Konsisten dan Istiqomah

Ini yang sangat berat di jaman kita sekarang. Ketika Kita sedang dalam perjalanan untuk merubah diri menjadi pribadi lebih baik, biasanya ada banyak godaan yang datang. Untuk melawannya diperlukan keistiqomahan atau dikenal juga sebagai komitmen. Yakni menguatkan kemantapan hati.

Untuk menjaga istiqomah memang tidaklah mudah. Sebaiknya perbanyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, sebab Dialah dzat yang membolak-balikan hati. Jadi mintalah kekuatan kepadaNya.

8. Optimis dan Berpikir Positif

Optimis berarti berprasangka baik kepada Allah Ta’ala. Percayalah bahwa apa yang Kita usahakan tidak akan sia-sia. Walaupun itu tampak sulit dan mustahil, jika Kita optimis maka insyaAllah impian Kita bisa terwujud. Memang tidak ada perjuangan yang mudah. Namun seseorang yang optimis maka dia bisa menyikapi proses yang sulit menjadi sesuatu untuk dinikmati.

Sebaliknya, bagi orang-orang yang pesimis, biasanya mereka mudah gagal. Mereka tidak percaya sama Allah T’ala, tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri. Dengan demikian hidupnya juga akan sulit berkembang.

Kutipan diatas adalah nasehat untuk kita semua dan teguran saya pribadi. Untuk makin semangat memperbaiki diri.

Semoga bermanfaat!


Di era banjir informasi saat ini. Kita mudah sekali menghakimi seseorang. Kita mudah sekali mengklaim sebuah kebenaran dan kabar kabar yang ada di berbagai platform. Sayangnya saking cepat nya dan banjirnya informasi, tak jarang kita kelimpungan dan bias memahami informasi yang datang pada kita. Bila tak pintar  - pintar kita bisa menjadi perantara berita hoax tersebut kemudian up ke permukaan diklaim banyak orang kebenarannya. Lalu kemudian jadilah kita pembawa berita bohong. Tentunya mau gam au kita juga nanam dosa viral di dalam nya kebayang dosa kita yang bertumpuk. Hanya karena keteledoran kita memahami sebuah kabar.

Kita sekarang sulit membedakaan apa itu yang namanya tabbayun (konfirmasi) atau juga menuduh (judge) menghakimi itu. Tabayyun (Konfirmasi ) adalah cara untuk mengungkap kebenaran secara objektif dan bijak tanpa dipengaruhi oleh pihak lain yang menghasut. Tabayyun hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki kecerdasan yang cukup, juga memiliki pengetahuan yang cukup pula . Sehingga dengan ada kebanjiran informasi ini mau tak mau kita harus ekstra teliti, mau berlelah – lelah mencari tahu kebenarannya dengan menambah khazanah keilmuan yang lebih banyak.

Menuduh ialah langsung meng-hakim-i dan mem-vonis dengan berbagai macam kecurigaan dan pendapat pikirannya secara subjektif, tanpa mau mendengar dan mempertimbangkannya secara objektif, karena dipengaruhi kebencian pribadi, atau karena pikirannya sudah dipenuhi oleh hasutan. Ini terjadi karena kekurangan informasi, dan juga belum terbukanya pemikiran. Seringkali terdapat unsur emosional sehingga objektifitas tadi hilang.

Allah berfirman dalam surah Al Hujurat ayat 6 yang artinya ;
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Dalam QS Al Isra ayat 36 Allah berfirman;
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.”

Sungguh berat terhindar dari dosa di jaman sekarang terutama bijak mendapatkan isu – isu. Kita seharusnya bisa jadi sosok yang bisa menahan diri dalam apapun. Terutama berkomentar, memberikan pandangan instan tanpa lihat dulu dan crosscheck dulu.

Jaman sekarang mudah sekali orang – orang mengkategorisasikan, mengeneralisasikan, sampai menjurus menghakimi karena banjirnya informasi yang ada. Belum lagi tuntutan kecepatan informasi, seringkali mengurangi keakuratan kebenaran informasi itu sendiri. Itu menjadi pekerjaan besar bagi kita semua untuk memberantas berita bohong tersebut. Setelah saya telusuri ayat tentang tabbayun cukup banyak dijelaskan di Al-Quran. Itu menandakan pentingnya sebuah informasi yang benar. Bahkan tafsir Al-Quran mengenai tabbayun ini menurut saya sangat erat kaitannya dalam kaidah jurnalistik yang saya pelajari di kampus.

Ada tips menurut saya di era sekarang yang mudah untuk mengkonfirmasi berita yang mungkin terpapar di sosial media.

1.    Cek narasumbernya terutama medianya,

Ini penting, banyak media bodong yang sekarang nyamar. Berbekal website dengan domain murah sudah bisa membuat berita-berita kontroversial dan click bait tanpa izin menulis berita semena – mena hanya demi mendapatkan viewers. Jadi pastikan media yang kamu dapatkan adalah media mainstream yang cukup diakui kredibilitasnnya. Walaupun juga media sekarang hampir semua terdapat oknum penyebar berita hoax.

2.    Baca beritanya dengan lengkap
Kebanyakan kita cuma baca berita di judulnya saja, tanpa tahu isinya ternyata sangat bertolak belakang dengan judul yang disajikan. Judul ini sering dibuat seolah – olah heboh dan kontroversial demi mendapatkan pembaca. Jadi baca lengkap dulu ya teman - teman.

3.    Cek gambar dan link yang disediakan terlebih dahulu
Hal yang berbahaya ketika ada berita viral masuk ke media messenger pribadi berupa gambar dan link hidup terkadang gatal rasanya kalau ga kita bagikan segera. Pastikan dulu websitenya, kadang ada berita – berita ataupun promo yang tidak masuk akal. Jangan buru – buru klik. Jaman sekarang dengan mudahnya orang mencuri data kita hanya dengan konfirmasi setuju tak sengaja atau mengklik sesuatu.

4.    Jangan panik dan buru – buru membagikan informasi

Ini penting juga, lakukan konfirmasi dulu dan step by step diatas. Selain itu juga jangan menerima informasi dari satu sumber saja, coba bandingkan antara media satu dan yang lainnya dengan pembahasan yang sama. Ini bisa jadi bahan wawasan kita untuk bisa melihat objektifitas kita dan kebenarannya.

Semoga bisa menjadi ilmu bagi saya yang baru dan teman - teman
InsyaAllah



Hal yang tersulit di Ramadhan kebanyakan kita adalah sikap mubazir. Ga jauh – jauh Ramadhan, dihari biasa kita sering melakukan ini termasuk saya. Ga sadar kita lalai, ga sadar terlihat ga apa – apa. Ternyata termasuk dosa yang kemudian merembet ke dosa lainnya. Mubazir identik dengan pemborosan uang dijalan yang sia – sia. Tapi kalau saya pribadi, mubazir itu maknanya banyak dijaman sekarang. Termasuk mengambur-ngamburkan waktu dengan hal kurang bermanfaat.

Bisa juga melebih – lebihkah sesuatu, Allah berfirman :
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. ” (QS. Al Furqan: 67).
(Tafsir Al Karimir Rohman, 456)

Sikap mubazir masa kini memang sulit kita pilah pilih. Karena banyak ragam macam bentuk yang dipoles dan secara ga sadar kita melakukan tindakan mubazir tadi. Misalnya, kita makan selalu bersisa apalagi sekarang ketika kita berbuka bersama kita suka menyisakan makan makanan.

Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) dengan boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan, dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya" (Q.S.Al Isra : 26 - 27).

Saya pribadi berusaha untuk tidak menyisakan makanan, mengambil seperlunya ketika misalnya ada makanan yang tersaji walaupun memang kadang kala sesekali masih melakukan. Hal yang menjadi pengingat adalah ketika dulu pernah kesulitan untuk makan. Kalau sekarang juga gadget juga mendukung kita buat bikin sikap mubazir. Misalnya yang menghabiskan sepenuhnya dengan gadget hingga melupakan banyak kewajiban lain. Sebenarnya banyak peluang kita untuk tidak produktif dan melakukan mubazir. Lagi – lagi yang menjadi alarm kita untuk tetap produktif adalah visi kita, dan rencana – rencana baik kita agar terhindar dari waktu – waktu yang kemudian kita sia – siakan untuk hal yang kurang bermanfaat.

Semoga kita bisa memanfaatkan Ramadhan kali ini dengan baik, sehingga terhindar dari sikap – sikap mubazir.
InsyaAllah.



Belakangan ini, godaan untuk surut menulis 30 hari mulai datang. Saya terlupa. Benar-benar saya merasa bersalah. Saya lupa mensettings penjadwalan draft yang sudah saya buat dan rapikan untuk jurnal ini. Mengingat aktivitas diluar makin banyak menjelang akhir bulan. Lagi lagi saya berusaha akan berjuang untuk challenge saya sendiri untuk bisa menasehati diri saya pribadi tiap hari di Bulan Ramadhan. Bisa juga merangkum catatan nasehat orang – orang yang saya terima.

Ini catatan kemarin yang belum sempat saya bahas. Bab mengenai rejeki, dulu di blog ini saya pernah membahas mengenai rejeki. Rejeki yang selalu kita khawatirkan. Kehidupan yang selalu bikin kita waswas. Kekhawatiran ekonomi lebih tinggi ketimbang kekhawatiran iman yang hilang. Rasa syukur yang habis karena takut ga bisa hidup layak sesuai ekspetasi. Saya mengingat masa itu, masa dimana berpindah dari Jakarta 1998 ketika krisis ekonomi. Usia kala itu masih 4 -  5 tahun, tapi entah kenapa memori itu membekas. Memori saya yang kemudian kesulitan menyesuaikan diri hidup dari 0 lagi di Pekanbaru. Saya masih teringat wajah ayahanda dan ibunda yang cemas, saya masih ingat kenangan yang hanya ditemani tape dan radio sebagai hiburan ketika tetangga lain memiliki tv elektronik. Bagi saya itu ingatan yang precious untuk jadi cambuk bagi saya, bahwa keluarga saya pernah sesulit itu memulai hal baru di Pekanbaru.

Jadi kadang flashback, kalau mau ngeluh sama hal yang terjadi sekarang. Ga pantes rasanya kalau dulu pernah dan bisa melewati masa sesulit itu. Jadi paham rejeki itu juga bagian ujian yang berat dari Allah dan akan selalu dibuat kita ngelewatinnya, diingetin kadang caranya kurang menyenangkan. Dikasih kekurangan dan kehilangan supaya kita sadar kalau harta yang kita miliki cuma titipan, bukan miliki kita. Bahkan jiwa raga kita bukan punya kita. Jadi pantaskah kita masih menuntut.

Rejeki adalah perjuangan penuh nilai. Seperti apa kita menjemput, seperti apa yang kita menggunakan, seperti apa kita memanfaatkan, semuanya dinilai dan diuji. Jadi kalau potennya jelek (nilai) kadang kala dibalas Allah langsung ke dunia dengan hal kurang menyenangkan, tapi dibersihkan dari dosa karena salah menggunakan rejeki titipan itu. Bisa juga dicicil dosanya buat jadi tabungan di neraka. Hmm berasa serem kalau ingat ini.

Ibnul Qayyim berkata,
“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Meskipun rejeki sudah dijamin oleh Allah. Sebagai seorang hamba kita tetap memperjuangkan rejeki yang halal lagi berkah agar bermanfaat. Fokuslah memperkaya diri dengan nilai baik yang tertanam pada diri, baik skill, pengetahuan, dan karakter serta akhlak yang baik. Karena rejeki ga melulu soal harta tapi juga kesehatan, lingkungan yang baik, kelancaran sesuatu pencapaian dan kemudahan lainnya.

Allah berfirman pada Surat Al-Baqarah Ayat 254 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim“
 
Setelah kita menghasilkan dan bernilai dengan rejeki yang baik. Jangan lupa kalau harta kita ada hak orang lain yang musti ditunaikan.

Semoga cerita mengenai rejeki bisa menjadi renungan saya dan kita semua.


Tulisan ini saya curi – curi inspirasi dari diskusi cukup panjang dan juga ingatan nasihat Alm Ayah dulu kepada saya sebagai anak perempuan. Banyak kita lihat fenomena mempercantik diri, tutorial makeup, dan mempoles lebih menarik dan terawat. Salah tidak ? Tidak salah kok. Tapi apalah saya disini yang berani – berani bilang salah benar. 

Tapi hal yang perlu catatan menurut saya, ketika kegiatan tersebut sudah melebihi batas, sudah mengindahkan hadits dan perintah Allah terutama mengubah ciptaannya. Kadang kebanyak kita khilaf menghabiskan waktu dan juga berkutat untuk mempercantik dan memoles diri secara fisik lebih baik di depan orang lain. Terutama pancingan trend saat ini, kosmetik impor, tutorial menarik, style ini dan itu. Masih banyak pernak Pernik yang sebagian besar disukai perempuan. Bahkan laki – laki tak kalah ketinggalan necisnya. Berasa ceramah ya hehe.

Padahal itu kutipan ceramah orang lain yang kemudian menyeramahi saya via diskusi. Sama konteksnya dengan ayahanda bilang dulu, “Percantiklah kualitasmu dengan skill, banyak lah belajar menjadi sosok yang serba bisa agar bisa bantu orang lain” Sedangkan simpulan diskusi saat itu “Coba ubah konteks mempercantik diri dengan fisik, kebanyakan kita lupa untuk memoles hati dan sikap yang lebih baik. Banyak belajar, banyak ibadah, banyak berbuat bermanfaat, yaa kebanyakan kita lupa,”

Jleb rasanya mendengar kala itu, saya pun izin untuk mengambil nasihat beliau agar tertuliskan disini. Terutama pengingat saya dan bisa jadi teman – teman semua. Untuk bisa menjadi yang seimbang, dan dijauhkan dari niat – niat untuk bertabaruj tidak pada tempatnya, selain untuk merawat diri sebagai rasa syukur atas ciptaan Allah.

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian” (HR.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

Semoga menjadi pengingat bagi diri saya.



Tulisan ini terinspirasi ditengah hiruk pikuk teriakan para penyedia angkot dan hiruk pikuk penjual yang menjual barang di Jalan. Waktu itu saya sedang berada di bengkel yang bisa dibilang terletak di jalan besar yang ramai dan mudah menemukan banyak aktivitas. Di sela – sela menunggu saya melihat mereka, melihat cucuran keringat mereka. Juga aksi mereka yang lari – lari, atau berteriak menawarkan penumpang. Sesekali terlihat raut mereka yang begitu gigih, menikmati ditengah panas Pekanbaru yang luarbiasa. Tanpa topi dan penutup apa – apa. Tak terbayang bagi saya bagaimana mereka terbiasa dengan hal itu.

Sambil menunggu memperbaiki kendaraan kala itu cukup ramai. Saya kemudian merefleksikan diri atas apa yang mereka lakukan dan kita jalani. Rasanya tak sebanding, rasanya kurang bersyukur, rasanya tidak tahu diri. Saya menghakimi diri saya berkali – kali ketika duduk. Ketika saya sesekali masih mengeluh, bahkan bukan sesekali tapi seringkali. Memang, setiap kita memiliki garis juangnya masing – masing. Ketika kita memahami bagaimana perbedaan itu bekerja dalam bekerja keras. Syukur seharusnya lebih banyak dan menjadi penyemangat untuk dibalas dengan hal yang lebih baik. Sesuatu yang pernah saya tulis di sini. 

“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)

Jadi apapun lelah kita, apabila ikhlas dan penuh semangat. InsyaAllah akan senantiasa berbuah surga dan dihapuskan dosa kita. Ada sebuah hadits juga yang menganjurkan kita bahkan menyuruh kita untuk senantiasa bersemangat dan menjadi yang bermanfaat ;

“Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas” (HR. Muslim)

Ini pengingat, ketika kita seringkali menjadi orang – orang lowpower, bisa jadi kita kurang jauh mainnya. Coba kita main ditempat – tempat yang dimana orang – orang sangat bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Kadang kalau kita renungkan, ada sebagian kita yang bisa jadi sejak kecil sudah cukup baik. Pendidikan yang baik, makan yang cukup, tempat tinggal cukup layak. Ternyata di tempat lain masih ada teman – teman kita dengan sekuat tenaga pun bersungguh – sungguh ia tetap berada di lingkungan yang sama dan juga kerja keras yang sama. Inilah orang – orang yang seharusnya kita rangkul jika mungkin kehidupannya tidak lebih baik dari kita. InsyaAllah mereka juga akan menjadi penyemangat untuk kita.
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates