facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



Pernah dengar istilah volunteer ? 

Yups kita sering kenal dengan kata relawan. Kegiatan volunteering saat ini telah menjamur dan trendnya sendiri. Anak – anak muda sekarang senang sekali untuk mengikuti kegiatan volunteer, walau masih begitu asing di anak muda gaul tapi melakukan kegiataan volunteer apalagi yang sifatnya seleksi dan lolos itu jadi prestise yang sangat membanggakan di mata sebagian orang. Volunteer identik dengan seseorang yang tingkat kepedulian tinggi, caring, cerdas, memiliki empati dan survivor yang handal karena banyak kegiatan volunteer yang akan terjun di daerah – daerah ekstrem, entah itu lokasi, ataupun juga budaya yang asing. Tentu orang – orang yang terpilih dan kuat menghadapi adalah orang – orang yang mampu beradaptasi dengan mudah dan fleksibel.

Saya pribadi senang mengikuti kegiatan terjun di daerah daerah yang belum pernah saya datangi, ada hal menarik yang biasa saya temukan ketika melakukan ekspedisi mengeksplore hutan, hiking dan lain – lain. Saya sudah mengikuti kegiatan demikian sejak selalu ikut alm ayahanda dulu yang hobi memancing di tempat – tempat terpencil, tak jarang juga ke hutan bebas, ketemu hewan – hewan liar, kecebur sungai yang gak dikenali juga pernah. Tak jarang karena kisah kecil itu, jadi terbiasa dan makin dewasa ingin sekali mengulang memori itu lagi.

Ada apa dengan mindset seorang volunteer?

Nah, ketika membahas volunteer. Ada sebuah hal dasar yang membedakan kita antara orang yang bermindset volunteer dan mindset orang – orang kebanyakan. Itu yang bikin sosok volunteer itu “beda” dan “istimewa”. Dua tahun lalu ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional kepengurusan TDA Kampus (Tangan Diatas) pada saat itu kak Arry Rahmawan yang merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan hal yang membekas dan menjadi sebuah pegangan saya untuk membedakan orang – orang yang “istimewa” dan memiliki volunteer mindset.
“Ketika kamu melihat seseorang mencintai sesuatu atau sebuah komunitas dan organisasi ingatlah, orang – orang tersebut akan berpikir apa yang bisa dia berikan untuk komunitas dan organisasi tersebut, sedangkan yang lainnya ketika ia berada dalam lingkaran itu ia akan berpikir apa yang ia dapatkan di dalamnya, dan jadilah orang – orang yang berpikir apa yang bisa saya berikan untuk lingkaran ini”
Kita seringkali menagih janji, entah itu berkecimpung dalam sebuah pekerjaan entah itu dalam lingkup lingkungan kehidupan kita, komunitas, dan organisasi tanpa perlu memikirkan apa yang harusnya kita lakukan. Kita selalu menuntut oranglain bertindak laku sesuai dengan kita, benar tidak ? 
Egois bukan, diri kita? Tapi orang – orang bermindset volunteer dalam hidupnya. Ia punya kerelaan yang berbeda dari orang kebanyakan. Entah mengapa, menurut saya kegiatan volunteering membuat diri kita menjadi lebih peka kepada oranglain, bahkan diri sendiri untuk meredam emosinya dan juga egoistik yang ada di jiwanya, menekan hawa nafsu yang mengebu – gebu ingin diperhatikan, menjadi raja atau ratu di depan orang lain. Orang – orang yang bermindset volunteer mendedikasikan hidupnya menjadi relawan untuk kehehidupan. Why ? Karena dia selalu bertanya dalam hati, 

“Apa yang saya berikan untuk mereka?”

“Apa yang saya berikan untuk kehidupan ini ?”

“Apa yang saya berikan untuk Sang Maha Yang Menciptakan ?”

Saya menilai orang – orang yang memiliki pemikiran demikian akan senantiasa menjadi sinar buat orang lain, dan wajar bila Tuhan memudahkan hidup mereka karena hati berlian yang mereka miliki. Pernah tidak bertanya mengapa tetangga kita begitu acuh dan sombong ? Kenapa kita tak punya teman ? Kenapa kita tak memiliki keharmonisan misalnya di keluarga ?

Coba berpikir kepada diri kita sendiri, sejauh apa hidup dan diri kita berikan untuk mereka. Mungkin kita tak pernah menyapa dulu, selalu bermuka masam ketika bertemu, atau bahkan seringkali mengabaikan sapaan mereka sehingga mereka juga tak ingin lagi menyapa kita. Bisa jadi kita tak memiliki teman karena memang memilih sendiri, tak pernah membantu, atau bahkan menyulitkan oranglain bukan memudahkan. Bila hidup kita tak seindah dengan keluarga ? Mungkin bisa jadi kita tak pernah memberikan waktu untuk keluarga sehingga merasa asing dalam orang terdekat sendiri.

Menurut saya, volunteer mindset itu bukan berdampak kecil, sikap kerelawanan adalah sikap seorang hero! Pahlawan. Bukan hanya untuk orang lain tapi dirinya sendiri. Kegiatan volunteering adalah sarana untuk mengasah kepekaan itu. Ditambah lagi ketika kita sudah menemukan rasa di dalamnya, dirimu akan selalu haus untuk memberi, sehingga ingin memperkaya diri agar bisa memberi. Memperkaya dalam arti ilmu, kerja keras, rasa solidaritas, pertemanan. Hal – hal positif lainnya. 

Hal yang biasanya selalu mengikuti kegiatan volunteer mengajar, akan ingin mengajarkan hal – hal baru untuk bahan ajarnya. Bagi yang sering ikut kegiatan sosial atau kebencanaan akan ingin menjadi sosok tangguh dan kuat untuk bisa menjadi tameng pelindung ketika hal demikian terjadi.
Volunteering juga bisa mengasah diri kita menjadi sosok pemimpin, yang saya sampaikan bahwa volunteer adalah hero! Pahlawan!

Nah, bagi kamu yang belum pernah ikut. Coba luangkan waktu untuk mengikuti kegiatan kesukarelawan demikian. Mungkin kamu bisa menemukan sesuatu yang belum ketemu, seperti kepercayaan diri, passion, atau hal yang belum kamu temukan dalam diri kamu. Bagi yang sudah pernah, jangan berhenti tularkan kembali semangat untuk berbagi dan rasa volunteerisme itu kepada yang lain.

Karena satu langkah kita bisa membuat perubahan besar!
Be HERO ! 

***
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Hmm, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan undangan special dari BCA. Jujur aja, saya ga pernah kepikiran kalau blogger itu bisa ikut event – event keren. Ternyata dan ternyata, blogger diluar sana sudah menjadi profesi yang menjanjikan loh. Kalau sekarang mah kalau kita cerita sama temen – temen, kita selalu dapat sipit mata dan senyum miring kalau pas ditanya, kerjaan kamu apa ? Ngeblog! Hmm, mereka bakal pandang bahwa blog masih sekedar hobi ya gitu – gitu aja.
Ini kali ketiga saya mendapatkan kesempatan buat untuk membantu menceritakan hal baru kepada teman – teman. Thanks berat buat infonya, sang blogger hits dengan ID @mutmuthea yang suka narik – narik saya buat event – event beginian.

Hari itu kita kecepetan dateng, karena di infokan via e-mail kalau registrasi dimulai jam 17.30. Udah deh saya cepet – cepet cus ke lokasi yang baru diberi tahu fixnya sekitar H-2. Saya bersyukur banget ada temen yang ikutan buat ngingetin, saya ga kebayang kalau sendirian karena saya tipikal suka nunda kalau buka – buka message, ntah itu sms, email. Ga tahu kenapa haha. Bawaanya kalau buka hal demikian itu imajinasi saya tuh mikir ada kerjaan ga jelas gitu, ntah itu sms promo, spam dan lain – lain.

Ga tahunya kita dan beberapa teman yang kebetulan lolos dari 20 orang yang dapat kesempatan menarik itu udah dateng, and then semuanya tim superhero @kongkownulis. Parah deh! Hampir setengah anak – anak @kongkownulis.

Ketika registrasi kita dikasih tahu kalau event bakal dimulai pas setelah maghrib, untung aja lokasi acara itu keren banget, tepatnya di @Antiqa Café & Resto. Jujur aja, kaget sih di Pekanbaru ada tempat surprise gitu. Mengingat saya gak tipikal orang suka hangout jalan – jalan ngiterin pekanbaru atau nongki cantik di café kalau gak ada perlunya hehe. 

Penampilan Live Musik pengiring saat night dinner

Setelah sholat acara pertama itu pembukaan oleh MC yang belum apa – apa saya jadi sasaran bahan buat MC nya, -_- always like this. Bahas chocohip di hidung deh, bahas usia, banyak deh. Akhirnya setelah pembukaan kita disajikan music pengiring dengan dimulai dinner istimewa bareng – bareng. Nyesel banget sebelum kesana saya udah makan dulu di rumah, takut kelaperan pas acara. Karena ga mikir bakal disuguhi sama banyak makanan. Alhasil, demi – demi menghindari kemubaziran saya ambil dikit – dikit, ntah itu nasi, lauk pauk, sayur, kue – kue. I’m so full! 

Setelah itu kita masuk sesi materi oleh mas mimin @kulinerpku. Sebenarnya sering diceritain sama mba @mutmuthea tentang kulinerpekanbaru sebelumya dan perjalanannya hingga sekarang followernya udah melimpah ruah, ntah itu di Instagram dan follower. Kulinerpekanbaru itu telah menjadi bagian penyebab obesitas warga pekanbaru” kata MC sambil nunjukin perut.



Saya pribadi seneng pantengin ini akun, karena banyak giveaway makan gratis hehe. Mahasiswa gitu kan- hoho. Beberapa kali pernah menang dan nagih ikutan hehe. Sesi materi diisi oleh mas Hendra Alya selaku food photographer eksis di Pekanbaru, awalnya saya kenal doi di bidang itu. Gak nyangka dia bagian dari akun @kulinerpku. Jadi wajar tampilan makanan di akun itu mengugah selera, karena yang moto juga ga sembarang orang kan. Doi cerita tentang gimana jadi seorang food blogger yang baik. Walaupun saya bukan seorang food blogger tapi materinya works banget untuk sesi – sesi promosi, misal – misal nantinya saya buka restoran kan.

Doi kasih beberapa tips, untuk pengambilan gambar yaitu mementingkan pencahayaan jangan sampe backlight, usahakan datang ke lokasi tempat makan itu siang hari dan posisi dekat jendela. Jika malam hari usahakan dekat dengan lampu yang terang. Kalau mau hasil bagus, pake tripod supaya hasilnya gak goyang, walaupun pake smartphone.

Di sela – sela diskusi ada yang nanya, gimana sih penghasilannya seorang food blogger atau terkhusus @kulinerpku yang kan kalau makan ya ngeluarin uang pribadi buat review makanan. Jawabannya diluar dugaan, ya minimal kamu udah dapet perbulannya limabelas-an, yups! Limabelasan jeti jeti. Haha gitu sih kata mas mimin. Hayo gedeaan mana sama UMR kita ? Hmm, jadi segala profesi kalau ditekunin mah semua okeh!


Btw, masuk sesi kedua!
Materi dan sharing dari tim BCA, diisi oleh mba Analiza. Dari namanya aja kelebihan perbankan banget haaha, peace ya mbak! Mbak Analiza cerita kalau BCA ngeluarin Inovasi baru namanya #Sakuku. Btw, memang di era globalisasi ini penggunaan rekening di bank lebih dominan untuk alat pembayaran ketimbang menabung. Iya gak sih? Beli online, transfer sana sini, bayar uang kuliah, listrik, pulsa semuanya disana. Paling tidak ada uang masuk kalau enggak kiriman, gajian, atau juga kiriman orang baik. Hehe saya masih bisa dihitung jari kalau untuk nabung. Paling tidak ada kerjaan dapatnya tunai, baru dimasukin di rekening.

Pembayaran melalui rekening saya pribadi ngerasa lebih aman ketimbang tunai, apalagi kalau budgetnya tus – tus atau jut – jut. Saya udah pernah kehilangan tus – tus dan jut – jut sebelum uang itu saya masukin ke rekening. 



Inovasi Sakuku ini memudahkan kita untuk membayar apa aja via online dengan aplikasi sakuku. Sakuku itu seperti dompet elektronik dan kita gak perlu punya rekening BCA untuk bisa daftar dan menggunakannya. Inovasi Sakuku itu dompet elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya. Untuk punya Sakuku kita bisa didownload di Play Store untuk Android (OS 4.0 berikutnya) ataupun App Store buat pengguna iPhone (iOS 7.1 berikutnya). Siapa sih jaman sekarang gak pake android atau kita kenal smartphone hehe masih ada tapi jarang, mengingat anak – anak generasi millennials ini maunya gak ketinggalan kan. Seperti halnya dompet yang perlu diisi, Sakuku juga perlu diisi alias top up minimal Rp. 10 ribu. Channel top up Sakuku di ATM BCA, KlikBCA Individu dan BCA mobile. Khusus top up di KlikBCA Individu dan BCA mobile, kamu bisa setting top up secara berkala mulai dari setiap tanggal tertentu, setiap hari tertentu atau setiap beberapa hari tertentu.  Limit maksimal Sakuku kamu Rp 1 juta tapi kalau kamu aktivasi ke Sakuku Plus limit maksimalnya Rp 10 juta.
Beberapa fitur sakuku yang keren :

1. Bayar Belanja
Nah, ini penting kalau belanja kita tinggal scan QR code di merchant toko fisik dan online yang sudah kerjasama dengan Sakuku.

2. Isi Pulsa
Ini fitur keren juga, daripada males ke counter beli online lebih enak kan. Pakai sakuku kamu bisa isi ulang pulsa ke nomor sendiri, nomor orang lain dan minta diisiin pulsa. Saya pribadi udah jarang banget ke counter, paling enggak ke atm karena jumlah pulsa yang dibeli sama dengan harga pulsa yang dibayar seringkali. Bahkan kadang ada promo bisa lebih murah loh, semoga kedepan banyak promo dari #Sakuku BCA yaa..

3. Transfer
Saya pribadi masih kesulitan kalau transfer – transfer ke rekening orang, nah dengan adanya fitur ini kita bisa transfer kemana aja dengan minimal transfer Rp.5000. dan satu lagi fitur ini juga bisa nagih transferan temen, kalau – kalau doi ada utang kita malu nagih lisan. Biar Sakuku aja yang ngingetin hehe.

4. Split Bill. 
Nah, fitur ini memudahkan kita buat ngebagi bayaran ke beberapa orang. Maksimal 9 orang. Kita sering tu belanja makan atau jajan kemana gitu rame – rame. Pas bayar susah banget ngitung berapa uang yang dikeluarin buat bayar. Nah dengan ini, bisa ditalangin sama temennya nanti langsung terhitung dari aplikasi #Sakuku secara otomatis berapa yang mau dibagi rata atau sesuai tagihan masing-masing, tinggal klik – klik udah deh. Intinya semua temennya harus punya aplikasi ini bareng.

5. Tarik Tunai di ATM BCA
Nah, kita bisa narik tunai kalau lupa bawa dompet pake smartphone. Saya pribadi lebih suka ninggalin dompet ketimbang smartphone hehe. Dengan fitur ini kita bisa tarik tunai di ATM tanpa pake kartu ATM. Caranya cari ATM berlogo SAKUKU dengan kelipatan Rp 50.000,- dengan maksimal per penarikan Rp 1.250.000,-.

Beberapa merchant yang menggunakan sakuku dan udah kerjasama udah banyak banget. Tapi sayang emang dominasinya banyaknya di ibukota dan jawa island hehe.
Tapi untuk di Pekanbaru ada beberapa, contohnya ada Chattime, Alfamart, BakmiGM, Excelso, Gramedia, dan lain – lain

Lengkapnya bisa cek disini : 
Nama Merchant Kerjasama SakuKu
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/Merchant-desktop-version
Merchant Sakuku Berdasarkan Kota
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/kota-merchant-sakuku

Saya berharap banyak merchant lagi yang memudahkan terkhusus di Kota Pekanbaru. Di akhir sesi kita foto – foto dan juga kuis  - kuis. Ga nyangka saya dapat doorprize kuis berhadiah voucher. “Fix makan lagi” (isi hati hehe)

Ini foto - foto on backstage ^_^
ada yang ngantri makan, ada yang narsis



Yipiii doorprize!

Semoga infonya bermanfaat :D
Terus menulis yaa !
#NgobrolBloggerPKU #InovasiBCA


Bahas bullying rasanya berat ya, mengingat sesuatu yang tidak pada semestinya. Bukan bullying bercandaan temen karena keakraban. Tapi bullying yang udah masuk ranah kekerasan baik itu fisik, pikiran, dan hati. Berat! Nah gimana kalo bullying diri sendiri ?

Sebenarnya judul kali ini, pengen bikin tentang bagaimana kita supaya bersyukur sama diri sendiri dan gak menyalahkan diri karena apa yang tidak kita miliki. Tapi sepertinya kata “bullying” cukup kontroversial dan mewakili untuk kita yang keterlaluan banget hopeless sama diri kita sendiri.

Ceritanya saya dapat beberapa curhatan teman belakangan ini ntah itu baru dikenal atau temen lama yang tiba – tiba kontak ngajak berdiskusi. By the way, sepanjang cerita kita gak sadar kita sudah masuk momen berkeluh kesah hehe. Biar deh namanya manusia, kadang kala perlu tempat untuk mencurahkan isi pikiran agak beban sedikit berkurang. Tapi kesini – sini saya paham, kalau saya dulu pernah mem-bully diri sendiri ketika dalam keadaan down, gak semangat, gagal, dapat ujian kehidupan dan lain – lain. Kayaknya semua hal yang terjadi di hidup kita negatif .... muluk. Entah itu cerita tentang kondisi sekarang, masa depan, dan apapun itu. 

Well, kadang kala kita sering melakukan ini. Bullying yang kita lakukan itu sama diri kita sendiri itu baik itu berupa pikiran negatif yang mandek nempel di diri kita, atau keluh kesah negatif yang kita sampaikan ke orang lain. Rasanya udah cukup deh kita nemuin bullying yang sudah jutaaan abrekan ada di media sosial, dimana – mana hinaan, cacian, negatifisme, benci – benci. Cuapek loh, adakalanya saya pengen banget absen dari persosial mediaan, tapi gak bisa. Banyak hal juga yang musti diketahui kalau enggak bakal jadi manusia kudet, mau gak mau harus filter hal – hal yang harus dikomentarin, hal yang perlu dicuekin, dan disupport habis – habisan. *duh keceplos curhat dikit. Oke lanjut!

Apa sih tanda – tanda kita bully diri sendiri ?

Ini beberapa hal yang menurut saya yang bikin kita jadi manusia negatif dan endingnya depresi karena tanpa sadar sikap kita membully diri kita sendiri :

1. Selalu berpikir negatif
Ini sikap yang harus dibuang jauh, kita belum apa – apa udah hopeless udah negatif, udah mundur. Kayaknya semua hal di dunia ini diciptakan gak baik. Entah itu komentarin orang yang berpikir berbeda dengan kita, entah itu sama pilihan – pilihan yang dikasih di hidup kita kita selalu berpikir itu gak baik. Apalagi ujian kehidupan yang didapet, alhasil resah di hati dan pikiran guys!

2. Membandingkan hidup kita sama orang lain

Nah! Ini perlu di highlight banget. Pernah gak dapat momen gini, 
“ihh kakak itu IPKnya sempurna loh!”
“ih si fulanah itu cum laude guys! Dapet tawaran lagi ke luar negeri buat lanjut kuliah!”
“eeh eeh, si itu tu udah cantik sekarang punya butik sendiri,”
“Bro kita itu sekarang udah bikin startup sukses se Indonesia, bentar lagi udah mendunia,”

Parah nih kalau diterusin, kita banyak nemu gosip positif yang kadang kala bikin telinga kita panas. Bukan karena gak seneng mereka jadi sukses. Tapi gak seneng karena kita gak bisa kayak mereka.
Kenapa sih mereka enak banget hidupnya ? Kita gini – gini aja,
Pasti pernah nanggepin atau berpikiran gitu. Kalau enggak pernah, selamat deh! Kamu orang keren bin calon sukses! Karena hal kayak gini gak muncul lagi bagi orang – orang yang udah happy sama diri mereka sendiri.

Kita punya hal istimewa di diri kita miliki, hidup yang kita pilih, jalan yang kita jalani. Semua itu kehendak kita. Jadi stop buat kita ikut – ikutan dan ngebandingin diri kita sama yang lain. Fokus sama diri sendiri, apa yang kamu mau, apa yang bikin kamu bisa tenang, apa yang bisa bermanfaat bagi orang dari hal yang kamu miliki, apa yang perlu kita maksimalkan dari potensi yang kita miliki. Nah untuk prestasi dan kesuksesan adalah hadiah dan bonus dari Allah SWT karena kita udah menjadi hal baik dan menjadi hal terbaik versi kita tersebut.
Be the best yourself!

3. Gak bersyukur dan tidak puas diri

Gak bersyukur itu juga berkaitan sama poin sebelumnya, kita suka bilang ke diri kita kalau kita adalah orang termalang dan tak berdaya di dunia ini. Wuaah ! Bahaya, ini bikin hidup kita terlalu over mengejar sesuatu yang seharusnya tidak menjadi prioritas kita. Bikin ego kita meningkat, alhasil orang – orang di sekeliling kita bakal gak betah dan gak senang dengan kita. Kita jadi orang yang kufur sama pemberian Allah SWT, Allah nanti murka. Yuk perbaiki diri kita!

4. Terlalu over berkeluh kesah atau menyebarkan hal negatif

Hal ini kejadian kalau kita terlalu mengemis – ngemis sama orang terdekat kita buat di dengerin kisahnya. Sampe berkali – kali sampe kita gak sadar kalau sebenarnya orang yang kita curhatin juga punya masalah sendiri. By the way, saya percaya kalau aura manusia itu menular. Kalau kita cerita sedih ke orang lain, aura nya negatif tuh. Nah, ketika kita cerita aura itu jadi mengalir ke mereka yang kita ceritaain alhasil terkumpul. Walaupun ini berkaitan sama orang lain, tapi sebenarnya nanti efeknya membully diri kita sendiri. Karena akan terjadi pantulan aura negatif mereka ke kita. Contoh, mereka akan bosan untuk dengerin cerita kita. Apalagi kalau kita cerita gossip, menebar cerita bohong, negatif, kebencian dan lain – lain. Mau gak mau kedepan konsekuensinya ada di diri kita sendiri yang hidupnya diliputi kebencian dari orang lain, karena kita sarangnya hal negatif itu.
Apalagi zaman millennials sekarang, dengan mudahnya dengan jari – jari kita menyebarkan hal apapun. Sabar dan manajemen diri untuk control hal ini adalah hal yang tepat biar gak keterlaluan. Misalnya dengan menyalurkan ketidaksenangan kita dengan tulisan yang mencerahkan atau kalau emang susah dan benci banget cukup di diary aja apalagi hal pribadi. Jangan jadi konsumsi publik sampe - sampe bikin vlog dan ditonton banyak orang *eh.

5. Terlalu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi
Hoho, ini kejadian nih sama kita yang dalam masa – masa transisi. Saya ada cerita di tulisan sebelumnya. Hal ini kadang kala bikin kita depresi dan tanpa sadar ngebully diri kita sendiri. Boleh sih khawatir sama hal kedepan, tapi jangan sampai lupa sama masa kini. Azeeh berasa motivator banget dah. Tapi bener deh, sebenarnya masa depan kita itu di cerminkan dari masa kini. Walaupun emang belum tentu apa yang terjadi sekarang apalagi buruk itu juga buruk kedepan, kita masih ada waktu untuk mengubah diri kita jadi lebih baik. Kalau sekarang kita sadar masih banyak yang kurang, secepat mungkin untuk berkomitmen mengubah diri kita biar masa depan kita bisa cerah. Gak akan ada yang tahu tentang masa depan kita kecuali Allah SWT dan diri kita sendiri sebenarnya pengen masa depan kita ada harapan.

Seperti kutipan sebelumnya, the goal without the plan is just dream. Kita masih bisa merancangnya. Tapi dalam merancang, jangan terlalu over khawatir yang bikin kita jadi manusia penakut.
“Duh gimana kalau gagal?”
“Kalau lamaran aku ditolak gimana?”
Hmm, simpen khawatirnya dengan kata “menerima”. Insyaallah ademm, kayak iklan adem sari.

6. Rendah diri

“Aku kan sekolahnya di pelosok gak bisa deh,”
“Aku bukan orang kaya”
“Aku gak pinter, matematika aja selalu remedial,”
“Aku jelek,”

Banyak deh kita nisbatkan hal negatif di diri kita. Banggalah sama apa yang kita punya, walau itu secercah harapan. Jiaah ~ maksudnya secercah harapan yang kita punya untuk manusia yang lebih baik. Itu udah top deh buat kita plong menjalani hidup. Banggalah sama kesukaan kita, hal unik yang kita punya. Bahkan rumah kecil mini kita. Kadang ada segelintir orang yang memperhatikan kita loh, yang ingin sekali menjadi diri kita. Bahkan dia ingin memiliki apa yang kita miliki entah itu teman yang ramah, orang tua yang penyayang, rumah yang mungil di tengah desa. Padahal barangkali hal demikian bukanlah kelebihan menurut kita, tapi di mata mereka itu adalah sesuatu yang mereka idamkan. Jadi gak patut rasanya kita rendah diri, kalaupun kita gemuk, pastikan otak kita juga gemuk (kayak menghibur diri sendiri wkwk) kalau pun itu bisa diubah ya usahakan kita bisa mengubahnya lebih baik. Misalnya kita kurang pintar dalam hal tertentu kita masih ada waktu untuk belajar, kalau kita kekurangan kita bisa ambil cara supaya bisa kerja keras bisa menghasilkan lebih banyak dengan impact yang lebih baik.

7. Putus Asa

Ini masuk poin, tanda – tanda kita membully diri sendiri. Dengan putus asa, kita sudah menutup harapan Allah untuk menciptakan hal baik di masa depan. Entah itu putus asa pencarian jodoh, ( ini ada nih yang curhat, bisa jadi yang baca) haha. Entah itu pekerjaan yang belum ketemu, naskah tulisan yang belum lolos penerbit manapun. Masih banyak ruang yang sering bikin kita putus asa. Tapi jangan lakukan gaes, semua pasti ada kemudahan. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Seperti yang dijanjikan olehNya. Teman – teman bisa baca tulisan saya yang ini : Bertemanlah dengan Kegagalan. Apa yang hal bisa bikin kamu jadi bangkit lagi.

Btw, tujuh hal diatas itu bisa ngewakilin penyebab kita bisa ngebully diri sendiri. Nah! Kalau udah ada tanda itu di kamu pastiin lagi buat dihilangin ya. Karena gak baik kalau dipelihara, hidup kamu yang secerah matahari bakal jadi segelap malam. Duhh peribahasanya hihi.

SELAMAT BAHAGIA UNTUK DIRIMU !

***
Tulisan diatas murni untuk menasehati diri sendiri dan juga berbagi untuk teman - teman. 
Semoga bermanfaat dan menginspirasi!

yang menulis belum tentu lebih baik dari yang membaca

Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates