facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



 
“Daripada mengutuk gelap, lebih baik menyalakan lilin”

Well, ternyata respon tulisan lalu tentang millennial sebelumnya cukup mendapatkan perhatian. Beberapa hadir pertanyaan yang saya sendiri masih dangkal memahaminya. Sorry hehe! Janji deh bisa jawab dengan nambahin bacaan lagi. Kali ini saya pengen cerita tentang caring generation. Beberapa saat lalu saya sempat browsing dan ketemu banyak tulisan inspiratif tentang mindset anak – anak muda sekarang yang okeh banget sama lingkungan sekitarnya.

Sering gak kamu tiba – tiba buka medsos terus liat beberapa friends kamu sharing tentang bapak – bapak yang sepi pengunjungnya, lalu teman kamu ngeposting rasa empatinya ke medsos. Setelah itu itu kamu dapet kabar jualan bapak itu jadi laris. Pernah gak ikutan campaign sosial tentang sebuah televisi yang melakukan beberapa kesalahan dengan menayangkan sesuatu yang tak seharusnya terus kamu ikutan menandatangani petisi di sebuah situs. Atau kamu lihat kegiatan volunteering yang menjamur baik itu di dunia nyata dan maya. Gerakan 1000 buku, Gerakan Mengajar, Gerakan Wirausaha dan masih banyak. Kesimpulan yang saya dapat dari contoh diatas, generasi sekarang itu peduli banget deh! Ini dampak positif dari keberadaan medsos selain dampak lain yang lain kali kita bahas.

Saya pribadi sering banget ketemu hal begini di medsos. Saya senang banget, kadang kala juga sedih jika ada beberapa hal yang ga bisa ikut terjun untuk membantu. Nah, keberadaan gerakan – gerakan yang ada saat ini tentunya berdampak perubahan dari nilai kepedulian kita yang kemudian berjamaah untuk mempercepat perubahan itu. Contoh seperti gerakan Indonesia Berkebun yang sudah berada di beberapa daerah, kemudian Akademi Berbagi yang setiap bulan menebarkan inspirasi kelas gratis kepada teman – teman di kotanya. Saya juga salah satu bagian dari relawan di kota saya. Ternyata memiliki warna tersendiri untuk menambah inspirasi dan juga pertemanan. Selain itu saya dan beberapa teman mendirikan komunitas kongkow nulis walau belum begitu lama, saya pribadi merasakan banyak manfaat ke diri saya pribadi untuk semakin semangat menulis dan membaca, karena ada teman – teman yang selalu mensupport.

Nah, walaupun banyak hal positif yang bertebaran tak jarang di berbagai sesi kita sering juga mendapati banyak kritikan di medsos entah itu karena gerakan, opini, kritikan. Tak jarang banyak yang tidak sepakat. Bisa jadi karena gerakan itu ada dampak yang kurang baik, atau bisa jadi dampak itu memiliki enemynya sendiri terhadap sebuah perusahaan. Hmm bisa jadi sih.
Komunitas dan gerakan sosial tak jarang juga mendapati hal demikian. Termasuk kita, coba deh kita renungkan pernah gak mengkritik sesuatu atau membela sesuatu sampai heboh terus bikin pertengkaran tak sengaja karena beda pendapat. Saya ingat kasus pemilu 2014 lalu. Saya sampai no comment banget di medsos, berusaha banget menjauhkan diri dari komentar, share atau membagikan informasi yang berkaitan dengan hal itu. Paling tidak, info - info yang sifatnya umum, gimana tata cara bijak memilih dan lain – lain. Alasannya, karena saya gak mau membebankan diri dari hal yang belum tentu kebenarannya dan kemudian saya bela habis – habisan. Cukup saya keep di cerita – cerita face to face yang mungkin lebih nyaman dan diketahui orang yang mengenal saya pribadi. Medsos itu mengerikan untuk memutus pertemanan hanya karena sesuatu yang mungkin ketika internet tak ada itu adalah hal absurd haha.

Nah, saya ingin sharing untuk kita yang mungkin saja masih belum bisa mengendalikan diri untuk mengkritik. Terutama nasihat untuk saya juga nih. Kadang kala kita tidak mengerti bagaimana sebuah perjuangan orang lain berbuat karya ini dan itu. Entah itu sebuah tulisan, pergerakan, prestasi, ataupun karya lainnya. Namun, seringkali ego kita lebih kita tonjolin ketimbang solusi untuk ikut membantu memperbaiki karya itu, setidaknya memberi masukan bukan hanya sebagai penikmatnya.

Misal nih yang sering juga saya lihat di komentar para komikus ketika mengupload gambarnya,
kak gambarnya kok ini begitu sih, kemarin bagus dan blab la bla. 

Coba kamu bandingkan dengan kata – kata ini. 

Wah gambar kakak hari ini berbeda ya kak, by the way .. aku lebih senang yang kemarin sih kak. Tapi tetap berkarya ya kak! Semoga kedepan lebih baik!

Bisa juga ketika kita bergabung di sebuah acara, mengikuti event, atau mungkin bergabung dalam gerakan. Seringkali kita tak sadar kita lebih mengutamakan mengkritik tanpa arah yang jelas untuk memberikan solusi kedepan. Misalnya, ketika mungkin acaranya ngaret padahal saat itu kita panitia. Walaupun kali itu kita bukan seseorang yang ada di bidang kepanitiaan mengurus waktu, kita menghabiskan energy untuk mengkritik kerja teman kita di divisi mengenai waktu. Hal yang baik menurut saya kita menjadi bagian yang mengevaluasi dan memberikan solusi untuk tidak terjadi kedepannya. Misalnya kita identifikasi masalahnya dulu, penyebabnya, setelah kita tahu yang terjadi barulah kita speak up dan memberikan rancangan solusi untuk masalah tersebut.

Saya percaya para kritikus adalah orang – orang yang memiliki rasa peduli yang sangat tinggi. Tapi tanpa sadar para kritikus lupa keberadaannya untuk menjadi bagian dari perubahan lebih baik atas sesuatu yang di kritiknya. Kadang ego merasa benar, ego merasa paling mengetahui membuat para perkarya diam – diam kecewa dengan dirinya sendiri karena tak mampu membuat sesuatu yang baik, tapi ada juga yang pengkarya yang menjadikannya itu letupan semangat untuk lebih baik.
Nah, entah itu kita sebagai seorang pembuat karya atau para penikmat karya atau kritikus. Hidup itu indah jika kita bareng – bareng bikin perubahan untuk saling melengkapi. Kalo istilah sekolah dulu, kritik membangun itu perlu. Kritik membangun loh ya, bukan kritik untuk menunjukkan ego diri untuk tampak lebih hebat dari yang lain. Karena hal itu tak baik untuk kesehatan hati :)


Semoga Menginspirasi !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Memasuki era global yang sering disebut millennials menjadi sesuatu yang menarik kita cermati saat ini. Perubahan sosial yang sering terjadi hanya dengan ketikan beberapa kata di media sosial, mudah sekali mempengaruhi apapun di sekitar. Tiba – tiba saja menjadi trending topik bukan hanya di negara sendiri tapi kadang kala mendunia. Nah, apa yang dicermati dari para sarjana millennials saat ini ?

Generasi millennial ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia pada tahun 2020 nantinya. Menurut Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020, jumlah usia produktif melonjak hingga 50-60 persen. Kini jumlah usia produktif 15-35 tahun sudah mencapai 40 persen.

Apa itu generasi millennials ?
Sebutan generasi millenial atau millennium adalah generasi yang lahir di kisaran tahun 1981 - 1994. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Sarjana saat ini adalah para generasi millennials yang akan menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Generasi saat ini punya ciri khas tersendiri, selain sebagian besar melek teknologi, orang – orang lahir di generasi ini sangat reaktif dan terbuka terhadap informasi. Sebagian besar bahkan sudah menempati posisi strategis di perusahaan karena kecerdasan dalam menyerap informasi dan juga kreatif. Namun, masih banyak juga yang masih dalam pencarian diri dalam menentukan karier di masa yang akan datang.

Pernahkah mendengar kabar sulitnya menembus perusahaan untuk bekerja setelah lulus kuliah ? Kompetisi yang semakin sengit dikarenakan jumlah peluang lapangan kerja tidak berimbang dengan lulusan yang terlahir setiap tahunnya. Ledakan demografi atau bonus demografi memang menjadi kegembiraan mengingat orang – orang usia produktif lebih banyak ketimbang usia non produktif di Indonesia. Hal ini juga diperkuat oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) lewat data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014 – 2015, bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 128,30 juta jiwa.
Namun, apabila tidak di kelola baik yang terjadi hanya penumpukkan masyarakat saja karena tidak berimbang dengan kemajuan dan peningkatan ekonomi yang semakin baik. Tantangannya apa ? Anak muda sekarang harus lebih strong dan lebih berpikir cermat serta kreatif menjalani arus deras kompetisi saat ini. 

Tantangan para sarjana saat ini bukan hanya masalah berebut peluang di perusahaan terbaik, namun juga bertahan dengan eksistensinya menunjukkan kualitasnya, tuntutan pekerjaan yang seringkali tidak  masuk akal tentu akan menjadi tekanan di kemudian hari.
Jika dulu kita hanya mampu bertahan dengan satu skill saja untuk hidup dan maju, saat ini kita butuh beberapa kreatifitas dan skill untuk dapat menjalani arus deras kompetisi global saat ini. Ekonomi yang sulit dengan melonjaknya harga banyak bahan makanan, pangan, dan sendi – sendi kehidupan lain, mau tak mau membuat kita harus ekstra keras untuk bisa bertahan. Belum lagi gaya hidup anak muda saat ini dengan segala tantangannya. Jika tak kreatif dan acuh, akan sulit untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Industri millennials saat ini adalah sangat menuntut banyak hal untuk senantiasa kreatif, melahirkan ide – ide baru, peka akan sesuatu yang sifatnya unik, inovasi, dan penuh values yang baik. Sarjana yang paling banyak menjadi incaran adalah orang – orang berasal dari dunia kekinian saat ini untuk di tepatkan di industry yang sedang pesat, seperti industri komunikasi, hiburan, teknologi. Sarjana komunikasi yang dulunya masih terlihat asing kini telah menjadi incaran dengan banyak bidang skill dan kebutuhan akan sarjana komunikasi di hampir sebagian besar perusahaan saat ini. Tapi bisakah mampu sarjana saat ini menghadapi tantangan global ? Dimana persaingan saat ini bukan hanya dengan orang – orang di negeri sendiri tapi juga negara tetangga, terlebih dengan deklarasi pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah berjalan. Penulis sendiri dengan mudahnya bertemu orang asing saat ini tak sesulit dulu, ini menandakan kita bukan hanya bersaing berebut untuk hidup bersama orang local tapi juga orang asing.

Apa kemampuan yang sangat dibutuhkan di era saat ini untuk dapat menjadi sarjana millennials yang tangguh? 

1. Kemampuan komunikasi yang terasah, di era keterbukaan saat ini dibutuhkan banyak pemikiran baru, ide baru, dan juga gagasan yang luwes yang dapat di sampaikan. Sehingga, ketika kita sosok yang gagap untuk berbicara di depan umum atau tak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kita akan dilewatkan untuk ditemukan oleh perusahaan terbaik walaupun memiliki akademik yang baik dan mumpuni. Kemampuan mengungkapkan sesuatu adalah keinginan perusahaan untuk dapat mengetahui apa gagasan dan yang dapat diberikan di perusahaannya. 

2. Kemampuan berorganisasi, ini hal penting dan wajib, bukan hanya sekedar ikut – ikutan menjadi organisasi, tapi terlibat dalam merancang, mendelegasikan, mempraktikkan, dan melaksanaakan organisasi tersebut hingga mencapai visi dan misi secara baik. Kemampuan organisasi tidak hanya dibutuhkan dalam pekerjaan nantinya, hal ini seperti syarat mutlak belajar menjadi sosok yang mumpuni di era global kini. Hampir sebagian besar penyandang beasiswa menjadikan kemampuan organisasi menjadi hal wajib yang harus dimiliki oleh penerima beasiswa. 

3. Melek teknologi, melek teknologi disini bukan hanya sekedar update di media sosial melainkkan memiliki skill lainnya untuk mengoperasikan komputer secara penuh, seseorang yang memiliki hal lebih di bidang ini akan menambah satu kesempatan baru untuk lebih banyak menghasilkan, bila kita ingin menjadi sarjana millennials yang terbaik kita harus senantiasa mengupgrade kemampuan ini dengan mengikuti banyak kelas atau kursus untuk skill tambahan dalam teknologi,

4. Sikap empati dan idealism terbuka, sikap empati menjadi sesuatu yang masih langka. Sikap individualism yang menjadi cermin masyarakat modern, telah membuat sebagian besar kita kehilangan nilai – nilai yang seharusnya dipertahankan. Sikap empati dan sopan santun di maksud adalah memahami bagaimana orang lain bersikap dan mereka ingin kita bersikap. Anak muda saat ini telah asing dengan sikap bersalaman, menyapa, ataupun berterimakasih. Adanya sikap ini tentu nilai plus tersendiri untuk generasi saat ini untuk tetap mempertahankan nilai – nilai sopan santun dan empati yang baik, selain memperjuangkan idealisme yang tentunya tak memaksakannya dengan bersikap terbuka akan informasi dan juga hal baru yang positif. 

5. Senantiasa belajar dan mengupgrade ilmu pengetahuan, di era digital saat ini kita dapat belajar diberbagai platform. Manfaatkanlah kemudahan ini untuk menambah skill dan kemampuan sehingga menjadi sarjana yang bernilai.

Adanya lima poin tadi, setidaknya adalah beberapa karakteristik sarjana millennials yang di butuhkan di industry saat ini untuk menghadapi tantangan global. Terus belajar dan bermanfaat adalah hal yang penting untuk membuat perubahan baik di negeri kita dengan lahirnya generasi millennials yang berkualitas! Be the best!

****

Tulisan ini telah diterbitkan dalam buletin KOMUNIKA Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, didedikasikan untuk teman - teman yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana dan para calon sarjana :)
 

Hampir semua blog di awal tahun sebagian besar cerita dan flashback ceritanya di tahun lalu. Apa yang dicapai ? Apa yang dilakukan ? Dan rencana – rencana apa kedepannya. Jujur saja di akhir tahun saya merasa berbeda  suasana. Saya belakangan ini tak banyak melakukan sesuatu bahkan membuat kabar status di media sosial haha. Sampai pada akhirnya saya memulainya dengan beberapa status terbaru dan mulai aktif di beberapa media sosial, ada yang kemudian menyapa dan menanyakan. Barangkali teman – teman terdekat mengetahui apa yang saya lakukan atau setidaknya tahu saya sedang menghabiskan waktu sedang apa. Jujur saja, selain fighter sama hal yang seharusnya saya selesaikan di pertengahan tahun, ada masanya saya berdiam dan jujur menjauhi beberapa lingkaran yang biasanya saya berada. Ini adalah momen saya untuk merenung kemana, bagaimana, dan seperti apa.

Biasa deh kena sindrom quarter life crisis yang sudah dimulai, ketika sudah menyelesaikan studi. Walaupun rencana di awal sudah dirancang sedemikian rupa. Kita lupa bahwa kita terikat. Kita, mimpi kita, rencana kita bukanlah milik sendiri tapi juga ada orang lain di dalamnya. Saya banyak mempertimbangkan hal itu dan jujur saja menghabiskan banyak waktu, dan juga perasaan. Duhh mellow. Saya gak absen kok untuk menulis, saya dominan menulis belakangan di buku diary haha. Jadi gak bisa di posting deh hihi.
 
Untuk tulisan selanjutnya ada beberapa artikel dan jurnal yang saya sedang riset dan juga saya himpun menjadi sosial project saya pribadi kedepan. Saya merasa menjadi seseorang yang sulit sekali menepati janji sendiri, karena hal demikian hal rutin yang biasa saya lakukan menjadi sedikit berbeda bahkan di mata orang lain berkurang. Maafkaan! Sebagai gantinya saya akan bikin giveaway untuk para pembaca blog ini. Yipiiii ! 

Apa sih yang saya lakukan selama 2016 ?
 
Awalnya saya sedih, karena melihat banyak postingan teman tentang banyaaak sekali kegiatan yang dilakukan di 2016. And then, ketika saya flashback di memori saya dan juga album foto. Ternyata saya juga melewati banyak momen, dan hanya karena renungan beberapa bulan ini membuat “rasa” dari momen yang saya lewati jadi terlupakaan. Ohh !
 
Awal tahun saya merencanakan berangkat ke beberapa kota sembari menyelesaikan skripsi. Di awali kabar yang menarik yaitu kesempatan liburan ke pantai untuk kedua kali ( Beach! it’s my favorite place) ke pantai di sumatera barat ! Walaupun di saat itu alasan saya ikut, karena itu sebenarnya acara kantor saya magang, dan saya menggantikan seseorang disana. Hahaha.

Lanjut pengalaman magang selama dua bulan yang cukup menguras berat badan saya. Di sisi lain seneng, disisi lain lumayan stress! Saya gak menyangka kalau profesi dan bidang public relations perusahaan swasta itu adalah power rangers! Kerja kantoran sepertinya bukan style saya. Walau menyenangkan dan banyak ilmunya, saya kehabisan energi fisik yang bikin saya susah mengeluarkan ide, karena waktu luang hanya bisa digunakan sama istirahat. Kerasa banget capeknya, belum lagi kalau udah lembur. Saya sempat sakit semingguan, selain cuaca lagi gak bagus saat itu dan fisik lagi drop pas kerja beberapa kali mimisan. Duh jarang – jarang dah, karena ngantornya di rumah sakit langsung cus ke UGD. Memalukan sih bagi saya haha. Kerja di rumah sakit kok sakit, haha.
 
Lanjut setelah magang, di waktu yang sama dari awal tahun saya mendaftarkan diri sebagai panitia FIM 18 dan kepilih di panitia desain. Ini tantangan baru lagi, karena di percayakan di desain, padahal saya masih desainer amatiran.

Banyak hal baru yang saya dapatkan dari teman – teman yang mahir, mulai dari nyoba corel draw, illustrator. Kepikiran buat upgrade lagi ilmu desain ini. Karena saya belajarnya juga otodidak. Gak ikut course khusus seperti waktu ikut belajar bikin website.
 
Intinya saya bersyukur atas kesempatan dan pengalaman yang saya dapatkan di tahun sebelumnya. Walau dari segi habit, saya jelek banget. Saya memulai ketidakteraturan hidup dimulai ketika saya free dari jadwal kampus seperti sebelumnya. Karena di 2016 sudah gak ada lagi matakuliah, selain skripsi hehe. Hal ini yang bikin saya yang perfeksionis kalau sama namanya agenda, jadi kacau balau karena banyak hal yang gak keduga dateng tiba – tiba.
 
Jadi 2016 adalah momen untuk mendewasakan diri, walau ngerasa belum dewasa – dewasa amet. Banyak hal absurd yang masih sering bikin temen – temen gemes kadang, apalagi kalau percakapan saya suka ga nyambung, tapi kadang saya suka drama sok – sok ga nyambung biar suasana jadi fun (ngebully moment) pake hastag #alasan deh haha.

Apa yang kira – kira bakal dilakuin di tahun 2017 ?
Hal yang di capai pertama kali itu, buku kedua pribadi ! Kemarin rencana bakal di selesaikan November dan desember, gak tahunya sibuk sama daftar – daftar wisuda dan revisi. Sudah deh, kelewat. InsyaAllah awal bulan ini bakal konsentrasi buat editing buku kedua yang sudah jadi. Tinggal edit dan rapih – rapih!

2017 juga mempersiapkan diri sama rencana yang diluar dugaan. Keluarga saya bakal ada isu pindah kota, alias balik kampung. Walau belum fix, saya setidaknya menyiapkan dua rencana. Hal ini nih yang bikin galau setengah mati rasanya. Setiap sharing cerita ini saya teman terdekat. Mereka bakal ngamuk ga jelas, atau ngambek sama saya karena ga setuju sama demikian. Tapi saya juga ga bisa memutuskan, karena sampai sekarang belum ada alasan kuat untuk tetap tinggal. *kemudian mewek lagi*

Lanjut, hal yang paling penting bagi saya adalah perkara ibadah. Kesibukan seringkali bikin saya sering ngaret jam untuk sholat, ya allah berdosanya rasanya. Dulu jaman masih ada jadwal kuliah, masih sering ikut seminar – seminar juga. Belakangan ini baru sadar, gak seaktif dulu. Saya merasa bersalah sekali. Hal lainnya juga ada peningkatan, tapi mungkin cukup keep aja yaa di saya-nya aja.
Hal yang menggembirakan, tulisan saya banyak banget di tahun ini. Hurray! Ketimbang tahun sebelumnya. Walaupun, memang untuk melatioctavia.com lebih sering di tahun sebelumnya. Saya nulis di banyak platform sehingga gak keliatan progressnya kalau hanya di lihat dari satu platform aja. Saya bikin empat buku online. Dua buku di storial, dan dua buku di wattpad. Belum lagi nulis di tumblr. Satu blog lagi yang pengen saya aktifkan itu ceritamelati.blogspot.com, kemarin masih asik obrak abrik desainnya, jadi nulisnya kagak mulai – mulai. *tepok jidat*

Duh ini tulisan gak jelas ya, isinya pada curhat semua. Silahkan jika bikin asam lambungnya naik, harap ditutup saja. *peace!
 
Selain itu di tahun 2017 banyak hal baru di komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman, terutama masalah evaluasi kegiatan, rencana – rencana kedepan. Ditunggu infonya!
Satu lagi ada beberapa planning tertarget ke negara lain, yang sampai sekarang belum terealisasi. Entah kapan ya :) Saya yakin bakal indah pada waktunya.
 
Selain itu saya pengen banget lanjut kuliah sebenarnya, tapi lagi lagi saya bisa berusaha untuk mewujudkannya dan keputusan hanya milik Allah. Semua dosen – dosen di kampus menganjurkan saya melanjutkan studi. Tapi lagi – lagi saya sadar mimpi itu gak hanya milik kita sendiri tapi ada orang lain di dalamnya. Saya yakin ada jawaban terindah untuk ini. 

Saya berharap banyak untuk diri saya pribadi, selain meningkatkan diri secara pribadi juga peningkatan manfaat untuk orang lain lebih banyak setidaknya lingkaran keluarga saya terlebih dahulu, teman – teman terdekat, dan kemudian masyarakat secara luas.
Bismillah!

Gimana rencana tahunan kamu ?


Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates