Belakangan ini kata pejuang passion terbayang di pikiran saya. Bukan mengenai apa yang kita miliki atau kita punya (dalam hal passion) tapi bagaiman kita memperjuangkannya agar tetap menjadi miliki kita.
Kenapa passion harus di perjuangkan ?
Beberapa artikel yang saya tahu mengatakan passion itu bisa dicari. Sambil mengerjakan pekerjaan, berada dalam berbagai aktivitas kita akan menemukannya. Tapi bagaimana jika sejak awal dia berkecimpung di beberapa hal, ia sudah menemukan hal asing di dirinya. Misalnya, dia ada di jurusan biologi tapi tanpa sadar dia menemukan diri dia dapat berkarya dan bermanfaat dalam bidang gambar dan melukis. Sedangkan hal yang ia jalani sedikit bertolak belakang dengan apa yang ia kerjakan.
Ada banyak cerita yang menurut saya cerita tentang ini. Entah bagaimana saya selalu beranggapan jika passion itu dekat sekali dengan impian kita. Walau ada beberapa orang yang bisa jadi menjadikannya sebagai aktifitas melepas penat tanpa memimpikannya lebih lanjut. Tapi ada juga orang – orang yang harus berada dalam kondisi yang dilema. Kita ia memahami dirinya berbeda pandangan orang lain memandang dirinya.
Masa dilema ini semakin kuat ketika kita berada di masa transisi. Saya ingat betul ketika saya dilema masuk SMA atau SMK atau bahkan sekolah madrasah Aliyah. Ingat ? Masa transisi. Begitu pula ketika memilih jurusan di kampus. Tak jarang banyak orang yang salah jurusan karena tak siap menghadapi masa transisi itu.
Passion itu apa ?
Di beberapa artikel bilang begini “ah passion itu istilah yang muncul yang lagi ngetrend aja sekarang sebenarnya passion itu dimana aja bisa ketemu”
And see, itu tergantung orang mempercayainya apa enggak. By the way, saya pribadi punya pandangan sedikit berbeda apa yang di maksud passion. Menurut saya passion itu seperti penemuan. Yups! Setiap kita menjalani beberapa hal yang random setiap hari, kita pasti menemukan sesuatu yang berkesan dan kemudian kita gak berhenti untuk melakukannya lagi dan lagi. Kemudian kamu melanjutkannya lagi di hari berikutnya menambah kemampuan skill dan lainnya agar rasa ingin tahu dan rasa puas itu bertambah. Bagi penulis, menulis aktivitas menyenangkan bahkan dilakukan berkali – kali menghabiskan waktu untuk menulis. Tapi bagi orang yang memang bukan penulis, bagi mereka menulis adalah hal membosankan dan tak menyenangkan.
Dan kita gak akan bisa memaksakan passion seseorang sekalipun orang tua dan orang terdekat kita. Karena menurut saya lagi – lagi passion itu penemuan. Ibarat harta karun yang kamu cari – cari kemudian kamu ketemu.
Lalu seperti judul diatas, bagaimana dan mengapa passion perlu diperjuangkan ?
Karena banyak hal diluar sana yang berasa “sok tahu” sama diri kita sendiri. Mereka tanpa sadar mempengaruhi kita sehingga kita jauh dari hal yang sebenarnya seperti apa diri kita.
Apa maksudnya ?
Kita sering mendengar orang lain dan juga memberikan peluang orang lain untuk ikut andil “memilih hidup kita”. Bukannya orang lain tugasnya itu hanya menganjurkan dan memberi masukan, selain itu membuka pandangan. Lagi – lagi segala keputusan ditangan kita, kita lupa akan hal itu. Sehingga kita jadi pengikut dan pengekor. Contoh ketika kamu memilih untuk tetap stay rasa patah hati, entah itu sama pasangan yang belum tahu jodohnya (nah loh!), sama kegagalan lama kamu atau juga hal – hal yang bikin kamu berkutat pada hal yang tidak baik. Itu sama artinya kita memberi kesempatan orang – orang yang menyakiti kamu mengambil hidup kamu yang harusnya bahagia, dan yang harusnya berkarya lebih banyak. Kamu juga memberikan waktu dan kesempatan kepada gagal untuk menjangkiti jiwa kamu untuk berhenti mencoba lagi. Kamu memberikan peluang pada gagal untuk menjadi jawaban akhir dari hidup kamu, benarkan ?
Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memperjuangkan passion menurut saya yang bisa kamu renungi dan juga lakukan ?
1. Ikhlas
Ikhlas disini ketika kamu punya passion tapi pada suatu waktu kamu ga bisa mengerjakaannya dengan penuh karena sesuatu hal. Banyak orang di luar sana karena terjebak dengan kondisi yang dia miliki sehingga sesuatu yang dia miliki itu belum bisa di-usahakan maksimal. Ikhlas dalam artian tidak memaksa keadaan untuk mengikuti kemauan kita, tapi dalam menjalani kita jalani dengan penuh rasa ikhlas tanpa meninggalkan sesuatu yang kita sukai. Saya selalu percaya, Allah akan kasih jawaban jalan mana yang harus kita pilih kedepannya.
2. Berkomitmen menembus batas tantangan
Ini penting juga, kita seringkali kejebak zona nyaman dalam kondisi realitis. Misalnya, dalam lubuk hati terdalam kamu ga pengen bekerja di perusahaan besar, kamu ingin sekali tetap menjadi pelukis yang idealis menciptakan banyak karya. Ini skill yang kamu pendam banget. Tapi karena kondisi misalnya kamu harus ngebiayaain adek kamu kuliah, terus kamu anak yang menjadi tulang punggung keluarga. Ini tantangan berat buat kamu. Gimana bisa memilih Nah orang – orang yang keren menurut saya itu adalah yang bisa memecahkan problem pilihan – pilihan ini, bisa menembus batas tantangan, tapi juga tak egois dengan dirinya. Tetap realitis dengan keadaan. Jika kamu berkomitmen pada hal demikian, kamu adalah pejuang!
3. Fokus sama diri sendiri
Ini penting, kita suka kebawa arus. Apakah itu pertemanan, cara pikir, pandangan – pandangan yang membuat tentunya kita terbawa arah. Syukur banget kalo baik, kalo semua pandangan yang dimiliki membuat kita jadi manusia yang jatuh, ga percaya diri, hancur. Yang ada kita sudah menutup jalan hal baik di masa depan. Please deh, ga semua omongan orang yang memang harus kita telan mentah, jika ada saran ataupun masuk walaupun terkesan menghakimi ambil aja hikmahnya untuk kita perbaiki. Fokus pada perbaikan diri kita saja, karena cuman kita sendiri yang tahu siapa diri kita. Be grow and focus for yourself!
4. Berkompromi dengan banyak hal ( mengkomunikasikan)
Ini peer juga bagi saya, saya juga walaupun berkutat di ilmu komunikasi sebagai bidang ilmu perkuliahan. Ilmu komunikasi itu ilmu kompleks. Tiap orang punya kesan tersendiri kita menangkap sebuah sinyal komunikasi, tak jarang kita suka miscom! Terutama kalau kita bergesekan dengan dunia baru dan hal baru. Satu lagi yang perlu kita pahami, kalau manusia itu senantiasa berubah dan dinamis. Kita sering banget ngejudge orang atas sesuatu hal hingga kedepannya berpikir orang itu akan “selalu begitu”. Tiap orang selalu mengalami proses kepribadian dalam hidupnya terkecuali dia sudah tak bernyawa. Jadi, mau tak mau ketika kita sedang memperjuangkan passion komunikasikan hal itu kepada orang lain yang berkaitan dengan passion dan impian kita, berkomunikasi tentang bagaimana saling mendukung, saling mendorong hal – hal baik, dan mengingatkan akan hal – hal tak baik.
5. Slow motion ~
Apaan nih sok english banget?! Saya belajar slow motion itu istilah di salah satu mata kuliah saya di ilmu komunikasi pada mata ajar fotografi. Jadi ambil gambar foto yang keliatan proses berpindah alias bergerak misalnya buku yang tertiup angin. Ada bekas jejak lembaran yang terbang tertiup gitu. Nah kalo menurut saya hidup kayak gitu juga sebaiknya. Kita seringkali pengennya instan, apalagi kalau ngomongin sukses. Menurut saya, seharusnya kita harus slow motion pada proses yang berkaitan dengan dalam diri kita. Seperti belajar berkepribadian baik, skill baru yang sifatnya membutuhkan curahan emosional yang tinggi. Kecenderungan yang saya perhatian, apabila ada sesuatu hal yang terlalu cepat dalam memproses menuju sukses. Akan berat dalam menghadapi tantangan – tantangan yang jauh lebih sulit, karena ia terlalu cepat berlari hingga lupa ternyata ada kerikil yang disiapkan yang sudah tampak sebenarnya di awal pertandingan namun ia lupa hingga terkena kerikil tajam itulah di puncak finish (istilahnya seperti itu). But kita dalam menjalani juga harus memperhatikan langkah, kapan kita harus bisa berjalan sedikit lebih cepat kapan kita memang harus menikmati proses dan memperhatikan langkah kita lebih rinci.
Jangan kecewa mungkin proses kamu belajar dan berhasil lebih lamban ketimbang teman – teman kamu yang lain. Tapi bisa jadi kamu memiliki cara pandangan lebih luas dan lebih dibutuhkan ketika kamu menjalani proses lebih lama dari yang lain.
Jangan kecewa mungkin proses kamu belajar dan berhasil lebih lamban ketimbang teman – teman kamu yang lain. Tapi bisa jadi kamu memiliki cara pandangan lebih luas dan lebih dibutuhkan ketika kamu menjalani proses lebih lama dari yang lain.
Semoga menginspirasi!
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca!