PERCAYALAH, PILIHANMU ITU SEJALAN DENGAN MIMPIMU

by - Januari 03, 2015

Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.
Aku ingin bercerita bahwa ketika aku sekolah dasar, pelajaran sains adalah favoriteku. Sejak SD aku terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti ajang bergengsi olimpiade mulai tingkat kecamatan hingga provinsi. Olimpiade Sains Sekolah Dasar. Hasil jerih payahku, aku mendapatkan berbagai beasiswa pada saat itu. Tapi anehnya aku bukan the top one siswa pintar. Kalo dikalkulasikan mungkin dari nilai rapor dan prestasi aku ke-sekian bila dirata-ratakan dengan teman satu angkatan. Semua jalan Allah, aku percaya itu. Saat sekolah membuat kompetisi seleksi perwakilan siswa untuk mengikuti olimpiade itu dan dikarantina. Pihak sekolah mengumpulkan siswa-siswa berprestasi 10 besar dikelasnya masing-masing. Aku memang termasuk 10 besar tapi tidak juara umum bahkan aku dikelas paling akhir alias D yang notabene anak nakal, plus kelas pindahan dan sisa deh barangkali. Haha. Sampai pada ketika sesi seleksi tinggal 10 orang lagi di ruang seleksi itu, aku tidak menyangka berada di 10 besar calon pengemban amanah untuk mengikuti kompetisi olimpiade itu. Bergabung dengan siswa pintar dikelas lainnya dan hanya aku sendiri perwakilan dari kelas aku. Sampai pada seleksi ke 6 ketika satu orang harus tersingkir. Akhirnya yaap finish. Aku tidak masuk lima besar yang menjadi perwakilan. Aku pun berjalan gontai menuju kelas yang sedang belajar saat itu, walau kecewa tapi tidak berlebihan karena aku merasa sudah maksimal melakukannya. Tinggal satu langkah lagi masuk ke pintu kelas, tiba-tiba ada teriakan. “Melatti .. Kembali, kesini” salah seorang teman memanggilku menyuruhku masuk kembali. Dan final, aku terpilih menjadi cadangan saat itu. Well, ntah takdir apa yang menghinggapiku saat itu.

Dari dulu aku senang belajar, keingintahuan tinggi. Beli buku-buku baru RPAL RPUL, Meringkas tanpa disuruh, melakukan eksperimen aneh. Tapi aku sama sekali tidak terlalu peduli dengan tingkatan sebuah nilai dikelas, alhasil prestasi juaraku terbilang labil. Setidaknya memuaskan hasrat orangtua dan membuatnya tidak kecewa dengan apa yang aku usahakan. Ketika di karantina, aku ditempatkan di sisi Sains Eksperimen, I really love it, menggunakan alat eksperimen sesukaku , menggunakan komputer dan laboratorium sesukaku waktu itu. Tahun 2004 komputer merupakan barang mahal dan masih langka. Tapi lagi-lagi aku lemah untuk teori tapi unggul di qoute para peneliti. Sampai sering aku ditertawakan mentor karantina karena mengarang dan mengubah kata-kata dengan styleku sendiri para teori Archimedes, Newton, dan lainnya. Hahaha karena aku berpijak pada analisis eksperimen yang kulakukan bukan hapalan dari buku

Hal ini berlangsung hingga aku duduk di SMA. Sains adalah makananku sejak dulu. Memenangkan Olimpiade Sains sampai kompetisi inovasi ketika SMA.

Sampai pada akhirnya negara api menyerang *haha serius amet kamu bacanya. Aku suka menulis sejak kecil, kebiasaan menulis puisi, cerpen, dan bikin komik mini. Aku pernah menyelesaikan 30 Cerpen di buku paperline yang kutulis tangan sendiri. Lalu, ketika buku itu hilang aku frustasi sekali. Kebiasaan aku satu lagi, yaitu menulis diary, aku punya diary dari kelas 1 SD hingga Kuliah. Percaya ?? Saat ini aku memiliki 3 buku diary , dua buku sudah penuh dan buku diary saat ini juga hampir penuh. Aku paham betul transformasi perubahanku sejak kecil hingga sekarang. Dari tulisan, emosional, kepribadian, sampai akhirnya aku pelajari bahwa para orang-orang peneliti dan sukses memiliki buku diary yang yang teratur dan konsisten. Mudah-mudahan aku bagian dari mereka, Aminn. Setiap cuplikan kisah aku selalu menaruhkan sebuah wish, impian, ataupun motivasi dan karakter yang baik yang harus aku terapkan. Alhamdulillah, satu persatu aku memenuhi apa yang aku tuliskan terutama mengenai sikap.

Dan semua terjadi begitu saja ketika aku banting stir ke jurusan sosial yang selama ini aku kesampingkan. Walaupun aku memiliki prestasi baik untuk semua mata pelajaran sosial sejak SD tapi aku sama sekali tidak berniat mempelajarinya lebih jauh. Nilai-nilai akademik untuk ujian sosial selalu sempurna, sosiologi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sejenisnya. Tetap saja di SMA aku masuk di jurusan sains dan mengikuti komunitas olimpiade matematika, biologi dan karya ilmiah.

Sampai pada akhirnya aku mengungkap jati diri menulis ketika aku iseng mengirim artikel ke media. Dan karena artikel itu, mengubah segalanya yang terjadi saat ini. Aku masuk jurusan sosial yaitu komunikasi dan tak banyak sinkronisasi ilmu yang kudapati sejak sekolah dasar hingga menengah atas. Well, setelah aku flashback ternyata kesempatan itu pernah terjadi sebelumnya namun aku abaikan dan tidak menyeriusinya. Waktu aku duduk dikelas 3 SMA aku berniat mengikuti kompetisi entrepreneurship sebagai bagian dari komunitas karya ilmiah, dan tak disangka aku dan temanku menyabet runner-up dan mendapatkan kesempatan beasiswa kuliah di Universitas Singapore yaitu ERC Insitute Singapore dengan jurusan Entrepreneurship. Dan aku mengabaikannya. Lagi lagi karena aku berpikir sains adalah jalan hidupku. Lalu aku pernah mengikuti seleksi masuk dengan beasiswa President University dan mengambil jurusan seasalku saja dan aku lolos di golongan beasiswa tiga dengan jurusan DKV Desain Komunikasi Visual. Lagi-lagi aku mengabaikannya.

Setelah saat ini, aku menyadari bahwa Allah yang menuntunku sebuah jalan yang sama sekali aku tidak ketahui dan ia yang tahu dimana seharusnya aku berada dalam bagian misi di muka bumi. Ia menawarkan episode dan cuplikan di kehidupan kita yang sering kita abaikan, kita acuhkan, hingga pada saatnya kita berada kita menyadari bahwa Allah itu mencintai makhluknya dan tetap menjaga diri kita untuk tetap dalam jalur yang semestinya.

Dan saat ini aku berkuliah di jurusan komunikasi, jurusan sosial. Di saat sebelumnya, aku tergila-gila ingin masuk kedokteraan karena motivasi menyelamatkan hidup oranglain disaat ayahku meninggal karena kecelakaan tidak terselamatkan. dan menulis adalah aktivitas yang menjanjikan serta mendominasi dalam kehidupanku saat ini setelah sebelumnya hanya sebuah potensi yang kupendam-pendam dan ku sembunyikan.Lalu entrepreneurship menjadi fokus perhatian dan pembelajaran yang kupelajari saat ini. Di saat sebelumnya aku mengabaikan kesempatan itu dan berkutat pada desain menjadi sebuah kesukaanku.
Maka Percayalah, apapun langkah kita dan mimpi kita akan sejalan dengan pilihan kita. Dulu aku belum pernah rencana jangka panjang untuk kehidupanku kelak. Namun sejauh diri ini melangkah dan mendewasa di muka bumi. Akan kita sadari dimana jatidiri, dan seharusnya kita berada.
Mimpiku tertempel di dashboard kamarku yang dapat aku lihat setiap hari dan saat. Salah satu mimpi besarku adalah kontribusiku dari kemampuanku untuk menjayakan islam kembali, berada dalam lingkaran perjuangan Islam ketika ia bangkit kembali dari keterpurukan dan fitnah saat ini. Dengan ilmu, tulisan, gerakan sosial, ketulusan, kontribusi, dan ilmu media komunikasi yang penuh akan fitnah merupakan tantangan besar pilihanku mengemban misi mendalami dunia media ini.

for your inspiration :)

You May Also Like

0 comments

What's your opinion about this article ?