facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



Pernah dengar istilah volunteer ? 

Yups kita sering kenal dengan kata relawan. Kegiatan volunteering saat ini telah menjamur dan trendnya sendiri. Anak – anak muda sekarang senang sekali untuk mengikuti kegiatan volunteer, walau masih begitu asing di anak muda gaul tapi melakukan kegiataan volunteer apalagi yang sifatnya seleksi dan lolos itu jadi prestise yang sangat membanggakan di mata sebagian orang. Volunteer identik dengan seseorang yang tingkat kepedulian tinggi, caring, cerdas, memiliki empati dan survivor yang handal karena banyak kegiatan volunteer yang akan terjun di daerah – daerah ekstrem, entah itu lokasi, ataupun juga budaya yang asing. Tentu orang – orang yang terpilih dan kuat menghadapi adalah orang – orang yang mampu beradaptasi dengan mudah dan fleksibel.

Saya pribadi senang mengikuti kegiatan terjun di daerah daerah yang belum pernah saya datangi, ada hal menarik yang biasa saya temukan ketika melakukan ekspedisi mengeksplore hutan, hiking dan lain – lain. Saya sudah mengikuti kegiatan demikian sejak selalu ikut alm ayahanda dulu yang hobi memancing di tempat – tempat terpencil, tak jarang juga ke hutan bebas, ketemu hewan – hewan liar, kecebur sungai yang gak dikenali juga pernah. Tak jarang karena kisah kecil itu, jadi terbiasa dan makin dewasa ingin sekali mengulang memori itu lagi.

Ada apa dengan mindset seorang volunteer?

Nah, ketika membahas volunteer. Ada sebuah hal dasar yang membedakan kita antara orang yang bermindset volunteer dan mindset orang – orang kebanyakan. Itu yang bikin sosok volunteer itu “beda” dan “istimewa”. Dua tahun lalu ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional kepengurusan TDA Kampus (Tangan Diatas) pada saat itu kak Arry Rahmawan yang merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan hal yang membekas dan menjadi sebuah pegangan saya untuk membedakan orang – orang yang “istimewa” dan memiliki volunteer mindset.
“Ketika kamu melihat seseorang mencintai sesuatu atau sebuah komunitas dan organisasi ingatlah, orang – orang tersebut akan berpikir apa yang bisa dia berikan untuk komunitas dan organisasi tersebut, sedangkan yang lainnya ketika ia berada dalam lingkaran itu ia akan berpikir apa yang ia dapatkan di dalamnya, dan jadilah orang – orang yang berpikir apa yang bisa saya berikan untuk lingkaran ini”
Kita seringkali menagih janji, entah itu berkecimpung dalam sebuah pekerjaan entah itu dalam lingkup lingkungan kehidupan kita, komunitas, dan organisasi tanpa perlu memikirkan apa yang harusnya kita lakukan. Kita selalu menuntut oranglain bertindak laku sesuai dengan kita, benar tidak ? 
Egois bukan, diri kita? Tapi orang – orang bermindset volunteer dalam hidupnya. Ia punya kerelaan yang berbeda dari orang kebanyakan. Entah mengapa, menurut saya kegiatan volunteering membuat diri kita menjadi lebih peka kepada oranglain, bahkan diri sendiri untuk meredam emosinya dan juga egoistik yang ada di jiwanya, menekan hawa nafsu yang mengebu – gebu ingin diperhatikan, menjadi raja atau ratu di depan orang lain. Orang – orang yang bermindset volunteer mendedikasikan hidupnya menjadi relawan untuk kehehidupan. Why ? Karena dia selalu bertanya dalam hati, 

“Apa yang saya berikan untuk mereka?”

“Apa yang saya berikan untuk kehidupan ini ?”

“Apa yang saya berikan untuk Sang Maha Yang Menciptakan ?”

Saya menilai orang – orang yang memiliki pemikiran demikian akan senantiasa menjadi sinar buat orang lain, dan wajar bila Tuhan memudahkan hidup mereka karena hati berlian yang mereka miliki. Pernah tidak bertanya mengapa tetangga kita begitu acuh dan sombong ? Kenapa kita tak punya teman ? Kenapa kita tak memiliki keharmonisan misalnya di keluarga ?

Coba berpikir kepada diri kita sendiri, sejauh apa hidup dan diri kita berikan untuk mereka. Mungkin kita tak pernah menyapa dulu, selalu bermuka masam ketika bertemu, atau bahkan seringkali mengabaikan sapaan mereka sehingga mereka juga tak ingin lagi menyapa kita. Bisa jadi kita tak memiliki teman karena memang memilih sendiri, tak pernah membantu, atau bahkan menyulitkan oranglain bukan memudahkan. Bila hidup kita tak seindah dengan keluarga ? Mungkin bisa jadi kita tak pernah memberikan waktu untuk keluarga sehingga merasa asing dalam orang terdekat sendiri.

Menurut saya, volunteer mindset itu bukan berdampak kecil, sikap kerelawanan adalah sikap seorang hero! Pahlawan. Bukan hanya untuk orang lain tapi dirinya sendiri. Kegiatan volunteering adalah sarana untuk mengasah kepekaan itu. Ditambah lagi ketika kita sudah menemukan rasa di dalamnya, dirimu akan selalu haus untuk memberi, sehingga ingin memperkaya diri agar bisa memberi. Memperkaya dalam arti ilmu, kerja keras, rasa solidaritas, pertemanan. Hal – hal positif lainnya. 

Hal yang biasanya selalu mengikuti kegiatan volunteer mengajar, akan ingin mengajarkan hal – hal baru untuk bahan ajarnya. Bagi yang sering ikut kegiatan sosial atau kebencanaan akan ingin menjadi sosok tangguh dan kuat untuk bisa menjadi tameng pelindung ketika hal demikian terjadi.
Volunteering juga bisa mengasah diri kita menjadi sosok pemimpin, yang saya sampaikan bahwa volunteer adalah hero! Pahlawan!

Nah, bagi kamu yang belum pernah ikut. Coba luangkan waktu untuk mengikuti kegiatan kesukarelawan demikian. Mungkin kamu bisa menemukan sesuatu yang belum ketemu, seperti kepercayaan diri, passion, atau hal yang belum kamu temukan dalam diri kamu. Bagi yang sudah pernah, jangan berhenti tularkan kembali semangat untuk berbagi dan rasa volunteerisme itu kepada yang lain.

Karena satu langkah kita bisa membuat perubahan besar!
Be HERO ! 

***
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Hmm, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan undangan special dari BCA. Jujur aja, saya ga pernah kepikiran kalau blogger itu bisa ikut event – event keren. Ternyata dan ternyata, blogger diluar sana sudah menjadi profesi yang menjanjikan loh. Kalau sekarang mah kalau kita cerita sama temen – temen, kita selalu dapat sipit mata dan senyum miring kalau pas ditanya, kerjaan kamu apa ? Ngeblog! Hmm, mereka bakal pandang bahwa blog masih sekedar hobi ya gitu – gitu aja.
Ini kali ketiga saya mendapatkan kesempatan buat untuk membantu menceritakan hal baru kepada teman – teman. Thanks berat buat infonya, sang blogger hits dengan ID @mutmuthea yang suka narik – narik saya buat event – event beginian.

Hari itu kita kecepetan dateng, karena di infokan via e-mail kalau registrasi dimulai jam 17.30. Udah deh saya cepet – cepet cus ke lokasi yang baru diberi tahu fixnya sekitar H-2. Saya bersyukur banget ada temen yang ikutan buat ngingetin, saya ga kebayang kalau sendirian karena saya tipikal suka nunda kalau buka – buka message, ntah itu sms, email. Ga tahu kenapa haha. Bawaanya kalau buka hal demikian itu imajinasi saya tuh mikir ada kerjaan ga jelas gitu, ntah itu sms promo, spam dan lain – lain.

Ga tahunya kita dan beberapa teman yang kebetulan lolos dari 20 orang yang dapat kesempatan menarik itu udah dateng, and then semuanya tim superhero @kongkownulis. Parah deh! Hampir setengah anak – anak @kongkownulis.

Ketika registrasi kita dikasih tahu kalau event bakal dimulai pas setelah maghrib, untung aja lokasi acara itu keren banget, tepatnya di @Antiqa Café & Resto. Jujur aja, kaget sih di Pekanbaru ada tempat surprise gitu. Mengingat saya gak tipikal orang suka hangout jalan – jalan ngiterin pekanbaru atau nongki cantik di café kalau gak ada perlunya hehe. 

Penampilan Live Musik pengiring saat night dinner

Setelah sholat acara pertama itu pembukaan oleh MC yang belum apa – apa saya jadi sasaran bahan buat MC nya, -_- always like this. Bahas chocohip di hidung deh, bahas usia, banyak deh. Akhirnya setelah pembukaan kita disajikan music pengiring dengan dimulai dinner istimewa bareng – bareng. Nyesel banget sebelum kesana saya udah makan dulu di rumah, takut kelaperan pas acara. Karena ga mikir bakal disuguhi sama banyak makanan. Alhasil, demi – demi menghindari kemubaziran saya ambil dikit – dikit, ntah itu nasi, lauk pauk, sayur, kue – kue. I’m so full! 

Setelah itu kita masuk sesi materi oleh mas mimin @kulinerpku. Sebenarnya sering diceritain sama mba @mutmuthea tentang kulinerpekanbaru sebelumya dan perjalanannya hingga sekarang followernya udah melimpah ruah, ntah itu di Instagram dan follower. Kulinerpekanbaru itu telah menjadi bagian penyebab obesitas warga pekanbaru” kata MC sambil nunjukin perut.



Saya pribadi seneng pantengin ini akun, karena banyak giveaway makan gratis hehe. Mahasiswa gitu kan- hoho. Beberapa kali pernah menang dan nagih ikutan hehe. Sesi materi diisi oleh mas Hendra Alya selaku food photographer eksis di Pekanbaru, awalnya saya kenal doi di bidang itu. Gak nyangka dia bagian dari akun @kulinerpku. Jadi wajar tampilan makanan di akun itu mengugah selera, karena yang moto juga ga sembarang orang kan. Doi cerita tentang gimana jadi seorang food blogger yang baik. Walaupun saya bukan seorang food blogger tapi materinya works banget untuk sesi – sesi promosi, misal – misal nantinya saya buka restoran kan.

Doi kasih beberapa tips, untuk pengambilan gambar yaitu mementingkan pencahayaan jangan sampe backlight, usahakan datang ke lokasi tempat makan itu siang hari dan posisi dekat jendela. Jika malam hari usahakan dekat dengan lampu yang terang. Kalau mau hasil bagus, pake tripod supaya hasilnya gak goyang, walaupun pake smartphone.

Di sela – sela diskusi ada yang nanya, gimana sih penghasilannya seorang food blogger atau terkhusus @kulinerpku yang kan kalau makan ya ngeluarin uang pribadi buat review makanan. Jawabannya diluar dugaan, ya minimal kamu udah dapet perbulannya limabelas-an, yups! Limabelasan jeti jeti. Haha gitu sih kata mas mimin. Hayo gedeaan mana sama UMR kita ? Hmm, jadi segala profesi kalau ditekunin mah semua okeh!


Btw, masuk sesi kedua!
Materi dan sharing dari tim BCA, diisi oleh mba Analiza. Dari namanya aja kelebihan perbankan banget haaha, peace ya mbak! Mbak Analiza cerita kalau BCA ngeluarin Inovasi baru namanya #Sakuku. Btw, memang di era globalisasi ini penggunaan rekening di bank lebih dominan untuk alat pembayaran ketimbang menabung. Iya gak sih? Beli online, transfer sana sini, bayar uang kuliah, listrik, pulsa semuanya disana. Paling tidak ada uang masuk kalau enggak kiriman, gajian, atau juga kiriman orang baik. Hehe saya masih bisa dihitung jari kalau untuk nabung. Paling tidak ada kerjaan dapatnya tunai, baru dimasukin di rekening.

Pembayaran melalui rekening saya pribadi ngerasa lebih aman ketimbang tunai, apalagi kalau budgetnya tus – tus atau jut – jut. Saya udah pernah kehilangan tus – tus dan jut – jut sebelum uang itu saya masukin ke rekening. 



Inovasi Sakuku ini memudahkan kita untuk membayar apa aja via online dengan aplikasi sakuku. Sakuku itu seperti dompet elektronik dan kita gak perlu punya rekening BCA untuk bisa daftar dan menggunakannya. Inovasi Sakuku itu dompet elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya. Untuk punya Sakuku kita bisa didownload di Play Store untuk Android (OS 4.0 berikutnya) ataupun App Store buat pengguna iPhone (iOS 7.1 berikutnya). Siapa sih jaman sekarang gak pake android atau kita kenal smartphone hehe masih ada tapi jarang, mengingat anak – anak generasi millennials ini maunya gak ketinggalan kan. Seperti halnya dompet yang perlu diisi, Sakuku juga perlu diisi alias top up minimal Rp. 10 ribu. Channel top up Sakuku di ATM BCA, KlikBCA Individu dan BCA mobile. Khusus top up di KlikBCA Individu dan BCA mobile, kamu bisa setting top up secara berkala mulai dari setiap tanggal tertentu, setiap hari tertentu atau setiap beberapa hari tertentu.  Limit maksimal Sakuku kamu Rp 1 juta tapi kalau kamu aktivasi ke Sakuku Plus limit maksimalnya Rp 10 juta.
Beberapa fitur sakuku yang keren :

1. Bayar Belanja
Nah, ini penting kalau belanja kita tinggal scan QR code di merchant toko fisik dan online yang sudah kerjasama dengan Sakuku.

2. Isi Pulsa
Ini fitur keren juga, daripada males ke counter beli online lebih enak kan. Pakai sakuku kamu bisa isi ulang pulsa ke nomor sendiri, nomor orang lain dan minta diisiin pulsa. Saya pribadi udah jarang banget ke counter, paling enggak ke atm karena jumlah pulsa yang dibeli sama dengan harga pulsa yang dibayar seringkali. Bahkan kadang ada promo bisa lebih murah loh, semoga kedepan banyak promo dari #Sakuku BCA yaa..

3. Transfer
Saya pribadi masih kesulitan kalau transfer – transfer ke rekening orang, nah dengan adanya fitur ini kita bisa transfer kemana aja dengan minimal transfer Rp.5000. dan satu lagi fitur ini juga bisa nagih transferan temen, kalau – kalau doi ada utang kita malu nagih lisan. Biar Sakuku aja yang ngingetin hehe.

4. Split Bill. 
Nah, fitur ini memudahkan kita buat ngebagi bayaran ke beberapa orang. Maksimal 9 orang. Kita sering tu belanja makan atau jajan kemana gitu rame – rame. Pas bayar susah banget ngitung berapa uang yang dikeluarin buat bayar. Nah dengan ini, bisa ditalangin sama temennya nanti langsung terhitung dari aplikasi #Sakuku secara otomatis berapa yang mau dibagi rata atau sesuai tagihan masing-masing, tinggal klik – klik udah deh. Intinya semua temennya harus punya aplikasi ini bareng.

5. Tarik Tunai di ATM BCA
Nah, kita bisa narik tunai kalau lupa bawa dompet pake smartphone. Saya pribadi lebih suka ninggalin dompet ketimbang smartphone hehe. Dengan fitur ini kita bisa tarik tunai di ATM tanpa pake kartu ATM. Caranya cari ATM berlogo SAKUKU dengan kelipatan Rp 50.000,- dengan maksimal per penarikan Rp 1.250.000,-.

Beberapa merchant yang menggunakan sakuku dan udah kerjasama udah banyak banget. Tapi sayang emang dominasinya banyaknya di ibukota dan jawa island hehe.
Tapi untuk di Pekanbaru ada beberapa, contohnya ada Chattime, Alfamart, BakmiGM, Excelso, Gramedia, dan lain – lain

Lengkapnya bisa cek disini : 
Nama Merchant Kerjasama SakuKu
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/Merchant-desktop-version
Merchant Sakuku Berdasarkan Kota
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/kota-merchant-sakuku

Saya berharap banyak merchant lagi yang memudahkan terkhusus di Kota Pekanbaru. Di akhir sesi kita foto – foto dan juga kuis  - kuis. Ga nyangka saya dapat doorprize kuis berhadiah voucher. “Fix makan lagi” (isi hati hehe)

Ini foto - foto on backstage ^_^
ada yang ngantri makan, ada yang narsis



Yipiii doorprize!

Semoga infonya bermanfaat :D
Terus menulis yaa !
#NgobrolBloggerPKU #InovasiBCA


Bahas bullying rasanya berat ya, mengingat sesuatu yang tidak pada semestinya. Bukan bullying bercandaan temen karena keakraban. Tapi bullying yang udah masuk ranah kekerasan baik itu fisik, pikiran, dan hati. Berat! Nah gimana kalo bullying diri sendiri ?

Sebenarnya judul kali ini, pengen bikin tentang bagaimana kita supaya bersyukur sama diri sendiri dan gak menyalahkan diri karena apa yang tidak kita miliki. Tapi sepertinya kata “bullying” cukup kontroversial dan mewakili untuk kita yang keterlaluan banget hopeless sama diri kita sendiri.

Ceritanya saya dapat beberapa curhatan teman belakangan ini ntah itu baru dikenal atau temen lama yang tiba – tiba kontak ngajak berdiskusi. By the way, sepanjang cerita kita gak sadar kita sudah masuk momen berkeluh kesah hehe. Biar deh namanya manusia, kadang kala perlu tempat untuk mencurahkan isi pikiran agak beban sedikit berkurang. Tapi kesini – sini saya paham, kalau saya dulu pernah mem-bully diri sendiri ketika dalam keadaan down, gak semangat, gagal, dapat ujian kehidupan dan lain – lain. Kayaknya semua hal yang terjadi di hidup kita negatif .... muluk. Entah itu cerita tentang kondisi sekarang, masa depan, dan apapun itu. 

Well, kadang kala kita sering melakukan ini. Bullying yang kita lakukan itu sama diri kita sendiri itu baik itu berupa pikiran negatif yang mandek nempel di diri kita, atau keluh kesah negatif yang kita sampaikan ke orang lain. Rasanya udah cukup deh kita nemuin bullying yang sudah jutaaan abrekan ada di media sosial, dimana – mana hinaan, cacian, negatifisme, benci – benci. Cuapek loh, adakalanya saya pengen banget absen dari persosial mediaan, tapi gak bisa. Banyak hal juga yang musti diketahui kalau enggak bakal jadi manusia kudet, mau gak mau harus filter hal – hal yang harus dikomentarin, hal yang perlu dicuekin, dan disupport habis – habisan. *duh keceplos curhat dikit. Oke lanjut!

Apa sih tanda – tanda kita bully diri sendiri ?

Ini beberapa hal yang menurut saya yang bikin kita jadi manusia negatif dan endingnya depresi karena tanpa sadar sikap kita membully diri kita sendiri :

1. Selalu berpikir negatif
Ini sikap yang harus dibuang jauh, kita belum apa – apa udah hopeless udah negatif, udah mundur. Kayaknya semua hal di dunia ini diciptakan gak baik. Entah itu komentarin orang yang berpikir berbeda dengan kita, entah itu sama pilihan – pilihan yang dikasih di hidup kita kita selalu berpikir itu gak baik. Apalagi ujian kehidupan yang didapet, alhasil resah di hati dan pikiran guys!

2. Membandingkan hidup kita sama orang lain

Nah! Ini perlu di highlight banget. Pernah gak dapat momen gini, 
“ihh kakak itu IPKnya sempurna loh!”
“ih si fulanah itu cum laude guys! Dapet tawaran lagi ke luar negeri buat lanjut kuliah!”
“eeh eeh, si itu tu udah cantik sekarang punya butik sendiri,”
“Bro kita itu sekarang udah bikin startup sukses se Indonesia, bentar lagi udah mendunia,”

Parah nih kalau diterusin, kita banyak nemu gosip positif yang kadang kala bikin telinga kita panas. Bukan karena gak seneng mereka jadi sukses. Tapi gak seneng karena kita gak bisa kayak mereka.
Kenapa sih mereka enak banget hidupnya ? Kita gini – gini aja,
Pasti pernah nanggepin atau berpikiran gitu. Kalau enggak pernah, selamat deh! Kamu orang keren bin calon sukses! Karena hal kayak gini gak muncul lagi bagi orang – orang yang udah happy sama diri mereka sendiri.

Kita punya hal istimewa di diri kita miliki, hidup yang kita pilih, jalan yang kita jalani. Semua itu kehendak kita. Jadi stop buat kita ikut – ikutan dan ngebandingin diri kita sama yang lain. Fokus sama diri sendiri, apa yang kamu mau, apa yang bikin kamu bisa tenang, apa yang bisa bermanfaat bagi orang dari hal yang kamu miliki, apa yang perlu kita maksimalkan dari potensi yang kita miliki. Nah untuk prestasi dan kesuksesan adalah hadiah dan bonus dari Allah SWT karena kita udah menjadi hal baik dan menjadi hal terbaik versi kita tersebut.
Be the best yourself!

3. Gak bersyukur dan tidak puas diri

Gak bersyukur itu juga berkaitan sama poin sebelumnya, kita suka bilang ke diri kita kalau kita adalah orang termalang dan tak berdaya di dunia ini. Wuaah ! Bahaya, ini bikin hidup kita terlalu over mengejar sesuatu yang seharusnya tidak menjadi prioritas kita. Bikin ego kita meningkat, alhasil orang – orang di sekeliling kita bakal gak betah dan gak senang dengan kita. Kita jadi orang yang kufur sama pemberian Allah SWT, Allah nanti murka. Yuk perbaiki diri kita!

4. Terlalu over berkeluh kesah atau menyebarkan hal negatif

Hal ini kejadian kalau kita terlalu mengemis – ngemis sama orang terdekat kita buat di dengerin kisahnya. Sampe berkali – kali sampe kita gak sadar kalau sebenarnya orang yang kita curhatin juga punya masalah sendiri. By the way, saya percaya kalau aura manusia itu menular. Kalau kita cerita sedih ke orang lain, aura nya negatif tuh. Nah, ketika kita cerita aura itu jadi mengalir ke mereka yang kita ceritaain alhasil terkumpul. Walaupun ini berkaitan sama orang lain, tapi sebenarnya nanti efeknya membully diri kita sendiri. Karena akan terjadi pantulan aura negatif mereka ke kita. Contoh, mereka akan bosan untuk dengerin cerita kita. Apalagi kalau kita cerita gossip, menebar cerita bohong, negatif, kebencian dan lain – lain. Mau gak mau kedepan konsekuensinya ada di diri kita sendiri yang hidupnya diliputi kebencian dari orang lain, karena kita sarangnya hal negatif itu.
Apalagi zaman millennials sekarang, dengan mudahnya dengan jari – jari kita menyebarkan hal apapun. Sabar dan manajemen diri untuk control hal ini adalah hal yang tepat biar gak keterlaluan. Misalnya dengan menyalurkan ketidaksenangan kita dengan tulisan yang mencerahkan atau kalau emang susah dan benci banget cukup di diary aja apalagi hal pribadi. Jangan jadi konsumsi publik sampe - sampe bikin vlog dan ditonton banyak orang *eh.

5. Terlalu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi
Hoho, ini kejadian nih sama kita yang dalam masa – masa transisi. Saya ada cerita di tulisan sebelumnya. Hal ini kadang kala bikin kita depresi dan tanpa sadar ngebully diri kita sendiri. Boleh sih khawatir sama hal kedepan, tapi jangan sampai lupa sama masa kini. Azeeh berasa motivator banget dah. Tapi bener deh, sebenarnya masa depan kita itu di cerminkan dari masa kini. Walaupun emang belum tentu apa yang terjadi sekarang apalagi buruk itu juga buruk kedepan, kita masih ada waktu untuk mengubah diri kita jadi lebih baik. Kalau sekarang kita sadar masih banyak yang kurang, secepat mungkin untuk berkomitmen mengubah diri kita biar masa depan kita bisa cerah. Gak akan ada yang tahu tentang masa depan kita kecuali Allah SWT dan diri kita sendiri sebenarnya pengen masa depan kita ada harapan.

Seperti kutipan sebelumnya, the goal without the plan is just dream. Kita masih bisa merancangnya. Tapi dalam merancang, jangan terlalu over khawatir yang bikin kita jadi manusia penakut.
“Duh gimana kalau gagal?”
“Kalau lamaran aku ditolak gimana?”
Hmm, simpen khawatirnya dengan kata “menerima”. Insyaallah ademm, kayak iklan adem sari.

6. Rendah diri

“Aku kan sekolahnya di pelosok gak bisa deh,”
“Aku bukan orang kaya”
“Aku gak pinter, matematika aja selalu remedial,”
“Aku jelek,”

Banyak deh kita nisbatkan hal negatif di diri kita. Banggalah sama apa yang kita punya, walau itu secercah harapan. Jiaah ~ maksudnya secercah harapan yang kita punya untuk manusia yang lebih baik. Itu udah top deh buat kita plong menjalani hidup. Banggalah sama kesukaan kita, hal unik yang kita punya. Bahkan rumah kecil mini kita. Kadang ada segelintir orang yang memperhatikan kita loh, yang ingin sekali menjadi diri kita. Bahkan dia ingin memiliki apa yang kita miliki entah itu teman yang ramah, orang tua yang penyayang, rumah yang mungil di tengah desa. Padahal barangkali hal demikian bukanlah kelebihan menurut kita, tapi di mata mereka itu adalah sesuatu yang mereka idamkan. Jadi gak patut rasanya kita rendah diri, kalaupun kita gemuk, pastikan otak kita juga gemuk (kayak menghibur diri sendiri wkwk) kalau pun itu bisa diubah ya usahakan kita bisa mengubahnya lebih baik. Misalnya kita kurang pintar dalam hal tertentu kita masih ada waktu untuk belajar, kalau kita kekurangan kita bisa ambil cara supaya bisa kerja keras bisa menghasilkan lebih banyak dengan impact yang lebih baik.

7. Putus Asa

Ini masuk poin, tanda – tanda kita membully diri sendiri. Dengan putus asa, kita sudah menutup harapan Allah untuk menciptakan hal baik di masa depan. Entah itu putus asa pencarian jodoh, ( ini ada nih yang curhat, bisa jadi yang baca) haha. Entah itu pekerjaan yang belum ketemu, naskah tulisan yang belum lolos penerbit manapun. Masih banyak ruang yang sering bikin kita putus asa. Tapi jangan lakukan gaes, semua pasti ada kemudahan. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Seperti yang dijanjikan olehNya. Teman – teman bisa baca tulisan saya yang ini : Bertemanlah dengan Kegagalan. Apa yang hal bisa bikin kamu jadi bangkit lagi.

Btw, tujuh hal diatas itu bisa ngewakilin penyebab kita bisa ngebully diri sendiri. Nah! Kalau udah ada tanda itu di kamu pastiin lagi buat dihilangin ya. Karena gak baik kalau dipelihara, hidup kamu yang secerah matahari bakal jadi segelap malam. Duhh peribahasanya hihi.

SELAMAT BAHAGIA UNTUK DIRIMU !

***
Tulisan diatas murni untuk menasehati diri sendiri dan juga berbagi untuk teman - teman. 
Semoga bermanfaat dan menginspirasi!

yang menulis belum tentu lebih baik dari yang membaca


Kamu yang baca ini pernah gak mikirin sesuatu yang dalam banget? Lamaa! Terus penuh dengan masa perenungan cukup lama, bikin gelisah, bikin khawatir. Bukan lagi galau sama something “perasaan” gitu tapi lebih kepada apa yang kira kira bakal kamu lakuin ke depan. 
Saya sebagai seseorang yang sedang dalam masa transisi selalu ngalamin hal -hal ini. Sama halnya ketika waktu transisi dari SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke kuliahan dan ntar lagi kuliahan kelar. Sensasi mikirin hal itu makin lama makin berat. Ternyata jadi orang “gede” gak mudah yaa. 
Pada suatu momen. Hal yang saya lakuin itu adalah lebih banyakin momen sendiri dulu, menemukan apa sih yang sebenarnya akuh mau kedepan buat gak ikut- ikutan orang, terus juga nanya ama orang orang yang sudah ngelewatin masa – masa itu gimana cara menghadapinya, gimana bisa ngelewatinnya, apa hal – hal yang bikin easy nerima hal itu.

Somehow, kita gak akan pernah tahu masa depan, right?

Tapi yang bisa kita lakuin adalah di masa kini. Seperti yang pernah saya denger dari motipator dulu yang lagi kena ujian kehidupan “you know lah siapa”, masa depan sesungguhnya adalah masa kini. Karena masa kini lah yang bisa merubah masa depan, jadi kalau ingin masa depannya baik yaa berhati – hatilah dan berusahalah yang terbaik di masa kini, karena implikasinya adalah di masa depan.
Terus gimana kalau kejadian hal – hal yang gak kita rancang tiba – tiba datang ?

Ada beberapa mindset yang bisa nenangin pikiran kita kalau datang hal – hal yang kita duga ;

1. Tuhan gak akan kasih ujian dari batas kemampuan hambanya
Well, mindset ini harus ditanam banget di diri kita. Semua yang terjadi pasti ada maksud oleh Allah kenapa kita dikasih ujian atau hal – hal mendadak dihidup kita. Kalau balik ke sebuah ayat Quran yang mungkin kamu pernah denger “Jangan mengaku beriman kalau kamu tidak diuji”

2. Kita gak sendirian dapat ujian atau masalah
Gak ada di dunia ini yang gak punya masalah, pasti punya. Kalau gak ada masalah berarti dia bermasalah alias jiwanya ga idup. Atau orang – orang yang udah ga bernyawa lagi. Masalah lah yang membuat manusia itu yaa manusia. Satu lagi, kalau ngerasa sendiri dan masalahnya yang paling berat, inget semakin tinggi pohon semakin kencang anginya bertiup. Kalau kamu kelasnya anak SD dapat ujian yaa anak SD kalau kamu kelas konglomerat kalo rugi dalam berbisnis ya kelas konglomerat juga.






3. Naik level
Gak ada namanya jalan mulus, jadi ketika kejadian hal yang gak sesuai atau mendadak. Anggap aja ujian naik ke level lebih tinggi. Ibarat main games di PS atau game hp deh. Kalau levelnya naik yaa makin susah, kalau lolos kita bakal nemuin hal – hal baru dan lebih sulit dari level sebelumnya. Sepakat gak ?

4. Hadapi dan Nikmati !
Mudah banget ngomongnya, tapi susah loh! Kadang kita itu suka mikir kepanjangan. Mikir terlalu jauh sampe lupa hal yang deket – deket yang seharusnya kita lakuin. Galau sama hal yang belum kejadian, tapi mengabaikan apa yang seharusnya dilakukan di masa sekarang. And then saran banget kalau kita kepikiran hal gitu bikin kita ga mood, terus bete – bete. Balik mikirin sesuatu yang simpel, “Kalau kamu susah berpikir hal di masa depan, kenapa tidak mikirin dahulu sesuatu apa yang bakal kamu lakukan esok hari?” ini kutipan saya kutip Oppa Hyun Joo, Hyungnya Kim Tan dari drama Korea “ The Heirs” haha jangan ketawa yaa readers!

      Saya menulis juga bukan karena saya juga udah beres dan gak galau, malah ini lagi masa – masanya alone timing-nya saya buat fokus pada sesuatu dan juga ngetrack jalur random yang dulu udah saya bikin jaman – jaman dulu. Saya selalu punya plan tahunan yang saya bikin art atau dream plan buat ngelakuin sesuatu, tapi nyatanya kadang kala ga sesuai harapan, atau kitanya yang lupa hingga keluar jalur. Ibarat lupa baca peta deh, atau salah baca peta. Jadi perlu banget bagi kamu yang mungkin sampe sekarang gak punya dream plan bikin dari sekarang. Gak usah takut dan malu kalo punya impian tinggi. 

      Btw, ini kata – kata sebenarnya nasehatin saya banget yang sedang krisis impian dan goyah – goyah ga jelas. Tapi makin lama saya beruntung ada teman – teman yang selalu ngesupport dan ada aja momen yang datang buat selalu inget sama impian – impian yang pernah disampein ke mereka. Inget gak waktu masih usia kecil dulu, jaman SD deh. Kalau ditanya mau jadi apa? Kita selalu teriak kenceng dengan impian yang tinggi! Aku mau jadi dokter, aku mau jadi pejabat! Aku mau jadi presiden. Banyak impian yang begitu luarbiasa hebatnya. Tapi sekarang kalau ditanya, gak banyak juga yang akhirnya surut langkah dengan kata – kata, aku mau kerja di kantor ini ajah, atau mau bergaji sekian, dan lain – lain. Why ? Kenapa kejadian hal ini ? karena kita terpengaruh sama lingkungan, temen – teman, tekanan – tekanan yang bikin kita goyah. Satu lagi, cemooh yang kadang – kadang hadir kalo kita punya impian tinggi bikin kita jadi down kan ?

      Satu lagi, satu – satunya orang yang bisa memperjuangkan impian itu siapa lagi kalau bukan kita? Kan kita yang ngejalanin, kita yang bermimpi, kadang saya sendiri suka sebel ama orang – orang yang suka komentar yang gak diminta buat komentarin keinginan kita. Lagi – lagi paling kita ngomong ke hati, “ke depan akan saya buktiin pokoknya!”


Ada beberapa tips yang baik buat kamu dalam masa – masa nanya ke diri sendiri 
“what the next?”

1. Kalau lagi berat banget, kasih jeda sama aktivitas yang dipunya. Misalnya lagi aktif banget di sebuah kegiatan yang rutin. Coba minta break dulu dalam beberapa waktu tanpa mengindahkan tanggung jawab. Di momen ini adalah momen buat lebih ngedengerin kata hati yang dulunya kebanyakan gak didengerin karena hal luar yang berisik dan ganggu pikiran kita.

2. Lakukan aktivitas flashback, misalnya ketemu orang – orang lama yang kira – kira bisa dimintain cerita buat sharing, nasehat dan lain – lain. Kadang kala momen ini bisa dapatin insight baru dan penilaian baru buat diri sendiri di masa lalu dan masa sekarang. Kita bisa dapat pencerahan dan penilaian mereka terhadap kita yang sekarang, dan apa definisi yang mereka liat dari kita. Misal nih ketemu teman lama, “ Eh mel, sekarang nulis aja yaa.. kegiatan apa lagi ?” atau “Ca, kamu kerja disitu ngapain aja, apa aktivitasnya ?” Pertanyaan mereka seputar diri kita yang sekarang dan mereka bandingkan di masa masih bersama mereka bisa jadi insight yang baik buat kita menyusun puzzle perubahan diri kita buat mengenal diri.

3. Buka – buka buku diary, nah ini penting juga nih. Bisa jadi kita nulisin harapan – harapan kita buat kedepan. Atau ngeliatin curhatan aneh dan emosional kita kalau lagi galau atau lagi semangat! Semuanya ke gambar dibuku itu. Kadang kala saya juga sempat menuliskan impian – impian yang terrekam di buku diary tapi lupa ketulis di dream plan. Bisa jadi kita nerusin haluan kita yang mungkin udah jauh dari diri kita yang sebenarnya.

4. Ikut seminar atau talkshow pengenalan diri, nah ini keren juga. Saya belakangan ini ngincer kegiatan kayak begini. Entah itu manajemen diri, motivasi pasca kampus, job plan, financial plan dan lain – lain. Kita bisa dengerin langsung pengalaman dari ahlinya atau orang – orang yang udah ngelakuin atau berada pada masa – masa transisi ini. Kita juga bisa belajar dari kesalahan yang mungkin mereka lakuin dan dulu – dulu lakuin biar gak kejadian juga sama kita. Nah ini ada yang saya ikutin, Ngobrol Pasca Campus oleh Kak Afif yang diselenggarakan fim club 10, salah satu forum yang pernah saya ikutin tahun lalu sebagai alumni. Kak Afif ini juga alumninya, doi perfek banget kalo saya nilai buat ngeplanning impiannya. Super deh! Bisa kunjungi reviewnya di blog doi nih. “Sharing Pasca Kampus bareng Kak Afif dari FC 10”

5. Nah ini yang penting, ditulis! Dan di lakuin sesuai apa yang udah direncanain. Pilah pilih yang kira – kira bisa dilakuin sekarang, beberapa bulan kedepan atau tahun depan. Temen – temen bisa searching aja bikin dream canvas gimana. Kalau saya pribadi masih random banget, banyak di tempel di kamar. Tapi kadang kala lupa dipilah pilih realistis apa enggak. Kebiasaan khayal sayanya hehe.

6. Terakhir, jadi diri sendiri! Impianmu yaa ceritamu! Gak ada tuh ceritanya ikut – ikutan haha. Tapi bisa aja nanti kamu udah berkeluarga atau berencana untuk itu pastinya bakal ada kolaborasi impian sama si partner itu hehe. 

Nah pesan saya pribadi dan buat nasehat saya sendiri, “jangan sampai impian kita itu mencederai orang lain. Sebaik – baiknya keputusan adalah yang juga memikirkan dampaknya dari orang orang penting di sekitar kita”

Don’t be arrogant!

Sekian terimakasih!
Semoga menginspirasi!

*** 

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.


Berasa serius banget membahas tema kali ini. Sudah lama rasanya ingin menuliskan keresahan mengenai hal ini. Makin gregetan ketika saya berdiskusi dengan salah satu tim sukses perpustakaan kota Pekanbaru, Pak Attaya yang jago nulis blog dan kekinian hihi. Kebetulan komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman yang bernama Kongkow Nulis telah membangun kolaborasi dengan Badan Perpustakaan Kota untuk saling bersinergi dan membantu untuk mengkampanyekan minat baca dan juga kegiatan reading campaign khususnya di Pekanbaru.

Ketika pada saat diskusi tentang kegiatan besar kita yakni peringatan anniversary kita yang kedua. Kita masuk ke obrolan tentang program hibah buku yang rencananya kita laksanakan juga pada kegiatan itu. Di obrolan ini membuka banyak wawasan saya tentang ketidakbenaran yang terjadi di ranah perpustakaan dan perbukuan Indonesia. Ehem! 

Sudah tak asing rasanya masalah minat baca dan juga perbukuan Indonesia di bahas, entah itu di banyak seminar, buku – buku. Artikel. Tiga tahun saya mengeluti dengan intens komunitas membaca dan menulis membuat banyak hal yang terteguh menyadari kemirisan yang terjadi. Saya mungkin salah satu orang yang di beri keberuntungan menyukai kegiatan baca sedari kecil, tapi dulu saya menutup mata dan telinga kepada orang yang disekeliling saya sebelumnya untuk mengajak pada kebaikan ini. Di awali saya mengikuti gerakan Kelas Inspirasi yang menyaksikan langsung nasib perpustakaan di Sekolah yang menjadi tempat mengajar. Tak jauh – jauh perpustakaan saya saat sekolah dasar bahkan hingga SMA tidak begitu mengugah untuk dikunjungi, bahkan sering tutup dan tak berpenghuni. Saya merasakannya. 

Dari hasil obrolan, kami mendapati ketidaktahuan kami bahwa sebenarnya ada dana yang diberikan pemerintahan untuk setiap sekolah dalam membangun perpustakaan di Sekolah. Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 23 ayat 6. Dalam pasal 23 ayat 6 disebutkan bahwa: “Sekolah / madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah / madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Lalu ada apa dengan perpustakaan kita ?

Taman Baca Masyarakat atau di kenal di TBM sepi pengunjung, bahkan saya sulit menemukannya di kota saya. Membaca masih menjadi hal “tabu” di kalangan masyarakat. Terutama anak – anak muda. Ini juga yang menjadi salah satu latar belakang Kongkow Nulis untuk mengajak anak – anak muda yang penuh gairah semangat dan juga aktif untuk cinta akan kegiatan ini dan kemudian mengubah citra sosok kutubuku yang cupu, kuno, dan gak gaul itu menjadi sosok berprestasi, gaul, aktif, supel dan kreatif.

Budaya kurang begitu baik sekarang menyerang bak virus, seperti wabah plagiarism, pendidikan yang bersifat hapalan, dan hal menyontek menjadi hal lumrah sepertinya menjadi hal yang mendarah daging di kalangan kita. Tentunya ini berkaitan dengan budaya membaca yang kurang sehingga timbul wabah tak baik ini menyebar.

Ada pula fakta yang menarik. Bila kita hitung penduduk Indonesia lebih kurang 220 juta orang, jika kita ambil minimal konsumen buku yakni 20 persen, maka ada 44 juta orang. Bila kita bandingkan jumlah buku yang dikatakan bestseller adalah sejumlah 10.000 ekslempar. 
Kemana raksasa pembaca lainnya ?

Selain itu, negeri kita juga tak terlepas dari tak semua masyarakat berpendidikan tinggi dan gemar membaca buku (sastra).  Ini dibuktikan dari penelitian Taufik Ismail pada tahun Juli – Oktober 1997 dengan mewawancarai tamatan SMA di 13 negara.

Pertanyaan tentang buku wajib yang dibaca selama 3 tahun sekolah ?
Jawabannya di Thailand Selatan, mereka membaca 5 judul buku sastra, Malaysia dan Singapura 6, Brunei 7, Rusia 12, Kanada 30, Amerika 32 buku, Hindia Belanda 25 buku dan sedangkan pelajar Indonesia tidak ada. Mereka tidak membaca sejak 1950 – 2011. Taufik membandingkan, kewajiban membaca buku tamatan AMS (SMA) jaman Hindia Belanda dulu sebanyak 25 buku dalam 3 tahun. Duh saya mendengar fakta ini jadi tepuk tangan riang. Bahwa sebelum merdeka, orang – orang Indonesia adalah para kutubuku yang melahirkan generasi hebat. Lalu juga pada jaman itu ada pula bimbingan mengarang seminggu sekali. Hingga artinya dalam 36 pertemuan dalam setahun kita dahulunya menghasilkan dalam setahun harus menulis 108 karangan selama tiga tahun sekolah.

Hasilnya yang seperti kita bayangkan, Generasi Bung Karno, Generasi Bung Hatta, Agus Sali,, Moh. Natsir, Syarifuddin Prawirwanegara. Inilah yang diceritakan Taufik Ismail dalam penelitiannya yang tertuang di buku Gempa Literasi. Selain itu di Indonesia, dari 10 ribu judul buku yang tersebar pertahun kalau sekarang mungkin dalam sebulan ya menurut  update Boy Candra yang mengisi event kita @kongkownulis hari ini. Hanya 10 persen saja yang terserap oleh penduduk Indonesia, yang kita tahu lebih kurang 200 juta lebih.

Salah satu contoh karya Laskar Pelangi Andrea Hirata dan Ayat – Ayat Cinta Habiburrahman El Shirazy yang dicetak di atas 1 juta eksemplar belum dapat menembus 1,5 juta. Bila kita bandingkan jumlah penduduk kita. Terbayang kaya rayanya penulis menurut Agus A Irkham. Setidaknya belum sampai 1% penduduk Indonesia yang membeli buku. Dan menurutnya, apabila 2000 eksemplar saja sudah terjual penerbit sudah bernafas lega.

Ini terasa banget ketika di Komunitas Membaca dan Menulis kita bertemu dengan orang – orang yang berkecimpung di dalam menjadi actor dalam dunia literasi, bercerita fakta – fakta yang memang terjadi.
Lagi – lagi kembali ke kita. Inginkah kita membuat perubahan itu ? Terutama teman – teman yang memang sudah diberi keistimewaan untuk suka dengan dunia literasi membaca, menulis. Maka dari itu tularkanlah! kepada teman yang belum atau yang masih berada di awan – awan haha antara suka dan tiad. Gak ada salahnya sih, kita menjadi kutubuku. Karena banyak alergi karena label demikian terutama anak – anak muda nih yang masih maluu menunjukkan diri.

Saya pribadi saya ingin jadi sosok seperti mereka, mereka yang ditulis di buku sejarah yang telah mencurahkan banyak pemikiran, kebaikan, dan perjuangan mereka untuk negeri kita sehingga kita seperti sekarang. Seperti Mohammad Natsir, Bung Hatta, pejuang wanita lain yang mencurahkan dan dedikasinya untuk keluarganya dan juga bangsanya. 

Finally, 
Tulisan ini saya kerjakan seminggu di sela – sela waktu kesibukan tugas akhir yang sebentar lagi final dan juga acara 2 tahun komunitas kongkownulis tempat saya meluapkan rasa cinta dan kebanggaan di dalamnya. 

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita :D

Jadilah pejuang literasi!

Beberapa minggu ini saya merasakan mulainya rasa jenuh menghadapi beberapa rutinitas yang ada. Saya pun mendapatkan banyak insight dari beberapa orang yang melihat gelagat saya, istilah mereka. “Kamu butuh piknik loh. Katanya sih begitu. Sebagian besar juga ada yang bilang, ditingkatin lagi aktivitas ibadahnya. That’s right semuanya benar. Saya pun banyak bertanya ke beberapa orang mengenai pandangan mereka mengenai istilah “ me time” atau waktu untuk sendiri. 

Saya berkutat pada browsing mengenai istilah me time ini. And then, taraaa .. saya menemukan seabrek informasi tentang me time yang identik dengan ibu – ibu yang jenuh sama aktivitas di rumah, mungkin jenuh dengan anak yang rewel, kerjaan yang menumpuk dan lain – lain. Padahal kita, yang masih muda – muda ini pasti pernah kan ada kalanya merasa jenuh ? Bener gak ?

Ciri – cirinya, bisa dilihat dari emosinya yang kurang stabil, pandangan yang dominan dengan negatif, pesimisme, sering diam, dan kita seperti sedang berpikir atau melamun. Bisa juga ditandai sama kondisi tubuh yang kurang baik, demam, flu, atau sakit – sakit iseng yang biasa datang sama kita hehe.

Teman – teman yang saya tanya mengenai hal ini, kebanyakan menghabiskan aktivitas me timenya dengan berbagai versi. Ada mengatakan dengan menonton seharian, baca buku, bersemedi di rumah alias diam di rumah untuk menghindari aktivitas di luar. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk bersenda gurau dengan teman, jalan – jalan, belanja (ini perempuan banget deh hehe), memasak atau juga beres – beres.

Sebagian besar jawabannya demikian dan hampir sama. Tapi mengapa kita memiliki kadar yang berbeda dan juga dominasi aktivitas menghapus kejenuhan dengan berbagai versi ?
Untuk saya pribadi, rasanya saya sering melakukannya aktivitas demikian dengan terjadwal. Pagi hari dimulai dengan aktifitas perempuan, menyisakan waktu untuk rileks dengan menonton, menulis, membaca, dan lain – lain.

Works ?

Setiap orang ternyata punya perbedaan menghilangkan kejenuhannya dalam beraktivitas. Saya pribadi agak jenuh belakangan ini karena hectic dalam banyak kerjaan. Baik itu pribadi, atau juga luar. Saya tipikal orang sulit berkata “tidak” kalau membantu orang lain dan gak “enakan”. Lalu berakhir pada kelelahan yang menumpuk dari pikiran dan hati hehe.

Akhirnya saya menemukan kunci dalam menghilangkan kejenuhan itu. Inti dari aktivitas untuk membuat jeda dalam rutinitas kita adalah “menikmati momen” tersebut. Akhirnya saya lepas dengan perasaan yang menumpuk baik itu dari pikiran atau perasaan. Ketika kita menikmati jalur – jalur yang kita lalui untuk menghilangkan kejenuhan seperti biasa, sebenarnya secara refleks tubuh kita sendiri sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan ketika dalam kondisi demikian. Sayangnya kita sulit sadar, dan aktif memberi pandangan negatif pada diri kita. Kita bermusuhan pada diri kita sendiri dengan memberi pandangan negatif juga opsi gila pada keputusan kita. Masa jenuh ini juga akibat banyaknya masalah, atau stress, tidak bersemangat, adanya hal – hal yang menganggu pikiran yang membuat rasa tak nyaman.

Rasa jenuh dan butuhnya waktu sendiri “me time” juga alarm untuk diri sendiri agar memberi jeda pada kerumitan di sekeliling. Seringkali karena banyaknya kita sibuk kita lupa ada hal diri sendiri yang kita pikirkan, kita terlalu banyak menyita waktu untuk hal - hal di luar kita. Kita lupa sama tubuh yang udah mulai ga sehat, jadwal makan yang berantakan, rambut atau tubuh sudah ga enak dibawa kemana - mana karena kita lupa sama hal – hal yang sebenarnya membantu kita lebih enjoy menjalani hidup (Duh ini bahasanya, hihi) Otak juga perlu istirahat, perasaan juga loh #uhuk.


Beberapa Alasan Pentingnya Me Time :

1. Mengisi energi positif

Nah, ketika kita berada di dunia luar banyak aura yang menyebar baik itu positif atau negatif. Banyaknya masalah di sekeliling kita otomatis hidup kita pada saat itu penuh dengan berbagai aura negatif yang menerpa diri kita. Energi itu menular kan ? Walaupun masalah yang datang sebagian besar tidak berpengaruh pada diri kita, tapi seharian kita mendengar keluhan orang – orang sama hidup mereka, cerita – cerita negatif di media, atau isu – isu ga baik yang datang. Bisa jadi menjadi pengaruh rasa jenuh yang timbul karena kita di terpa hal demikian. Nah, me time ini kita pakai untuk momen mengisi energy positif. Maka dari itu gunakan waktu me time dengan hal – hal positif dan baik.

2. Melejitkan kreativitas

Ingat tidak, kita sering mendengar beberapa ilmuwan hebat atau para innovator yang melahirkan banyak karya karena aktivitas ini. Banyak banget, walaupun dengan istilah berbeda. Misalnya kisah penemuan Hukum Archimedes yang ditemukan saat mandi atau bahasa sekarang SPA Time, atau Albert Einstein yang menggunakan waktu me time nya untuk berpikir tentang teori baru. Bahkan dalam sirah Nabi Muhammad SAW, kisah beliau berdiam diri ke Gua Hira adalah salah satu bentuk “me  time” untuk berpikir dan mendapatkan kejernihan dalam menyelesaikan masalah yang berakhir pada lahirnya gagasan dan penemuan baru.

3. Jeda untuk rileks dan menstabilkan emosi

Ketika dalam masa jenuh, emosi yang tidak stabil membuat kita berbuat ricuh atau hal yang tak baik. Me time adalah momentum untuk kita untuk membuat emosi yang grafiknya seperti roll coaster sebelumnya, jadi berbentuk jalur kereta api lurus dan bikin adem orang di sekeliling kita.
Tentunya berakhir pada selesainya masalah, karena emosi yang stabil dan lurus seperti layaknya kereta api yang sampai ke tujuan yang dituju hehe.

4. Menghimpun semangat

Ketika dalam masa jenuh, semangat kita itu seringkali kalah sama aura negatif yang udah bertumpuk, kemudian berceceran gak karuan karena sibuk dengan pikiran yang campur aduk dan emosi yang tidak stabil. Adanya me time itu, menjadi momen kita untuk mengumpulkan semangat yang berceceran itu. Bisa jadi saat me time kita bisa melihat prestasi yang kita raih sebelumnya karena bongkar – bongkar album lama, baca buku – buku positif, mengikuti seminar mengugah. Tentunya berdampak pada semangat kita yang membara.


Tips Me Time  “Menghilangkan Kejenuhan”

Nah ini tips menurut saya yang bisa kita gunakan untuk ber me time ria,  tentunya positif dan semoga works yaa!

1. List dulu aktivitas yang bisa kamu tunda atau skip, jadi saat kita sedang me time gak ada beban yang nyangkut. Sama halnya ketika mau liburan ke luar kota. Walaupun kamu mau liburan di rumah aja hehe.

2. Beritahu orang lain yang penting menurut kamu, agar tidak menganggu aktivitas me time kamu. Jadi pada saat itu orang tersebut gak riweh nyariin atau juga menambah beban pikiran.

3. Do positive, lakukan aktivitas positif. Jangan me time dengan hal – hal negatif. Misalnya sampai pake drugs, dugem, duh gak banget. Itu bikin masalah makin ribet. Hal negatif kamu makin banyak, masalah makin besar dan bisa timbul masalah baru.

4. Menikmati momen, 
Ini penting menurut saya, soalnya kalau kita gak merasakan momennya kita gak akan dapat perasaan me time tadi. Karena kebanyakan ngelamun, mengkhayal negatif, dan lain – lain pas lagi momen “menyendiri” jiwa kita masih gak sendirian.

5. Diusahakan sejauh mungkin sama gadget atau mengurangi. Di jaman era milenia ini gadget udah jadi hal yang gak bisa kita lupakan, dan ini sumber dari hal – hal negatif juga loh. Saya pribadi mengurangi membaca pesan yang banyak yang biasanya rebut di beberapa media sosial. Kalaupun menggunakan sekedarnya saja atau bahkan digunakan untuk me time saya sendiri. Misalnya browsing info kesukaan terbaru, baca website favorit, nonton, atau pinned gambar menarik di pinterest. 

6. Ingat hemat ya ketika me time.

Nah ini penting, by the way ketika saya mencari referensi seputar me time ada artikel menarik bahwasanya istilah me time itu adalah konspirasi industri. Wow! Karena banyak istilah ini digunakan oleh para ibu dan istri untuk memanjakan diri. Hal ini menjadi sesuatu yang di dorong oleh banyak penyedia jasa untuk memanjakan, seperti salon, luluran, liburan, masih banyak hal lain. Sampai ada istilah teori ekonomi “‘bukan kebutuhan yang mendorong lahirnya produk, tapi produklah yang mendorong lahirnya kebutuhan”


Baca artikel tersebut disini : Me time ? Mitos atau Fakta ?!


But, lagi – lagi balik ke kitanya menanggapi aktivitas ini seperti apa. Mau buang – buang uang atau malah menghasilkan hehe. Lagi – lagi yang saya tekankan itu seperti poin sebelumnya “menikmati momen” tersebut. 

Give me time, and i'll give your revolution (Alexander McQueen)
------

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi!



Ada yang masih menyimpan kebiasaan buruk ? Hmm, tak banyak orang yang menyadari karakter yang ia miliki atau kebiasaan yang ia lakukan. Lagi – lagi yang menilai diri kita itu oranglain. Ini juga terlahir dari pengalaman saya pribadi. Saya punya segudaaaang kebiasaan buruk. Yaa menurut saya begitu, dan mungkin orang terdekat yang tahu sekali kebiasaan yang saya miliki. Makanya jangan percaya sama media sosial yaa hehe. 

Kalau kita tahu, orang – orang sukses yang kita lihat saat ini adalah hasil jerih payahnya untuk memelihara kebiasaan baik atau bahkan membudidayakan kebiasaan baik walau sekecil apapun. Contoh, Bill Gates dengan Microsoft yang luarbiasa itu. Ia memiliki kebiasaan membaca buku yang luarbiasa ia lakukan setiap harinya, bahkan dia sangat menyediakan waktu khusus untuk membaca dan menelaah. Apalagi dalam kondisi buku yang ia baca perlu pemahaman lebih ia merelakan beberapa hari hanya berkutat pada buku tersebut tanpa diganggu aktivitas lainnya.

Kali ini saya cerita pengalaman tentang membangun kebiasaan baik. Nah, coba sekarang kita renungkan atau bahkan tanya teman – teman disekeliling kamu mengenai kebiasaan kamu yang mereka tahu ? Negatif kah atau positif ? Nah, kalau jawaban mereka beberapa ada yang negatif atau tidak baik segera rekam dan catat. Lalu evaluasi! Mulailah meneguhkan hati untuk mengubahnya menjadi kebiasaan yang baik.

Contoh, teman kamu bilang kamu itu malas mandi. Nah mulai nih bikin jadwal mandi yang menurut kamu oke banget haha. Buat jadwalnya di handphone atau tercatat di tempat – tempat yang sering kamu lihat. Simpel sih, walaupun mungkin kamu yang baca .. “ihh suka – suka dia dong, badan kan badan dia” by the way, yang bakal ngelihat dan dekat sama kita bukan orang yang buta aroma. Alias ga bisa mencium aroma – aroma yang lahir dibadan kamu yang jarang mandi. Selain banyak kuman, kamu juga jadi orang yang bakal di hindari oranglain.

Bisa jadi seperti kebiasaan berkata kasar, menunda, berbohong, malas. Duh, data deh mulai sekarang. Masih ada waktu selagi itu jadi kebiasaan yang mendarah daging. Bisa jadi ketidakmulusan hidup dan ketidaktenangan dalam hidup dikarenakan kebiasaan buruk yang kita pelihara. Sholat sering ditinggalin, ga pernah ke masjid, jarang baca Al-Qur’an. Hingga cahaya kebaikan mati di hati kita. Nah kebiasaan buruk itu, temannya syaitan. Jadi kita sudah membantu syaitan untuk meringankan bebannya untuk menggoda kita. Syaitan ga perlu repot – repot ngingetin kita buat berbohong, berkata kasar, dan hal lainnya karena sudah menyatu dalam diri kita. Itu makanya syaitan berwujud manusia lebih mengerikan.

Kesuksesan itu salah satunya lahir dari kebiasaan baik. Nah, bukannya ga semua manusia nih baik. Tapi sebaik – baiknya manusia itu yang mau berubah kearah yang baik, kan ?

Saya sendiri punya kebiasaan malas dan menunda. Supeer banget! Menunda dalam hal ini perkara – perkara ringan yang tanggungjawabnya sama diri sendiri ga berkaitan dengan oranglain. Alhasil, saya sendiri merasa riwueh sendiri. Satu lagi mudah teralihkan, jiaah. Dan masih banyak, termasuk menunda makan. Ini yang bikin saya jadi mudah lelah dan lama – lama jadi sakit. Solusinya nih akhirnya saya berkomitmen untuk membuat semua jadwal kegiatan harian yang sepele dimata oranglain, tapi itu sangat penting bagi hidup saya. Sampai sholat saya berusaha tepat waktu sesuai alarm. 

Saya menggunakan kecanggihkan teknologi saat ini, yupp smartphone yang sekarang sudah banyak menyediakan aplikasi “productivity” untuk membantu kita apapun itu. Nah cari dan temukan aplikasi yang membantu kamu untuk mempermudah dan juga mempush kamu untuk menjadi pribadi yang berkebiasaan baik. Salah satu target pembiasaan saya adalah minum air putih secara teratur sesuai anjuran kesehatan yang benar. Sepelee memang! Tapi ini biang penyakit yang sering saya sadari bikin imun atau fisik saya pribadi jadi lemah. Aplikasi itu membantu saya mengingatkan setiap pagi setiap saya lupa. 

Ada beberapa buku yang sangat dianjurkan yang berkaitan dengan kebiasaan yang patut dijadikan referensi buat memotivasi kita untuk menjadi “CHANGE”. Salah satunya ada buku Stephen Covey, The Highly Effective People dan buku series lainnya yang bagus – bagus. Buku karya Felix Siauw The Habits, yang ringan dan mudah buat dipraktekkan apalagi perkara ibadah yaa. Sama hal nya dulu, ketika saya hijrah dari yang belum berhijab dan berhijab seperti saat ini. Prosesnya lumayan panjang untuk menjadi biasa. Mulai dari jilbabnya yang biasa, masih lepas pakai, sampai menyempurnakan diri, dan mempertahankan untuk tetap dalam keadaan semakin baik terus dilakukan. Lagi- lagi membangun kebiasaan baik dan memeliharanya itu tidak mudah butuh komitmen dari kita untuk senantiasa ingin mengubah diri menjadi lebih baik.

Bagaimana caranya ?

Nah, saya mengutip dari buku The Habits karya Ust.Felix Siauw tentang “The Spiral of Habits”
1. Repetition
2. Learning
3. Commit
4. Practice


Habits dimulai dari kumpulan pemikiran kemudian menjadi sebuah mindset lalu berakhir habits akan menjadi personality kita. Nah bagaimana cara melatihnya ? Menurut peneliti, kita membutuhkan waktu 21 – 30 pengulangan kebiasaan. Bila ingin melatih membaca setiap hari setidaknya 21 hingga 30 hari kita melakukan hal yang sama hingga nantinya menjadi terbiasa. Nah kalau misalnya kita melanggar, kita mengulangnya kembali dari awal lagi. Memang penuh perjuangan ya :D
And dengan kita memperbaiki kebiasaan buruk kita dan mengembangkan kebiasaan baik. Sama hal nya kita mendekatkan impian – impian kita akan tercapai. So, dimulai dari hal kecil dahulu. Ala bisa karena biasa kan ?

------------------
Semoga menginspirasi!

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


























Sabtu lalu, pertama kali berkesempatan menghadiri event yang luarbiasa pembahasannya bunda - bunda banget. Saya hadir dalam kacamata seorang Blogger. Sempat kebingungan sih, naruh postingan ini dimana. Soalnya ada beberapa cerita seputar Dancow Parenting Center yang merupakan penyelenggara event besar ini. Baca di Seputar Parenting Club : Dancow Parenting Center.
Pembicara kali itu luarbiasa. Di isi oleh :
 
- DR. dr Soedjatmiko, SpA (K), Msi
- Dra Ratih Ibrahim M.SI
- Sari Sunda Bulan, AMG
- Tesya Sophia
- Shannaz Haque

Mbak Shannaz tetap cantik menjadi seorang ibu dengan suaranya yang familiar ketika membuka acara. Berasa di iklan gitu. Ajakan ikut event ini sebenarnya sangat dianjurkan adalah bunda – bunda yang sudah punya anak. Saya ingat ketika sesi mbak Ratih menyampaikan tentang bagaimana keperluan yang dibutuhkan si kecil di masa emasnya ia bertanya tentang dominasi peserta yang mengikuti acara,
“Disini siapa yang masih single?”

Serbasalah rasanya mengangkat tangan. Saya adalah salah satu yang memohon menyelinap di acara itu dengan sahabat saya @mutmuthea yang blogger aktif dapat undangan sana sini. Kami pun saling lirik. Bilang gak yaa ? Soalnya ini acara bunda – bunda. Sebutan kita semua yang hadir juga bunda bunda. Jadi pengen #jadi bunda deh. #Salfok.
 
Di event ini banyak yang saya dapatkan, pertama tentang hal penting yang dipersiapkan untuk anak yang merupakan rangkuman dari panjang kali lebar dibahas :

Ada hal yang sangat dan harus diperhatikan pada anak yang sering kita lupakan :
1. Kasih Sayang Penuh
2. Nutrisi
3. Stimulan
4. Perlindungan 

Pertama, Kasih Sayang 
Banyak dari kita dengan kesibukan sang orangtua, kebanyakan anak di tahun emasnya dididik dengan orang lain. Mbak Ratih sangat menganjurkan kehadiran orangtua yang dominan di tahun emasnya untuk menanamkan nilai – nilai dan juga pengajaran awal yang baik bagi si kecil. Di masa ini anak mulai bereksplorasi belajar hal baru. Lincah gerak sana sini, menirukan, melakukan hal absurd yang bikin ketawa. Saya jadi ingat ponakan kesayangan saya yang masih berusia 1 tahun lebih beberapa bulan. Ia sangat peka dengan suara music, dan mudah menghapal warna dengan gambar dan music video. Bahkan penguasaan bahasa inggrisnya lebih luarbiasa, karena ibundanya (kaka ipar saya) senang mengajarinya nama – nama benda dalam bahasa inggris. Super deh! dengan kosakata yang lucu sekali kalau dia sedang menyebutkan benda – benda dalam bahasanya.

Kebanyakan orangtua sekarang juga suka membatasi gerak anak karena larangan. Padahal di masa ini adalah masa dia mengenal banyak hal. Di masa ini seharusnya orang tua mengenalkan sesuatu , misalnya ajak jalan – jalan keliling rumah. Mengenal teman, orang lain. Mengenal ekspresi agar memahami bentuk emosi itu seperti apa. Di masa ini rasa ingin tahunya juga sangat tinggi. 
Nah, ini bagi teman – teman yang jadi calon ibu dan orangtua. Masa emas ini momennya menanamkan tonggak awal pengenalan yang baik. Jangan sampai ketidakhadiran orangtua membuat mereka tidak mengenal dan merasakan kasih sayang orang tuanya.

Kedua, Nutrisi dan Stimulasi
Hmm, ini cerita sahabat saya bisik – bisik perkara nutrisi. Dia merasa gak pede dengan beberapa hal yang bilang kalau mungkin orangtuanya ketika melahirkannya belum begitu paham bagaimana memberikan nutrisi yang baik untuk anaknya karena merupakan anak pertama. Yaps! Kadang kala ini nih yang jadi kendala orangtua yang belum mempersiapkan diri. Seringkali lupa bahwa anak di masa awal – awal tumbuh kembangnya membutuhkan manajemen khusus untuk optimalisasi tumbuhnya. Entah itu otaknya, perkembangan fisiknya, dan juga daya tahan tubuhnya.

Saya jadi flashback ketika saya kecil, berat saya dibawah rata – rata biasa. *Orang yang kenal saya saa ini pasti bilangnya bisik – bisik mustahil haha* Saya pribadi menyadari bisa jadi karena kecilnya saat itu dan saya susah makan. Saya banyak diberikan suplemen vitamin penambah nafsu makan oleh ibu saya. Yaah ! malah sekarang ketika menginjak remaja saya pun tanpa suplemen makannya jika tidak dibendung, sekali makan kapasitasnya banyak walaupun intensitasnya jarang. hihi

Tapi bersyukur juga, ibu seorang perawat yang sangat konsen masalah ini. Saya pecinta sayuran. Karena dari balita selalu dikasih sayuran mulai dari pahit hingga manis. Makanan yang beragam, dan juga catatan yang lengkap. Saya ingat saya dibuatkan food diary untuk makanan dan juga aktifitas saya selama masa balita. Ternyata ini penting !  Disini kita sebagai orangtua akan tahu apa saja yang kita berikan dan dampaknya. Bisa jadi, ketika kita memberikan asupan makanan ternyata tidak cocok sehingga pencernaan anak terganggu. Ini tentu berbahaya. Selain itu di masa – masa emas ini, anak sangat membutuhkan kalsium dan protein. So, jadi dominankan pemberiaan ini yaa. Indonesia sendiri masih banyak ternyata anak – anak yang masih bergizi kurang, ini juga selain pengetahuan yang kurang juga kemiskinan sehingga tak mampu memenuhi nutrisi dan gizi yang seimbang.

Nah sedangkan stimulasi sendiri itu adalah kandungan – kandungan yang dapat membantu perkembangan si kecil. Misalnya, omega 3, omega 6, serat pangan, vitamin A, C, dan E. Kalau kata mba Sari yang merupakan pakar gizi. Nutrisi itu ibarat hardware, dan stimulasi itu software. Jadi nutrisi ialah kandungan yang harus dipenuhi oleh kita, sedangkan stimulasi itu sesuatu yang membuat nutrisi tadi bekerja dan berkembang. Disini juga saya tahu, batas pemberian makanan dalam hal ini nasi atau karbohidrat itu hanya seukuran genggaman tangan. Ayoo yang makan lebih dari segenggam tangan XD. Jadi wajar kan kalau berlebihan berat badan. *Saya buru – buru cek timbangan*. Nah bagaimana kalau untuk balita ? Yaa segenggam tangannya balita, masa tangan ibunya hihihi. Saya jadi ingat beberapa kali melihat ibu memberikan anaknya makanan padat, itu buanyak banget, semangkok kecil versi orang dewasa. Jadi wajar kalau anaknya muntah karena memang batas sesuai anjuran itu segenggam tangan loh. Nah sedangkan untuk lauk pauk itu setengah telapak tangan. Yaps! Kalau untuk balita yaa setengah telapak tangan balita.

Ketiga, perlindungan.
Nah ini nih, masih berkaitan dengan nutrisi. Perlindungan dalam hal ini adalah asupan yang baik untuk daya tahan anak sehingga tidak mudah sakit. Selain perlindungan fisik juga perlindungan dari dalam sehingga tidak mudah diserang oleh penyakit. Misalnya ada teman mainnya yang flu. Si anak gak buru – buru kena atau jika pun kena ya sekedarnya gak parah, gak demam, langsung sembuh.

Saya jadi ingat ponakan yang luarbiasa rewel dan kasihan banget waktu kena flu. Beda banget dong tentunya sama kita orang dewasa yang kalau kena flu paling – paling minum obat, istirahat seharian, besok harinya udah mendingan. Ga ada istilah rewel, kecuali diganggu yaa. Kalau balita ketika sakit tentu lebih susah, karena dia merasakan ketidaknyamanan dan tidak mampu mengekspresikan rasa sakitnya sehingga demikian. Ya wajaar dongs, maka dari itu dari orangtua harus bisa memberikan asupan gizi yang berguna untuk tameng penyakit untuk si anak. Apa itu ? Kalau dari penjelasannya itu adalah bakteri baik untuk pencernaan, karena balita itu paling rentan sekali nih problem pencernaan.
Ga nyangka panjang lebar repost kembali materi parenting yang didapat. Ini langkah awal menjemput jodoh haha #salfok maksudnya belajar untuk menjadi ibu yang baik di masa depan.

QUESTION 
Satu lagi tambahan, ketika setelah penjabaran ini ada beberapa sesi pertanyaan dan menarik nih buat kita kulik,
1. Usia berapa sih, anak diberi gadget dan boleh menonton tv ?
2. Bagaimana mengontrol anak yang suka makan ?

Pertanyaan pertama, masalah gadget ini. Jika bisa memang sampai usia lima tahun jangan diberikan gadget. Karena gadget sangat menghambat motorik anak. Untuk lebih mengeksporasi dan mengenal dirinya. *FYI, dalam ilustrasi bunda – bunda ini anaknya berminggu – minggu tidak keluar kamar karena main gadget, sangat pendiam sampai akhirnya gadgetnya di sembunyikan, sang anak jadi sering bermain, terbuka, satu lagi pembendaharaan katanya meningkat ketimbang sebelumnya* Jadi berpengaruh banget yaa.
 
Untuk televisi itu sendiri, orangtua harus pilah – pilih. Maksimal dalam sehari itu anak hanya boleh nonton 2 -  4 jam yang dibagi dalam beberapa sesi baik itu pagi, siang , sore, malam
(jawaban dr.Soejadmiko dan mba Ratih)

Pertanyaan kedua, seperti sebelumnya saya menganjurkan orangtua harus mengatur pola makan anak sehingga anak tidak berlebihan. Penggunaan suplemen nafsu makan untuk vitamin juga tidak diperlukan kalau anak sudah banyak makannya. Takutnya menjadi obesistas. Anjurannya sedari awal sudah mengontrol kandungan garam, gula, dan minyak. Ini yang harus diperhatikan. Dan untuk susu sendiri itu maksimal dua gelas.
(mba Sari Sunda)

Saya apresiasi sekali, bahwa Dancow  memiliki layanan tanya jawab dengan pakar melalui online secara gratis untuk membantu bunda – bunda menjawab keresahan dan problem anaknya. Saya dulu juga suka banget sama susu ini versi coklat.


Semoga menginspirasi!


Adakalanya kita telah banyak mengusahakan sesuatu, telah bersusah payah tentangnya tapi kita masih dalam sulit yang tiada putus. Sebuah pertanyaan yang senantiasa hadir di dalam hidup kita apabila kesulitan terjadi. Apa yang terjadi mengapa kesulitan ini tiada akhir ? Jika saya mengalami hal demikian, yang saya salahkan adalah kembali mengingat apa yang telah saya lakukan sebelumnya. Sehingga sedemikian kesulitan itu terjadi. Dosa apa yang pernah terbuat, sehingga terbalas dengan hal yang kurang menyenangkan.

Pada kenyataanya kehidupan yang kita jalani saat ini yang ingin capai adalah seberapa berkahnya. Bukan nilai besarnya, bukan ketenarannya, bukan seberapa banyaknya. Saya sering mendengar bahkan menyaksikan orang – orang yang mungkin tak pernah terlihat dalam hidup kita, berpakaian seadanya, bekerja susah payah, tak berpendidikan, mungkin hanya buruh yang dibayar dengan setara jajan kita bulanan. Tapi ia mampu membiayai anaknya yang banyak dan keluarganya hingga anaknya sukses. Jika bukan karena berkah hidupnya, apalagi ?

“Bukan banyaknya anakku, tapi seberapa berkahnya” itu yang sering terdengar dari ibu saya. Walau terdengar klise tapi ini yang seringkali terlupa oleh kita. Sangat kasat mata. Mungkin saat ini kita bisa merenung, sejauhmana perjalanan kita. Perjalanan melewati kejadian – kejadian dramatis dan kemalangan yang bisa jadi ada dihidup kita, tapi pada kenyataannya kita masih bertahan menghadapinya. Masih kuat, masih mampu untuk berdoa. Bersyukurlah masih ada nilai keberkahan dalam hidup kita.

“Pastikan cucuku, rejeki yang kamu dapatkan itu halal lagi berkah. Karena segala sesuatu yang kamu dapatkan bukan jalan sesungguhnya, suatu saat akan hilang begitu saja dengan mudah. Karena engkau tidak mengambil sesuatu yang bukan hak dirimu,” petuah kakek pada saya ketika momentum saya bercengkrama dengannya.

“Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kita Lauhul Mahfuzh yang nyata” (QS Al Huud 11 : 6 )

Hakikat rizqi lagi – lagi bukan karena banyaknya, tapi berapa nilainya berkah untuk banyak hal memyalurkannya pada pundi - pundi kebaikan – kebaikan. Berkahnya karena banyak kebaikan yang hadir disekelilingnya, tetangga yang bijak, anak yang sholeh, teman yang baik, pasangan yang sakinah, keamanan dan kenyamanan. Segala yang seringkali kasat mata oleh manusia hingga lupa untuk mensyukurinya.

Jika kalau saya mengutip kata – kata merdu Salim A Fillah dalam buku lapis – lapis keberkahan, bahwa rizqi itu soal rasa bukan soal berapa. Seberapa nikmat rasa yang kita dapatkan. Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Di lapis – lapis keberkahan dalam setitis rizqi, ada perbincangan soal rasa. Sebab ialah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia. Mungkin saja kebaikan yang kita dapatkan adalah bagian dari doa – doa orang – orang yang kita bantu. Orangtua kita yang senantiasa merintih agar dilindungi dan diberikan kemudahan dalam segala hal yang kita lakukan.

Seberapa berkah hidup kita ?

Pertanyaan yang menurut saya sangat mendalam. Mata saya tak hentinya berkaca- kaca mengingat pertanyaan ini. Menurut saya, Berkah bermakna dua hal, yakni kelancaran hidup di dunia dan kebermanfaatan yang baik untuk kemaslahatan banyak orang atau hal lain untuk akhirat. Apakah kehadiran kita baik untuk oranglain ? Berkah untuk banyak orang ? atau bahkan menyusahkan ? Atau kehadiran kita menyakiti hatinya. Apakah pekerjaan kita halal lagi baik, bermanfaat ?

Memanglah tak mungkin hidup kita senantiasa diliputi kesempurnaan. Ditengah kelengahan manusia yang sering lupa dan alfa, tapi bukankah Allah Maha Pengampun. Lalu kita manusia yang seringkali tak tahu diri akan hal ini, takabur tak bersyukur. Padahal itu rasa akan rizqi yang didapat, dan kesulitan itu hadir dari diri kita sendiri.

“Allah meluaskan rizqi dan menyempitkan bagi siapapun yang Dia Kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia ini. Padahal tiadalah kehidupan dunia dibandingkan hayat di akhirat kecuali kesenangan yang sedikit” [ QS Ar-Ra’d (13) : 26 ]

Bercita – citalah dalam hidup kita untuk mengapai keberkahan, karena ini yang paling utama menurut saya. Karena dunia hanya sebentar. Berjuang keras untuk menggapai berkah diawali untuk diri sendiri lalu kemudian banyak orang. Saya sendiri menyimpulkan dengan kutipan yang sering kita dengar namun saya tambahkan sedikit,

“Biarlah sedikit asal berkah, tapi lebih baik banyak lagi berkah untuk banyak orang”
Atau kutipan lirik lagu wali band,

Hidup indah bila mencari berkah J 
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi dan menjadi renungan bagi kita semua
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates