Problema Sampah dan Polusi di Indonesia #ForestTalk

by - Agustus 06, 2019



Bukan rahasia umum masalah sampah dan polusi adalah masalah yang pelik. Gaya hidup warga Indonesia, dan kurangnya edukasi serta banyak perkara lainnya yang menjadikan Indonesia tercatat menjadi nomor 2 sebagai pencemar sampah plastik ke lautan dunia setelah Cina. Menurut situs DW, setiap tahun Indonesia membuang 3 juta ton sampah ke lautan. Angka yang fantastis bukan ?


Bukan hanya itu beraneka ragam sejenis polusi terjadi dengan banyaknya kegiatan manusia yang tanpa kita sadari mempengaruhi iklim dan cuaca di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Bu Amanda Katili Niode perwakilan The Climate Reality Project Indonesia dalam event Forest Talk with Blogger, 20 Juli 2019 dalam presentasinya 

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk

Banyak faktor pengelolaan sampah yang belum baik beberapa diantaranya adalah :

1. TPA (Tempat Pembuangan Sampah) yang masih terbatas
2. Belum meratanya edukasi pengelolaan sampah di Indonesia
3. Gaya hidup masyarakat kita yang tinggi memproduksi sampah
4. Pengelolaan limbah masyarakat kita yang belum baik




Biasanya secara umum kita mempelajari beberapa jenis sampah, namun dalam bagian ini jenis sampah pada umumnya dibagi 2 (dua) secara sifat diantaranya ;

a. Sampah Organik (Degradable); sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.

b. Sampah Anorganik (Undegradable); sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. M)isalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

Percaya deh kita sendiri masih sulit membedakan dua hal ini. Dalam tatalaksana di rumah kita, kita masih sering mencampur dua sampah ini. Mengingat belum adanya peraturan yang mengikat mengenai pemilahan sampah – sampah ini. Padahal di beberapa negara ini adalah hal sederhana. Seperti di Korea Selatan, jadwal penjemputan sampah dan wadah pemilihan sampah bahkan sudah diberi aturan yang jelas mengenai sampah – sampah yang mereka pilah. Alhasil, sampah dapat dikelola dengan baik.

Selanjutnya kita mengulik polusi  Polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya dikutip melalui Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.

Polusi Asap di Provinsi Riau Setiap Tahun

Seperti saat ini, Kota Pekanbaru mengalami pencemaran udara terparah kembali sejak berakhir 2015 lalu yang menyebabkan Presiden RI akhirnya turun tangan. Indeks udara di pekanbaru saat ini berada dalam kondisi tidak sehat bahkan tercatat hanya 1,5 km jarak pandang.

Dikutip dari situs BMKG Nasional

Penyebabnya adalah pembakaran hutan yang sangat tinggi di Provinsi Riau. Bahkan beberapa tahun lalu menyebabkan negara tetangga terkena imbasnya, menurut data bahkan hutan di Provinsi Riau 50% sudah rusak. Hutan sebagai penyeimbang kehidupan adalah elemen penting terjaganya lingkungan dan bumi. Ibu Amanda mengatakan dalam presentasinya, hampir sebagian besar penyebab perubahan iklim dan juga bencana disebabkan oleh deforestasi hutan yang tinggi sehingga menyebabkan banyak berbagai macam bencana. Deforestasi adalah Perubahan permanen dari areal berhutan menjadi areal tidak berhutan atau tutup lainnya sebagai akibat dari aktifitas manusia.
Menurut Kompas merilis bahwa kita kehilangan 685.000 hektar setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.

Dikutip dari Kompas.COM


Begitu peliknya masalah lingkungan di Indonesia, setidaknya kita mengambil langkah untuk membudayakan hidup ramah lingkungan. Kalau bukan kita siapa lagi ? Sederhana kita mengelola sampah dengan baik, dan tidak ikut – ikutan menyumbang polusi di lingkungan kita. Sepakat ?



---------------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id


You May Also Like

0 comments

What's your opinion about this article ?