Melati Octavia Journal

Diberdayakan oleh Blogger.
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn
  • Home
  • About Me
  • Disclosure
  • Story of Me
    • My Experience
    • Startup & Digital Life
    • Ngobrolin Passion
      • Talk Of Design
      • Writing Tips
      • Ngobrol Marketing
      • (NEW) Eco Lifestyle
    • Traveling Story
    • Diskon & Referral
  • This Is My Mind
    • Sudut Pandang
    • Boost Yourself
      • Young Mindset
      • Self Improvement
      • Career Talks
    • Review
    • My Project
      • Kongkow Nulis
      • Skill20
      • #ThinkMe
      • Codea Labs
    • Rubrik Seru
      • Date With Book
      • Movie Session
      • Bahas Bisnis
      • Road To Beauty
      • Eat With Me
      • Community Talks
      • Financial Talks
  • Contact Me
    • As Blogger
    • As Freelancer

 


Perubahan iklim adalah sesuatu yang tak bisa kita hindarkan di masa kini. Perubahan iklim itu mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama dengan pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas) yang menghasilkan gas yang memerangkap panas.
 
Pada kesempatan kali ini, kami teman - teman Eco Blogger Squad mendapatkan kesempatan buat sharing bersama soal permasalahan ini dan gimana sih perkembangannya di tahun ini bersama pakar - pakarnya. Fakta yang menggejutkan adalah kita akan diprediksi mengalami krisis air di tahun 2025. Deket banget kan? 



 
 
Banyak sekali faktor terjadinya perubahan iklim. Semua adalah sumbangsih dari  segala kegiatan manusia. Industri, pembuangan sampah, pertambangan, eksploitasi hasil hutan dan masih banyak lagi.
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan penyebab perubahan iklim 
global baik secara langsung atau tidak langsung adalah dipengaruhi aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.

Perubahan iklim telah mengacaukan keseimbangan suhu bumi dan memiliki efek luas pada manusia dan lingkungan. Dapat dibuktikan secara statistik bahwa penyebab perubahan iklim karena pemanasan global salah satunya akan meningkatkan kemungkinan kejadian cuaca ekstrem.
 

Jadi Mau Diam Saja?

Memang tidak semerta - merta kita sendiri melakukan kegiatan eco living langsung mengubah dunia. Tapi kita seharunya aware dengan isu ini dan membagikan informasi ini kepada banyak orang agar lebih memahami dampak perubahan iklim di masa depan.

Kita bisa menjadi pejuang perubahan iklim dengan mulai ngubah pola hidup dan juga memberikan dampak pengaruh buat yang lainnya.
 

Siapa Penyumbang Perubahan Iklim?

 1. Gas Rumah Kaca


Mengutip dari European Union official website, penyebab perubahan iklim yang pertama berasal dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi bertindak seperti kaca di rumah kaca yaitu dengan memerangkap panas matahari dan menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa. Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami dan menjadi penyebab perubahan iklim global. Ini membuat aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi beberapa di antaranya di atmosfer, khususnya:

- Karbon dioksida (CO2)

- Metana

- Dinitrogen oksida

- Gas berfluorinasi

CO2 adalah gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia dan bertanggung jawab atas 64% pemanasan global buatan manusia atau menjadi penyebab perubahan iklim global. Konsentrasinya di atmosfer saat ini 40% lebih tinggi daripada saat industrialisasi di mulai.

Gas rumah kaca lainnya yang dapat menjadi penyebab perubahan iklim global dipancarkan dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi mereka memerangkap panas jauh lebih efektif daripada CO2, dan dalam beberapa kasus ribuan kali lebih kuat. Metana bertanggung jawab atas 17% pemanasan global buatan manusia, nitro oksida sebesar 6%.

2. Peningkatan Emisi


Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari meningkatnya emisi yang dilakukan oleh manusia, antara lain:

- Pembakaran batu bara, minyak dan gas menghasilkan karbon dioksida dan dinitrogen oksida.

- Menebang hutan (deforestasi). Pohon membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer. Jadi ketika mereka ditebang, efek menguntungkan itu hilang dan karbon yang tersimpan di pohon dilepaskan ke atmosfer, menambah efek rumah kaca.

- Meningkatnya jumlah peternakan. Sapi dan domba menghasilkan metana dalam jumlah besar saat mereka mencerna makanannya.

- Pupuk yang mengandung nitrogen menghasilkan emisi nitro oksida.

- Gas-gas berfluorinasi menghasilkan efek pemanasan yang sangat kuat, hingga 23.000 kali lebih besar daripada CO2.

3. Pemanasan Global


Penyebab perubahan iklim yang ketiga berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit listrik dan instalasi industri lainnya adalah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat ini adalah 0,85ºC lebih tinggi dari pada akhir abad ke-19. Masing-masing dari tiga dekade terakhir telah lebih hangat daripada dekade sebelumnya sejak pencatatan di mulai pada tahun 1850.

Para ilmuwan iklim terkemuka di dunia berpikir aktivitas manusia hampir pasti merupakan penyebab utama dari pemanasan dan penyebab perubahan iklim global yang diamati sejak pertengahan abad ke-20. Peningkatan 2°C dibandingkan dengan suhu di masa pra-industri dilihat oleh para ilmuwan sebagai ambang batas.

 

 

 

 

 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Banyak yang tak menyadari pola makan yang baik dan benar di mulai dari kita berada di usia dini. Pengaruh cara makan sangat terkait dengan tradisi dari keluarga, termasuk jam makan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan juga pola pikir makanan yang baik.


Ada banyak keluarga yang akhirnya terkena obesitas dikarenakan pola makan yang kurang baik. Belum lagi faktor - faktor lainnya. Kali ini saya diberi kesempatan bersama teman - teman dari Bloggercrony juga Kementerian Kesehatan RI untuk mengikuti webinar yang mengangkat tema " Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas".

Webinar ini diselenggarakan via zoom meeting pada 17 Februari 2022 lalu. Banyak lembaga dan komunitas lain yang ikut kegiatan kali ini.

Saya jujur saja senang sekali mendapatkan ilmu baru seputar makan dan juga apa yang dikampanyekan. Ada dua hal yang sangat menjadi acuan yakni mencegah terjadinya stunting dan juga obesitas. Apa itu stunting? Stunting adalah kekurangan gizi.

Masalah kesehatan ini menjadi masalah besar di Indonesia, itu bukan hanya tugas pemerintah saja untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pola makan yang sehat


Kebiasaan makan yang baik sangat penting diterapkan sejak dini. Seperti makanan yang beragam , sayur-sayuran, dan juga makann yang memiliki potensi gizi yang tinggi. Salah satu hal yang penting adalah dengan adanya pengaturan makan yang baik di masa kecil.

Badan kita memiliki kekebalan yang baik untuk menerima asupan lainnya saat dewasa. Dari pertumbuhan gigi, tubuh, dan juga badan yang memiliki BMI yang ideal.

Pada webinar kali ini turut hadir Melinda Mastan, S.Gz (Grant Officer – Tanoto Foundation). Beliau memaparkan soal bagaimana cara cegah stunting sebelum genting dan juga peran remaja dalam pencegahan stunting. Mengapa remaja menjadi perhatian khusus? Karena periode remaja inilah sebagai periode pembentukan perilaku atau kebiasaan dalam mendukung status gizi dan kesehatan sesame. Remaja bisa menjadi kekuatan untuk perubahan yang lebih baik dimasa mendatang


Kita sering mendengar soal anak-anak yang mengalami obesitas. Gemuk dan kegemukan jadi dua hal yang beda ya. Gemuk itu belum tentu obesitas, tapi kalau kegemukan bisa jadi obesitas. Ya kalau bayi gemuk ginuk-ginuk sih gemes ya. Tapi kalau remaja yang harusnya bisa punya tubuh yang proposional, kalau kegemukan jadinya bukan lucu tapi menghawatirkan.


Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak, akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Obesitas bukan sekadar kelebihan berat badan (overweight). Obesitas ditandai dengan indeks masa tubuh (IMT) 30 atau lebih, mudah berkeringat, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, dan nyeri sendi.

Usia muda ini rentan sekali mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Apalagi kalau sudah berinteraksi dengan gawai. Mereka akan banyak menghabiskan waktu dengan bermain game atau berselancar di media sosial. Akibatnya, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik atau olahraga. 

 



Obesitas Pada Remaja


Sebuah data menunjukkan, dari rentang tahun 2007 hingga 2018, tingkat obesitas pada usia dewasa 18 tahun keatas, naik dari 10.5% menjadi 21.8% . Naiknya lebih dari 50% loh, bukan angka yang kecil. Artinya, makin ke sini makin banyak yang mengalami

Jadi bagaimana cara hidup sehat bagi tubuh nih?

Tubuh itu memerlukan banyak nutrisi. Jadi, jangan sampai diet dengan hanya konsumsi 1 jenis makanan saja. Nanti tubuh bisa protes dan malah jadi jatuh sakit. Jika disimpulkan, healthy lifestyle yang perlu dicatat adalah

  • Konsumsi beranekragam makanan
  • Perhatikan porsi makan
  • Konsumsi sayur dan buah
  • Batasi gula, garam, dan lemak
  • Minum minimal 8 gelas
  • Stertching dan olahraga minimal 3 kali/minggu
  • Tidur cukup


Bila semuanya dilakukan rutin, tubuh akan beradaptasi dan akan menjadi lebih sehat. Dengan begitu, risiko obesitas bisa dihindari dan penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat obesitas pun bisa diminimalisir.

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Newer Posts
Older Posts

ABOUT ME




Hi, I'm Melati Octavia

Welcome Readers! I'm in love with books, creativity, and think about people. This is my journal and story of my life!
Happy Reading!

Read More>

Follow Us

  • LinkedIn
  • Youtube
  • Facebook
  • Twitter
  • Pinterest
  • Instagram

Labels

Artikel Choice community development Self Improvement Self Reminder Tulisan Young Mindset

My Pageview

Melati's books

Menulis: Tradisi Intelektual Muslim
Indonesia Mengajar
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Harry Potter and the Deathly Hallows
Harry Potter and the Goblet of Fire
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Harry Potter and the Chamber of Secrets
Harry Potter and the Order of the Phoenix
The Tales of Beedle the Bard
25 Curhat Calon Penulis Beken
7 Keajaiban Rezeki
Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah
Notes from Qatar 2
Kuliah Tauhid
99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Habibie & Ainun
Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah
Menyimak Kicau Merajut Makna
Berani Mengubah


Melati Octavia's favorite books »

Blog Archive

  • ▼  2022 (2)
    • ▼  April (1)
      • Jadi Pejuang Perubahan Iklim
    • ►  Februari (1)
      • Parenting Pola Makan Sejak Dini
  • ►  2021 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2018 (27)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (37)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2015 (53)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2014 (9)
    • ►  November (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (3)
    • ►  Oktober (3)
  • ►  2012 (10)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  Desember (3)
Melati Octavia's Intellifluence Influencer Badge

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Diskon-Sociolla-Scan-mellaocta22
BloggerHub Indonesia

Facebook Twitter Instagram Pinterest Bloglovin

Created with by BeautyTemplates