facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



 
“Daripada mengutuk gelap, lebih baik menyalakan lilin”

Well, ternyata respon tulisan lalu tentang millennial sebelumnya cukup mendapatkan perhatian. Beberapa hadir pertanyaan yang saya sendiri masih dangkal memahaminya. Sorry hehe! Janji deh bisa jawab dengan nambahin bacaan lagi. Kali ini saya pengen cerita tentang caring generation. Beberapa saat lalu saya sempat browsing dan ketemu banyak tulisan inspiratif tentang mindset anak – anak muda sekarang yang okeh banget sama lingkungan sekitarnya.

Sering gak kamu tiba – tiba buka medsos terus liat beberapa friends kamu sharing tentang bapak – bapak yang sepi pengunjungnya, lalu teman kamu ngeposting rasa empatinya ke medsos. Setelah itu itu kamu dapet kabar jualan bapak itu jadi laris. Pernah gak ikutan campaign sosial tentang sebuah televisi yang melakukan beberapa kesalahan dengan menayangkan sesuatu yang tak seharusnya terus kamu ikutan menandatangani petisi di sebuah situs. Atau kamu lihat kegiatan volunteering yang menjamur baik itu di dunia nyata dan maya. Gerakan 1000 buku, Gerakan Mengajar, Gerakan Wirausaha dan masih banyak. Kesimpulan yang saya dapat dari contoh diatas, generasi sekarang itu peduli banget deh! Ini dampak positif dari keberadaan medsos selain dampak lain yang lain kali kita bahas.

Saya pribadi sering banget ketemu hal begini di medsos. Saya senang banget, kadang kala juga sedih jika ada beberapa hal yang ga bisa ikut terjun untuk membantu. Nah, keberadaan gerakan – gerakan yang ada saat ini tentunya berdampak perubahan dari nilai kepedulian kita yang kemudian berjamaah untuk mempercepat perubahan itu. Contoh seperti gerakan Indonesia Berkebun yang sudah berada di beberapa daerah, kemudian Akademi Berbagi yang setiap bulan menebarkan inspirasi kelas gratis kepada teman – teman di kotanya. Saya juga salah satu bagian dari relawan di kota saya. Ternyata memiliki warna tersendiri untuk menambah inspirasi dan juga pertemanan. Selain itu saya dan beberapa teman mendirikan komunitas kongkow nulis walau belum begitu lama, saya pribadi merasakan banyak manfaat ke diri saya pribadi untuk semakin semangat menulis dan membaca, karena ada teman – teman yang selalu mensupport.

Nah, walaupun banyak hal positif yang bertebaran tak jarang di berbagai sesi kita sering juga mendapati banyak kritikan di medsos entah itu karena gerakan, opini, kritikan. Tak jarang banyak yang tidak sepakat. Bisa jadi karena gerakan itu ada dampak yang kurang baik, atau bisa jadi dampak itu memiliki enemynya sendiri terhadap sebuah perusahaan. Hmm bisa jadi sih.
Komunitas dan gerakan sosial tak jarang juga mendapati hal demikian. Termasuk kita, coba deh kita renungkan pernah gak mengkritik sesuatu atau membela sesuatu sampai heboh terus bikin pertengkaran tak sengaja karena beda pendapat. Saya ingat kasus pemilu 2014 lalu. Saya sampai no comment banget di medsos, berusaha banget menjauhkan diri dari komentar, share atau membagikan informasi yang berkaitan dengan hal itu. Paling tidak, info - info yang sifatnya umum, gimana tata cara bijak memilih dan lain – lain. Alasannya, karena saya gak mau membebankan diri dari hal yang belum tentu kebenarannya dan kemudian saya bela habis – habisan. Cukup saya keep di cerita – cerita face to face yang mungkin lebih nyaman dan diketahui orang yang mengenal saya pribadi. Medsos itu mengerikan untuk memutus pertemanan hanya karena sesuatu yang mungkin ketika internet tak ada itu adalah hal absurd haha.

Nah, saya ingin sharing untuk kita yang mungkin saja masih belum bisa mengendalikan diri untuk mengkritik. Terutama nasihat untuk saya juga nih. Kadang kala kita tidak mengerti bagaimana sebuah perjuangan orang lain berbuat karya ini dan itu. Entah itu sebuah tulisan, pergerakan, prestasi, ataupun karya lainnya. Namun, seringkali ego kita lebih kita tonjolin ketimbang solusi untuk ikut membantu memperbaiki karya itu, setidaknya memberi masukan bukan hanya sebagai penikmatnya.

Misal nih yang sering juga saya lihat di komentar para komikus ketika mengupload gambarnya,
kak gambarnya kok ini begitu sih, kemarin bagus dan blab la bla. 

Coba kamu bandingkan dengan kata – kata ini. 

Wah gambar kakak hari ini berbeda ya kak, by the way .. aku lebih senang yang kemarin sih kak. Tapi tetap berkarya ya kak! Semoga kedepan lebih baik!

Bisa juga ketika kita bergabung di sebuah acara, mengikuti event, atau mungkin bergabung dalam gerakan. Seringkali kita tak sadar kita lebih mengutamakan mengkritik tanpa arah yang jelas untuk memberikan solusi kedepan. Misalnya, ketika mungkin acaranya ngaret padahal saat itu kita panitia. Walaupun kali itu kita bukan seseorang yang ada di bidang kepanitiaan mengurus waktu, kita menghabiskan energy untuk mengkritik kerja teman kita di divisi mengenai waktu. Hal yang baik menurut saya kita menjadi bagian yang mengevaluasi dan memberikan solusi untuk tidak terjadi kedepannya. Misalnya kita identifikasi masalahnya dulu, penyebabnya, setelah kita tahu yang terjadi barulah kita speak up dan memberikan rancangan solusi untuk masalah tersebut.

Saya percaya para kritikus adalah orang – orang yang memiliki rasa peduli yang sangat tinggi. Tapi tanpa sadar para kritikus lupa keberadaannya untuk menjadi bagian dari perubahan lebih baik atas sesuatu yang di kritiknya. Kadang ego merasa benar, ego merasa paling mengetahui membuat para perkarya diam – diam kecewa dengan dirinya sendiri karena tak mampu membuat sesuatu yang baik, tapi ada juga yang pengkarya yang menjadikannya itu letupan semangat untuk lebih baik.
Nah, entah itu kita sebagai seorang pembuat karya atau para penikmat karya atau kritikus. Hidup itu indah jika kita bareng – bareng bikin perubahan untuk saling melengkapi. Kalo istilah sekolah dulu, kritik membangun itu perlu. Kritik membangun loh ya, bukan kritik untuk menunjukkan ego diri untuk tampak lebih hebat dari yang lain. Karena hal itu tak baik untuk kesehatan hati :)


Semoga Menginspirasi !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Memasuki era global yang sering disebut millennials menjadi sesuatu yang menarik kita cermati saat ini. Perubahan sosial yang sering terjadi hanya dengan ketikan beberapa kata di media sosial, mudah sekali mempengaruhi apapun di sekitar. Tiba – tiba saja menjadi trending topik bukan hanya di negara sendiri tapi kadang kala mendunia. Nah, apa yang dicermati dari para sarjana millennials saat ini ?

Generasi millennial ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia pada tahun 2020 nantinya. Menurut Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020, jumlah usia produktif melonjak hingga 50-60 persen. Kini jumlah usia produktif 15-35 tahun sudah mencapai 40 persen.

Apa itu generasi millennials ?
Sebutan generasi millenial atau millennium adalah generasi yang lahir di kisaran tahun 1981 - 1994. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Sarjana saat ini adalah para generasi millennials yang akan menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Generasi saat ini punya ciri khas tersendiri, selain sebagian besar melek teknologi, orang – orang lahir di generasi ini sangat reaktif dan terbuka terhadap informasi. Sebagian besar bahkan sudah menempati posisi strategis di perusahaan karena kecerdasan dalam menyerap informasi dan juga kreatif. Namun, masih banyak juga yang masih dalam pencarian diri dalam menentukan karier di masa yang akan datang.

Pernahkah mendengar kabar sulitnya menembus perusahaan untuk bekerja setelah lulus kuliah ? Kompetisi yang semakin sengit dikarenakan jumlah peluang lapangan kerja tidak berimbang dengan lulusan yang terlahir setiap tahunnya. Ledakan demografi atau bonus demografi memang menjadi kegembiraan mengingat orang – orang usia produktif lebih banyak ketimbang usia non produktif di Indonesia. Hal ini juga diperkuat oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) lewat data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014 – 2015, bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 128,30 juta jiwa.
Namun, apabila tidak di kelola baik yang terjadi hanya penumpukkan masyarakat saja karena tidak berimbang dengan kemajuan dan peningkatan ekonomi yang semakin baik. Tantangannya apa ? Anak muda sekarang harus lebih strong dan lebih berpikir cermat serta kreatif menjalani arus deras kompetisi saat ini. 

Tantangan para sarjana saat ini bukan hanya masalah berebut peluang di perusahaan terbaik, namun juga bertahan dengan eksistensinya menunjukkan kualitasnya, tuntutan pekerjaan yang seringkali tidak  masuk akal tentu akan menjadi tekanan di kemudian hari.
Jika dulu kita hanya mampu bertahan dengan satu skill saja untuk hidup dan maju, saat ini kita butuh beberapa kreatifitas dan skill untuk dapat menjalani arus deras kompetisi global saat ini. Ekonomi yang sulit dengan melonjaknya harga banyak bahan makanan, pangan, dan sendi – sendi kehidupan lain, mau tak mau membuat kita harus ekstra keras untuk bisa bertahan. Belum lagi gaya hidup anak muda saat ini dengan segala tantangannya. Jika tak kreatif dan acuh, akan sulit untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Industri millennials saat ini adalah sangat menuntut banyak hal untuk senantiasa kreatif, melahirkan ide – ide baru, peka akan sesuatu yang sifatnya unik, inovasi, dan penuh values yang baik. Sarjana yang paling banyak menjadi incaran adalah orang – orang berasal dari dunia kekinian saat ini untuk di tepatkan di industry yang sedang pesat, seperti industri komunikasi, hiburan, teknologi. Sarjana komunikasi yang dulunya masih terlihat asing kini telah menjadi incaran dengan banyak bidang skill dan kebutuhan akan sarjana komunikasi di hampir sebagian besar perusahaan saat ini. Tapi bisakah mampu sarjana saat ini menghadapi tantangan global ? Dimana persaingan saat ini bukan hanya dengan orang – orang di negeri sendiri tapi juga negara tetangga, terlebih dengan deklarasi pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah berjalan. Penulis sendiri dengan mudahnya bertemu orang asing saat ini tak sesulit dulu, ini menandakan kita bukan hanya bersaing berebut untuk hidup bersama orang local tapi juga orang asing.

Apa kemampuan yang sangat dibutuhkan di era saat ini untuk dapat menjadi sarjana millennials yang tangguh? 

1. Kemampuan komunikasi yang terasah, di era keterbukaan saat ini dibutuhkan banyak pemikiran baru, ide baru, dan juga gagasan yang luwes yang dapat di sampaikan. Sehingga, ketika kita sosok yang gagap untuk berbicara di depan umum atau tak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kita akan dilewatkan untuk ditemukan oleh perusahaan terbaik walaupun memiliki akademik yang baik dan mumpuni. Kemampuan mengungkapkan sesuatu adalah keinginan perusahaan untuk dapat mengetahui apa gagasan dan yang dapat diberikan di perusahaannya. 

2. Kemampuan berorganisasi, ini hal penting dan wajib, bukan hanya sekedar ikut – ikutan menjadi organisasi, tapi terlibat dalam merancang, mendelegasikan, mempraktikkan, dan melaksanaakan organisasi tersebut hingga mencapai visi dan misi secara baik. Kemampuan organisasi tidak hanya dibutuhkan dalam pekerjaan nantinya, hal ini seperti syarat mutlak belajar menjadi sosok yang mumpuni di era global kini. Hampir sebagian besar penyandang beasiswa menjadikan kemampuan organisasi menjadi hal wajib yang harus dimiliki oleh penerima beasiswa. 

3. Melek teknologi, melek teknologi disini bukan hanya sekedar update di media sosial melainkkan memiliki skill lainnya untuk mengoperasikan komputer secara penuh, seseorang yang memiliki hal lebih di bidang ini akan menambah satu kesempatan baru untuk lebih banyak menghasilkan, bila kita ingin menjadi sarjana millennials yang terbaik kita harus senantiasa mengupgrade kemampuan ini dengan mengikuti banyak kelas atau kursus untuk skill tambahan dalam teknologi,

4. Sikap empati dan idealism terbuka, sikap empati menjadi sesuatu yang masih langka. Sikap individualism yang menjadi cermin masyarakat modern, telah membuat sebagian besar kita kehilangan nilai – nilai yang seharusnya dipertahankan. Sikap empati dan sopan santun di maksud adalah memahami bagaimana orang lain bersikap dan mereka ingin kita bersikap. Anak muda saat ini telah asing dengan sikap bersalaman, menyapa, ataupun berterimakasih. Adanya sikap ini tentu nilai plus tersendiri untuk generasi saat ini untuk tetap mempertahankan nilai – nilai sopan santun dan empati yang baik, selain memperjuangkan idealisme yang tentunya tak memaksakannya dengan bersikap terbuka akan informasi dan juga hal baru yang positif. 

5. Senantiasa belajar dan mengupgrade ilmu pengetahuan, di era digital saat ini kita dapat belajar diberbagai platform. Manfaatkanlah kemudahan ini untuk menambah skill dan kemampuan sehingga menjadi sarjana yang bernilai.

Adanya lima poin tadi, setidaknya adalah beberapa karakteristik sarjana millennials yang di butuhkan di industry saat ini untuk menghadapi tantangan global. Terus belajar dan bermanfaat adalah hal yang penting untuk membuat perubahan baik di negeri kita dengan lahirnya generasi millennials yang berkualitas! Be the best!

****

Tulisan ini telah diterbitkan dalam buletin KOMUNIKA Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, didedikasikan untuk teman - teman yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana dan para calon sarjana :)
 

Hampir semua blog di awal tahun sebagian besar cerita dan flashback ceritanya di tahun lalu. Apa yang dicapai ? Apa yang dilakukan ? Dan rencana – rencana apa kedepannya. Jujur saja di akhir tahun saya merasa berbeda  suasana. Saya belakangan ini tak banyak melakukan sesuatu bahkan membuat kabar status di media sosial haha. Sampai pada akhirnya saya memulainya dengan beberapa status terbaru dan mulai aktif di beberapa media sosial, ada yang kemudian menyapa dan menanyakan. Barangkali teman – teman terdekat mengetahui apa yang saya lakukan atau setidaknya tahu saya sedang menghabiskan waktu sedang apa. Jujur saja, selain fighter sama hal yang seharusnya saya selesaikan di pertengahan tahun, ada masanya saya berdiam dan jujur menjauhi beberapa lingkaran yang biasanya saya berada. Ini adalah momen saya untuk merenung kemana, bagaimana, dan seperti apa.

Biasa deh kena sindrom quarter life crisis yang sudah dimulai, ketika sudah menyelesaikan studi. Walaupun rencana di awal sudah dirancang sedemikian rupa. Kita lupa bahwa kita terikat. Kita, mimpi kita, rencana kita bukanlah milik sendiri tapi juga ada orang lain di dalamnya. Saya banyak mempertimbangkan hal itu dan jujur saja menghabiskan banyak waktu, dan juga perasaan. Duhh mellow. Saya gak absen kok untuk menulis, saya dominan menulis belakangan di buku diary haha. Jadi gak bisa di posting deh hihi.
 
Untuk tulisan selanjutnya ada beberapa artikel dan jurnal yang saya sedang riset dan juga saya himpun menjadi sosial project saya pribadi kedepan. Saya merasa menjadi seseorang yang sulit sekali menepati janji sendiri, karena hal demikian hal rutin yang biasa saya lakukan menjadi sedikit berbeda bahkan di mata orang lain berkurang. Maafkaan! Sebagai gantinya saya akan bikin giveaway untuk para pembaca blog ini. Yipiiii ! 

Apa sih yang saya lakukan selama 2016 ?
 
Awalnya saya sedih, karena melihat banyak postingan teman tentang banyaaak sekali kegiatan yang dilakukan di 2016. And then, ketika saya flashback di memori saya dan juga album foto. Ternyata saya juga melewati banyak momen, dan hanya karena renungan beberapa bulan ini membuat “rasa” dari momen yang saya lewati jadi terlupakaan. Ohh !
 
Awal tahun saya merencanakan berangkat ke beberapa kota sembari menyelesaikan skripsi. Di awali kabar yang menarik yaitu kesempatan liburan ke pantai untuk kedua kali ( Beach! it’s my favorite place) ke pantai di sumatera barat ! Walaupun di saat itu alasan saya ikut, karena itu sebenarnya acara kantor saya magang, dan saya menggantikan seseorang disana. Hahaha.

Lanjut pengalaman magang selama dua bulan yang cukup menguras berat badan saya. Di sisi lain seneng, disisi lain lumayan stress! Saya gak menyangka kalau profesi dan bidang public relations perusahaan swasta itu adalah power rangers! Kerja kantoran sepertinya bukan style saya. Walau menyenangkan dan banyak ilmunya, saya kehabisan energi fisik yang bikin saya susah mengeluarkan ide, karena waktu luang hanya bisa digunakan sama istirahat. Kerasa banget capeknya, belum lagi kalau udah lembur. Saya sempat sakit semingguan, selain cuaca lagi gak bagus saat itu dan fisik lagi drop pas kerja beberapa kali mimisan. Duh jarang – jarang dah, karena ngantornya di rumah sakit langsung cus ke UGD. Memalukan sih bagi saya haha. Kerja di rumah sakit kok sakit, haha.
 
Lanjut setelah magang, di waktu yang sama dari awal tahun saya mendaftarkan diri sebagai panitia FIM 18 dan kepilih di panitia desain. Ini tantangan baru lagi, karena di percayakan di desain, padahal saya masih desainer amatiran.

Banyak hal baru yang saya dapatkan dari teman – teman yang mahir, mulai dari nyoba corel draw, illustrator. Kepikiran buat upgrade lagi ilmu desain ini. Karena saya belajarnya juga otodidak. Gak ikut course khusus seperti waktu ikut belajar bikin website.
 
Intinya saya bersyukur atas kesempatan dan pengalaman yang saya dapatkan di tahun sebelumnya. Walau dari segi habit, saya jelek banget. Saya memulai ketidakteraturan hidup dimulai ketika saya free dari jadwal kampus seperti sebelumnya. Karena di 2016 sudah gak ada lagi matakuliah, selain skripsi hehe. Hal ini yang bikin saya yang perfeksionis kalau sama namanya agenda, jadi kacau balau karena banyak hal yang gak keduga dateng tiba – tiba.
 
Jadi 2016 adalah momen untuk mendewasakan diri, walau ngerasa belum dewasa – dewasa amet. Banyak hal absurd yang masih sering bikin temen – temen gemes kadang, apalagi kalau percakapan saya suka ga nyambung, tapi kadang saya suka drama sok – sok ga nyambung biar suasana jadi fun (ngebully moment) pake hastag #alasan deh haha.

Apa yang kira – kira bakal dilakuin di tahun 2017 ?
Hal yang di capai pertama kali itu, buku kedua pribadi ! Kemarin rencana bakal di selesaikan November dan desember, gak tahunya sibuk sama daftar – daftar wisuda dan revisi. Sudah deh, kelewat. InsyaAllah awal bulan ini bakal konsentrasi buat editing buku kedua yang sudah jadi. Tinggal edit dan rapih – rapih!

2017 juga mempersiapkan diri sama rencana yang diluar dugaan. Keluarga saya bakal ada isu pindah kota, alias balik kampung. Walau belum fix, saya setidaknya menyiapkan dua rencana. Hal ini nih yang bikin galau setengah mati rasanya. Setiap sharing cerita ini saya teman terdekat. Mereka bakal ngamuk ga jelas, atau ngambek sama saya karena ga setuju sama demikian. Tapi saya juga ga bisa memutuskan, karena sampai sekarang belum ada alasan kuat untuk tetap tinggal. *kemudian mewek lagi*

Lanjut, hal yang paling penting bagi saya adalah perkara ibadah. Kesibukan seringkali bikin saya sering ngaret jam untuk sholat, ya allah berdosanya rasanya. Dulu jaman masih ada jadwal kuliah, masih sering ikut seminar – seminar juga. Belakangan ini baru sadar, gak seaktif dulu. Saya merasa bersalah sekali. Hal lainnya juga ada peningkatan, tapi mungkin cukup keep aja yaa di saya-nya aja.
Hal yang menggembirakan, tulisan saya banyak banget di tahun ini. Hurray! Ketimbang tahun sebelumnya. Walaupun, memang untuk melatioctavia.com lebih sering di tahun sebelumnya. Saya nulis di banyak platform sehingga gak keliatan progressnya kalau hanya di lihat dari satu platform aja. Saya bikin empat buku online. Dua buku di storial, dan dua buku di wattpad. Belum lagi nulis di tumblr. Satu blog lagi yang pengen saya aktifkan itu ceritamelati.blogspot.com, kemarin masih asik obrak abrik desainnya, jadi nulisnya kagak mulai – mulai. *tepok jidat*

Duh ini tulisan gak jelas ya, isinya pada curhat semua. Silahkan jika bikin asam lambungnya naik, harap ditutup saja. *peace!
 
Selain itu di tahun 2017 banyak hal baru di komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman, terutama masalah evaluasi kegiatan, rencana – rencana kedepan. Ditunggu infonya!
Satu lagi ada beberapa planning tertarget ke negara lain, yang sampai sekarang belum terealisasi. Entah kapan ya :) Saya yakin bakal indah pada waktunya.
 
Selain itu saya pengen banget lanjut kuliah sebenarnya, tapi lagi lagi saya bisa berusaha untuk mewujudkannya dan keputusan hanya milik Allah. Semua dosen – dosen di kampus menganjurkan saya melanjutkan studi. Tapi lagi – lagi saya sadar mimpi itu gak hanya milik kita sendiri tapi ada orang lain di dalamnya. Saya yakin ada jawaban terindah untuk ini. 

Saya berharap banyak untuk diri saya pribadi, selain meningkatkan diri secara pribadi juga peningkatan manfaat untuk orang lain lebih banyak setidaknya lingkaran keluarga saya terlebih dahulu, teman – teman terdekat, dan kemudian masyarakat secara luas.
Bismillah!

Gimana rencana tahunan kamu ?




Pernah dengar istilah volunteer ? 

Yups kita sering kenal dengan kata relawan. Kegiatan volunteering saat ini telah menjamur dan trendnya sendiri. Anak – anak muda sekarang senang sekali untuk mengikuti kegiatan volunteer, walau masih begitu asing di anak muda gaul tapi melakukan kegiataan volunteer apalagi yang sifatnya seleksi dan lolos itu jadi prestise yang sangat membanggakan di mata sebagian orang. Volunteer identik dengan seseorang yang tingkat kepedulian tinggi, caring, cerdas, memiliki empati dan survivor yang handal karena banyak kegiatan volunteer yang akan terjun di daerah – daerah ekstrem, entah itu lokasi, ataupun juga budaya yang asing. Tentu orang – orang yang terpilih dan kuat menghadapi adalah orang – orang yang mampu beradaptasi dengan mudah dan fleksibel.

Saya pribadi senang mengikuti kegiatan terjun di daerah daerah yang belum pernah saya datangi, ada hal menarik yang biasa saya temukan ketika melakukan ekspedisi mengeksplore hutan, hiking dan lain – lain. Saya sudah mengikuti kegiatan demikian sejak selalu ikut alm ayahanda dulu yang hobi memancing di tempat – tempat terpencil, tak jarang juga ke hutan bebas, ketemu hewan – hewan liar, kecebur sungai yang gak dikenali juga pernah. Tak jarang karena kisah kecil itu, jadi terbiasa dan makin dewasa ingin sekali mengulang memori itu lagi.

Ada apa dengan mindset seorang volunteer?

Nah, ketika membahas volunteer. Ada sebuah hal dasar yang membedakan kita antara orang yang bermindset volunteer dan mindset orang – orang kebanyakan. Itu yang bikin sosok volunteer itu “beda” dan “istimewa”. Dua tahun lalu ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional kepengurusan TDA Kampus (Tangan Diatas) pada saat itu kak Arry Rahmawan yang merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan hal yang membekas dan menjadi sebuah pegangan saya untuk membedakan orang – orang yang “istimewa” dan memiliki volunteer mindset.
“Ketika kamu melihat seseorang mencintai sesuatu atau sebuah komunitas dan organisasi ingatlah, orang – orang tersebut akan berpikir apa yang bisa dia berikan untuk komunitas dan organisasi tersebut, sedangkan yang lainnya ketika ia berada dalam lingkaran itu ia akan berpikir apa yang ia dapatkan di dalamnya, dan jadilah orang – orang yang berpikir apa yang bisa saya berikan untuk lingkaran ini”
Kita seringkali menagih janji, entah itu berkecimpung dalam sebuah pekerjaan entah itu dalam lingkup lingkungan kehidupan kita, komunitas, dan organisasi tanpa perlu memikirkan apa yang harusnya kita lakukan. Kita selalu menuntut oranglain bertindak laku sesuai dengan kita, benar tidak ? 
Egois bukan, diri kita? Tapi orang – orang bermindset volunteer dalam hidupnya. Ia punya kerelaan yang berbeda dari orang kebanyakan. Entah mengapa, menurut saya kegiatan volunteering membuat diri kita menjadi lebih peka kepada oranglain, bahkan diri sendiri untuk meredam emosinya dan juga egoistik yang ada di jiwanya, menekan hawa nafsu yang mengebu – gebu ingin diperhatikan, menjadi raja atau ratu di depan orang lain. Orang – orang yang bermindset volunteer mendedikasikan hidupnya menjadi relawan untuk kehehidupan. Why ? Karena dia selalu bertanya dalam hati, 

“Apa yang saya berikan untuk mereka?”

“Apa yang saya berikan untuk kehidupan ini ?”

“Apa yang saya berikan untuk Sang Maha Yang Menciptakan ?”

Saya menilai orang – orang yang memiliki pemikiran demikian akan senantiasa menjadi sinar buat orang lain, dan wajar bila Tuhan memudahkan hidup mereka karena hati berlian yang mereka miliki. Pernah tidak bertanya mengapa tetangga kita begitu acuh dan sombong ? Kenapa kita tak punya teman ? Kenapa kita tak memiliki keharmonisan misalnya di keluarga ?

Coba berpikir kepada diri kita sendiri, sejauh apa hidup dan diri kita berikan untuk mereka. Mungkin kita tak pernah menyapa dulu, selalu bermuka masam ketika bertemu, atau bahkan seringkali mengabaikan sapaan mereka sehingga mereka juga tak ingin lagi menyapa kita. Bisa jadi kita tak memiliki teman karena memang memilih sendiri, tak pernah membantu, atau bahkan menyulitkan oranglain bukan memudahkan. Bila hidup kita tak seindah dengan keluarga ? Mungkin bisa jadi kita tak pernah memberikan waktu untuk keluarga sehingga merasa asing dalam orang terdekat sendiri.

Menurut saya, volunteer mindset itu bukan berdampak kecil, sikap kerelawanan adalah sikap seorang hero! Pahlawan. Bukan hanya untuk orang lain tapi dirinya sendiri. Kegiatan volunteering adalah sarana untuk mengasah kepekaan itu. Ditambah lagi ketika kita sudah menemukan rasa di dalamnya, dirimu akan selalu haus untuk memberi, sehingga ingin memperkaya diri agar bisa memberi. Memperkaya dalam arti ilmu, kerja keras, rasa solidaritas, pertemanan. Hal – hal positif lainnya. 

Hal yang biasanya selalu mengikuti kegiatan volunteer mengajar, akan ingin mengajarkan hal – hal baru untuk bahan ajarnya. Bagi yang sering ikut kegiatan sosial atau kebencanaan akan ingin menjadi sosok tangguh dan kuat untuk bisa menjadi tameng pelindung ketika hal demikian terjadi.
Volunteering juga bisa mengasah diri kita menjadi sosok pemimpin, yang saya sampaikan bahwa volunteer adalah hero! Pahlawan!

Nah, bagi kamu yang belum pernah ikut. Coba luangkan waktu untuk mengikuti kegiatan kesukarelawan demikian. Mungkin kamu bisa menemukan sesuatu yang belum ketemu, seperti kepercayaan diri, passion, atau hal yang belum kamu temukan dalam diri kamu. Bagi yang sudah pernah, jangan berhenti tularkan kembali semangat untuk berbagi dan rasa volunteerisme itu kepada yang lain.

Karena satu langkah kita bisa membuat perubahan besar!
Be HERO ! 

***
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Hmm, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan undangan special dari BCA. Jujur aja, saya ga pernah kepikiran kalau blogger itu bisa ikut event – event keren. Ternyata dan ternyata, blogger diluar sana sudah menjadi profesi yang menjanjikan loh. Kalau sekarang mah kalau kita cerita sama temen – temen, kita selalu dapat sipit mata dan senyum miring kalau pas ditanya, kerjaan kamu apa ? Ngeblog! Hmm, mereka bakal pandang bahwa blog masih sekedar hobi ya gitu – gitu aja.
Ini kali ketiga saya mendapatkan kesempatan buat untuk membantu menceritakan hal baru kepada teman – teman. Thanks berat buat infonya, sang blogger hits dengan ID @mutmuthea yang suka narik – narik saya buat event – event beginian.

Hari itu kita kecepetan dateng, karena di infokan via e-mail kalau registrasi dimulai jam 17.30. Udah deh saya cepet – cepet cus ke lokasi yang baru diberi tahu fixnya sekitar H-2. Saya bersyukur banget ada temen yang ikutan buat ngingetin, saya ga kebayang kalau sendirian karena saya tipikal suka nunda kalau buka – buka message, ntah itu sms, email. Ga tahu kenapa haha. Bawaanya kalau buka hal demikian itu imajinasi saya tuh mikir ada kerjaan ga jelas gitu, ntah itu sms promo, spam dan lain – lain.

Ga tahunya kita dan beberapa teman yang kebetulan lolos dari 20 orang yang dapat kesempatan menarik itu udah dateng, and then semuanya tim superhero @kongkownulis. Parah deh! Hampir setengah anak – anak @kongkownulis.

Ketika registrasi kita dikasih tahu kalau event bakal dimulai pas setelah maghrib, untung aja lokasi acara itu keren banget, tepatnya di @Antiqa Café & Resto. Jujur aja, kaget sih di Pekanbaru ada tempat surprise gitu. Mengingat saya gak tipikal orang suka hangout jalan – jalan ngiterin pekanbaru atau nongki cantik di café kalau gak ada perlunya hehe. 

Penampilan Live Musik pengiring saat night dinner

Setelah sholat acara pertama itu pembukaan oleh MC yang belum apa – apa saya jadi sasaran bahan buat MC nya, -_- always like this. Bahas chocohip di hidung deh, bahas usia, banyak deh. Akhirnya setelah pembukaan kita disajikan music pengiring dengan dimulai dinner istimewa bareng – bareng. Nyesel banget sebelum kesana saya udah makan dulu di rumah, takut kelaperan pas acara. Karena ga mikir bakal disuguhi sama banyak makanan. Alhasil, demi – demi menghindari kemubaziran saya ambil dikit – dikit, ntah itu nasi, lauk pauk, sayur, kue – kue. I’m so full! 

Setelah itu kita masuk sesi materi oleh mas mimin @kulinerpku. Sebenarnya sering diceritain sama mba @mutmuthea tentang kulinerpekanbaru sebelumya dan perjalanannya hingga sekarang followernya udah melimpah ruah, ntah itu di Instagram dan follower. Kulinerpekanbaru itu telah menjadi bagian penyebab obesitas warga pekanbaru” kata MC sambil nunjukin perut.



Saya pribadi seneng pantengin ini akun, karena banyak giveaway makan gratis hehe. Mahasiswa gitu kan- hoho. Beberapa kali pernah menang dan nagih ikutan hehe. Sesi materi diisi oleh mas Hendra Alya selaku food photographer eksis di Pekanbaru, awalnya saya kenal doi di bidang itu. Gak nyangka dia bagian dari akun @kulinerpku. Jadi wajar tampilan makanan di akun itu mengugah selera, karena yang moto juga ga sembarang orang kan. Doi cerita tentang gimana jadi seorang food blogger yang baik. Walaupun saya bukan seorang food blogger tapi materinya works banget untuk sesi – sesi promosi, misal – misal nantinya saya buka restoran kan.

Doi kasih beberapa tips, untuk pengambilan gambar yaitu mementingkan pencahayaan jangan sampe backlight, usahakan datang ke lokasi tempat makan itu siang hari dan posisi dekat jendela. Jika malam hari usahakan dekat dengan lampu yang terang. Kalau mau hasil bagus, pake tripod supaya hasilnya gak goyang, walaupun pake smartphone.

Di sela – sela diskusi ada yang nanya, gimana sih penghasilannya seorang food blogger atau terkhusus @kulinerpku yang kan kalau makan ya ngeluarin uang pribadi buat review makanan. Jawabannya diluar dugaan, ya minimal kamu udah dapet perbulannya limabelas-an, yups! Limabelasan jeti jeti. Haha gitu sih kata mas mimin. Hayo gedeaan mana sama UMR kita ? Hmm, jadi segala profesi kalau ditekunin mah semua okeh!


Btw, masuk sesi kedua!
Materi dan sharing dari tim BCA, diisi oleh mba Analiza. Dari namanya aja kelebihan perbankan banget haaha, peace ya mbak! Mbak Analiza cerita kalau BCA ngeluarin Inovasi baru namanya #Sakuku. Btw, memang di era globalisasi ini penggunaan rekening di bank lebih dominan untuk alat pembayaran ketimbang menabung. Iya gak sih? Beli online, transfer sana sini, bayar uang kuliah, listrik, pulsa semuanya disana. Paling tidak ada uang masuk kalau enggak kiriman, gajian, atau juga kiriman orang baik. Hehe saya masih bisa dihitung jari kalau untuk nabung. Paling tidak ada kerjaan dapatnya tunai, baru dimasukin di rekening.

Pembayaran melalui rekening saya pribadi ngerasa lebih aman ketimbang tunai, apalagi kalau budgetnya tus – tus atau jut – jut. Saya udah pernah kehilangan tus – tus dan jut – jut sebelum uang itu saya masukin ke rekening. 



Inovasi Sakuku ini memudahkan kita untuk membayar apa aja via online dengan aplikasi sakuku. Sakuku itu seperti dompet elektronik dan kita gak perlu punya rekening BCA untuk bisa daftar dan menggunakannya. Inovasi Sakuku itu dompet elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya. Untuk punya Sakuku kita bisa didownload di Play Store untuk Android (OS 4.0 berikutnya) ataupun App Store buat pengguna iPhone (iOS 7.1 berikutnya). Siapa sih jaman sekarang gak pake android atau kita kenal smartphone hehe masih ada tapi jarang, mengingat anak – anak generasi millennials ini maunya gak ketinggalan kan. Seperti halnya dompet yang perlu diisi, Sakuku juga perlu diisi alias top up minimal Rp. 10 ribu. Channel top up Sakuku di ATM BCA, KlikBCA Individu dan BCA mobile. Khusus top up di KlikBCA Individu dan BCA mobile, kamu bisa setting top up secara berkala mulai dari setiap tanggal tertentu, setiap hari tertentu atau setiap beberapa hari tertentu.  Limit maksimal Sakuku kamu Rp 1 juta tapi kalau kamu aktivasi ke Sakuku Plus limit maksimalnya Rp 10 juta.
Beberapa fitur sakuku yang keren :

1. Bayar Belanja
Nah, ini penting kalau belanja kita tinggal scan QR code di merchant toko fisik dan online yang sudah kerjasama dengan Sakuku.

2. Isi Pulsa
Ini fitur keren juga, daripada males ke counter beli online lebih enak kan. Pakai sakuku kamu bisa isi ulang pulsa ke nomor sendiri, nomor orang lain dan minta diisiin pulsa. Saya pribadi udah jarang banget ke counter, paling enggak ke atm karena jumlah pulsa yang dibeli sama dengan harga pulsa yang dibayar seringkali. Bahkan kadang ada promo bisa lebih murah loh, semoga kedepan banyak promo dari #Sakuku BCA yaa..

3. Transfer
Saya pribadi masih kesulitan kalau transfer – transfer ke rekening orang, nah dengan adanya fitur ini kita bisa transfer kemana aja dengan minimal transfer Rp.5000. dan satu lagi fitur ini juga bisa nagih transferan temen, kalau – kalau doi ada utang kita malu nagih lisan. Biar Sakuku aja yang ngingetin hehe.

4. Split Bill. 
Nah, fitur ini memudahkan kita buat ngebagi bayaran ke beberapa orang. Maksimal 9 orang. Kita sering tu belanja makan atau jajan kemana gitu rame – rame. Pas bayar susah banget ngitung berapa uang yang dikeluarin buat bayar. Nah dengan ini, bisa ditalangin sama temennya nanti langsung terhitung dari aplikasi #Sakuku secara otomatis berapa yang mau dibagi rata atau sesuai tagihan masing-masing, tinggal klik – klik udah deh. Intinya semua temennya harus punya aplikasi ini bareng.

5. Tarik Tunai di ATM BCA
Nah, kita bisa narik tunai kalau lupa bawa dompet pake smartphone. Saya pribadi lebih suka ninggalin dompet ketimbang smartphone hehe. Dengan fitur ini kita bisa tarik tunai di ATM tanpa pake kartu ATM. Caranya cari ATM berlogo SAKUKU dengan kelipatan Rp 50.000,- dengan maksimal per penarikan Rp 1.250.000,-.

Beberapa merchant yang menggunakan sakuku dan udah kerjasama udah banyak banget. Tapi sayang emang dominasinya banyaknya di ibukota dan jawa island hehe.
Tapi untuk di Pekanbaru ada beberapa, contohnya ada Chattime, Alfamart, BakmiGM, Excelso, Gramedia, dan lain – lain

Lengkapnya bisa cek disini : 
Nama Merchant Kerjasama SakuKu
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/Merchant-desktop-version
Merchant Sakuku Berdasarkan Kota
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/kota-merchant-sakuku

Saya berharap banyak merchant lagi yang memudahkan terkhusus di Kota Pekanbaru. Di akhir sesi kita foto – foto dan juga kuis  - kuis. Ga nyangka saya dapat doorprize kuis berhadiah voucher. “Fix makan lagi” (isi hati hehe)

Ini foto - foto on backstage ^_^
ada yang ngantri makan, ada yang narsis



Yipiii doorprize!

Semoga infonya bermanfaat :D
Terus menulis yaa !
#NgobrolBloggerPKU #InovasiBCA


Bahas bullying rasanya berat ya, mengingat sesuatu yang tidak pada semestinya. Bukan bullying bercandaan temen karena keakraban. Tapi bullying yang udah masuk ranah kekerasan baik itu fisik, pikiran, dan hati. Berat! Nah gimana kalo bullying diri sendiri ?

Sebenarnya judul kali ini, pengen bikin tentang bagaimana kita supaya bersyukur sama diri sendiri dan gak menyalahkan diri karena apa yang tidak kita miliki. Tapi sepertinya kata “bullying” cukup kontroversial dan mewakili untuk kita yang keterlaluan banget hopeless sama diri kita sendiri.

Ceritanya saya dapat beberapa curhatan teman belakangan ini ntah itu baru dikenal atau temen lama yang tiba – tiba kontak ngajak berdiskusi. By the way, sepanjang cerita kita gak sadar kita sudah masuk momen berkeluh kesah hehe. Biar deh namanya manusia, kadang kala perlu tempat untuk mencurahkan isi pikiran agak beban sedikit berkurang. Tapi kesini – sini saya paham, kalau saya dulu pernah mem-bully diri sendiri ketika dalam keadaan down, gak semangat, gagal, dapat ujian kehidupan dan lain – lain. Kayaknya semua hal yang terjadi di hidup kita negatif .... muluk. Entah itu cerita tentang kondisi sekarang, masa depan, dan apapun itu. 

Well, kadang kala kita sering melakukan ini. Bullying yang kita lakukan itu sama diri kita sendiri itu baik itu berupa pikiran negatif yang mandek nempel di diri kita, atau keluh kesah negatif yang kita sampaikan ke orang lain. Rasanya udah cukup deh kita nemuin bullying yang sudah jutaaan abrekan ada di media sosial, dimana – mana hinaan, cacian, negatifisme, benci – benci. Cuapek loh, adakalanya saya pengen banget absen dari persosial mediaan, tapi gak bisa. Banyak hal juga yang musti diketahui kalau enggak bakal jadi manusia kudet, mau gak mau harus filter hal – hal yang harus dikomentarin, hal yang perlu dicuekin, dan disupport habis – habisan. *duh keceplos curhat dikit. Oke lanjut!

Apa sih tanda – tanda kita bully diri sendiri ?

Ini beberapa hal yang menurut saya yang bikin kita jadi manusia negatif dan endingnya depresi karena tanpa sadar sikap kita membully diri kita sendiri :

1. Selalu berpikir negatif
Ini sikap yang harus dibuang jauh, kita belum apa – apa udah hopeless udah negatif, udah mundur. Kayaknya semua hal di dunia ini diciptakan gak baik. Entah itu komentarin orang yang berpikir berbeda dengan kita, entah itu sama pilihan – pilihan yang dikasih di hidup kita kita selalu berpikir itu gak baik. Apalagi ujian kehidupan yang didapet, alhasil resah di hati dan pikiran guys!

2. Membandingkan hidup kita sama orang lain

Nah! Ini perlu di highlight banget. Pernah gak dapat momen gini, 
“ihh kakak itu IPKnya sempurna loh!”
“ih si fulanah itu cum laude guys! Dapet tawaran lagi ke luar negeri buat lanjut kuliah!”
“eeh eeh, si itu tu udah cantik sekarang punya butik sendiri,”
“Bro kita itu sekarang udah bikin startup sukses se Indonesia, bentar lagi udah mendunia,”

Parah nih kalau diterusin, kita banyak nemu gosip positif yang kadang kala bikin telinga kita panas. Bukan karena gak seneng mereka jadi sukses. Tapi gak seneng karena kita gak bisa kayak mereka.
Kenapa sih mereka enak banget hidupnya ? Kita gini – gini aja,
Pasti pernah nanggepin atau berpikiran gitu. Kalau enggak pernah, selamat deh! Kamu orang keren bin calon sukses! Karena hal kayak gini gak muncul lagi bagi orang – orang yang udah happy sama diri mereka sendiri.

Kita punya hal istimewa di diri kita miliki, hidup yang kita pilih, jalan yang kita jalani. Semua itu kehendak kita. Jadi stop buat kita ikut – ikutan dan ngebandingin diri kita sama yang lain. Fokus sama diri sendiri, apa yang kamu mau, apa yang bikin kamu bisa tenang, apa yang bisa bermanfaat bagi orang dari hal yang kamu miliki, apa yang perlu kita maksimalkan dari potensi yang kita miliki. Nah untuk prestasi dan kesuksesan adalah hadiah dan bonus dari Allah SWT karena kita udah menjadi hal baik dan menjadi hal terbaik versi kita tersebut.
Be the best yourself!

3. Gak bersyukur dan tidak puas diri

Gak bersyukur itu juga berkaitan sama poin sebelumnya, kita suka bilang ke diri kita kalau kita adalah orang termalang dan tak berdaya di dunia ini. Wuaah ! Bahaya, ini bikin hidup kita terlalu over mengejar sesuatu yang seharusnya tidak menjadi prioritas kita. Bikin ego kita meningkat, alhasil orang – orang di sekeliling kita bakal gak betah dan gak senang dengan kita. Kita jadi orang yang kufur sama pemberian Allah SWT, Allah nanti murka. Yuk perbaiki diri kita!

4. Terlalu over berkeluh kesah atau menyebarkan hal negatif

Hal ini kejadian kalau kita terlalu mengemis – ngemis sama orang terdekat kita buat di dengerin kisahnya. Sampe berkali – kali sampe kita gak sadar kalau sebenarnya orang yang kita curhatin juga punya masalah sendiri. By the way, saya percaya kalau aura manusia itu menular. Kalau kita cerita sedih ke orang lain, aura nya negatif tuh. Nah, ketika kita cerita aura itu jadi mengalir ke mereka yang kita ceritaain alhasil terkumpul. Walaupun ini berkaitan sama orang lain, tapi sebenarnya nanti efeknya membully diri kita sendiri. Karena akan terjadi pantulan aura negatif mereka ke kita. Contoh, mereka akan bosan untuk dengerin cerita kita. Apalagi kalau kita cerita gossip, menebar cerita bohong, negatif, kebencian dan lain – lain. Mau gak mau kedepan konsekuensinya ada di diri kita sendiri yang hidupnya diliputi kebencian dari orang lain, karena kita sarangnya hal negatif itu.
Apalagi zaman millennials sekarang, dengan mudahnya dengan jari – jari kita menyebarkan hal apapun. Sabar dan manajemen diri untuk control hal ini adalah hal yang tepat biar gak keterlaluan. Misalnya dengan menyalurkan ketidaksenangan kita dengan tulisan yang mencerahkan atau kalau emang susah dan benci banget cukup di diary aja apalagi hal pribadi. Jangan jadi konsumsi publik sampe - sampe bikin vlog dan ditonton banyak orang *eh.

5. Terlalu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi
Hoho, ini kejadian nih sama kita yang dalam masa – masa transisi. Saya ada cerita di tulisan sebelumnya. Hal ini kadang kala bikin kita depresi dan tanpa sadar ngebully diri kita sendiri. Boleh sih khawatir sama hal kedepan, tapi jangan sampai lupa sama masa kini. Azeeh berasa motivator banget dah. Tapi bener deh, sebenarnya masa depan kita itu di cerminkan dari masa kini. Walaupun emang belum tentu apa yang terjadi sekarang apalagi buruk itu juga buruk kedepan, kita masih ada waktu untuk mengubah diri kita jadi lebih baik. Kalau sekarang kita sadar masih banyak yang kurang, secepat mungkin untuk berkomitmen mengubah diri kita biar masa depan kita bisa cerah. Gak akan ada yang tahu tentang masa depan kita kecuali Allah SWT dan diri kita sendiri sebenarnya pengen masa depan kita ada harapan.

Seperti kutipan sebelumnya, the goal without the plan is just dream. Kita masih bisa merancangnya. Tapi dalam merancang, jangan terlalu over khawatir yang bikin kita jadi manusia penakut.
“Duh gimana kalau gagal?”
“Kalau lamaran aku ditolak gimana?”
Hmm, simpen khawatirnya dengan kata “menerima”. Insyaallah ademm, kayak iklan adem sari.

6. Rendah diri

“Aku kan sekolahnya di pelosok gak bisa deh,”
“Aku bukan orang kaya”
“Aku gak pinter, matematika aja selalu remedial,”
“Aku jelek,”

Banyak deh kita nisbatkan hal negatif di diri kita. Banggalah sama apa yang kita punya, walau itu secercah harapan. Jiaah ~ maksudnya secercah harapan yang kita punya untuk manusia yang lebih baik. Itu udah top deh buat kita plong menjalani hidup. Banggalah sama kesukaan kita, hal unik yang kita punya. Bahkan rumah kecil mini kita. Kadang ada segelintir orang yang memperhatikan kita loh, yang ingin sekali menjadi diri kita. Bahkan dia ingin memiliki apa yang kita miliki entah itu teman yang ramah, orang tua yang penyayang, rumah yang mungil di tengah desa. Padahal barangkali hal demikian bukanlah kelebihan menurut kita, tapi di mata mereka itu adalah sesuatu yang mereka idamkan. Jadi gak patut rasanya kita rendah diri, kalaupun kita gemuk, pastikan otak kita juga gemuk (kayak menghibur diri sendiri wkwk) kalau pun itu bisa diubah ya usahakan kita bisa mengubahnya lebih baik. Misalnya kita kurang pintar dalam hal tertentu kita masih ada waktu untuk belajar, kalau kita kekurangan kita bisa ambil cara supaya bisa kerja keras bisa menghasilkan lebih banyak dengan impact yang lebih baik.

7. Putus Asa

Ini masuk poin, tanda – tanda kita membully diri sendiri. Dengan putus asa, kita sudah menutup harapan Allah untuk menciptakan hal baik di masa depan. Entah itu putus asa pencarian jodoh, ( ini ada nih yang curhat, bisa jadi yang baca) haha. Entah itu pekerjaan yang belum ketemu, naskah tulisan yang belum lolos penerbit manapun. Masih banyak ruang yang sering bikin kita putus asa. Tapi jangan lakukan gaes, semua pasti ada kemudahan. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Seperti yang dijanjikan olehNya. Teman – teman bisa baca tulisan saya yang ini : Bertemanlah dengan Kegagalan. Apa yang hal bisa bikin kamu jadi bangkit lagi.

Btw, tujuh hal diatas itu bisa ngewakilin penyebab kita bisa ngebully diri sendiri. Nah! Kalau udah ada tanda itu di kamu pastiin lagi buat dihilangin ya. Karena gak baik kalau dipelihara, hidup kamu yang secerah matahari bakal jadi segelap malam. Duhh peribahasanya hihi.

SELAMAT BAHAGIA UNTUK DIRIMU !

***
Tulisan diatas murni untuk menasehati diri sendiri dan juga berbagi untuk teman - teman. 
Semoga bermanfaat dan menginspirasi!

yang menulis belum tentu lebih baik dari yang membaca


Kamu yang baca ini pernah gak mikirin sesuatu yang dalam banget? Lamaa! Terus penuh dengan masa perenungan cukup lama, bikin gelisah, bikin khawatir. Bukan lagi galau sama something “perasaan” gitu tapi lebih kepada apa yang kira kira bakal kamu lakuin ke depan. 
Saya sebagai seseorang yang sedang dalam masa transisi selalu ngalamin hal -hal ini. Sama halnya ketika waktu transisi dari SD ke SMP, SMP ke SMA, SMA ke kuliahan dan ntar lagi kuliahan kelar. Sensasi mikirin hal itu makin lama makin berat. Ternyata jadi orang “gede” gak mudah yaa. 
Pada suatu momen. Hal yang saya lakuin itu adalah lebih banyakin momen sendiri dulu, menemukan apa sih yang sebenarnya akuh mau kedepan buat gak ikut- ikutan orang, terus juga nanya ama orang orang yang sudah ngelewatin masa – masa itu gimana cara menghadapinya, gimana bisa ngelewatinnya, apa hal – hal yang bikin easy nerima hal itu.

Somehow, kita gak akan pernah tahu masa depan, right?

Tapi yang bisa kita lakuin adalah di masa kini. Seperti yang pernah saya denger dari motipator dulu yang lagi kena ujian kehidupan “you know lah siapa”, masa depan sesungguhnya adalah masa kini. Karena masa kini lah yang bisa merubah masa depan, jadi kalau ingin masa depannya baik yaa berhati – hatilah dan berusahalah yang terbaik di masa kini, karena implikasinya adalah di masa depan.
Terus gimana kalau kejadian hal – hal yang gak kita rancang tiba – tiba datang ?

Ada beberapa mindset yang bisa nenangin pikiran kita kalau datang hal – hal yang kita duga ;

1. Tuhan gak akan kasih ujian dari batas kemampuan hambanya
Well, mindset ini harus ditanam banget di diri kita. Semua yang terjadi pasti ada maksud oleh Allah kenapa kita dikasih ujian atau hal – hal mendadak dihidup kita. Kalau balik ke sebuah ayat Quran yang mungkin kamu pernah denger “Jangan mengaku beriman kalau kamu tidak diuji”

2. Kita gak sendirian dapat ujian atau masalah
Gak ada di dunia ini yang gak punya masalah, pasti punya. Kalau gak ada masalah berarti dia bermasalah alias jiwanya ga idup. Atau orang – orang yang udah ga bernyawa lagi. Masalah lah yang membuat manusia itu yaa manusia. Satu lagi, kalau ngerasa sendiri dan masalahnya yang paling berat, inget semakin tinggi pohon semakin kencang anginya bertiup. Kalau kamu kelasnya anak SD dapat ujian yaa anak SD kalau kamu kelas konglomerat kalo rugi dalam berbisnis ya kelas konglomerat juga.






3. Naik level
Gak ada namanya jalan mulus, jadi ketika kejadian hal yang gak sesuai atau mendadak. Anggap aja ujian naik ke level lebih tinggi. Ibarat main games di PS atau game hp deh. Kalau levelnya naik yaa makin susah, kalau lolos kita bakal nemuin hal – hal baru dan lebih sulit dari level sebelumnya. Sepakat gak ?

4. Hadapi dan Nikmati !
Mudah banget ngomongnya, tapi susah loh! Kadang kita itu suka mikir kepanjangan. Mikir terlalu jauh sampe lupa hal yang deket – deket yang seharusnya kita lakuin. Galau sama hal yang belum kejadian, tapi mengabaikan apa yang seharusnya dilakukan di masa sekarang. And then saran banget kalau kita kepikiran hal gitu bikin kita ga mood, terus bete – bete. Balik mikirin sesuatu yang simpel, “Kalau kamu susah berpikir hal di masa depan, kenapa tidak mikirin dahulu sesuatu apa yang bakal kamu lakukan esok hari?” ini kutipan saya kutip Oppa Hyun Joo, Hyungnya Kim Tan dari drama Korea “ The Heirs” haha jangan ketawa yaa readers!

      Saya menulis juga bukan karena saya juga udah beres dan gak galau, malah ini lagi masa – masanya alone timing-nya saya buat fokus pada sesuatu dan juga ngetrack jalur random yang dulu udah saya bikin jaman – jaman dulu. Saya selalu punya plan tahunan yang saya bikin art atau dream plan buat ngelakuin sesuatu, tapi nyatanya kadang kala ga sesuai harapan, atau kitanya yang lupa hingga keluar jalur. Ibarat lupa baca peta deh, atau salah baca peta. Jadi perlu banget bagi kamu yang mungkin sampe sekarang gak punya dream plan bikin dari sekarang. Gak usah takut dan malu kalo punya impian tinggi. 

      Btw, ini kata – kata sebenarnya nasehatin saya banget yang sedang krisis impian dan goyah – goyah ga jelas. Tapi makin lama saya beruntung ada teman – teman yang selalu ngesupport dan ada aja momen yang datang buat selalu inget sama impian – impian yang pernah disampein ke mereka. Inget gak waktu masih usia kecil dulu, jaman SD deh. Kalau ditanya mau jadi apa? Kita selalu teriak kenceng dengan impian yang tinggi! Aku mau jadi dokter, aku mau jadi pejabat! Aku mau jadi presiden. Banyak impian yang begitu luarbiasa hebatnya. Tapi sekarang kalau ditanya, gak banyak juga yang akhirnya surut langkah dengan kata – kata, aku mau kerja di kantor ini ajah, atau mau bergaji sekian, dan lain – lain. Why ? Kenapa kejadian hal ini ? karena kita terpengaruh sama lingkungan, temen – teman, tekanan – tekanan yang bikin kita goyah. Satu lagi, cemooh yang kadang – kadang hadir kalo kita punya impian tinggi bikin kita jadi down kan ?

      Satu lagi, satu – satunya orang yang bisa memperjuangkan impian itu siapa lagi kalau bukan kita? Kan kita yang ngejalanin, kita yang bermimpi, kadang saya sendiri suka sebel ama orang – orang yang suka komentar yang gak diminta buat komentarin keinginan kita. Lagi – lagi paling kita ngomong ke hati, “ke depan akan saya buktiin pokoknya!”


Ada beberapa tips yang baik buat kamu dalam masa – masa nanya ke diri sendiri 
“what the next?”

1. Kalau lagi berat banget, kasih jeda sama aktivitas yang dipunya. Misalnya lagi aktif banget di sebuah kegiatan yang rutin. Coba minta break dulu dalam beberapa waktu tanpa mengindahkan tanggung jawab. Di momen ini adalah momen buat lebih ngedengerin kata hati yang dulunya kebanyakan gak didengerin karena hal luar yang berisik dan ganggu pikiran kita.

2. Lakukan aktivitas flashback, misalnya ketemu orang – orang lama yang kira – kira bisa dimintain cerita buat sharing, nasehat dan lain – lain. Kadang kala momen ini bisa dapatin insight baru dan penilaian baru buat diri sendiri di masa lalu dan masa sekarang. Kita bisa dapat pencerahan dan penilaian mereka terhadap kita yang sekarang, dan apa definisi yang mereka liat dari kita. Misal nih ketemu teman lama, “ Eh mel, sekarang nulis aja yaa.. kegiatan apa lagi ?” atau “Ca, kamu kerja disitu ngapain aja, apa aktivitasnya ?” Pertanyaan mereka seputar diri kita yang sekarang dan mereka bandingkan di masa masih bersama mereka bisa jadi insight yang baik buat kita menyusun puzzle perubahan diri kita buat mengenal diri.

3. Buka – buka buku diary, nah ini penting juga nih. Bisa jadi kita nulisin harapan – harapan kita buat kedepan. Atau ngeliatin curhatan aneh dan emosional kita kalau lagi galau atau lagi semangat! Semuanya ke gambar dibuku itu. Kadang kala saya juga sempat menuliskan impian – impian yang terrekam di buku diary tapi lupa ketulis di dream plan. Bisa jadi kita nerusin haluan kita yang mungkin udah jauh dari diri kita yang sebenarnya.

4. Ikut seminar atau talkshow pengenalan diri, nah ini keren juga. Saya belakangan ini ngincer kegiatan kayak begini. Entah itu manajemen diri, motivasi pasca kampus, job plan, financial plan dan lain – lain. Kita bisa dengerin langsung pengalaman dari ahlinya atau orang – orang yang udah ngelakuin atau berada pada masa – masa transisi ini. Kita juga bisa belajar dari kesalahan yang mungkin mereka lakuin dan dulu – dulu lakuin biar gak kejadian juga sama kita. Nah ini ada yang saya ikutin, Ngobrol Pasca Campus oleh Kak Afif yang diselenggarakan fim club 10, salah satu forum yang pernah saya ikutin tahun lalu sebagai alumni. Kak Afif ini juga alumninya, doi perfek banget kalo saya nilai buat ngeplanning impiannya. Super deh! Bisa kunjungi reviewnya di blog doi nih. “Sharing Pasca Kampus bareng Kak Afif dari FC 10”

5. Nah ini yang penting, ditulis! Dan di lakuin sesuai apa yang udah direncanain. Pilah pilih yang kira – kira bisa dilakuin sekarang, beberapa bulan kedepan atau tahun depan. Temen – temen bisa searching aja bikin dream canvas gimana. Kalau saya pribadi masih random banget, banyak di tempel di kamar. Tapi kadang kala lupa dipilah pilih realistis apa enggak. Kebiasaan khayal sayanya hehe.

6. Terakhir, jadi diri sendiri! Impianmu yaa ceritamu! Gak ada tuh ceritanya ikut – ikutan haha. Tapi bisa aja nanti kamu udah berkeluarga atau berencana untuk itu pastinya bakal ada kolaborasi impian sama si partner itu hehe. 

Nah pesan saya pribadi dan buat nasehat saya sendiri, “jangan sampai impian kita itu mencederai orang lain. Sebaik – baiknya keputusan adalah yang juga memikirkan dampaknya dari orang orang penting di sekitar kita”

Don’t be arrogant!

Sekian terimakasih!
Semoga menginspirasi!

*** 

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.


Berasa serius banget membahas tema kali ini. Sudah lama rasanya ingin menuliskan keresahan mengenai hal ini. Makin gregetan ketika saya berdiskusi dengan salah satu tim sukses perpustakaan kota Pekanbaru, Pak Attaya yang jago nulis blog dan kekinian hihi. Kebetulan komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman yang bernama Kongkow Nulis telah membangun kolaborasi dengan Badan Perpustakaan Kota untuk saling bersinergi dan membantu untuk mengkampanyekan minat baca dan juga kegiatan reading campaign khususnya di Pekanbaru.

Ketika pada saat diskusi tentang kegiatan besar kita yakni peringatan anniversary kita yang kedua. Kita masuk ke obrolan tentang program hibah buku yang rencananya kita laksanakan juga pada kegiatan itu. Di obrolan ini membuka banyak wawasan saya tentang ketidakbenaran yang terjadi di ranah perpustakaan dan perbukuan Indonesia. Ehem! 

Sudah tak asing rasanya masalah minat baca dan juga perbukuan Indonesia di bahas, entah itu di banyak seminar, buku – buku. Artikel. Tiga tahun saya mengeluti dengan intens komunitas membaca dan menulis membuat banyak hal yang terteguh menyadari kemirisan yang terjadi. Saya mungkin salah satu orang yang di beri keberuntungan menyukai kegiatan baca sedari kecil, tapi dulu saya menutup mata dan telinga kepada orang yang disekeliling saya sebelumnya untuk mengajak pada kebaikan ini. Di awali saya mengikuti gerakan Kelas Inspirasi yang menyaksikan langsung nasib perpustakaan di Sekolah yang menjadi tempat mengajar. Tak jauh – jauh perpustakaan saya saat sekolah dasar bahkan hingga SMA tidak begitu mengugah untuk dikunjungi, bahkan sering tutup dan tak berpenghuni. Saya merasakannya. 

Dari hasil obrolan, kami mendapati ketidaktahuan kami bahwa sebenarnya ada dana yang diberikan pemerintahan untuk setiap sekolah dalam membangun perpustakaan di Sekolah. Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 23 ayat 6. Dalam pasal 23 ayat 6 disebutkan bahwa: “Sekolah / madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah / madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Lalu ada apa dengan perpustakaan kita ?

Taman Baca Masyarakat atau di kenal di TBM sepi pengunjung, bahkan saya sulit menemukannya di kota saya. Membaca masih menjadi hal “tabu” di kalangan masyarakat. Terutama anak – anak muda. Ini juga yang menjadi salah satu latar belakang Kongkow Nulis untuk mengajak anak – anak muda yang penuh gairah semangat dan juga aktif untuk cinta akan kegiatan ini dan kemudian mengubah citra sosok kutubuku yang cupu, kuno, dan gak gaul itu menjadi sosok berprestasi, gaul, aktif, supel dan kreatif.

Budaya kurang begitu baik sekarang menyerang bak virus, seperti wabah plagiarism, pendidikan yang bersifat hapalan, dan hal menyontek menjadi hal lumrah sepertinya menjadi hal yang mendarah daging di kalangan kita. Tentunya ini berkaitan dengan budaya membaca yang kurang sehingga timbul wabah tak baik ini menyebar.

Ada pula fakta yang menarik. Bila kita hitung penduduk Indonesia lebih kurang 220 juta orang, jika kita ambil minimal konsumen buku yakni 20 persen, maka ada 44 juta orang. Bila kita bandingkan jumlah buku yang dikatakan bestseller adalah sejumlah 10.000 ekslempar. 
Kemana raksasa pembaca lainnya ?

Selain itu, negeri kita juga tak terlepas dari tak semua masyarakat berpendidikan tinggi dan gemar membaca buku (sastra).  Ini dibuktikan dari penelitian Taufik Ismail pada tahun Juli – Oktober 1997 dengan mewawancarai tamatan SMA di 13 negara.

Pertanyaan tentang buku wajib yang dibaca selama 3 tahun sekolah ?
Jawabannya di Thailand Selatan, mereka membaca 5 judul buku sastra, Malaysia dan Singapura 6, Brunei 7, Rusia 12, Kanada 30, Amerika 32 buku, Hindia Belanda 25 buku dan sedangkan pelajar Indonesia tidak ada. Mereka tidak membaca sejak 1950 – 2011. Taufik membandingkan, kewajiban membaca buku tamatan AMS (SMA) jaman Hindia Belanda dulu sebanyak 25 buku dalam 3 tahun. Duh saya mendengar fakta ini jadi tepuk tangan riang. Bahwa sebelum merdeka, orang – orang Indonesia adalah para kutubuku yang melahirkan generasi hebat. Lalu juga pada jaman itu ada pula bimbingan mengarang seminggu sekali. Hingga artinya dalam 36 pertemuan dalam setahun kita dahulunya menghasilkan dalam setahun harus menulis 108 karangan selama tiga tahun sekolah.

Hasilnya yang seperti kita bayangkan, Generasi Bung Karno, Generasi Bung Hatta, Agus Sali,, Moh. Natsir, Syarifuddin Prawirwanegara. Inilah yang diceritakan Taufik Ismail dalam penelitiannya yang tertuang di buku Gempa Literasi. Selain itu di Indonesia, dari 10 ribu judul buku yang tersebar pertahun kalau sekarang mungkin dalam sebulan ya menurut  update Boy Candra yang mengisi event kita @kongkownulis hari ini. Hanya 10 persen saja yang terserap oleh penduduk Indonesia, yang kita tahu lebih kurang 200 juta lebih.

Salah satu contoh karya Laskar Pelangi Andrea Hirata dan Ayat – Ayat Cinta Habiburrahman El Shirazy yang dicetak di atas 1 juta eksemplar belum dapat menembus 1,5 juta. Bila kita bandingkan jumlah penduduk kita. Terbayang kaya rayanya penulis menurut Agus A Irkham. Setidaknya belum sampai 1% penduduk Indonesia yang membeli buku. Dan menurutnya, apabila 2000 eksemplar saja sudah terjual penerbit sudah bernafas lega.

Ini terasa banget ketika di Komunitas Membaca dan Menulis kita bertemu dengan orang – orang yang berkecimpung di dalam menjadi actor dalam dunia literasi, bercerita fakta – fakta yang memang terjadi.
Lagi – lagi kembali ke kita. Inginkah kita membuat perubahan itu ? Terutama teman – teman yang memang sudah diberi keistimewaan untuk suka dengan dunia literasi membaca, menulis. Maka dari itu tularkanlah! kepada teman yang belum atau yang masih berada di awan – awan haha antara suka dan tiad. Gak ada salahnya sih, kita menjadi kutubuku. Karena banyak alergi karena label demikian terutama anak – anak muda nih yang masih maluu menunjukkan diri.

Saya pribadi saya ingin jadi sosok seperti mereka, mereka yang ditulis di buku sejarah yang telah mencurahkan banyak pemikiran, kebaikan, dan perjuangan mereka untuk negeri kita sehingga kita seperti sekarang. Seperti Mohammad Natsir, Bung Hatta, pejuang wanita lain yang mencurahkan dan dedikasinya untuk keluarganya dan juga bangsanya. 

Finally, 
Tulisan ini saya kerjakan seminggu di sela – sela waktu kesibukan tugas akhir yang sebentar lagi final dan juga acara 2 tahun komunitas kongkownulis tempat saya meluapkan rasa cinta dan kebanggaan di dalamnya. 

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita :D

Jadilah pejuang literasi!

Beberapa minggu ini saya merasakan mulainya rasa jenuh menghadapi beberapa rutinitas yang ada. Saya pun mendapatkan banyak insight dari beberapa orang yang melihat gelagat saya, istilah mereka. “Kamu butuh piknik loh. Katanya sih begitu. Sebagian besar juga ada yang bilang, ditingkatin lagi aktivitas ibadahnya. That’s right semuanya benar. Saya pun banyak bertanya ke beberapa orang mengenai pandangan mereka mengenai istilah “ me time” atau waktu untuk sendiri. 

Saya berkutat pada browsing mengenai istilah me time ini. And then, taraaa .. saya menemukan seabrek informasi tentang me time yang identik dengan ibu – ibu yang jenuh sama aktivitas di rumah, mungkin jenuh dengan anak yang rewel, kerjaan yang menumpuk dan lain – lain. Padahal kita, yang masih muda – muda ini pasti pernah kan ada kalanya merasa jenuh ? Bener gak ?

Ciri – cirinya, bisa dilihat dari emosinya yang kurang stabil, pandangan yang dominan dengan negatif, pesimisme, sering diam, dan kita seperti sedang berpikir atau melamun. Bisa juga ditandai sama kondisi tubuh yang kurang baik, demam, flu, atau sakit – sakit iseng yang biasa datang sama kita hehe.

Teman – teman yang saya tanya mengenai hal ini, kebanyakan menghabiskan aktivitas me timenya dengan berbagai versi. Ada mengatakan dengan menonton seharian, baca buku, bersemedi di rumah alias diam di rumah untuk menghindari aktivitas di luar. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk bersenda gurau dengan teman, jalan – jalan, belanja (ini perempuan banget deh hehe), memasak atau juga beres – beres.

Sebagian besar jawabannya demikian dan hampir sama. Tapi mengapa kita memiliki kadar yang berbeda dan juga dominasi aktivitas menghapus kejenuhan dengan berbagai versi ?
Untuk saya pribadi, rasanya saya sering melakukannya aktivitas demikian dengan terjadwal. Pagi hari dimulai dengan aktifitas perempuan, menyisakan waktu untuk rileks dengan menonton, menulis, membaca, dan lain – lain.

Works ?

Setiap orang ternyata punya perbedaan menghilangkan kejenuhannya dalam beraktivitas. Saya pribadi agak jenuh belakangan ini karena hectic dalam banyak kerjaan. Baik itu pribadi, atau juga luar. Saya tipikal orang sulit berkata “tidak” kalau membantu orang lain dan gak “enakan”. Lalu berakhir pada kelelahan yang menumpuk dari pikiran dan hati hehe.

Akhirnya saya menemukan kunci dalam menghilangkan kejenuhan itu. Inti dari aktivitas untuk membuat jeda dalam rutinitas kita adalah “menikmati momen” tersebut. Akhirnya saya lepas dengan perasaan yang menumpuk baik itu dari pikiran atau perasaan. Ketika kita menikmati jalur – jalur yang kita lalui untuk menghilangkan kejenuhan seperti biasa, sebenarnya secara refleks tubuh kita sendiri sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan ketika dalam kondisi demikian. Sayangnya kita sulit sadar, dan aktif memberi pandangan negatif pada diri kita. Kita bermusuhan pada diri kita sendiri dengan memberi pandangan negatif juga opsi gila pada keputusan kita. Masa jenuh ini juga akibat banyaknya masalah, atau stress, tidak bersemangat, adanya hal – hal yang menganggu pikiran yang membuat rasa tak nyaman.

Rasa jenuh dan butuhnya waktu sendiri “me time” juga alarm untuk diri sendiri agar memberi jeda pada kerumitan di sekeliling. Seringkali karena banyaknya kita sibuk kita lupa ada hal diri sendiri yang kita pikirkan, kita terlalu banyak menyita waktu untuk hal - hal di luar kita. Kita lupa sama tubuh yang udah mulai ga sehat, jadwal makan yang berantakan, rambut atau tubuh sudah ga enak dibawa kemana - mana karena kita lupa sama hal – hal yang sebenarnya membantu kita lebih enjoy menjalani hidup (Duh ini bahasanya, hihi) Otak juga perlu istirahat, perasaan juga loh #uhuk.


Beberapa Alasan Pentingnya Me Time :

1. Mengisi energi positif

Nah, ketika kita berada di dunia luar banyak aura yang menyebar baik itu positif atau negatif. Banyaknya masalah di sekeliling kita otomatis hidup kita pada saat itu penuh dengan berbagai aura negatif yang menerpa diri kita. Energi itu menular kan ? Walaupun masalah yang datang sebagian besar tidak berpengaruh pada diri kita, tapi seharian kita mendengar keluhan orang – orang sama hidup mereka, cerita – cerita negatif di media, atau isu – isu ga baik yang datang. Bisa jadi menjadi pengaruh rasa jenuh yang timbul karena kita di terpa hal demikian. Nah, me time ini kita pakai untuk momen mengisi energy positif. Maka dari itu gunakan waktu me time dengan hal – hal positif dan baik.

2. Melejitkan kreativitas

Ingat tidak, kita sering mendengar beberapa ilmuwan hebat atau para innovator yang melahirkan banyak karya karena aktivitas ini. Banyak banget, walaupun dengan istilah berbeda. Misalnya kisah penemuan Hukum Archimedes yang ditemukan saat mandi atau bahasa sekarang SPA Time, atau Albert Einstein yang menggunakan waktu me time nya untuk berpikir tentang teori baru. Bahkan dalam sirah Nabi Muhammad SAW, kisah beliau berdiam diri ke Gua Hira adalah salah satu bentuk “me  time” untuk berpikir dan mendapatkan kejernihan dalam menyelesaikan masalah yang berakhir pada lahirnya gagasan dan penemuan baru.

3. Jeda untuk rileks dan menstabilkan emosi

Ketika dalam masa jenuh, emosi yang tidak stabil membuat kita berbuat ricuh atau hal yang tak baik. Me time adalah momentum untuk kita untuk membuat emosi yang grafiknya seperti roll coaster sebelumnya, jadi berbentuk jalur kereta api lurus dan bikin adem orang di sekeliling kita.
Tentunya berakhir pada selesainya masalah, karena emosi yang stabil dan lurus seperti layaknya kereta api yang sampai ke tujuan yang dituju hehe.

4. Menghimpun semangat

Ketika dalam masa jenuh, semangat kita itu seringkali kalah sama aura negatif yang udah bertumpuk, kemudian berceceran gak karuan karena sibuk dengan pikiran yang campur aduk dan emosi yang tidak stabil. Adanya me time itu, menjadi momen kita untuk mengumpulkan semangat yang berceceran itu. Bisa jadi saat me time kita bisa melihat prestasi yang kita raih sebelumnya karena bongkar – bongkar album lama, baca buku – buku positif, mengikuti seminar mengugah. Tentunya berdampak pada semangat kita yang membara.


Tips Me Time  “Menghilangkan Kejenuhan”

Nah ini tips menurut saya yang bisa kita gunakan untuk ber me time ria,  tentunya positif dan semoga works yaa!

1. List dulu aktivitas yang bisa kamu tunda atau skip, jadi saat kita sedang me time gak ada beban yang nyangkut. Sama halnya ketika mau liburan ke luar kota. Walaupun kamu mau liburan di rumah aja hehe.

2. Beritahu orang lain yang penting menurut kamu, agar tidak menganggu aktivitas me time kamu. Jadi pada saat itu orang tersebut gak riweh nyariin atau juga menambah beban pikiran.

3. Do positive, lakukan aktivitas positif. Jangan me time dengan hal – hal negatif. Misalnya sampai pake drugs, dugem, duh gak banget. Itu bikin masalah makin ribet. Hal negatif kamu makin banyak, masalah makin besar dan bisa timbul masalah baru.

4. Menikmati momen, 
Ini penting menurut saya, soalnya kalau kita gak merasakan momennya kita gak akan dapat perasaan me time tadi. Karena kebanyakan ngelamun, mengkhayal negatif, dan lain – lain pas lagi momen “menyendiri” jiwa kita masih gak sendirian.

5. Diusahakan sejauh mungkin sama gadget atau mengurangi. Di jaman era milenia ini gadget udah jadi hal yang gak bisa kita lupakan, dan ini sumber dari hal – hal negatif juga loh. Saya pribadi mengurangi membaca pesan yang banyak yang biasanya rebut di beberapa media sosial. Kalaupun menggunakan sekedarnya saja atau bahkan digunakan untuk me time saya sendiri. Misalnya browsing info kesukaan terbaru, baca website favorit, nonton, atau pinned gambar menarik di pinterest. 

6. Ingat hemat ya ketika me time.

Nah ini penting, by the way ketika saya mencari referensi seputar me time ada artikel menarik bahwasanya istilah me time itu adalah konspirasi industri. Wow! Karena banyak istilah ini digunakan oleh para ibu dan istri untuk memanjakan diri. Hal ini menjadi sesuatu yang di dorong oleh banyak penyedia jasa untuk memanjakan, seperti salon, luluran, liburan, masih banyak hal lain. Sampai ada istilah teori ekonomi “‘bukan kebutuhan yang mendorong lahirnya produk, tapi produklah yang mendorong lahirnya kebutuhan”


Baca artikel tersebut disini : Me time ? Mitos atau Fakta ?!


But, lagi – lagi balik ke kitanya menanggapi aktivitas ini seperti apa. Mau buang – buang uang atau malah menghasilkan hehe. Lagi – lagi yang saya tekankan itu seperti poin sebelumnya “menikmati momen” tersebut. 

Give me time, and i'll give your revolution (Alexander McQueen)
------

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi!


Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates