facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal


Akhirnya sampai-lah saya menulis cerita ini setelah menulis beberapa materi dan juga keresahan saya di beberapa artikel sebelumnya. Teman – teman bisa baca disini bit.ly/ForestTalkNotesByMelatiOctavia. Awalnya saya hampir melewatkan kegiatan menarik ini. Kesibukan saya di kantor membuat beberapa kegiatan blogger “sedikit” terabaikan. Saya sempat berpikir, apalah jadinya jika saya tidak jadi mengikuti event menarik dan keren ini. Banyak ilmu dan pengalaman yang sudah saya sia – siakan tentunya.

Kali ini, tidak seperti catatan saya sebelumnya. Saya ingin memberikan kesan personal dalam cerita saya kali ini. Termasuk rangkaian acara sejak awal. Ada hal menarik ketika saya menghadiri event ini. Bisa dikatakan saya orang terakhir yang bergabung menjadi peserta Forest Talk with Blogger. Jadi banyak hal yang tidak saya ketahui, sehingga salah satu kecerobohan saya adalah tidak bertanya dahulu detail lokasi acaranya. Mungkin saya “kurang jalan – jalan” walaupun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya “nyasar” ketika mencari lokasi kegiatan Forest Talk with Blogger.

Teman – teman lain tentunya sudah biasa menyikapi salah satu karakter saya yang “absurd” ini. Saya salah membaca nama tempat penyelenggaran acara yang harusnya Grand Zuri tetapi saya malah ke The Zuri. Yaps! Beda satu kata tapi saya bisa nyasar jauh sekali. Bahkan sempat ada adegan hampir mogok, karena saya kelupaan mengisi bensin.

Dibilang terlambat tidak juga. Saya hadir “pas” sekali ketika momen pembukaan dimulai. Tapi yang menyedihkan bagi saya adalah saya tidak sempat mengelilingi booth yang ada di kegiatan Forest Talk with Bloggers. Saya sedihhh banget!


Event ini menyajikan materi yang relatable dengan kondisi lingkungan saat ini. Pematerinya handal banget, tahu dari mana ? Ketika saya melakukan livetweet beberapa me-reply tweet dan mengatakan bahwa beberapa pemateri yang hadir adalah sosok idola beliau. Kebetulan beberapa relasi saya ketika kuliah dulu adalah teman sesama jurnalis di rubrik ForUs Riaupos. Sebuah rubrik lingkungan mingguan dulu tiga tahun saya pernah bekerja dulu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Sekilas tentang Yayasan Doktor Sutan Sjahrir

Yayasan ini bermula dari sosok panutan yaitu Dr. Sutan Sjahrir. Dr. Sjahrir semasa hidupnya dikenal sebagai ekonom. Beliau yang lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 24 Februari 1945 itu pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden poada 2007 silam. Kemudian wafat  di Singapura pada 28 Juli 2008 di usia 63 tahun.

Semasa hidupnya, di tahun 2001, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Aktivitas utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Yayasan ini hadir merupakan cita - cita dan misi beliau yang diteruskan dalam bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Termasuk salah satunya kegiatan kali ini. Kegiatan kali ini berkolaborasi denga The Climate Reality Project dan juga Tropenbos Indonesia sebagai upaya sosialisasi lingkungan dan juga perubahan iklim kepada masyarakat dengan mengundang para media dan blogger agar dapat diteruskan ke masyarakat lebih luas lagi.

Di kegiatan inilah saya mengenal isu lingkungan dan problem lingkungan secara utuh. Banyak ilmu dan materi yang disampaikan pada kegiatan Forest Talk with Blogger di Pekanbaru di awali dengan 


Pemateri pertama adalah Bu Amanda Katili Niode beliau seorang Manager dari Climate Reality Project Indonesia. Di materi pertama beliau menyampaikan mengenai “Perubahan Iklim”. Singkatnya, Bu Amanda menjelaskan bahwa ketidakstabilan iklim yang kita rasakan sekarang. Misalnya hujan tiba – tiba, tidak sesuai dengan aplikasi perkiraan cuaca dan bahkan musibah gempa dan banjir yang tidak dan sulit sekali diprediksi ternyata ada andil kegiatan manusia di dalamnya. Tentu hal ini menjadi renungan bagi kita semua, bahwa kegiatan manusia mengambil andil dalam terjadinya bencana yang terjadi saat ini.



Pemateri kedua dilanjutkan oleh Ibu Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Beliau menyampaikan mengenai Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap. Pada materi ini disajikan, saya terkesima dengan beberapa istilah yang disampaikan seperti deforestasi, konversi hutan, dan banyak lainnya. Ternyata menjaga hutan itu adalah tindakan utama untuk menjaga bumi kita. Ibaratnya hutan kita rusak, itu artinya bumi kita rusak. Pengelolaan hutan yang tak terkendali inilah menjadi akar terjadinya kerusakaan lingkungan lainnya. Hutan adalah sentral dan jantungnya bumi.

Materi selanjutnya seharusnya diisi oleh Mba Murni Titi Resdiana, beliau merupakan bagian dari staff khusus presiden di bidang Pengendalian Perubahan Iklim dengan materi “Pohon dan Ekonomi Kreatif” Namun akhirnya diwakili oleh Ibu Amanda. Seperti tulisan saya sebelumnya, saya tertarik membahas lifestyle kita saat ini mempengaruhi keramahan kita terhadap lingkungan. Materi yang disajikan kali ini menyampaikan berbagai produk pangan dan sandang yang ramah lingkungan namun juga enak. Seperti keripik hasil hutan yang ramah lingkungan, ada juga produk tas terbuat dari rotan yang sekarang sedang hits di kalangan anak remaja putri. Dalam penuturan beliau juga menjelaskan pewarna alami hasil hutan yang bisa kita kembangkan seperti Kulit Secang yang dapat memberi warna merah kecoklatan dan juga akar mengkudu yang memberikan pewarna kain merah. Saya pun kepikiran mau hunting cari – cari alternatif pewarna untuk cat kontrakan kalau ada hihihi *bercanda.



Materi lanjutannya diisi oleh Bapak Tahan Manurung, beliau adalah perwakilan Asia Pulp and Paper menyampaikan Desa Makmur Peduli Api. Nah, materi ini juga menarik nih. Beliau menyampaikan bahwa perusahaannya telah berkontribusi dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat hutan yang berdekatan dengan hutan produksi dan juga mengelola hasil kreativitas warganya. Saya tertarik sekali loh dengan program yang mereka laksanakan. Bahkan beberapa contoh dari hasil produksi pangan mereka enak dan juga kaya akan gizi. Saya pribadi siap mendukung untuk ikut membantu untuk hasil pangan yang kreatif dari mereka. Mereka mengatakan menargetkan 236 desa menjadi binaan mereka dengan durasi 5 tahun loh. Dari hasil itu, bisa dikatakan mereka mengelontorkan dana sebesar 67,2 Milyar untuk melaksanaakan program ini. Sungguh angka yang besar ya!

Potret Keseruan Forest Talk with Blogger Pekanbaru 

Nah, sebenarnya masih banyak cerita menarik nya. Kegiatan kami dilanjutkan dengan persiapan Field Trip ke salah satu desa binaan DMPA ( Desa Makmur Peduli Api) yaitu Desa Batu Gajah. Mau tahu ceritanya ?

Simak ceritanya disini >> Forest Talk Stories ; Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah
____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id


Sebelum sharing mengenai tips menjaga lingkungan yang mudah untuk kita terapkan. Ada beberapa hal yang perlu di highlight dalam event Forest Talk with Blogger dalam sesi materi ke 3 (tiga) oleh Mbak Atiek Widayati perwakilan dari Tropenbos Indonesia. Tropenbos Indonesia adalah yayasan resmi berdiri tanggal 22 Desember 2016 kini diberi nama Yayasan Tropenbos Indonesia. 

Tropenbos Indonesia sendiri memiliki tagline menarik "Menjadikan pengetahuan bermanfaat bagi hutan dan manusia" dan visi "Menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik tentang Tata Kelola Lanskap Hutan yang Lebih Baik". Ini dikutip dari situs resmi Tropenbos Indonesia. Bu Atiek Widayati banyak sekali menceritakan mengenai hutan secara menyeluruh, baik itu istilah – istilah asing mungkin yang kita temui dan juga proses hutan yang menjadi sentral keseimbangan yang ada di bumi.

Dikutip dari The Nature Conservancy Indonesia

Nah, karena hutan adalah sebuah asset berharga yang dimiliki bumi. Maka dari itu menjaga bumi sama dengan menjaga hutan. Benarkah ? Beliau memaparkan hal mudah dan sederhana untuk kita terapkan.
Madu Hutan adalah salah satu hasil hutan Non Kayu

1. Ikut Dukung Melestarikan Lingkungan

Mungkin sedikit terdengar klise dan idealis, tapi hal ini benar adanya. Sesimpel kita menerapkan menggunakan barang konsumtif yang bijak. Misalnya memulai mengurangi kantong plastik, mengurangi jajan air kemasan menggunakan plastik, atau juga membawa wadah sendiri ketika ingin jajan. Sederhana tapi sulit banget dilakukan ya teman – teman ?


2. Ikut menggunakan Hasil Hutan, bukan Kayu

Ketika dijelaskan agak sulit dicerna. Tapi ketika dipaparkan dengan akhirnya paham. Ternyata banyak jenis hasil hutan lainnya bisa menggantikan kayu. Kebutuhan akan kayu bisa dibilang turut andil dalam mengurangi jumlah hutan karena bahan kayu digunakan untuk kebutuhan kita. Sebisa mungkin kita mencoba menggunakan hasil hutan non kayu. Seperti sekarang sedang maraknya, hasil rotan yang menjadikan furniture cantik dan juga estetik untuk dipajang dirumah. Kemudian dalam industri fashion mulai ada kerajinan terbuat dari rotan untuk tas unik handmade yang ciamik. Nah dengan menganti penggunaan tentu kita turut andil menyelamatkan bumi kan ya.


Hasil Pangan Masyarakat Desa Batu Gajah


3. Andil Mendukung Ekonomi Masyarakat Tepi Hutan

Masyarakat tepi hutan biasanya cenderung menggunakan hasil hutan untuk menjadi mata pencaharian mereka. Ketika kita tidak membutuhkan hasil hutan karya mereka. Tentu mereka kesulitan. Belum lagi hasil hutan kayu didominasi oleh industry besar seperti pabrik kertas, sawit, dan karet. Sedangkan masyarakat tepi hutan tidak memiliki kapasistas yang sama dengan perusahaan besar. Padahal dalam ekosistem, masyarakat turut andil mengkontrol keberadaan hutan tetap terjaga. Jika tak ada yang menjaga hutan, hutan akan alihfungsi menjadi lahan industri. Apabila kita mendukung ekonomi mereka dengan hasil hutan seperti madu, rotan, rempah – rempah tentu akan membuat hutan tetap lestari.

4. Turut Andil dalam Pemanfaatan Ekosistem Hutan

Apakah kamu senang berkemping atau juga menyusuri hutan ? Nah ini salah satu bentuk kamu melestarikan hutan untuk menjaga bumi. Keberaadaan ecowisata atau ecotourism turut andil dalam melestarikan hutan dan jaga bumi. Hasil ekonomi yang didapatkan juga bisa mensejahterakan masyarakat sekitar. Selain itu kita bisa belajar untuk mencintai lingkungan dengan belajar langsung dengan alam. Kita bisa memanfaatkan potensi ekosistem hutan seperti wisata pemandian air panas, arung jeram, bisa juga dengan kegiatan outbound alam yang menarik. Kamu mau jadi bagian dari lestarinya hutan ? Mari berkreativias.



5. Sosialisasi Aktif di Media Sosial dan Blog

Nah, hal yang saya lakukan ini juga salah satu bentuk saya turut andil menjaga bumi. Sederhana sih, tapi harapannya tindakan kecil dan sederhana ini dapat mengugah para pembaca untuk terus belajar menjaga bumi. Kita makin sadar bahwa bumi sudah tua yang butuh perhatian khusus dan jangan dirusak! Bencana alam yang banyak terjadi adalah bentuk kemarahan bumi pada kita. Layaknya orangtua kita yang menegur anaknya karena telah membuat kerusakan.

Lakukan gerakan cinta lingkungan dan sampaikan ke teman – teman lainnya untuk semakin sadar menjaga lingkungan dan akhirnya bersama – sama mengugah. Saya termasuk bahagia dengan adanya gerakan #ZeroGrassStraw yang dikampanyekan para pemuda sehingga banyak diterapkan beberapa merchant bisnis yang juga ikut andil mengurangi penggunakan sedotan plastik.

Ada ide apa lagi untuk jaga bumi menurut kamu ?

Baca Juga >> Forest Talk Stories : Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah

____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Bangun tidur kita membuka smartphone. Setelah itu, kita baru menuju kamar mandi, menggunakan sabun dan shampoo dengan wadah berbahan plastik. Seperti biasa mahasiswa tinggal di rantau sarapan seringkali jajan diluar yang biasanya beli bubur ayam mamang edi di kompleks sebelah. Kita menuju kesana menggunakan motor untuk mempercepat belanja, tak lupa mang edi juga membungkus bubur kesukaan kita dengan bungkusan berbahan plastik.

Dari ilustrasi diatas saja, sejak kita bangun dan melakukan aktivitas pagi yang sederhana, kita sudah menyumbang banyak sekali andil dalam kerusakan lingkungan. Belum lagi, kalau kita benar – benar membuang sampah sembarangan, membakarnya, atau membeli minuman favorit berwadah plastik kemasan. Baru kamu saja, bagaimana ada sekian juta pemuda pemudi yang melakukan hal yang sama setiap harinya.

Sebuah lingkaran lifestyle yang kita biasanya setiap harinya kan ya ? Belum lagi lifestyle jajan tiada henti dengan berbagai penawaran diskon dan promo. Industri fashion kian berkembang, dengan adanya model baru setiap harinya yang bikin greget kalau gak dibeli kan ya ?

Hal ini mendasari juga kegiatan Forest Talk with Blogger bersama para pakar lingkungan dari Yayasan Doktor Sutan Sjahrir. Kegiatan ini benar – benar membuka pikiran saya yang buta akan hal yang kita lakukan ternyata banyak menyumbang andil kerusakaan lingkungan selama ini. Saya pribadi masih belum maksimal melakukan pemilihan sampah. Belum lagi godaan kopi susu nan enak yang rilis racikan terbaru menggoda selalu untuk dicicipi, lagi – lagi wadah yang digunakan pastinya berbahan plastik kan ya ?

Beberapa tahun lalu, ketika saya aktif di Green Student Journalist. Saya diberikan amanah untuk mengisi kolom khusus “Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Bukit Batu. Saya terpana dengan kekayaan alam disana, namun juga mawas mengenai banyaknya para pemburu yang mengambil hasil hutan secara bringas yang ada disana. Tanpa sadar sekian waktu berlalu, ternyata lifestyle kita saat ini juga musuh bumi dan mengancam bumi. Bukan hanya pemburu ataupun para penebang hutan atau juga pembakar hutan.

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk


Menurut presentasi yang disampaikan Bu Amanda Katili Niode ketika menyampaikan proses pencemaran yang menyebabkan perubahan iklim. Industri yang turut besar andil dalam kerusakaan lingkungan adalah Industri Fashion. Kenapa bisa ? Bayangkan saja, setiap hari kita mendapatkan model baru untuk jenis pakaian tertentu. Belum lagi jenisnya, mulai dari baju, atasan, blouse, dress, kaos, belum lagi pakaian tertentu dengan brand tertentu yang sepertinya mudah sekali kita tergoda untuk membelinya. Itu mengapa saat ini, beberapa idealis mulai menggerakkan sebuah lifestyle hidup minimalis salah satunya juga mengedukasi masyarakat kita lebih hidup ramah lingkungan dan tidak boros.

Dikutip dari Presentasi Forest Talk

Menurut Vice, Sejak tahun 2000 hingga sekarang, data produksi busana sedunia tercatat meningkat dua kali lipat. Rata-rata kita membeli baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen tiap tahun dibanding pada tahun-tahun awal Abad 21. Baju - baju itu sebagian besar tidak terlalu lama disimpan lama di lemari, beda dari perilaku konsumen 15 tahun lalu. Di negara-negara maju, bahkan sudah biasa jika baju bekas akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah. Kita mungkin ingat bagaimana, sampah – sampah tekstil yang sedang menjadi isu hangat baru – baru ini dibuang ke negara kita bukan ?

Dikutip dari VICE.COM

Produsen 50 persen produk tekstil dunia adalah Cina. Negara Tirai Bambu itu akhirnya harus menghadapi persoalan polusi massif dari industri fashion. Negara Cina pula yang paling banyak menampung daur ulang produk pakaian bekas dari seluruh dunia untuk diubah lagi menjadi benang. Namun pemerintah Cina dengan adanya motif proteksi perdagangan, baru saja menetapkan larangan impor 24 bahan baku industri, termasuk baju bekas untuk daur ulang benang. Kondisi itu akan berpengaruh pada tingkat polusi sejagat. 

Media Sosial yang mempengaruhi Lifestyle Millenials

Belum lagi dengan pabrik penghasil bahan baku tekstil yang menyumbang banyak limbah diberbagai bentuk. Baik itu limbah pakaian sisa hasil produksi, begitu pula mesin – mesin tekstil menghasilkan kepulan asap yang banyak. Mari kita coba yuk hidup sedikit lebih ramah dari hari ke hari dengan beberapa cara sederhana untuk diri kita dahulu. Walaupun kita tahu sulit keluar dari lingkaran kebiasaan tak baik ini dalam kehidupan kita.

Baca Juga >> 5 Tips Untuk Kamu Jaga Bumi Kita

-----------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Bukan rahasia umum masalah sampah dan polusi adalah masalah yang pelik. Gaya hidup warga Indonesia, dan kurangnya edukasi serta banyak perkara lainnya yang menjadikan Indonesia tercatat menjadi nomor 2 sebagai pencemar sampah plastik ke lautan dunia setelah Cina. Menurut situs DW, setiap tahun Indonesia membuang 3 juta ton sampah ke lautan. Angka yang fantastis bukan ?


Bukan hanya itu beraneka ragam sejenis polusi terjadi dengan banyaknya kegiatan manusia yang tanpa kita sadari mempengaruhi iklim dan cuaca di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Bu Amanda Katili Niode perwakilan The Climate Reality Project Indonesia dalam event Forest Talk with Blogger, 20 Juli 2019 dalam presentasinya 

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk

Banyak faktor pengelolaan sampah yang belum baik beberapa diantaranya adalah :

1. TPA (Tempat Pembuangan Sampah) yang masih terbatas
2. Belum meratanya edukasi pengelolaan sampah di Indonesia
3. Gaya hidup masyarakat kita yang tinggi memproduksi sampah
4. Pengelolaan limbah masyarakat kita yang belum baik




Biasanya secara umum kita mempelajari beberapa jenis sampah, namun dalam bagian ini jenis sampah pada umumnya dibagi 2 (dua) secara sifat diantaranya ;

a. Sampah Organik (Degradable); sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.

b. Sampah Anorganik (Undegradable); sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. M)isalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

Percaya deh kita sendiri masih sulit membedakan dua hal ini. Dalam tatalaksana di rumah kita, kita masih sering mencampur dua sampah ini. Mengingat belum adanya peraturan yang mengikat mengenai pemilahan sampah – sampah ini. Padahal di beberapa negara ini adalah hal sederhana. Seperti di Korea Selatan, jadwal penjemputan sampah dan wadah pemilihan sampah bahkan sudah diberi aturan yang jelas mengenai sampah – sampah yang mereka pilah. Alhasil, sampah dapat dikelola dengan baik.

Selanjutnya kita mengulik polusi  Polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya dikutip melalui Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.

Polusi Asap di Provinsi Riau Setiap Tahun

Seperti saat ini, Kota Pekanbaru mengalami pencemaran udara terparah kembali sejak berakhir 2015 lalu yang menyebabkan Presiden RI akhirnya turun tangan. Indeks udara di pekanbaru saat ini berada dalam kondisi “tidak sehat” bahkan tercatat hanya 1,5 km jarak pandang.

Dikutip dari situs BMKG Nasional

Penyebabnya adalah pembakaran hutan yang sangat tinggi di Provinsi Riau. Bahkan beberapa tahun lalu menyebabkan negara tetangga terkena imbasnya, menurut data bahkan hutan di Provinsi Riau 50% sudah rusak. Hutan sebagai penyeimbang kehidupan adalah elemen penting terjaganya lingkungan dan bumi. Ibu Amanda mengatakan dalam presentasinya, hampir sebagian besar penyebab perubahan iklim dan juga bencana disebabkan oleh deforestasi hutan yang tinggi sehingga menyebabkan banyak berbagai macam bencana. Deforestasi adalah Perubahan permanen dari areal berhutan menjadi areal tidak berhutan atau tutup lainnya sebagai akibat dari aktifitas manusia.

Baca Juga >>  Cerita Hutan dan Asap di Provinsi Riau

Menurut Kompas merilis bahwa kita kehilangan 685.000 hektar setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.

Dikutip dari Kompas.COM


Begitu peliknya masalah lingkungan di Indonesia, setidaknya kita mengambil langkah untuk membudayakan hidup ramah lingkungan. Kalau bukan kita siapa lagi ? Sederhana kita mengelola sampah dengan baik, dan tidak ikut – ikutan menyumbang polusi di lingkungan kita. Sepakat ?


Baca Juga >> Millenials Lifestlye, Ancam Keselamatan Bumi ?

---------------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Di tengah kondisi fisik yang baru pulih. Saya diajak teman - teman blogger pekanbaru buat nimbrung di event kerennya Pekanbaru. Duh jarang - jarang banget nih. Biarpun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya merasa sangat awam dengan berbagai sejarah dan juga peninggalan di Pekanbaru.
Beberapa waktu lalu, euforia festival mural untuk membangun kampung bandar yang sempat terbakar malah membuat kampung bandar semakin bersinar.




Banyak mural dan juga coretan para seniman lokal yang bermakna dan kekinian di kampung bandar. Banyak yang tidak tahu, kalau kampung bandar adalah salah satu kelurahan yang ada di kecamatan senapelan. Kampung Bandar adalah cikal bakal berdirinya Pekanbaru pertama kali.

Kelurahan Kampung Bandar juga dikenal dengan sebutan Bandar Senapelan, bersempadan dengan Sungai Siak di sebelah utara, Kelurahan Kampung Dalam di sebelah timur, Kelurahan Padang Terubuk di sebelah selatan, dan sebelah barat bersempadan dengan Kelurahan Kampung Baru.



Dalam kegiatan Riau Festival 2019 juga menampilkan mading dan juga foto - foto berserta cuplikan sejarah untuk mengenal kembali kota pekanbaru dan juga hal yang berkaitan dengan sejarah budaya melayu. Momen ini menarik karena beberapa di sebar di lokasi kampung bandar yang mengalami kebakaran beberapa waktu lalu, semakin ciamik dengan adanya mural - mural dan juga pameran foto ini.

Teman - teman blogger sangat antusias menyusuri daerah kampung bandar. Kita juga bakal ketemu berbagai bangunan khas melayu yang langka sekali kalau kita lihat di daerah lain. Ada beberapa rumah dengan arsitektur khas melayu yang masih dipertahankan. Mari kita jaga sama - sama ya!


Kita juga berkunjung ke Rumah Tenun dan menyaksikan langsung pembuatan songket melayu langsung dari pengerajinnya. Menarik kan ya!


Di malam hari berlanjut ke festival pentas seni kreatif yang diisi oleh musisi - musisi lokal yang keren dan sangat bertalenta dengan berbagai atraksi melayu dan juga kekinian.




Jom lah! Pokoknya ini jadi momentum yang tak terlupakan banget nih! Dan bakal nagih buat jalan - jalan lagi ke kampung bandar dan juga menikmati daerah di sekitarnya! Kamu mau ke Pekanbaru ? Bingung jalan - jalan kemana ? Cus jangan lupa mampir ya ke kampung bandar!




Tentu seru ketika kita memulai cerita tentang teman hidup. Banyak spekulasi banyak cerita dibaliknya. Banyak buku - buku yang jadi referensinya. Hmm bisa jadi. Eits, belum ngobrol ke sana dulu.

Banyak yang tak begitu tahu kalo saya sendiri struggle menemukan lingkaran yang tepat sejak kecil. Mengingat masa kecil saya dihiasi momen berpindah dari satu tempat ke tempat lain, selalu memulai beradaptasi. Sehingga tak jarang cukup susah membangun trust baru yang dalam dari lingkaran ditemui. Saya ingat sekali ketika saya reuni lagi dengan teman SD ketika duduk di bangku SMA. Dia berkata "Serius ini melati? Rasanya beda banget, aku inget jaman SD dia ga pernah mau ngomong kalo pembahasannya ga begitu penting selain tentang pelajaran" Saya berpikir seambisius itu kah diri ini dimasa kecil. Tertawa mengingatnya dan saya menyadari itu. Mereka ga tahu bagaimana diri ini struggle dengan otak yang pas pasan ini untuk dapat Top 3 di sekolah. Kenapa harus juara? Kalo ga juara aku ga bisa sekolah kayak teman - teman *kemudian sedih. Itu juga berlaku ketika SMP dan SMA. Kesulitan ekonomi dan juga perkara usia dan juga asal jadi momok aneh yang datang untuk bersekolah di pekanbaru. Hmm.

Bicara teman bertumbuh. Kita mungkin merasakan momen sekolah dulu. Perubahan sikap apa yang terjadi. Pengkhianatan apa yang dihadapi. Haha, pasti pernah kan bertengkar dengan teman. Saya termasuk cukup baper jaman sekolah dasar dulu ketika tahu beberapa teman mencoba menjadi sahabat terdekat agar dimudahkan saat ujian atau mengerjakan PR. Sedih ya ada teman sepragmatis itu haha. Hingga saatnya waktu berlalu saya tahu niat itu, saya benar - benar kecewa, sehingga makin sulit saya membuka diri untuk oranglain pada kenyataannya.

Saya percaya, kamu sendiri pasti pernah memiliki pengalaman juga menemukan teman terbaik. Teman yang menerima kamu apa adanya, teman yang selalu support dan juga memaki kamu ketika kamu salah. Saya akhirnya mencoba menemukan diri sehingga lambat laun menemukan mereka. Tapi lagi - lagi pindahnya saya dari satu tempat ke tempat lain, membuat saya selalu silih berganti mendapatkan teman baru. Saya belajar untuk menerima diri sendiri dan mengenal diri sendiri terlebih dahulu untuk mencoba membangun sebuah hubungan dengan siapapun.

Lalu bagaimana dengan istilah Teman Bertumbuh ? Sebelum membahas mengenai teman hidup ya. Teman dalam KBBI adalah 1 kawan; sahabat: hanya -- dekat yang akan kuundang; 2 orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja; 3 yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama: ada jenis lumut yang biasa dimakan untuk -- nasi; pisang rebus enak untuk -- minum kopi; (lucu ya kok jadi lumut gitu pengertiannya wkwk)

Tak ada yang mengabaikan kebenaran kalo teman itu adalah bagian yang berarti dalam diri kita. Pembentukan karakter kita bahkan decision making (pengambilan keputusan) kehidupan kita. Disamping orangtua dan saudara kita dipengaruhi mereka. Bahkan tak jarang, keterbukaan lebih sering kita lakukan ke teman ke timbang orangtua. Benar kan ya ? walau seharusnya itu tidak baik juga. Takut takut tak terkontrol, atau nanti mengambil keputusan yang salah.

Saya percaya, bahwa teman benar - benar berpengaruh. Kesulitan yang saya hadapi ketika kecil dulu untuk berteman, membuat saya belajar bahwa pertemanan itu dinamis. Kita memang harus bisa mengontrol diri menempatkan mereka sesuai di porsi kehidupan kita. Di mulai dari kita mengenali diri sendiri. Hidup berteman adalah bentuk sosial yang juga merupakan fitrah manusia itu sendiri. Lalu bagaimana memaknai teman bertumbuh dan juga teman hidup. Teman bertumbuh menurut saya luas maknanya. Selain teman atau sahabat terdekat yang selalu ada mengapresiasi, menasehati dan juga membuat kita tumbuh dan memperbaiki diri. Teman bertumbuh adalah orang yang benar - benar mau bersama menikmati proses pertumbuhan. Dan filosofi ini saya ilhami kelak ketika saya bertemu teman seumur hidup, yaitu pasangan.

Saya sendiri menginginkan visi tumbuh senantiasa ada ketika saya berkeluarga kelak. Walaupun beberapa buku saya pelajari mengatakan bahwa ketika kita kelak nanti menerima seseorang menjadi teman hidup. Kita tak akan bisa menghardik jati diri nya, atau masing masing berharap untuk berubah sikap / karakter semau kita kepada pasangan (teman hidup)

Namun menurut saya, apa salahnya jika masing - masing bersepakat untuk berkomitmen mengubah diri sendiri menjadi lebih baik di setiap hari. Bukankah sebuah keharusan ke dalam diri sendiri ? Dan itu yang termasuk dalam perintahNya kan ya. Saya selalu memiliki visi demikian, bukan masalah mengubah karakter, melainkan saling berkompromi untuk bertumbuh dan mengenal. 

Balik menemukan teman bertumbuh sebelum lebih jauh ngobrol teman hidup. (Lah wong belum ketemu teman hidup, jadi mau ngobrolin apa hahaha). Menurut saya ada 4 (empat) cara menemukan teman bertumbuh, teman yang membuat mu terpacu berakselerasi untuk berkembang dan maju.

1. Mengenal Diri Sendiri

Kenapa ini penting. Ketika kita kenal sama diri sendiri kita akan jadi pribadi matang. Tidak mudah terombang - ambing. Kita menjadi tahu kemana harus bermuara, teman mana yang nanti akan menjadi partner yang tepat untuk mengakselerasi diri mengapai mimpi dan cita. Mengenal diri sendiri mempertemukan kita dengan lingkaran yang sesuai dengan potensi yang kita punya, bahkan memperbaiki kekurangan yang kita miliki. Bayangkan ketika kita gak kenal diri kita, bagaimana kita bisa mengatur diri kita berada di lingkungan mana dan berkembang. 

2. Kategorisasi Potensi Diri

Setiap kita pasti punya banyak bakat dibidang manapun. Mengkategorisasi potensi itu artinya siap membagi diri untuk bertumbuh di beberapa lingkungan. Misalnya, teman yang hobi menggambar padahal disisi lain kamu ga ada background pendidikan menggambar. Menggambar hanya sebuah hobi, tapi ketika kamu tahu dimana potensi mana yang harus dikembangkan, di fokuskan atau juga ga begitu harus dikembangkan kamu ga menyia-nyiakan waktu untuk mengakseslerasi potensi dengan beberapa orang. Kategorisasi Potensi itu penting, bahkan sekedar potensi menghibur orang lain. Hmm termasuk inceran *eh.

3. Kategorisasi Pertemanan

Pasti ada yang komentar " Ihh kan kita ga boleh pilih - pilih temen, ga boleh gitu". Disini bukan minta buat kita mengkategorisasi pertemanan dalam artian pilih - pilih gitu. Tapi minta supaya kita bisa menempatkan diri di lingkaran yang sesuai dengan potensi dan kesamaan frekuensi tadi. Mungkin ada teman yang bisa diajak serius bahas passion kita, mereka antusias untuk upgrade skill kita. Ada juga teman yang bagus diajak jalan untuk refreshing atau juga membahas hobi baru dan menarik. Ga bisa kita menempatkan diri di satu tempat pertemanan saja. Bukan masalah pragmatis, melainkan bisa mengatur diri dan tidak mudah di kontrol dengan keadaan. Karena ada beberapa lingkaran bisa saja meremehkan kemampuanmu, atau mimpimu bukan malah mengapresiasinya. Kebanyakan dari mereka adalah teman main, sekedar bercanda, bersenda gurau kamu. Apa pernah kamu dalam membahas target dan mimpi kamu dan keresahanmu dibaliknya pasti gak pernah kan ya? Teman yang tepat akan menghantarkan kamu juga berada di tempat ter baik.

4. Dampingin Yang Ingin Bertumbuh Bersama

Ini masuk ke ranah teman hidup nih , Ehem. Tapi gak harus kok, mungkin ada teman - teman yang memiliki visi dan mimpi yang sama buat bareng - bareng diwujudkan sebagai supporter terbaik. Kamu ingat film Negeri 5 Menara. Jujur saja, film itu dan bukunya benar - benar menggambarkan teman yang bertumbuh bersama. Mereka mengapai mimpi mereka masing - masing, saling mendampingi, saling memaki jika ada yang lemah dengan mimpinya, saling menangis jika ada yang terluka. Adakah teman se-so sweet itu ? Ada. Banyak kok. Begitu juga buku yang ditulis Andrea Hirata, Laskar Pelangi dan Tetraloginya. Bahkan Harry Potter pun punya Ron Weasley dan Hermione Granger. Kamu sudah menemukan teman tumbuh kamu ? Jika belum coba cari, yang benar - benar bisa dipercaya, bisa jadi mentor juga bisa jadi sahabat yang saling menasehati dan mengingatkan.

Sedangkan untuk teman hidup balik ke versi keinginan masing - masing. Visi dan misi kehidupan rumah tangga kamu masing - masing. Saya yakin kamu pasti punya rancangan dan impian akan hal itu. Saya pribadi punya impian sendiri untuk menemukan yang ingin berjuang bersama dan bertumbuh bersama, melebihi teman dekat yang saya miliki untuk mengapai impian masing - masing.

Apakah akan menemukannya ? Allah yang jawab, InsyaAllah

Semoga menginspirasi.


Belum lepas rasanya serunya acara "Kelas Kreatif BUMN 2019". Antusias sudah terasa sejak pagi dari masyarakat. Sampe diriku ga dapat bangku loh!. Acara ini merupakan kegiatan dalam rangka bagian dari program menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian BUMN pada bulan April 2019.

Rangkaian acara kali ini bertema “One Nation One Vision One Family to Excellence” itu, memiliki makna BUMN senantiasa memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya untuk negeri. BUMN menjadi agent of development dan terus mendorong menjadikan perusahaan BUMN sebagai pemain dunia. Nah siapa nih yang berlomba - lomba buat gabung di BUMN ? Hayo ngaku.

Hal yang menarik kita dikenalin sama semua direksi BUMN langsung dari Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno dan juga kedatangan James Gwee yang sering diriku dengar pamornya tapi tak tahu siapa dia. Kesimpulan pemaparan seharian ini adalah menuntut kita sebagai masyarakat terutama pemuda pemudi Indonesia buat giat meng-upgrade diri dan juga belajar bermental wirausaha.

Hal ini juga didukung dengan adanya kelas menarik yang hadir. Seperti Kelas Digital Marketing, Kelas MakeUp, Kelas Kuliner dan juga Kelas Barista dan semuanya gratis loh. Coba aku kulik sedikit materi yang ada di tiap kelas ya! Iya nih, aku ikutin hampir semua kelasnya hihi.



Kelas Digital Marketing itu memberikan pandangan dunia digital saat ini, potensinya gimana kita memaksimalkan diri di dunia digital yang bisa dibilang jadi potensi besar di Indonesia. Tahu gak kalo Indonesia jadi Top 5 pengguna digital di dunia ? Disini kita dituntut jadi pede untuk berkarya melalui digital, ga harus bagus dulu yang penting sudah memulai.

Kalau di Kelas Make Up kita belajar bahwa di dunia seni tata rias ini bisa dimanfaatkan. Belum lagi sudah banyak tutorial makeup, kebutuhan akan eksistensi dan entertaiment yang makin melejit membuat kebutuhan akan MakeUpArtist (MUA) makin berkembang.Hal ini bisa jadi potensi ibu - ibu masa kini dan perempuan untuk juga belajar dan membuka diri sebagai MakeUp Artist.

Kelas Kuliner, dengan semakin kemajuan saat ini banyak masyarakat kita menuntut berbagai pilihan ragam macam kuliner loh. Sehingga ini jadi peluang untuk kita berwirausaha kuliner. Belum lagi sekarang kemudahan membangun usaha tidak sesulit dulu. UKM benar - benar di support. Disini kita diminta untuk mengambil peluang itu.



Ada cerita seru lainnya, Disini saya tidak jadi tim beruntung hari ini karena dari rombongan kita ada yang berhasil membawa laptop baru dari menteri dan uang jajan yang mayan juga.

Wah seru ya! Gimana menurut kamu ?





Takut sekali jika tulisan ini terkesan sok tahu, menjadi menggurui atau menyatakan diri menjadi orang paling bahagia di muka bumi. Sesederhana niat menghimpun cerita bahagia dan sedih kali ini jadi sebuah tulisan yang bisa diri sendiri baca kalau dalam keadaan tidak logis di dalam hidup.

Apa sih tidak logis ? Terkadang kita jadi manusia benar - benar merasa di sebuah batas ketika menghadapi masalah, sedang bersedih, depresi atau juga merasa berada titik terendah dalam hidup. Saya berharap tulisan ini kelak jadi sebuah surat membuat sedikit simpul senyum ditengah hiruk pikuk permasalahan. Dan saya harap juga begitu dengan kamu.

Saya senang berdiskusi, kadang ingin menjadi orang menjadi sandaran untuk terdekat untuk diajak cerita panjang perjalanan kehidupannya. Saya percaya kalau kita semua pasti punya BEHIND THE SCENE. Baik itu kejadian buruk atau sebuah bahagia, kehidupan kita semuanya seperti rasa asam, manis, pahit, atau asin ketika kita mencicipi sebuah makanan. Dan manusia ketika dalam kondisi tertentu merasa rasa itu lebih dominan, sehingga menghancurkan segala bentuk logis dan hal positif dalam pikiran kita.

Kenapa tulisan ini meminta untuk fokus untuk bahagia, karena pada kenyataannya dunia ini semu semua standar dalam ini hanya memberikan sebuah motivasi lebih untuk berusaha lebih banyak dan lagi - lagi, bahagia yang ditawarkan juga semu.

Dalam Quran, Allah berfirman :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,  kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash : 77)

Disebutkan di awal bahwa kita diminta kebahagiaan di akhirat terlebih dahulu, baru di mulai dengan bahagia dunia. Saya bukan seorang ahli tafsir namun jelas bahwa bahagia di dunia itu sementara dan semu.  Bagaimana maksudnya bahagia haqiqi ? Adalah bahagia akhirat, seperti apa ? Itu ada di dalam hati menurut saya. Ketika hati beriman, penuh prasangka baik pada Allah SWT, surga itu hadir sendiri di dunia kita. Apapun masalah yang dihadapi, problema yang kita rasakan sirna karena lagi - lagi percaya Allah yang maha tahu kebaikan apa yang ia beri dari semua cobaan yang diberikan.

Masih banyak yang belum beruntung dari kita, itu kenapa kita diminta sering mengelana sering mendengarkan masih ada yang sulit makan, masih ada saudara kita kebebasannya terancam, masih ada yang tidak sekolah masih ada yang memiliki masalah lebih besar dari kita. Kenapa kita harus berputus asa ? Kenapa kita masih saja mengeluh dari sekian masalah ini, masih banyak yang lebih malang dari kita. Pantaskah menyerah? Coba katakan ini dalam hati ketika kita didera sebuah masalah yang tak tertahankan. Ucapkan zikir, jadikan Allah penenang. Katakan bahwa semuanya akan terlewati dan semuanya baik - baik saja.

Pada kenyataannya kita adalah makhluk yang sedang diuji dan masih jauh dari rasa syukur. Bagaimana menerapkan modul konsep bahagia dalam hidup kita ? Jadikan langkah kita itu adalah langkah kebaikan, jadikan semua yang dilakukan adalah proses pembelajaran dan pengumpulan pahala di tempat yang kekal sana. Untuk apa risau kalau perkara yang sering kita sulitkan adalah hal duniawi ?  Kenapa yang sering kita tangisi adalah bagian yang sangat receh kalau kita pikir - pikir.

Fokus bahagia membantu kita untuk lebih tegap berdiri menyelesaikan banyak hal, termasuk masalah kita. Masih melihat secercah cahaya ditengah kegelapan. Fokus bahagia mengambil alasan, bahwa bahagia adalah ciptaan kita sendiri.

Lalu apa mungkin kita senantiasa bahagia dengan bersikap demikian ? Ya tidak mungkin, apa saya selalu bahagia yaa enggak juga. Menangis itu anugerah untuk menyalurkan semua emosi diri, bentuk penyesalan, bentuk pengampunan, menyatakan diri kalau kita manusia biasa yang mengalami berbagai rasa itu.Tapi kita seringkali  asing dengan tangis, seolah tangis tidak boleh. Padahal bukan begitu, jadi paradigmanya menangis untuk apa ? Jika ia untuk mengasihani diri pastilah tidak tepat, kita menangis melainkan menangis untuk perbaikan diri, menangis untuk meluapkan dan menumpahkan yang tak tertahan. Lagi - lagi kita manusia biasa, tak ada yang sempurna. Jika kita menuntut sempurna menjadi tujuan, yang ada pasti ada tercederai. Namun jika kita jadikan ketidaksempurnaan menjadi sebuah alasan untuk tidak maju adalah pembodohan diri.

Percakapan yang dalam dengan beberapa sahabat dekat membuat kesimpulan dan kesepakatan yang baik untuk saling mengingatkan ketika dalam masa demikian. Kita pasti semua pernah ada pada fase tersebut, fase merasa kita menjadi yang tak berguna, menjadi masalah kita yang sangat sulit, atau mengalami banyak kedilemaan dalam hidup. Kadang ketika kita sudah di fase tersebut, sulit untuk mengendalikan diri sulit untuk pada jalur yang baik. Saya menulis ini adalah bagian dari kesimpulan dan juga dukungan saya terhadap diri saya sendiri dan teman - teman pembaca ketika mengalami hal terendah dalam hidup.

Bahwa kita tidak sendiri, kita harus melewati hal sulit - sulit itu. Kita harus melewati gagal gagal itu. Semuanya untuk memberikan kita pembelajaran, membuat kita bertumbuh, membuat cerita manis ketika pada saatnya diceritakan. Bahwa hidup yang kita jalani itu adalah perjuangan.

Semoga tulisan ini menjadi cahaya kecil yang setidaknya membuat senyum ketika air mata tak tertahan tumpah ruah di pipimu.

Dari sahabatmu!

Sudah lama sekali ga bercerita panjang disini. Dengan drive yang menumpuk dan ide yang meluap – luap ga terlaksana. Dasar manusia ya! Saya ga menyangka tulisan mengenai apresiasi sudah pernah saya tulisan 2 tahun lalu mengenai "Apresiasi". Dan makin kesini setelah perjalanan ke Jakarta dan Bandung kemarin membuka mata saya. That’s the point! Hal yang selama ini bikin karya itu tertahan karena kita selalu mikir komentar orang lain sebelum mengeksekusi sesuatu. Yaa bener sih kita harus berpikir dulu sebelum bertindak. Tapi kalo mikirnya kelamaan terus berpikir dan mengira semua komentar orang lain terhadap karya dan hal yang pengen dibuat itu ga bagus dan bermanfaat yang terjadi hanyalah karya tadi hanya jadi kenangan. Yaps kenangan! Suatu saat ide dan karya tadi bakal dirilis oranglain, bisa jadi sama atau mirip. Intinya kita bakal gigit jari deh.

Baca yang lain disini :
Generasi Masa Kini, Generasi Apresiasi

Sebuah kerandoman di tulisan kali ini yang saya beri judul “Tepuk Tangan untuk Dirimu dan Orang Lain”. Saya tinggal, besar, dan dominasi hidup di Pekanbaru sejak Sekolah Dasar sampe Perguruan Tinggi. Tapi tetap aja ga bisa menisbatkan diri jadi orang Pekanbaru. Karena memang keluarga ke Pekanbaru merantau memulai hidup dari awal sejak terjadi krisis di 1998. Saya dulu tinggal di Jakarta dan lahir di Bogor. Sedangkan Ibu dari Sumatera Selatan. Kalau teman terdekat tentunya sudah tahu cerita ini. Tapi apa yang menjadi hal dipikiran ketika sesekali pergi “balek kampung” eh “balik ke kota asal” namanya membandingkan pasti gak lepas kan ya.

Saya sering merasakan bahwa ide dan cita – cita saya terasa sulit sekali bisa berkembang di kota Pekanbaru. Bahkan penuh perjuangan yang luarbiasa hingga rasanya keinginan untuk menyerah itu menjadi hal yang sering terjadi. Ketika ke kota Jakarta atau kota di daerah Jawa saya merasa bahwa apapun yang disampaikan begitu di “Apresiasi” dan di dengarkan banyak orang dengan mata yang berbinar serta rasa ingin tahu yang tinggi buat saling berbagi. Teman – teman tahu gak ketika teman kita berbicara tentang sebuah cita – cita dan juga banyak hal ketika kita menyambutnya dengan sepenuh hati ada sesuatu yang tumbuh. Optimisme yang membubung tinggi dan sebuah semangat double kali lipat untuk mewujudkannya. Walaupun ada juga teori yang mengatakan bahwa sesuatu yang disampaikan akan berbanding kebalik dengan apa yang dilaksanakan. Namun untuk sharing kali ini saya ga berbicara tentang itu, tapi berbicara feedback ya dari sebuah ide melainkan cerita tentang sebuah karya dan ide itu sudah meluncur ke permukaan dalam bentuk sesuatu hal.

Dan saya rasa problem ini juga di idap oleh hampir semua masyarakat Indonesia terhadap apapun sesuatu yang muncul. Hal negative menjadi magnet yang sangat kuat untuk mengkritisi dan memberikan caci maki. Bukan ga boleh, tapi kenapa jadi sebuah tanggapan awal sih. Gerah aja kadang hahaha. Mungkin ini yang bikin negara kita sulit maju.

Saya selalu kagum dengar orang – orang yang tebal mata dan telinga dengan berbagai komentar orang lain terhadap karyanya bukan hanya pujian dan juga cacian. Benar-benar luarbiasa untuk bisa mengendalikan dan mengontrol diri dengan hal demikian. Sharing lebih lanjut, sebenarnya konsep apresiasi itu ada teori sains dan psikologisnya loh!

“Bahwa siapapun yang diberikan apresiasi dukungan sama seperti kita sudah memberikan sebuah kebutuhan kepada orang tersebut untuk berkembang, sama halnya seperti makanan yang merupakan kebutuhan kita sebagai manusia kalau kita ga makan kita lemes kan ya. Nah seperti itu “Apresiasi” ketika ketika memberikan hal demikian ke orang lain, kita seperti sudah melengkapi kebutuhannya, apa yang terjadi kalo kita sudah makan, tentu bertumbuh bukan ?”
Ketika saya browsing saya menemukan beberapa teori yang sedikit banyak berkaitan teman – teman bisa buka di sini 5 Psychological Theories of Motivation to Increase Productivity.

Beberapa diantaranya ada teori Maslow dan juga Two-Factor Theory of motivation oleh Frederick Herzberg pada tahun 1950. Herzberg sendiri bercerita bahwa dalam eksperimennya ada 2 hal yang mempengaruhi 200 pegawai akuntan yang dijadikan objek penelitiannya, bahwa motivasi dan kepuasan mereka dipengaruhi.
1. Motivator factors – Simply put, these are factors that lead to satisfaction and motivate employees to work harder. Examples might include enjoying your work, feeling recognised and career progression.

2. Hygiene factors – These factors can lead to dissatisfaction and a lack of motivation if they are absent. Examples include salary, company policies, benefits, relationships with managers and co-workers.

Bentuk motivasi di dalamnya adalah sebuah apresiasi. Makanya penting bagi seorang pimpinan ataupun leader di berbagai lini apapun berperan sebagai motivator dalam hal ini juga mengapresiasi hal yang dilakukan oleh timnya. Ini yang menjadi factor peningkatan kinerja dan juga kepuasan serta loyalitas timnya.

Menurut saya hal ini juga termasuk memberikan tepuk tangan pada diri sendiri. Alias mengapresiasi diri sendiri. Kadang beberapa orang sulit untuk mengekspresikan kegelisahan atas karya yang dimiliki ataupun sikap yang ada. Ga semua orang mengerti dan menerima. Hal yang tahu hanya diri kita dan bagaimana pertumbuhan kita juga hanya kita yang tahu. Misal nih kamu mungkin pemalas banget, males belajar. Ketika kamu punya sebuah cita – cita mengubah kebiasaan ga baik itu atau membuat nyaman ruangan kamar kamu tidak mungkin kamu menuntut orang lain mengapresiasinya. Kadang kala efeknya malah dibilang riya atau sombong dan lain sebagainya. Pasti ada hal – hal yang kita filter dari semua apa yang kita lakukan. 

Gimana cara memenuhi kolom apresiasi dari factor kebutuhan sebagai manusia untuk diapresiasi ? Yaps mengapresiasi diri sendiri. Bagaimana caranya ?Sederhana sekali. Kita bisa saja memberikan hadiah pada keinginan diri sendiri. Misalnya kamu kalo berhasil mengubah kebiasaan kamu. Kamu akan beli baju baru, atau sesuatu yang kamu idamkan sejak lama. Mengajak diri sendiri liburan atau menonton satu tayangan episode atau film yang kamu ingin tonton sejak lama dan kamu tahan – tahan karena ingin tak ingin terdistraksi pekerjaannya. Hal kecil dan sederhana ini menjadi sebuah wujud mengapresiasi diri yang sederhana namun ga sadar efektif untuk mengchallenge diri dan bertumbuh tanpa sibuk meminta apresiasi dari orang lain. Haha benar kan ?

Dua hal ini jika lakukan seimbang, bisa mengakselerasi diri kita jadi manusia yang lebih baik. Nah mengenai akselerasi teman – teman bisa.

Baca tulisan ini : Akselerasi Kehidupan

Nah gimana menurut kamu ?
Sudah ingin mencoba mengapresiasi diri sendiri ?


Yass, sebuah hal yang bikin gatel hari ini buat bahas opini sendiri tentang “Influencer-an” yang mungkin ga bakal muat diceritain di Instagram story atau juga tulisan di feed Instagram. Jadi diawali oleh penuhnya malam kemarin grup – grup receh penuh ngebahas hal ini, sekalian sumber – sumber antah berantah per-media sosialan sampe julid – julidnya di kumpulin. 

Yaah, di tambah diri ini belakangan mem-post beberapa postingan ber promosi yang bikin beberapa orang mungkin julid dan mungkin juga langsung unfollow melihat temannya yang ga beken – beken amet kok bisa dapat endorse-an dari beberapa produk nasional *ini sok banget dah. Intinya banyak komentar, 

“Mel ciyee di endorse”

“Ciee udah jadi selebgram”

“Berapa biaya endorse-annya kaka ?”

Pertama pengen klarifikasi, kenapa pada akhirnya saya luluh untuk ngikut per-endorse-an, selain dan tak bukan juga masih ngerasa tergolong klub sobat misqueen. Saya merasa terbantu untuk mengambil peran sebagai klien, sebagai buzzer dan mungkin influencer. Yaps! Saya bekerja di Digital Marketing. Selama lebih kurang dua tahun mulai menggeluti sejak lulus kuliah. Saya menemukan “AHAA” ini dia. 

Saya menemukan intuisi saya bekerja disana. Saya merasa senang dan bahagia walau penuh dengan deadline dan tekanan akan ide yang deras, dan kompetitif kian luarbiasa. Tapi karena tuntutan itu saya belajar banyak, saya terpaksa belajar hal baru. Mulai cara iklan zaman sekarang yang beda, gimana cara bikin konten yang tidak ada kesan iklan sama sekali padahal iklan loh. Semuanya penuh riset dan reason (alasan). Saya juga bertemu klien yang menjadi influencer, membuat janji, membuat rules. Sehingga menjadi bagian dari kliennya orang lain juga sebuah kesenangan yang luarbiasa, dimana ketika saya ketemu tim agency yang menghire dan menjadikan saya klien-nya dan kemudian berteman, saya bisa bertanya banyak bagaimana dan seperti apa agency bekerja, seperti apa iklan harusnya menjadi result dan kemudian menghasilkan brand awareness atau juga purchased.

Gimana juga brief dan service yang saya berikan pada klien juga merupakan hasil dari saya berperan sebagai klien. Seru gak sih ?

Jadi teman – teman per-followers-an, saya juga ngeblog dan juga mengambil peran menjadi influencer walaupun ga femes – femes banget, Cuma femes satu kota doang kalo diliat dari insight Instagram business ahahahaha. Kalau teman – teman tahu influencer itu punya beban berat loh. Beban duniawi dan akhirat. Duh, masuk sesi permuhasabah-an nih wkwk.

Gak kok, jadi saya ada ngutip beberapa cuitan di twitter yang jleb banget. Isinya gini ;
“ Sebagai influencer, personal branding itu bukan melulu tentang invoice cair, tapi juga tentang potensi diri yang memberi peluang, jaringan kerja/koneksi, pengalaman, portofolio. Jauh artinya dari sekedar angka yang masuk ke rekening kita” @pinotski

“Buatku influencer itu konotasinya positif, seharusnya yaa.. semacam memberi pencerahan, meluruskan pemikiran, dan mengubah perilaku khalayak kea rah yang lebih baik” @ditut

“Ya udaah.. ngomongin influencer coba deh sekarang Tanya ke diri sendiri sudah punya manfaat apa? Udah bisa membawa pengaruh positif belum di sekitar kita. Mulai aja dari yang kecil dulu”

“The real influencer buat saya adalah sebesar – besar manfaat dia buat orang lain dan lingkungannya. Bukan sebanyak – banyaknya dia di endorse produk” @ditut

Baam! Cuitan – cuitan tadi saya retweet di twitter, dan pas banget ketika mas @amrazing atau koh lexy deh cerita tentang iklan – iklan influencer tentang baran – barang ghaib. Apa itu ? seperti iklan spam yang sering muncul di akun – akun kita, pelangsing instan, peninggi badan. Bahkan lucunya aku sendiri pernah kesel karena ada iklan pelangsing muncul ketika aku foto rame – rame sama keluarga di hari raya idul fitri ada di komentar. Gilaa mood jeblok deh! Cuman aku bawa rumpi di grup keluarga besar. Karena emang paham sekeluarga punya rejeki badan gede – gede. Tapi merusak momen ga sih gitu haha.

Banyak mungkin disana mikir followers banyak itu kayak sebuah anugerah. Bahkan subscribers banyak. Sekarang gampang aja sebenarnya kalo mau jadi terkenal uy.. Daku juga kalo pede tinggal ngandelin Facebook Ads atau Instagram Ads tambah butuh followers bikin postingan viral atau dibaca.

Banyak jalan. Tapi lagi – lagi niat, kalo pada akhirnya tujuan utama adalah uang sehingga menghalalkan segala cara dan diri sendiri sehingga semua endorse-an masuk tanpa dilihat seperti apa dampaknya. Ya kita nyumbang dosa, misalnya barang yang di endorse palsu, atau misalnya bikin rusak kesehatan. Itu merugikan orang kan yaa.

Jadi beban berat jadi dikenal. Apalagi kalo udah jadi seleb. Mungkin di akhirat yang paling lama di hisabnya ya orang – orang yang menjadi influencer. Tapi ngumpulin pahala juga cepet kalo mau jadi influencer, jadi tinggal pilih mau seperti apa.

So, postingan ini bukan sebuah tutorial cara menjadi influencer. Bisa jadi karena dari judul berasa pas baca gimana dapat endorse-an, gimana bisa paid promote. Hmm, sebenarnya banyak berteman saja. Sering ikut kegiatan. Bikin konten menarik dan menjadi diri sendiri. Kamu bakal ditemukan kok!
Dan semua itu dimulai dari saya nulis di blog ini. Walaupun sebenarnya blog ini saya pengen banget niche nya adalah saya hal – hal yang ada di pikiran saya tertuang. Saya juga ingin kedepan blog ini juga bermanfaat untuk UKM, usaha – usaha punya nilai baik, punya niat baik dalam usahanya juga bisa diceritakan disini dan bisa bermanfaat.

Feel free kok temen – temen terutama kalo temen – temen ada usaha yang pengen banget diulas.
Just contact me :D

Mungkin sekian receh – receh ini, saya berharap ada komentar para netizen yang katanya maha benar hahahaha mungkin bisa berdiskusi ria disini.

Semoga kerecehan ini bermanfaat!


Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates