facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal


Sudah hari-2 kita berada di Melaka, kita langsung berpindah lokasi setelah menginap hari pertama sesampai dari Pekanbaru sebelumnya. Kita tiba di Hotel Jonker Inn. Hotel yang terletak tepat di pusat keramaian ini sungguh keren ya. Kita tak menyangka tampilan awal yang begitu minimalis ternyata sangat besar. Rasanya berasa masuk tenda Harry Potter di dunia sihir. Kita disambut para recepsionist yang ramah.


Kami menginap berenam yang seharusnya bertujuh. Tapi karena satu dan lain hal teman kita tidak hadir kala itu. Aku dan dua teman lainnya begitu excited. Karena lokasi ini akan kita tempati selama di Melaka. Cihuy!


Kita mendapatkan penginapan di lantai 2, ada lift nya ternyata. Nuansa heritage dan vintage kerasa setelah memasuki penginapan ini. Tapi memang menyenangkan dari penginapan ini adalah  lokasinya yang strategis banget! Fasilitasnya lengkap banget loh 




  • Air Conditioner (Pastinya dong ya)
  • Gantungan Baju dan Rak (Nah jarang - jarang penginapan kasih hal penting ini)
  • Coffee & Tea
  • 1 Single Bed
  • 1 Queen Bed
  • Televisi
  • Toilet
  • Handuk
  • Sabun dan Shampoo
  • Shower Hot & Cool 
  • Free Wifi ( Kenceng pool)


Jonker Street adalah sebuah kawasan yang menjadi daya tarik siapapun ke Melaka (Malacca). Lokasi ini strategis karena sangat dekat dengan historial site yang terdapat di Melaka, Malaysia. Kawasan Chinatown bisa dibilang. Kita beruntung sekali bermalam minggu di Jonker Night Market. Salah satu festival mingguan kawasan Jonker Street adalah Jonker Night Market. Lokasi Jonker Inn tepat di pusat keramaian berdekatan dengan panggung acara loh.


Apa saja yang kamu temui sih di Jonker Street. Seperti layaknya pasar malam, pada malam festival akan banyak penjual tumpah ruah menjajak jualannya. Dan murah guys! Lebih kurang diobral 10 RM saja untuk berbagai pernak pernik oleh - oleh. Saya pribadi yang tak tahu apa - apa kala itu, cukup menyesal tidak membawa uang cash yang banyak. Pastikan berbelanja ya!





Siang hari di area jonker street itu juga nyaman banget. Kawasannya rapi, tidak usah takut bagi kamu yang muslim. Banyak kok restaurant dan cafe unik disana. Hasrat hasrat belanja bagi para kaum perempuan emang sangat diuji disini. Semua kawasannya sangat instagram-able sekali. Pastikan membawa kamera ya!









Ohya penginapan Jonker Inn tepat banget kalau kamu mau mengeksplorasi sebagian besar Melaka. Karena akses kemana - mana dekat banget. Jalan kaki aja sebentar kamu dapat banyak spot menarik yang jadi icon Melaka pastinya.

Pokoknya mau kesana lagi!

Ohya untuk alamatnya ini dia tepatnya, kamu bisa booking di berbagai aplikasi loh, start mulai dari 300ribuan. Rameaan lebih murah! Seru dong ya!



Jonker Inn
Jalan Tokong No. 90, Jonker Street, Melaka City Center
Melaka City, Melaka, Malaysia, 75200



Nah, tulisan kali ini merupakan lanjutan dari sharing materi inspiratif kegiatan Forest Talk with Bloggers di Hotel Grand Zuri, pada hari Sabtu, 20 Juli 2019. Jujur saja, awalnya saya tidak tahu kalau event kali ini ada Field Tripnya. Saya sempat meng-iyakan ajakan teman ketika siang untuk agenda lainnya. Tapi ternyata tidak, ada agenda berkunjung. Wah! Seru pastinya. Mengingat belakangan ini saya di-sibukkan dengan kegiatan pindahan barang-barang di rumah, jadi jarang sekali jalan - jalan. Mari simak keseruan perjalanan serunya!

Kami memulai perjalanan pada pukul 11.00 pagi dimulai dengan persiapan. Kami pun menyiapkan diri membawa barang – barang yang dibutuhkan termasuk mengisi tumblr yang menjadi merchandise yang diberikan oleh tim panitia kegiatan Forest Talk with Bloggers kali ini. Kami tahu pasti perjalanan ini memakan waktu cukup lama sekitar 2 jam. Kita diberi sedikit arahan mengenai Desa yang akan dikunjungi. Yaps, nama desa yang kami kunjungi nanti adalah Desa Batu Gajah. Saya dan beberapa teman memilih Bus pertama dan ternyata sepi. Tim Blogger ternyata banyak memilih bus kedua hahahaha.

Memulai Perjalanan

Akhirnya setelah sejam lebih dalam perjalanan, kami dibuat penasaran dengan beberapa pohon yang menjadi pemandangan kami. Pohon – pohon itu menjulang tinggi dengan banyak ranting kecil namun dedaunan yang terpusat di puncaknya, ternyata memiliki nama Pohon Eucalyptus. Kami diberi beberapa penjelasan bahwa kami berada di sebuah kawasan Tapung, Kabupaten Kampar. Lokasi ini berada di area PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI). Desa ini merupakan salah satu binaan dari Program DMPA ( Desa Makmur Peduli Asap).
Dikutip dari Presentasi Forest Talk

Program DMPA adalah perwujudan Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) APP Sinar Mas dengan pelibatan masyarakat adat dan lokal secara konstruktif dalam upaya menyelesaikan konflik sosial dan juga pemberdayaan masyarakat sekitar hutan secara sosial-ekonomi. Dalam hal ini yang dijelaskan Pak Tahan Manurung, bahwa Riau memiliki permasalahan pelik dalam mengelola hutan. Kita tahu jika, Provinsi Riau terkhusus kota Pekanbaru seringkali dilanda Kabut Asap yang menjadi bencana nasional.

Program DMPA mengedepankan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, antara lain masyarakat , perusahaan, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan juga akademisi.

Teman Baru dari Desa Batu Gajah

Ada hal menarik ketika kami menelusuri menuju Desa Batu Gajah yang merupakan Binaan DMPA. Saya melihat sebuah penerapan pengelolaan hutan yang baik dari segala aspek stakeholder. Baik itu perusahaan (industri), masyarakat dan juga alam. Kami pun akhirnya sampai ke balai desa atau juga salah satu perwakilan warga Desa Batu Gajah. Kami disambut dengan gembira oleh mereka dengan berbagai suguhan yang mengugah selera hasil perkebunan. Saya sendiri menyaksikan beberapa lahan sekitar balai tempat kami menyelenggarakan acara terdapat kebun ubi dan juga beberapa tanaman produktif lain. Kami diminta untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan panjang dari Pekanbaru yang memakan waktu sekitar 2 jam. Kami diberi suguhan ubi goreng, sukun dan jagung rebus.

Suguhan Hasil Kebun Desa Batu Gajah
 
Warga pun antusias menyambut kami dengan menceritakan apa yang mereka lakukan di Desa Batu Gajah sebagai salah satu desa binaan program DMPA diantaranya mereka produktif dalam menghasilkan kerajinan hasil hutan yang dapat dijual dan menambah nilai tambah. Seperti topi, tudung saji dan alat rumah tangga lainnya. Saya salut, mereka menceritakan bagaimana mereka menggunakan tanaman sebagai pewarna alami untuk kerajinan mereka.

Demo Kerajinan Hasil Hutan dari Warga Desa Batu Gajah
“Kami menggunakan asap lampu togok untuk pewarna hitam dari topi anyam kami,” ucap salah satu warga yang mempresentasikan bagaimana mereka menghasilkan  kerajinan dari hasil hutan
.
Kami pun menyaksikan langsung warga disana terutama Ibu – Ibu warga Desa Batu Gajah sungguh lincah dan kreatif. Salah satu hasil pangan yang menurut saya sangat enak dan juga unik adalah Kripik Tempe Organik. Saya benar – benar ketagihan! Mereka memproduksi tempe sendiri dan juga menjadikannya pangan jadi yang siap di santap. Yummy! Kamu musti coba deh!


Hasil Pangan Warga Desa Batu Gajah

Desa Batu Gajah konon katanya asal usul nama desa ini berasal dari perjanjian antar Gajah dan Manusia. Perjanjian gajah yang menyalahi aturan karena memakan pohon kekededau yang ketika menyebrangi sungai akhirnya menjadi batu. Kita masih bisa loh menyaksikan batu yang menyerupai gajah di sungai tersebut loh.

Saya pun sempat berbincang dengan beberapa anak gadis disana dan berfoto. Mereka sangat ramah sekali menyambut kami. 

Saya yang antusias 
Kami pun melanjutkan perjalanan untuk melihat beberapa peternakan sapi warga Desa Batu Gajah. Sungguh menarik, ternyata bukan hanya perkebunan, kerajinan tangan, dan juga hasil pangan. Desa binaan DMPA juga merambah ke sektor perternakan. Sapi yang kami saksikan gemuk – gemuk dan sehat, menurut informasi yang kami dapatkan. Saat ini mereka sudah memiliki dan berhasil mengembangbiakan 18 sapi loh dari 6 sapi yang diberikan oleh Tim Pembina DMPA. Super!

Perlu kita ketahui, Program DMPA telah dimulai sejak tahun 2014 dengan beberapa program diantaranya : Program ternak sapi, hortilkutura, dan program bantuan untuk para nelayan. Seru banget kegiatan Field Trip ini deh pokoknya! Beberapa hal yang bisa saya dapatkan dan menjadi catatan saya yaitu mengenai kolaborasi yang apik antara warga, industri dan alam.

Peternakan Sapi Warga Desa Batu Gajah

Sepanjang perjalanan menyusuri hutan, saya melihat pohon – pohon yang ada dikawasan tersebut terbina dengan baik. Tidak ada bekas pembakaran, hasil hutan kayu yang ditebang sudah bermunculan bibit baru sebagai pengganti pohon yang ditebang. Ya! Mereka sudah menerapkan program tebang pilih. Saya pun ikut bertanya - tanya tentang bedanya warna – warna pita yang ada di beberapa pohon. Ternyata maksudnya adalah untuk membedakan dan mengenal usia pohon yang boleh dan tidak untuk ditebang.

Menarik ya! Saya ingin sekali datang kesini lagi kapan – kapan! 

Rombongan Para Blogger Keren Abis!!

____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id


Akhirnya sampai-lah saya menulis cerita ini setelah menulis beberapa materi dan juga keresahan saya di beberapa artikel sebelumnya. Teman – teman bisa baca disini bit.ly/ForestTalkNotesByMelatiOctavia. Awalnya saya hampir melewatkan kegiatan menarik ini. Kesibukan saya di kantor membuat beberapa kegiatan blogger “sedikit” terabaikan. Saya sempat berpikir, apalah jadinya jika saya tidak jadi mengikuti event menarik dan keren ini. Banyak ilmu dan pengalaman yang sudah saya sia – siakan tentunya.

Kali ini, tidak seperti catatan saya sebelumnya. Saya ingin memberikan kesan personal dalam cerita saya kali ini. Termasuk rangkaian acara sejak awal. Ada hal menarik ketika saya menghadiri event ini. Bisa dikatakan saya orang terakhir yang bergabung menjadi peserta Forest Talk with Blogger. Jadi banyak hal yang tidak saya ketahui, sehingga salah satu kecerobohan saya adalah tidak bertanya dahulu detail lokasi acaranya. Mungkin saya “kurang jalan – jalan” walaupun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya “nyasar” ketika mencari lokasi kegiatan Forest Talk with Blogger.

Teman – teman lain tentunya sudah biasa menyikapi salah satu karakter saya yang “absurd” ini. Saya salah membaca nama tempat penyelenggaran acara yang harusnya Grand Zuri tetapi saya malah ke The Zuri. Yaps! Beda satu kata tapi saya bisa nyasar jauh sekali. Bahkan sempat ada adegan hampir mogok, karena saya kelupaan mengisi bensin.

Dibilang terlambat tidak juga. Saya hadir “pas” sekali ketika momen pembukaan dimulai. Tapi yang menyedihkan bagi saya adalah saya tidak sempat mengelilingi booth yang ada di kegiatan Forest Talk with Bloggers. Saya sedihhh banget!


Event ini menyajikan materi yang relatable dengan kondisi lingkungan saat ini. Pematerinya handal banget, tahu dari mana ? Ketika saya melakukan livetweet beberapa me-reply tweet dan mengatakan bahwa beberapa pemateri yang hadir adalah sosok idola beliau. Kebetulan beberapa relasi saya ketika kuliah dulu adalah teman sesama jurnalis di rubrik ForUs Riaupos. Sebuah rubrik lingkungan mingguan dulu tiga tahun saya pernah bekerja dulu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Sekilas tentang Yayasan Doktor Sutan Sjahrir

Yayasan ini bermula dari sosok panutan yaitu Dr. Sutan Sjahrir. Dr. Sjahrir semasa hidupnya dikenal sebagai ekonom. Beliau yang lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 24 Februari 1945 itu pernah menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden poada 2007 silam. Kemudian wafat  di Singapura pada 28 Juli 2008 di usia 63 tahun.

Semasa hidupnya, di tahun 2001, Sjahrir mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru. Aktivitas utama perhimpunan itu adalah menyelenggarakan cabinet watch yang mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.

Yayasan ini hadir merupakan cita - cita dan misi beliau yang diteruskan dalam bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Termasuk salah satunya kegiatan kali ini. Kegiatan kali ini berkolaborasi denga The Climate Reality Project dan juga Tropenbos Indonesia sebagai upaya sosialisasi lingkungan dan juga perubahan iklim kepada masyarakat dengan mengundang para media dan blogger agar dapat diteruskan ke masyarakat lebih luas lagi.

Di kegiatan inilah saya mengenal isu lingkungan dan problem lingkungan secara utuh. Banyak ilmu dan materi yang disampaikan pada kegiatan Forest Talk with Blogger di Pekanbaru di awali dengan 


Pemateri pertama adalah Bu Amanda Katili Niode beliau seorang Manager dari Climate Reality Project Indonesia. Di materi pertama beliau menyampaikan mengenai “Perubahan Iklim”. Singkatnya, Bu Amanda menjelaskan bahwa ketidakstabilan iklim yang kita rasakan sekarang. Misalnya hujan tiba – tiba, tidak sesuai dengan aplikasi perkiraan cuaca dan bahkan musibah gempa dan banjir yang tidak dan sulit sekali diprediksi ternyata ada andil kegiatan manusia di dalamnya. Tentu hal ini menjadi renungan bagi kita semua, bahwa kegiatan manusia mengambil andil dalam terjadinya bencana yang terjadi saat ini.



Pemateri kedua dilanjutkan oleh Ibu Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Beliau menyampaikan mengenai Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap. Pada materi ini disajikan, saya terkesima dengan beberapa istilah yang disampaikan seperti deforestasi, konversi hutan, dan banyak lainnya. Ternyata menjaga hutan itu adalah tindakan utama untuk menjaga bumi kita. Ibaratnya hutan kita rusak, itu artinya bumi kita rusak. Pengelolaan hutan yang tak terkendali inilah menjadi akar terjadinya kerusakaan lingkungan lainnya. Hutan adalah sentral dan jantungnya bumi.

Materi selanjutnya seharusnya diisi oleh Mba Murni Titi Resdiana, beliau merupakan bagian dari staff khusus presiden di bidang Pengendalian Perubahan Iklim dengan materi “Pohon dan Ekonomi Kreatif” Namun akhirnya diwakili oleh Ibu Amanda. Seperti tulisan saya sebelumnya, saya tertarik membahas lifestyle kita saat ini mempengaruhi keramahan kita terhadap lingkungan. Materi yang disajikan kali ini menyampaikan berbagai produk pangan dan sandang yang ramah lingkungan namun juga enak. Seperti keripik hasil hutan yang ramah lingkungan, ada juga produk tas terbuat dari rotan yang sekarang sedang hits di kalangan anak remaja putri. Dalam penuturan beliau juga menjelaskan pewarna alami hasil hutan yang bisa kita kembangkan seperti Kulit Secang yang dapat memberi warna merah kecoklatan dan juga akar mengkudu yang memberikan pewarna kain merah. Saya pun kepikiran mau hunting cari – cari alternatif pewarna untuk cat kontrakan kalau ada hihihi *bercanda.



Materi lanjutannya diisi oleh Bapak Tahan Manurung, beliau adalah perwakilan Asia Pulp and Paper menyampaikan Desa Makmur Peduli Api. Nah, materi ini juga menarik nih. Beliau menyampaikan bahwa perusahaannya telah berkontribusi dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat hutan yang berdekatan dengan hutan produksi dan juga mengelola hasil kreativitas warganya. Saya tertarik sekali loh dengan program yang mereka laksanakan. Bahkan beberapa contoh dari hasil produksi pangan mereka enak dan juga kaya akan gizi. Saya pribadi siap mendukung untuk ikut membantu untuk hasil pangan yang kreatif dari mereka. Mereka mengatakan menargetkan 236 desa menjadi binaan mereka dengan durasi 5 tahun loh. Dari hasil itu, bisa dikatakan mereka mengelontorkan dana sebesar 67,2 Milyar untuk melaksanaakan program ini. Sungguh angka yang besar ya!

Potret Keseruan Forest Talk with Blogger Pekanbaru 

Nah, sebenarnya masih banyak cerita menarik nya. Kegiatan kami dilanjutkan dengan persiapan Field Trip ke salah satu desa binaan DMPA ( Desa Makmur Peduli Api) yaitu Desa Batu Gajah. Mau tahu ceritanya ?

Simak ceritanya disini >> Forest Talk Stories ; Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah
____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id


Sebelum sharing mengenai tips menjaga lingkungan yang mudah untuk kita terapkan. Ada beberapa hal yang perlu di highlight dalam event Forest Talk with Blogger dalam sesi materi ke 3 (tiga) oleh Mbak Atiek Widayati perwakilan dari Tropenbos Indonesia. Tropenbos Indonesia adalah yayasan resmi berdiri tanggal 22 Desember 2016 kini diberi nama Yayasan Tropenbos Indonesia. 

Tropenbos Indonesia sendiri memiliki tagline menarik "Menjadikan pengetahuan bermanfaat bagi hutan dan manusia" dan visi "Menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan praktik tentang Tata Kelola Lanskap Hutan yang Lebih Baik". Ini dikutip dari situs resmi Tropenbos Indonesia. Bu Atiek Widayati banyak sekali menceritakan mengenai hutan secara menyeluruh, baik itu istilah – istilah asing mungkin yang kita temui dan juga proses hutan yang menjadi sentral keseimbangan yang ada di bumi.

Dikutip dari The Nature Conservancy Indonesia

Nah, karena hutan adalah sebuah asset berharga yang dimiliki bumi. Maka dari itu menjaga bumi sama dengan menjaga hutan. Benarkah ? Beliau memaparkan hal mudah dan sederhana untuk kita terapkan.
Madu Hutan adalah salah satu hasil hutan Non Kayu

1. Ikut Dukung Melestarikan Lingkungan

Mungkin sedikit terdengar klise dan idealis, tapi hal ini benar adanya. Sesimpel kita menerapkan menggunakan barang konsumtif yang bijak. Misalnya memulai mengurangi kantong plastik, mengurangi jajan air kemasan menggunakan plastik, atau juga membawa wadah sendiri ketika ingin jajan. Sederhana tapi sulit banget dilakukan ya teman – teman ?


2. Ikut menggunakan Hasil Hutan, bukan Kayu

Ketika dijelaskan agak sulit dicerna. Tapi ketika dipaparkan dengan akhirnya paham. Ternyata banyak jenis hasil hutan lainnya bisa menggantikan kayu. Kebutuhan akan kayu bisa dibilang turut andil dalam mengurangi jumlah hutan karena bahan kayu digunakan untuk kebutuhan kita. Sebisa mungkin kita mencoba menggunakan hasil hutan non kayu. Seperti sekarang sedang maraknya, hasil rotan yang menjadikan furniture cantik dan juga estetik untuk dipajang dirumah. Kemudian dalam industri fashion mulai ada kerajinan terbuat dari rotan untuk tas unik handmade yang ciamik. Nah dengan menganti penggunaan tentu kita turut andil menyelamatkan bumi kan ya.


Hasil Pangan Masyarakat Desa Batu Gajah


3. Andil Mendukung Ekonomi Masyarakat Tepi Hutan

Masyarakat tepi hutan biasanya cenderung menggunakan hasil hutan untuk menjadi mata pencaharian mereka. Ketika kita tidak membutuhkan hasil hutan karya mereka. Tentu mereka kesulitan. Belum lagi hasil hutan kayu didominasi oleh industry besar seperti pabrik kertas, sawit, dan karet. Sedangkan masyarakat tepi hutan tidak memiliki kapasistas yang sama dengan perusahaan besar. Padahal dalam ekosistem, masyarakat turut andil mengkontrol keberadaan hutan tetap terjaga. Jika tak ada yang menjaga hutan, hutan akan alihfungsi menjadi lahan industri. Apabila kita mendukung ekonomi mereka dengan hasil hutan seperti madu, rotan, rempah – rempah tentu akan membuat hutan tetap lestari.

4. Turut Andil dalam Pemanfaatan Ekosistem Hutan

Apakah kamu senang berkemping atau juga menyusuri hutan ? Nah ini salah satu bentuk kamu melestarikan hutan untuk menjaga bumi. Keberaadaan ecowisata atau ecotourism turut andil dalam melestarikan hutan dan jaga bumi. Hasil ekonomi yang didapatkan juga bisa mensejahterakan masyarakat sekitar. Selain itu kita bisa belajar untuk mencintai lingkungan dengan belajar langsung dengan alam. Kita bisa memanfaatkan potensi ekosistem hutan seperti wisata pemandian air panas, arung jeram, bisa juga dengan kegiatan outbound alam yang menarik. Kamu mau jadi bagian dari lestarinya hutan ? Mari berkreativias.



5. Sosialisasi Aktif di Media Sosial dan Blog

Nah, hal yang saya lakukan ini juga salah satu bentuk saya turut andil menjaga bumi. Sederhana sih, tapi harapannya tindakan kecil dan sederhana ini dapat mengugah para pembaca untuk terus belajar menjaga bumi. Kita makin sadar bahwa bumi sudah tua yang butuh perhatian khusus dan jangan dirusak! Bencana alam yang banyak terjadi adalah bentuk kemarahan bumi pada kita. Layaknya orangtua kita yang menegur anaknya karena telah membuat kerusakan.

Lakukan gerakan cinta lingkungan dan sampaikan ke teman – teman lainnya untuk semakin sadar menjaga lingkungan dan akhirnya bersama – sama mengugah. Saya termasuk bahagia dengan adanya gerakan #ZeroGrassStraw yang dikampanyekan para pemuda sehingga banyak diterapkan beberapa merchant bisnis yang juga ikut andil mengurangi penggunakan sedotan plastik.

Ada ide apa lagi untuk jaga bumi menurut kamu ?

Baca Juga >> Forest Talk Stories : Cerita Perjalanan ke Desa Batu Gajah

____________

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Bangun tidur kita membuka smartphone. Setelah itu, kita baru menuju kamar mandi, menggunakan sabun dan shampoo dengan wadah berbahan plastik. Seperti biasa mahasiswa tinggal di rantau sarapan seringkali jajan diluar yang biasanya beli bubur ayam mamang edi di kompleks sebelah. Kita menuju kesana menggunakan motor untuk mempercepat belanja, tak lupa mang edi juga membungkus bubur kesukaan kita dengan bungkusan berbahan plastik.

Dari ilustrasi diatas saja, sejak kita bangun dan melakukan aktivitas pagi yang sederhana, kita sudah menyumbang banyak sekali andil dalam kerusakan lingkungan. Belum lagi, kalau kita benar – benar membuang sampah sembarangan, membakarnya, atau membeli minuman favorit berwadah plastik kemasan. Baru kamu saja, bagaimana ada sekian juta pemuda pemudi yang melakukan hal yang sama setiap harinya.

Sebuah lingkaran lifestyle yang kita biasanya setiap harinya kan ya ? Belum lagi lifestyle jajan tiada henti dengan berbagai penawaran diskon dan promo. Industri fashion kian berkembang, dengan adanya model baru setiap harinya yang bikin greget kalau gak dibeli kan ya ?

Hal ini mendasari juga kegiatan Forest Talk with Blogger bersama para pakar lingkungan dari Yayasan Doktor Sutan Sjahrir. Kegiatan ini benar – benar membuka pikiran saya yang buta akan hal yang kita lakukan ternyata banyak menyumbang andil kerusakaan lingkungan selama ini. Saya pribadi masih belum maksimal melakukan pemilihan sampah. Belum lagi godaan kopi susu nan enak yang rilis racikan terbaru menggoda selalu untuk dicicipi, lagi – lagi wadah yang digunakan pastinya berbahan plastik kan ya ?

Beberapa tahun lalu, ketika saya aktif di Green Student Journalist. Saya diberikan amanah untuk mengisi kolom khusus “Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Bukit Batu. Saya terpana dengan kekayaan alam disana, namun juga mawas mengenai banyaknya para pemburu yang mengambil hasil hutan secara bringas yang ada disana. Tanpa sadar sekian waktu berlalu, ternyata lifestyle kita saat ini juga musuh bumi dan mengancam bumi. Bukan hanya pemburu ataupun para penebang hutan atau juga pembakar hutan.

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk


Menurut presentasi yang disampaikan Bu Amanda Katili Niode ketika menyampaikan proses pencemaran yang menyebabkan perubahan iklim. Industri yang turut besar andil dalam kerusakaan lingkungan adalah Industri Fashion. Kenapa bisa ? Bayangkan saja, setiap hari kita mendapatkan model baru untuk jenis pakaian tertentu. Belum lagi jenisnya, mulai dari baju, atasan, blouse, dress, kaos, belum lagi pakaian tertentu dengan brand tertentu yang sepertinya mudah sekali kita tergoda untuk membelinya. Itu mengapa saat ini, beberapa idealis mulai menggerakkan sebuah lifestyle hidup minimalis salah satunya juga mengedukasi masyarakat kita lebih hidup ramah lingkungan dan tidak boros.

Dikutip dari Presentasi Forest Talk

Menurut Vice, Sejak tahun 2000 hingga sekarang, data produksi busana sedunia tercatat meningkat dua kali lipat. Rata-rata kita membeli baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen tiap tahun dibanding pada tahun-tahun awal Abad 21. Baju - baju itu sebagian besar tidak terlalu lama disimpan lama di lemari, beda dari perilaku konsumen 15 tahun lalu. Di negara-negara maju, bahkan sudah biasa jika baju bekas akhirnya menumpuk di tempat pembuangan sampah. Kita mungkin ingat bagaimana, sampah – sampah tekstil yang sedang menjadi isu hangat baru – baru ini dibuang ke negara kita bukan ?

Dikutip dari VICE.COM

Produsen 50 persen produk tekstil dunia adalah Cina. Negara Tirai Bambu itu akhirnya harus menghadapi persoalan polusi massif dari industri fashion. Negara Cina pula yang paling banyak menampung daur ulang produk pakaian bekas dari seluruh dunia untuk diubah lagi menjadi benang. Namun pemerintah Cina dengan adanya motif proteksi perdagangan, baru saja menetapkan larangan impor 24 bahan baku industri, termasuk baju bekas untuk daur ulang benang. Kondisi itu akan berpengaruh pada tingkat polusi sejagat. 

Media Sosial yang mempengaruhi Lifestyle Millenials

Belum lagi dengan pabrik penghasil bahan baku tekstil yang menyumbang banyak limbah diberbagai bentuk. Baik itu limbah pakaian sisa hasil produksi, begitu pula mesin – mesin tekstil menghasilkan kepulan asap yang banyak. Mari kita coba yuk hidup sedikit lebih ramah dari hari ke hari dengan beberapa cara sederhana untuk diri kita dahulu. Walaupun kita tahu sulit keluar dari lingkaran kebiasaan tak baik ini dalam kehidupan kita.

Baca Juga >> 5 Tips Untuk Kamu Jaga Bumi Kita

-----------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Bukan rahasia umum masalah sampah dan polusi adalah masalah yang pelik. Gaya hidup warga Indonesia, dan kurangnya edukasi serta banyak perkara lainnya yang menjadikan Indonesia tercatat menjadi nomor 2 sebagai pencemar sampah plastik ke lautan dunia setelah Cina. Menurut situs DW, setiap tahun Indonesia membuang 3 juta ton sampah ke lautan. Angka yang fantastis bukan ?


Bukan hanya itu beraneka ragam sejenis polusi terjadi dengan banyaknya kegiatan manusia yang tanpa kita sadari mempengaruhi iklim dan cuaca di Indonesia. Hal ini dikemukakan oleh Bu Amanda Katili Niode perwakilan The Climate Reality Project Indonesia dalam event Forest Talk with Blogger, 20 Juli 2019 dalam presentasinya 

Dikutip dalam Presentasi Forest Talk

Banyak faktor pengelolaan sampah yang belum baik beberapa diantaranya adalah :

1. TPA (Tempat Pembuangan Sampah) yang masih terbatas
2. Belum meratanya edukasi pengelolaan sampah di Indonesia
3. Gaya hidup masyarakat kita yang tinggi memproduksi sampah
4. Pengelolaan limbah masyarakat kita yang belum baik




Biasanya secara umum kita mempelajari beberapa jenis sampah, namun dalam bagian ini jenis sampah pada umumnya dibagi 2 (dua) secara sifat diantaranya ;

a. Sampah Organik (Degradable); sampah organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga bisa diolah menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan, daun kering, sayuran, dan lain-lain.

b. Sampah Anorganik (Undegradable); sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. M)isalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain.

Percaya deh kita sendiri masih sulit membedakan dua hal ini. Dalam tatalaksana di rumah kita, kita masih sering mencampur dua sampah ini. Mengingat belum adanya peraturan yang mengikat mengenai pemilahan sampah – sampah ini. Padahal di beberapa negara ini adalah hal sederhana. Seperti di Korea Selatan, jadwal penjemputan sampah dan wadah pemilihan sampah bahkan sudah diberi aturan yang jelas mengenai sampah – sampah yang mereka pilah. Alhasil, sampah dapat dikelola dengan baik.

Selanjutnya kita mengulik polusi  Polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya dikutip melalui Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982.

Polusi Asap di Provinsi Riau Setiap Tahun

Seperti saat ini, Kota Pekanbaru mengalami pencemaran udara terparah kembali sejak berakhir 2015 lalu yang menyebabkan Presiden RI akhirnya turun tangan. Indeks udara di pekanbaru saat ini berada dalam kondisi “tidak sehat” bahkan tercatat hanya 1,5 km jarak pandang.

Dikutip dari situs BMKG Nasional

Penyebabnya adalah pembakaran hutan yang sangat tinggi di Provinsi Riau. Bahkan beberapa tahun lalu menyebabkan negara tetangga terkena imbasnya, menurut data bahkan hutan di Provinsi Riau 50% sudah rusak. Hutan sebagai penyeimbang kehidupan adalah elemen penting terjaganya lingkungan dan bumi. Ibu Amanda mengatakan dalam presentasinya, hampir sebagian besar penyebab perubahan iklim dan juga bencana disebabkan oleh deforestasi hutan yang tinggi sehingga menyebabkan banyak berbagai macam bencana. Deforestasi adalah Perubahan permanen dari areal berhutan menjadi areal tidak berhutan atau tutup lainnya sebagai akibat dari aktifitas manusia.

Baca Juga >>  Cerita Hutan dan Asap di Provinsi Riau

Menurut Kompas merilis bahwa kita kehilangan 685.000 hektar setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.

Dikutip dari Kompas.COM


Begitu peliknya masalah lingkungan di Indonesia, setidaknya kita mengambil langkah untuk membudayakan hidup ramah lingkungan. Kalau bukan kita siapa lagi ? Sederhana kita mengelola sampah dengan baik, dan tidak ikut – ikutan menyumbang polusi di lingkungan kita. Sepakat ?


Baca Juga >> Millenials Lifestlye, Ancam Keselamatan Bumi ?

---------------------

Tulisan ini di dedikasikan dalam Lomba Blogger Forest Talk with Blogger yang diselenggarakan Yayasan Doktor Sutan Sjahrir.

Informasi Lebih Lanjut : lestarihutan.id

Yayasan Doktor Sjahrir 
Twitter  : @YSjahrir
Instagram : @yayasandoktorsjahrir
Web   : yayasandoktorsjahrir.id



Di tengah kondisi fisik yang baru pulih. Saya diajak teman - teman blogger pekanbaru buat nimbrung di event kerennya Pekanbaru. Duh jarang - jarang banget nih. Biarpun sudah belasan tahun tinggal di Pekanbaru. Saya merasa sangat awam dengan berbagai sejarah dan juga peninggalan di Pekanbaru.
Beberapa waktu lalu, euforia festival mural untuk membangun kampung bandar yang sempat terbakar malah membuat kampung bandar semakin bersinar.




Banyak mural dan juga coretan para seniman lokal yang bermakna dan kekinian di kampung bandar. Banyak yang tidak tahu, kalau kampung bandar adalah salah satu kelurahan yang ada di kecamatan senapelan. Kampung Bandar adalah cikal bakal berdirinya Pekanbaru pertama kali.

Kelurahan Kampung Bandar juga dikenal dengan sebutan Bandar Senapelan, bersempadan dengan Sungai Siak di sebelah utara, Kelurahan Kampung Dalam di sebelah timur, Kelurahan Padang Terubuk di sebelah selatan, dan sebelah barat bersempadan dengan Kelurahan Kampung Baru.



Dalam kegiatan Riau Festival 2019 juga menampilkan mading dan juga foto - foto berserta cuplikan sejarah untuk mengenal kembali kota pekanbaru dan juga hal yang berkaitan dengan sejarah budaya melayu. Momen ini menarik karena beberapa di sebar di lokasi kampung bandar yang mengalami kebakaran beberapa waktu lalu, semakin ciamik dengan adanya mural - mural dan juga pameran foto ini.

Teman - teman blogger sangat antusias menyusuri daerah kampung bandar. Kita juga bakal ketemu berbagai bangunan khas melayu yang langka sekali kalau kita lihat di daerah lain. Ada beberapa rumah dengan arsitektur khas melayu yang masih dipertahankan. Mari kita jaga sama - sama ya!


Kita juga berkunjung ke Rumah Tenun dan menyaksikan langsung pembuatan songket melayu langsung dari pengerajinnya. Menarik kan ya!


Di malam hari berlanjut ke festival pentas seni kreatif yang diisi oleh musisi - musisi lokal yang keren dan sangat bertalenta dengan berbagai atraksi melayu dan juga kekinian.




Jom lah! Pokoknya ini jadi momentum yang tak terlupakan banget nih! Dan bakal nagih buat jalan - jalan lagi ke kampung bandar dan juga menikmati daerah di sekitarnya! Kamu mau ke Pekanbaru ? Bingung jalan - jalan kemana ? Cus jangan lupa mampir ya ke kampung bandar!




Tentu seru ketika kita memulai cerita tentang teman hidup. Banyak spekulasi banyak cerita dibaliknya. Banyak buku - buku yang jadi referensinya. Hmm bisa jadi. Eits, belum ngobrol ke sana dulu.

Banyak yang tak begitu tahu kalo saya sendiri struggle menemukan lingkaran yang tepat sejak kecil. Mengingat masa kecil saya dihiasi momen berpindah dari satu tempat ke tempat lain, selalu memulai beradaptasi. Sehingga tak jarang cukup susah membangun trust baru yang dalam dari lingkaran ditemui. Saya ingat sekali ketika saya reuni lagi dengan teman SD ketika duduk di bangku SMA. Dia berkata "Serius ini melati? Rasanya beda banget, aku inget jaman SD dia ga pernah mau ngomong kalo pembahasannya ga begitu penting selain tentang pelajaran" Saya berpikir seambisius itu kah diri ini dimasa kecil. Tertawa mengingatnya dan saya menyadari itu. Mereka ga tahu bagaimana diri ini struggle dengan otak yang pas pasan ini untuk dapat Top 3 di sekolah. Kenapa harus juara? Kalo ga juara aku ga bisa sekolah kayak teman - teman *kemudian sedih. Itu juga berlaku ketika SMP dan SMA. Kesulitan ekonomi dan juga perkara usia dan juga asal jadi momok aneh yang datang untuk bersekolah di pekanbaru. Hmm.

Bicara teman bertumbuh. Kita mungkin merasakan momen sekolah dulu. Perubahan sikap apa yang terjadi. Pengkhianatan apa yang dihadapi. Haha, pasti pernah kan bertengkar dengan teman. Saya termasuk cukup baper jaman sekolah dasar dulu ketika tahu beberapa teman mencoba menjadi sahabat terdekat agar dimudahkan saat ujian atau mengerjakan PR. Sedih ya ada teman sepragmatis itu haha. Hingga saatnya waktu berlalu saya tahu niat itu, saya benar - benar kecewa, sehingga makin sulit saya membuka diri untuk oranglain pada kenyataannya.

Saya percaya, kamu sendiri pasti pernah memiliki pengalaman juga menemukan teman terbaik. Teman yang menerima kamu apa adanya, teman yang selalu support dan juga memaki kamu ketika kamu salah. Saya akhirnya mencoba menemukan diri sehingga lambat laun menemukan mereka. Tapi lagi - lagi pindahnya saya dari satu tempat ke tempat lain, membuat saya selalu silih berganti mendapatkan teman baru. Saya belajar untuk menerima diri sendiri dan mengenal diri sendiri terlebih dahulu untuk mencoba membangun sebuah hubungan dengan siapapun.

Lalu bagaimana dengan istilah Teman Bertumbuh ? Sebelum membahas mengenai teman hidup ya. Teman dalam KBBI adalah 1 kawan; sahabat: hanya -- dekat yang akan kuundang; 2 orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap): -- seperjalanan; ia -- ku bekerja; 3 yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai (dimakan dan sebagainya) bersama-sama: ada jenis lumut yang biasa dimakan untuk -- nasi; pisang rebus enak untuk -- minum kopi; (lucu ya kok jadi lumut gitu pengertiannya wkwk)

Tak ada yang mengabaikan kebenaran kalo teman itu adalah bagian yang berarti dalam diri kita. Pembentukan karakter kita bahkan decision making (pengambilan keputusan) kehidupan kita. Disamping orangtua dan saudara kita dipengaruhi mereka. Bahkan tak jarang, keterbukaan lebih sering kita lakukan ke teman ke timbang orangtua. Benar kan ya ? walau seharusnya itu tidak baik juga. Takut takut tak terkontrol, atau nanti mengambil keputusan yang salah.

Saya percaya, bahwa teman benar - benar berpengaruh. Kesulitan yang saya hadapi ketika kecil dulu untuk berteman, membuat saya belajar bahwa pertemanan itu dinamis. Kita memang harus bisa mengontrol diri menempatkan mereka sesuai di porsi kehidupan kita. Di mulai dari kita mengenali diri sendiri. Hidup berteman adalah bentuk sosial yang juga merupakan fitrah manusia itu sendiri. Lalu bagaimana memaknai teman bertumbuh dan juga teman hidup. Teman bertumbuh menurut saya luas maknanya. Selain teman atau sahabat terdekat yang selalu ada mengapresiasi, menasehati dan juga membuat kita tumbuh dan memperbaiki diri. Teman bertumbuh adalah orang yang benar - benar mau bersama menikmati proses pertumbuhan. Dan filosofi ini saya ilhami kelak ketika saya bertemu teman seumur hidup, yaitu pasangan.

Saya sendiri menginginkan visi tumbuh senantiasa ada ketika saya berkeluarga kelak. Walaupun beberapa buku saya pelajari mengatakan bahwa ketika kita kelak nanti menerima seseorang menjadi teman hidup. Kita tak akan bisa menghardik jati diri nya, atau masing masing berharap untuk berubah sikap / karakter semau kita kepada pasangan (teman hidup)

Namun menurut saya, apa salahnya jika masing - masing bersepakat untuk berkomitmen mengubah diri sendiri menjadi lebih baik di setiap hari. Bukankah sebuah keharusan ke dalam diri sendiri ? Dan itu yang termasuk dalam perintahNya kan ya. Saya selalu memiliki visi demikian, bukan masalah mengubah karakter, melainkan saling berkompromi untuk bertumbuh dan mengenal. 

Balik menemukan teman bertumbuh sebelum lebih jauh ngobrol teman hidup. (Lah wong belum ketemu teman hidup, jadi mau ngobrolin apa hahaha). Menurut saya ada 4 (empat) cara menemukan teman bertumbuh, teman yang membuat mu terpacu berakselerasi untuk berkembang dan maju.

1. Mengenal Diri Sendiri

Kenapa ini penting. Ketika kita kenal sama diri sendiri kita akan jadi pribadi matang. Tidak mudah terombang - ambing. Kita menjadi tahu kemana harus bermuara, teman mana yang nanti akan menjadi partner yang tepat untuk mengakselerasi diri mengapai mimpi dan cita. Mengenal diri sendiri mempertemukan kita dengan lingkaran yang sesuai dengan potensi yang kita punya, bahkan memperbaiki kekurangan yang kita miliki. Bayangkan ketika kita gak kenal diri kita, bagaimana kita bisa mengatur diri kita berada di lingkungan mana dan berkembang. 

2. Kategorisasi Potensi Diri

Setiap kita pasti punya banyak bakat dibidang manapun. Mengkategorisasi potensi itu artinya siap membagi diri untuk bertumbuh di beberapa lingkungan. Misalnya, teman yang hobi menggambar padahal disisi lain kamu ga ada background pendidikan menggambar. Menggambar hanya sebuah hobi, tapi ketika kamu tahu dimana potensi mana yang harus dikembangkan, di fokuskan atau juga ga begitu harus dikembangkan kamu ga menyia-nyiakan waktu untuk mengakseslerasi potensi dengan beberapa orang. Kategorisasi Potensi itu penting, bahkan sekedar potensi menghibur orang lain. Hmm termasuk inceran *eh.

3. Kategorisasi Pertemanan

Pasti ada yang komentar " Ihh kan kita ga boleh pilih - pilih temen, ga boleh gitu". Disini bukan minta buat kita mengkategorisasi pertemanan dalam artian pilih - pilih gitu. Tapi minta supaya kita bisa menempatkan diri di lingkaran yang sesuai dengan potensi dan kesamaan frekuensi tadi. Mungkin ada teman yang bisa diajak serius bahas passion kita, mereka antusias untuk upgrade skill kita. Ada juga teman yang bagus diajak jalan untuk refreshing atau juga membahas hobi baru dan menarik. Ga bisa kita menempatkan diri di satu tempat pertemanan saja. Bukan masalah pragmatis, melainkan bisa mengatur diri dan tidak mudah di kontrol dengan keadaan. Karena ada beberapa lingkaran bisa saja meremehkan kemampuanmu, atau mimpimu bukan malah mengapresiasinya. Kebanyakan dari mereka adalah teman main, sekedar bercanda, bersenda gurau kamu. Apa pernah kamu dalam membahas target dan mimpi kamu dan keresahanmu dibaliknya pasti gak pernah kan ya? Teman yang tepat akan menghantarkan kamu juga berada di tempat ter baik.

4. Dampingin Yang Ingin Bertumbuh Bersama

Ini masuk ke ranah teman hidup nih , Ehem. Tapi gak harus kok, mungkin ada teman - teman yang memiliki visi dan mimpi yang sama buat bareng - bareng diwujudkan sebagai supporter terbaik. Kamu ingat film Negeri 5 Menara. Jujur saja, film itu dan bukunya benar - benar menggambarkan teman yang bertumbuh bersama. Mereka mengapai mimpi mereka masing - masing, saling mendampingi, saling memaki jika ada yang lemah dengan mimpinya, saling menangis jika ada yang terluka. Adakah teman se-so sweet itu ? Ada. Banyak kok. Begitu juga buku yang ditulis Andrea Hirata, Laskar Pelangi dan Tetraloginya. Bahkan Harry Potter pun punya Ron Weasley dan Hermione Granger. Kamu sudah menemukan teman tumbuh kamu ? Jika belum coba cari, yang benar - benar bisa dipercaya, bisa jadi mentor juga bisa jadi sahabat yang saling menasehati dan mengingatkan.

Sedangkan untuk teman hidup balik ke versi keinginan masing - masing. Visi dan misi kehidupan rumah tangga kamu masing - masing. Saya yakin kamu pasti punya rancangan dan impian akan hal itu. Saya pribadi punya impian sendiri untuk menemukan yang ingin berjuang bersama dan bertumbuh bersama, melebihi teman dekat yang saya miliki untuk mengapai impian masing - masing.

Apakah akan menemukannya ? Allah yang jawab, InsyaAllah

Semoga menginspirasi.
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates