facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Sudah lama nih absen di blog ini. Ada sekitar 3 bulanan ya setelah postingan sebelumnya. Perlu effort yang tinggi untuk menyusun kata demi kata disini. Ada beberapa draft yang sedang saya susun untuk tulisan sedikit dalam dan mini project di blog ini yang sedikit melow. 

Pasca kuliah dan kemudian bekerja secara penuh ternyata benar - benar butuh pengadaptasi yang tinggi. Bahkan saya merasa lebih survive dan terencana ketika masih di bangku perkuliahan. Walau dengan keluhan - keluhan kecil entah itu saat magang atau kerja part time lain. Sensasi memadatkan waktu bekerja adalah jadi bagian samping sedangkan menuntut ilmu menjadi bahan utama sangat saya nikmati sekali. 

Berbeda ketika saya kemudian lepas di masyarakat sepenuhnya menentukan diri saya berada di mana dan bermanfaat dimana. Kadang menurut kita, kita bisa bermanfaat di sebuah tempat dengan versi kita yang sudah kita himpun dari berbagai pengalaman yang kita miliki, tapi ternyata pada kenyataannya tak sejalan dengan apa yang kita awalkan pikirkan. Banyak beragam manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, pola pikir, sistem yang sangat berbeda dan bisa jadi menjadi boomerang. Saya merasa momen demikian patut dirayakan dan disyukuri, lagi - lagi pertemuan kita tidak pernah ada yang kebetulan bukan ? Pasti Allah menyelipkan ibroh ataupun juga hikmah yang dapat kita pelajari dalam hal ini.

Merayakan hal - hal kecil di hidup kita adalah hal penting. Merayakan dalam wujud syukur kita untuk kembali berbenah diri ataupun mengapresiasinya dengan kenyamanan yang kita inginkan. Saya belakangan lalu mendapatkan tawaran untuk merawat wajah di sebuah beauty clinic yang sedang dibuka untuk dibantu memberikan pandangan dan reviewnya, menggantikan orang sih sebenarnya.
Dibandingkan saya dan beberapa teman lain, hanya saya tak banyak keluhan. Dengan perawatan standar. Voila saya dianjurkan dokter klinik itu untuk lebih menjaganya dengan memakai tabir surya keluar rumah. tahu banget sih dokter mah! saya ga pake gitu. Sampai pada akhirnya saya merasakan rasa syukur walaupun saya mendapatkan perawatan standar (ga mahal haha) tapi saya bersyukur saya diberikan wajah yang cukup mudah dirawat dan diatur dengan hanya berbekal wudhu dan pelembab dan pembersih. Tak ada keluhan berarti, selain misalnya saya yang bisa jadi kurang merawat tiga poin itu. 

Saya tak membayangkan teman - teman lain yang mungkin menggeluarkan sekian juta rupiah hanya untuk tampak nyaman saja wajahnya tanpa keluhan (beda ya nih sama teman yang pengen cantik bak artis). Ada yang mungkin wajahnya membutuhkan penanganan khusus karena hormon atau mungkin garis keturunannya yang membuat kulitnya demikian sensitif sehingga sulit untuk dirawat. Sedikit saja lupa mencuci muka berjerawat, bahkan mengelupas. atau mengitam jika sedikit saja terkena matahari. It's hard kalo saya pikir!
Rasa syukur adalah hal tepat untuk merayakan apapun itu. Karena disini temanya merayakan karya kecil. Bisa jadi apapun yang kita lakukan, entah itu karya tulisan kita, sikap kita yang semakin baik, ataupun target pencapaian berbenah seperti saat ini bertepatan di Bulan Puasa ini atau kegiatan - kegiatan positif yang kita lakukan untuk orang banyak mari kita syukuri dan rayakan. Diawali dengan merayakan diri kita dulu kemudian jika kita mampu berbuat demikian kita juga mampu mengapresiasi orang lain. 

Ketidakbahagiaan yang bisa jadi ada pada kita saat ini adalah karena kekurangan kita terhadap rasa syukur yang seharusnya ada di tiap - tiap hal dihidup kita. Bahagia yang timbul dari rasa syukur tentu Allah beri tambahan nikmat yang ntah dari mana datangnya, bisa saja rejeki kita yang dimudahkan pertemanan yang baik, kehidupan keluraga yang tentram, permasalahan yang diselesaikan dengan mudah.

Yuk kita merayakan karya keci dengan bersyukur :)


---------------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi

Ini sambungan dari artikel yang part 1 (satu) bisa kamu baca disini : Umroh Traveler Part 1

 Ada beberapa tips step persiapan untuk melakukan “Umroh Traveler”

1.    Lakukan Persiapan 40%
         Ini hal penting terutama merencanakan umroh sendiri termasuk tujuan – tujuan kita, kemudian bagi kita yang belum pernah manasik cobalah melakukannya dengan ustad tertentu yang ada di kota kamu, dan tanyakan untuk manasik dengan beliau dengan beberapa teman rombongan umroh traveler kita. Kemudian mempersiapkan makanan termasuk hal – hal tak terduga seperti backup surat – surat penting harus, kita bisa kirimkan dan scan surat - surat kita ke e-mail rombongan, biar jika terjadi sesuatu hal, kita memiliki backup datanya. Hal lainnya yang dipersiapkan adalah hotel, fasilitasnya, dan hal detail lain dan kemungkinan tak terduga lainnya. Satu lagi menyimpan semua nomor KBRI dimana negara dikunjungi.

2.    Selama Perjalanan 40%,
             Selama perjalanan, kita mengikuti rencana, bisa jadi ada rencana yang tak sesuai bersikaplah tenang dan tak gegabah. Banyak bertanya termasuk juga mengkontak orang – orang sekiranya bisa membantu kita. Jangan bosan bertanya deh, Ohya untuk bagi yang perempuan terutama sebelumnya memesan tiket atau berangkat, pastikan tanggal yang "dibooking" dimana biasanya si “bulan datang” berkunjung bisa kita wanti - wanti. Jika sekiranya memang tanggal – tanggal berangkat kamu bertepatan nanti, kamu bisa antisipasi ke dokter atau ada menggunakan obat untuk menunda. Tapi tetap diusahakan dari awal memang kita ketahui jadwal kita yah.

3.    Evaluasi 20%
                Evaluasi penting jika nanti kita dapat rejeki untuk berpergian umroh lagi (Aminn) Kita bisa tahu dalam perjalanan peristiwa – peristiwa yang tak kita temui dan gimana solusinya. Misal kejadian desak – desakan di ka’bah terutama berhadapan dengan orang asing. Kak Mike saran bahkan kita minta bantuan dengan orang bertubuh besar yang berasal dari negara asing untuk melindungi rombongan kita. Untuk membuka jalan kita saat melakukan thawaf. Kemudian berwaspada dengan orang – orang asing yang bermodus kurang baik, misalnya cerita dengan cerita menyentuh tapi yang tak masuk akal. Abaikan saja, kalo orang arab pasti baik dan tak akan melakukan. Biasanya dilakukan imigran sih.

Nah mungkin sekilas sharing yang hampir seribu kata ini, banyak lagi detail – detail inspiring story dari mereka. Nah untuk pemburu tiket ada dua situs yang perlu kita kepoiin manatau ada tiket murah nih menuju umroh www.cheapticket.com dan www.kayak.com. Saran lainnya, mereka bilang ternyata tiket promo ini malah lebih murah ketika kita melakuakn multiple destinations, artinya kita singgah- singgah ke beberapa negara. Rata – rata begitu, lebih murah ketimbang kita hanya fokus ke flight ke Jeddah balik saja.

Nah mau sharing pengalaman nih, karena saya dan teman –teman pekanbaru itu menganggap malasyia lebih murah dari ke lokasi yang ada di seberang pulau contohnya Pulau Jawa. Anak – anak Pekanbaru sering di bilang kalo “wow” banget sama anak – anak di kota lain karena liburannya mudah banget ke Malaysia Singapore hehe.

Jadi kita kalo kemana – mana patokannya ya Malaysia mengingat murahnya dan sebentarnya ke sana, ketimbang Jakarta – Bandung naik kendaraan umum. (Maaf patokannya ini, karena saya ngalamin )

Walaupun belum pernah ke malaysianya, tapi temen – temen lain cerita seperti itu.
Karena banyak sekali tiket promo bertebaran Pekanbaru – Malaysia tiap bulan. Menggoda kantong sekaleeee. Untuk april ini aja ada tuh tiket pp cuman 200 ribuan #mupeng. Bahkan sebelum kejadian Airasia lalu yang membuat semua maskapai menaikkan harga tiket. Kita bahkan sering menemukan tiket 0 rupiaah yang seliweraaan. Udah murah, waktu singkat bahkan lebih sebentar ke Malaysia ketimbang saya bolak balik ke kampus dulu (fix ini lebay, tapi bener)



Baiklah daripada kebanyakan curhat, kita sudahi sharing via tulisan dari kelas akademi berbagi pekanbaru kemarin. Mohon doa pada readers, agar saya bisa berangkat dan juga memberangkatkan orang tua juga. Semoga yang membaca ini juga terhimpun niat dari sekarang untuk berumroh, selain nabung biar cepet di booking tiket kalo ada tiket murah, dan juga niat untuk mempersiapkan diri untuk panggilannya. Umroh bukan masalah mampu tapi masalah niat, kita niat dengan sungguh – sungguh kebaikan itu, niat untuk dimampukan ada jalannya dari Allah SWT. Bahkan dalam cerita pemateri ada mahasiswi berkuliah dan dapat hasil dari kegiatan les private, frelance sana sini bisa berumroh dengan uang pribadinya. 

Dan ada seorang bapak dengan maaf “tidak lengkap fisiknya” kakinya Cuma satu bisa tiap tahun umroh dengan kesederhanaan beliau saja yang menabung bukan tergolong orang berada. Dari cerita ini saja kita bisa pahami bahwasanya umroh itu masalah niat, bahkan walau secara harta kita mampu tapi tidak dapat panggilan dari Allah ya belum bisa juga.

Semoga kita berniat di mulai dari membaca sharing ini, saling mendoakan yang belum pernah berangkat diberangkatkan yang sudah berangkat dapat memberangkatkan orang lainnya.
Poster Event




Assalamu’alaikum, mengingat dan menimbang sebuah kewajiban dan permintaan. Saya akhirnya berniat untuk menuliskan hasil kelas bermanfaat hari ini kepada teman – teman yang tidak bisa hadir ke Pekanbaru atau hadir pada kelas keren kemarin.

Mau sedikit curcol sih, sebelumnya belakangan ini santer orangtua bicara tentang umroh baik itu tentang nenek, tentang keluarga besar begitu juga ada iklan nasional sebuah brand baru yang menyediakan promo umroh murah di tv nasional. Haha you know that deh haha. Setelah bekerja beberapa bulan ini, kepikiran memang menabung untuk hal itu. Sekedar niat yang dulu – dulu mungkin terabaikan. Maaf ya Allah, padahal kebaikan itu juga step awal untuk memenuhi panggilan lainnya untuk mencukupkan rukun islam yaitu berhaji. Amin ya Robbal alamin, semoga niat ini bisa terwujud dalam waktu dekat. Mohon doanya readers.

Materi kali ini begitu greget, di isi oleh dua sosok traveler ketjeh di Pekanbaru. Pada nekaters yang menginspirasi, udah mengunjungi beberapa negara dalam kurun waktu setahun. Kita kenalkan dulu pematerinya, ada Kak Mike Agnesia dan Kang Firman. Kalo kak Mike ini, wuhuu banyak dah aktivtiasnya selain seorang traveler pantang menyerah, beliau aktif di beberapa komunitas di Pekanbaru terutama komunitas sosial, salah satunya juga menjadi relawan Akademi Berbagi. Beliau orang terdepan deh kalo urusan relawan – relawan di Pekanbaru yang beliau ikuti. (Maaf ghibahin kakak ya, kalo doi baca hehe). 

Nah kalo kang firman ini belum begitu kenal, tapi ternyata beliau sosok yang sering dibicarakan pimpinan di kantor dengan umroh travelernya yang menginspirasi.
Ada hal menarik di awal pembahasan kali itu. "Backpacker" istilah di mindset sebagian besar itu adalah seseorang yang bawa backpacker yang melakukan perjalanan tu ngemaat banget, gembel deh. Abis itu digambarkan juga terlunta – lunta haha. Padahal pada kenyataannya ga begitu kan, ga pake backpack juga. Malahan pake koper dengan berkilo – kilo bawaan.



“Jadi hapus mindset umroh backpacker itu demikian yaa” kata pematerinya

Lebih baik kita mengatakannya umroh traveler. Terus apa bedanya dengan umroh lain ?
Kebanyakan orang Indonesia itu menggunakan travel agen untuk melakukan perjalanan terutama ke tanah suci, mengingat waktu, urusan – urusan, kemudian kemudahan. Tapi ternyata budaya ini yaa melekat di orang kita pada umumnya. Kecanggihan teknologi membuat semua perjalanan itu bisa kita rencanakan sendiri. Kalo pemateri bilang “Umroh Traveller DIY / Do It Yourself”

Di awal penyampaian, hal yang sangaat penting diresapi adalah NIAAAT ! APAPUN NIATNYA JIKA UMROH ITU SUDAH TERTANCAP DI HATI DAN MENGUSAHAKANNYA.. INSYAALLAH ADA JALAN. Duh sampe capslock, yups. Panggilan ke rumah Allah memang dari niat yang benar – benar muncul dari diri kita. Dan beliau re-sharing lagi materi seorang ustad di sana ketika berkhutbah, jika kamu temui kebaikan di depan mata, bersegeralah jangan ditunda – tunda. Karena hal baik itu harus di segerakan.
Nah, berapa sih budget umroh ala – ala pemateri ?
Kata beliau dengan fasilitas, full service termasuk tiket pesawat pp, akomodasi tinggal termasuk hotel, makan, muthowif, transportasi, visa, ijin – ijin, vaksinasi, akomodasi kebutuhan pribadi lebih kurang 10jutaan . WHAAT? KOK BISA ? Satu lagi pemateri bilang mereka dapat bonus mengunjungi Eropa (Kang Firman) dan Kak Mike dapat plus – plus ke Jordan dan juga tiket ke Mesir, walau ada problem katanya ketika mengurus visanya yang membuat gagal berkunjung. Tapi dapat  melakukan umroh dan plus plus ke negara lain dengan mengucurkan dana bahkan lebih dari pada umumnya itu. Daebak! (maaf, penulisnya lebay).

Nah apa rahasianya ?
Intinya, kita yang melakukan merancang perjalanan umrohnya sendiri yang menyusun itinerarynya. Mengurus keperluannya. Gimana menghemat ? Kita mengandalkan kecanggihan teknologi masa kita yakni Googling. Ditambah kita berburu tiket promo. Nah dari pengalaman beliau berdua, beliau dapat informasi tiket murah yang bertuju dari Kuala Lumpur – Jeddah (direct langsung) seharga 1,3 juta pulang pergi untuk jeddahnya. Di total sekitar 2,5 juta dengan plus – plus mengunjungi kota lain, kalo ga salah deh hehe dengan menggunakan Malaysia Airline dan Saudi Airline. Pokoknya saking excited nyatat materi, jadi angka – angka gini ga begitu inget. Tapi beliau bilang di total – total itu ya 10 jutaan. Kalau cara umum dengan hanya umroh saja, harganya sudah 18 – 20 jutaan yaa kan. Ini udah low budget tambah plus – plusnya. Beliau mengatakan mengunjungi Granada, Cordoba, Al Hambra duh situs – situs sejarah Islam deh yang saya baca di Buku 99 Cahaya di Langit Eropa karya mbak hanum rais. Kang firman ini sudah dua kali umroh loh, umroh begini. Umroh pertama beliau dapat plus – plus ke Barcelona dan beberapa negara lainnya yang saya ga kesebut deh saking ramenya hehe. 

Nah gimana akomodasi ? Mungkin kita ngiras bakal sesuai istilah backpacker ? Nggak cuy, beliau dapat hotel kelas bintang 4 dan 5. Di Arab Saudi hotel bintang kelas apapun itu sama fasilitasnya yang membedakannya hanya jarak ke Mekkah, Ka’bah. Semakin dekat jaraknya semakin banyak bintangnya. 

Lalu gimana untuk visa dan segala macam keperluan ?
Kita harus belajar kegunaan dan penggunaannya dulu. Nah yang seringkali jadi pertanyaan adalah Provider LA dan visa. Hanya beberapa agen travel tertentu yang membantu mengurus provider LA tanpa menggunakan jasa travelnya. Nah di kalangan backpacker mereka kenal dua orang yang dihubungi mengurus provider LA. Ibu Nining sama ibu siapa gitu namanya. Nah perlu kita pahami guna provider LA itu adalah yang membantu mengurusi akomodasi disana, mulai hotel, transportasi, akomodasi lainnya, seperti catering makanan Indonesia. Kata pemateri tenang saja, disana banyak kok makanan Indonesia. Kemudian muthowif ( pengarah/tourguide) di sana.
Nah menurut pemateri, jika kita tidak banyak rombongan alias cuman berdua atau sendiri (bagi laki – laki) lebih baik mengurus sendiri providernya di sana. Visa ya bisa urus di Jakarta. Provider dianjurkan bagi rombongan biar biaya lebih murah baiknya kelipatan 4 gitu, 8, 12. Jadi bisa semua nya berbagi, termasuk hotel bisa satu kamar berempat.
Untuk bisa ngenet pake whatsapp, snapchat, ig stories haha kata pemateri bisa menggunakan telkomsel atau three dengan paket yang disediakan, dapat beberapa giga dan telpon sms gratis internasional ke Indonesia. (Gak promo ya) Nah, kita sendiri yang cucoknya dimana.
Hmm, sebenarnya kalau di jabarkan lagi banyak stories dari perjalanan beliau. Termasuk detail berada disana, tips mencari oleh – oleh murah yang ada di lantai 4  jam tower di mekkah dengan harga kisaran 3- 10 real, (FYI, I real itu 4K ) murah – murah banget. Kemudian manfaatkan waktu – waktu kosong dan tidak rame untuk melakukan ibadah umroh dan juga ibadah sholat di masjidil haram.

Nah tips juga agar murah itu termasuk makanan adalah membawa rending hehe. Berhubung orang pekanbaru itu didominasi para minangese dan restoran padang yang sudah lebih rame ketimbang melayu. Rendang adalah makanan terenak dan awet untuk dibawa untuk berhemat. Bukan hanya saat umroh, tapi juga misalnya jalan – jalan ke negara lain sebagai umroh plus – plus. Beliau juga sharing jika kebanyakan rute orang Indonesia itu ke Madinah dulu untuk belanja dan keperluan lainnya dan kemudian ke mekkah untuk ibadah utamanya. Tapi rute ala sebagian besar orang Malaysia malah kebalikannya yakni didahului ke mekkah dulu baru Madinah. Itu deh, tergantung pilih rute seperti apa dari kitanya. 

Untuk melakukan vaksinasi meningitis beliau merekomendasikan dua minggu sebelum perjalanan, jika melakukan vaksin dekat pada hari keberangkatan tidak akan berguna. Karena vaksinnya bekerja hanya setelah dua minggu. Banyak mencari tahu informasi terbaru update ada di sana. Kemarin beliau mengalami kisah jika perjalanannya di shock-kan beberapa berita, ada yang bilang pesawat Malaysia airline yang ditumpanginya tak membuka jalur untuk umroh lagi, kemudian ada juga kejadian pembayaran tambahan untuk yang sudah berumroh kurun waktu tiga tahun terakhir, sedangkan beliau sudah berumroh tahun sebelumnya. 

Ternyata dan ternyata, itu tidak teralami olehnya dengan kesungguhan. Padahal beliau menceritakan ada yang gugur mendengar kabar itu, lagi – lagi memang ke niat yang sungguh – sungguh yang membuat bertahan. Nah, untuk pembayaran tambahan sekitar 8jutaan kalo gak salah beliau cerita dikenakan bagi orang yang sudah berumroh di tahun hijriah yang sama jika di tahun yang sama tapi hijriahnya sudah berbeda. Misalnya November 2017 walaupun beberapa bulan sebelumnya ditahun 2017 sudah berumroh tidak akan kena pinalti. 

Bersambung PART 2


Menulis aktivitas komunikasi yang juga kita lakukan antara kita dan kertas serta pena, bisa juga bersama tuts laptop atau keypad handphone kita. Bicara soal nulis, bicara juga soal nilai. Sekarang kita bisa melakukan kegiatan menulis dimanapun dan kapanpun, bahkan dengan cepat menemukan banyak pembaca. Ga hanya berbentuk buku, tapi juga bisa tulisan yang kemudian viral lalu endingnya membuat changes dan mengubah banyak hal. Segitu dinamiskah dampak tulisan saat ini ?

Yaps benar sekali, kalau mungkin blog samping lainnya pernah cerita soal tulisan tidak bermanfaat sama sekali menurutnya. Kalau disini saya pengen sharing bagaimana kita bersikap dalam menulis di era sekarang. Bukan bahas mengenai berbagai bentuknya apakah itu fiksi, non fiksi atau bahkan karya tulis apapun. Tapi sejauh apa kita mengulik isi manfaat dan juga caranya menuliskan sehingga tidak menimbulkan persepsi yang bercabang. Itu peer berat sebagai seorang penulis loh.

Memang untuk menulis dengan penuh isi manfaat itu berproses. Apalagi tingkat pemahaman orang lain tentang manfaat atau tidak bermanfaatnya masing – masing orang berbeda. Ga bisa juga kita maksain anak kecil ataupun orang yang memang ga punya interest dengan kegiatan menulis di awal tiba – tiba menulis dengan penuh makna menulis sekelas bahasa layaknya Shakespeare atau JK Rowling atau penulis berkelas lainnya yang sudah mengubah dunia. Menulis itu awalnya egois menurut saya, layaknya saya dulu menyukai hal demikian. 

Saya menulis hanya untuk melepas rasa resah saya di hati dalam bentuk diary bercerita tentang kekesalan saya terhadap adik saya yang suka merebut mainan saya atau menganggu waktu saya sedang belajar untuk ditemankan bermain. Saya sendiri suka tertawa sendiri melihat tulisan – tulisan saya dulu ketika duduk di sekolah dasar. Benar – benar egois sekali, saya sering bercerita tentang diri saya sendiri dan orang – orang di sekeliling saya.
Lambat laun saya merasakan bahwa menulis membuat dampak lebih besar, ketika saya mulai berani mempublikasikannya ketika duduk di bangku sekolah menengah atas.

Adanya ajang – ajang kompetisi menulis, dan kemudian berhasil menang dan aplikatif untuk dilaksanaakan. Saya merasa bahwa tulisan harus naik tingkat, di level bukan hanya mementingkan emosi pribadi tapi juga bagaimana membuat perubahan di sekitar. Mungkin pada saat itu tulisan saya seputar hal berbau ilmiah yang sifatnya aplikatif. Bagaimana kalau tulisan itu berbentuk fiksi atau seperti sebuah ide yang kemudian berhasil membuat orang lain terhanyut di dalam nya. Saya memegang kata – kata Andrea Hirata setiap kali dia di wawancarai di banyak talkshow seringkali saya mendapatinya mengatakan ini,
“Sebuah karya akan tulisan akan menemukan penikmatnya sendiri”
Bisa jadi karyanya tak berkontribusi, tapi bisa jadi dengan hasil dia menulis dia mengubah kehidupan keluarganya. Dia bisa membiayai hidupnya dan bersekolah karena hasil dia menulis.
“Everybody have a reason why he always to write and write”
Dan di era sekarang tulisan yang perlu dapat perhatian adalah kebohongan – kebohongan yang beresahkan, hoax – hoax yang menganggu, mengancam banyak hal di berbagai sisi. Tulisan yang mencederai sekelompok orang bahkan menghancurkan dan membunuh. Lihat begitu berat tanggung jawab seorang penulis, seperti juga wartawan. Saya ingat kata – kata yang pernah di sampaikan di movie Negeri 5 Menara saat Alif mengajukan diri sebagai wartawan pesantren. Kata – kata yang di sampaikan pemimpin redaksi bulletin itu yang di perankan Dwi Andhika,
“Kamu tahu Alif ? Dengan ini (Sambil menunjukkan pena dan kertas buletinnya) dan kata – kata kamu bisa mengubah dunia”
Hoax dan berita tidak benar itu yang seharusnya kita berantas, dimulai dari diri kita yang membentengi diri dari hal ini. Ingat dalam Al-Quran, Allah menerangkan sangat jelas perkara ini. Menurut saya, tafsiran dari ayat ini sudah jauh melebihi dari teori – teori jurnalisme dan komunikasi yang saya pelajari terutama konsep 9 Elemen Jurnalismenya Bill Kovach rasanya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat 6)
 
“(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.” (An-Nur 15)

Begitu banyak ayat yang menerangkan hal ini, bahkan saya pernah membaca banyaknya kabar ketidakbenaran juga merupakan tanda akhir zaman. Dimana dajjal sebagai pendusta sudah mendekat.
Jika di tafsirkan sedikit, apa itu orang fasiq. Fasiq adalah orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Sedangkan di dunia permedia sosial-an kita saat ini banyak sekali media yang anonym yang tak jelas wujudnya. Siapa dia, bagaimana dia, seperti apa dia. Kita hanya melihat media online yang bahkan masih berupa blog gratisan serta tak jelas asal usulnya dengan mudahkan kita share kita bagikan dengan orang banyak. 

Media yang begitu banyak yang hanya bermodalkan seratus ribu untuk membeli domain dotcom, langsung saja kita percayai. Bahkan bermodalkan sejutaan untuk membeli hosting dan kemudian membangun situs onlinenya kita dengan semena – mena ikut turun membagikan banyak kebohongan yang bukan hanya meresahkan diri kita dan juga orang lain. Dalam Qur’an telah jelas bahwa kita dahulu diminta untuk meneliti kebenarannya dulu agar kita tidak mencelakaan orang lain karena kelalaian kita. Untuk lebih jelasnya teman – teman bisa buka buku tafsir mengenai dua ayat diatas. Saya yang masih awam ini apalah daya hanya mengutip dan sharing kembali apa yang pernah saya pelajari.Jika kita tahu tulisannya tidak benar, segera tinggalkan. Jangan sampai terjebak dengan itu dan kemudian kita menernakan dosa kita hanya karena berbagi berita bohong.

Nah bagaimana seharusnya bersikap ketika menulis ? Lagi – lagi jika kamu masih belajar dalam hal itu. Teruslah menambah pengetahuan, banyaklah melahap buku dan jangan lupa untuk memilah dan menelaahnya juga. Karena juga tak semua buku yang harus kamu benarkan satu persatu. Berjanjilah dalam hati ketika kamu niat menjadi seorang penulis adalah memberi sesuatu hal bukan hanya hiburan semata, tapi sedikit banyak juga memberikan makna – makna yang dapat diwariskan yaitu berupa ilmu.

Selain itu dalam menyampaikan opini berusahalah menjadi penulis yang santun, walaupun kita tahu dan gregetan dengan sebuah kondisi akan suatu hal gak semua orang bakal nerima cara kita menulis jika disertai kata – kata sarkasme (suatu majas yang digunakan untuk menyindir, menyinggung seseorang atau sesuatu). Walaupun saya juga kadang kala ada mencoba demikian, saya berusaha agar tulisan tersebut sebenarnya juga mengingatkan diri saya pribadi juga tanpa saya menyudutkan seseorang, sekelompok orang, dan lain sebagainya. Penulis yang santun, tentu juga baik untuk pembaca dan penulis. Kalau misalnya penulis rame komentar karena nada tulisan yang cenderung sarkasme, tentunya hidup kita yang harusnya tenang menerima banyak pahala akan apa yang disampaikan malah sebaliknya menerima cacian. Wah, kan berabe yaa :D

By the way, kita semua disini belajar. Belajar menjadi penulis yang selalu memberi manfaat dan juga menjaga martabat tentunya . Tentu perlu proses dan perlu juga orang – orang yang selalu mengingatkan untuk kebaikan.
Saya jadi diingatkan kembali dengan status saya setahun lalu tepat hari ini, mungkin masih bisa kita renungi bersama 


yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Keep Inspiring!



Belakangan ini kata pejuang passion terbayang di pikiran saya. Bukan mengenai apa yang kita miliki atau kita punya (dalam hal passion) tapi bagaiman kita memperjuangkannya agar tetap menjadi miliki kita.

Kenapa passion harus di perjuangkan ?
Beberapa artikel yang saya tahu mengatakan passion itu bisa dicari. Sambil mengerjakan pekerjaan, berada dalam berbagai aktivitas kita akan menemukannya. Tapi bagaimana jika sejak awal dia berkecimpung di beberapa hal, ia sudah menemukan hal asing di dirinya. Misalnya, dia ada di jurusan biologi tapi tanpa sadar dia menemukan diri dia dapat berkarya dan bermanfaat dalam bidang gambar dan melukis. Sedangkan hal yang ia jalani sedikit bertolak belakang dengan apa yang ia kerjakan. 

Ada banyak cerita yang menurut saya cerita tentang ini. Entah bagaimana saya selalu beranggapan jika passion itu dekat sekali dengan impian kita. Walau ada beberapa orang yang bisa jadi menjadikannya sebagai aktifitas melepas penat tanpa memimpikannya lebih lanjut. Tapi ada juga orang – orang yang harus berada dalam kondisi yang dilema. Kita ia memahami dirinya berbeda pandangan orang lain memandang dirinya.

Masa dilema ini semakin kuat ketika kita berada di masa transisi. Saya ingat betul ketika saya dilema masuk SMA atau SMK atau bahkan sekolah madrasah Aliyah. Ingat ? Masa transisi. Begitu pula ketika memilih jurusan di kampus. Tak jarang banyak orang yang salah jurusan karena tak siap menghadapi masa transisi itu.

Passion itu apa ?
Di beberapa artikel bilang begini “ah passion itu istilah yang muncul yang lagi ngetrend aja sekarang sebenarnya passion itu dimana aja bisa ketemu”
And see, itu tergantung orang mempercayainya apa enggak. By the way, saya pribadi punya pandangan sedikit berbeda apa yang di maksud passion. Menurut saya passion itu seperti penemuan. Yups! Setiap kita menjalani beberapa hal yang random setiap hari, kita pasti menemukan sesuatu yang berkesan dan kemudian kita gak berhenti untuk melakukannya lagi dan lagi. Kemudian kamu melanjutkannya lagi di hari berikutnya menambah kemampuan skill dan lainnya agar rasa ingin tahu dan rasa puas itu bertambah. Bagi penulis, menulis aktivitas menyenangkan bahkan dilakukan berkali – kali menghabiskan waktu untuk menulis. Tapi bagi orang yang memang bukan penulis, bagi mereka menulis adalah hal membosankan dan tak menyenangkan.
Dan kita gak akan bisa memaksakan passion seseorang sekalipun orang tua dan orang terdekat kita. Karena menurut saya lagi – lagi passion itu penemuan. Ibarat harta karun yang kamu cari – cari kemudian kamu ketemu.
Lalu seperti judul diatas, bagaimana dan mengapa passion perlu diperjuangkan ?
Karena banyak hal diluar sana yang berasa “sok tahu” sama diri kita sendiri. Mereka tanpa sadar mempengaruhi kita sehingga kita jauh dari hal yang sebenarnya seperti apa diri kita. 
Apa maksudnya ?

Kita sering mendengar orang lain dan juga memberikan peluang orang lain untuk ikut andil “memilih hidup kita”. Bukannya orang lain tugasnya itu hanya menganjurkan dan memberi masukan, selain itu membuka pandangan. Lagi – lagi segala keputusan ditangan kita, kita lupa akan hal itu. Sehingga kita jadi pengikut dan pengekor. Contoh ketika kamu memilih untuk tetap stay rasa patah hati, entah itu sama pasangan yang belum tahu jodohnya (nah loh!), sama kegagalan lama kamu atau juga hal – hal yang bikin kamu berkutat pada hal yang tidak baik. Itu sama artinya kita memberi kesempatan orang – orang yang menyakiti kamu mengambil hidup kamu yang harusnya bahagia, dan yang harusnya berkarya lebih banyak. Kamu juga memberikan waktu dan kesempatan kepada gagal untuk menjangkiti jiwa kamu untuk berhenti mencoba lagi. Kamu memberikan peluang pada gagal untuk menjadi jawaban akhir dari hidup kamu, benarkan ?

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memperjuangkan passion menurut saya yang bisa kamu renungi dan juga lakukan ?
 
1.    Ikhlas

      Ikhlas disini ketika kamu punya passion tapi pada suatu waktu kamu ga bisa mengerjakaannya dengan penuh karena sesuatu hal. Banyak orang di luar sana karena terjebak dengan kondisi yang dia miliki sehingga sesuatu yang dia miliki itu belum bisa di-usahakan maksimal. Ikhlas dalam artian tidak memaksa keadaan untuk mengikuti kemauan kita, tapi dalam menjalani kita jalani dengan penuh rasa ikhlas tanpa meninggalkan sesuatu yang kita sukai. Saya selalu percaya, Allah akan kasih jawaban jalan mana yang harus kita pilih kedepannya.

2.    Berkomitmen menembus batas tantangan
       Ini penting juga, kita seringkali kejebak zona nyaman dalam kondisi realitis. Misalnya, dalam lubuk hati terdalam kamu ga pengen bekerja di perusahaan besar, kamu ingin sekali tetap menjadi pelukis yang idealis menciptakan banyak karya. Ini skill yang kamu pendam banget. Tapi karena kondisi misalnya kamu harus ngebiayaain adek kamu kuliah, terus kamu anak yang menjadi tulang punggung keluarga. Ini tantangan berat buat kamu. Gimana bisa memilih  Nah orang – orang yang keren menurut saya itu adalah yang bisa memecahkan problem pilihan – pilihan ini, bisa menembus batas tantangan, tapi juga tak egois dengan dirinya. Tetap realitis dengan keadaan. Jika kamu berkomitmen pada hal demikian, kamu adalah pejuang!

3.    Fokus sama diri sendiri
     Ini penting, kita suka kebawa arus. Apakah itu pertemanan, cara pikir, pandangan – pandangan yang membuat tentunya kita terbawa arah. Syukur banget kalo baik, kalo semua pandangan yang dimiliki membuat kita jadi manusia yang jatuh, ga percaya diri, hancur. Yang ada kita sudah menutup jalan hal baik di masa depan. Please deh, ga semua omongan orang yang memang harus kita telan mentah, jika ada saran ataupun masuk walaupun terkesan menghakimi ambil aja hikmahnya untuk kita perbaiki. Fokus pada perbaikan diri kita saja, karena cuman kita sendiri yang tahu siapa diri kita. Be grow and focus for yourself!

4.    Berkompromi dengan banyak hal ( mengkomunikasikan)
    Ini peer juga bagi saya, saya juga walaupun berkutat di ilmu komunikasi sebagai bidang ilmu perkuliahan. Ilmu komunikasi itu ilmu kompleks. Tiap orang punya kesan tersendiri kita menangkap sebuah sinyal komunikasi, tak jarang kita suka miscom! Terutama kalau kita bergesekan dengan dunia baru dan hal baru. Satu lagi yang perlu kita pahami, kalau manusia itu senantiasa berubah dan dinamis. Kita sering banget ngejudge orang atas sesuatu hal hingga kedepannya berpikir orang itu akan “selalu begitu”. Tiap orang selalu mengalami proses kepribadian dalam hidupnya terkecuali dia sudah tak bernyawa. Jadi, mau tak mau ketika kita sedang memperjuangkan passion komunikasikan hal itu kepada orang lain yang berkaitan dengan passion dan impian kita, berkomunikasi tentang bagaimana saling mendukung, saling mendorong hal – hal baik, dan mengingatkan akan hal – hal tak baik.

5.    Slow motion ~ 
            Apaan nih sok english banget?! Saya belajar slow motion itu istilah di salah satu mata kuliah saya di ilmu komunikasi pada mata ajar fotografi. Jadi ambil gambar foto yang keliatan proses berpindah alias bergerak misalnya buku yang tertiup angin. Ada bekas jejak lembaran yang terbang tertiup gitu. Nah kalo menurut saya hidup kayak gitu juga sebaiknya. Kita seringkali pengennya instan, apalagi kalau ngomongin sukses. Menurut saya, seharusnya kita harus slow motion pada proses yang berkaitan dengan dalam diri kita. Seperti belajar berkepribadian baik, skill baru yang sifatnya membutuhkan curahan emosional yang tinggi. Kecenderungan yang saya perhatian, apabila ada sesuatu hal yang terlalu cepat dalam memproses menuju sukses. Akan berat dalam menghadapi tantangan – tantangan yang jauh lebih sulit, karena ia terlalu cepat berlari hingga lupa ternyata ada kerikil yang disiapkan yang sudah tampak sebenarnya di awal pertandingan namun ia lupa hingga terkena kerikil tajam itulah di puncak finish (istilahnya seperti itu). But kita dalam menjalani juga harus memperhatikan langkah, kapan kita harus bisa berjalan sedikit lebih cepat kapan kita memang harus menikmati proses dan memperhatikan langkah kita lebih rinci.
Jangan kecewa mungkin proses kamu belajar dan berhasil lebih lamban ketimbang teman – teman kamu yang lain. Tapi bisa jadi kamu memiliki cara pandangan lebih luas dan lebih dibutuhkan ketika kamu menjalani proses lebih lama dari yang lain.

Semoga menginspirasi!

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca!

Hello, judul ini sebenarnya saya dapat dari sebuah program project kak Iqbal Hariadi di Soundcloud ketjehnya. Keren deh buat menjelaskan situasi saat ini. Seperti biasa kejadian kayak gini sebenarnya banyak dialami sama temen – temen yang sudah kelar kuliahnya.  

Mau kemana ? Ngapain abis ini ? Kok aku ga keren kayak mereka ya ?
Semuanya diri sendiri yang bisa jawab. Jujur nin, saya sendiri cukup lama berkutat dengan pertanyaan itu. Di sela – sela ngerjain skripsi, hal yang ditanyakan itu menjadi sesuatu yang lebih pressure ketimbang corat coret dari dospem akan skripsi kita, atau sibuknya #perjuanganskripsi. Menurut saya lebih berat bertanya akan pertanyaan diatas. Saya lebih takut ditanyaain, “mel habis ini kamu ngapain ?” ketimbang “skripsi kamu gimana kabar?” haha, sama aja sih bebannya tergantung yang nanya haha. 

Tadi malam, saya ga sengaja bisa berkontak ria sama temen jaman SMA dulu yang sekarang sedang kuliah di luar kota. Biasa deh namanya reunian, nanyain kabar setelah itu kegiatan, dan kesibukan. And then dari segala macem capture yang doi upload di medsosnya, saya jadiin pertanyaan balik ke doi. Dia jadi cerita kalau apa yang ia rekam di medsosnya ga sengaja dia tekuni, dan doi ga yakin yang dia kerjain sekarang bakal bisa jadi sesuatu hal “berguna” di masa yang akan datang. Doi itu akademis banget waktu SMA. Ikut olimpiade, lomba – lomba, pelatihan, lalu doi terusin bidang itu buat ngambil bidang perkuliahan yang linier banget sama jurusan doi waktu SMA dulu. Saya pribadi awalnya yakin itu jadi passion dia, tapi pas saya nanyain ulang. Ternyata ga seperti yang saya duga, ternyata ada sebuah kedilemaan yang terjadi di pikirannya. Saya ga tahu persis sebabnya, mungkin aja dia menemukan sesuatu yang lebih asik atau bisa jadi doi masih belum yakin bisa menguasai bidang yang dia tekuni sekarang, sekarang dia malah jadi hand lettering handal. *maap wik jadi ceritain kamuu*

Jadi keinget cerita saya dulu yang jaman kecil suka banget hal – hal berbau scientist, ikut lomba matematika, ipa, sampe jurusan di SMA juga mulus juga di IPA dan segala kegiatannya. Lalu, ntah apa yang terjadi sekarang, ketika saya malah berada di jurusan sosial pas kuliahan yang notabene jauh banget sama yang saya pelajari waktu dulu. What Happen ?
 
Merasa waktu sia – sia ?
Gak banget! Saya yakin semua yang kita jalani dan kita pilih pasti ada hikmahnya. Mungkin saya harus ngelewatin beberapa fase itu supaya menemukan apa yang saya cari sebenarnya, apa yang bisa saya lakukan sebenarnya. Saya memang suka nulis sejak kecil, seperti nulis diary. Karena waktu dulu juga belum ada internet, blog yang secanggih sekarang. Tapi sedikitpun dan tak pernah terlintas ingin jadi penulis. Bahkan dulu sempat mikir ingin jadi penyanyi. Barangkali karena waktu kecil saya suka banget dikomporin teman – teman buat nyanyi karena ada di klub paduan suara, teater, dan rebana.

Tapi saya bersyukur banget gak kelamaan nemuin apa yang saya suka, dan saya senang berhasil ngambil jurusan kuliah saya saat ini yang “guee banget dah” walaupun orang – orang banyak yang bilang kalau kamu suka sama jurusan kamu tekuni saat ini di perkuliahan dan kamu yakin ga salah jurusan setidaknya IPK kamu itu sempurna 4.0! Lalu saya ? Hampir – hampir deh yaa, tapi belum sampe. Gara – gara omongan ini saya pernah gak pede, “beneran sih kamu meel suka ama jurusan itu ? serius sama yang kamu pilih?”

Kalau flashback, ketika jaman seleksi snmptn, daftar kuliah sana sini. Saya sering banget dapat cemooh. Karena jurusan yang saya ambil ga linier banget sama aktivitas saya waktu SMA yang notabene serius. Terutama aktif di kegiatan ilmiah remaja.
“Yakin kamu meel ? itu jurusan buat orang – orang yang ngomong kedepan loh mel ?”
“Kamu tahu kan jadi wartawan gimana ?”
“Yakin meel, disitu bakal ada ini itu dan bla bla bla”

SAKIT ?
Yups, ada masa nya waktu itu merasa gitu, Karena pertentangan demi pertentangan bukan hanya dari orang terdekat teman – teman tapi juga orang tua. Karena saya anaknya yang benar – benar melenceng. Notabene keluarga rata – rata basicly anak – anak scientist, akademical, terus rata – rata berkutat di medis, tehnik, hal gitu – gitu terkecuali alm ayah saya yang diploma ekonomi di jamannya. Tapi ya ekonomi masih ada matematikanya kan.
Itu lain ceritanya dilemma pasca SMA. Nah sekarang dilemma pasca kampus.
Pertanyaaannya lebih menjubel lagi. Jaman dulu mungkin kita nemuin hanya ada beberapa pilihan untuk kita. Kalau sekarang, kalau mau memilih bekerja ada banyak lanjutannya, mau kerja kayak gimana ?
Kerja yang kantoran kah, kerja yang project oriented kah, atau buka usaha. Bahkan trend abis kuliah nikah dan ambil S2 sudah jadi pilihan banyak orang ketimbang dulu, yang dua pilhan ini jadi second line yang hanya dipikirkan orang – orang tertentu. Kesempatan beasiswa lanjut studi yang kian luas, cerita nikah muda jadi trend untuk menghindari zina dan say no to pacaran karena dunia kini makin tak terkendali. Jadi membuat banyak pilihan bukan ?

Jadi galau anak sekarang lebih mengerikan ya ?
Hmm bisa jadi, karena pressure yang lebih tinggi. Sentuhan perubahan dan globalisasi yang kian cepat membuat kita gak bisa jadi orang yang tertinggal informasi dan peluang. Kompetisi kian berat. Kalau galaunya lama – lama yaa susah juga. Kita hanya jadi manequine di dunia yang fana ini. Duh bahasanya ..
Menurut saya galau adalah sesuatu hal yang “diam ditempat”, Why ?
Orang galau sulit mengambil keputusan, cenderung pada kondisi tak memilih. Kondisi nyaman dan diam. Gak nyaman sih, tapi bingung dengan segala pertimbangan yang ada di kepalanya, terlalu over untuk memikirkan apa yang akan terjadi yang ada di masa depan, sayangnya khawatirnya itu negatif semua. 

Lalu saya ? Yups saya pernah! Lalu salahnya saya pada saat itu adalah, saya hanya memikirkannya sendiri. Saya diam, saya tak berbagi dan bertanya dan saya tak berusaha keluar dari lingkaran “devil” itu, yang bikin recovery nya jadi lama.
Lagi lagi komitmennya ke diri sendiri,
“aku ga bisa nih gini – gini terus harus berubah”
And then ketika hal itu muncul di pikiran kita, kita menjalankan sesuatu dengan let it flow dan berusaha menerima segala kemungkinan yang terjadi di masa yang akan datang. Lalu apa yang akan terjadi
BLAAP!
Allah kasih jawaban ke kita! Yups! Entah itu peluang, entah itu kesempatan, apa itu sebuah hal yang kita saat ini risaukan akan muncul titik terangnya kalau kita memahami. Yaa! Allah tidak tidur. Allah selalu dengar dan tahu apa yang diinginkan hambanya. Makanya ilmu ikhlas itu berat, tapi ketika berhasil menjalaninya, keajaiban demi keajaiban akan datang sebagai bentuk karunia Allah dan hadiah dari Allah kalau hambanya berhasil menjalani ujian yang diberikan. Ujian menerima, ujian berusaha dan berikhtiar.

Kamu sedang galau ?
Kalau kamu masih stagnan sama posisi sekarang dan ga maju – maju saya pastikan kamu dalam fase itu. Normal kah apa aib kah ? Hmm, nikmati prosesnya tapi kalau udah sadar dalam posisi seperti itu harus cepat – cepat berkomitmen untuk berubah. Belajar terus, dan selalu mencari teman – teman yang positif yang bisa dongkrak rasa percaya diri dan melepas rasa khawatir kamu sama hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Mungkin cara kita menanggapi masa depan berbeda, versi sukses tiap orang berbeda. Kita suka galau karena liat kondisi orang lain yang menurut kita lebih baik, padahal belum tentu. Bisa jadi dia malah tidak nyaman dengan kondisinya saat ini. Jangan banyak menduga – duga dan just focus for yourself!
Kalau kamu belum mendapatkan apa yang kamu cari, ngerasa salah jurusan atau masih dalam mencari dan mencari. Belum tentu masa depan kamu suram karena kamu terlambat menemukan diri kamu ada dimana,
Saya jadi ingat quote ini
“Belum tentu orang yang terlebih dahulu maju itu adalah yang paling baik. Terkadang orang yang dulunya berproses menjadi yang lebih baik walau prosesnya lambat akan menemukan sesuatu yang lebih bernilai karena dia menikmati segala prosesnya dan dia mengerti perjuangan untuk menjadi yang terbaik, ketimbang orang yang melewatkan hal itu dan cepat maju” Dream High
– Ini scene dimana Hye Mi sedang curhat kalau merasa tersaingi dari sahabatnya yang progress untuk debut menjadi entertainer lebih cepat ketimbang dia yang harus mulai dari 0 lagi karena karakter buruk yang ia miliki. Guru Kang yang jadi pembinanya saat itu menasehatinya quote keren itu, and then Hye Mi menjadi sukses versi dia sendiri dan terbebas dari karakter lamanya yang egois dan ga peduli akan orang lain.-
Jangan lihat kalau itu qoute dari drama korea (teruntuk dramahaters) *tutup mata
------------------
Semoga curahan ini menginspirasi!
For the next!
Cerita tentang hari melewati pasca kampus

Keep Reading !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca



 
“Daripada mengutuk gelap, lebih baik menyalakan lilin”

Well, ternyata respon tulisan lalu tentang millennial sebelumnya cukup mendapatkan perhatian. Beberapa hadir pertanyaan yang saya sendiri masih dangkal memahaminya. Sorry hehe! Janji deh bisa jawab dengan nambahin bacaan lagi. Kali ini saya pengen cerita tentang caring generation. Beberapa saat lalu saya sempat browsing dan ketemu banyak tulisan inspiratif tentang mindset anak – anak muda sekarang yang okeh banget sama lingkungan sekitarnya.

Sering gak kamu tiba – tiba buka medsos terus liat beberapa friends kamu sharing tentang bapak – bapak yang sepi pengunjungnya, lalu teman kamu ngeposting rasa empatinya ke medsos. Setelah itu itu kamu dapet kabar jualan bapak itu jadi laris. Pernah gak ikutan campaign sosial tentang sebuah televisi yang melakukan beberapa kesalahan dengan menayangkan sesuatu yang tak seharusnya terus kamu ikutan menandatangani petisi di sebuah situs. Atau kamu lihat kegiatan volunteering yang menjamur baik itu di dunia nyata dan maya. Gerakan 1000 buku, Gerakan Mengajar, Gerakan Wirausaha dan masih banyak. Kesimpulan yang saya dapat dari contoh diatas, generasi sekarang itu peduli banget deh! Ini dampak positif dari keberadaan medsos selain dampak lain yang lain kali kita bahas.

Saya pribadi sering banget ketemu hal begini di medsos. Saya senang banget, kadang kala juga sedih jika ada beberapa hal yang ga bisa ikut terjun untuk membantu. Nah, keberadaan gerakan – gerakan yang ada saat ini tentunya berdampak perubahan dari nilai kepedulian kita yang kemudian berjamaah untuk mempercepat perubahan itu. Contoh seperti gerakan Indonesia Berkebun yang sudah berada di beberapa daerah, kemudian Akademi Berbagi yang setiap bulan menebarkan inspirasi kelas gratis kepada teman – teman di kotanya. Saya juga salah satu bagian dari relawan di kota saya. Ternyata memiliki warna tersendiri untuk menambah inspirasi dan juga pertemanan. Selain itu saya dan beberapa teman mendirikan komunitas kongkow nulis walau belum begitu lama, saya pribadi merasakan banyak manfaat ke diri saya pribadi untuk semakin semangat menulis dan membaca, karena ada teman – teman yang selalu mensupport.

Nah, walaupun banyak hal positif yang bertebaran tak jarang di berbagai sesi kita sering juga mendapati banyak kritikan di medsos entah itu karena gerakan, opini, kritikan. Tak jarang banyak yang tidak sepakat. Bisa jadi karena gerakan itu ada dampak yang kurang baik, atau bisa jadi dampak itu memiliki enemynya sendiri terhadap sebuah perusahaan. Hmm bisa jadi sih.
Komunitas dan gerakan sosial tak jarang juga mendapati hal demikian. Termasuk kita, coba deh kita renungkan pernah gak mengkritik sesuatu atau membela sesuatu sampai heboh terus bikin pertengkaran tak sengaja karena beda pendapat. Saya ingat kasus pemilu 2014 lalu. Saya sampai no comment banget di medsos, berusaha banget menjauhkan diri dari komentar, share atau membagikan informasi yang berkaitan dengan hal itu. Paling tidak, info - info yang sifatnya umum, gimana tata cara bijak memilih dan lain – lain. Alasannya, karena saya gak mau membebankan diri dari hal yang belum tentu kebenarannya dan kemudian saya bela habis – habisan. Cukup saya keep di cerita – cerita face to face yang mungkin lebih nyaman dan diketahui orang yang mengenal saya pribadi. Medsos itu mengerikan untuk memutus pertemanan hanya karena sesuatu yang mungkin ketika internet tak ada itu adalah hal absurd haha.

Nah, saya ingin sharing untuk kita yang mungkin saja masih belum bisa mengendalikan diri untuk mengkritik. Terutama nasihat untuk saya juga nih. Kadang kala kita tidak mengerti bagaimana sebuah perjuangan orang lain berbuat karya ini dan itu. Entah itu sebuah tulisan, pergerakan, prestasi, ataupun karya lainnya. Namun, seringkali ego kita lebih kita tonjolin ketimbang solusi untuk ikut membantu memperbaiki karya itu, setidaknya memberi masukan bukan hanya sebagai penikmatnya.

Misal nih yang sering juga saya lihat di komentar para komikus ketika mengupload gambarnya,
kak gambarnya kok ini begitu sih, kemarin bagus dan blab la bla. 

Coba kamu bandingkan dengan kata – kata ini. 

Wah gambar kakak hari ini berbeda ya kak, by the way .. aku lebih senang yang kemarin sih kak. Tapi tetap berkarya ya kak! Semoga kedepan lebih baik!

Bisa juga ketika kita bergabung di sebuah acara, mengikuti event, atau mungkin bergabung dalam gerakan. Seringkali kita tak sadar kita lebih mengutamakan mengkritik tanpa arah yang jelas untuk memberikan solusi kedepan. Misalnya, ketika mungkin acaranya ngaret padahal saat itu kita panitia. Walaupun kali itu kita bukan seseorang yang ada di bidang kepanitiaan mengurus waktu, kita menghabiskan energy untuk mengkritik kerja teman kita di divisi mengenai waktu. Hal yang baik menurut saya kita menjadi bagian yang mengevaluasi dan memberikan solusi untuk tidak terjadi kedepannya. Misalnya kita identifikasi masalahnya dulu, penyebabnya, setelah kita tahu yang terjadi barulah kita speak up dan memberikan rancangan solusi untuk masalah tersebut.

Saya percaya para kritikus adalah orang – orang yang memiliki rasa peduli yang sangat tinggi. Tapi tanpa sadar para kritikus lupa keberadaannya untuk menjadi bagian dari perubahan lebih baik atas sesuatu yang di kritiknya. Kadang ego merasa benar, ego merasa paling mengetahui membuat para perkarya diam – diam kecewa dengan dirinya sendiri karena tak mampu membuat sesuatu yang baik, tapi ada juga yang pengkarya yang menjadikannya itu letupan semangat untuk lebih baik.
Nah, entah itu kita sebagai seorang pembuat karya atau para penikmat karya atau kritikus. Hidup itu indah jika kita bareng – bareng bikin perubahan untuk saling melengkapi. Kalo istilah sekolah dulu, kritik membangun itu perlu. Kritik membangun loh ya, bukan kritik untuk menunjukkan ego diri untuk tampak lebih hebat dari yang lain. Karena hal itu tak baik untuk kesehatan hati :)


Semoga Menginspirasi !
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Memasuki era global yang sering disebut millennials menjadi sesuatu yang menarik kita cermati saat ini. Perubahan sosial yang sering terjadi hanya dengan ketikan beberapa kata di media sosial, mudah sekali mempengaruhi apapun di sekitar. Tiba – tiba saja menjadi trending topik bukan hanya di negara sendiri tapi kadang kala mendunia. Nah, apa yang dicermati dari para sarjana millennials saat ini ?

Generasi millennial ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia pada tahun 2020 nantinya. Menurut Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020, jumlah usia produktif melonjak hingga 50-60 persen. Kini jumlah usia produktif 15-35 tahun sudah mencapai 40 persen.

Apa itu generasi millennials ?
Sebutan generasi millenial atau millennium adalah generasi yang lahir di kisaran tahun 1981 - 1994. Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Sarjana saat ini adalah para generasi millennials yang akan menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Generasi saat ini punya ciri khas tersendiri, selain sebagian besar melek teknologi, orang – orang lahir di generasi ini sangat reaktif dan terbuka terhadap informasi. Sebagian besar bahkan sudah menempati posisi strategis di perusahaan karena kecerdasan dalam menyerap informasi dan juga kreatif. Namun, masih banyak juga yang masih dalam pencarian diri dalam menentukan karier di masa yang akan datang.

Pernahkah mendengar kabar sulitnya menembus perusahaan untuk bekerja setelah lulus kuliah ? Kompetisi yang semakin sengit dikarenakan jumlah peluang lapangan kerja tidak berimbang dengan lulusan yang terlahir setiap tahunnya. Ledakan demografi atau bonus demografi memang menjadi kegembiraan mengingat orang – orang usia produktif lebih banyak ketimbang usia non produktif di Indonesia. Hal ini juga diperkuat oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) lewat data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014 – 2015, bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 128,30 juta jiwa.
Namun, apabila tidak di kelola baik yang terjadi hanya penumpukkan masyarakat saja karena tidak berimbang dengan kemajuan dan peningkatan ekonomi yang semakin baik. Tantangannya apa ? Anak muda sekarang harus lebih strong dan lebih berpikir cermat serta kreatif menjalani arus deras kompetisi saat ini. 

Tantangan para sarjana saat ini bukan hanya masalah berebut peluang di perusahaan terbaik, namun juga bertahan dengan eksistensinya menunjukkan kualitasnya, tuntutan pekerjaan yang seringkali tidak  masuk akal tentu akan menjadi tekanan di kemudian hari.
Jika dulu kita hanya mampu bertahan dengan satu skill saja untuk hidup dan maju, saat ini kita butuh beberapa kreatifitas dan skill untuk dapat menjalani arus deras kompetisi global saat ini. Ekonomi yang sulit dengan melonjaknya harga banyak bahan makanan, pangan, dan sendi – sendi kehidupan lain, mau tak mau membuat kita harus ekstra keras untuk bisa bertahan. Belum lagi gaya hidup anak muda saat ini dengan segala tantangannya. Jika tak kreatif dan acuh, akan sulit untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Industri millennials saat ini adalah sangat menuntut banyak hal untuk senantiasa kreatif, melahirkan ide – ide baru, peka akan sesuatu yang sifatnya unik, inovasi, dan penuh values yang baik. Sarjana yang paling banyak menjadi incaran adalah orang – orang berasal dari dunia kekinian saat ini untuk di tepatkan di industry yang sedang pesat, seperti industri komunikasi, hiburan, teknologi. Sarjana komunikasi yang dulunya masih terlihat asing kini telah menjadi incaran dengan banyak bidang skill dan kebutuhan akan sarjana komunikasi di hampir sebagian besar perusahaan saat ini. Tapi bisakah mampu sarjana saat ini menghadapi tantangan global ? Dimana persaingan saat ini bukan hanya dengan orang – orang di negeri sendiri tapi juga negara tetangga, terlebih dengan deklarasi pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah berjalan. Penulis sendiri dengan mudahnya bertemu orang asing saat ini tak sesulit dulu, ini menandakan kita bukan hanya bersaing berebut untuk hidup bersama orang local tapi juga orang asing.

Apa kemampuan yang sangat dibutuhkan di era saat ini untuk dapat menjadi sarjana millennials yang tangguh? 

1. Kemampuan komunikasi yang terasah, di era keterbukaan saat ini dibutuhkan banyak pemikiran baru, ide baru, dan juga gagasan yang luwes yang dapat di sampaikan. Sehingga, ketika kita sosok yang gagap untuk berbicara di depan umum atau tak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kita akan dilewatkan untuk ditemukan oleh perusahaan terbaik walaupun memiliki akademik yang baik dan mumpuni. Kemampuan mengungkapkan sesuatu adalah keinginan perusahaan untuk dapat mengetahui apa gagasan dan yang dapat diberikan di perusahaannya. 

2. Kemampuan berorganisasi, ini hal penting dan wajib, bukan hanya sekedar ikut – ikutan menjadi organisasi, tapi terlibat dalam merancang, mendelegasikan, mempraktikkan, dan melaksanaakan organisasi tersebut hingga mencapai visi dan misi secara baik. Kemampuan organisasi tidak hanya dibutuhkan dalam pekerjaan nantinya, hal ini seperti syarat mutlak belajar menjadi sosok yang mumpuni di era global kini. Hampir sebagian besar penyandang beasiswa menjadikan kemampuan organisasi menjadi hal wajib yang harus dimiliki oleh penerima beasiswa. 

3. Melek teknologi, melek teknologi disini bukan hanya sekedar update di media sosial melainkkan memiliki skill lainnya untuk mengoperasikan komputer secara penuh, seseorang yang memiliki hal lebih di bidang ini akan menambah satu kesempatan baru untuk lebih banyak menghasilkan, bila kita ingin menjadi sarjana millennials yang terbaik kita harus senantiasa mengupgrade kemampuan ini dengan mengikuti banyak kelas atau kursus untuk skill tambahan dalam teknologi,

4. Sikap empati dan idealism terbuka, sikap empati menjadi sesuatu yang masih langka. Sikap individualism yang menjadi cermin masyarakat modern, telah membuat sebagian besar kita kehilangan nilai – nilai yang seharusnya dipertahankan. Sikap empati dan sopan santun di maksud adalah memahami bagaimana orang lain bersikap dan mereka ingin kita bersikap. Anak muda saat ini telah asing dengan sikap bersalaman, menyapa, ataupun berterimakasih. Adanya sikap ini tentu nilai plus tersendiri untuk generasi saat ini untuk tetap mempertahankan nilai – nilai sopan santun dan empati yang baik, selain memperjuangkan idealisme yang tentunya tak memaksakannya dengan bersikap terbuka akan informasi dan juga hal baru yang positif. 

5. Senantiasa belajar dan mengupgrade ilmu pengetahuan, di era digital saat ini kita dapat belajar diberbagai platform. Manfaatkanlah kemudahan ini untuk menambah skill dan kemampuan sehingga menjadi sarjana yang bernilai.

Adanya lima poin tadi, setidaknya adalah beberapa karakteristik sarjana millennials yang di butuhkan di industry saat ini untuk menghadapi tantangan global. Terus belajar dan bermanfaat adalah hal yang penting untuk membuat perubahan baik di negeri kita dengan lahirnya generasi millennials yang berkualitas! Be the best!

****

Tulisan ini telah diterbitkan dalam buletin KOMUNIKA Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, didedikasikan untuk teman - teman yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana dan para calon sarjana :)
 

Hampir semua blog di awal tahun sebagian besar cerita dan flashback ceritanya di tahun lalu. Apa yang dicapai ? Apa yang dilakukan ? Dan rencana – rencana apa kedepannya. Jujur saja di akhir tahun saya merasa berbeda  suasana. Saya belakangan ini tak banyak melakukan sesuatu bahkan membuat kabar status di media sosial haha. Sampai pada akhirnya saya memulainya dengan beberapa status terbaru dan mulai aktif di beberapa media sosial, ada yang kemudian menyapa dan menanyakan. Barangkali teman – teman terdekat mengetahui apa yang saya lakukan atau setidaknya tahu saya sedang menghabiskan waktu sedang apa. Jujur saja, selain fighter sama hal yang seharusnya saya selesaikan di pertengahan tahun, ada masanya saya berdiam dan jujur menjauhi beberapa lingkaran yang biasanya saya berada. Ini adalah momen saya untuk merenung kemana, bagaimana, dan seperti apa.

Biasa deh kena sindrom quarter life crisis yang sudah dimulai, ketika sudah menyelesaikan studi. Walaupun rencana di awal sudah dirancang sedemikian rupa. Kita lupa bahwa kita terikat. Kita, mimpi kita, rencana kita bukanlah milik sendiri tapi juga ada orang lain di dalamnya. Saya banyak mempertimbangkan hal itu dan jujur saja menghabiskan banyak waktu, dan juga perasaan. Duhh mellow. Saya gak absen kok untuk menulis, saya dominan menulis belakangan di buku diary haha. Jadi gak bisa di posting deh hihi.
 
Untuk tulisan selanjutnya ada beberapa artikel dan jurnal yang saya sedang riset dan juga saya himpun menjadi sosial project saya pribadi kedepan. Saya merasa menjadi seseorang yang sulit sekali menepati janji sendiri, karena hal demikian hal rutin yang biasa saya lakukan menjadi sedikit berbeda bahkan di mata orang lain berkurang. Maafkaan! Sebagai gantinya saya akan bikin giveaway untuk para pembaca blog ini. Yipiiii ! 

Apa sih yang saya lakukan selama 2016 ?
 
Awalnya saya sedih, karena melihat banyak postingan teman tentang banyaaak sekali kegiatan yang dilakukan di 2016. And then, ketika saya flashback di memori saya dan juga album foto. Ternyata saya juga melewati banyak momen, dan hanya karena renungan beberapa bulan ini membuat “rasa” dari momen yang saya lewati jadi terlupakaan. Ohh !
 
Awal tahun saya merencanakan berangkat ke beberapa kota sembari menyelesaikan skripsi. Di awali kabar yang menarik yaitu kesempatan liburan ke pantai untuk kedua kali ( Beach! it’s my favorite place) ke pantai di sumatera barat ! Walaupun di saat itu alasan saya ikut, karena itu sebenarnya acara kantor saya magang, dan saya menggantikan seseorang disana. Hahaha.

Lanjut pengalaman magang selama dua bulan yang cukup menguras berat badan saya. Di sisi lain seneng, disisi lain lumayan stress! Saya gak menyangka kalau profesi dan bidang public relations perusahaan swasta itu adalah power rangers! Kerja kantoran sepertinya bukan style saya. Walau menyenangkan dan banyak ilmunya, saya kehabisan energi fisik yang bikin saya susah mengeluarkan ide, karena waktu luang hanya bisa digunakan sama istirahat. Kerasa banget capeknya, belum lagi kalau udah lembur. Saya sempat sakit semingguan, selain cuaca lagi gak bagus saat itu dan fisik lagi drop pas kerja beberapa kali mimisan. Duh jarang – jarang dah, karena ngantornya di rumah sakit langsung cus ke UGD. Memalukan sih bagi saya haha. Kerja di rumah sakit kok sakit, haha.
 
Lanjut setelah magang, di waktu yang sama dari awal tahun saya mendaftarkan diri sebagai panitia FIM 18 dan kepilih di panitia desain. Ini tantangan baru lagi, karena di percayakan di desain, padahal saya masih desainer amatiran.

Banyak hal baru yang saya dapatkan dari teman – teman yang mahir, mulai dari nyoba corel draw, illustrator. Kepikiran buat upgrade lagi ilmu desain ini. Karena saya belajarnya juga otodidak. Gak ikut course khusus seperti waktu ikut belajar bikin website.
 
Intinya saya bersyukur atas kesempatan dan pengalaman yang saya dapatkan di tahun sebelumnya. Walau dari segi habit, saya jelek banget. Saya memulai ketidakteraturan hidup dimulai ketika saya free dari jadwal kampus seperti sebelumnya. Karena di 2016 sudah gak ada lagi matakuliah, selain skripsi hehe. Hal ini yang bikin saya yang perfeksionis kalau sama namanya agenda, jadi kacau balau karena banyak hal yang gak keduga dateng tiba – tiba.
 
Jadi 2016 adalah momen untuk mendewasakan diri, walau ngerasa belum dewasa – dewasa amet. Banyak hal absurd yang masih sering bikin temen – temen gemes kadang, apalagi kalau percakapan saya suka ga nyambung, tapi kadang saya suka drama sok – sok ga nyambung biar suasana jadi fun (ngebully moment) pake hastag #alasan deh haha.

Apa yang kira – kira bakal dilakuin di tahun 2017 ?
Hal yang di capai pertama kali itu, buku kedua pribadi ! Kemarin rencana bakal di selesaikan November dan desember, gak tahunya sibuk sama daftar – daftar wisuda dan revisi. Sudah deh, kelewat. InsyaAllah awal bulan ini bakal konsentrasi buat editing buku kedua yang sudah jadi. Tinggal edit dan rapih – rapih!

2017 juga mempersiapkan diri sama rencana yang diluar dugaan. Keluarga saya bakal ada isu pindah kota, alias balik kampung. Walau belum fix, saya setidaknya menyiapkan dua rencana. Hal ini nih yang bikin galau setengah mati rasanya. Setiap sharing cerita ini saya teman terdekat. Mereka bakal ngamuk ga jelas, atau ngambek sama saya karena ga setuju sama demikian. Tapi saya juga ga bisa memutuskan, karena sampai sekarang belum ada alasan kuat untuk tetap tinggal. *kemudian mewek lagi*

Lanjut, hal yang paling penting bagi saya adalah perkara ibadah. Kesibukan seringkali bikin saya sering ngaret jam untuk sholat, ya allah berdosanya rasanya. Dulu jaman masih ada jadwal kuliah, masih sering ikut seminar – seminar juga. Belakangan ini baru sadar, gak seaktif dulu. Saya merasa bersalah sekali. Hal lainnya juga ada peningkatan, tapi mungkin cukup keep aja yaa di saya-nya aja.
Hal yang menggembirakan, tulisan saya banyak banget di tahun ini. Hurray! Ketimbang tahun sebelumnya. Walaupun, memang untuk melatioctavia.com lebih sering di tahun sebelumnya. Saya nulis di banyak platform sehingga gak keliatan progressnya kalau hanya di lihat dari satu platform aja. Saya bikin empat buku online. Dua buku di storial, dan dua buku di wattpad. Belum lagi nulis di tumblr. Satu blog lagi yang pengen saya aktifkan itu ceritamelati.blogspot.com, kemarin masih asik obrak abrik desainnya, jadi nulisnya kagak mulai – mulai. *tepok jidat*

Duh ini tulisan gak jelas ya, isinya pada curhat semua. Silahkan jika bikin asam lambungnya naik, harap ditutup saja. *peace!
 
Selain itu di tahun 2017 banyak hal baru di komunitas yang saya dirikan bersama teman – teman, terutama masalah evaluasi kegiatan, rencana – rencana kedepan. Ditunggu infonya!
Satu lagi ada beberapa planning tertarget ke negara lain, yang sampai sekarang belum terealisasi. Entah kapan ya :) Saya yakin bakal indah pada waktunya.
 
Selain itu saya pengen banget lanjut kuliah sebenarnya, tapi lagi lagi saya bisa berusaha untuk mewujudkannya dan keputusan hanya milik Allah. Semua dosen – dosen di kampus menganjurkan saya melanjutkan studi. Tapi lagi – lagi saya sadar mimpi itu gak hanya milik kita sendiri tapi ada orang lain di dalamnya. Saya yakin ada jawaban terindah untuk ini. 

Saya berharap banyak untuk diri saya pribadi, selain meningkatkan diri secara pribadi juga peningkatan manfaat untuk orang lain lebih banyak setidaknya lingkaran keluarga saya terlebih dahulu, teman – teman terdekat, dan kemudian masyarakat secara luas.
Bismillah!

Gimana rencana tahunan kamu ?




Pernah dengar istilah volunteer ? 

Yups kita sering kenal dengan kata relawan. Kegiatan volunteering saat ini telah menjamur dan trendnya sendiri. Anak – anak muda sekarang senang sekali untuk mengikuti kegiatan volunteer, walau masih begitu asing di anak muda gaul tapi melakukan kegiataan volunteer apalagi yang sifatnya seleksi dan lolos itu jadi prestise yang sangat membanggakan di mata sebagian orang. Volunteer identik dengan seseorang yang tingkat kepedulian tinggi, caring, cerdas, memiliki empati dan survivor yang handal karena banyak kegiatan volunteer yang akan terjun di daerah – daerah ekstrem, entah itu lokasi, ataupun juga budaya yang asing. Tentu orang – orang yang terpilih dan kuat menghadapi adalah orang – orang yang mampu beradaptasi dengan mudah dan fleksibel.

Saya pribadi senang mengikuti kegiatan terjun di daerah daerah yang belum pernah saya datangi, ada hal menarik yang biasa saya temukan ketika melakukan ekspedisi mengeksplore hutan, hiking dan lain – lain. Saya sudah mengikuti kegiatan demikian sejak selalu ikut alm ayahanda dulu yang hobi memancing di tempat – tempat terpencil, tak jarang juga ke hutan bebas, ketemu hewan – hewan liar, kecebur sungai yang gak dikenali juga pernah. Tak jarang karena kisah kecil itu, jadi terbiasa dan makin dewasa ingin sekali mengulang memori itu lagi.

Ada apa dengan mindset seorang volunteer?

Nah, ketika membahas volunteer. Ada sebuah hal dasar yang membedakan kita antara orang yang bermindset volunteer dan mindset orang – orang kebanyakan. Itu yang bikin sosok volunteer itu “beda” dan “istimewa”. Dua tahun lalu ketika saya mengikuti Rapat Kerja Nasional kepengurusan TDA Kampus (Tangan Diatas) pada saat itu kak Arry Rahmawan yang merupakan Presiden TDA Kampus mengatakan hal yang membekas dan menjadi sebuah pegangan saya untuk membedakan orang – orang yang “istimewa” dan memiliki volunteer mindset.
“Ketika kamu melihat seseorang mencintai sesuatu atau sebuah komunitas dan organisasi ingatlah, orang – orang tersebut akan berpikir apa yang bisa dia berikan untuk komunitas dan organisasi tersebut, sedangkan yang lainnya ketika ia berada dalam lingkaran itu ia akan berpikir apa yang ia dapatkan di dalamnya, dan jadilah orang – orang yang berpikir apa yang bisa saya berikan untuk lingkaran ini”
Kita seringkali menagih janji, entah itu berkecimpung dalam sebuah pekerjaan entah itu dalam lingkup lingkungan kehidupan kita, komunitas, dan organisasi tanpa perlu memikirkan apa yang harusnya kita lakukan. Kita selalu menuntut oranglain bertindak laku sesuai dengan kita, benar tidak ? 
Egois bukan, diri kita? Tapi orang – orang bermindset volunteer dalam hidupnya. Ia punya kerelaan yang berbeda dari orang kebanyakan. Entah mengapa, menurut saya kegiatan volunteering membuat diri kita menjadi lebih peka kepada oranglain, bahkan diri sendiri untuk meredam emosinya dan juga egoistik yang ada di jiwanya, menekan hawa nafsu yang mengebu – gebu ingin diperhatikan, menjadi raja atau ratu di depan orang lain. Orang – orang yang bermindset volunteer mendedikasikan hidupnya menjadi relawan untuk kehehidupan. Why ? Karena dia selalu bertanya dalam hati, 

“Apa yang saya berikan untuk mereka?”

“Apa yang saya berikan untuk kehidupan ini ?”

“Apa yang saya berikan untuk Sang Maha Yang Menciptakan ?”

Saya menilai orang – orang yang memiliki pemikiran demikian akan senantiasa menjadi sinar buat orang lain, dan wajar bila Tuhan memudahkan hidup mereka karena hati berlian yang mereka miliki. Pernah tidak bertanya mengapa tetangga kita begitu acuh dan sombong ? Kenapa kita tak punya teman ? Kenapa kita tak memiliki keharmonisan misalnya di keluarga ?

Coba berpikir kepada diri kita sendiri, sejauh apa hidup dan diri kita berikan untuk mereka. Mungkin kita tak pernah menyapa dulu, selalu bermuka masam ketika bertemu, atau bahkan seringkali mengabaikan sapaan mereka sehingga mereka juga tak ingin lagi menyapa kita. Bisa jadi kita tak memiliki teman karena memang memilih sendiri, tak pernah membantu, atau bahkan menyulitkan oranglain bukan memudahkan. Bila hidup kita tak seindah dengan keluarga ? Mungkin bisa jadi kita tak pernah memberikan waktu untuk keluarga sehingga merasa asing dalam orang terdekat sendiri.

Menurut saya, volunteer mindset itu bukan berdampak kecil, sikap kerelawanan adalah sikap seorang hero! Pahlawan. Bukan hanya untuk orang lain tapi dirinya sendiri. Kegiatan volunteering adalah sarana untuk mengasah kepekaan itu. Ditambah lagi ketika kita sudah menemukan rasa di dalamnya, dirimu akan selalu haus untuk memberi, sehingga ingin memperkaya diri agar bisa memberi. Memperkaya dalam arti ilmu, kerja keras, rasa solidaritas, pertemanan. Hal – hal positif lainnya. 

Hal yang biasanya selalu mengikuti kegiatan volunteer mengajar, akan ingin mengajarkan hal – hal baru untuk bahan ajarnya. Bagi yang sering ikut kegiatan sosial atau kebencanaan akan ingin menjadi sosok tangguh dan kuat untuk bisa menjadi tameng pelindung ketika hal demikian terjadi.
Volunteering juga bisa mengasah diri kita menjadi sosok pemimpin, yang saya sampaikan bahwa volunteer adalah hero! Pahlawan!

Nah, bagi kamu yang belum pernah ikut. Coba luangkan waktu untuk mengikuti kegiatan kesukarelawan demikian. Mungkin kamu bisa menemukan sesuatu yang belum ketemu, seperti kepercayaan diri, passion, atau hal yang belum kamu temukan dalam diri kamu. Bagi yang sudah pernah, jangan berhenti tularkan kembali semangat untuk berbagi dan rasa volunteerisme itu kepada yang lain.

Karena satu langkah kita bisa membuat perubahan besar!
Be HERO ! 

***
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Hmm, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan undangan special dari BCA. Jujur aja, saya ga pernah kepikiran kalau blogger itu bisa ikut event – event keren. Ternyata dan ternyata, blogger diluar sana sudah menjadi profesi yang menjanjikan loh. Kalau sekarang mah kalau kita cerita sama temen – temen, kita selalu dapat sipit mata dan senyum miring kalau pas ditanya, kerjaan kamu apa ? Ngeblog! Hmm, mereka bakal pandang bahwa blog masih sekedar hobi ya gitu – gitu aja.
Ini kali ketiga saya mendapatkan kesempatan buat untuk membantu menceritakan hal baru kepada teman – teman. Thanks berat buat infonya, sang blogger hits dengan ID @mutmuthea yang suka narik – narik saya buat event – event beginian.

Hari itu kita kecepetan dateng, karena di infokan via e-mail kalau registrasi dimulai jam 17.30. Udah deh saya cepet – cepet cus ke lokasi yang baru diberi tahu fixnya sekitar H-2. Saya bersyukur banget ada temen yang ikutan buat ngingetin, saya ga kebayang kalau sendirian karena saya tipikal suka nunda kalau buka – buka message, ntah itu sms, email. Ga tahu kenapa haha. Bawaanya kalau buka hal demikian itu imajinasi saya tuh mikir ada kerjaan ga jelas gitu, ntah itu sms promo, spam dan lain – lain.

Ga tahunya kita dan beberapa teman yang kebetulan lolos dari 20 orang yang dapat kesempatan menarik itu udah dateng, and then semuanya tim superhero @kongkownulis. Parah deh! Hampir setengah anak – anak @kongkownulis.

Ketika registrasi kita dikasih tahu kalau event bakal dimulai pas setelah maghrib, untung aja lokasi acara itu keren banget, tepatnya di @Antiqa Café & Resto. Jujur aja, kaget sih di Pekanbaru ada tempat surprise gitu. Mengingat saya gak tipikal orang suka hangout jalan – jalan ngiterin pekanbaru atau nongki cantik di café kalau gak ada perlunya hehe. 

Penampilan Live Musik pengiring saat night dinner

Setelah sholat acara pertama itu pembukaan oleh MC yang belum apa – apa saya jadi sasaran bahan buat MC nya, -_- always like this. Bahas chocohip di hidung deh, bahas usia, banyak deh. Akhirnya setelah pembukaan kita disajikan music pengiring dengan dimulai dinner istimewa bareng – bareng. Nyesel banget sebelum kesana saya udah makan dulu di rumah, takut kelaperan pas acara. Karena ga mikir bakal disuguhi sama banyak makanan. Alhasil, demi – demi menghindari kemubaziran saya ambil dikit – dikit, ntah itu nasi, lauk pauk, sayur, kue – kue. I’m so full! 

Setelah itu kita masuk sesi materi oleh mas mimin @kulinerpku. Sebenarnya sering diceritain sama mba @mutmuthea tentang kulinerpekanbaru sebelumya dan perjalanannya hingga sekarang followernya udah melimpah ruah, ntah itu di Instagram dan follower. Kulinerpekanbaru itu telah menjadi bagian penyebab obesitas warga pekanbaru” kata MC sambil nunjukin perut.



Saya pribadi seneng pantengin ini akun, karena banyak giveaway makan gratis hehe. Mahasiswa gitu kan- hoho. Beberapa kali pernah menang dan nagih ikutan hehe. Sesi materi diisi oleh mas Hendra Alya selaku food photographer eksis di Pekanbaru, awalnya saya kenal doi di bidang itu. Gak nyangka dia bagian dari akun @kulinerpku. Jadi wajar tampilan makanan di akun itu mengugah selera, karena yang moto juga ga sembarang orang kan. Doi cerita tentang gimana jadi seorang food blogger yang baik. Walaupun saya bukan seorang food blogger tapi materinya works banget untuk sesi – sesi promosi, misal – misal nantinya saya buka restoran kan.

Doi kasih beberapa tips, untuk pengambilan gambar yaitu mementingkan pencahayaan jangan sampe backlight, usahakan datang ke lokasi tempat makan itu siang hari dan posisi dekat jendela. Jika malam hari usahakan dekat dengan lampu yang terang. Kalau mau hasil bagus, pake tripod supaya hasilnya gak goyang, walaupun pake smartphone.

Di sela – sela diskusi ada yang nanya, gimana sih penghasilannya seorang food blogger atau terkhusus @kulinerpku yang kan kalau makan ya ngeluarin uang pribadi buat review makanan. Jawabannya diluar dugaan, ya minimal kamu udah dapet perbulannya limabelas-an, yups! Limabelasan jeti jeti. Haha gitu sih kata mas mimin. Hayo gedeaan mana sama UMR kita ? Hmm, jadi segala profesi kalau ditekunin mah semua okeh!


Btw, masuk sesi kedua!
Materi dan sharing dari tim BCA, diisi oleh mba Analiza. Dari namanya aja kelebihan perbankan banget haaha, peace ya mbak! Mbak Analiza cerita kalau BCA ngeluarin Inovasi baru namanya #Sakuku. Btw, memang di era globalisasi ini penggunaan rekening di bank lebih dominan untuk alat pembayaran ketimbang menabung. Iya gak sih? Beli online, transfer sana sini, bayar uang kuliah, listrik, pulsa semuanya disana. Paling tidak ada uang masuk kalau enggak kiriman, gajian, atau juga kiriman orang baik. Hehe saya masih bisa dihitung jari kalau untuk nabung. Paling tidak ada kerjaan dapatnya tunai, baru dimasukin di rekening.

Pembayaran melalui rekening saya pribadi ngerasa lebih aman ketimbang tunai, apalagi kalau budgetnya tus – tus atau jut – jut. Saya udah pernah kehilangan tus – tus dan jut – jut sebelum uang itu saya masukin ke rekening. 



Inovasi Sakuku ini memudahkan kita untuk membayar apa aja via online dengan aplikasi sakuku. Sakuku itu seperti dompet elektronik dan kita gak perlu punya rekening BCA untuk bisa daftar dan menggunakannya. Inovasi Sakuku itu dompet elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya. Untuk punya Sakuku kita bisa didownload di Play Store untuk Android (OS 4.0 berikutnya) ataupun App Store buat pengguna iPhone (iOS 7.1 berikutnya). Siapa sih jaman sekarang gak pake android atau kita kenal smartphone hehe masih ada tapi jarang, mengingat anak – anak generasi millennials ini maunya gak ketinggalan kan. Seperti halnya dompet yang perlu diisi, Sakuku juga perlu diisi alias top up minimal Rp. 10 ribu. Channel top up Sakuku di ATM BCA, KlikBCA Individu dan BCA mobile. Khusus top up di KlikBCA Individu dan BCA mobile, kamu bisa setting top up secara berkala mulai dari setiap tanggal tertentu, setiap hari tertentu atau setiap beberapa hari tertentu.  Limit maksimal Sakuku kamu Rp 1 juta tapi kalau kamu aktivasi ke Sakuku Plus limit maksimalnya Rp 10 juta.
Beberapa fitur sakuku yang keren :

1. Bayar Belanja
Nah, ini penting kalau belanja kita tinggal scan QR code di merchant toko fisik dan online yang sudah kerjasama dengan Sakuku.

2. Isi Pulsa
Ini fitur keren juga, daripada males ke counter beli online lebih enak kan. Pakai sakuku kamu bisa isi ulang pulsa ke nomor sendiri, nomor orang lain dan minta diisiin pulsa. Saya pribadi udah jarang banget ke counter, paling enggak ke atm karena jumlah pulsa yang dibeli sama dengan harga pulsa yang dibayar seringkali. Bahkan kadang ada promo bisa lebih murah loh, semoga kedepan banyak promo dari #Sakuku BCA yaa..

3. Transfer
Saya pribadi masih kesulitan kalau transfer – transfer ke rekening orang, nah dengan adanya fitur ini kita bisa transfer kemana aja dengan minimal transfer Rp.5000. dan satu lagi fitur ini juga bisa nagih transferan temen, kalau – kalau doi ada utang kita malu nagih lisan. Biar Sakuku aja yang ngingetin hehe.

4. Split Bill. 
Nah, fitur ini memudahkan kita buat ngebagi bayaran ke beberapa orang. Maksimal 9 orang. Kita sering tu belanja makan atau jajan kemana gitu rame – rame. Pas bayar susah banget ngitung berapa uang yang dikeluarin buat bayar. Nah dengan ini, bisa ditalangin sama temennya nanti langsung terhitung dari aplikasi #Sakuku secara otomatis berapa yang mau dibagi rata atau sesuai tagihan masing-masing, tinggal klik – klik udah deh. Intinya semua temennya harus punya aplikasi ini bareng.

5. Tarik Tunai di ATM BCA
Nah, kita bisa narik tunai kalau lupa bawa dompet pake smartphone. Saya pribadi lebih suka ninggalin dompet ketimbang smartphone hehe. Dengan fitur ini kita bisa tarik tunai di ATM tanpa pake kartu ATM. Caranya cari ATM berlogo SAKUKU dengan kelipatan Rp 50.000,- dengan maksimal per penarikan Rp 1.250.000,-.

Beberapa merchant yang menggunakan sakuku dan udah kerjasama udah banyak banget. Tapi sayang emang dominasinya banyaknya di ibukota dan jawa island hehe.
Tapi untuk di Pekanbaru ada beberapa, contohnya ada Chattime, Alfamart, BakmiGM, Excelso, Gramedia, dan lain – lain

Lengkapnya bisa cek disini : 
Nama Merchant Kerjasama SakuKu
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/Merchant-desktop-version
Merchant Sakuku Berdasarkan Kota
http://www.bca.co.id/id/Individu/Produk/E-Banking/Sakuku/kota-merchant-sakuku

Saya berharap banyak merchant lagi yang memudahkan terkhusus di Kota Pekanbaru. Di akhir sesi kita foto – foto dan juga kuis  - kuis. Ga nyangka saya dapat doorprize kuis berhadiah voucher. “Fix makan lagi” (isi hati hehe)

Ini foto - foto on backstage ^_^
ada yang ngantri makan, ada yang narsis



Yipiii doorprize!

Semoga infonya bermanfaat :D
Terus menulis yaa !
#NgobrolBloggerPKU #InovasiBCA

Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates