facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal


Wah, cukup lama ini ga rutin nulis di blog. Maafkan teman – teman, belakangan ini beberapa kesibukan melanda. Saya merasa bersalah dengan diri saya sendiri tidak dapat menuntaskan rutinitas ini. InsyaAllah akan di prioritaskan kembali. Kali ini beberapa hal yang menyita perhatian adalah edit mengedit. Bukan hanya edit naskah tapi juga skripsi. So, tentunya tiap hari saya ga pernah absen nulis.

Ada beberapa buku yang mengalihkan dunia saya sejenak belakangan ini. Ditengah arus padatnya aktivitas, saya tetap memberikan ruang setidaknya untuk bertumbuh, memperbaiki terutama nutrisi untuk otak. Nah apa itu, kemarin saya menyisakan beberapa budget jajan untuk beli buku fenomenal yang harganya yaa lumayan, tapi ga nyesel dan bikin nagih. Buku Self Driving yang ditulis salah satu mentor saya pada pelatihan Forum Indonesia Muda tahun lalu, oleh Prof Rhendali Kasali. Ada satu bab yang ngena banget nih, yakni tentang Creative Thinking selain Critical Thinking. Tapi fokus utama saya kali ini tentang kesederhanaan. Yuhuu, sederhana menjadi topic yang menarik dan sering dibahas. Bukan hanya rumah makan sederhana ya..

Saya sadar kita nih anak muda suka banget berpikir ribet, saya pun merasa saya orangnya ribet. Ketampar banget sama tulisan ini. Salah satu tulisan beliau terbit di harian kompas mengenai simplicity. Yaps simple! Anak muda sekarang gayanya suka di ribet-in. Bener gak ?
 
Suka pakai pakaian yang ribet, asesories sana dan sini, bawa barang banyaak. Ribet deh. Kalau pake gadget, semua dan segala alat bantunya baik itu charger, power bank,  fish eye, lensa ini itu, tongsis dll Semua dibawa tiap hari. Yaa ga masalah kalau semua nya dipake, tapi kalo enggak. Yaa ribet kan, mubazir. And then, saya mengalaminya. Suka ribet kalau urusan buku. Kemana – mana bawa buku ini itu, padahal belum tentu di pake pas lagi belajar, alhasil sakit punggung karena tasnya berat. Ditimbang sama beratnya bawa beras sekarung. T_T Kebayang masa depan kita jadi sakit tulang. Gaaa bangetts!

Tulisan ini selain sharing juga tamparan buat diri kita khususnya saya untuk belajar berpikir lebih sederhana, simple, singkat, ga ribet dan jelimet.
 
Saya inget kata – kata pak Hermawan Kertajaya, pakar marketing dunia yang kemarin baru – baru aja datang ke Pekanbaru ngisi dalam event Indonesia Marketeers Festival 2016

“Saya gak ngerti kenapa pak Philip Kotler suka banget ngajak saya nulis bareng buku marketing, padahal saya ga mahir bahasa inggris tapi dia seneng. Akhirnya saya nanya kenapa dia mau bareng terus sama saya, bapak itu bilang kalau pak hermawan itu orangnya easy, pikirannya simple, dan bisa menyederhanakan yang susah jadi mudah dimengerti, saya ga bisa.. makanya saya butuh orang kayak pak hermawan,”

Jleeb, itu. Orang – orang yang di cari di jaman sekarang ya gitu orang – orang yang berpikir simpel tapi kena. Mudah di mengerti, dan predictable ( menurut buku Self Driving Prof Rhenaldi Kasali), jadi pemimpin predictable itu mudah dipahami oleh para followersnya, ga labil gitu. Nah, untuk menyederhanakan sesuatu itu ga mudah. Kita harus kerja keras dan memiliki wawasan luas sehingga bisa menangani berbagai permasalahan dan juga memahami suatu hal dengan mudah dan praktis.

Albert Einstein  pernah bilang 
“Menyederhanakan sebuah pengetahuan itu membutuhkan kerja keras,”

Perlu kerja keras untuk membuat hal menjadi sederhana misalnya ketika mengungkapkan tentang konsep penelitian yang sedang diteliti kepada para penguji dan pembimbing supaya judul dan penelitiannya ga diganti. Ini case saya banget, apalagi di era globalisasi banyak istilah  - istilah baru yang muncul. Saya pun belajar di paling dasarnya supaya bisa memahami akar akarnya pengetahuan yang pas untuk penelitian yang saya sedang laksanakan.

Bayangin sekarang kalau ga ada internet, bayangkan ga ada telepon. Semua penemuan – penemuan yang hadir sekarang itu menyederhakan sesuatu. Dulu kita kirim surat berbulan – bulan dan berminggu – minggu cuman kasih kabar singkat banget. Nah sekarang, sampe ujung kulon atau ujung dunia ini kalau ada koneksi internet dan sinyal terus juga handphone atau PC yang bisa nyala, kita bisa kasih kabar apa aja dalam hitungan detik.

Penemuan yang menyederhanakan waktu kan ?
Penemuan pesawat, alat transportasi lain. Itu juga menyederhakan kerja kita kan. Semua perubahan – perubahan yang ada sebagian besar bertujuan menyederhanakan sesuatu. Menguraikan benang kusut menjadi lurus. Alias menyelesaikan masalah. Nah kalo pikiran kita udah ribet dan ruwet, berarti pikiran kita lagi bermasalah. Kepribadian bermasalah, dan cara menyelesaikannya ya kita berpikir untuk memperbaiki diri membiasakan berpikir lebih sederhana dan simpel.

Note : Buat kamu yang mau qoute keren tentang berpikir simpel dan kreatif, kunjungi link ini https://blog.slideshare.net/2014/07/14/the-art-of-simplicity


Make a change, think simplicity!
Semangat berkarya !



Belum lepas rasanya serunya acara "Kelas Kreatif BUMN 2019". Antusias sudah terasa sejak pagi dari masyarakat. Sampe diriku ga dapat bangku loh!. Acara ini merupakan kegiatan dalam rangka bagian dari program menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kementerian BUMN pada bulan April 2019.

Rangkaian acara kali ini bertema “One Nation One Vision One Family to Excellence” itu, memiliki makna BUMN senantiasa memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya untuk negeri. BUMN menjadi agent of development dan terus mendorong menjadikan perusahaan BUMN sebagai pemain dunia. Nah siapa nih yang berlomba - lomba buat gabung di BUMN ? Hayo ngaku.

Hal yang menarik kita dikenalin sama semua direksi BUMN langsung dari Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno dan juga kedatangan James Gwee yang sering diriku dengar pamornya tapi tak tahu siapa dia. Kesimpulan pemaparan seharian ini adalah menuntut kita sebagai masyarakat terutama pemuda pemudi Indonesia buat giat meng-upgrade diri dan juga belajar bermental wirausaha.

Hal ini juga didukung dengan adanya kelas menarik yang hadir. Seperti Kelas Digital Marketing, Kelas MakeUp, Kelas Kuliner dan juga Kelas Barista dan semuanya gratis loh. Coba aku kulik sedikit materi yang ada di tiap kelas ya! Iya nih, aku ikutin hampir semua kelasnya hihi.



Kelas Digital Marketing itu memberikan pandangan dunia digital saat ini, potensinya gimana kita memaksimalkan diri di dunia digital yang bisa dibilang jadi potensi besar di Indonesia. Tahu gak kalo Indonesia jadi Top 5 pengguna digital di dunia ? Disini kita dituntut jadi pede untuk berkarya melalui digital, ga harus bagus dulu yang penting sudah memulai.

Kalau di Kelas Make Up kita belajar bahwa di dunia seni tata rias ini bisa dimanfaatkan. Belum lagi sudah banyak tutorial makeup, kebutuhan akan eksistensi dan entertaiment yang makin melejit membuat kebutuhan akan MakeUpArtist (MUA) makin berkembang.Hal ini bisa jadi potensi ibu - ibu masa kini dan perempuan untuk juga belajar dan membuka diri sebagai MakeUp Artist.

Kelas Kuliner, dengan semakin kemajuan saat ini banyak masyarakat kita menuntut berbagai pilihan ragam macam kuliner loh. Sehingga ini jadi peluang untuk kita berwirausaha kuliner. Belum lagi sekarang kemudahan membangun usaha tidak sesulit dulu. UKM benar - benar di support. Disini kita diminta untuk mengambil peluang itu.



Ada cerita seru lainnya, Disini saya tidak jadi tim beruntung hari ini karena dari rombongan kita ada yang berhasil membawa laptop baru dari menteri dan uang jajan yang mayan juga.

Wah seru ya! Gimana menurut kamu ?





Saat Sosialisasi PHBS dan Cuci Tangan di SDN bersama Pihak Puskesmas 
 
Ini kali bulan kedua saya menyelami hal – hal medis secara intens yang dulu sempat teridamkan ketika saya duduk dibangku menengah atas. Walaupun background yang saya geluti hal berkaitan marketing dan komunikasi, saya banyak belajar beberapa bulan ini mengenai segala problema kesehatan di negara kita Indonesia. Secuil barangkali pengamatan dan penglihatan saya tentang hal ini, ketimbang teman – teman yang memang memiliki background keilmuan kesehatan yang lebih tahu apa yang terjadi.

Tahun lalu saya diberi kesempatan mengikuti pengabdian kukerta (kuliah kerja nyata) yang merupakan bagian dari kewajiban yang harus saya tempuh untuk menyelesaikan studi S1 dari kampus saya. Well, dalam draft kompetensi pengabdian ada salah satu poin pengabdian kami kepada masyarakat mengenai kesehatan. What!? Padahal tidak ada jurusan kesehatan dikampus setahu saya. Saya dan teman mengakali untuk berkunjung berbincang dengan kepala puskesmas setempat, dimana tempat kami melaksanakan KKN. Saya sangat respek dengan ibu tersebut yang sangat ramah, komunikatif dan juga memiliki wawasan yang luas. Terlihat dari bagaimana beliau respek dengan kami mahasiswa dan cara nya menjelaskan berbagai problema yang ia hadapi sebagai seorang kepala puskesmas disana.

Masih teringat di ingatan saya, ketika ia bercerita tentang pelatihan yang ia ikuti untuk bagaimana meng-edukasi masyarakat untuk berbudaya “BERSIH” alias membuang hajat pada tempatnya. Saya sempat terkaget ternyata masyarakat kita di Indonesia masih banyak yang tidak suka, tidak terbiasa membuang hajat di WC atau kloset. Mereka lebih suka ke sungai atau sembarangan membuang hajat ditempat yang mereka suka. Saya heran setengah mati mendengar fakta tersebut, ditengah tempat KKN saya sudah tergolong kota madya ternyata masih ada warganya yang belum sadar, di era millinieum ini yang ada televisi, internet, hape canggih, masih ada loh masyarakat kita yang masih melakukan hal yang bisa dikatakan “purba” itu.

Belum lagi, tempat saya melaksanakaan KKN sangat minim air bersih. Sudah tak terhitung kenangan saya yang numpang “mandi” karena rebutan air bersih dengan warga lain. Karena kami harus mengeluarkan uang ratusan ribu untuk bisa menggunakan air bersih hanya dalam waktu tiga hari. (true story)
 
Bahkan sampai warganya bilang, mereka tergolong orang banyak uang alias kaya karena untuk air saja mereka membelinya (sindiran banget). Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan ? Inilah yang membuat saya rindu pulang ke rumah karena bisa mandi sepuasnya, bahkan satu bak penuh saking segarnya.
 
Balik lagi ke problema kesehatan yang terjadi di sudut pelosok negeri kita, saya melihat kurangnya negara kita respek terhadap tenaga kesehatan yang berada di puskesmas dan lain – lain. Saya mendengar sendiri keluhan mereka yang masih menggunakan uang pribadi untuk hal – hal yang berkaitan dengan masyarakat. Apakah itu pengabdian sosial, kegiatan – kegiatan sosialisasi hal kesehatan. Memang dibutuhkan orang – orang yang memiliki hati berlian untuk mengabdi setulus hati untuk negeri kita ini. Saya sangat salut dengan mereka yang terjun langsung mengabdi di masyarakat dengan keterbatasan yang mereka miliki.

Dua bulan ini saya melakukan internship (magang) di salah satu rumah sakit yang sederhananya berpikir karena jarak dekat dengan rumah saya, dan pertimbangan lain yang membuat saya lebih memilih yang dekat dari yang jauh (don’t baper yak bacanya hehe)
 
Ternyata jauh dari dugaan saya, saya menikmati dan mendapatkan banyak pengalaman yang luarbiasa melihat langsung bagaimana pengabdian itu. Ketika masyarakat mengeluh akan sakitnya, kekurangan yang ia miliki, kita berupaya keras untuk menjadi pendengar yang baik. Saya pun harus bisa multi skill dan sedikit banyak harus tahu hal berkaitan kesehatan, seperti pertolongan pertama, beberapa istilah medis, jenis penyakit, dan obat – obatan. Tak jarang masyarakat yang melihat saya menggunakan id card memberikan label bahwa kami adalah dokter atau tenaga medis, yang padahal jauh dari ekspetasi mereka kami bukanlah seperti yang mereka bayangkan (kru marketing)
 
Hal yang saya sukai ketika momen terjun bakti sosial, walaupun harus merelakan kelelahan super dan waktu libur yang berkurang karena tercatat lembur. Tapi ini momen luarbiasa melayani ratusan pasien untuk mendengar dan menyaksikan langsung apa yang terjadi di sebagian kecil masyarakat kita.

Dominasi penyakit apa yang sedang mewabah, tingkat fasilitas kesehatan yang disediakan petinggi desa / kota di daerahnya. Saya rasa memang pemerintah dan pejabat harus memiliki kualifikasi volunteerism untuk melihat langsung fakta lapangan apa yang terjadi. Hingga melihat sendiri apa yang negerinya rasakan. Baik itu di sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, yang merupakan hal vital dari kehidupan sebuah negeri.

Sebuah data menarik saya dapatkan dari Indonesia Institute mengenai problema kesehatan di negeri kita Yang pertama adalah masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Karena dari sekitar 9.599 puskesmas dan 2.184 rumah sakit yang ada di Indonesia, sebagian besarnya masih berpusat di kota-kota besar.
 
Persoalan kedua juga menyangkut masalah distribusi yang belum merata, khususnya tenaga kesehatan. Beberapa daerah masih banyak yang kekurangan tenaga kesehatan, terutama untuk dokter spesialis. 
Data terakhir Kementerian Kesehatan RI memang mencatat, sebanyak 52,8 persen dokter spesialis berada di Jakarta, sementara di NTT dan provinsi di bagian Timur Indonesia lainnya hanya sekitar 1-3 persen saja.
 
Ternyata masih banyak PR kita sebagai penerus negeri ini terutama teman – teman yang memang berkecimpung di bidang kesehatan untuk mengambil langkah dan kontribusinya untuk mengatasi problema bangsa kita.
Kalau bukan kita, siapa lagi ?

---------------------------------------

 
Menggunakan Sosial Media

 
Media Sosial sebuah kekuatan baru masa kini.  Sejarah yang bermula pada akhir abad-19. Pada awalnya ditemukannya telegraf yang dikirimkan oleh Samuel Morse 1844.

Banyak dari kita mungkin berpikir, telegraf tidak bisa masuk golong media sosial karena tidak bersifat online. Padahal jika ditinjau kembali. Semuanya mulai berawal dari sana. Informasi ini dikutip melalui Indozone.

Lalu kemudian internet mengubah pola komunikasi kita dan terciptanya sebuah platform. Alih - alih kita bercengkerama dengan cerita sejarah dari media sosial

Saya lebih ingin sharing mengenai bagaimana pada akhirnya media sosial benar - benar mengubah hidup kita. Bukan mengubah hidup seorang individu, tapi juga dunia.

Banyak akhirnya keputusan - keputusan besar dan juga perubahan - perubahan besar terjadi di dunia.

Kemunculan Facebook, kemudian disusul berbagai platform baru yang mulai berkembang dengan beragam rupa dan bentuk. Saya yang berada dalam peralihan generasi tradisional ke generasi digital merasakan banyak hal yang berubah. Baik itu dampak positif dan negatifnya.

Media Sosial, Penemuan Pengubah Segalanya.


Dahulu, media sosial diawali dengan perbincangan - perbincangan antar pertemanan terdekat, menjaring orang - orang yang dikenal saja untuk bercengkerama dan terkoneksi. Hingga akhirnya beralih menjadi bagian memulai pertemanan itu sendiri.

Bahkan tak jarang kita tak mengenalnya di dunia nyata tapi sering berkomunikasi di dunia maya. Lalu perubahan kini terjadi, media sosial bukan hanya sarana berkomunikasi saja. Tapi sarana untuk berdagang, mempengaruhi, marketing, dan kemudian bagian komunikasi politik dan juga lintas budaya.

Penetrasi budaya tak terelakkan, salah satunya K-WAVE yang saat ini mendominasi dunia dengan penetrasi budaya - budaya pop anak muda, berlanjut pada trend fashion, perdagangan, kuliner dan masih banyak lagi.

Seperti terhipnotis dengan suasana. Bahkan fakta - fakta soal ketergantungan kita sebagai makhluk bumi yang terkoneksi digitalisasi, menghabiskan 7-8 jam sehari untuk berinternet salah satu yang terbesar adalah media sosial.

Pasar Online mengubah pengalaman berbelanja semudah itu di gawai kita. Kita juga bisa berbagai pikiran dengan ulasan terhadap produk tertentu yang mempengaruhi calon pembeli lainnya. Ini bagian dari Media Sosial Dari Dekat

Media sosial bahkan kini dalam hidup kita sebagian besar telah menjadi teman yang melebihi orang tua bahkan teman dunia nyata kita sendiri.

Kita terhanyut dalam pemikirannya, perasaan yang terbentuk, dan paham - paham yang membebaskan kita berpikir di luar yang kita jangkau sebelumnya.

Saya pernah berceletuk kepada teman saya,

"Dahulu mungkin kita tak akan mengetahui persoalan hidup dan dunia kalau tidak dari orangtua kita, atau perbincangan teman kita. Kita dinasehati untuk memilih teman yang baik, pembelajaran yang baik. Tapi kini, kita dibalik jendela dan terkurung di kamar dengan internet dan media sosial kita bisa menjadi sosok apapun bahkan memiliki pemikiran berbeda dengan orangtua bahkan teman lingkaran kita"


Begitu kuatnya pengaruh media sosial yang menemani dalam hidup kita. Tak jarang muncul istilah baru yaitu FOMO (Fear of Missing Out) Sebuah gejala kecemasan akan ketinggalan informasi sesuatu, kesepian, dan juga depresi. Pengaruh ini berakibat pada efek kesehatan mental karena senantiasa menggunakan media sosial.

Jadi apa hubungannya dengan judul saya diatas?


Ada hal yang ingin saya sampaikan mengenai menemukan diri melalui media sosial. Saya hanya ingin mengingatkan diri saya juga teman - teman membaca. Bahwa media sosial adalah, bukan sesuatu yang harus kita jadikan panutan, kita ikuti sebuah apa yang muncul dan hadir, kita jalani semua yang direkomendasikan, atau kita jadikan sesuatu yang kita idolakan.

Pembatasan status diri kita dengan media sosial harus benar - benar kita tanamkan dalam diri kita agar kita bisa mengontrol diri kita, mental kita, dan juga pengaruh yang dirancang oleh media sosial hingga kita menjadi "candu" hingga kita terhanyut dan bahkan kehilangan diri.

Ingat bukan berbagai penyuluhan, webinar, dan juga yang mengatakan bahwa media sosial seperti hal yang dilematis saat ini? Kembali lagi kita yang mengontrol diri kita, mana yang harus kita berikan dukungan mana yang bukan bagian dari diri kita. Kontrol itu ada di tangan kita.

Persoalan menemukan diri melalui media sosial, media sosial bila kita mampu menggunakannya dengan baik, kita bisa menjadikan alat yang powerful untuk menemukan potensi diri, menyebarkan hal bermanfaat, dan berbuat kebaikan massal.

Jadi, sudahkah menemukan dirimu saat ini?



Kreativitas saatnya ini menjadi sebuah soft skill yang dicari untuk bertahan menghadapi persaingan yang kian ketat. Saya teringat ketika menghadiri beberapa seminar seputar marketing dan diskusi komunikasi, pemateri sering menyampaikan elemen – elemen penting bertahannya sebuah perusahaan yang mana ia menjadi ujung tombak keberlangsungan akan “kesadaran” dunia baru kita yang sangat dinamis. Sampai pada akhirnya saya mengajukan kritik manis beberapa big company yang akhirnya runtuh, padahal memiliki kelengkapan di berbagai bidang. Apa alasannya ?
Yaps, elemen yang sering dilupakan. Inovasi ! Inovasi menjadi hal yang menjadi catatan siapapun. Baik itu diri sendiri ataupun sebuah organisasi besar dalam perusahaan atau lsm. Manusia itu dinamis, memiliki ketertarikan yang heterogen dan berubah – ubah. Kalau bilang kita sebut, seleranya beda – beda. Hoho.
Kecepatan informasi, dan juga hal – hal yang baru muncul tentunya mempengaruhi banyak hal. Apalagi di dunia bisnis. 

Bagaimana kreativitas muncul ?
Menurut saya, kreativitas itu muncul dari sebuah permasalahan. Loh ? Ketika kita dihadapi sebuah kasus, pemikiran, dan sebagainya. Secara tidak langsung, kita berpikir bagaimana jalannya hal tersebut terselesaikan. Nah, orang yang kreatif itu adalah orang – orang yang memiliki kepekaan yang tinggi atas sebuah permasalahan. Tidak hanya itu, misalnya saja orang lain tidak melihat sesuatu itu adalah sebuah masalah. Bagi orang kreatif sesuatu hal bisa ia anggap sebuah hal unik yang menjadi sumber inspirasi untuk membuat sesuatu. Make it something! Ia melihat sesuatu dari sudut yang berbeda dari kebanyakan orang.

Membangun kreativitas itu perlu proses dan latihan. Keinginan untuk menjadi beda. Beda yang seperti apa, beda berpikir, beda untuk membuat sesuatu. Ia terus berlatih untuk mendapatkan wawasan agar meramunya menjadi sebuah modal dalam mencapai inspirasi dalam bentuk kreativitas. Yaps! Yang dari awal saya sampaikan tadi, ia sangat peka akan kondisi ketimbang yang lain. Sehingga ia dapat berpikir visioner untuk melihat masa depan akan sesuatu hal.

Ingat tidak pamor smartphone blackberry yang menguncangkan dunia ? Saya ingat dulu, banyak orang berbondong – bondong membelinya dan kemudian merogoh kocek dalam untuk terlihat elit mengingat brand itu sedang naik daun dengan fitur canggih terbaru. But, sekarang kita bisa lihat dalam kurun waktu beberapa tahun, mereka mengambil langkah kreatif untuk fokus pada aplikasi blackberry messenger. Ketika orang – orang pada meninggalkan smartphone ini karena kehadiran smartphone berbasis android dengan touch screen yang lebih lengkap aplikasi, lebih murah, canggih, dan praktis.

Perusahaan sekelas apapun akan runtuh apabila tidak mampu untuk peka dan mengembangkan budaya kreatifitas serta inovasi dalam lingkungannya. Nah, apa lagi manusia ? Kenapa sih kita dituntut kreatif.

Ditengah tekanan yang kita hadapi saat ini, orang – orang kreatif akan melihat sesuatu itu berbeda. Persaingan dan globalisasi yang semakin mencekam, mengharuskan kita menjadi pribadi demikian. Kreatif bersikap, kreatif berpengetahuan, kreatif untuk melakukan sesuatu hal yang baik dan positif. Nah, apa yang terjadi jika kita tidak merubah diri ? Kita akan ketinggalan. Yaps!

Saya ingat, banyak Sunnah rasulullah yang menganjurkan kita pulang dari ibadah melewati jalan yang berbeda. Nah, bukan kah itu salah satu cara menemukan sudut pandang baru dan inspirasi.
Dari dulu, saya sangat tertarik dengan tema kreativitas. Sampai akhirnya pada tahun 2014 saya melahirkan buku berjudul “The Idea Factory” secara selfpublish saya terbitkan. Saya berpikir untuk merevisi buku ini kembali di tahun ini mengingat banyak hal yang kita lewati dan berbeda yang menambah inspirasi saya :) untuk buku ini mohon doanya.

Nah bagaimana cara simple membangun kreativitas ?

  1. Menjadi pribadi Open minded atau terbuka dengan pandangan baru tapi masih dalam rule yang baik dan benar
  2. Senantiasa beraktivitas yang unik dan berbeda ( misalnya pulang melalui jalan yang berbeda, kegiatan yang unik dan beragam di setiap hari atau minggunya)
  3. Menambah wawasan dengan aktif belajar baik itu dari berbagai media, baik buku, blog, seminar dan lain – lain.
  4. Suka dengan hal baru dan tantangan baru
  5. Baca buku “The Idea Factory” hehehe 


Masih banyak lagi yang dapat menjadikan kamu pribadi yang kreatif dan penuh inovasi. Gali terus potensimu dan temukan keunikan dalam diri kamu.

Happy reading!
Keep improving and Inspiring!

Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.

Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini.  Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.

Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !

Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.

Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(

Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.

Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.

Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.

Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.

Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi, mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru

Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews  Jakarta
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17

Study Visit +Bukittinggi West Sumatra

Yass, sebuah hal yang bikin gatel hari ini buat bahas opini sendiri tentang “Influencer-an” yang mungkin ga bakal muat diceritain di Instagram story atau juga tulisan di feed Instagram. Jadi diawali oleh penuhnya malam kemarin grup – grup receh penuh ngebahas hal ini, sekalian sumber – sumber antah berantah per-media sosialan sampe julid – julidnya di kumpulin. 

Yaah, di tambah diri ini belakangan mem-post beberapa postingan ber promosi yang bikin beberapa orang mungkin julid dan mungkin juga langsung unfollow melihat temannya yang ga beken – beken amet kok bisa dapat endorse-an dari beberapa produk nasional *ini sok banget dah. Intinya banyak komentar, 

“Mel ciyee di endorse”

“Ciee udah jadi selebgram”

“Berapa biaya endorse-annya kaka ?”

Pertama pengen klarifikasi, kenapa pada akhirnya saya luluh untuk ngikut per-endorse-an, selain dan tak bukan juga masih ngerasa tergolong klub sobat misqueen. Saya merasa terbantu untuk mengambil peran sebagai klien, sebagai buzzer dan mungkin influencer. Yaps! Saya bekerja di Digital Marketing. Selama lebih kurang dua tahun mulai menggeluti sejak lulus kuliah. Saya menemukan “AHAA” ini dia. 

Saya menemukan intuisi saya bekerja disana. Saya merasa senang dan bahagia walau penuh dengan deadline dan tekanan akan ide yang deras, dan kompetitif kian luarbiasa. Tapi karena tuntutan itu saya belajar banyak, saya terpaksa belajar hal baru. Mulai cara iklan zaman sekarang yang beda, gimana cara bikin konten yang tidak ada kesan iklan sama sekali padahal iklan loh. Semuanya penuh riset dan reason (alasan). Saya juga bertemu klien yang menjadi influencer, membuat janji, membuat rules. Sehingga menjadi bagian dari kliennya orang lain juga sebuah kesenangan yang luarbiasa, dimana ketika saya ketemu tim agency yang menghire dan menjadikan saya klien-nya dan kemudian berteman, saya bisa bertanya banyak bagaimana dan seperti apa agency bekerja, seperti apa iklan harusnya menjadi result dan kemudian menghasilkan brand awareness atau juga purchased.

Gimana juga brief dan service yang saya berikan pada klien juga merupakan hasil dari saya berperan sebagai klien. Seru gak sih ?

Jadi teman – teman per-followers-an, saya juga ngeblog dan juga mengambil peran menjadi influencer walaupun ga femes – femes banget, Cuma femes satu kota doang kalo diliat dari insight Instagram business ahahahaha. Kalau teman – teman tahu influencer itu punya beban berat loh. Beban duniawi dan akhirat. Duh, masuk sesi permuhasabah-an nih wkwk.

Gak kok, jadi saya ada ngutip beberapa cuitan di twitter yang jleb banget. Isinya gini ;
“ Sebagai influencer, personal branding itu bukan melulu tentang invoice cair, tapi juga tentang potensi diri yang memberi peluang, jaringan kerja/koneksi, pengalaman, portofolio. Jauh artinya dari sekedar angka yang masuk ke rekening kita” @pinotski

“Buatku influencer itu konotasinya positif, seharusnya yaa.. semacam memberi pencerahan, meluruskan pemikiran, dan mengubah perilaku khalayak kea rah yang lebih baik” @ditut

“Ya udaah.. ngomongin influencer coba deh sekarang Tanya ke diri sendiri sudah punya manfaat apa? Udah bisa membawa pengaruh positif belum di sekitar kita. Mulai aja dari yang kecil dulu”

“The real influencer buat saya adalah sebesar – besar manfaat dia buat orang lain dan lingkungannya. Bukan sebanyak – banyaknya dia di endorse produk” @ditut

Baam! Cuitan – cuitan tadi saya retweet di twitter, dan pas banget ketika mas @amrazing atau koh lexy deh cerita tentang iklan – iklan influencer tentang baran – barang ghaib. Apa itu ? seperti iklan spam yang sering muncul di akun – akun kita, pelangsing instan, peninggi badan. Bahkan lucunya aku sendiri pernah kesel karena ada iklan pelangsing muncul ketika aku foto rame – rame sama keluarga di hari raya idul fitri ada di komentar. Gilaa mood jeblok deh! Cuman aku bawa rumpi di grup keluarga besar. Karena emang paham sekeluarga punya rejeki badan gede – gede. Tapi merusak momen ga sih gitu haha.

Banyak mungkin disana mikir followers banyak itu kayak sebuah anugerah. Bahkan subscribers banyak. Sekarang gampang aja sebenarnya kalo mau jadi terkenal uy.. Daku juga kalo pede tinggal ngandelin Facebook Ads atau Instagram Ads tambah butuh followers bikin postingan viral atau dibaca.

Banyak jalan. Tapi lagi – lagi niat, kalo pada akhirnya tujuan utama adalah uang sehingga menghalalkan segala cara dan diri sendiri sehingga semua endorse-an masuk tanpa dilihat seperti apa dampaknya. Ya kita nyumbang dosa, misalnya barang yang di endorse palsu, atau misalnya bikin rusak kesehatan. Itu merugikan orang kan yaa.

Jadi beban berat jadi dikenal. Apalagi kalo udah jadi seleb. Mungkin di akhirat yang paling lama di hisabnya ya orang – orang yang menjadi influencer. Tapi ngumpulin pahala juga cepet kalo mau jadi influencer, jadi tinggal pilih mau seperti apa.

So, postingan ini bukan sebuah tutorial cara menjadi influencer. Bisa jadi karena dari judul berasa pas baca gimana dapat endorse-an, gimana bisa paid promote. Hmm, sebenarnya banyak berteman saja. Sering ikut kegiatan. Bikin konten menarik dan menjadi diri sendiri. Kamu bakal ditemukan kok!
Dan semua itu dimulai dari saya nulis di blog ini. Walaupun sebenarnya blog ini saya pengen banget niche nya adalah saya hal – hal yang ada di pikiran saya tertuang. Saya juga ingin kedepan blog ini juga bermanfaat untuk UKM, usaha – usaha punya nilai baik, punya niat baik dalam usahanya juga bisa diceritakan disini dan bisa bermanfaat.

Feel free kok temen – temen terutama kalo temen – temen ada usaha yang pengen banget diulas.
Just contact me :D

Mungkin sekian receh – receh ini, saya berharap ada komentar para netizen yang katanya maha benar hahahaha mungkin bisa berdiskusi ria disini.

Semoga kerecehan ini bermanfaat!




Hai, Perkenalkan saya Melati Octavia, Saya alumni Ilmu Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Saya suka membaca dan menulis. Blog ini adalah bentuk dedikasi kesukaan saya akan hal demikian. Saya juga senang berorganisasi dan juga berdiskusi. Saya mendirikan sebuah komunitas bersama teman - teman yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan menulis bernama Kongkow Nulis.

Blog ini berisi perjalanan pemikiran saya, reshare ilmu baru, dan hal - hal yang patut saya sampaikan. Biasanya berisi keresahan saya akan fenomena sosial yang terjadi di sekeliling kita.
Selain itu berisi hal menarik yang berkaitan passion saya, baik itu mengenai menulis, marketing dan dunia public relations, desain, dan juga sosial pendidikan serta entrepreneurship.

Saya juga memiliki dua platform lain yang berisi tulisan sastra dan cerita review perjalanan atau tips menarik tentang lifestyle, bisa cek di melatioctavia.tumblr.com.
Salam Hangat!

----------------------------------
Silahkan jika ada perlu berdiskusi dan sharing bisa menghubunginya disini :

Instagram : @melati_octavia
Facebook  : Melati Octavia
E-mail      : melati.octavia@yahoo.com

 


Sudah lama banget mau sharing seputar bootcamp yang saat ini marak diselenggarakan berbagai perusahan edukasi teknologi baru yang kian menjamur. Mungkin dari kamu bahkan sudah pernah bertanya dan mengikuti bootcamp yang diselenggarakan. Saya terbilang sudah beberapa kali mengikuti bootcamp dan bahkan menjadi pengajarnya hehe. Ibarat kata seperti, belajar dan mengajar adalah sesuatu yang tak terpisahkan bukan? Tahun ini terbilang saya baru saja switch karir dari seorang copywriter menjadi UX Writer. Lah bukannya mirip? Ternyata tidak teman - teman. 
 
UX Writer pada implementasinya bekerja dibawah tim product sedangkan copywriter seringkali berada dalam divisi marketing atau juga creative. Mau ga mau saya juga akhirnya belajar fundamental UI UX Designer. Tak jarang juga saya kepikiran sebelumnya untuk menjadi seorang UI UX Designer, sepertinya pekerjaan yang sedang banyak sekali peluangnya. Mungkin kamu yang sedang baca tulisan ini salah satunya sehingga ingin mencari tahu bootcamp UI UX yang tepat untuk kamu. 
 

Mengenal Dunia UI UX 

 
 Sebelum kita ulas mengenai bootcamp mana saja yang memiliki program bootcamp khusus UI UX Designer. Mungkin saya mau cerita sedikit dunia UI UX bagi kamu yang masih asing dengan istilah ini. Apa itu UI UX? UI adalah singkatan dari User Interface merupakan istilah dari bagian dari UX (User Experience) yang berupa sebuah tampilan visual design sebuah sistem. Tampilan ini yang kita lihat teman - teman dan memungkinkan pengguna terhubung dan berinteraksi dengan suatu produk. 
 
Selain itu ia berfungsi untuk memperindah tampilan sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Tapi ingat bukan soal nyaman dilihat tapi juga mudah digunakan. Beda lagi dengan UX. UX yang merupakan singkatan dari User Experience ia adalah sebuah proses mendesain suatu produk melalui sebuah pendekatan kepada pengguna. Tujuannya apa, agar pengguna memahami bagaimana bekerjanya produk tersebut dan berguna untuk kebutuhan dan keinginan pengguna. Produk dengan desain UX yang baik dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna saat menggunakan produk kamu. 
 

Ceritaku Mengenal UI UX

Salah satu yang membuat diriku kenal sama dunia ini adalah komunitas dan teman. Saat bekerja sebagai copywriter ada rekan kerja yang sering sekali sharing seputar menariknya dunia UI UX dan juga implementasinya dalam pekerjaan. Saya pun tergabung di UXID Pekanbaru. Salah satu komunitas cabang lokal dari UX Indonesia, disana kita bertemu para designer yang tertarik pada dunia UI UX dan juga bekerja dibidang tersebut. 
 
Saya pun tertarik untuk switch karir menjadi UX Writer karena demand yang tinggi namun keberadaan UX Writer yang memiliki pengalaman dan juga pengetahuan seputar UX masih sangat sedikit di Indonesia. 

 

Tips dan Kriteria Memilih Bootcamp UI UX Designer yang Tepat

 
Saat kamu sudah siap memasuki dunia UI UX dan ingin berkarir sebagai UI UX Designer atau memiliki kaitan dengan hal itu. Tentunya bagi kamu yang masih bingung, perlu melakukan banyak riset dan menimbang banyak hal yang terbaik agar nantinya tidak salah memilih bootcamp dan berakhir sia - sia. Apalagi kamu yang tidak memiliki background di bidang teknologi cukup struggle ni mengenal dunia UI UX perlu mempersiapkan pengetahuan dasar terlebih dahulu untuk memahaminya. 
 
Kali ini diriku rangkum untuk memudahkan kamu dengan memberikan 3 (tiga) referensi bootcamp yang saya ketahui untuk menjadi gambaran. Dalam hal ini saya mengambil sampel, Hacktiv8, Rakamin, dan Harisenin.com 
 

1. Kurikulum Bootcamp UI UX

Nah, hal berkaitan kurikulum bagi saya pribadi menilai bootcamp adalah sesuatu paling utama tapi ini saya ya. Saya biasanya ketika ingin mengikuti bootcamp mencari tahu lebih dalam dulu kurikulum yang diberikan. Tak jarang juga bertanya langsung melalui kontak support mereka bila tidak disampaikan di website. Kamu juga bisa melakukan hal yang sama.
 
Mengenai kurikulum dari ketiga pembanding bootcamp. Hacktiv8 tidak memberikan kurikulumnya didepan, hanya memberikan gambaran kecil yang kita dapatkan. Kita mendapatkan contoh silabus dengan menekan tombol download silabus dan memberikan data diri. Namun, sampai sekarang data tersebut juga belum saya dapatkan via email. Hmm sedikit sulit ya. 
 


Saya pun mencari tahu lagi soal bootcamp lain yang menyediakan kurikulum yang lengkap, saya mencari tahu Rakamin Academy. Awalnya sempat kebingungan dengan websitenya ternyata modulnya ada dibagian bawah. Kurikulumnya cukup lengkap. Kamu bisa cek di websitenya Rakamin. 

 


Selanjutnya, harisenin.com. Ada yang menarik dari kurikulum yang mereka sajikan. Ternyata ada materi tambahan yaitu product management. Menurutku ini penting dan kece banget. Mengingat, bootcamp lain membuat materi product management terpisah dengan pembahasan UI UX. Ini jadi poin plus sih bagi teman - teman yang masih menimbang ingin menjadi product manager atau ui ux designer. Dua posisi ini di dalam tim product bekerja secara bersamaan dan saling membantu satu sama lain untuk menbuat produk yang baik. Kamu bisa cek lengkapnya disini Kurikulum UI UX Harisenin.com

 

 

2. Biaya Bootcamp UI UX

Mengenai biaya, ada beberapa pertimbangan pastinya bagi kamu yang memilih bootcamp berdasarkan biaya. Bagi ketiga referensi tadi yaitu Hacktiv8, Rakamin, dan Harisenin. Berdasarkan harga paling terjangkau adalah harisenin.com dengan harga bootcamp sebesar 3juta rupiah untuk bootcamp dengan final project dan 5jt rupiah untuk guarantee program job connect yang sedang diskon. Sedangkan untuk Hacktiv8 berada dikisaran 7.9juta dan Rakamin 3,9juta. 
 
Selain itu mereka masing - masing menyediakan program cicilan. Harisenin memiliki program cicilannya sendiri dan tidak bekerjasama dengan partner seperti Danacita sehingga dipastikan tidak ada biaya tambahan. Balik lagi, setiap bootcamp pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Teman - teman bisa menyesuaikan dengan kemampuan dan juga elemen - elemen yang menjadi pertimbangan untuk memilih. 
 

3. Waktu Bootcamp UI UX


Salah satu elemen lain yang menjadi kriteria pertimbangan memilih bootcamp adalah waktu berlangsungnya bootcamp. Balik lagi ke pribadi kamu ingin memilih bootcamp dengan jadwal yang bagaimana. Ada bootcamp yang memiliki durasi singkat dan juga lama. Semakin singkat tentu jadwal materi kurikulum yang diajarkan juga cukup padat. Ingat lagi kamu dalam posisi sedang berkuliah, baru selesai , atau dalam mode bekerja.

Jika bootcamp yang singkat itu akan menguras waktu dan energi kamu dalam satu waktu ketika bekerja. Pastikan carilah bootcamp yang memiliki waktu yang memiliki ritme yang sesuai dengan yang kamu punya. Soalnya saya sendiri punya pengalaman memilih bootcamp yang sangat padat dan singkat sehingga saya tidak punya waktu lebih memaksimalkan tugas yang diberikan dan kelelahan menangkap materi yang diajarkan.

Untuk waktu sendiri antara Hacktiv8 , Rakamin dan Harisenin beragam. Hacktiv8 memakan waktu 2 bulan, sedangkan Rakamin 3 Bulan dan 4-5 bulan untuk Harisenin. Balik lagi, disesuaikan dengan kurikulum diberikan. Menurut pendapat saya, harisenin memiliki jangka waktu yang lama karena juga memberikan kurikulum product management di dalam bootcampnya. Itu bisa juga kamu pertimbangkan.

4. Job Guarantee Bootcamp UI UX


Salah satu yang sering menjadi acuan lainnya yaitu ketersediaan connector untuk menghubungkan ke perusahaan - perusahaan besar dengan role yang kita inginkan pasca bootcamp. Beberapa bootcamp menjamin para peserta bootcamp mendapatkan pekerjaan dan membantu hingga mereka bekerja dengan fasilitas coaching, konsultasi karir atau juga memberikan refund 100% jika tidak diterima bekerja dalam jangka waktu tertentu. Kamu tertarik? Bagi yang belum bekerja pasti tertarik bukan.

Tapi ada pertimbangan juga bagi yang ingin switch karir dan ingin bekerja apa membutuhkan fasilitas ini. Kira - kira bisa cari pekerjaan sendiri kah? Itu balik lagi kamu yang menjawab. Saya sendiri yang switch karir awal dulu sempet kepikiran mencari bootcamp dengan jaminan demikian, tapi hal yang menyulitkan adalah karena saya sudah terikat kontrak kantor yang cukup sulit prosesnya, sehingga ada keraguan saya mengikuti bootcamp dengan jaminan demikian. Jadi menurut pandangan saya, fleksibilitas pembiayaan dari program bootcamp itu sangat penting.

Hacktiv8 sejauh ini saya sudah melakukan eksplorasi memang menyediakan secara langsung untuk job connectornya. Tapi detailnya sulit untuk dikulik lebih dalam. Sedangkan Rakamin Academy memberikan job connector seumur hidup dengan harga yang sama dan harisenin.com juga menyediakan pilihan job connector atau tidak menggunakan layanan job connector dengan harga berbeda. Mereka juga ada program melakukan hiring para graduatenya dan memberikan jaminan 110% untuk garansi mendapatkan pekerjaan impianmu. Informasinya bisa cari tahu disini ya.

5. Program Tambahan Bootcamp UI UX


Salah satu elemen lainnya yang jadi kriteria memilih bootcamp adalah program tambahan yang diberikan, seperti Free Class, Team Buddy atau Fasilitator, 1on1 Career Support, juga metode pembayaran sistem cicil / paylater dan juga program real project (internship) . Elemen - elemen ini yang perlu kamu perhatikan juga ya. Kira - kira mana yang menjadi kebutuhan kamu memilih bootcamp yang tepat.

Untuk free class sendiri, Rakamin dan Harisenin unggul dengan memberikan layanan coba kelas seperti ini. Selain itu untuk teman belajar sendiri, Harisenin memiliki team buddy sedangkan Hacktiv8 dan Rakamin tidak memiliki program ini. Apabila kamu butuh support pendamping belajar, harisenin mungkin bisa jadi pertimbangan nih.
 

Perbandingan Bootcamp UI UX 

 Kamu bisa lihat perbandingannya melalui tabel ini ya :



 Penutup

Nah, demikian ini sharing aku seputar bootcamp UI UX yang bisa jadi pilihan kamu memilih. Diriku feel free loh buat diskusi seputar bootcamp. Kamu juga bisa memberikan rekomendasi di kolom komentar untuk bootcamp mana lagi yang bisa kita bedah bareng yang pengen kamu cari tahu lebih lanjut.




 



Setahun yang lalu, tepat tanggal 20 Februari 2013. Saya diberi kesempatan spesial untuk menjadi pengajar di Kelas Inspirasi Pekanbaru. Loh kok bisa ? Sebetulnya ajang ini hanya boleh diikuti oleh para professional dan para praktisi. Niatnya iseng dan untuk mencoba ketika teman saya menawarkan link pendaftaran kelas inspirasi saat itu saya buru-buru mendaftar. Kebetulan sekali saat itu saya sedang bekerja di Riaupos ForUs edisi lingkungan mingguan. Saya menawarkan diri untuk memberikan inspirasi sebagai seorang wartawan.


 
 
 
 

Sudah lama banget ga cerita – cerita seru di blog ini dengan pemikiran pribadi. Di tengah berbagai hal baru yang diriku alami. Akhirnya mencoba lagi menulis hal bertema demikian di tengah keadaan diri yang sempat kehilangan minat melakukan apapun. Jadi rindu banget waktu 2016 lalu Ketika banyak tulisan – tulisan seputar pemikiranku rilis di blog ini.
 
Oke mari kita mulai, sebelum menjawab pertanyaan diatas. Diriku mau kasih gambaran sedikit tentang keadaan digital saat ini. Jadi sebenarnya trigger dari judul diatas adalah fenomena banyaknya edtech baru yang akhirnya menjamur. Serius banyak banget. Sampe kita kayaknya bondong – bondong ikutan kelas online sana sini. Semua itu dimulai ketika pemerintah meluncurkan program prakerja, kemudian berlanjut dengan kampus merdeka, dan juga kelas online yang sudah dipahami oleh masyarakat kita karena kebijakan PPKM.
 
Awal – awalnya mungkin masih bisa kita kenali, seperti ruangguru yang kemudian meluncurkan Skillacademy. Kemudian maubelajarapa, yang mana aku juga sekarang baru menjadi bagian tim mereka. Ada juga Binar Academy, Glints, dan kian bertambah dari waktu ke waktu. Program yang ditawarkan juga banyak dan beragam. Ada sistem belajar online, mentoring, coaching, berbentuk rekaman video, dan juga bootcamp yang saat ini sangat popular. Setiap ed tech (education technology) peningkatan skill benar – benar membuat promosi bootcamp besar – besaran mulai dari harga Rp 500.000 sampe harga yang sangat fantastis yaitu belasan hingga puluhan juta.
 
Kok bisa sampai puluhan juta? Banyak yang mengambil program bootcamp ini, dengan harapan adanya bimbingan dari para mentor yang dianggap sudah mumpuni di bidangnya. Selain itu jaminan job connector atau penempatan kerja di perusahaan besar. Bahkan dijanjikan mendapatkan gaji cukup fantastis.
 
Fenomena ini jadi ngingetin diriku sama viralnya semua produk yang memiliki relevansi dengan identitas muslim, seperti hijab, kosmetik halal wardah dll, di saat itu banyak bisnis fashion berlomba – lomba membuat brand fashionnya sendiri. Selanjutnya menjamur brand perawatan kecantikan dan skincare yang pilihannya makin beragam, sampe pusing sendiri sih diriku. Semua itu masih kita rasakan hingga sekarang nuansanya.
 
Tapi balik lagi, bisa saja fenomena ramai belajar ini mungkin hanya relevan bagi anak – anak millennials, Gen Z saja. Dibandingkan generasi – generasi lainnya. Jadi apa bener kita jadi candu belajar? Teman – teman bisa jawab sendiri, kenapa sih rajin ikut kelas – kelas online ? Apa yang pengen dicapai sih?
 
Baca Juga : Nulis Bermanfaat, Nulis Bermartabat
 
Sejak influencer di bidang pendidikan makin terdepan, mengubah cara pandang “belajar” di Indonesia menjadi sesuatu yang keren. Jujur seneng banget sih, menjadi pintar atau dianggap pintar menjadi sesuatu yang dikejar banyak orang. FOMO? Iya bagian dari itu. Tapi kalo FOMO nya hal yang baik menurutku itu perlu dibudidayakan sih ya. Inget gak? Momentum Maudy Ayunda yang berbincang bersama Mba Najwa Shihab yang bilang “kita suka banget belajar dan ujian”, dengan tawa yang jenaka di sebuah video youtube yang ditonton jutaan orang itu. Orang – orang berpengaruh seperti itu benar – benar membuat statement yang sangat mengubah sebagian besar masyarakat kita. Publik pasti bertanya – tanya “ Kenapa ya mereka suka? Kenapa ya aku ga sesuka mereka?” *ini netijennya adalah aku. Hahahah.
 
Publik pun dihantam fakta kompetisi menjadi sukses saat ini benar – benar mengocek emosional. Maudy Ayunda contohnya, sosok yang menjadi panutan karena pendidikannya berkuliah di dua universitas terbaik dunia. Bisa dibilang sulit ditembus masyarakat kita. Ia jadi sebuah standar yang sering dijadikan bahan komentar netijen “Kasian ya tetangganya maudy ayunda” dengan arti bahwa setiap orang tua menjadikan maudy ayunda menjadi contoh anak yang sukses dan dapat dibanggakan, dan dibandingkan untuk jadi bahan motivasi anaknya agar sukses seperti dia. Hayo siapa yang dibanding – bandingin? *puter lagu farel.

 
Belum lagi kehadiran Jerome Polin yang membuat citra anak – anak pinter berbalik 100% yang dulunya dianggap nerd, tidak seru, sangat serius, tidak pandai berbicara, bahkan tidak keren. Jadi sesuatu yang, wah ternyata jadi orang pinter itu ga melulu punya karakter seperti itu. Jerome membuat citra belajar adalah sesuatu yang keren yang harus diadaptasi dan dicontoh.
 
Sayangnya percepatan minat akan belajar ini, tidak seiring menurutku dengan akses pembelajaran dan pendidikan sekolah formal. Diriku merasa banyak kurikulum baik itu sekolah ataupun jenjang perguruan tinggi masih jauh sekali tertinggal untuk bisa adaptif dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Ga jauh – jauh soal saya lulusan Ilmu Komunikasi. Mungkin secara fundamental saya banyak dapatkan banyak ilmu di dunia kampus. Tapi secara implementatif yang siap menghadapi kompetisi ini, sulit kalo tidak bergerak di saat masih kuliah. 
 
Kegiatan magang dan organisasi benar-benar membantu mengembangkan diri. Syukurnya, sejak pandemi. Transformasi itu pelan – pelan mulai digerakkan, seperti kampus merdeka juga praktisi mengajar. Kadang ngerasa nih diriku yang lulus >5 tahun lalu, wah bener – bener beruntung ya teman – teman gen z saat ini dengan kesempatan yang ada. Tidak seperti diriku dulu dapat info internship atau part time dari koran lokal atau relasi organisasi hihi.

Diriku sih berharap, pergeseran mindset soal kegiatan belajar menjadi sesuatu “hal baik” ini adalah harapan buat generasi kita lebih memaknai belajar adalah kebutuhan dan juga fitrah sebagai manusia yang “menjadi manusia” karena belajar. Walaupun diawali niat yang tren dahulu, kedepannya semoga esensi belajar dan menjadi manusia beradab, *tugas selanjutnya kita nih* benar – benar tertumbuh di diri setiap insan anak negeri. (wadaw bahasanya dalem banget)
 
Baca Juga : Catch Your Dream Jobs
 
Tapi sekedar saran bagi teman – teman yang ketemu tulisan ini, atau emang sengaja baca. Ada beberapa pemikiran yang mungkin bisa jadi bahan renungan untuk menyikapi apa yang yang terjadi. Nasehatnya untuk diriku juga.

1.    Tetapkan Goals  (Tujuan)

Ketika kita punya goals spesifik akan mudah kita memantau bagaimana kita berkembang dalam belajar dan bertumbuh. Walau mungkin di tengah jalan ketemu momen, “duh aku kok ga berhasil – hasil ya di jalan ini apa bener ini jalan hidupku” Aku pun juga pernah di momen ini. Bahkan baru terjadi beberapa bulan lalu. Semua itu bisa jadi karena kita sedang dalam keadaan ego yang tidak stabil. Bisa juga ngerasa punya capaian yang mungkin terlalu lebar untuk kita melangkah. Tetapkan tujuan sederhana dengan poin – poin kecil yang bisa kita capai satu per-satu.

Semisalnya ingin ambil kelas belajar digital marketing, tapi mungkin kita di ranah pekerjaan berbeda. Tapi karena ngerasa, kok aku gini – gini aja ya apa ambil kesempatan ini. Lagi – lagi pikirkan dulu. Apa bener mau switch karir? Pengorbanan apa yang dilakukan? Biaya dan resiko apa yang didapatkan. Baca peluangnya dan coba pahami diri sendiri lebih dalam lagi.

2.    Stop Membandingkan


Jadi inget lagu yang viral belakangan ini, lagu Ojo dibanding bandingke. Bener – bener relevan lagunya sama keadaan kita yang sekarang hobi banding – banding dan juga jadi kaum mendang-mending. Jujur, bener – bener capek ketika kita hidup dalam ranah banding – banding.

Baik dari skala sukses belajar, mungkin pencapaian kepemilikian, atau juga karir dan keluarga. Inget aja kalo kita punya dunia yang berbeda dengan jalan hidup dan garis perjuangan yang berbeda.


3.    Pelan – Pelan Aja

Bagi orang perfeksionis atau juga orang yang rasanya buru – buru mau cepat sukses dan kaya raya. Kita kayak memaksakan banyak hal. Hidup hustle culture *ini reminder buat aku hiks atau memaksakan segala sesuatu berjalan sempurna.

BIasanya aku afirmasi diri kalo udah mulai tu, kena virus buru – burunya trus menyalahkan diri kalo ga bisa menyelesaikan masalah, menghadapi masalah, atau ga mengerjakan pekerjaan sempurna. Coba katakan ini “pelan pelan yuk diri ini, ga semuanya instan dapat terwujud, ada proses yang mungkin harus dilewati. Sabar yuk menghadapinya”

Baca Juga : Kebiasaan Baik, Capai Impianmu

4.    Jangan Dengki

Salah satu penyakit hati itu adalah dengki. Apa aja tanda – tandanya kalau sudah terjangkit? Kita ga senang dengan kesuksesan orang lain. Kita ga rela orang lain sukses, kita berusaha mencari celah mereka untuk menutupi kekurangan kita bahkan dengan ingin menjatuhkannya.

Kalau ada hawa seperti ini, tandanya kita udah terjangkit sama penyakit ini. Pelan – pelan yuk perbaiki diri agar ga timbul perasaan seperti ini.

5.    Cari Teman Bertumbuh

Ga semua teman itu bikin kita bertumbuh. Malah mungkin kita ga sadar, kita di tempat yang sama gitu aja dalam jangka waktu yang lama tanpa ada perubahan yang berarti. Itu tandanya kita perlu mengembangkan pertemanan.

Lebih bahaya lagi kalau malah ketemu teman yang bikin kita jadi rendah diri, ga berkembang, atau malah sering bikin kita down. Carilah teman yang selalu mendukung dan juga menasehati kamu kalo udah kelewat jalur ga tidak semestinya. Lebih seru lagi, cari teman yang mau sama sama bertumbuh dan belajar bareng. Mantep banget tu belajarnya makin semangat.

Jadi beneran orang – orang lagi candu belajar? Apakah kamu termasuk orang – orang yang ikut semangat dengan fenomena ini untuk senantiasa belajar. Sharing di komentar yuk!

 
 

Sudah hampir satu bulan saya saat ini merasakan oase dunia yang sebenarnya alias dunia kerja. Walaupun sebelumnya ketika awal perkuliahan saya sudah bekerja sama halnya saat ini. Ada dinamika berbeda yang saya hadapi. Setiap pekerjaan itu memiliki style yang berbeda, kedisiplinan, baik itu waktu, aturan – aturan, budaya kerja. Tergantung dengan menjadi acuan atau target dari program kerja. Well, sejauh ini pekerjaan yang saya geluti sebelumnya hanya ketat di perkara deadline, maklum wartawan. Tapi untuk budaya dan suasana kerja sangat fleksibel. Kita bisa merasakan hal menyeramkan kalau dalam situasi konflik, atau merasakan kekenyangan kalau ketika menghadiri acara yang mengundang wartawan hehehe.. pengalaman.
Tapi kali ini saya diberikan momentum yang sangat berbeda dari sebelumnya. Harus tepat waktu, disiplin dengan jam kantor yang padat dan lembur. Lalu menjadi sosok "power ranger's". Saya menyadari bekerja dibidang bisnis dan marketing itu adalah sosok power rangers, yang harus siap menjadi apa saja.
Seperti beberapa minggu belakangan, saya harus berganti jubah menjadi dokter, perawat, terkadang jadi MC dan juga guru TK. Yups, cukup menyenangkan.

Nah, sampai akhirnya saya menyadari mengapa berorganisasi itu sangat penting dan perlu. Dimana banyak dari kita yang masih asik dengan aktivitas yang kaku. Alias diem dirumah pasca pulang dari kampus dan sekolah. Ketika kita berada di dunia sebenarnya, ketika kita tak memiliki kemampuan soft skill untuk berkomunikasi, percaya diri, mengorganisasikan sesuatu. Saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi dalam diri kita bila kita tidak memiliki pengalaman berorganisasi apapun. Walaupun pekerjaan yang kita geluti sangat menarik dan sangat dekat dengan jiwa atau passion kita.

Saya sadar bahwa ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan di organisasi lebih aplikatif ketika saya bekerja. Baik itu perusahaan besar ataupun startup yang masih merintis. Ketika berorganisasi kita belajar untuk berhadapan dengan dunia nyata, setidaknya dalam konflik nyata yang minimalis di lingkaran kecil kita. Baik itu konflik kecil bersama teman satu divisi, barangkali dengan ketua, atau dengan keluarga karena apa yang dikerjakan. And then, semuanya bakal dirasakan ketika memang sudah didunia nyata. Kita diberikan tanggung jawab baru, yakni menjadi dewasa dan juga diri sendiri. Kita diberi tantangan untuk menjadi diri yang terdidik, bermoral, santun. Attitude adalah pelajaran berharga yang seharusnya di dapatkan, tapi sayang pembelajaran ini hanya di dapatkan di keluarga, gitu kata Ibu saya yang sering menasehati saya. Jika pun ada dalam organisasi atau pun pendidikan formal sangat sedikit sekali penerapannya, lebih banyak teori – teori yang kita dapatkan.

 
Dunia sebenarnya kejam ? 
 
Stereotip yang sering dikatakan banyak orang. Yaaps, kejam bagi orang – orang yang tidak mempersiapkan diri dari awal. Bagi orang – orang yang sudah berpikir maju selangkah, ia sudah mempersiapkan diri dengan berlelah – lelah dan berletih – letih untuk mencari pengetahuan lebih banyak ketimbang orang lain. 

Tantangan ini dinamis, semakin lama kian menarik. Kita sebagai pemuda masa depan harus ekstra lebih keras jika tidak ingin ketinggalan. Berita seliweran tentang PHK besar – besaran, teknologi yang menjadi teman, dalam isu seringkali menjadi menjadi momok menakutkan untuk menggantikan tugas manusia.
Kreativitas, inovasi, dan nilai yang menjadi penyelamat itu, tidak akan mudah dimiliki bila tidak dalam usaha keras untuk mendapatkannya. 
 
Biar deh orang bilang kita sok sibuk dengan kegiatan, biar deh orang bilang kita terlalu serius, biar deh orang lain mengatakan ini dan itu tentang apa yang kita jalani.

Toh, hidup kita yaa kita yang menjalani seperti apa. Mau kita kedepannya sukses dan mudah dalam hidup ? atau dalam gelimang penyesalan.
Yuk, kita siapkan masa depan mulai dari sekarang. Bagi kita yang belum sadar walau sudah berada di dunia sebenarnya, ayo segera bangun. Jika ingin mimpinya terwujud.


http://cdn4.themelab.com
         Ide ini muncul seketika untuk sharing tentang bagaimana caranya nge-blog itu. Tidak terhitung sudah teman - teman yang meminta saya untuk mengajari mereka cara membuat blog dan asesoriesnya. Sekedar sharing, saya sendiri sudah melakukan blogging sejak mengenal internet. Widiw, saya orangnya kepo bingits. Saya masih ingat ketika era menjamurnya warung internet. Saya selalu mensisihkan uang jajan untuk ke sana. Ada masanya saya ketagihan main game. Tapi ternyata lebih asik saya belajar ngoding ketika jaman friendster merebak. Ketika kita sering berlomba - lomba mendandani friendster biar keren dilihat. Nah, disana saya pertama kali bertemu bahasa ajaib html.

Nah, bagaimana sih cara memulai nge-blog ? Ini cara - cara saya lakukan sebelum dan sekarang.

  1. MULAI DARI SEKARANG
         Saya memulai blogging di blogspot itu tahun 2007 lebih kurang SMP kelas satu. Tapi saya sendiri sudah memiliki blog di laman friendster yang disediakan. Sebenarnya blogging dulu saya pikir hanya diary yang berbentuk digital. Tapi ternyata bisa dibaca semua orang. Well, postingan saya pertama kali adalah curhat layaknya dibuku diary. Namun sekarang sudah dihapus hal yang beraroma demikian. Walau masih sedikit menyelipkan cerita ga penting seperti di postingan ini juga hehe. Ketika mulai blog, kita mulai dari sekarang. Mulai dari menyiapkan konten yang ingin disampaikan. Untuk para pemula. Di awali dengan cerita pengalaman seperti layaknya diary sebelum menemukan hal yang pas. Bisa menggunakan berbagai wadah blog beragam versi yang sudah banyak sekali, dari yang paling jadul sampai tercanggih. Ada blogspot, wordpress, tumblr, medium, dan masih banyak lagi.
       Teman - teman bisa search di Google. *dont be lazy people* . Kira - kira yang mana cocok untuk kita. Baik itu mencari tahu baik buruknya dan plus minusnya. Tapi kalau saya sarankan, untuk pemula bisa menggunakan blogspot. Selain cukup ringan, banyak fitur yang mudah buat kamu untuk mendandani blognya buat bagus terlihat. Tapi bila teman - teman orangnya agresif dan mobilitas tinggi bisa menggunakan tumblr yang fitur mobilenya cukup lincah dan asik digunakan.


2. BELAJAR CODING

     Kalau kamu niat untuk menjadi blogger sejati. Kudu belajar coding setidaknya hal yang dasarnya. Teman - teman pasti mengeluh. Emang blogger harus gitu yaa ? Sebenarnya kalau kamu punya budget banyak untuk meminta oranglain yang kompeten untuk mengurusi blog atau website, bisa saja. Tapi dengan belajar coding, setidaknya bisa menghemat sesuatu bahkan menghasilkan.
Saya pribadi, sebagian besar belajar otodidak untuk membangun template. Kalau kamu suka tantangan, coding itu cukup menantang untuk dipelajari karena kerumitannya. Di awali ketika SMA saya mendapatkan beberapa materi dasar coding yang saya kembangkan dengan mengerjakan beberapa proyek sederhana blog atau website instansi dan juga mengikuti kompetisi blog.
Alhasil, cukup terasah untuk membuat dan editing template dasar bahkan saya mendapatkan penghasilan dari kegiatan editing tersebut. Hingga saking ingin niatnya memperdalam, saya mengikuti kursus singkat selama beberapa bulan mempelajari hosting dan database membangun website dinamis. Php MySQL.  Lagi - lagi namanya skill butuh praktek. Jadi asah terus kemampuan kita. Seperti kata pepatah ala bisa karena biasa.
Satu lagi, dengan tampilan template yang baik dan bagus itu juga menambah hasrat kita buat produktif menulis loh.

3. GOOGLE PUNYA SEGALANYA
     
     Disini bukan ingin ikut mempromosikan perusahaan raksasa ini, tidak promosi aja kita setiap hari sudah menggunakan.  Google punya segalanya buat menfasilitasi kamu baik itu belajar dan juga mendapatkan sumber inspirasi. Misalnya, kamu searching cara 'membuat konten yang menarik atau bermanfaat' atau tips biar trafik blog kamu tinggi'. Tinggal ketik, trus klik enter dan wussh! segala macam hal yang berkaitan yang kamu cari ketemu Kita kadang terlalu malas untuk belajar, padahal sekarang segalanya dipermudah. "Teknologi ada bukan untuk membuat kita malas, melainkan untuk kita makin produktif dan banyak berkarya" ~ saya qoute. hehehe
Tapi sayangnya ini nih, seorang blogger kadang kekurangan bahan sehingga kita sering melakukan plagiat! Be yourself guys ! Konten kamu akan di blacklist oleh google kedepannya di pencarian karena melakukan duplikasi konten. Perkaya keilmuan dan kontribusinya deh, di dunia persilatan online.

4. TARGET
 
http://blogerish.com

    Nah ini paling penting! Untuk apa blog dibuat bila tidak ada isinya. Bikin target buat kamu mengisinya. Mulai dari bulanan, mingguan, hingga harian. Tidak perlu berlebihan, kamu bisa bikin reminder di handphone buat jadwal kamu menulis. Bisa juga kamu awali dengan curhat dulu untuk belajar menyalurkan pikiran, yang penting dimulai dulu deh. Saya sendiri perlu momen khusus untuk menulis blog. Saat ini saja saya masih dalam hitungan target bulanan, dan itu masih kalah dengan teman - teman blogger yang postingannya sudah ribuan post dan juga rutinnya sudah hitungan harian. Itu jadi challenge sendiri buat teman - teman.

5. DIFERENSIASI : BE YOURBLOG-SELF

    Wah istilahnya tinggi banget. Diferensiasi itu pembeda kita dengan yang lain. Blog itu juga gambaran bagaimana diri kita. Tidak usah memaksakan diri untuk sama dengan blogger kece lainnya. Ada mungkin kita yang lirik - lirik blog teman - teman yang sudah menghasilkan banyak iklan karena kontennya menarik dan trafik penggunjung yang tinggi. Ada juga yang jadi stalker sejati buat curi - curi materi dari blog tetangga. Capek banget tentunya. Jadilah diri kamu sendiri, cukup dengan cara menemukan minat dan ketertarikan kamu dengan sebuah konten atau juga sudut pandang. Apa itu kuliner, marketing, sosial, dan lain-lain. Sampaikan argumennya melalui tulisan. Kamu bisa saja menambahkan teori - teori, tapi tidak menganggu argumen kamu tapi sifatnya mengguatkan. 

6. BANGUN KONTEN POSITIF
   
www.unlockdemocracy.org
Pastikan konten yang kamu sajikan adalah hal yang positif. Tidak mengajak pada hal buruk, karena teknologi saat ini memudahkan kita mengumpulkan pundi pundi pahala ataupun dosa. Mudah saja bagi oranglain untuk membagikan apa yang kamu sampaikan. Jika buruk bisa berkali lipat dosanya jika disampaikan ke orang banyak, begitu halnya juga kebaikan. Be ware ! Membangun konten positif tentunya juga dibangun dari pribadi yang positif pula. Boleh saja menyampaikan kritik, tapi sampaikan dengan baik dan juga solutif. Jangan salah ceplas ceplos bikin oranglain yang membaca bikin panas, atau bicara hal tidak baik ke yang lainnya.

7. BERBAGILAH
    
        Hal paling penting, selain konten kamu yang akhirnya dibaca oranglain kemudian bermanfaat. Disini juga momentum oranglain mengoreksi tulisan kita, apa benar baik, buruk atau perlu tambahan. Saya juga berusaha membuka kesempatan seluas - luasnya buat teman - teman untuk mengomentari, mengapresiasi atau bahkan menambahkan di website ini. Alhamdulillah, saya mendapatkan banyak apresiasi ke e-mail saya tentang konten yang saya rutin tulis. Biasanya saya membalas surel sambil menyertakan pertanyaan atau survei sedikit pendapat pembaca tentang tulisan saya, apakah baik atau perlu diperbaiki. Berbagilah di sosial media yang kamu miliki.

Nah itu dia, 7 Cara versi saya menjadi blogger keren. Tips yang terlalu umum menurut saya hehe. Tapi itu yang saya lakukan setidaknya bisa teman - teman aplikasikan atau membuka inspirasi. Satu hal lagi yang paling dasar. NIAT ! Niat adalah awal dari segala tindakan. Niatkan membuat blog untuk hal baik, bukan untuk hal lain. Jangan bikin blog karena gaya-gayaan, atau pengen dapat uang, atau hal lainnya. Niatkan dulu membuat blog untuk belajar dan berbagi. Masalah ada atau tidaknya plus - plus lain itu bonus bukan tujuan. Ingat ! Niat itu menentukan hasil :)

Selamat Jadi Blogger Sejati :D


------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates