POWER OF CIRCLE

by - Januari 16, 2015


Mungkin teman-teman tahu istilah circle yang memiliki Google+. 
Di era sosial media saat ini memudahkan kita berkenalan dengan banyak orang, bertemu bahkan berbagi apapun walaupun dalam konteks pertemanan secara realitas itu kita tidak mengenalnya secara penuh. 

Hal yang saya akan bahas kali ini adalah kekuatan dari sebuah lingkungan atau istilah saat ini networking atau circle.
Sebagian besar kita mengabaikan hal ini. Ada orang yang mudah bergaul dengan siapa saja, ada yang memang memiliki karakter tertutup dan sulit beradaptasi dengan orang baru, dan masih banyak karakter manusia yang beraneka ragam dalam bertemu dan berkomunikasi baik itu orang lama ataupun orang baru.

Saya berkuliah di jurusan komunikasi ada satu matakuliah wajib yakni teori komunikasi. Jujur saja, menguras pikiran dan otak untuk memahami berbagai teori dan analisis dari para professor komunikasi yang memiliki latarbelakang keilmuan berbeda. Ada yang memandang dalam sudut psikologis, antropologis, sejarah dan lainnya sesuai basic keilmuan yang ia pelajari sebelumnya. Komunikasi its complex. Bicara circle tentu berkaitan dengan hubungan pertemanan, persahabatan dan juga persaudaraan. Orang yang memiliki teman yang banyak memiliki karakter yang easy going dan mudah beradaptasi dengan siapa saja. Hal ini memungkinkan ia untuk menjadi pribadi yang open minded atau berpikiran terbuka.

Power of circle. Kekuatan pertemanan dan persahabatan. Saya memiliki karakter ambivert menurut saya (mengetahui dari kuis di internet). Ada masa dimana saya bersikap ekstrovert dan ada masa saya bersikap introvert. Almarhum ayah saya pernah berpesan sebelumnya “Perbanyaklah temanmu kak ..” (panggilan ayah kepada saya sebagai anak sulung) kalo papa lebih baik ga punya uang sepeserpun kemana-mana daripada tidak punya teman” Hal inilah yang memotivasi saya untuk tidak malu membangun pertemanan kepada siapa saja dan dimana saja. Padahal sebelumnya saya memiliki masalah dengan hal ini.

Jika ingin flashback perjalanan pribadi saya dari sejak saya sekolah dasar, saya selalu memiliki permasalahan pertemanan untuk mencari yang cocok dan benar-benar dekat. Saya tipikal memilih-milih untuk bercerita hal yang sifatnya pribadi kepada teman. Sampai ada masa ketika SD saya mengalami depresi akut yang membuat saya tidak ingin ke sekolah karena ‘rasa ketidakpercayaan’ itu. Mudah sekali depresi sampai saya duduk di SMA sesekali saya mengalami hal berat itu. Sampai pada akhirnya saya sadar dengan karakter yang saya miliki ini. Lalu saya mencoba menerimanya bahwa saya memiliki karakter berbeda memiliki cara khas sendiri untuk berteman dekat. Saya terkadang salut dengan teman saya yang memiliki sahabat dari kecil hingga ia kuliah seperti saat ini atau gambaran persahabatan di geng mading si cinta (film AADC). Sesekali saya bertanya, kenapa bisa mereka mempunyai ikatan yang kuat seperti itu. Terkadang ada rasa iri, tapi balik lagi ke diri sendiri . Kita diciptakan memiliki karakter dan juga sifat yang berbeda. Saya menerimanya.

Well, kekuatan sebuah jejaring itu penting, bagaimana memposisikan diri kita ketika bertemu orang baru, memperbaiki sebuah hubungan, mengendalikan persepsi kepada seseorang, hal itu kompleks sekali. Jika ingin kita menjadi orang hebat dan luarbiasa bertemanlah dengan orang yang luarbiasa. Jangan minder! Jika kamu ingin jadi pengusaha bertemanlah dengan mereka, berkumpulah dengan mereka, begitupula jika ingin menjadi penulis ataupun seniman dan hal lainnya masuklah dalam dunia itu dan lingkungan itu. Secara otomatis, kamu membuat sebuah kombinasi karakter dan juga kpribadian dari orang-orang sekelilingmu. Satu hal lagi, jangan salah artikan antara sahabat dan teman. Sahabat bukanlah orang-orang biasa, melainkan teman-teman yang istimewa mereka yang sebagian besar mempengaruhi pola pikir, kebiasaan dan karakter kamu. Sedangkan teman mereka adalah bagian dari hidup kamu yang dipertemukan Allah untuk tahu satu sama lain .. Hanya sekedar tahu.

Namun, teman bisa saja menjadi sahabat. Biasanya karena memiliki kesamaan visi dan misi serta hal-hal yang memiliki interest yang sama.Bukankah dalam sebuah hadits Rasulullah pernah mengatakan bahwa jika ingin tahu siapa orang itu, lihatlah teman dekatnya. Islam banyak menyampaikan perkara-perkara hubungan silaturrahim sampai kaidah-kaidah pergaulan yang sangat kompleks sekali. Mulai dari bagaimana menyapa oranglain, bersenda gurau, bahkan menerima sebuah kabar/informasi diatur oleh Al-Quran. Ketika saya belajar komunikasi dan dikampus saya, dan semakin saya pelajari. Saya begitu takjub dengan Al-Quran yang menyampaikan satu ayat tapi setara dengan kesimpulan dan jawaban akhir dari sebuah proses penyampaian informasi yakni komunikasi.

Saya berusaha membangun sebuah jaringan dan circle baik itu teman ataupun sahabat dengan terstruktur. Baik itu twitter, facebook, dan teman sekeliling. Bukan berarti saya pilih pilih teman, melainkan saya berusaha berteman dengan hal hal positif sehingga membuat pribadi saya juga positif. Facebook misalnya, saya membangun jejaring dengan orang-orang yang memiliki visi dan juga misi yang sama atau memiliki interest yang sama. Misalnya saya suka menulis, saya mencoba menjalin pertemanan dengan penulis siapa saja. Atau pengusaha begitu juga. Karena itu tadi ketika kita menjalin sesuatu hubungan itu sama hal seperti sel dendrit yang ada di sistem syaraf kita (flashback biologi) masing-masing kita membawa lingkungan sendiri. Maksudnya adalah tiap pribadi kita membawa ribuan teman dan sahabat yang ia kenal dari sejak ia mulai bersosialisasi pertama kali hingga sekarang. Saya lupa teori persisnya. Ini salah satu penjelasan satu teori komunikasi yang sudah diuji. Maka dari itu semakin kita mempeluas pertemanan, seringkali kita akan menemukan teman yang sama titik muara dan ikatannya dan langsung berceletuk "Eh, ternyata kamu teman-nya si itu yaa.. waah kok bisa kebetulan banget yaa.. sempit banget dunia yaa" (selalu mengalami hal itu)

Kita itu terikat satu sama lain, dan membawa rangsangan seperti halnya yang dibawa oleh sel saraf kita. Coba deh telisik, kalo ada orang bersuara mengenai hal atau beropini sesuatu di sebuah kelompok, pesan yang disampaikan itulah rangsangannya dan terdengar oleh kelompoknya dan akhirnya kelompoknya setuju ataupun pandangannya termodifikasi oleh pesan orang tersebut.

Maka saran ketika membangun sebuah pertemanan, usahakan timeline facebook dan twitter anda berisi orang-orang yang positif yang memberikan pikiran-pikiran yang baik.
Jangan sungkan atau takut untuk berteman dan berbicara tentang apapun kepada orang yang anda anggap memiliki keilmuan yang bagus tentang apa yang ingin kamu pelajari. Sekarang kamu mudah menyampaikan apapun bahkan presiden sekalipun karena adanya sosial media. Ketika kamu menunjukkan karakter dan kepribadian yang baik terhadap orang tersebut ia takkan sungkan berbagi ilmunya pada kamu. Manusia itu memang sudah fitrahnya berbagi :)

Benar adanya ayah saya berbicara tentang pertemanan. Untuk apa kita memiliki harta segudang tapi musuh juga sama banyaknya. Kita hidup di dunia ini untuk saling melengkapi, membutuhkan, mengisi, menyempurnakan. Makanya manusia itu diciptakan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Salah sekali arti jikalau kita berpikir rejeki itu adalah melulu soal harta dan uang. Rejeki itu juga berupa silaturrahim, pertemanan, kesehatan, kesempatan, dan waktu. Membangun sebuah pertemanan dan networking yang baik bukan serta merta untuk bikin fansclub buat jadi artis, tapi kita membangun sebuah identitas diri untuk bermanfaat dan juga tempat menerima manfaat dari teman-teman kita. :)
Yuk recovery pertemanan kamu, bikin lingkungan dan teman-teman kamu menjadikan kamu powerful dengan potensimu!

---
For your inspiration

You May Also Like

2 comments

  1. Di era socmed sekarang ini, lingkar 'pertemanan' kita jadi lebih meluas ya. Dulu gak pernah kebayang bisa ngobrol dan diskusi langsung dengan penulis idola ehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa kak , kita bisa ngobrol sama orang-orang siapapun yang kita pengen :)

      Hapus

What's your opinion about this article ?