facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • About Me
  • Life Style
    • Self Improvment
    • Financial Talk
    • Women Talk
    • Parenting
    • Education
    • Eco Living
  • Travel Content
  • My Project
    • Digital Writing Studio
    • Lampung Digital Academy
    • ThinkMe Project
  • Disclosure
  • Contact

Melati Octavia Journal



Ada banyak hal yang kita inginkan memiliki rasa sepaham dengan diri kita. Kadang ego merajai hingga kita merasa sendiri di suatu masa. Kali ini saya belajar bahwa sejatinya, memahami adalah maksud Tuhan mempertemukan saya denganmu. Kamu merupakan orang-orang baru yang setiap kali hadir bertemu dan menyapa. Berusaha memahami setiap kalimat-kalimat terlontar di bibir ini. Berusaha mengerti bahwa kita berbeda dan kemudian Tuhan menyampaikan sebuah cerita bahwa ada hal yang sama-sama harusnya kita lengkapi. Bahwa Tuhan menciptakan kita tidak sendiri. Agar kita mengerti bahwa kurang dan lebih itu adalah indah, bahwa resah dan gelisah bercampur sebuah makna adalah sebuah pemahaman yang seharusnya dihadirkan.

Kali ini, saya kembali memetik sebuah makna akan adanya sebuah pertemuan. Entah itu dengan orang baru, entah itu kawan lama, apa itu mereka yang pernah mengisi ruang-ruang dalam relung kita masing-masing. Kita disini berusaha mengerti, terkadang adakalanya melawan ego adalah sebuah pengorbanan yang melahirkan makna bahwa sejatinya kita diinginkan untuk memahami lebih dahulu barulah kita dipahami.

Memahami menjadi sebuah tujuan sebuah pertemuan. Menyamakan kata, makna, bahkan sesuatu yang bernama hati.
Pembelajaran yang saya dapati dalam sebuah pembelajaran mengenal, mengetahui, bahkan mencoba untuk menyelaraskan.

Sebagian besar rasa resah dan gelisah disebabkan karena ketidakpahaman kita. Ketidakpahaman kita akan maksud diri sendiri, ketidakpahaman visi. Bahkan ketidakpahaman pada lingkungan yang ada disekitar kita. Belajarlah memahami. Bahwa cinta yang hadir karena pemahaman yang tinggi akan membuat sebuah energi yang besar. Pemahaman akan mengajarkan kita bentuk perbaikan diri, mengajarkan kita tentang kehidupan. Bila masih tersendat, pertanyakan. Berarti kita hidup dalam ketidakpahaman. Sama halnya ketika kita belajar mengenal Allah. Manusia yang baik tentu akan senantiasa mengenal Tuhannya dan berusaha menjadi sesuatu yang diinginkan oleh Tuhannya.

Bantu saya memahami kamu :)

-------
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Judul kontroversial menurut saya. Bisa diarahkan kepada kegiatan galau-isme atau hal hal berunsur politis-isme. Well, untuk aktivitas saat ini saya berusaha melakukan perenungan lebih dari biasanya. Merenung sekaligus menverifikasi kebenaran dan ketidakbenaran yang sekarang jadi sebuah kesamaran. Berusaha menjadi lembut entah kenapa hal kelembutan menjadi sudut pandang saya belakangan. Saya selalu melihat tulisan saya yang terlalu tegas dan terkadang mengerikan hehe. Itu pendapat pribadi saya sih. Mungkin basic menulis di koran dahulunya menjadikan saya pribadi yang kritis dan frontal hehe.

Bercerita tentang janji dan harapan. Setiap manusia punya harapan bukan. Harapan untuk hidup lebih baik, hidup lebih lama, hidup bahagia dan sejahtera. Harapan akan tercapai ketika sebuah janji tertunaikan. Seperti sebuah sinergi antara hukum permintaan dan penawaran.
Kali ini saya membicarakan janji dan harapan secara umum. Sudut pandang mana, silahkan readers temukan sendiri dari sudut mana ingin diambil. Apakah dari sudut politis-isme atau galau-isme. Saya yakin pembaca mengerti apa yang saya maksud.
Belakangan lalu, kita dikabarkan sebuah isu mengenai demo mengenai tuntutan janji-janji presiden kita kepada rakyat. Bukan menjadi isu lagi melainkan realita. Sejak tergabung di forum indonesia muda yang notabene juga merupakan para aktivis luarbiasa yang menyuarakan idealisme. Detik-detik hari dimana kesepakatan untuk terjun berorasi menjadi hal yang hangat dibicarakan di forum kami di sosial media. Berbagai seliweran berita yang barangkali teman-teman tahu, tentang aksi foto-foto makan malam, isu sini dan sana. Jujur saja, saya kelimpungan mencari lebih banyak tabbayun dan memverifikasi. Karena berita kebenaran menjadi hal yang mahal menurut saya belakangan ini. Apakah apatis? No, bersuaralah dengan bijak.

Well, kali ini saya tidak berbicara demikian. Itu hanya intermezzo seputar keterkaitan sebuah janji dan harapan. Sebuah janji yang disampaikan oleh pemerintah yang memiliki kekuasaan kepada para rakyat yang menaruh harapan besar agar hidup mereka lebih baik karena pemerintahan baru. Bukankah itu yang menjadi fokusnya ?
Coba kita kembali kepada esensi sebuah harapan dan janji. Pernahkah kamu merasa berharap kepada oranglain ? Tentu pernah, berharap dia melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dijanjikan sesuatu yang membuat kita makin berharap lebih banyak terhadap orang tersebut. *bukan curhat*
Setiap dari kita tentu punya harapan. Harapan terhadap diri kita sendiri, oranglain, sahabat teman, bahkan ada juga yang berharap dengan benda mati.
Namun, seringkali kita berlebihan berharap. Menaruh tinggi ekspetasi harapan kita. Bedakan harapan dengan impian. Harapan suatu perasaan dimana kita menginginkan sebuah realitas sesuai dengan ekspetasi. Keinginan sebuah hal itu terjadi, dan sebuah kepercayaan akan terjadi sesuatu di masa yang akan datang.
Apa yang biasanya terjadi bila harapan tidak sesuai ? Kekecewaaan tentunya. Imbasnya adalah hati. Hati menjadi imbas dari sebuah harapan yang tidak terwujud. Well, hal yang simpel yang ingin saya sampaikan mengenai janji dan harapan. 

“Jadilah kita manusia yang tak gampang untuk berjanji pada siapa saja, jangan membuat sebuah harapan-harapan pada orang lain jika kita menyadari kita tak mampu berbuat demikian. Jadilah pribadi yang berkredibilitas baik untuk berjanji dan selalu menepati. Dan juga jadilah kita manusia yang hanya berharap pada Tuhan, jangan seringkali berharap berlebihan pada manusia”

Sebaik-baik hati yang lapang ketika mampu mengendalikan harapannya. Tak terbuai oleh harapan-harapan kosong yang hanya merusak suasana hati dengan rasa kecewa, rasa tidak nyaman, tidak enak ketika harapan kita tidak sesuai dengan keinginan. Controlling your hoping :) berhati-hatilah membuat janji.

Semoga kita bukan termasuk manusia yang diberi label pemberi harapan palsu atau janji palsu :) di kehidupan manapun dan juga tidak menjadi korban akan manusia yang memang berlaku demikian pada kita :D have a nice day !

*yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

27 April hari yang ditunggu-tunggu. Hari Inspirasi Pekanbaru. 2013 Saya pernah diberi kesempatan ajaib menjadi bagian relawan profesional untuk mengajar. Kali ini di tahun 2015 saya menjadi panitia Kelas Inspirasi III Pekanbaru. Masih kuat diingatkan ketika kami para panitia dua bulan sebelumnya merancang kegiatan ini, melakukan survei, mengumpulkan data, mengumpulkan para relawan dan publikasi melalui sosial media. Namun saya merasa kurang maksimal memberikan kontribusi pada proses-proses ini karena saya sibuk mengikuti kompetisi bisnis yang membuat saya tidak maksimal berkutat didalamnya. So sadly.

bersama Panitia Kelas Inspirasi Pasca Brefing
Hari hari menjelang hari inspirasi semakin menarik. Saya menjadi MC ketika brefing para relawan menjadi tantangan luarbiasa. Apalagi didepan Wakil Walikota Pekanbaru, Pak Ayat Cahyadi. Tahun ini begitu spesial, bahwa kegiatan Kelas Inspirasi Pekanbaru berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Tidak seperti tahun tahun sebelumnya. Kali ini kita berpikir untuk semangat bersinergi membawa visi dan misi yang sama untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Kelas Inspirasi adalah bagian kegiatan dari Indonesia Mengajar. Kegiatan cuti sehari bagi para profesional untuk memberikan inspirasi ke adik-adik dengan mengajar dan memberi semangat bermimpi. Hal yang disampaikan adalah mengenai profesi mereka. (bagi yang belum tahu)
Lanjut, ketika membawakan acara brefing yang seru sekali. Saya mendapatkan bagian data data relawan untuk menjadi fasilitator. Lagi lagi ajaib, saya menjadi fasilitator pak ayat cahyadi yang akan mengajar di sekolah menyebarkan inspirasi sebagai pak walikota.


Akhirnya menjelang seminggu hari inspirasi dari hari brefing, saya dan para relawan melakukan rapat via online dan juga tatap muka. Walaupun perwakilan, ketika saya hadir ditengah-tengah relawan tim saya, saya tidak ingin mau berhenti bercerita. Mereka super hebat, semangat, dan juga jiwa sosial yang tinggi di profesi mereka yang berbeda. Ada dokter desby yang merupakan dosen dan juga dokter umum disalah satu rumah sakit di Pekanbaru, kemudian ada mbak Adel yang merupakan pegawai PT Chevron ada mbak Santi yang merupakan psikolog keren yang mengajarkan banyak hal mengenai karakter anak-anak dan juga jiwa manusia #tsahh. Juga ada ibu sondha yang aktif dahulunya sebagai pegawai tata kelola dan kota pekanbaru, sudah keliling dunia, dan banyak pengalaman seabrek yang dimiliki ibu ini, lalu pak Ayat Cahyadi yang ramah, santun, berkarisma :) sayangnya karena kesibukan beliau kita sulit sekali berkomunikasi intens dengan beliau. Moga ada saatnya ya pak. Lalu ada tim kece dari dokumentasi, fotografer profesional dan videographer yang merupakan senior dikampus saya dulunya (baru kepo) mas Fajar dan mas Anwi. Mereka orang-orang super yang dipertemukan dan menariknya sulit banget berpisah kalo udah menyatu kami-kami ini. Banyak hal yang kami ceritakan dan selalu mengebu-gebu ketika membahas ide-ide brilian.

Hari saya survei sendirian sebelum hari inspirasi cukup melelahkan. Seperti biasa, nyasar adalah aktivitas yang tak pernah lepas dari kehidupan saya ketika mencari tempat yang belum pernah saya kunjungi. Bensin yang sebelumnya full tank akhirnya mendekati error alias kritis. Akhirnya dalam waktu tiga jam saya baru menemukan sekolah itu. Lagi-lagi terlambat. Akhirnya saya mengset kembali schedule bertemu kepala sekolah.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup saya kembali menyusun rencana bersama relawan lainnya. Sekolah yang terletak di area bekas lokalisasi itu membuat bulu kuduk saya merinding ketakutan. Sepi, sunyi, jauh dari pemukiman kota. Itu kesan saya pertama kali melewati jalan-jalan menuju sekolah itu. Sekolah yang tidak begitu luas dengan terbatas ruang kelas yang hanya ada satu kelas setiap jenjangnnya dengan jumlah siswa yang hanya 200an lebih kurang totalnya dengan 10 guru termasuk sekolah kecil bila diukur dan dibandingkan sekolah dasar negeri pada umumnya yang memiliki ruang kelas yang banyak setiap jenjangnya.
Hari inspirasi tiba. Seperti biasa sensasinya sungguh berbeda ketika saya menjadi relawan dahulu. Ada momen mengingat-ingat kembali kisah sebelumnya yang unik itu. Tapi kali ini hal diluar dugaan terjadi. Selain jadi fasilitator saya juga mengajar.
“Aaaa. Ibu Melati .. sahut anak-anak. Ibu harus ke kelas ini” ketika anak-anak menarik baju saya berebutan ingin diajar dikelasnya. Siswa kelas 1 dan 2 begitu iri dengan kakak tingkatnya yang kami datangi dan ajarkan dengan permainan menarik dan juga mengesankan. Well, tenang adik-adik suatu saat kami datang lagi kok :D

Ada hal unik di sekolah ini. Siswa-siswanya super cerdas dan aktif. Tak ada kata malu-malu. Setiap lontaran pertanyaan dan juga eksperimen yang kami hadirkan ditanggapi dengan aktif dan serius. Saya bu .. Saya mau coba.. Saya bisaa.. Saya mau jadi polisi bu” teriakan teriakan itu yang kami dengar sepanjang perjalanan mengajar dari kelas 6 hingga kelas 3. Yaaa.. Ada empat kelas yang kami ajar secara bergantian.
Sampai pada sesi-sesi terakhir kami melakukan aksi closing moment dengan membuat demo bermimpi. Mereka menuliskan impian mereka dan mengikatnya dikepala mereka. Kami meminta mereka mengikrarkan diri untuk mencapai cita-cita mereka sesuai yang mereka tuliskan.
Banyak hal yang perlu dibenahi disini. Mereka sangat aktif dan cerdas. Tapi nilai-nilai etika dan kebaikan masih kurang. Mereka mengeluh bahkan pelajar PPKN lebih sulit dari matematika. Saya pun terheran -heran, dan saya melakukan survei itu dari kelas tiga hingga jenjang kelas enam. Ketika saya SD pelajaran PPKN yang saya tunggu-tunggu ketika jiwa cinta tanah air membuncah, ketika belajar budi pekerti kepada orangtua, teman dan sekitar. Itu yang saya pelajari. Tapi barangkali yang mereka pelajari sekarang tentang pancasila atau UUD 1945 mereka harus adopsi dan hapal diluar kepala.
 

Mungkin perlu dikaji ulang sesuai kebutuhan. Masih banyak hal menarik lainnya yang kita bisa kupas. InsyaAllah saya dan relawan lainnya sudah merancang program lanjutan untuk sekolah ini. Nantikan ceritanya :D
Teriakaan! Kelas Inspirasi Pekanbaru ! Berani Bermimpi !

Mungkin teman-teman tahu istilah circle yang memiliki Google+. 
Di era sosial media saat ini memudahkan kita berkenalan dengan banyak orang, bertemu bahkan berbagi apapun walaupun dalam konteks pertemanan secara realitas itu kita tidak mengenalnya secara penuh. 
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates