facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Beberapa hari yang lalu, saya menghadiri seminar yang ditaja oleh Dompet Dhuafa. Diisi oleh pemateri luar biasa TRIO Lemmu dari mas Saptuari, mas Jayteroris, dan Mas mono :) panggil mas-mas supaya keliatan muda hehe. Saya mendapatkan informasi dari kantor saya untuk mewakili kantor, dan dapat tiket VVIP gratis. Luarbiasa rejeki yang Allah berikan. Disesi mas Jay Teroris, beliau menyampaikan mengenai mental block. Sebenarnya saya sudah bertemu beliau ketika acara Pesta Wirausaha Mahasiswa di Jogjakarta 2014 lalu, diberikan kesempatan ketemu lagi alhamdulillah, dan bisa sharing lebih jauh. Moga ketemu bapak lagi yaa hehe :D

Allah yang Maha Luarbiasa baik. Belakangan ini saya memang sedang diberikan cobaan cukup berat. Bagi sebagian kalangan ini bukan cobaan mungkin melainkan anugerah. Tapi saya mengatakan cobaan, karena saya masih merasa belum sanggup menerima kesempatan Allah berikan pada saya. Saya mengikuti pelatihan bisnis Onein20 dan singkat cerita lalu tak terduga saya tahun ini mewakili Provinsi Riau generasi pertama kategori mahasiswa untuk mempresentasikan bisnis saya untuk berada di Pitching Investor Nasional awal april nanti ditengah-tengah investor hebat yang nanti akan saya share siapa mereka T.T. Saya selalu bertanya dan berucap-ucap dalam pikiran saya. Kenapa saya ya Robb ? Akankah saya sanggup?

Saya makin mendekatkan diri pada Allah, menghadapi rasa minder luarbiasa. Bertanya dan semakin rajin bertanya kepada orang-orang semoga dikuatkan dan didukung. Alhamdulillah, tak berselang lama, pak Jay Teroris menyampaikan mengenai mental block. Banyak orang sukses yang menghapus mental blok dan membakarnya tak tersisa. Menghapus segala batas yang ada dalam pandangan manusia agar bisa maju terdepan. Baik umur, gender, ekonomi, keilmuan, pendidikan. Gak ada halangan deh menuju sukses. Asal percaya, yakin, dan sungguh-sungguh semua batas akan terbantahkan.

Saya merenung, semua dekade belakangan ini memang tak lepas dari namanya membuat batas dari beberapa hal. Semua berkaitan dengan kepantasan umur. Umur saya masih 20 tahun, terlalu muda rasanya untuk sebagian kalangan mendapatkan berbagai amanah dan pertemanan yang luarbiasa. Padahal saya sering membaca biografi anak-anak kecil luarbiasa bisa sukses diusia yang masih sangat belia bahkan. Tapi kenapa saya yang bisa dikatakan ga belia-belia banget alias sudah masuk fase dewasa masih terselip rasa minder. Sebenarnya rasa minder yang saya miliki tak lepas dari rasa takut saya akan jadi sombong, angkuh, jauh dari Allah. Saya merasa tak pantas dengan amanah dan anugerah yang Allah berikan dalam waktu singkat dan instan. Tapi mungkin itu rayuan Allah untuk saya untuk semakin dekat padaNya. Dan memang benar, saya semakin berusaha tawadhu, rasa angkuh yang saya takutkan itu saya takut menghancurkan diri saya kelak.

Dan beberapa jam lalu, ada teman kelas yang curhat tentang kondisi ekonominya pada saya, kegigihannya bertahan untuk berkuliah. Maaf saya tidak tahu kondisi anda sebelumnya. Beliau mengatakan kesulitan untuk mendapatkan rejeki untuk membiayai kehidupannya, uang spp kampus, membiayai makan dan kost-nya, dan hal lain-lain. Tapi saya selalu mendengar banyak keluhan ketimbang kata penguatan dan positif dari diri teman saya itu. Alhamdulillah, berbekal ilmu yang pak Jay Teroris mengenai mental block saya coba sampaikan ke beliau. Untuk senantiasa positif menghadapi berbagai hal, rintangan, dan selalu ingin mendengar, memperbaiki diri, dan membakar mental block. Keterbatasan-keterbatasan yang ada didiri kita yang kita buat sendiri. Banyak orang tidak sukses karena mereka membuat batas pada diri mereka untuk tidak sukses. “Ahh saya ga bisa nulis, aah saya ga bisa ngomong depan umum, ahh saya ga pinter, dan masih banyak keluhan lainnya” Bedakan yaa readers antara rendah hati dan rendah diri. Coba kita renungkan lebih banyak kata negatif atau positif yang terlontar dipikiran dan omongan kita setiap hari ?

Dan saya juga berkesempatan hari ini untuk ber-gladi mempersentasikan bisnis saya di Business College LP31 berasa jadi dosen beberapa jam. Karena saya juga mengambil space waktu pak dosen yang kebetulan mentor bisnis saya. Lalu, ketika disesi akhir, seorang dosen lainnya yang menyimak saya memberikan pertanyaan mengenai apa yang saya lakukan selama ini. Terimakasih pak dosen lain yang lupa saya tanya namanya. Saya bercerita tentang usaha yang saya lakukan sedari kecil, cita-cita saya, dilema saya akan diri saya. Tanpa sadar memotivasi mahasiswa yang menyimak saya disana. Ahh .. Berasa ga pantas lagi dah hahaha. Saya bercerita bahwa anak muda sekarang suka terbawa arus, saya pun sering terbawa arus. Mungkin posisi weenaak yang bikin kita ga maju. Memang benar, kehidupan yang berkecukupan, ketakutan untuk menghancurkan mental block dan keluar dari zona kenyamanan membuat kita jadi pribadi lurus-lurus aja. Gak ada sensasinyaa ma meen.. *Serius amet bacanya*

Saya bercerita tantangan teman-teman semakin tahun semakin berat, ketika pengangguran makin banyak dan meluap-luap ? Benar. Lalu akan bersaing dengan MEA, yang kita tahu kapasistas lulusan pendidikan Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara lain di ASEAN. Lalu apa yang harus kita lakukan ? Dan hal itu sudah menjadi renungan saya ketika saya duduk disekolah menengah pertama. *Dewasa kecepetan* Saya suka nongkrong di perpustakaan sering mengamati buku-buku mengenai pendidikan. Dari situlah saya bertekad untuk menjadi orang yang berbeda dari kebanyakan. Saya bercerita kalau ingin tidak pengangguran syaratnya cuman memperkaya diri dengan ilmu, skill, dan potensi diri. Ada yang bilang itu Ilmu, Integritas, dan Skill. Kita akan jadi orang yang selalu dicari. Seperti postinngan saya sebelumnya, manusia yang bermanfaatkan yang akan selalu ditemukan. Perusahaan tentu mencari karyawan yang dapat memberi manfaat untuk perusahaannya untuk semakin maju.

Hal paling penting, bakar mental block *itu pesan untuk diri saya sendiri dan akan berusaha menerapkannya* Keluar dari zona nyaman. Pak Jaya Setiabudi juga menerapkan the power of kepepet secara sengaja bukan, karena tekanan-tekanan yang hadir membuat kita lebih maju, seperti konsep peer yang dipencet, kemudian meloncat tinggi. Ahh saya bisa saja membuat perumpamaan (Ngutip mbak-masbro).
BAKAR MENTAL BLOCK
BERPIKIR OUT OF BOX
KELUAR DARI ZONA NYAMAN

Sekian terimakasih semoga menginspirasi

-------

Yang menulis tak lebih baik dari yang membaca
Artikel ini sedikit curhat bawaannya. Tapi semoga dapat membuka cakrawala berpikir kita. Sejak kecil saya suka magang. Baru saya sadari ketika saat ini. Entah desakan apa yang terjadi saya sering “dipekerjakan” diberbagai kantor, freelance dan lain-lain. Bagi saya organisasi juga magang loh hehe. Ketika SD pertama kali saya magang sama orangtua, bisnis kecil-kecilan belajar jualan. 
Saya mempromosikan masakan Ayah saya yang waktu dulu pernah berbuka jasa catering dan restoran. Saya suka menawarkannya ke teman-teman sekolah. Alhasil, banyak orderan dari teman-teman, guru dan lain-lain. Sayangnya tidak kepikiran pada saat itu untuk berwirausaha. Lanjut, saya magang dibeberapa guru membantu pekerjaan mereka jadi asisten mengenai administrasi, nilai-nilai siswa, dan lain lain Jadi kalo pengumuman siswa yang juara itu bulan depan teman-teman tahu. Saya siswa yang tahu pertama kali isi rapor teman-teman. #TerbukaKedok. Lanjut, magang jadi kurir sana sininya jasa fotokopi ataupun bagian tata usaha di majelis guru. Ini magang apa pemanfaatan yaa ? Hahaha. Saking baiknya barangkali wkwkwk. Well, semua itu saya ikhlas dan mengambil sisi positif saja (Ampuni hamba yang banyak khilafnya dan bohongnya #pray). Banyak pengalaman yang saya dapat, salah satunya bisa mengendarai motor kopling ketika kelas 5 SD untuk pertama kalinya karena kepepet fotokopi berkas pentingnya guru. Padahal belum pernah nyentuh motor sama sekali. Sueer dah, berasa naik roll coaster deg-degaan. Cuma bermodalkan penglihatan orang banyak ketika berkendaraan motor itu gimana.

Banyak cerita jaman sekolah dasar yang menarik sampai ketika duduk di sekolah menengah atas saya masih sering mengalami hal demikian dan sampai sekarang. Dari kecil saya selalu ditekankan ayah untuk selalu membantu orang. Ga usah mengharapkan banyak hal, nanti Allah aja yang balas. Selalu ingat kata-kata Almarhum ayah. Tapi terkadang manusia juga banyak khilaf dan rasa egoisnya tentu sesekali juga ada rasa pamrih.

Bicara magang itu bicara mencoba, benar tidak ? Magang identik mengenai pekerjaan coba-coba apa itu niatnya karena bagian dari kurikulum kampus, cari tambahan uang dan lain sebagainya. Tapi kalau dari saya sendiri, jadikan magang itu untuk mencari ilmu ingin mencoba, ingin tahu, dan juga berani berbuat kesalahan. Ketika mencoba, kita adalah orang yang masih dalam keadaan buta, tidak tahu apa-apa. Jikalau tahu yaa jauh sekali pengetahuannya, karena belum mencoba toh ?

Sayangnya mental teman-teman kita saat ini, takut untuk magang atau mencoba. Ahh .. Ntar dimarahin boss, ahh ngabisin waktu, ahh ini itu. Well, itu yang membuat kita selalu seperti katak dalam tempurung. Bisa meloncat tapi tak ingin keluar dari tempurungnya. Just silent.
Percayalah, dengan mencoba semakin banyak hal, mencari pengalaman magang dimana saja. Kamu akan jadi different person, akan dicari, diinginkan, diidam-idamkan. Loh kok jadi narsis ? Hahaha bukan, karena ketika kita mencoba dan magang, kita sudah mendapatkan ilmu, pengalaman, dan pencapaian, kita akan menjadi orang yang dibutuhkan. Benar tidak ? Dan jujur, saya belum pernah mengalami rasa “pengangguran” dalam artiaan tidak melakukan apa-apa dan tak menghasilkan apa-apa. Ada saja kesempatan magang lain, misalnya saya berhenti atau hal lainnya. Dan mencoba itu menyenangkan :)

Saya berani mulai bekerja ketika saya duduk di sekolah menengah pertama, mendapat job pertama sebagai waitress dan juga asisten di restoran ayah, lanjut ketika SMA saya bekerja sebagai kontributor, dan akhirnya menjadi wartawan freelance. Sesekali berjualan makanan. Lalu sebagai desain grafis dan web adminsitrator ketika saya baru saja masuk jadi mahasiswa dan penyiar radio. Jika sepi peluang, saya sendiri menyibukkan diri dengan magang sama diri saya sendiri melalui project project yang saya rancang. Saat ini saya masih haus dengan pengalaman, ilmu, dan rasa ingin tahu.
Menurut pandangan saya, pengangguran di Indonesia yang saat ini super banyaknya karena kualitas para sarjana dan juga lulusannya memiliki pola pikir katak dalam tempurung yang tidak ingin mencoba. Ketika lulus hanya pasrah bermodalkan ijazah untuk melamar pekerjaan sana sini. Bukan berarti itu salah, tapi bukan itu yang menjadi aspek utama, tapi skill teman-teman nanti yang diuji ketika bekerja. Nilai-nilai yang kita dapatkan itu tidak akan berarti apa-apa. Jangan ada lagi teman-teman yang mengejek ketika ditanyai kenapa kamu sekolah atau kuliah ? "Untuk menuntut ilmu" itu jadi bahan bercandaan. Karena memang sekolah dan berkehidupan itu tujuannya memang belajar.

Saya harap teman-teman dari sekarang coba mengatur diri jangan hanya diam dan pasrah mengikuti alur kehidupan dan mengikuti "kata banyak orang". Cobalah sesuatu ! Cobalah ! Luangkan waktumu untuk magang dan menghasilkan karya :) Percayalah, semakin banyak jatah gagal anda, semakin dekat kita menuju sukses yang kita inginkan

-------
For your inspiration

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
“Teruslah belajar, belajar itu berhenti ketika nikmat bernafas diambil pemilikNya”
Ingin sedikit sharing tentang konsep belajar kali ini. Saya juga dulu awalnya salah mengartikan belajar itu seperti apa. Hanya textbook, terpaku pada nilai, menjadi siswa rajin, dan lain sebagainya. So, itu benar semua. Semua itu bagian dari belajar. Tapi ternyata belajar itu tidak hanya itu saja. Tapi amat luas maknanya.

Saya pernah menemukan sebuah buku ajaib di Perpustakan Wilayah (Puswil) Istilah kerennya. Saya lupa persisnya judul buku itu seperti apa. Tapi setidaknya mengubah paradigma mengenai apa itu pendidikan, belajar, bagaimana dasarnya. Buku itu menceritakan tentang konsep sekolah / school ketika terbentuk. Hayoo .. Ternyata asal muasal school itu adalah memanfaatkan waktu luang loh teman-teman. Mudah-mudahan saya bisa menemukan buku lama itu kembali dan bisa sharing lebih lengkap lagi di tulisan ini.

Saya selalu menemukan keajaiban jika berkunjung ke surganya buku T.T menemukan buku unik, besoknya kalau ditunda dipinjam atau dibaca buku menghilang ntah kemana. Ketika saya duduk di SMP dulu, sebelum puswil menjadi tempat terkecee untuk ngapain aja alias belajar, skripsian, nyari temen, rapat, dan lain-lainnya. Ketika puswil hanya satu lantai disebuah gedung perkantoran yang sempit dan sesak, saya sudah menikmati buku-buku jadulnya. Biasa menghabiskan minimal 5-10 buku dalam sehari kalau liburan. Gileee ga bosan tuh ? Mau gimana lagi, udah cinta banget ama buku sejak ngenal ama namanya tulisan dan kertas.

Belajar itu sebenarnya kebutuhan. Bukan paksaan dan tekanan. Belajar itu ketika kita hidup. Belajar itu ketika kamu mengerti oranglain dan paham akan sesuatu.
Lifetime learning. Selamanya kita belajar. Belajar bukan ingin jadi orang terpintar didunia, belajar bukan menjadi terkenal dan lain sebagainya. Bagi saya esensi belajar itu memudahkan kehidupan kita di dunia. Islam memuliakan ilmu kan ? Itu makanya orang yang ilmunya banyak, mudah menyelesaikan masalah, mudah melakukan apapun, hidupnya lebih baik. Dan belajar juga memberi manfaat (back to tulisan saya Contribution Unlimited).

Dulu saya sangat patuh dengan pencapaian nilai-nilai diselembar kertas. Saya melakukan banyak pengorbanan untuk dan hanya ketika nilai-nilai itu ditagih ketika ujian. Melelahkan bukan ? Andai saja bisa mengulang masa itu, mungkin semuanya akan lebih mudah. Menurut saya, pendidikan indonesia belum begitu maju karena mindset akan belajar anak-anak jauh belum pada titik yang benar. Sampai pada akhirnya, belajar menjadi sebuah momok mereka. Mereka sulit diajak untuk belajar, sulit diajari, inginya hanya bersenang-senang, dan masih banyak lagi. Saya mengalami hal tersebut, berpikir ketika belajar itu menjadi paksaan yang menakutkan. Sampai pada akhirnya ketika saya duduk di sekolah menengah pertama, ketika aktivitas membaca menjadi dominasi kala itu. Sedikit banyaknya merubah mindset bagaimana belajar. Awalnya saya membaca buku Rahasia 7 Kejeniusan Leonardo Da Vinci yang memiliki IQ yang sempurna. Beethoven dan beberapa ilmuwan muslim seperti Al Khawarizmi dan lain-lain. Dan hampir sebagian besar konsep belajar mereka hampir sama. Rasa ingin tahu, memuaskan hasrat bahwa manusia itu ingin tahu dan membuat perubahan. Berat yaa bacaan saya jaman SMP hehe Akhirnya saya menterjemahkan buku-buku itu dengan mencari tahu “Bagaimana caranya belajar yang benar?” Setiap dari kita punya cara masing-masing untuk belajar, ada learning by doing, ada yang dari buku, ada yang dari pelatihan-pelatihan dan lain-lain.  Dominasi belajar kita akan suatu hal caranya unik dan berbeda-beda. Namun, apabila kita kombinasikan cara itu insyAllah lebih maksimal lagi ilmu yang bisa kita dapatkan.

So, ketika teman-teman kesulitan belajar akan sesuatu hal baik pelajaran, ilmu dan hal-hal baru. Pesan saya, tentukan tujuan dari kamu belajar hal tersebut untuk apa, niatkan dengan lurus dan satu lagi belajarlah bagaimana cara belajar. Saya pribadi belajar bagaimana otak kita bekerja, mentransfer impuls dari rangsangan yang kita dapat dari panca indera, bagaimana prosesnya, bagaimana responnya, kemudian saya belajar bagaimana tehnik memaksimalkan panca indera yang dominan. Karena setiap orang punya dominasi berbeda-beda. Ada yang dominan pada bagian penglihatan, pendengaran, dan juga gerakan. Setelah itu, barulah pelajari tehnik mempermudah penyerapannya bisa dengan tehnik menghapal yang benar, latihan yang benar, mencatat yang benar, cara mencontek yang benar #ups wkwkwk ini tidak boleh ditiru hahaha. Maksudnya tehnik mencontek cara teman-teman yang cerdas dan berilmu bagaimana mereka belajar (diplesetin, habis serius banget bacanya). Lalu teman-teman, sungguh-sungguh praktekkan dikehidupan baik itu di sekolah, kampus, rumah dan dimana aja. Ini tips yang saya simpulkan. Dan terakhir saya mengutip perkataan Imam keren, yang masih muda dan belia sudah menjadi ulama #Subhanallah. Imam Syafii, beliau menulis berupa sya’ir . Sya’ir rtersebut mengandung enam perkara yang dan sangat baik bisa dijadikan pegangan dan pelajaran, yaitu :
"Saudaraku, engkau tidak akan
mendapatkan ilmu
melainkan dengan enam perkara
Kukabarkan kepadamu rinciannya
dengan jelas
KECERDASAN, KEMAUAN KERAS, BERSUNGGUH SUNGGUH, BEKAL YANG CUKUP, BIMBINGAN GURU DAN WAKTUNYA YANG LAMA"

#KEEPLEARNING
Tunggu tulisan selanjutnya >> "Make Own Curriculum"

---
for your inspiration

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca :)

Tulisan ini sebenarnya curhat saya terhadap apa yang saya lakukan. Dari kecil saya suka melakukan sesuatu yang berdampak bagi orang sekitar. Sejak duduk di sekolah dasar, saya senang bergabung di berbagai organisasi dan beberapa kali ditunjuk sebagai ketua kelas (padahal perempuan) hehehe. Jadi ketua mading, ketua pramuka, ikut organisasi dan kompetisi ini itu. Bukan menghukum diri dengan seabrek kegiatan, tapi saya menganggap itu adalah hobi dan kecintaan pada dunia kontribusi. Saya hanya ingin dianggap keberadaannya dimuka bumi dan bermanfaat bagi orang lain. Just it. Mungkin beberapa orang melihat saya seperti bunuh diri, mementingkan oranglain tapi untuk diriku sendiri saya suka mengorbankan diri. Alhasil seringkali dikecewakan oleh beberapa orang yang memanfaatkan hobi saya. Oalaah ..

Well, saya ingin memotivasi teman-teman. Tak ada salahnya berbagi. Coba kita renungkan sudah berapa karya dan kontribusi yang kita lakukan untuk perubahan ? Baik perubahan diri kita sendiri, bahkan perubahan untuk oranglain. Apakah selama ini kita hanya mementingkan hawa nafsu dan kepentingan kita ? Bukankah kita akan menjadi berarti karena oranglain ? Kita hidup tidak sendirian bukan ?
Saya merasakan hal yang mungkin tidak saya rasakan bila saya tidak bergabung di beberapa komunitas yang bersedia dan rela berkorban untuk menghabiskan waktunya mengurusi oranglain, komunitas dakwah, komunitas berbagi, komunitas ilmu, dan lainnya. Kita merasakan sebuah oase kebahagiaan yang luarbiasa, bertemu dengan orang-orang yang berterimakasih banyak atas kebaikan kita untuk membantu mereka menyelesaikan masalah mereka dengan ilmu-ilmu, kasih sayang dan waktu yang kita berikan pada mereka.
Yaps, nobody is perfect. Memang tidak ada manusia yang sempurna. Tapi lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita diberikan tangan, panca indera yang lengkap, perasaan dan pikiran. Berbagi adalah bentuk rasa bersyukur kita pada Allah SWT. Masih banyak orang diluar sana yang tidak merasakan nikmatnya berbagi karena keegoisan diri ataupun keterbatasan diri karena keadaan fisiknya yang lemah.

“Tidak ada yang mau dilupakan bukan ? Setiap orang ingin meninggalkan jejak dimuka bumi untuk diingat” Ucap Augustus Waters pada Hazel Grace dibuku karya John Green The Faults in our stars.

Fitrah manusia untuk diingat. Tapi ketika berkontribusi relakan hati sepenuhnya untuk membuat orang lebih baik. Bersama-sama membangun diri menjadi lebih baik. Tak perlu menunggu sampai harta melimpah, kedudukan tinggi, atau tahta yang takgoyahkan. Untuk apa semua itu jika itu hanya untuk diri sendiri? Kita hidup didunia tidak sendiri kan ?

Ingat hadits tentang amal jariyah ketika orang sudah meninggalkan dunia. Doa anak sholeh, ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah. Lifetime pahala sampai hari penghabisan itu datang. Berusahalah semuda mungkin untuk membuat jejak, membuat oranglain lebih baik. Percayalah, kebaikan-kebaikan yang kita berikan dengan tulus akan mempermudah hidup kita. Bukankah dunia hanya tempat menunggu dan hanya sementara. What purpose your life ? Tanyakah tujuan hidup kamu seperti apa, untuk siapa dengan siapa ?
Berkontribusi itu nikmat .. Percayalah teman :)
-----
for your inspiration

yang menulis tak lebih baik dari yang membaca
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates