facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Mengapa hanya orang cerdas dan berani yang mengambil kesempatan ?

Karena mereka yang mengetahuinya kemudian mencoba untuk memgambil kesempatan itu. Banyak juga orang yang cerdas tapi tak memiliki keberanian untuk mengambilnya. Lalu, banyak juga orang nekad dan berani mengambil kesempatan tapi ia tak mampu membaca peluang dengan benar sehingga menyia – nyiakannya karena sempitnya wawasan yang dimiliki. Itu kenapa, orang yang berwawasan luas, dan berpengetahuan tinggi itu naik derajatnya, karena memang dilebihkan dan sudah digariskan oleh Allah SWT. Ia akan dimudahkan segala urusan, baik itu perkara dunia dan akhirat.
Peluang dan kesempatan itu selalu ada tiap detik dalam hidup kita. Siapa yang mengambilnya adalah orang – orang yang cerdas hingga dapat melihat keberadaannya 

Kutipan menginspirasi yang saya dapatkan dibuku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki

“If you are not prepared with education and experience, a good opportunity will pass you by”
 
Akselerasi dimulai ketika kita mampu mengambil kesempatan itu dan kemudian mengetahui batas kemampuan kita dari sana untuk senantiasa memperbaiki, meningkatkan, kemudian menemukan apa yang kita inginkan.
Tapi jangan lupa ada aturan kita dalam mengambil kesempatan. Kesempatan yang kita ambil tidak bersinggungan dengan kesempatan oranglain. Maksudnya adalah mencuri sesuatu yang bukan haknya. Contohnya mengambil kesempatan sudah dimiliki atau memang harus dimiliki oranglain, tapi kita semena - mena terobos untuk diri kita sendiri. Its not good guys!

Menjadi chance catcher memang ga mudah, kita harus menjadi seseorang yang sangat peka pada situasi sehingga tidak melewatkan sesuatu. Karena banyak orang diluar sana yang dengan segala potensi ia mampu. Tapi karena ia seringkali ia mengabaikan banyak kesempatan dan juga meremehkannya, sukses yang tadinya seharusnya sudah berada digenggamannya hilang sudah. Tapi banyak juga orang yang masih dalam proses perbaikan diri, namun ia tekun mengambil kesempatan dan memanfaatkan sebaik – baiknya, bisa kita lihat sekarang. Ia berhasil dengan kesempatan ia manfaatkan sebaik baiknya.

Look around, Get ready to take a chance !
 ------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Keep Inspiring!
Salah satu Pantai di Jogjakarta
Ada kalanya saya ingin sekali seperti teman – teman di daerah jawa-area yang memiliki kesempatan luas untuk terkoneksi dengan berbagai macam ilmu. Tapi ternyata ada satu pesan yang melekat yang disampaikan kakak fasilitator saya “ Barangkali tempatmu memang Allah takdirkan disana mel, kamu diminta Allah membuat perubahan disekitarmu, belum tentu kamu menjadi saat ini ketika berada sesuai dengan apa yang kamu inginkan,” kata masgun, penulis hujan matahari yang juga alumni forum Indonesia muda angkatan 16 tahun sebelum saya mengikuti fim.
Rejeki itu bukan hanya anugerah tapi juga ujian. Banyak hikmah yang saya dapatkan dalam perjalanan di tahun 2015. Saya pernah di tegur seseorang agar menjadi orang yang lebih mendengarkan, lebih mengenal diri sendiri hingga tidak timbul rasa ‘lebih’ sehingga mengacuhkan oranglain, saya belajar untuk memaknai hal yang terjadi dikehidupan saya itu adalah ujian kita seberapa tangguh kita terhadap apa yang Allah berikan. Baik itu disesi puncak dalam kehidupan maupun terendah. Kita diminta untuk tetap tawadhu dengan rejeki yang didapatkan, baik ilmu, teman, harta, dan jabatan. Dunia hanya tempat singgah dan lading untuk pencapaian sesungguhnya di akhirat kelak yakni Surga.

Saya menyadari sikap dan kekurangan saya lebih dari lebih ketimbang tahun sebelumnya. Terimakasih kepada teman – teman yang selalu mengingatkan Melati kecil ini.
Refleksi akhir tahun kali ini, saya ingin membuat janji pada tahun yang akan datang untuk menjadi sosok lebih baik dan membuat perubahan. Ada berbagai rencana besar yang saya sudah rancang termasuk mendapatkan gelar sarjana di tahun 2016. InsyaAllah. Diakhir tahun ini, hal dilematis mulai muncul ketika berbagai fase quarter life crisis sudah datang dengan berbagai hadirnya tanggung jawab baru baik itu untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Bukan hanya membuat perubahan jangka pendek melainkan juga jangka panjang. Termasuk progress dari jurnal pribadi saya yang sudah mencapai 10.000 lebih visitor dalam waktu dua tahun lebih. Semoga lebih banyak manfaat yang bisa saya berikan untuk oranglain dan tentunya menasehati diri saya sendiri menjadi Melati yang lebih baik.

Sebuah tekad jurnal ini lebih membuat banyak karya, dan nanti insyaAllah akan saya usahakan menjadi satu kumpulan dalam sebuah buku yang bisa dibaca kapan saja. Mudah – mudahan tercapai. Tapi apalah diri ini, menasehati oranglain. Hehe tapi setidaknya saya menulis ini juga menulis dan menasehati diri saya sendiri.
“Jika kamu menulis untuk oranglain, saya yakin itu tak akan bertahan lama. Tapi menulislah untuk diri kamu sendiri” – saya kutip dalam postingan online quote dari Tereliye –
Nah, bagaimana kamu readers ? Rencana apa yang akan kamu buat untuk tahun depan ?
Target dan pencapaian yang ingin kamu lakukan. Tulis dan lakukan !

Salam Inspirasi,

2th Anniversary MOJO (Melati Octavia Journal)
---- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
KI Pekanbaru SDN 140

Kali ini saya ingin mencurahkan sebuah pemikiran dan perasaan yang saya rasakan. Diantara dilema yang luarbiasa antara fakta dan batas pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Saya ingin bercerita bahwa dari kecil saya memiliki cita – cita begitu unlimited. Berubah – ubah sesuai kondisi, mudah terinspirasi dengan banyak hal terutama apa yang disampaikan guru. Kuat sekali diingatan saya pada saat saya duduk di sekolah dasar saya begitu terinspirasi dengan sosok pahlawan dan juga pemimpin kala itu. Pelajaran kewarganegaraan dan karakter sangat saya sukai. Sehingga pada suatu ketika saya mendapatkan tugas membuat esai cita – cita, tanpa sadar saya menuliskan cita – cita. “Andai aku menjadi presiden”. Entahlah, banyak impian yang saya tuangkan untuk negeri kala itu. Dari sekelumit pengetahuan yang dimiliki oleh seorang anak SD. Tapi ternyata hingga saat ini, semangat itu belum padam. Setidaknya orentasi untuk membuat sesuatu hal untuk negeri itu menjadi begitu membuncah.
Diantara keterbatasan keluarga yang saya miliki, sekelumit problema yang saya alami. Dalam dasar hati, ada sebuah percikan semangat yang tak pernah padam untuk berbuat sesuatu untuk oranglain. Sejak Sekolah dasar, berorganisasi adalah sebuah aroma candu yang saya rasakan, hobi yang saya geluti. Disamping kepribadian saya yang dulu sangat pediam “kata orang dulu”. Beberapa hari ini, saya mengikuti sebuah pelatihan nasional kepemimpinan yang diselenggarakan di Universitas Sriwijaya. Walau sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan beberapa bulan lalu yakni Forum Indonesia Muda. Kali ini, saya seperti mencharger kembali semangat – semangat idealis yang mulai goyah terkena makan usia dan semester yang kian mengusik untuk diselesaikan. Pertanyaan kemanakah jalanku selanjutnya ? apa yang harus saya lakukan . Mengiang – ngiang dipikiran. Saya teringat janji janji saya pada diri sendiri untuk berbakti pada kebaikan untuk bangsa, Negara dan agama.
Apalagi mendengar doa yang tak sengaja terdengar dari seorang ibu yang bersimpuh dihadapanNya tentang hal itu. Tak absen, percikan air mata selalu meleleh mendengarnya. Keteguhan kini berbeda ketika dulu kecil yang hanya bisa menyimak dan terinspirasi dengan mudahnya. Kali ini sebuah getaran wujud dari sebuah mimpi itu bukan hal mudah. Sebuah kata – kata “ kapan kamu bisa mewujudkannya mel, apakah kamu hanya berwacana ?” Ditengah orang – orang berlomba mendapatkan kedudukan terbaik di mata manusia. Kali ini saya sadar itu tujuan yang berbelok. Pada dasarnya karya dan kebermanfaatan lah yang seharusnya menjadi pencapaian, bukan hal demikian.
Tak terbersitpun ingin mengorbankan idealism, tapi memang kali ini semua diuji. Dan memang apapun yang hadir diantara kita adalah ujian. Seberapa tangguh memilih dan melakukan, berbuat bertindak dan melakukan sesuatu hal. Semua kunci agar dapat melewatinya dengan baik adalah keyakinan. Bisa apa oranglain menghujam impian kita tiada batas, meragukannya, bahkan mencacinya apabila kita yakin membuktikan diri kita mampu mewujudkannya ? Bisa apa ?
Kita sering terlalu banyak mendengar kata oranglain, hingga lupa mendengar kata hati kita sendiri yang begitu yakin pada diri kita. Begitulah saya yang suka dan sedikit-sedikit dilemma hanya karena kata oranglain yang begitu menyebalkan. Toh, kita tidak menganggu hidupnya dan kita hanya perlu focus apa yang kita tuju. Kita hanya perlu mendengarnya secukupnya untuk hal – hal untuk dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki diri.
Saya bersedih, terlalu banyak hal yang saya tahu. Sehingga saya tak mampu untuk membantu. Resah rasanya ketika pikiran dan hati tahu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Pernahkah kamu merasakannya ?
Ketika kegiatan pengabdian masyarakat. Saya selalu bilang ke diri saya “mel liat itu mereka, keadaan mereka. Coba kamu bandingkan dengan kamu ? masihkah kamu mengeluh ?” Ada orang diluarsana yang kurang beruntung dibanding kita. Tapi kita seringkali lupa, masih mengeluh dan berkesah atas segala problema yang kita hadapi. Ternyata masih ada yang lebih seharusnya bersedih dari kita. Saya perihatin dengan kasus asap belakangan ini. Melihat tangis para penjaga hutan lindung ketika kawasan sesuatu yang dilindunginya terbakar habis. Tayangan televise yang menampilkan kekacauan, begitu banyak kesemerautan. Dan karena kegiatan lalu, dalam Sriwijaya Leaders Forum saya menyaksikan langsung sepanjang perjalanan darat menuju lokasi acara dan balik ke daerah asal hutan – hutan yang terbakar dan kepulan asap. Peringatan apa yang Allah berikan pada kita ? Bisakah saya berbuat sesuatu ?
Setidaknya menuliskan keresahan ini untuk membuat siapapun tergerak. Saya sendiri malu dengan diri sendiri, sejauh ini tak bisa berbuat banyak. Bantu saya teman, agar saya bisa menuntaskan janji ini.
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Visualisasi Suasana Eropa :) at Jakarta
Ada apa dengan eropa ? Sejak saya mengenal ada keunikan di negara itu dari sejarah membuat saya curious tentang negara itu. Hal itu diawali ketika saya duduk dibangku sekolah menengah atas. Seorang alumni salah satu program au pair dan juga mahasiswa indonesia yang kuliah di jerman ujuk-ujuk persentasi mengenai negara jerman di sekolah saya. Alhasil, saya terhipnotis. Ketika sebuah kuesioner diisi saya melengkapinya dengan serius. Tak lama kemudian seminggu setelah itu, ibu saya tiba-tiba terkejut dan mengatakan, “Mama lupa, seminggu yang lalu ada orang nelpon mama nanyain kamu pengen kuliah di Jerman biar diurusin mereka.. Mama lupa simpan nomornya karena mama kaget dan heran kamu ga pernah cerita dengan mama”

 Oh no, pertama kali kehilangan kesempatan itu. Tapi kali itu, keinginan saya mengunjungi negara itu tidak begitu mengebu-gebu. Sampai pada akhirnya, saya menemukan buku mbak Hanum Rais, 99 Cahaya di Langit Eropa rilis untuk pertama kalinya di tahun 2012 sebagai new book yang mejeng di Toko Buku, ntah kenapa tak sengaja hati tergerak membelinya, padahal saya tipikal orang yang mikir dua kali untuk membeli novel ketimbang buku nonfiksi. Lalu, setelah membacanya makin menjadi lah keingintahuan saya tentang benua itu. Rasa penasaran makin menjadi-jadi ketika saya seringkali membaca biografi ilmuwan muslim yang lagi-lagi merujuk di benua itu. Seolah ada emas tersembunyi dibalik sejarah-sejarah yang disana, peradaban yang eksotis. Saya sangat suka sekali buku sejarah, filsafat, atau buku-buku penuh nilai dan sastra yang tinggi. That’s poin
.
Ketika masuk Universitas saya kembali ditawarkan dengan informasi mengenai Summer School Jerman yang merupakan program kerjasama kampus saya dengan Universitas di Jerman. Saya mengikuti seminar internasional pertama kalinya ketika duduk di semester satu dan rela meninggalkan kelas demi info itu. Beberapa kali apply program-program internasional menuju kesana dan gagal. Sampai pada semester yang saya tunggu, momen saya untuk mencoba mengikuti program tersebut ditahun saya, saya sangat kecewa ditahap pertama saya sudah gagal. Berbulan-bulan rasanya menyesali kesalahan yang saya lakukan, mengevaluasi menimbang-nimbang, karena setahun mempersiapkan diri untuk momen seleksi itu. Berselang setelah itu, saya mencoba menerima diri mengikuti ajang lain yang bermanfaat, karena pada dasarnya saya mengapply berbagai program untuk belajar lebih banyak dan mencari pengalaman yang luas. Tidak berselang lama, datanglah program Summer School Belgia ditahun ke 3 saya berkuliah, dengan nada ragu saya mencoba kembali dengan setengah hati, dan lolos administrasi huff .. Tak menyangka, saya lolos seleksi untuk wawancara. Hmm, dan ternyata tidak seperti yang dibayangkan, banyak yang pilihan yang berkecamuk pada saat itu. Pada momen yang sama mengikuti ajang lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan rasa penasaran saya tentang benua biru itu. Tapi saya mendapatkan hal yang lebih indah, kompetisi bisnis bersama orang-orang hebat yang tak pernah saya bayangkan dalam hidup saya akan berada didalam lingkaran tersebut.

Rasa penasaran membuat saya begitu banyak mencari informasi segala macam sejak saya mulai berkuliah. Saya berusaha mengikuti intuisi saya terhadap benua itu ada apa kenapa begitu membuat magnet pada diri ini. Padahal saya tahu, indonesia lebih indah dan menarik. Cita rasa seni yang tinggi di benua itu, pendidikan yang berkualitas, kehidupan modern, dan kisah-kisah sastra tinggi dan keberadaan islam yang tersembunyi disela-sela kehidupan mayoritas non muslim saat ini menjadi alasan rasa penasaran itu. Tapi Allah seperti membuat jalan lain untuk saya, dan seringkali membuat saya bingung ketika apa yang kita inginkan tak sejalan dengan apa yang Allah tawarkan dan takdirkan meskipun sudah berusaha. Manusia hanya bisa berikhtiar dan pasrah atas semua keputusan Allah. Termasuk perkara jodoh #eh kok nyambung kesana hahaha. *serius amet bacanya*

Saya menyadari apa yang kita inginkan tak semestinya sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Allah lebih tahu yang paling baik untuk hambaNya. Allah-lah yang menciptakan kita tentu tahu segalanya. Ketika saya mengingat hal tersebut hati saya lebih tenang, lebih pasrah menjalankan sesuai kaidahnya dan tetap pada rasa penasaran yang tinggi sampai pada akhirnya Allah memberikan saya kesempatan untuk melepas rasa penasaran itu suatu saat nanti. Saya percaya, barangkali saya akan menginjakkan benua itu lebih indah lebih menarik lebih bermanfaat. Sembari saya memantaskan kemampuan saya dan memperjuangkan berbagai kesempatan yang hadir. Barangkali perjuangan - perjuangan sebelumnya menjadi saksi rasa luarbiasa ketika itu tercapai. :)

Percakapan hari ini, menginspirasi saya mengingat-ngingat perjuangan saya selama ini. Ketika orang-orang terdekatku dan sekelilingku dengan senangnya menceritakan pada saya tentang kesempatannya ke Eropa memperlihatkan foto-foto .. Ahh, ada duri-duri menyelinap dihati ini Ohnoo .. Saya mencoba menenangkan jiwa yang berkecamuk ini, dengan mengatakan berkali-kali, Allah lebih tahu Allah lebih mengerti. Iri hanya menghadirkan penyakit hati yang menganggu berbagai macam keadaan. Rasa sabar, ikhlas, pasrah, dan huznudzon lah menjadi pengobat. Saya yakin saya yakin, tapi mungkin bukan kali ini, bukan jalan ini, tapi mungkin nanti lebih indah lebih luarbiasa dinanti :)

For inspiration :)
KEEP DREAMING FOR ME!
Artikel ini sedikit curhat bawaannya. Tapi semoga dapat membuka cakrawala berpikir kita. Sejak kecil saya suka magang. Baru saya sadari ketika saat ini. Entah desakan apa yang terjadi saya sering “dipekerjakan” diberbagai kantor, freelance dan lain-lain. Bagi saya organisasi juga magang loh hehe. Ketika SD pertama kali saya magang sama orangtua, bisnis kecil-kecilan belajar jualan. 
Saya mempromosikan masakan Ayah saya yang waktu dulu pernah berbuka jasa catering dan restoran. Saya suka menawarkannya ke teman-teman sekolah. Alhasil, banyak orderan dari teman-teman, guru dan lain-lain. Sayangnya tidak kepikiran pada saat itu untuk berwirausaha. Lanjut, saya magang dibeberapa guru membantu pekerjaan mereka jadi asisten mengenai administrasi, nilai-nilai siswa, dan lain lain Jadi kalo pengumuman siswa yang juara itu bulan depan teman-teman tahu. Saya siswa yang tahu pertama kali isi rapor teman-teman. #TerbukaKedok. Lanjut, magang jadi kurir sana sininya jasa fotokopi ataupun bagian tata usaha di majelis guru. Ini magang apa pemanfaatan yaa ? Hahaha. Saking baiknya barangkali wkwkwk. Well, semua itu saya ikhlas dan mengambil sisi positif saja (Ampuni hamba yang banyak khilafnya dan bohongnya #pray). Banyak pengalaman yang saya dapat, salah satunya bisa mengendarai motor kopling ketika kelas 5 SD untuk pertama kalinya karena kepepet fotokopi berkas pentingnya guru. Padahal belum pernah nyentuh motor sama sekali. Sueer dah, berasa naik roll coaster deg-degaan. Cuma bermodalkan penglihatan orang banyak ketika berkendaraan motor itu gimana.

Banyak cerita jaman sekolah dasar yang menarik sampai ketika duduk di sekolah menengah atas saya masih sering mengalami hal demikian dan sampai sekarang. Dari kecil saya selalu ditekankan ayah untuk selalu membantu orang. Ga usah mengharapkan banyak hal, nanti Allah aja yang balas. Selalu ingat kata-kata Almarhum ayah. Tapi terkadang manusia juga banyak khilaf dan rasa egoisnya tentu sesekali juga ada rasa pamrih.

Bicara magang itu bicara mencoba, benar tidak ? Magang identik mengenai pekerjaan coba-coba apa itu niatnya karena bagian dari kurikulum kampus, cari tambahan uang dan lain sebagainya. Tapi kalau dari saya sendiri, jadikan magang itu untuk mencari ilmu ingin mencoba, ingin tahu, dan juga berani berbuat kesalahan. Ketika mencoba, kita adalah orang yang masih dalam keadaan buta, tidak tahu apa-apa. Jikalau tahu yaa jauh sekali pengetahuannya, karena belum mencoba toh ?

Sayangnya mental teman-teman kita saat ini, takut untuk magang atau mencoba. Ahh .. Ntar dimarahin boss, ahh ngabisin waktu, ahh ini itu. Well, itu yang membuat kita selalu seperti katak dalam tempurung. Bisa meloncat tapi tak ingin keluar dari tempurungnya. Just silent.
Percayalah, dengan mencoba semakin banyak hal, mencari pengalaman magang dimana saja. Kamu akan jadi different person, akan dicari, diinginkan, diidam-idamkan. Loh kok jadi narsis ? Hahaha bukan, karena ketika kita mencoba dan magang, kita sudah mendapatkan ilmu, pengalaman, dan pencapaian, kita akan menjadi orang yang dibutuhkan. Benar tidak ? Dan jujur, saya belum pernah mengalami rasa “pengangguran” dalam artiaan tidak melakukan apa-apa dan tak menghasilkan apa-apa. Ada saja kesempatan magang lain, misalnya saya berhenti atau hal lainnya. Dan mencoba itu menyenangkan :)

Saya berani mulai bekerja ketika saya duduk di sekolah menengah pertama, mendapat job pertama sebagai waitress dan juga asisten di restoran ayah, lanjut ketika SMA saya bekerja sebagai kontributor, dan akhirnya menjadi wartawan freelance. Sesekali berjualan makanan. Lalu sebagai desain grafis dan web adminsitrator ketika saya baru saja masuk jadi mahasiswa dan penyiar radio. Jika sepi peluang, saya sendiri menyibukkan diri dengan magang sama diri saya sendiri melalui project project yang saya rancang. Saat ini saya masih haus dengan pengalaman, ilmu, dan rasa ingin tahu.
Menurut pandangan saya, pengangguran di Indonesia yang saat ini super banyaknya karena kualitas para sarjana dan juga lulusannya memiliki pola pikir katak dalam tempurung yang tidak ingin mencoba. Ketika lulus hanya pasrah bermodalkan ijazah untuk melamar pekerjaan sana sini. Bukan berarti itu salah, tapi bukan itu yang menjadi aspek utama, tapi skill teman-teman nanti yang diuji ketika bekerja. Nilai-nilai yang kita dapatkan itu tidak akan berarti apa-apa. Jangan ada lagi teman-teman yang mengejek ketika ditanyai kenapa kamu sekolah atau kuliah ? "Untuk menuntut ilmu" itu jadi bahan bercandaan. Karena memang sekolah dan berkehidupan itu tujuannya memang belajar.

Saya harap teman-teman dari sekarang coba mengatur diri jangan hanya diam dan pasrah mengikuti alur kehidupan dan mengikuti "kata banyak orang". Cobalah sesuatu ! Cobalah ! Luangkan waktumu untuk magang dan menghasilkan karya :) Percayalah, semakin banyak jatah gagal anda, semakin dekat kita menuju sukses yang kita inginkan

-------
For your inspiration

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates