facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

 

Ga terasa sudah lama banget ga nulis sesuatu yang personal. Berkaitan dengan refleksi atau pemikiran - pemikiran pribadi. Bahkan aku ingat - ingat, dulu diriku rajin banget nulis diary. What’s happen today? Are you busy now? Haha pertanyaan yang aku tanyakan ke diriku. I’m not busy. Tapi terlihat sangat sibuk. Bagiku sibuk kalo kata orang - orang mah, pencitraan. Malah bukan sesuatu yang patut dibanggakan, tapi sebuah hal yang tidak bisa dikelola dengan baik. Terserah sih ya.
 


Judul ini aneh, banyak baca masa’ jadi banyak tidak tahu. Tapi istilah ini benar bagi saya. Semakin sering saya membaca sesuatu, semakin saya merasa tidak tahu apa – apa. Weeeh benarnyaa begini toh, kok saya ga tahu ! Inilah ekspresi saya apabila menemukan hal baru dalam membaca.

Di Kongkow Nulis komunitas saya bersama teman – teman, program barter buku agaknya efektif untuk memaksa kita untuk dapat bahan bacaan baru. Soalnya ada aturan wajib menukarkan buku dalam jarak waktu tertentu. 
Begitu juga saya yang memaksa diri membeli buku tiap bulan dengan menyisihkan beberapa ribu rupiah untuk membeli buku baru, atau borong belanja buku di bazaar. Tapi karena kesibukan yang kian padat, membeli buku secara online telah mengalihkan dunia saya atas kecanggihan teknologi saat ini.

Alhamdulillah, ada lebih kurang 300 – 500 buku yang sedang dalam proses data yang sudah saya miliki. Semoga semoga bisa membuat perpustakaan sendiri. Bagi saya, buku itu adalah investasi pikiran. Kita membeli buku sama halnya kita mengambil pengetahuan yang investasinya di masa yang akan datang. Walaupun saya tahu, teman – teman lain tidak semua yang memiliki hobi mengkoleksi buku, ada yang lebih suka meminjamnya ketimbang membeli. Tapi ga ada salahnya kita membeli untuk mengapresiasi orang yang telah memberikan ilmu kepada kita melalui tulisan – tulisannya dengan membeli bukunya. Yaaa gak ?

Kita juga bersedekah, membantu warisan budaya keilmuan ini tetap berjalan. Walau kadang – kadang protes, semakin terkenal penulis favorit kita, harga buku terbaru karyanya semakin muahaal hahaha.

Mengapa banyak membaca itu harus dan wajib ?

Pengetahuan itu ga ada habisnya. Seperti yang kita sebut sebelumnya, semakin kita banyak membaca kita semakin tahu bahwa “banyak hal yang tidak kita ketahui”.

Kamu akan jadi generasi  alias kalah karena tidak membaca. Why ? Tiap hari dan tiap detik terjadi banyak perubahan disekitar kita, akselerasi kian cepat, perubahan di segala aspek seperti berpacu pada waktu. Jika kita sedikit saja telah membaca situasi, kita akan kalah. Walaupun kita tidak merasakannya.
Saya mengutip kata ustad di Islam Itu Indah, Transtv topik pagi tadi, “Ada tiga hal manusia tidak boleh puas karenanya, ibadahnya, pengetahuannya, dan sedekahnya” Lebih kurang sih begitu. Pengetahuan adalah hal yang tak akan ada habisnya, so .. kita tidak boleh puas atas ilmu yang kita miliki.

Termasuk kata seorang dosen favorit saya di semester lalu, yang jleb banget yang barangkali bisa membuat renungan buat kita semua.
 “Teman – teman dan adik – adikku (kebetulan dosennya masih muda dan single #ehem), kita itu di dunia dikasih jatah sama Allah buat sekolah loh. Ada SD- SMA terus S1, S2, S3.. Allah bakal kecewa kalau kita menyia – nyiakan kesempatan untuk jatah belajar di dunia dan ga dihabiskan. Jadi pesan saya, selama kalian belajar dan sekolah. Jangan pernah menghilangkan niat kalian melanjutkan sekolah, selagi bisa untuk meneruskan sekolah dan habiskanlah jatah itu selama kita masih hidup”
Pesan ini membekas sekali bagi saya. Karena banyak juga dari orang sekeliling kita yang mempengaruhi kita untuk udah deh, sarjana strata satu aja udah cukup, pengalaman aja yang dibanyakin. Well, dari segala pandangan orang sekitar, saya justru menemukan gairah belajar yang non stop untuk menyelesaikan sekolah sampai saya sanggup dan setinggi – tingginya. (Aminn ..) Ga harus dipaksain banget, ikutin alur yang ada, jangan sampai juga sekolah mengalahkan proritas lain seperti bekeluarga (read : menikah #ehem), aktualisasi diri (read : bekerja dan mengekspresikan diri), dan lain – lain.

Notice: Pesan juga nanti kepada siapa suami saya nantinya #uhuk, izinin umi sekolah tinggi bareng – bareng kamu ya, menghabiskan jatah belajar yang dikasih Allah. (Don’t baper ya readers >.<)

Membaca membuat kita semakin tahu bahwa kita bukanlah siapa – siapa. Semakin bersyukur dan mengakui kebesaran Allah. Bagaimana bentuk kesyukuran kita ? Dengan cara kita membaginya kepada oranglain.

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)
Iri seperti ini membuat kita termotivasi untuk memberi semakin banyak dan membaca semakin banyak.
Semakin jelas masa depan kita, *iyaa masa depan kita* ( ada yang baper bisik – bisik dibelakang)


-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

semoga menginspirasi :D

Sudah hampir satu bulan saya saat ini merasakan oase dunia yang sebenarnya alias dunia kerja. Walaupun sebelumnya ketika awal perkuliahan saya sudah bekerja sama halnya saat ini. Ada dinamika berbeda yang saya hadapi. Setiap pekerjaan itu memiliki style yang berbeda, kedisiplinan, baik itu waktu, aturan – aturan, budaya kerja. Tergantung dengan menjadi acuan atau target dari program kerja. Well, sejauh ini pekerjaan yang saya geluti sebelumnya hanya ketat di perkara deadline, maklum wartawan. Tapi untuk budaya dan suasana kerja sangat fleksibel. Kita bisa merasakan hal menyeramkan kalau dalam situasi konflik, atau merasakan kekenyangan kalau ketika menghadiri acara yang mengundang wartawan hehehe.. pengalaman.
Tapi kali ini saya diberikan momentum yang sangat berbeda dari sebelumnya. Harus tepat waktu, disiplin dengan jam kantor yang padat dan lembur. Lalu menjadi sosok "power ranger's". Saya menyadari bekerja dibidang bisnis dan marketing itu adalah sosok power rangers, yang harus siap menjadi apa saja.
Seperti beberapa minggu belakangan, saya harus berganti jubah menjadi dokter, perawat, terkadang jadi MC dan juga guru TK. Yups, cukup menyenangkan.

Nah, sampai akhirnya saya menyadari mengapa berorganisasi itu sangat penting dan perlu. Dimana banyak dari kita yang masih asik dengan aktivitas yang kaku. Alias diem dirumah pasca pulang dari kampus dan sekolah. Ketika kita berada di dunia sebenarnya, ketika kita tak memiliki kemampuan soft skill untuk berkomunikasi, percaya diri, mengorganisasikan sesuatu. Saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi dalam diri kita bila kita tidak memiliki pengalaman berorganisasi apapun. Walaupun pekerjaan yang kita geluti sangat menarik dan sangat dekat dengan jiwa atau passion kita.

Saya sadar bahwa ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan di organisasi lebih aplikatif ketika saya bekerja. Baik itu perusahaan besar ataupun startup yang masih merintis. Ketika berorganisasi kita belajar untuk berhadapan dengan dunia nyata, setidaknya dalam konflik nyata yang minimalis di lingkaran kecil kita. Baik itu konflik kecil bersama teman satu divisi, barangkali dengan ketua, atau dengan keluarga karena apa yang dikerjakan. And then, semuanya bakal dirasakan ketika memang sudah didunia nyata. Kita diberikan tanggung jawab baru, yakni menjadi dewasa dan juga diri sendiri. Kita diberi tantangan untuk menjadi diri yang terdidik, bermoral, santun. Attitude adalah pelajaran berharga yang seharusnya di dapatkan, tapi sayang pembelajaran ini hanya di dapatkan di keluarga, gitu kata Ibu saya yang sering menasehati saya. Jika pun ada dalam organisasi atau pun pendidikan formal sangat sedikit sekali penerapannya, lebih banyak teori – teori yang kita dapatkan.

 
Dunia sebenarnya kejam ? 
 
Stereotip yang sering dikatakan banyak orang. Yaaps, kejam bagi orang – orang yang tidak mempersiapkan diri dari awal. Bagi orang – orang yang sudah berpikir maju selangkah, ia sudah mempersiapkan diri dengan berlelah – lelah dan berletih – letih untuk mencari pengetahuan lebih banyak ketimbang orang lain. 

Tantangan ini dinamis, semakin lama kian menarik. Kita sebagai pemuda masa depan harus ekstra lebih keras jika tidak ingin ketinggalan. Berita seliweran tentang PHK besar – besaran, teknologi yang menjadi teman, dalam isu seringkali menjadi menjadi momok menakutkan untuk menggantikan tugas manusia.
Kreativitas, inovasi, dan nilai yang menjadi penyelamat itu, tidak akan mudah dimiliki bila tidak dalam usaha keras untuk mendapatkannya. 
 
Biar deh orang bilang kita sok sibuk dengan kegiatan, biar deh orang bilang kita terlalu serius, biar deh orang lain mengatakan ini dan itu tentang apa yang kita jalani.

Toh, hidup kita yaa kita yang menjalani seperti apa. Mau kita kedepannya sukses dan mudah dalam hidup ? atau dalam gelimang penyesalan.
Yuk, kita siapkan masa depan mulai dari sekarang. Bagi kita yang belum sadar walau sudah berada di dunia sebenarnya, ayo segera bangun. Jika ingin mimpinya terwujud.




Di sela – sela dilema yang hadir beberapa bulan ini. Belum lagi memasuki awal – awal tahun.Saya berusaha menyibukkan diri dari kekosongan yang hadir. It’s not me. Usai sudah matakuliah yang saya harus ikuti dan hadir. Lega ? Bisa jadi, kesibukan bimbingan dan dilema masa depan jauh lebih berat tekananannya dari hanya kebebasan waktu untuk menghadiri perkuliahan – perkuliahan. Hmm.. sejenak kampus berasa asing.

Beberapa artikel yang saya baca dan blog walking sana sini di blog teman – teman. Mereka menuliskan berbagai rencana luarbiasa di awal tahun yang benar – benar membuat saya wow sambil berkaca sama diri sendiri yang rasanya masih belum melakukan apa – apa. Sebenarnya saya hanya menikmati cara saya melewati hari demi hari dengan cara saya sendiri, saya paling tidak suka didesak -_- tapi suka desak orang lain hehehe.

Tantangan saya saat ini adalah komitmen dengan apa yang saya rencanakan. Kondisi fisik yang menurun belakangan ini, saya rasa hadir dari gaya hidup dan juga stres berlebihan yang saya alami. I’m human readers. Saya juga sesekali suka membatalkan rencana membuat saya pusing sendiri dan membuat rencana baru dadakan. Nah loh! Its time to focus mel. Yaps, ini waktu saya buat fokus.

Fokus saya sekarang menulis banyak hal. Termasuk merutinkan blog ini agar bermanfaat bagi pembaca setia. Saya tidak banyak berharap visitor blog ini rame, karena saya juga perlu waktu untuk membuat sebuah tulisan bagus dan tepat menurut saya. Saya mengejar konten baik bukan kuantitas, jadi maklum dan saya minta maaf kadang jeda antara artikel satu dan lainnya agar berjauhan jaraknya.

Saya terharu ketika ada teman saya yang kemudian kirim komentar via bbm yang bilang “ Mel, teruslah menulis ga usah dipikirkan bakal dibaca apa enggak, yang pasti aku akan selalu baca dan pasti akan ada yang baca” ini komentar bikin merah – merah pipi deh. Jujur saja, saya pribadi menulis untuk menasehati diri saya sendiri, sedikit – sedikit dan kadang banyak juga curhat #ups.

“Fokus kamu apa sih mel, kegiatan banyak amir ?” ini gak satu dua orang yang memberikan statement seperti ini ke saya. Padahal agenda saya mah ga banyak, bahkan ada kadang seminggu menung ga jelas dirumah. Keluar rumah juga kadang kalau ada perlunya saja. Saya pribadi mencintai kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, karena saya pribadi ekstrovert walau kadang – kadang penyendiri introvert ketika fokus mengerjakan sesuatu. Ada sebuah energi yang saya dapat ketika berkumpul dengan orang banyak dan berdiskusi banyak hal, perspektif baru, ide baru, suasana baru, kenangan yang baru. I’m really love new things in the life. Saya suka dengan hal – hal baru dan patut dicoba. asalkan tentang hal baik yaa.

Kita perlu fokus pada sebuah hal yang sedang kita perjuangkan. Benar! Nah, coba sekarang lihat diri kamu. Apa yang sedang kamu perjuangkan ? Cita – cita, studi, masa depan, apa lagi ? Namun bukan berarti kamu menutup kemungkinan akan hal – hal baru setidaknya menambah perspektif baru dari kehidupanmu. Sampai kapanpun masa depan itu misteri dan tidak ada yang pernah tahu. Tiap kita proses mencapai sukses beda – beda jalannya. Kamu inget gak ? Impian kamu ketika mulai di sekolah dasar hingga saat ini ? Berubah tidak ? Yups, sedikit banyaknya berubah sesuai situasi dan kondisi. Bukan berarti hidup kita hancur ketika kita tidak mendapatkan impian kita itu, bisa jadi impian lain yang lebih hebat sedang dipersiapkan. Right ?

Fokus adalah ketika energy kamu terkuras untuk sebuah hal yang kamu geluti dan mengasahnya terus demi hari sehingga kamu menjadi bertumbuh. Nah, ini saatnya saya fokus pada impian saya dan karir saya di Ilmu Komunikasi. I’m so passionate with that.

Ada beberapa cara bagaimana kita menjadi FOKUS :

1.    Identifikasi
Coba didata kembali apa saja yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Baik itu kesukaan kita, potensi kita, rencana – rencana kedepan, masalah – masalah yang timbul. Lalu, tuliskan prioritas itu dalam sebuah agenda kerja. Walau terkadang melihatnya melelahkan, tapi ini harus dilakukan karena ini yang membuat kita jadi terarah.

2.    Mengambil Keputusan
Ambil keputusan mana yang harus kita lakukan dan tidak dilakukan. Hal apa saja yang harus dihindari dan diabaikan. Bila ada sebuah pilihan, putuskan segera. Buat skala waktu didalamnya, kapan ingin diselesaikan kapan akan dimulai. Plan all !

3.    Klasifikasi
 Pisah-pisahkan pekerjaan yang harus dilakukan sekarang, segera, terjadwal, ditunda. Fokuslah pada pekerjaan sekarang. Ambil tindakan cepat untuk menyelesaikannya. Lupakan pekerjaan lain. Kita tidak perlu khawatir dengan pekerjaan lain sebab sudah kita simpan pada sebuah sistem “di luar” kepala. Inilah inti cara fokus, kita hanya perlu memikirkan yang memang perlu dipikirkan.

Review kembali daftar ini setidaknya seminggu sekali karena pasti banyak mengalami perubahan. Ambil lagi keputusan, mana yang akan menjadi fokus. Lakukan terus menerus.

Fokus itu perlu latihan, latihan untuk memaksimalkan sesuatu. Melatih fokus sama halnya melatih kekuatan penuh dari diri kita. Bila ada sesuatu kegagalan bisa jadi itu karena tidak fokus pada sebuah hal yang sudah direncanakan.

So, for you! Its time to ready ! Its time to be FOCUS
*nasehat untuk diri saya sendiri dan kita semua.
----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
source pict : moco.co.id

Ketika membuat judul ini saya bingung bagaimana cara mengintrepretasikannya. Berat yak ? Sebelumnya saya pernah membuat sebuah status singkat di timeline facebook berkenaan dengan “komitmen”. Duh, bicara komitmen, rata – rata para muda – muda alergi banget. Asosiasi khayalan tingkat tingginya kata komitmen disamakan dengan kata “pernikahan” . Padahal tidak hanya itu, #eh bukan sesempit itu maknanya.

Bicara komitmen adalah bicara tanggungjawab. Ini menjadi peer (pekerjaan rumah) saya untuk memperbaiki diri dengan komitmen. Ingat gak ketika kita kecil dulu ? Kita perlahan diajarkan orang tua kita untuk belajar mandiri, belajar makan sendiri, membereskan mainan sendiri, berkomitmen untuk tidak mengerjakan tugas sekolah ketika malam. Itu dia komitmen, sebuah janji yang amat dalam. Menurut pandangan saya, komitmen ini jauh lebih mendalam pemaknaannya. Sudah masuk dalam sanubari untuk melakukan sesuatu. Janji yang sudah terealisasi menjadi sebuah tindakan nyata dari diri kita baik itu untuk diri kita sendiri maupun oranglain.

Komitmen sudah menyangkut prinsip – prinsip kita. Misalnya ketika kita berkomitmen untuk berhijab, untuk tidak pacaran, hijrah kearah yang lebih baik. Setelah saya renungi, komitmen itu memiliki tahapan atau levelnya. Ketika kita mampu berkomitmen dengan hal sederhana, kedepannya kita akan menghadapi komitmen lainnya yang datang kemudian menawarkan diri untuk kita melakukannya.

Contoh sederhana ketika kita kecil, saat kita mendapatkan tanggungjawab mengurusi keperluan kita sendiri, mandi, makan sendiri, dan lain – lain. Kita mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang kakak, lalu kita akan naik level untuk berkomitmen menjaga adik. Yaa kan ?
Komitmen itu amanah, kekuatan, tanggungjawab. Seperti perkataan yang pernah saya ingat dari Paman Ben dalam sequel Spider-Man kepada ponakannya bernama Peter itu. “Kekuatan yang besar beriringan dengan tanggungjawab yang besar pula”
Atau sama halnya pepatah yang sering kita dengar, semakin tinggi pohon itu tumbuh semakin kencang angin bertiup menggoyangkannya.

Bila komitmen itu memiliki tingkatan. Coba kita nilai diri kita seberapa jauh kita berkomitmen untuk diri kita sendiri untuk hal – hal yang baik ? Dari ketidak sempurnaan yang kita miliki, sejauh apa kita dapat berkomitmen untuk memperbaiki diri. Sederhananya menyelesaikan apa yang sudah kita mulai, seperti perkuliahan dan hal lainnya. *ini nasehatin diri banget*
Semakin tinggi seseorang mampu berkomitmen akan suatu hal, ia akan pantas berkomitmen untuk hal yang lebih besar lagi. Contohnya saya yang sering ditegur orangtua terkadang, “ kamu ga bisa gini …… gimana nanti ……” atau untuk para laki – laki sholeh, gimana mau bangun rumah tangga ? kalau bangun pagi aja susah ? #eh seperti itu deh

Jadi, apabila kita ingin menilai seseorang, kita bisa menilai dari sejauh mana ia mampu berkomitmen dari hal sederhana saja. Semakin tinggi ia mampu berkomitmen berarti dia adalah sosok High Level Personality. Misalnya saja, ia berkomitmen untuk merapikan kamarnya, rutin menulis, tanggungjawabnya dalam berorganisasi, dan hal lainnya. Tapi jangan judge orang, ketika ia belum mampu untuk itu. Berarti ia masih dalam proses, sama halnya seperti kita. Setiap orang memiliki proses menjadi baiknya masing – masing kan ? Kita hargai itu dengan membantunya mempercepat langkahnya untuk menjadi sosok yang lebih baik semampu kita.

Siapa yang mau berprestasi dalam berkomitmen ? menjadi High Level Personality?

“Jika Allah yang engkau tuju, maka kemuliaan akan dekat kepadamu. Segala keutamaan dan kemuliaan sifat – sifatNya akan mengikutimu” (Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)



Segala sesuatu itu dimulai dari sebuah langkah. Perubahan besar yang kita miliki itu awalnya dimulai dengan sederhana ? Percaya gak ?
Saya ingat ketika itu saya pernah sharing dengan teman – teman TDA Kampus dulunya mengenai memulai sebuah bisnis. Rekan saya bilang begini, “Bukannya penemu apple alias steve jobs itu membangunnya dulu dari garasi rumah ya ?” Itu dia. Kita seringkali berpikir terlalu besar, ribet, rumit, memikirkan awalnya begitu sulit. Kemudian berpikir tentang sesuatu itu dengan awal yang waah, minjem uang gede – gede buat bisnis, dan kemudian berpikir dalam waktu yang singkat bisa berhasil. Pada kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga tak jarang dari kita akhirnya berhenti melanjutkan keinginan menjadi sebuah realisasi yang nyata.

Saya pernah mengalaminya dan sering mengalaminya. Saya sadar pemikiran demikian di awali dari kesalahan kita yang tidak menghargai dan mengerti arti dari sebuah proses sesungguhnya. Selalu berpikir muluk – muluk dan lain sebagainya. Bukannya segala sesuatu dimulai dari hal yang sederhana kan, ?

Sama halnya ketika kita ingin merubah sebuah kondisi apakah lingkungan kita, keluarga kita, teman – teman kita. Hal yang sering kita lupakan adalah merubah diri sendiri terlebih dahulu. Cara kita berpikir, cara kita bersikap dan berperilaku, dan juga apa yang kita lakukan. Sembari itu kita juga perlahan merubah hal lain diluar diri kita.
Tidak mudah memang untuk mengawali sebuah hal, ketika menghadapi cemooh, tanggapan pesimistis, dan negatif sehingga mempengaruhi diri kita untuk melakukan perubahan baik.
Saya suka sekali dengan quote Lao Tzu, salah satu filsuf asal cina kuno.
Salah satunya mengatakan bahwa 

“Perjalanan yang berkilometer dimulai oleh sebuah langkah” sederhana tapi memiliki makna yang dalam.

Satu lagi kata bijaknya 
“Orang hebat mampu mengendalikan oranglain, tapi lebih hebat lagi ketika ia mampu mengendalikan dirinya sendiri”

Terkadang dari kita mampu mempengaruhi oranglain dengan sikap dan perkataan kita, tapi kita sendiri sulit untuk menasehati diri kita dari hal yang tak baik untuk berhenti.
Kebaikan apapun itu harus disegerakan, dimulai dari hal yang paling sederhana dahulu dan mulai dari sikap kita untuk menghargai dan mengapresiasi diri kita dari hal yang kita bangun. Memulai tidak harus sempurna kan ? Memulai tidak harus langsung ujuk – ujuk jadi yang terbaik ?
Dari setiap perjalanan tentu ada yang memulai kan ? Walaupun pada akhirnya nanti gagal, bisa jadi gagal kita adalah awal gerbang kita untuk masuk dan memulai sukses di hal lain yang tidak kita sadari.

*duh penulis ini kayaknya pandai ngomong aja ya,* dugaan pembaca
 
Saya pribadi menulis kan hal ini sebenarnya adalah menasehati diri saya sendiri untuk tidak takut untuk memulai apapun itu. Terutama saya yang belakangan ini sering takut dengan suasana pagi hari karena satu dan lain hal. Padahal sebuah hari itu dimulai dari pagi hari kan ? semoga gejala tidak baik dari saya ini bisa segera pulih. Aminn..

Nah, kamu masih berpikir untuk diam terlalu lama merenung untuk memulai sesuatu ?

-------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
 
Keep Inspiring !

Hari ini untuk kesekian kalinya mengunjungi pameran pendidikan luar negeri. Suasana excited dan semangat menggebu – gebu untuk bisa kuliah dan mendapatkan pendidikan yang baik di luar negeri seketika muncul ketika di ruangan tersebut. Para konsultan pendidikan di tiap – tiap stand menjelaskan dengan baik apa benefit yang didapat ketika berkuliah di luar negeri. Sekaligus oase kompetisi untuk memperbaiki skor standar bahasa asing, seperti IELTS dan TOEFL menjadi bayang – bayang kita yang ingin berkuliah di negara asing. Lalu pertanyaannya ? akan kah ? haruskah ?

Beberapa hari yang lalu, rapat bersama teman – teman komunitas. Teman saya kala itu, mengutip kembali pertanyaan saya tentang “Apa alasan kita kuliah ke luar negeri ?” Inilah yang menjadi diskusi seru kami sore itu.

Jujur saja belakangan ini, keinginan saya berkuliah di dalam negeri sebagai kuliah lanjutan semakin mantap. Ketika restu dan juga tanggungjawab untuk meneruskan perjuangan yang sudah dimulai sejak awal perkuliahan menjadi lebih jelas arahnya. By the way, setiap orang punya pilihan bukan ?

… mel kamu sering ikut acara nasional sih .. cinta Indonesia banget deh ..
… mel kamu ingat mimpi kamu gak …
… mel, ini loh kamu bisa …

Ini suara – suara indah yang mampir di telinga saya ketika menyampaikan minat saya itu. Siapa sih yang gak ke pengen merasakan oase berbeda belajar di negara yang memiliki kualitas pendidikan lebih baik daripada di negara sendiri ?
Saya juga menuliskan mimpi di sebuah negara di benua biru kok. Lalu ? Apakah mimpi itu pergi ? Tapi kalau saya bilang mimpi itu dalam perjalanan waktu semakin jelas dan terarah.

Semua itu masalah niat dan juga potensi. Saya pernah baca, trend untuk lanjut studi semakin meningkat. Baik dan positif tentunya, karena menandakan minat pemuda Indonesia untuk belajar dan mengenyam pendidikan tinggi semakin tinggi. Berkaitan dengan kualitas SDM negara kita yang akan semakin baik. 

Media informasi semakin tak terbendung arusnya, oase kompetisi di era saat ini sangat terasa sekali. Karya A Fuadi dan Andrea Hirata telah menghipnotis seantero muda mudi Indonesia untuk melanjutkan kuliah diluar negeri bukan sekedar mimpi, siapapun bisa. Walaupun ia berasal dari daerah terpencil sekalipun. 

Tapi, segelintir orang menjadikan tujuan utama untuk lanjut studi jadi buram. Niat tercampur jadi keinginan untuk tampil keren, ingin jalan – jalan, ingin foto di landmark, dan banyak lainnya. Wajar saja, ketika ada sebuah artikel tentang seleksi LPDP yang para kandidatnya gugur karena ketika sampai di meja interview. Kita sendiri bingung, sebenarnya apa tujuan kita berkuliah jauh untuk sampai – sampai ke luar negeri. Memang diakui, pendidikan di Indonesia memang banyak sekali masalah yang perlu diperbaiki. Sehingga kuliah di luar negeri menjadi jawaban. But, kita tentunya harus menemukan niat yang lurus dan realistis untuk menggapai impian kita.

Jangan sampai, karena ambisi yang kita miliki kita kehilangan momen berharga dalam hidup kita. Kita semua istimewa, hal yang terpenting kita fokus pada kekuatan kita. Fokus untuk menjadi diri sendiri bukan menjadi orang lain.

So jawabannya ?
Studi ke luar negeri itu harus, bila studi ke luar negeri merupakan jawaban untuk kita berkarya lebih baik dan lebih bermanfaat.  Bila studi lanjutan di sana kita akan menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang kita berada di dalam negeri. Jadi pepatah, gapailah ilmu sampai ke negeri china, pas deh. Cari ilmu sampai ilmu dagingnya.

Lalu, jawaban kedua ga harus. Kalau niat kita hanya untuk tampil keren, tampil beken, dan pendidikan yang kita ambil nantinya sama kualitasnya dengan di dalam negeri. Alias kita tidak perlu jauh – jauh, lalu meninggalkan banyak hal yang seharusnya menjadi prioritas teratas hidup kita.

Setiap kita punya jalan suksesnya masing – masing. Maka dari itu, temukan jalannya !

-------------------

Keep Inspiring !

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Sore tadi ada percakapan menarik dengan saya dan teman – teman mantan jurnalis di tempat saya dulu. Sembari bernostalgia, kita ada menceritakaan tentang pentingnya Bahasa asing dan rencana kedepan untuk melanjutkan hidup. Baik itu topik, nyari pasangan, lanjut studi, kenyamanan bekerja. Maklum sebagai yang ‘termuda’ di forum mini sangat ingin tahu apa yang dilakukan kakak – kakaknya.

Kami bersepakat belajar Bahasa asing lebih ekstra dari biasanya. Saling menilai diri masing – masing, terutama Bahasa internasional yang kita gunakan, Bahasa inggris.
Saya pribadi dari kecil di berikan kesempatan orangtua mengikuti berbagai kursus Bahasa asing dibeberapa tempat baik itu privat atau college. Tapi, ga ada perubahan signifikan setelah saya sadari. Padahal saya mendapatkan kesempatan itu banyak dan tak pernah terputus. Hingga saya sadari, hal yang salah adalah. I didn’t love that. Saya tidak mencintai aktivitas itu. Saya mengikuti kursus karena ingin nilai Bahasa inggris saya baik dan lulus. Saya belajar dan menghapal ketika ada ujian kursus atau di sekolah.

Lalu saat ini saya menyesal. Hiks, penyesalan selalu datang belakangan yaa. Saya mendapatkan pelajaran dikemudiannya, bahwa belajar Bahasa itu perintah Allah dan Rasul loh. Saya pernah mendengar seorang ustad yang mengajarkan kelas singkat Bahasa arab pada saat itu, memberikan kisah tentang hadits untuk belajar bahasa kaum lain. Bukannya di Quran juga ada dijelaskan tentang perintah belajar bahasa arab ? Yuuk dibuka Al-Qur’annya.

,”Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”  (QS. Yusuf [12] : 2).

Salah seorang sahabat yang mulia, Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu mengatakan,”Belajarlah bahasa Arab, karena ia termasuk bagian dari agama kalian” (Iqtidha’ Ash-Shirath Al-Mustaqim).

Bahkan Imam Asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan,“Maka wajib atas setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab sekuat kemampuannya, sehingga dia bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan dengannya dia bisa membaca kitabullah … “ (Ar-Risalah).

Ini menjadi self reminder bagi saya selalu untuk tak pernah bosan untuk mempelajari al-quran. Biasanya hal termudah untuk mengingat kosakata bahasa arab adalah dalam Al-Quran dan tafsirnya, seperti tafsir al-Jalalain yang didalamnya terdapat pengertian tafsir perkata. Subhanallah bahasa Al-Quran itu.
Mempelajari bahasa asing dalam beberapa referensi yang saya baca meningkatkan fungsi otak untuk memperoleh wawasan dan sudut pandang lebih luas. Bahasa adalah simbol dari sebuah pengetahuan, bahasa adalah alat untuk menterjemahkan sesuatu. Seringkali kita temui bahasa asing satu dan yang lain ada yang luas dan tidak. Contoh sepengetahuan saya, jika bahasa inggris nasi itu rice, sedangkan dalam bahasa Indonesia ada dua macam, ada beras dan nasi. Bentuk yang sama tapi maknanya berbeda. Nasi itu beras yang sudah di masak, sedangkan beras belum.
Lalu bagaimana kita mudah untuk mempelajarinya ?
Luruskan niat dahulu! Itu paling penting. Ketika kita niat kita baik untuk belajar, akan dimudahkan mempelajarinya. Lalu? Sungguh – sungguh dan tekun. Disiplin! Hal yang penting dari bahasa asing adalah berlatih dan mempraktikannya.
Hal yang paling utama cintai aktivitas itu. Saya pernah memposting tentang aktivitas belajar dan bekerja dengan rasa cinta akan maksimal hasilnya. Love you passion! Pada akhirnya saya memiliki ambisi dan cita – cita menjadi poligote. Seseorang yang memiliki kemampuan bahasa lebih dari satu, salah satu contohnya Almarhumah Gayatri. Saya tahu itu tidak mudah, karena setiap manusia memiliki tingkat kemampuan intelegensia menonjol atau tidak di linguistik. 

Ternyata ilmu ‘cinta’ akan aktivitas itu berhasil. Saya pernah belajar otodidak bahasa jepang dan mempraktikannya dengan teman saya yang merupakan anime-holic. Berbekal wawasannya tentang bahasa jepang dan juga cerita uniknya tentang koleksi komiknya saya mendapatkan lawan berbicara. Setiap hari kita selalu mendapatkan kosakata baru. Sampai pada akhirnya, kita berhasil bercakap – cakap bahasa jepang dalam bahasa sehari – hari, walau minim wawasan untuk menuliskannya. Saya dan teman saya menggunakan kode rahasia kalau meledek orang lain dengan bahasa jepang hehe *jangan ditiru. Dari mana tahunya bahasa saya benar ? sesekali saya melakukan chat dengan teman – teman asing dari jepang, sedikit sedikit mempraktikannya, ternyata ia mengerti. Lalu, tugas saya selanjutnya adalah meningkatkannya dan mempraktiknya.

Nah ?
Bagaimana dengan kamu ? Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah dimulai. Para asing segera menyerbu negara kita yang merupakan target pasar yang empuk. Mereka berlomba – lomba belajar bahasa Indonesia, agar bisa bekerja di Indonesia yang merupakan salah satu syarat tinggal dan bekerja di Indonesia.
Kita masih mempersempit diri untuk diam kah ?
Yuk kita belajar, belajar memperluas wawasan dengan belajar kuncinya mendapatkan pengetahuan yaitu melalui bahasa.
Ala bisa karena biasa!
-------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!

Syukur alhamdulillah, kita saat ini sudah sampai di awal tahun 2016. Banyak episode hidup yang kita lewati saat ini. Baik itu senang, sedih, penuh pengalaman, pembelajaran. Itu poin utama yang saya dapatkan. Terutama teman – teman luarbiasa yang saya tiba – tiba kenal dan mensupport saya dari berbagai sudut. Saya sadar semua itu tentunya rencana Allah Swt. Untuk refleksi tahunan saya sudah menuliskannya dibeberapa blog sebelumnya Refleksi Part 1 dan Part 2. 

Kali ini saya ingin bicara pada diri sendiri sekalian ingin menginspirasi teman – teman mengenai menjadi diri sendiri. Jujur saja, saya pribadi begitu terkagum dengan teman – teman di sekeliling saya dalam sepanjang tahun 2015. Sukses yang mereka lewati dan senyum yang mereka tawarkan dalam berbagai akun sosial media, membuat saya begitu menginspirasi dan kembali merefleksikan diri saya. Apa yang sudah saya buat untuk kebaikan ? Pertanyaan yang selalu terngiang – ngiang dikepala.

Saya masih merasa, banyak waktu – waktu yang masih “tercuri” oleh apa yang saya lakukan. Tercuri dalam arti, saya masih sering menunda apa yang seharusnya disegerakan. Eh ? Apa itu ? Seperti tugas kampus dan hal lain. Saya sadar, bahwa sikap perfeksionis kadang ada baik ada kurang baik. Yaps! Karena hal yang sulit dari diri manusia itu adalah mengendalikan diri ? benar gak ?

Tantangan saya saat ini adalah menjadi diri sendiri, fokus pada tujuan yang sudah dirancang. Saya menyadari, kian hari waktu begitu mengoda untuk disiakan dengan kata “nanti” dengan beribu alasan yang tiba – tiba muncul seketika. Benar gak ? Saya pernah mengalaminya, dan kadang – kadang sangat menganggu.

Itu makanya kita diharapkan senantiasa berkumpul dengan orang – orang yang memiliki visi yang sama dan juga tujuan yang beriring. Sehingga kita istiqomah untuk mencapai tujuan kita, tanpa sadar kita saling bahu membahu untuk mewujudkan impian masing – masing. Ingat film Tetralogi Laskar Pelangi kan ? atau kisah Trilogi Negeri 5 Menara karya A.Fuadi ? Mereka meraih impian tidak sendirian kan ?

Menjadi diri sendiri itu penting, menemukan siapa diri kita adalah bagian dari proses perjalanan kita menuju sukses. Ketika kita mengenal diri kita, kita melengkapi sebuah puzzle untuk melengkapi kepingan yang tidak dimiliki oranglain. Disitulah kita dibutuhkan untuk semakin sering berbagi, berkontribusi, memberi manfaat dari potensi yang kita miliki. Ada barangkali disekeliling kita membutuhkan waktu yang lama untuk memproses dirinya ada juga yang memiliki akselerasi dengan cepat. Bagaimana agar bisa cepat ? baca artikel saya yang sebelumnya “Akselerasi Kehidupan”
Misi saya kedepan adalah fokus selalu ingin mengetahui diri saya “Who I am”. What is my potential ?
Bagaimana orang mengenal kita, apabila kita sendiri tidak mengenali diri kita. Isn’t it ?
Satu quote bijak yang selalu saya ingat,

“Tidak perlu kita membandingkan diri dengan pribadi oranglain, cukup berkompetisi dengan sosok kita dihari kemarin”

Intinya, selalu jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin agar kita termasuk golongan orang – orang yang beruntung. 
Selalulah berkontribusi dan berkarya dalam apapun bidangmu.
Lakukan lakukan lakukan!

------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Keep Inspiring!
http://cdn4.themelab.com
         Ide ini muncul seketika untuk sharing tentang bagaimana caranya nge-blog itu. Tidak terhitung sudah teman - teman yang meminta saya untuk mengajari mereka cara membuat blog dan asesoriesnya. Sekedar sharing, saya sendiri sudah melakukan blogging sejak mengenal internet. Widiw, saya orangnya kepo bingits. Saya masih ingat ketika era menjamurnya warung internet. Saya selalu mensisihkan uang jajan untuk ke sana. Ada masanya saya ketagihan main game. Tapi ternyata lebih asik saya belajar ngoding ketika jaman friendster merebak. Ketika kita sering berlomba - lomba mendandani friendster biar keren dilihat. Nah, disana saya pertama kali bertemu bahasa ajaib html.

Nah, bagaimana sih cara memulai nge-blog ? Ini cara - cara saya lakukan sebelum dan sekarang.

  1. MULAI DARI SEKARANG
         Saya memulai blogging di blogspot itu tahun 2007 lebih kurang SMP kelas satu. Tapi saya sendiri sudah memiliki blog di laman friendster yang disediakan. Sebenarnya blogging dulu saya pikir hanya diary yang berbentuk digital. Tapi ternyata bisa dibaca semua orang. Well, postingan saya pertama kali adalah curhat layaknya dibuku diary. Namun sekarang sudah dihapus hal yang beraroma demikian. Walau masih sedikit menyelipkan cerita ga penting seperti di postingan ini juga hehe. Ketika mulai blog, kita mulai dari sekarang. Mulai dari menyiapkan konten yang ingin disampaikan. Untuk para pemula. Di awali dengan cerita pengalaman seperti layaknya diary sebelum menemukan hal yang pas. Bisa menggunakan berbagai wadah blog beragam versi yang sudah banyak sekali, dari yang paling jadul sampai tercanggih. Ada blogspot, wordpress, tumblr, medium, dan masih banyak lagi.
       Teman - teman bisa search di Google. *dont be lazy people* . Kira - kira yang mana cocok untuk kita. Baik itu mencari tahu baik buruknya dan plus minusnya. Tapi kalau saya sarankan, untuk pemula bisa menggunakan blogspot. Selain cukup ringan, banyak fitur yang mudah buat kamu untuk mendandani blognya buat bagus terlihat. Tapi bila teman - teman orangnya agresif dan mobilitas tinggi bisa menggunakan tumblr yang fitur mobilenya cukup lincah dan asik digunakan.


2. BELAJAR CODING

     Kalau kamu niat untuk menjadi blogger sejati. Kudu belajar coding setidaknya hal yang dasarnya. Teman - teman pasti mengeluh. Emang blogger harus gitu yaa ? Sebenarnya kalau kamu punya budget banyak untuk meminta oranglain yang kompeten untuk mengurusi blog atau website, bisa saja. Tapi dengan belajar coding, setidaknya bisa menghemat sesuatu bahkan menghasilkan.
Saya pribadi, sebagian besar belajar otodidak untuk membangun template. Kalau kamu suka tantangan, coding itu cukup menantang untuk dipelajari karena kerumitannya. Di awali ketika SMA saya mendapatkan beberapa materi dasar coding yang saya kembangkan dengan mengerjakan beberapa proyek sederhana blog atau website instansi dan juga mengikuti kompetisi blog.
Alhasil, cukup terasah untuk membuat dan editing template dasar bahkan saya mendapatkan penghasilan dari kegiatan editing tersebut. Hingga saking ingin niatnya memperdalam, saya mengikuti kursus singkat selama beberapa bulan mempelajari hosting dan database membangun website dinamis. Php MySQL.  Lagi - lagi namanya skill butuh praktek. Jadi asah terus kemampuan kita. Seperti kata pepatah ala bisa karena biasa.
Satu lagi, dengan tampilan template yang baik dan bagus itu juga menambah hasrat kita buat produktif menulis loh.

3. GOOGLE PUNYA SEGALANYA
     
     Disini bukan ingin ikut mempromosikan perusahaan raksasa ini, tidak promosi aja kita setiap hari sudah menggunakan.  Google punya segalanya buat menfasilitasi kamu baik itu belajar dan juga mendapatkan sumber inspirasi. Misalnya, kamu searching cara 'membuat konten yang menarik atau bermanfaat' atau tips biar trafik blog kamu tinggi'. Tinggal ketik, trus klik enter dan wussh! segala macam hal yang berkaitan yang kamu cari ketemu Kita kadang terlalu malas untuk belajar, padahal sekarang segalanya dipermudah. "Teknologi ada bukan untuk membuat kita malas, melainkan untuk kita makin produktif dan banyak berkarya" ~ saya qoute. hehehe
Tapi sayangnya ini nih, seorang blogger kadang kekurangan bahan sehingga kita sering melakukan plagiat! Be yourself guys ! Konten kamu akan di blacklist oleh google kedepannya di pencarian karena melakukan duplikasi konten. Perkaya keilmuan dan kontribusinya deh, di dunia persilatan online.

4. TARGET
 
http://blogerish.com

    Nah ini paling penting! Untuk apa blog dibuat bila tidak ada isinya. Bikin target buat kamu mengisinya. Mulai dari bulanan, mingguan, hingga harian. Tidak perlu berlebihan, kamu bisa bikin reminder di handphone buat jadwal kamu menulis. Bisa juga kamu awali dengan curhat dulu untuk belajar menyalurkan pikiran, yang penting dimulai dulu deh. Saya sendiri perlu momen khusus untuk menulis blog. Saat ini saja saya masih dalam hitungan target bulanan, dan itu masih kalah dengan teman - teman blogger yang postingannya sudah ribuan post dan juga rutinnya sudah hitungan harian. Itu jadi challenge sendiri buat teman - teman.

5. DIFERENSIASI : BE YOURBLOG-SELF

    Wah istilahnya tinggi banget. Diferensiasi itu pembeda kita dengan yang lain. Blog itu juga gambaran bagaimana diri kita. Tidak usah memaksakan diri untuk sama dengan blogger kece lainnya. Ada mungkin kita yang lirik - lirik blog teman - teman yang sudah menghasilkan banyak iklan karena kontennya menarik dan trafik penggunjung yang tinggi. Ada juga yang jadi stalker sejati buat curi - curi materi dari blog tetangga. Capek banget tentunya. Jadilah diri kamu sendiri, cukup dengan cara menemukan minat dan ketertarikan kamu dengan sebuah konten atau juga sudut pandang. Apa itu kuliner, marketing, sosial, dan lain-lain. Sampaikan argumennya melalui tulisan. Kamu bisa saja menambahkan teori - teori, tapi tidak menganggu argumen kamu tapi sifatnya mengguatkan. 

6. BANGUN KONTEN POSITIF
   
www.unlockdemocracy.org
Pastikan konten yang kamu sajikan adalah hal yang positif. Tidak mengajak pada hal buruk, karena teknologi saat ini memudahkan kita mengumpulkan pundi pundi pahala ataupun dosa. Mudah saja bagi oranglain untuk membagikan apa yang kamu sampaikan. Jika buruk bisa berkali lipat dosanya jika disampaikan ke orang banyak, begitu halnya juga kebaikan. Be ware ! Membangun konten positif tentunya juga dibangun dari pribadi yang positif pula. Boleh saja menyampaikan kritik, tapi sampaikan dengan baik dan juga solutif. Jangan salah ceplas ceplos bikin oranglain yang membaca bikin panas, atau bicara hal tidak baik ke yang lainnya.

7. BERBAGILAH
    
        Hal paling penting, selain konten kamu yang akhirnya dibaca oranglain kemudian bermanfaat. Disini juga momentum oranglain mengoreksi tulisan kita, apa benar baik, buruk atau perlu tambahan. Saya juga berusaha membuka kesempatan seluas - luasnya buat teman - teman untuk mengomentari, mengapresiasi atau bahkan menambahkan di website ini. Alhamdulillah, saya mendapatkan banyak apresiasi ke e-mail saya tentang konten yang saya rutin tulis. Biasanya saya membalas surel sambil menyertakan pertanyaan atau survei sedikit pendapat pembaca tentang tulisan saya, apakah baik atau perlu diperbaiki. Berbagilah di sosial media yang kamu miliki.

Nah itu dia, 7 Cara versi saya menjadi blogger keren. Tips yang terlalu umum menurut saya hehe. Tapi itu yang saya lakukan setidaknya bisa teman - teman aplikasikan atau membuka inspirasi. Satu hal lagi yang paling dasar. NIAT ! Niat adalah awal dari segala tindakan. Niatkan membuat blog untuk hal baik, bukan untuk hal lain. Jangan bikin blog karena gaya-gayaan, atau pengen dapat uang, atau hal lainnya. Niatkan dulu membuat blog untuk belajar dan berbagi. Masalah ada atau tidaknya plus - plus lain itu bonus bukan tujuan. Ingat ! Niat itu menentukan hasil :)

Selamat Jadi Blogger Sejati :D


------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !
Globalisasi mengoda kita berbuat lebih banyak. Terkadang juga berlebihan memperlihatkan nama. Artikel ini adalah nasihat dan renungan untuk saya dan kita semua. Sosial media membuat kita tergoda untuk ‘ujub’ banyak nge-like, banyak nge-share, dan hal lainnya. Kita senang, dan merasa tinggi. Inilah berbahayanya bila kita tidak bisa meluruskan niat. Tapi juga para teman – teman lainnya, saya juga berharap untuk selalu positif think terhadap sesuatu terutama dengan teman – teman kita yang eksis barangkali di sosial media. Narsis akan berlalu pada waktunya hehe. Saya selalu berpikir hidup manusia itu berproses, tiap detik dan tiap waktu. Kita berusaha untuk senantiasa menuju proses yang semakin baik bukan buruk. Pernah jadi ‘alay-ers kan ? Ngaku deh ! :D Hidup itu proses.
Semakin saya suka meng-stalking orang – orang keren dan juga salut dengan karya – karyanya. 
Saya selalu melihat seperti apa dia pada dunia nyatanya. Saya ingin tahu sejauh apa dunianya berubah ketika karya – karya disukai.
Tak selamanya loh teman – teman, mereka yang kita kenal hebat itu suka dengan reaksi baik dari orang banyak. Terkadang itu yang membuat mereka merasa rendah, dengan apa yang mereka tahu tentang diri mereka sendiri. Itulah yang membuat mereka semakin menunjukkan karyanya semakin baik dan semakin produktif.
Beda halnya ketika ada orang yang menjadikan ‘nama’ sebagai acuan. Lambat laun orang lain akan tahu apa yang terjadi, sesuatu itu sesuaikah dengan dirinya dan pantaskah ia dapatkan.
Saya begitu salut dengan orang  - orang yang senantiasa konsisten untuk produktif dengan karya, tapi tak peduli dengan nama, ia berusaha menutupi siapa dirinya dan hanya mengarahkan orang – orang untuk melihat karyanya bukan dirinya.
Lalu fenomena yang terjadi ketika teman – teman menceritakan mimpi – mimpinya begitu berlebihan, nge – branding habis – habisan. Hingga menambah gelar – gelar impian di sosial media, baik di depan dan belakangan nama padahal belum mendapatkan gelar itu. Sosial media mengoda kita menjadi pribadi yang palsu, dan saya akui itu. Ini godaan yang benar – benar seharusnya kita sadari bersama dan renungi, termasuk saya juga. Cukup sekedarnya, sampaikan kebaikan dengan niat baik juga bukan niat lainnya. Kita bisa menabung dua hal di sosial media, bisa menabung pahala bila yang disampaikan baik, bisa juga menambah dosa bila yang disampaikan buruk, palsu, dan dusta. Be the best yourself! But, don’t be lier.
Biarlah karya kita menjadi kartu nama, berkaryalah terus. Tak usah peduli orang lain melihatmu atau tidak :)
Semoga kita menjadikan karya sebagai acuan bukan nama. 
Saya kutip dari William Shakespheare, “Apalah arti sebuah nama ..” dan saya tambahkan menjadi ..
”apalah arti sebuah nama, bila hidup kita tanpa karya”

------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca 


Keep Inspiring !

Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.

Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini.  Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.

Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !

Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.

Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(

Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.

Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.

Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.

Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.

Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi, mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru

Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews  Jakarta
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17

Study Visit +Bukittinggi West Sumatra

Disela kesibukan, saya sempatkan untuk mendapatkan beberapa pencerahan dari para guru melalui dunia maya. Bagi saya teman – teman yang ada di sosial media ataupun di dunia online sang maha guru hehe. Kita bisa banyak belajar berbagai hal, tinggal dari diri pribadi mendapatkan hal yang baik atau tidak.
Saat asik menonton beberapa presentasi di youtube. Dalam satu presentasi berbicara mengenai impian dan pendidikan. Ada sebuah quote yang disampaikan pemateri, 
“Jangan mendiskon impian!” 
Sebuah penegasan yang saya sendiri butuh dan rasakan untuk memahaminya.
Tanpa sadar, kehidupan kita yang sulit membuat kita lambat laun merendahkan diri untuk mendiskon impian kita agar lebih mudah dijangkau dan dijamah. Hehe its straight point for me!
Kita memiliki jalan hidup yang berbeda, masing – masing berbeda. Lahir saja kita sudah beda wajah dan segala aneka ragam, apalagi jalan hidup. Ada teman – teman kita yang diluar sana membutuhkan perjuangan bersekolah berkilometer hanya untuk mendapatkan ilmu, dibelahan dunia lain ada juga orang yang dengan mudahnya mendapatkan akses pendidikan, mulai dari biaya dan kehidupan yang baik. Semua yang hadir di muka bumi ini tentu ada maksudnya oleh Allah bukan ?

Sang guru pencetus, ITB Untuk Semua itu membuat gerakan beasiswa untuk anak – anak di daerah yang ingin melanjutkan pendidikan tingginya. Di awali keperihatiannya ketika mewawancarai banyak siswa menengah didaerah nun jauh di sana. Siswa itu ketika di tanyai ingin berbuat apa di masa depan .Mereka hanya berpikiran untuk melanjutkan hidup mereka dengan bekerja dan memikirkan keluarganya untuk kebutuhan hidupnya. Yaps, wajar ! karena mereka tidak memiliki pilihan untuk selebihnya. Bersyukurlah kita masih memiliki pilihan dalam hidup. Masih banyak teman – teman kita di luar sana yang tidak memiliki pilihan untuk hidupnya ingin seperti apa dan menjadi apa. Apabila mereka ingin lanjut ke perguruan tinggi mereka tidak memiliki biaya. Lalu dengan beasiswa pun, mereka harus bersaing dengan teman – teman lain yang lebih cerdas di kota. Tentunya dengan pendidikan minim yang mereka dapatkan di daerah, sulit sekali untuk mendapatkannya.

Apa yang terjadi sebenarnya ? Yaa! mereka sudah mendiskon impian mereka.

“Apa yang ingin kamu lakukan di masa yang akan datang ?” tanya beliau.
“Saya hanya ingin membiayai kebutuhan keluarga saya, bekerja sebagai buruh tani”
“Saya membantu ibu saya berjualan,”
Dan masih banyak alasan lainnya.
(kutipan ilustrasi persentasi beliau dalam laman TEDx )

Apa yang terjadi hal yang nyata di sekitar kita. Ini sharing dan renungan yang saya dapatkan untuk semakin bersyukur kepada Allah atas yang kita miliki saat ini. Walaupun sederhana, setidaknya kita masih memiliki pilihan dalam kehidupan kita untuk semakin sukses dan baik
.
Well, hal ini yang juga saya rasakan. Apakah egois seorang manusia memiliki impian yang tinggi ?
Saya berpikir, impian yang baik adalah impian yang tidak meng-kebiri impian orang lain, impian yang didalamnya terdapat impian oranglain yang dapat diwujudkan. That’s point! Entah kenapa, seolah – olah impian itu terlalu sosial. Haha. Ditengah hiruk pikuk, kompetisi, peluang dan kesempatan yang kian luas. Ketika banyak orang diluar sana berlomba – lomba memperebutkan kursi terbaik. Disini saya lebih fokus pada diri sendiri, apa yang saya inginkan sebenarnya ? apa impian saya itu baik ? apakah sesuai dengan maunya Allah ?

Saya sendiri berusaha tidak ingin mendiskon impian. Walau banyak orang yang mengatakan saya mampu. Tapi saya sendiri yang lebih banyak tahu tentang diri saya, saya katakan saya ingin mempersiapkan diri. Entah kemungkinan rejeki lainnya, tiba – tiba ada orang yang kemudian menawarkan diri beraih impian bersama-sama #eh bukan. Maksudnya ia memiliki kesatuan visi yang bisa dikolaborasi untuk berbuat sesuatu yang berarti. Baik itu, memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu ditempat terbaik dengan lebih mudah, pekerjaan yang layak dan sesuai dengan passion serta kemampuan saya. Masih banyak kesempatan lain yang saya tunggu hadirnya, sembari saya berburu kesempatan dan meningkatkan kualitas pribadi untuk mencapai impian itu.

Jangan mendiskon impian sahabat, saya percaya Allah selalu mendengar mimpi kita.Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah keinginan Allah melihat kesungguhan kita apakah pantas mendapatkan impian itu. Apakah baik ? apakah mulia ? Bukannya impian terbaik itu adalah surga ? Apakah impian kita di dunia sejalur dengan impian paling tinggi dengan kedudukan kita sebagai hamba untuk mendapatkan surganya Allah ?
Hanya kita yang bisa menjawabnya.
Kutipan yang saya dapatkan dari event yang saya dan teman – teman selenggarakan dan penuh inspirasi, Young Leaders Show beberapa waktu lalu. Dari rekan dan sahabat saya, Hari Novar.
“Banyak dari kita menuliskan impiannya, menvisualisasikan dikamar tidur, mandi dan kamar-kamar lainnya, serta bercerita tentang impiannya pada orang lain. Tapi bukan itu esensi impian itu, melainkan apa yang kamu sudah lakukan untuk mencapai impian itu. ACTION !”

Dan inspirasi dari sahabat saya lainnya, Kak Yudi Muchtar yang mengutip kata inspirasi untuk para pengiat komunitas. 

“Satu tindakan nyata itu lebih ampuh, dipercaya, dan berpengaruh ketimbang seribu kata yang kita sampaikan”

Benarlah kata Rasulullah yang melakukan kebaikannya melalui dakwah fardiyah dan mencontohkan.
Semoga kita memiliki impian tinggi dan tidak mendiskon impian kita. Jalani prosesnya untuk mencapai impian itu dengan aksi !
Selamat menjalani proses menuju impian teman :D

------ 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!

 

Kalau berbagi jangan sendirian!


Di artikel sebelumnya saya pernah memposting mengenai dunia kontribusi dengan judul Contribution Unlimited. Bahwa, berbagi adalah bagian tak bisa terlepas dalam kehidupan kita. Berbagilah agar kita merasakan dunia bareng - bareng. Buat apa toh kalau sendirian menikmati sesuatu, ga indah tentunya. Nikmatnya berbagi juga dirasakan apabila kita melakukan kegiatan berbagi juga sama – sama. Mengumpulkan pahala sama – sama. Enak ga sih ?

Ketika niat berbagi itu pada letaknya. Kita akan mendapatkan esensinya. Bukannya Allah pernah bilang, apa yang kamu harapkan itulah yang kamu dapatkan ? Apabila kamu menginginkan dunia, maka Allah berikan dunia, namun kalau kita meminta akhirat kita akan diberi keduanya. Karena sebaik – baiknya permintaaan adalah menuju pada akhirat.
Di era seperti ini, banyak dari kita yang angkuh untuk membangun kegiatan berbagi sendiri – sendiri. End then, bila itu terjadi niatnya adalah bukan “berbaginya” melainkan sebuah “nama, ketenaran, dan barangkali limpahan harta” nah tugas kitalah meluruskan niat.

Informasi yang saya kutip dari beberapa situs media, bahwa kita saat ini sedang menghadapi persaingan yang luar biasa sengit. Dimana globalisasi telah mempermudah berbagai hal. Banyaknya hal yang baru muncul keberagamaan, ide – ide yang perlu dilakukan adalah kolaborasi. Noh, liat apa kata kak Raditya Dika, di salah satu tweetnya di twitter.
Bukan hanya secara pribadi kita melakukan kolaborasi, tapi mau tidak mau dunia industri juga harus menyiapkan diri untuk mengambil langkah bersama – sama. Tingkat kreativitas sebuah negara adalah bukti bahwa sebuah negara itu memiliki SDM yang baik.

Selain itu, berbagi secara psikis banyak manfaatnya. Pengen kan, kita bahagianya bareng – bareng ga sendirian ?
“Warm Glow” Effect
Secara fisik berbagi dan bermurah hati terlihat merugikan. Namun fakta lain justru sebaliknya. Sebelum ini, peneliti sudah menemukan istilah “warm-glow-effect’, sebuah fenomena ekonomi yang pernah dijelaskan oleh James Andreoni tahun 1989, dimana menunjukkan orang yang beramal, berbagi dan bermurah hati justru berdampak positif atas kemurahan hati mereka atau disebut “warm-glow effect” (efek-cahaya pemberi). Perasaan positif ini didapatkan atas tindakannya memberi atau membantu orang lain.

Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan bahwa ketika seseorang melakukan donasi kepada suatu yayasan, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya turut aktif dan menciptakan efek “warm glow”.  Para peneliti juga percaya bahwa ketika kita melakukan tindakan altruistik, otak akan melepaskan endorfin, memproduksi perasaan positif yang disebut “helper’s high.” Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong orang, otak kita akan memproduksi hormon dopamine (yang memberi perasaan bahagia dan keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia.

Banyak penelitian menunjukkan sikap dermawan ternyata berkorelasi dengan kesehatan loh. Salah satunya adalah penelitian Stephanie Post yang dimuat dalam bukunya, Why Good Things Happen To Good People, yang menyatakan bahwa berbagi dengan sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV. Studi lainnya yang terkait dilakukan oleh Stephanie Brown dari University of Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan bahwa manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di 5 tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama. (blogdokter.com)

Jadi Masih mau berbagi sendirian ?
Berbagi itu bareng – bareng :)
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
Bicara produktivitas itu sama halnya bicara tentang karya. Sejauh ini sudah berapa langkah karya yang sudah kita lakukan ? setidaknya untuk kemajuan diri kita sendiri. Ada inspirasi menarik yang saya dapatkan hari ini dalam discussion class , English club di fakultas saya. Tell about your ability ?
Tak banyak orang yang bisa menjawab hal demikian dengan lugas dan cermat. Hal ini berkaitan dengan habits dan kebiasaan kita tentunya kan. Mengenal diri sendiri tidak mudah. Proses demi proses kita jalani hingga sampai di titik “IT’S ME” .

Well, tulisan ini sebenarnya menasehati saya juga. Seberapa jauh produktivitas saya menghasilkan karya. Seberapa disiplinkah saya berbuat sesuatu setidaknya untuk hal terkecil.
 Saya punya penyakit bernama pemalas. Saya akui itu, mungkin orang terdekat saya tahu. Ada beberapa pekerjaan yang saya sangat perlu diingatkan, karena salah satu kekurangan saya, pelupa! Saya menyadari hal itu, orangtua saya juga sering sekali menasehati saya berkali – kali. Namun dalam hal ini, saya senantiasa ingin memperbaiki diri. Salah satu caranya “sadar diri” termasuk menjawab pertanyaan dalam judul tulisan ini.
Salah satu penyakit saya, ketika saya tidak menemukan agenda yang penting dan segera pada suatu hari. Ada sinyal jahat dipikiran saya, its your day Mel ! hari saya buat melakukan sesuatu sesuka saya. Pada akhirnya saya melupakan berbagai agenda yang benar – benar waste time ! Menasehati memang mudah daripada mendengarkan dan melakukan nasehat ya reader’s hehe.
But, saya punya cara untuk merubah itu semua. Saya mendapatkan sebuah konsep bahwa ketika tubuh dan pikiran kita bekerja, kita akan senantiasa produktif. That’s way, bila kita melakukan sesuatu akan ada sebuah hal baru yang kita pikirkan untuk berbuat lebih. Misal saya mendapatkan ide beberapa tulisan ataupun mengingat agenda – agenda ketika saya beraktivitas baik itu belajar di kampus, mengerjakan pekerjaan seorang wanita dirumah (bersih – bersih dll) dan juga kegiatan lain. Ternyata kinerja otak begitu, bila kita senantiasa melatih untuk senantiasa melakukan sebuah pekerjaan. Kita akan terlatih berbuat sesuatu dan berpikir sesuatu. Ala bisa karena biasa :D
Bila kita mengikuti hawa nafsu untuk malas, maka hal yang terjadi adalah otak kita akan memerintahkan kita untuk malas dan tidak melakukan aktivitas. Hanya termenung, terdiam, tidak melakukan banyak hal. Lalu, tentunya akan ada waktu yang terbuang sia – sia !
Coba kita pikirkan, kita diberikan Tuhan waktu yang sama 24 jam. Mengapa ada orang yang sukses dan yang tidak ? kenapa ada orang yang lebih kaya sedangkan ada yang tidak ? bukannya modal yang diberikan sama ?
Bahkan ada orang yang barangkali “maaf” tidak memiliki kelengkapan seperti kita, baik itu tubuh, harta, keluarga. Tapi ia mampu sukses dibanding kita. Itu catatan buat diri saya juga.
Satu hal yang membedakan kita dengan mereka. PRODUKTIVITAS !
Mereka melakukan banyak hal dan bermanfaat bagi banyak orang. Menulis, berkarya, menimba ilmu, melakukan berbagai kegiatan, dan mengatur jadwal mereka untuk “bersenang – senang” dengan baik.
Sejauh ini banyak tidaknya produktivitas kita itu di tentukan oleh apa yang kita lakukan untuk waktu kita. Ada yang barangkali karyanya dikenal, ada pula yang ternyata diam – diam melakukan sesuatu sedikit banyaknya berguna bagi oranglain. Ga ada yang sia – sia disini. Kita sebagai manusia, bisa memilah tentunya mana hal – hal yang seharusnya kita lakukan, mana yang tidak.

Ini tips untuk teman – teman untuk selalu produktif :

1.    Kenali diri ( minat, bakat, dan potensi )
2.    Membuat jadwal kegiatan setiap hari baik yang terkecil dan yang paling penting, ( walau hanya nyuci pakaian ataupun bertemu teman )
3.  Memiliki option kegiatan produktif lainnya, misalnya beberapa agenda yang sudah kita laksanakan cancel. Misalnya saya ada rapat atau perkuliahan yang dibatalkan, isi kegiatan dengan hal lain dengan ke perpustakaan, berdiskusi dengan teman, membaca buku, menulis dll, buatlah sebuah skema prioritas setiap hari apa yang seharusnya dilakukan
4.   Senantiasa mengupgrade diri dengan mengikuti berbagai kegiatan. Hal yang terpenting dalam menyikapi masalah itu adalah mindset kita.
5.    Berani mengatakan tidak untuk hal – hal yang menganggu produktivitas.
6.    Disiplin ! disiplin itu bukan ketika kita melakukan sesuatu setiap hari. Melainkan melakukan satu hal yang konsisten kamu lakukan. Misalnya, seperti saya memiliki komitmen untuk menulis di blog saya walaupun dalam seminggu hanya menulis beberapa posting. Disiplin itu, ketika kita menepati janji yang sudah kita buat dan juga janji yang sudah kita buat bersama oranglain.
7.   Jangan malas ! ini syaitan . mari istighfar :D
8.   Belajar dengan orang – orang produktif lainnya, berkumpul dan bertemanlah bersama mereka.
9.  Buatlah hal - hal baru dan menarik setiap harinya untuk dicoba untuk menambah pengalaman kita.
Masih banyak hal lain yang sekiranya bisa meningkatkan produktivitas kita. Hal yang terpenting adalah berkarya, berkarya, berkarya. Apa yang bisa kamu kontribusikan untuk hidupmu, oranglain, dan tentunya menunjang masa depan kita !

Let’s be productive people guys !
---------

Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep inspiring!
Bertepatan 10 November adalah hari pahlawan nasional. Semua tema di berbagai media menjadikan momen ini sebagai trending topic. Pahlawan atau yang dikenal dengan Hero dalam Bahasa inggris adalah sosok ideal yang kita kenal sejak kecil. Penggambarannya adalah sosok yang baik, ksatria, membela kebenaran, memiliki perjuangan yang tinggi untuk membela kaum yang tertindas. Kita di Indonesia memaknai hari ini sebagai hari dimana kita mengenang pahlawan – pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Disini saya tidak ingin bercerita sejarah. Tapi esensi nilai – nilai kepahlawanan yang kian lama terbelok, tersamar, bahkan tersalahartikan oleh kita. Impian kecil, kita barangkali melihat sosok – sosok heroic di kartun dan movies channel tentang spiderman, hero – hero man yang diangkat dari tokoh fiksi novel ataupun komik. Penggambaran sosok yang memiliki kekuatan super kemudian membela kebenaran.  Saya berpendapat, keberadaan sosok – sosok itu menggambarkan kita mengelu – elukan sesuatu yang tidak pasti keberadaannya, sosok tokoh yang semu. Padahal bila kita mau mengulik sejarah lebih jauh, kita akan menemukan banyak sosok realistis yang benar-benar ada dan patut diteladani. Walaupun dalam setiap cerita tokoh fiksi tersebut ada nilai – nilai tersirat, alangkah baiknya kita telusuri banyak pengetahuan dari pahlawan – pahlawan yang nyata dikehidupan kita.
Esensi nilai kepahlawanan kali ini menurut saya adalah bagaimana kita sendiri menjadi pahlawan untuk diri kita. Setidaknya mengawali dari kehidupan kita yang tak jelas, kemudian jelas. Banyak dari kita tak sadar bahwa dalam dirinya ada sosok pahlawan. Kita jauh – jauh memandang sesuatu dari luar, tapi kita sendiri tak mampu untuk menjadi pahlawan diri kita sendiri. Setidaknya untuk memperjuangkan kebahagiaan keluarga kita, orang – orang disekitar kita, menebar kebaikan untuk banyak orang dari hal yang kecil. Kita sering mengabaikannya.

“ Semakin besar kemampuanmu, semakin besar tanggungjawabmu,” Kakek Peter Parker dalam sequel Spider-Man.

Yapss.. ketika kita memiliki kemampuan dan potensi. Di setiap potensi yang kita miliki memiliki nilai tanggungjawab didalamnya. Baik harta, kedudukan, dan juga ilmu. Orang yang berlebih harta, memiliki tanggungjawab juga untuk membantu orang – orang yang kekurangan. Begitupula ilmu, sesuatu hal yang belum dibagikan kepada orang banyak “ilmu” tidak berarti apa – apa bila hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Saya mengingat kata – kata itu. Sehingga apabila kita merasa ada sesuatu yang berlebih dari diri kita. Segeralah berbagi kepada orang – orang kekurangan dari apa yang kita miliki. Setiap kita adalah pahlawan, setiap potensi memiliki tanggungjawabnya.
Di momen pahlawan ini, semoga kita dikemudian hari menjadi sosok – sosok yang dikenang dan menginspirasi. Diawali dari kita menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, orang – orang yang mencintai kita dan sekitar kita . Kemudian menjadi pahlawan bagi nusa, bangsa, dan agama kita. InsyaAllah.
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates