Dari gelimang ide belakangan ini untuk sebuah tulisan, akhirnya saya memutuskan untuk memprioritaskan tulisan yang kira – kira lebih lancar tertuang, ketimbang yang memerlukan waktu untuk mengumpulkan bahan dan juga wacana yang menguatkan.
Rutinitas saat ini juga membuat saya selalu ingin mendapatkan energi baru untuk men-charger pola pikir, ketika tidak duduk diperkuliahan dalam keadaan normal, misalnya duduk menyimak ceramah dosen. Jujur saya rindu momen itu, ketika mendapatkan energi dan ilmu baru. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil frekuensi rutinitas baru yaitu baca koran dan blogwalking lebih sering haha.
Browsing internet, chatting, bersosial media merupakan aktivitas sosial anak muda sekarang. Tak jarang dari kita membagikan banyak hal di timeline atau men-retweet berbagai komentar sehingga menjadi opini public yang menyebar kemana – mana. Setiap orang bebas mengemukakan pendapatnya, terlepas dari itu benar apa tidak.
Tanpa kita sadari kita seperti orang yang seringkali menyimak hal – hal yang kurang perlu untuk disimak bahkan dikomentari. Kita lupa menfilter sehingga banyak informasi salah kemudian terbagikan ke penjuru bumi. (berlebihan) tapi memang itu nyatanya. Untuk Indonesia saja, terdapat 255 juta lebih penduduk yang 51% persennya sudah menggunakan internet aktif. Berarti ada sekitar 150 jutaan masyarakat Indonesia yang berpeluang untuk mendapatkan informasi yang sama bila sebuah berita kemudian terangkat.
Saat ini media televisi contohnya, kita bisa lihat mereka mendapatkan berbagai konten dan isu menarik diangkat berasal dari perbincangan di sosial media. Apakah itu isu tentang empat huruf yang sekarang lagi booming itu ? atau tokoh – tokoh yang kemudian tenar karena gerakan yang ia lakukan sehingga berdampak bagi banyak orang. Semua berasal dari sosial media. Kekuatan baru yang ada di era ini. Ingat bukan ? Pemilihan presiden yang hits saat ini ? Dimulai dari Presiden Amerika yang membuat strategi baru menggunakan sosial media sebagai alat campaign nya.
Ada banyak teman - teman diluar sana yang sudah melihat kesempatan ini. Kitabisa.com misalnya, atau change.org yang membuat gerakan petisi untuk menilai sebuah kebijakan atau isu yang beredar.
Lalu mengapa kita tidak memanfaatkan kesempatan dan juga kemampuan ini untuk membuat perubahan besar. Biarpun sederhana, kita bisa memanfaatkan banyak hal untuk mengubah hal yang buruk menjadi baik, dan baik menjadi lebih baik. Kita lebih sering disuguhkan konten konten negatif, isu yang belum tentu benar ketimbang mengabarkan hal baik dan juga menyebarkan hal baik ?
Hal simple dimulai dari kita yang membuat perubahan kecil dengan apa yang kita sampaikan di sosial media adalah hal positif. Jika perlu, buat perubahan kecil yang berdampak besar untuk membuat perubahan ga hanya di sekitarmu tapi juga orang yang menyimaknya.
Lets start now :D