sebuah kata yang selalu diidentikan pada sebuah hubungan pasangan muda-mudi. Tapi disini saya tidak akan cerita hal itu. Saya akan cerita bahwa cinta itu luas. Big mean ! Sebuah kata ajaib untuk menggambarkan sebuah ketulusan, sebuah pengorbanan dan pengabdian. Sebuah kata yang tercipta dari sebuah reaksi kimia rumit yang ada didalam tubuhmu. Peran hormon endokrin, peran psikologi, peran kompleksitas sebuah rasa yang tak terdefenisikan. Ah bahasa saya tinggi banget yaa ..
Belakangan ini, aku mengeksplorasi diri membaca buku-buku bisnis. Dream and goal untuk jadi pengusaha muda sudah aku rancang sedini mungkin. Walau seringkali banyak rintangan dan cemooh dari berbagai orang disekeliling. Aku anggap itu adalah bahan bakar semangat untuk lebih maju. Buku Robert Kiyosaki yang fenomenal yang telah lama aku incar baru saja ditemukan. Terlambat memang untuk sebagian orang, tapi tidak untuk keinginan ku memdalam ilmu. Rich Dad Poor Dad, baru setengah buku aku membacanya aku percaya telah menemukan Ayah yang kaya. Almarhum ayahku.
Aku ingat berbagai tindakan unpredictable yang ia lakukan untukku sejak aku kecil hingga ia pergi meninggalkanku. Aku ingat di usia balita, kegiatannya sebagai wartawan di harian berita buana dan selalu menjadi presenter berita di TVRI kala itu menginspirasiku selalu mencoret-coret apapun, dinding, meja, kursi, buku-buku. Sampai pada akhirnya aku menyadari hobiku menulis itu ketika aku duduk di sekolah menengah atas.
Belum lagi, kegiatan menyusuri hutan belantara, ke sungai mencari ikan memancing yang selalu menyertakan aku walaupun masih sangat kecil sekali waktu itu membuat aku sangat suka dengan kegiatan traveling yang menantang. ia mengajariku kesabaran ketika memancing, mengajariku jangan berputus asa ketika pancingan tersangkut.
Terutama sekali, ia mengajariku untuk berani menghadapi tantangan, mandiri, mudah beradaptasi dimanapun kapanpun. Aku baru sadar hal itu semua ketika ia pergi. (Mulai terisak nulisnya) . Dan setelah aku baca buku itu kembali, aku ingat ketika aku membuka balik buku jurnal yang ia miliki ditahun 1980an ketika Ayah masih usia muda dan remaja. Aku tercengang melihat foto aneh yang ia tempel dibalik cover album dengan bertuliskan "Pengusaha". Aku yang kala itu tidak tahu apa-apa tentang pengusaha hanya bertanya itu siapa. Dan ia mengatakan itu visualisasi ayah ketika masih remaja ingin menjadi wirausaha sukses. Ia menempelkan kumis tebal dan kacamata di foto mudanya, sehingga aku tak mengenalinya itu fotonya. Dan waktupun berlalu, aku tak pernah mengungkit foto itu sampai pada akhirnya ia pergi meninggalkan kami semua kembali kepadaNya. Semua hal yang dilakukan di buku yang dibuat oleh Robert Kiyosaki, sebagian besar mengajariku mengingat kembali apa yang dilakukan ayah dulu. aku ingat ketika belajar promosi bisnis sejak SMP berjualan ayam goreng ala solo, berjualan balon tiup ketika SD yang bermodalkan lima ribu dan habis terjajan. Yaa, satu hal yang belum ia ajari padaku mengajariku melek finansial. ia hanya mengajariku pola-pola hidup mandiri dan serba bisa. Belajar kritis dan sabar. Hidup prihatin dan juga sederhana. Yaa.. keluargaku sederhana, di Jakarta kami sempat hidup sangat berkecukupan sampai pada akhirnya tahun 1998 mengubah nasib kami 180 derajat. dan dinamika itu terjadi sampai saat ini yang Alhamdulillah cukup. Cukup untuk ku berkuliah dan sekolah, makan dan tempat tinggal dan bercengkrama. Jika ayah mendengar semua ini aku hanya ingin bilang terimakasih.
"Terimakasih telah banyak mengajariku banyak hal di waktu yang singkat, mengajariku disiplin, ramah, tersenyum, menolong orang banyak dan berteman sebanyak-banyaknya"
dan ia pun meninggal dalam keadaan dimana ia merintis usahanya. Andai saja pandanganku akan be young entrepreneur itu sejak aku SMP. Mungkin kami bisa sama sama bersinergi untuk bisa membangun. Yaa pengandaian adalah dibenci oleh Allah. aku percaya Allah Sang Perencana Terbaik untuk itu semua. Seminggu sebelum ia pergi meninggalkanku dan keluarga. Ia sempat menyampaikan petuah di tengah malam itu, entah pertanda apa.
Aku tak sedikitpun berpikir buruk itu adalah malam-malam terakhir ia meninggalkan kami semua. "Melati anak kebanggaan papa, Melati anak yang pintar, kamu harus bisa jadi orang yang serba bisa, jangan pernah menjadi orang yang bergantung dengan oranglain, mandiri, belajar sungguh-sungguh jaga adik dan mama. Papa yakin kamu jadi orang hebat di masa yang akan datang" << ini pesan terakhir yang aku ingat sampai sekarang, terimakasih Allah engkau memberiku ingatan yang kuat untuk pesan ini (meleleh air mata) sampai ia berpesan dihari terakhirnya untuk menghembuskan nafas terakhir dipelukanku. Ya dipelukanku. Your'e the best Dad in the World.
Engkau Ayah terbaik, walau banyak kekurangan yang engkau miliki, engkau menjadi Ayah terbaik untukku sampai hari terakhirmu di dunia. Aku akan berjanji membuat engkau bangga pa.. i am promise. T_T
1 Syawal telah kita masuki.Kumandang takbir sukacita menghiasi. Namun aneh, bagi diriku ada kecamuk yang tak bisa aku jelaskan. Kebingungan akan dua hal "bahagia" atau "bersedih". Tapi mata dan perasaan tak bisa menampiknya. Untuk kali ini aku merasakan sedih yang sangat. Aku rindu oase itu, oase ketakwaan yang tak pernah kutemui dibulan lain. Aku merasakan seharusnya ini yang aku rasakan pada ramadhan sebelumnya.
Dan bagiku sendiri ramadhan adalah kebahagiaan tak terhingga ketika senang bercengkrama dengan Allah SWT. Ketika sahur, shubuh, siang, sore, petang, malam, hingga sepertiga malam. Senang rasanya pada bulan ini lebih banyak pertemuan dengan Maha Pencipta. Merasa kehilangan seperti ibadah wajib ketika ibadah sunnah tertinggal karena suatu hal. Ya Robbi, apa seharusnya perasaan sedih ini yang mendominasi.
Aku merasa iri ketika melihat mereka bergembira. Apakah aku penuh dengan gelimangan dosa Ya Robb. Astaghfirullah, ampuni aku jika aku tak mensyukuri nikmat dan anugerah terindah ini. Bercengkrama dengan saudara lama, saling mengasihi dan memaafkan, berbagi dengan yang lain. Namun sedih kembali ketika aku mengingat orang-orang yang tak bisa kutemui lagi di Ramadhan kali ini. Bisakah engkau membayangkan orang yang seharusnya engkau peluk, engkau cium, dengan tangis meminta maaf kepadanya, dan bersimpuh menghilang. Orangtuamu yang Allah minta untuk kembali, Nenek-Kakekmu, atau saudara & teman-temanmu yang seharusnya menebarkan senyum padamu sambil mengulurkan tangannya.
Dan catatan bagiku adalah "Bahagia hakiki adalah ketika engkau tetap merasakan oase takwa di sepanjang hidup, merindukan surga, merasakan pedihnya dosa, Dan bersedihlah ketika nikmat iman tu hilang tanpa berbekas untuk akhirat bahkan dunia. Pedih merasakan azab dunia dan akhirat"
Dialah Yang Maha Pemberi Hikmah, Mengajarkan Kesabaran, Memberikan Makna Kehidupan, Menuntun Jalan Kebenaran. Berdoalah agar kita menjadi insan yang selalu diingat olehNya Allah SWT, karena tiap detik dan denyut nadi kita Hanya Mengingat Allah SWT.
Wallahu A'lam
Saya bangga,
ketika dibilang ga modis, dengan memakai jilbab lebar dan bergamis
karena bagi saya itu adalah pakaian surga
Saya bangga,
ketika dibilang tidak laku, dengan tidak berpacaran
karena bagi saya pacaran hanya ada setelah pernikahan
Saya bangga,
ketika dikatakan tidak cantik, dengan tak berdandan
karena bagi saya dandan hanya untuk menyenangkan suami
Saya bangga,
ketika dibilang ga gaul, dengan menjaga batasan pergaulan saya
karena bagi saya, teman adalah yang membawa kebaikan
Saya bangga,
ketika dikatakan juling, dengan menjaga pandangan
karena bagi saya, pandangan adalah anak panah neraka
Saya bangga,
ketika dikatakan ga solid, dengan tetap berpuasa dikala yang lain berbuka
karena bagi saya, bulan Ramadhan kita diwajibkan berpuasa.
Saya bangga,
ketika dibilang kuno, dengan menjaga ucapan dikala orang lain bergunjing
karena bagi saya, lidah adalah hal yang patut dijaga.
Dan Saya Bangga menjadi Muslimah yang dirindukan Surga
hingga Bidadari Cemburu Padanya
createdby: yasmin athirah zakiyah