facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal



JUST FLASHBACK

Judulnya anti mainstream dan ga tahu grammar nya bener apa enggak. Intinya di akhir tahun ini saya hanya ingin flashback. Bukan malah cerita resolusi. Why? Menurutku, hal itu penting banget dilakukan seharusnya. Kalau bisa tiap hari kita lakukan untuk merenung dan memperbaiki diri. 

Jujur, di tahun 2017 ga banyak momen yang bisa dibagikan selain kebahagiaan bisa wisuda di Bulan Februari setelah perjuangan revisi pasca sidang yang begitu menguras perasaan. Bahkan teman – teman shock mengetahui tantangan yang saya hadapi sejak awal mengazzamkan diri buat skripsi bahkan berharap bisa lancar ketika sidang dengan penguji yang diharapkan. Namun, Allah kasih yang lebih baik.

Kenapa ? Saya ga nyangka kesulitan yang saya hadapi berakhir dengan senyum sumringah para penguji ketika di sesi selesai revisi dan pamit mendaftar wisuda. 

“Melati kamu berbakat, lanjutkan S2 yaa .. kamu punya modal di penelitian kamu” kata – kata ini keluar dari seorang penguji yang ternisbat “Cukup mengerikan dan keras” memberikan penilaian.

Di tahun ini, saya lebih banyak mencari makna. Mengambil keputusan – keputusan besar. Mengambil jalan hidup, dan kejutan hidup yang lebih banyak. Bahkan dengan keputusan yang saya ambil kebanyakan membuat kejutan bagi orang lain. Termasuk pekerjaan apa yang saya pilih, kemudian rencana rencana yang dimiliki. Di tahun ini juga saya belajar banyak karakter orang yang lebih kompleks. Saya bahkan begitu takjub karakter manusia yang begitu kompleks sepanjang usia mereka meninggi dan pengalaman yang begitu banyak. Hingga kemudian, saya menjadi pribadi yang lebih “menahan diri”. Karena aslinya, saya idealis dan cukup keras untuk berprinsip.

Bukan mengalah, tapi ga semua hal di tanggapi dengan idealism yang tertuang lewat lisan. Adakalanya kita harus koreksi dulu. Apa idealism yang dimiliki sejalan dengan oranglain dan bisa langsung terlugas. Karena ga jarang terjadi pertengkaran karena tak cukup pintar beradaptasi dengan situasi.

Contoh kata – kata pemaknaan, saya tipikal orang yang sangat lugas dan jelas. Kalau bilang iya tentu iya, jarang sekali saya menyimpan makna lain dibilang iya. Ternyata diluar sana, ada yang menanggapi kata iya justru merasa dibalik kata iya ada sebuah sindirian, bahkan kata tidak. Jadi pembelajarannya, saya lebih mendetailkan kata iya dengan tindakan dan sikap yang lebih jelas menunjukkan kata “iya” tersebut.

Dan benar kata – kata orang ketika kamu sudah membalikkan tali topi wisuda itu. Kenyataan yang kamu jalani akan beda sama keluh – keluh waktu jaman kuliah. Kalau dulu bisa aja dengan lugas ngeluh tugas banyak, dosen kasih kuis ini dan itu. Ketika kamu sudah lewat masa itu. Ujian lebih nyata lagi, ga ada tuh namanya ngeluh – ngeluh. Karena udah malu dong mau ngeluh – ngeluh.. plus ga punya banyak teman yang mudah kamu komunikasikan semua perasaan kamu, karena udah jalan sendiri – sendiri sama cita – cita dan impiannya. Bener gak ?

Tanggung jawab yang sepenuhnya udah ditangan. Orangtua mungkin beberapa masih banyak nuntut ini itu. Tapi pada kenyataannya keputusan itu di kamu semua. Mau tinggal sendiri kelak, menikah misalnya, memilih pekerjaan, bahkan berwirausaha. Semua paket tanggungjawab ada di kita.

Bicara flashback, bagi saya prestasi yang saya dapatkan adalah ketika saya memutuskan untuk benar – benar memilih akan berada dimana untuk kedepan. Di awal – awal bulan pertama, saya cukup sedikit terlarut emosi karena harus beradaptasi dengan banyak hal termasuk mengenal orang dan lingkungan. Ga jarang nangis sendiri di pojokan kamar tapi ga tahu nangis kenapa. Pokoknya pengen melepas semua penat gitu. Saya selalu nanya ke diri sendiri, kenapa mereka begitu. Saya harus bagaimana, ini dan itu. Semuanya bercampur jadi satu. Tapi setelah itu dan sekarang, saya malah ditanyain kapan balik lagi ke Kota Pekanbaru. 

Kapan tinggal lagi.. dan lain sebagainya. Di bilang rindu pasti ada, tapi ternyata rasa penasaran mengurangi sedikit demi sedikit rindu itu. Saya penasaran bagaimana saya akan berkembang kelak, saya penasaran untuk menempatkan diri secara dewasa di sebuah tempat. Saya penasaran bagaimana saya mendewasa dengan fokus impian yang berlahan – lahan tampak dipermukaan. Jadi kuncinya apa ; Just Positive! 

Apapun itu harus dimulai dengan pemikiran positif terlebih dahulu. Walaupun sering kali masalah datang dengan segala penat, hadapi dulu dengan positif. Saya juga kaget pernah meng- tweet kata – kata ini dan sampai sekarang jadi salah satu perisai pamungkas ketika menghadapi masalah ;

“Masalah itu datang penuh kejutan datang ga pake permisi dulu, tahu – tahu bikin ribet aja. Tapi pas dihadapi kita ga sadar kalau masalah tadi udah berlalu gitu aja”

Jadi kadang kala, masalah itu yang bikin ribet diri kita sendiri yang menyikapinya udah negatif duluan. Riweuh duluan gak sih .

SPIRIT COMEBACK

Kata comeback udah kayak istilah artis yang mau launching single baru yaa haha. Di awal tahun sebenarnya ga ada yang perlu dirayain tapi malah disikapi dengan hati yang tawadhu dan positif. Sama hal ketika memulai tahun hijriah sebelumnya. Hal yang diflashback bagaimana kualitas ibadah kita sejauh ini, pencapaian – pencapaian kita dan banyak hal. Nanti dulu bicara resolusi kalau banyak pencapaian di tahun sebelumnya banyak belum terealisasi. Malu sendiri kan yaa hihi.. Hayoo liat impian – impian tahunannya yang kamu tempel. Saya pribadi di tahun 2018 ingin memupuk diri untuk menjadi pribadi yang bersemangat dan positif paling utama. 2018 saya harap banyak kesempatan baru yang terbuka untuk saya berkembang dan juga bertemu jodoh hahaha.

Sssstt.. saya ga pernah cerita ke banyak orang kalau dari dulu saya pengen banget nikah di usia 22 tahun. Muda banget kan yaa..  tapi berhubung saya seneng banget angka 22 sejak kecil saya pengen banget kalau usia nikah dan tanggal lahir saya sama. Hahaha, gimana orangtua ? Woles deh .. kan udah kelar kuliah sama kerja. Apalagi dongs hahaha. Saya malu deh cerita ini. Tapi semoga readers juga ikut mendoakan dipertemukan yang menjadikan saya tujuan yaa bukan “pilihan” uhuk. 

Ternyata, maunya Allah sama saya mengenai pertemukan dengan seseorang tersebut ga tercapai di usia tersebut. Selain sayanya juga lelet buat wisuda, saya juga merasa masih banyak tanggungjawab yang belum tertunai dan terencana untuk keluarga. 2018 sendiri saya masuk 24 nanti. Ahhh masih muda kok meel :D betul betul betul. Yaa sekedar doa apa salahnya yaaa kan readers.

Jadi spirit di 2018 lebih kepada saya berani mengambil banyak keputusan. Selain saya akan mulai berbisnis kembali InsyaALLAH, kemudian rutin ngeblog dan juga mencoba vlog juga kelak hihi. Mengingat dikasih kesempatan ama Abang Google dengan mengaccept Adsense untuk nongol disini. Waaah… senengnyaa.. Tapi lagi – lagi awal nulis di blog masih dengan niat awal untuk berbagi hal positif dan meramaikan konten positif tentunya. Tawaran ini dan itu bagi saya adalah bonus dari berbagi, bukan jadi sasaran utama yang pelak melupakan kewajiban untuk senantiasa positif.

Saya juga masih minta tolong para readers nanti, kalau nongol di konten ga sesuai dengan diri saya di beranda – beranda yang terafiliasi google, mungkin bisa di skip dan ditutup aja. Saya juga masih belajar mengelolanya nih.

Wah cukup sekian cerita semangat saya mengenai hal – hal menarik di 2017 yang saya maknai dengan rasa syukur masih diberi kesempatan waktu oleh Allah untuk melewatinya. Bagaimana spirit kamu untuk kedepan ? Apa – apa aja yang menurut kamu patut kamu koreksi dengan semakin banyaknya tahun dan hari yang terlewat?

Diskusi disini yuk :D

Salam Menginspirasi!


Di sela – sela dilema yang hadir beberapa bulan ini. Belum lagi memasuki awal – awal tahun.Saya berusaha menyibukkan diri dari kekosongan yang hadir. It’s not me. Usai sudah matakuliah yang saya harus ikuti dan hadir. Lega ? Bisa jadi, kesibukan bimbingan dan dilema masa depan jauh lebih berat tekananannya dari hanya kebebasan waktu untuk menghadiri perkuliahan – perkuliahan. Hmm.. sejenak kampus berasa asing.

Beberapa artikel yang saya baca dan blog walking sana sini di blog teman – teman. Mereka menuliskan berbagai rencana luarbiasa di awal tahun yang benar – benar membuat saya wow sambil berkaca sama diri sendiri yang rasanya masih belum melakukan apa – apa. Sebenarnya saya hanya menikmati cara saya melewati hari demi hari dengan cara saya sendiri, saya paling tidak suka didesak -_- tapi suka desak orang lain hehehe.

Tantangan saya saat ini adalah komitmen dengan apa yang saya rencanakan. Kondisi fisik yang menurun belakangan ini, saya rasa hadir dari gaya hidup dan juga stres berlebihan yang saya alami. I’m human readers. Saya juga sesekali suka membatalkan rencana membuat saya pusing sendiri dan membuat rencana baru dadakan. Nah loh! Its time to focus mel. Yaps, ini waktu saya buat fokus.

Fokus saya sekarang menulis banyak hal. Termasuk merutinkan blog ini agar bermanfaat bagi pembaca setia. Saya tidak banyak berharap visitor blog ini rame, karena saya juga perlu waktu untuk membuat sebuah tulisan bagus dan tepat menurut saya. Saya mengejar konten baik bukan kuantitas, jadi maklum dan saya minta maaf kadang jeda antara artikel satu dan lainnya agar berjauhan jaraknya.

Saya terharu ketika ada teman saya yang kemudian kirim komentar via bbm yang bilang “ Mel, teruslah menulis ga usah dipikirkan bakal dibaca apa enggak, yang pasti aku akan selalu baca dan pasti akan ada yang baca” ini komentar bikin merah – merah pipi deh. Jujur saja, saya pribadi menulis untuk menasehati diri saya sendiri, sedikit – sedikit dan kadang banyak juga curhat #ups.

“Fokus kamu apa sih mel, kegiatan banyak amir ?” ini gak satu dua orang yang memberikan statement seperti ini ke saya. Padahal agenda saya mah ga banyak, bahkan ada kadang seminggu menung ga jelas dirumah. Keluar rumah juga kadang kalau ada perlunya saja. Saya pribadi mencintai kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, karena saya pribadi ekstrovert walau kadang – kadang penyendiri introvert ketika fokus mengerjakan sesuatu. Ada sebuah energi yang saya dapat ketika berkumpul dengan orang banyak dan berdiskusi banyak hal, perspektif baru, ide baru, suasana baru, kenangan yang baru. I’m really love new things in the life. Saya suka dengan hal – hal baru dan patut dicoba. asalkan tentang hal baik yaa.

Kita perlu fokus pada sebuah hal yang sedang kita perjuangkan. Benar! Nah, coba sekarang lihat diri kamu. Apa yang sedang kamu perjuangkan ? Cita – cita, studi, masa depan, apa lagi ? Namun bukan berarti kamu menutup kemungkinan akan hal – hal baru setidaknya menambah perspektif baru dari kehidupanmu. Sampai kapanpun masa depan itu misteri dan tidak ada yang pernah tahu. Tiap kita proses mencapai sukses beda – beda jalannya. Kamu inget gak ? Impian kamu ketika mulai di sekolah dasar hingga saat ini ? Berubah tidak ? Yups, sedikit banyaknya berubah sesuai situasi dan kondisi. Bukan berarti hidup kita hancur ketika kita tidak mendapatkan impian kita itu, bisa jadi impian lain yang lebih hebat sedang dipersiapkan. Right ?

Fokus adalah ketika energy kamu terkuras untuk sebuah hal yang kamu geluti dan mengasahnya terus demi hari sehingga kamu menjadi bertumbuh. Nah, ini saatnya saya fokus pada impian saya dan karir saya di Ilmu Komunikasi. I’m so passionate with that.

Ada beberapa cara bagaimana kita menjadi FOKUS :

1.    Identifikasi
Coba didata kembali apa saja yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Baik itu kesukaan kita, potensi kita, rencana – rencana kedepan, masalah – masalah yang timbul. Lalu, tuliskan prioritas itu dalam sebuah agenda kerja. Walau terkadang melihatnya melelahkan, tapi ini harus dilakukan karena ini yang membuat kita jadi terarah.

2.    Mengambil Keputusan
Ambil keputusan mana yang harus kita lakukan dan tidak dilakukan. Hal apa saja yang harus dihindari dan diabaikan. Bila ada sebuah pilihan, putuskan segera. Buat skala waktu didalamnya, kapan ingin diselesaikan kapan akan dimulai. Plan all !

3.    Klasifikasi
 Pisah-pisahkan pekerjaan yang harus dilakukan sekarang, segera, terjadwal, ditunda. Fokuslah pada pekerjaan sekarang. Ambil tindakan cepat untuk menyelesaikannya. Lupakan pekerjaan lain. Kita tidak perlu khawatir dengan pekerjaan lain sebab sudah kita simpan pada sebuah sistem “di luar” kepala. Inilah inti cara fokus, kita hanya perlu memikirkan yang memang perlu dipikirkan.

Review kembali daftar ini setidaknya seminggu sekali karena pasti banyak mengalami perubahan. Ambil lagi keputusan, mana yang akan menjadi fokus. Lakukan terus menerus.

Fokus itu perlu latihan, latihan untuk memaksimalkan sesuatu. Melatih fokus sama halnya melatih kekuatan penuh dari diri kita. Bila ada sesuatu kegagalan bisa jadi itu karena tidak fokus pada sebuah hal yang sudah direncanakan.

So, for you! Its time to ready ! Its time to be FOCUS
*nasehat untuk diri saya sendiri dan kita semua.
----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Segala sesuatu itu dimulai dari sebuah langkah. Perubahan besar yang kita miliki itu awalnya dimulai dengan sederhana ? Percaya gak ?
Saya ingat ketika itu saya pernah sharing dengan teman – teman TDA Kampus dulunya mengenai memulai sebuah bisnis. Rekan saya bilang begini, “Bukannya penemu apple alias steve jobs itu membangunnya dulu dari garasi rumah ya ?” Itu dia. Kita seringkali berpikir terlalu besar, ribet, rumit, memikirkan awalnya begitu sulit. Kemudian berpikir tentang sesuatu itu dengan awal yang waah, minjem uang gede – gede buat bisnis, dan kemudian berpikir dalam waktu yang singkat bisa berhasil. Pada kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga tak jarang dari kita akhirnya berhenti melanjutkan keinginan menjadi sebuah realisasi yang nyata.

Saya pernah mengalaminya dan sering mengalaminya. Saya sadar pemikiran demikian di awali dari kesalahan kita yang tidak menghargai dan mengerti arti dari sebuah proses sesungguhnya. Selalu berpikir muluk – muluk dan lain sebagainya. Bukannya segala sesuatu dimulai dari hal yang sederhana kan, ?

Sama halnya ketika kita ingin merubah sebuah kondisi apakah lingkungan kita, keluarga kita, teman – teman kita. Hal yang sering kita lupakan adalah merubah diri sendiri terlebih dahulu. Cara kita berpikir, cara kita bersikap dan berperilaku, dan juga apa yang kita lakukan. Sembari itu kita juga perlahan merubah hal lain diluar diri kita.
Tidak mudah memang untuk mengawali sebuah hal, ketika menghadapi cemooh, tanggapan pesimistis, dan negatif sehingga mempengaruhi diri kita untuk melakukan perubahan baik.
Saya suka sekali dengan quote Lao Tzu, salah satu filsuf asal cina kuno.
Salah satunya mengatakan bahwa 

“Perjalanan yang berkilometer dimulai oleh sebuah langkah” sederhana tapi memiliki makna yang dalam.

Satu lagi kata bijaknya 
“Orang hebat mampu mengendalikan oranglain, tapi lebih hebat lagi ketika ia mampu mengendalikan dirinya sendiri”

Terkadang dari kita mampu mempengaruhi oranglain dengan sikap dan perkataan kita, tapi kita sendiri sulit untuk menasehati diri kita dari hal yang tak baik untuk berhenti.
Kebaikan apapun itu harus disegerakan, dimulai dari hal yang paling sederhana dahulu dan mulai dari sikap kita untuk menghargai dan mengapresiasi diri kita dari hal yang kita bangun. Memulai tidak harus sempurna kan ? Memulai tidak harus langsung ujuk – ujuk jadi yang terbaik ?
Dari setiap perjalanan tentu ada yang memulai kan ? Walaupun pada akhirnya nanti gagal, bisa jadi gagal kita adalah awal gerbang kita untuk masuk dan memulai sukses di hal lain yang tidak kita sadari.

*duh penulis ini kayaknya pandai ngomong aja ya,* dugaan pembaca
 
Saya pribadi menulis kan hal ini sebenarnya adalah menasehati diri saya sendiri untuk tidak takut untuk memulai apapun itu. Terutama saya yang belakangan ini sering takut dengan suasana pagi hari karena satu dan lain hal. Padahal sebuah hari itu dimulai dari pagi hari kan ? semoga gejala tidak baik dari saya ini bisa segera pulih. Aminn..

Nah, kamu masih berpikir untuk diam terlalu lama merenung untuk memulai sesuatu ?

-------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
 
Keep Inspiring !

Hari ini untuk kesekian kalinya mengunjungi pameran pendidikan luar negeri. Suasana excited dan semangat menggebu – gebu untuk bisa kuliah dan mendapatkan pendidikan yang baik di luar negeri seketika muncul ketika di ruangan tersebut. Para konsultan pendidikan di tiap – tiap stand menjelaskan dengan baik apa benefit yang didapat ketika berkuliah di luar negeri. Sekaligus oase kompetisi untuk memperbaiki skor standar bahasa asing, seperti IELTS dan TOEFL menjadi bayang – bayang kita yang ingin berkuliah di negara asing. Lalu pertanyaannya ? akan kah ? haruskah ?

Beberapa hari yang lalu, rapat bersama teman – teman komunitas. Teman saya kala itu, mengutip kembali pertanyaan saya tentang “Apa alasan kita kuliah ke luar negeri ?” Inilah yang menjadi diskusi seru kami sore itu.

Jujur saja belakangan ini, keinginan saya berkuliah di dalam negeri sebagai kuliah lanjutan semakin mantap. Ketika restu dan juga tanggungjawab untuk meneruskan perjuangan yang sudah dimulai sejak awal perkuliahan menjadi lebih jelas arahnya. By the way, setiap orang punya pilihan bukan ?

… mel kamu sering ikut acara nasional sih .. cinta Indonesia banget deh ..
… mel kamu ingat mimpi kamu gak …
… mel, ini loh kamu bisa …

Ini suara – suara indah yang mampir di telinga saya ketika menyampaikan minat saya itu. Siapa sih yang gak ke pengen merasakan oase berbeda belajar di negara yang memiliki kualitas pendidikan lebih baik daripada di negara sendiri ?
Saya juga menuliskan mimpi di sebuah negara di benua biru kok. Lalu ? Apakah mimpi itu pergi ? Tapi kalau saya bilang mimpi itu dalam perjalanan waktu semakin jelas dan terarah.

Semua itu masalah niat dan juga potensi. Saya pernah baca, trend untuk lanjut studi semakin meningkat. Baik dan positif tentunya, karena menandakan minat pemuda Indonesia untuk belajar dan mengenyam pendidikan tinggi semakin tinggi. Berkaitan dengan kualitas SDM negara kita yang akan semakin baik. 

Media informasi semakin tak terbendung arusnya, oase kompetisi di era saat ini sangat terasa sekali. Karya A Fuadi dan Andrea Hirata telah menghipnotis seantero muda mudi Indonesia untuk melanjutkan kuliah diluar negeri bukan sekedar mimpi, siapapun bisa. Walaupun ia berasal dari daerah terpencil sekalipun. 

Tapi, segelintir orang menjadikan tujuan utama untuk lanjut studi jadi buram. Niat tercampur jadi keinginan untuk tampil keren, ingin jalan – jalan, ingin foto di landmark, dan banyak lainnya. Wajar saja, ketika ada sebuah artikel tentang seleksi LPDP yang para kandidatnya gugur karena ketika sampai di meja interview. Kita sendiri bingung, sebenarnya apa tujuan kita berkuliah jauh untuk sampai – sampai ke luar negeri. Memang diakui, pendidikan di Indonesia memang banyak sekali masalah yang perlu diperbaiki. Sehingga kuliah di luar negeri menjadi jawaban. But, kita tentunya harus menemukan niat yang lurus dan realistis untuk menggapai impian kita.

Jangan sampai, karena ambisi yang kita miliki kita kehilangan momen berharga dalam hidup kita. Kita semua istimewa, hal yang terpenting kita fokus pada kekuatan kita. Fokus untuk menjadi diri sendiri bukan menjadi orang lain.

So jawabannya ?
Studi ke luar negeri itu harus, bila studi ke luar negeri merupakan jawaban untuk kita berkarya lebih baik dan lebih bermanfaat.  Bila studi lanjutan di sana kita akan menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang kita berada di dalam negeri. Jadi pepatah, gapailah ilmu sampai ke negeri china, pas deh. Cari ilmu sampai ilmu dagingnya.

Lalu, jawaban kedua ga harus. Kalau niat kita hanya untuk tampil keren, tampil beken, dan pendidikan yang kita ambil nantinya sama kualitasnya dengan di dalam negeri. Alias kita tidak perlu jauh – jauh, lalu meninggalkan banyak hal yang seharusnya menjadi prioritas teratas hidup kita.

Setiap kita punya jalan suksesnya masing – masing. Maka dari itu, temukan jalannya !

-------------------

Keep Inspiring !

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Globalisasi mengoda kita berbuat lebih banyak. Terkadang juga berlebihan memperlihatkan nama. Artikel ini adalah nasihat dan renungan untuk saya dan kita semua. Sosial media membuat kita tergoda untuk ‘ujub’ banyak nge-like, banyak nge-share, dan hal lainnya. Kita senang, dan merasa tinggi. Inilah berbahayanya bila kita tidak bisa meluruskan niat. Tapi juga para teman – teman lainnya, saya juga berharap untuk selalu positif think terhadap sesuatu terutama dengan teman – teman kita yang eksis barangkali di sosial media. Narsis akan berlalu pada waktunya hehe. Saya selalu berpikir hidup manusia itu berproses, tiap detik dan tiap waktu. Kita berusaha untuk senantiasa menuju proses yang semakin baik bukan buruk. Pernah jadi ‘alay-ers kan ? Ngaku deh ! :D Hidup itu proses.
Semakin saya suka meng-stalking orang – orang keren dan juga salut dengan karya – karyanya. 
Saya selalu melihat seperti apa dia pada dunia nyatanya. Saya ingin tahu sejauh apa dunianya berubah ketika karya – karya disukai.
Tak selamanya loh teman – teman, mereka yang kita kenal hebat itu suka dengan reaksi baik dari orang banyak. Terkadang itu yang membuat mereka merasa rendah, dengan apa yang mereka tahu tentang diri mereka sendiri. Itulah yang membuat mereka semakin menunjukkan karyanya semakin baik dan semakin produktif.
Beda halnya ketika ada orang yang menjadikan ‘nama’ sebagai acuan. Lambat laun orang lain akan tahu apa yang terjadi, sesuatu itu sesuaikah dengan dirinya dan pantaskah ia dapatkan.
Saya begitu salut dengan orang  - orang yang senantiasa konsisten untuk produktif dengan karya, tapi tak peduli dengan nama, ia berusaha menutupi siapa dirinya dan hanya mengarahkan orang – orang untuk melihat karyanya bukan dirinya.
Lalu fenomena yang terjadi ketika teman – teman menceritakan mimpi – mimpinya begitu berlebihan, nge – branding habis – habisan. Hingga menambah gelar – gelar impian di sosial media, baik di depan dan belakangan nama padahal belum mendapatkan gelar itu. Sosial media mengoda kita menjadi pribadi yang palsu, dan saya akui itu. Ini godaan yang benar – benar seharusnya kita sadari bersama dan renungi, termasuk saya juga. Cukup sekedarnya, sampaikan kebaikan dengan niat baik juga bukan niat lainnya. Kita bisa menabung dua hal di sosial media, bisa menabung pahala bila yang disampaikan baik, bisa juga menambah dosa bila yang disampaikan buruk, palsu, dan dusta. Be the best yourself! But, don’t be lier.
Biarlah karya kita menjadi kartu nama, berkaryalah terus. Tak usah peduli orang lain melihatmu atau tidak :)
Semoga kita menjadikan karya sebagai acuan bukan nama. 
Saya kutip dari William Shakespheare, “Apalah arti sebuah nama ..” dan saya tambahkan menjadi ..
”apalah arti sebuah nama, bila hidup kita tanpa karya”

------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca 


Keep Inspiring !


Disela kesibukan, saya sempatkan untuk mendapatkan beberapa pencerahan dari para guru melalui dunia maya. Bagi saya teman – teman yang ada di sosial media ataupun di dunia online sang maha guru hehe. Kita bisa banyak belajar berbagai hal, tinggal dari diri pribadi mendapatkan hal yang baik atau tidak.
Saat asik menonton beberapa presentasi di youtube. Dalam satu presentasi berbicara mengenai impian dan pendidikan. Ada sebuah quote yang disampaikan pemateri, 
“Jangan mendiskon impian!” 
Sebuah penegasan yang saya sendiri butuh dan rasakan untuk memahaminya.
Tanpa sadar, kehidupan kita yang sulit membuat kita lambat laun merendahkan diri untuk mendiskon impian kita agar lebih mudah dijangkau dan dijamah. Hehe its straight point for me!
Kita memiliki jalan hidup yang berbeda, masing – masing berbeda. Lahir saja kita sudah beda wajah dan segala aneka ragam, apalagi jalan hidup. Ada teman – teman kita yang diluar sana membutuhkan perjuangan bersekolah berkilometer hanya untuk mendapatkan ilmu, dibelahan dunia lain ada juga orang yang dengan mudahnya mendapatkan akses pendidikan, mulai dari biaya dan kehidupan yang baik. Semua yang hadir di muka bumi ini tentu ada maksudnya oleh Allah bukan ?

Sang guru pencetus, ITB Untuk Semua itu membuat gerakan beasiswa untuk anak – anak di daerah yang ingin melanjutkan pendidikan tingginya. Di awali keperihatiannya ketika mewawancarai banyak siswa menengah didaerah nun jauh di sana. Siswa itu ketika di tanyai ingin berbuat apa di masa depan .Mereka hanya berpikiran untuk melanjutkan hidup mereka dengan bekerja dan memikirkan keluarganya untuk kebutuhan hidupnya. Yaps, wajar ! karena mereka tidak memiliki pilihan untuk selebihnya. Bersyukurlah kita masih memiliki pilihan dalam hidup. Masih banyak teman – teman kita di luar sana yang tidak memiliki pilihan untuk hidupnya ingin seperti apa dan menjadi apa. Apabila mereka ingin lanjut ke perguruan tinggi mereka tidak memiliki biaya. Lalu dengan beasiswa pun, mereka harus bersaing dengan teman – teman lain yang lebih cerdas di kota. Tentunya dengan pendidikan minim yang mereka dapatkan di daerah, sulit sekali untuk mendapatkannya.

Apa yang terjadi sebenarnya ? Yaa! mereka sudah mendiskon impian mereka.

“Apa yang ingin kamu lakukan di masa yang akan datang ?” tanya beliau.
“Saya hanya ingin membiayai kebutuhan keluarga saya, bekerja sebagai buruh tani”
“Saya membantu ibu saya berjualan,”
Dan masih banyak alasan lainnya.
(kutipan ilustrasi persentasi beliau dalam laman TEDx )

Apa yang terjadi hal yang nyata di sekitar kita. Ini sharing dan renungan yang saya dapatkan untuk semakin bersyukur kepada Allah atas yang kita miliki saat ini. Walaupun sederhana, setidaknya kita masih memiliki pilihan dalam kehidupan kita untuk semakin sukses dan baik
.
Well, hal ini yang juga saya rasakan. Apakah egois seorang manusia memiliki impian yang tinggi ?
Saya berpikir, impian yang baik adalah impian yang tidak meng-kebiri impian orang lain, impian yang didalamnya terdapat impian oranglain yang dapat diwujudkan. That’s point! Entah kenapa, seolah – olah impian itu terlalu sosial. Haha. Ditengah hiruk pikuk, kompetisi, peluang dan kesempatan yang kian luas. Ketika banyak orang diluar sana berlomba – lomba memperebutkan kursi terbaik. Disini saya lebih fokus pada diri sendiri, apa yang saya inginkan sebenarnya ? apa impian saya itu baik ? apakah sesuai dengan maunya Allah ?

Saya sendiri berusaha tidak ingin mendiskon impian. Walau banyak orang yang mengatakan saya mampu. Tapi saya sendiri yang lebih banyak tahu tentang diri saya, saya katakan saya ingin mempersiapkan diri. Entah kemungkinan rejeki lainnya, tiba – tiba ada orang yang kemudian menawarkan diri beraih impian bersama-sama #eh bukan. Maksudnya ia memiliki kesatuan visi yang bisa dikolaborasi untuk berbuat sesuatu yang berarti. Baik itu, memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu ditempat terbaik dengan lebih mudah, pekerjaan yang layak dan sesuai dengan passion serta kemampuan saya. Masih banyak kesempatan lain yang saya tunggu hadirnya, sembari saya berburu kesempatan dan meningkatkan kualitas pribadi untuk mencapai impian itu.

Jangan mendiskon impian sahabat, saya percaya Allah selalu mendengar mimpi kita.Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah keinginan Allah melihat kesungguhan kita apakah pantas mendapatkan impian itu. Apakah baik ? apakah mulia ? Bukannya impian terbaik itu adalah surga ? Apakah impian kita di dunia sejalur dengan impian paling tinggi dengan kedudukan kita sebagai hamba untuk mendapatkan surganya Allah ?
Hanya kita yang bisa menjawabnya.
Kutipan yang saya dapatkan dari event yang saya dan teman – teman selenggarakan dan penuh inspirasi, Young Leaders Show beberapa waktu lalu. Dari rekan dan sahabat saya, Hari Novar.
“Banyak dari kita menuliskan impiannya, menvisualisasikan dikamar tidur, mandi dan kamar-kamar lainnya, serta bercerita tentang impiannya pada orang lain. Tapi bukan itu esensi impian itu, melainkan apa yang kamu sudah lakukan untuk mencapai impian itu. ACTION !”

Dan inspirasi dari sahabat saya lainnya, Kak Yudi Muchtar yang mengutip kata inspirasi untuk para pengiat komunitas. 

“Satu tindakan nyata itu lebih ampuh, dipercaya, dan berpengaruh ketimbang seribu kata yang kita sampaikan”

Benarlah kata Rasulullah yang melakukan kebaikannya melalui dakwah fardiyah dan mencontohkan.
Semoga kita memiliki impian tinggi dan tidak mendiskon impian kita. Jalani prosesnya untuk mencapai impian itu dengan aksi !
Selamat menjalani proses menuju impian teman :D

------ 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
KI Pekanbaru SDN 140

Kali ini saya ingin mencurahkan sebuah pemikiran dan perasaan yang saya rasakan. Diantara dilema yang luarbiasa antara fakta dan batas pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Saya ingin bercerita bahwa dari kecil saya memiliki cita – cita begitu unlimited. Berubah – ubah sesuai kondisi, mudah terinspirasi dengan banyak hal terutama apa yang disampaikan guru. Kuat sekali diingatan saya pada saat saya duduk di sekolah dasar saya begitu terinspirasi dengan sosok pahlawan dan juga pemimpin kala itu. Pelajaran kewarganegaraan dan karakter sangat saya sukai. Sehingga pada suatu ketika saya mendapatkan tugas membuat esai cita – cita, tanpa sadar saya menuliskan cita – cita. “Andai aku menjadi presiden”. Entahlah, banyak impian yang saya tuangkan untuk negeri kala itu. Dari sekelumit pengetahuan yang dimiliki oleh seorang anak SD. Tapi ternyata hingga saat ini, semangat itu belum padam. Setidaknya orentasi untuk membuat sesuatu hal untuk negeri itu menjadi begitu membuncah.
Diantara keterbatasan keluarga yang saya miliki, sekelumit problema yang saya alami. Dalam dasar hati, ada sebuah percikan semangat yang tak pernah padam untuk berbuat sesuatu untuk oranglain. Sejak Sekolah dasar, berorganisasi adalah sebuah aroma candu yang saya rasakan, hobi yang saya geluti. Disamping kepribadian saya yang dulu sangat pediam “kata orang dulu”. Beberapa hari ini, saya mengikuti sebuah pelatihan nasional kepemimpinan yang diselenggarakan di Universitas Sriwijaya. Walau sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan beberapa bulan lalu yakni Forum Indonesia Muda. Kali ini, saya seperti mencharger kembali semangat – semangat idealis yang mulai goyah terkena makan usia dan semester yang kian mengusik untuk diselesaikan. Pertanyaan kemanakah jalanku selanjutnya ? apa yang harus saya lakukan . Mengiang – ngiang dipikiran. Saya teringat janji janji saya pada diri sendiri untuk berbakti pada kebaikan untuk bangsa, Negara dan agama.
Apalagi mendengar doa yang tak sengaja terdengar dari seorang ibu yang bersimpuh dihadapanNya tentang hal itu. Tak absen, percikan air mata selalu meleleh mendengarnya. Keteguhan kini berbeda ketika dulu kecil yang hanya bisa menyimak dan terinspirasi dengan mudahnya. Kali ini sebuah getaran wujud dari sebuah mimpi itu bukan hal mudah. Sebuah kata – kata “ kapan kamu bisa mewujudkannya mel, apakah kamu hanya berwacana ?” Ditengah orang – orang berlomba mendapatkan kedudukan terbaik di mata manusia. Kali ini saya sadar itu tujuan yang berbelok. Pada dasarnya karya dan kebermanfaatan lah yang seharusnya menjadi pencapaian, bukan hal demikian.
Tak terbersitpun ingin mengorbankan idealism, tapi memang kali ini semua diuji. Dan memang apapun yang hadir diantara kita adalah ujian. Seberapa tangguh memilih dan melakukan, berbuat bertindak dan melakukan sesuatu hal. Semua kunci agar dapat melewatinya dengan baik adalah keyakinan. Bisa apa oranglain menghujam impian kita tiada batas, meragukannya, bahkan mencacinya apabila kita yakin membuktikan diri kita mampu mewujudkannya ? Bisa apa ?
Kita sering terlalu banyak mendengar kata oranglain, hingga lupa mendengar kata hati kita sendiri yang begitu yakin pada diri kita. Begitulah saya yang suka dan sedikit-sedikit dilemma hanya karena kata oranglain yang begitu menyebalkan. Toh, kita tidak menganggu hidupnya dan kita hanya perlu focus apa yang kita tuju. Kita hanya perlu mendengarnya secukupnya untuk hal – hal untuk dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki diri.
Saya bersedih, terlalu banyak hal yang saya tahu. Sehingga saya tak mampu untuk membantu. Resah rasanya ketika pikiran dan hati tahu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Pernahkah kamu merasakannya ?
Ketika kegiatan pengabdian masyarakat. Saya selalu bilang ke diri saya “mel liat itu mereka, keadaan mereka. Coba kamu bandingkan dengan kamu ? masihkah kamu mengeluh ?” Ada orang diluarsana yang kurang beruntung dibanding kita. Tapi kita seringkali lupa, masih mengeluh dan berkesah atas segala problema yang kita hadapi. Ternyata masih ada yang lebih seharusnya bersedih dari kita. Saya perihatin dengan kasus asap belakangan ini. Melihat tangis para penjaga hutan lindung ketika kawasan sesuatu yang dilindunginya terbakar habis. Tayangan televise yang menampilkan kekacauan, begitu banyak kesemerautan. Dan karena kegiatan lalu, dalam Sriwijaya Leaders Forum saya menyaksikan langsung sepanjang perjalanan darat menuju lokasi acara dan balik ke daerah asal hutan – hutan yang terbakar dan kepulan asap. Peringatan apa yang Allah berikan pada kita ? Bisakah saya berbuat sesuatu ?
Setidaknya menuliskan keresahan ini untuk membuat siapapun tergerak. Saya sendiri malu dengan diri sendiri, sejauh ini tak bisa berbuat banyak. Bantu saya teman, agar saya bisa menuntaskan janji ini.
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 Well, beberapa hari ini saya sering mengamati berbagai komunitas, organisasi dan hal - hal yang berhubungan dengan interaksi. Tema leader atau kepemimpinan terngiang - ngiang di kepala. Apalagi ketika sharing dengan kaka kece, kak Diana yang jadi temen super sharing impian dan juga problem pribadi. Saya selalu dengar sharingnya atas ilmu kepemimpinan yang ia dapatkan di pelatihannya. “Leader itu adalah sosok yang membuat kamu lebih baik, tanpa kehadirannya kamu tetap termotivasi menjadi lebih baik” kira kira begitu seingat saya sih. Mohon koreksinya kakakku, kepada adikmu yang suka pelupa ini.
  Nah, kebetulan banget tadi siang. Saya menemukan film box movies di tv langganan. Awalnya punya planning buat ketemuan, jadi gagal karena penasaran sama film itu yang super keren. Film yang bergenre science fiction ini cerita tentang seorang bocah yang diikutkan dalam sebuah sekolah pertempuran antara manusia dan alien. Fiksi banget kan :) tapi disana saya menemukan banyak pelajaran dari runut cerita awal. Bahwa si tokoh utama ini sejak kecil di created menjadi pemimpin. Banyak sih, teori - teori yang membahas tentang seperti apa pemimpin yang baik itu. Tapi film ini pas sekali mengajarkan bahwa menjadi seorang leader itu tidak gampang, ada proses pembentukan yang terstruktur. Sejak awal hingga menuntaskan sebuah misi. Film ini mengambarkan secara jelas bahwa teori yang kita pelajari dibuku - buku leadership benar adanya.
  Saya menonton film tersebut, buru - buru langsung mengambil pena dan kertas mencatat poin apa yang didapat dari film itu. Masih banyak film heroik lainnya yang bisa kita ambil pelajaran. Seperti film Muhammad Al Fatih dan bukunya, itu juga mengambarkan proses menjadi pemimpin itu seperti apa melewati hal apa saja.

Ini beberapa catatan saya  dalam film yang berjudul "Ender's Game"

LEADER ITU DICIPTAKAN BUKAN DILAHIRKAN

  Seringkali kita berpikir mengenai bahwa ada sosok yang sejak kelahirannya ia adalah pemimpin. Padahal menjadi seorang pemimpin itu prosesnya panjang, dibentuk dengan berbagai tantangan dan proses yang cukup melelahkan. Tapi kita musti sadari, bahwa manusia lahir dimuka bumi menjadi khalifah, menjadi pemimpin. Ketika kita sadar akan itu kita akan berada ditempat sebaik - baiknya di dunia dan akhirat.

LEADER ITU MAMPU MENGENDALIKAN EMOSI, SPIRITUALITAS DAN INTELEGENSI YANG TINGGI

  Dari film yang saya dapatkan proses sosok Ender’s (bongkar nama tokoh) memiliki emosi yang labil ketika ia remaja. Seringkali ia di uji oleh mentornya dengan cukup keras. Ketika ia pura - pura dikeluarkan di sekolah pertempuran, sehingga ia merasa menjadi sosok yang gagal dan down. Ia tak ingin mengulangi kesalahan kakaknya yang sebelumnya dikeluarkan dari sekolah karena tak dapat mengontrol emosinya ketika menjadi komandan di sekolah tersebut, sehingga ia dikeluarkan. Padahal kakaknya juga memiliki potensi yang baik menjadi seorang pemimpin. Hanya karena tak bisa mengendalikan emosi ia gagal. Nah seperti itulah pemimpin, ketika seorang pemimpin tak mampu mengendalikan emosi, alhasil sebuah visi yang sudah dibentuk bersama tim akan buyar dan melakukan banyak kesalahan. Selain itu, seorang pemimpin memiliki spritualitas yang baik, yakni antara ia dan penciptanya. Sebuah emosi kompleks yang sangat super power bagi seorang pemimpin. Faith! Sebuah kepercayaan. Hal ini melingkupi sebuah ikhtiar, sabar, sikap pasrah dan hal lainnya. Setelah itu intelektualitas. Well, banyak yang mengatakan intelektualitas itu semerta - merta karena otak yang encer hasil dari keturunan. But, saya pribadi mengatakan intelektualitas itu sebuah kompleksitas yang komplit, bukan hanya mengandung kecerdasaan semata, melainkan juga kegigihan untuk belajar, berlatih, dan juga rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang baik dan kondisi fisik yang terjaga.
  Di film tersebut saya belajar, bahwa tokoh utama memiliki kelebihan. Ia sangat ingin tahu dibanding teman - temannya. Kemudian berjiwa besar untuk selalu belajar. Ada momen ketika ia naik tingkat lebih cepat, ia meminta teman satu timnya untuk mengajarinya menembak dan karate di waktu luang. Disaat teman - temannya yang lain asik bercanda dan juga bermain. It’s leader!

LEADER JUGA BUTUH CINTA

  Nah ini juga yang perlu kita pahami, saya mendapatkan catatan disini. Cinta adalah inspirasi dari seorang pemimpin. Why ? Dalam film tersebut, saya mendapatkan cerita bahwa ender tak pernah lepas berkomunikasi dengan keluarganya yang ada di bumi. Dalam ceritanya, sekolah pertempuran yang ia ikuti berada diluar angkasa. *Fantasi banget nih film*. Ia selalu berdiskusi dengan kakaknya seputar pelatihan yang ia jalani dan apa yang harus ia lakukan ketika dimintai banyak tantangan dan juga tekanan - tekanan yang ada disekitar. Yaps, leader juga manusia. Ia membutuhkan kasih sayang dari banyak orang. Tak hanya itu, problem ender ketika masuk sekolah pertempuran ketika ia disudutkan oleh teman- temannya karena kecerdasaan dan juga gurunya yang selalu membeda-bedakan perlakuannya dengan teman-teman. Ia sendirian, ia sendiri ingin menjadi komandan pertempuran. Hal yang ia tanyakan dalam hati setiap sendiri adalah bagaimana ia bisa membuat teman-temannya percaya bahwa ia mampu memimpin teman-temannya itu. Butuh cinta bukan ? Cinta itu melahirkan kepercayaan bukan ?

LEADER MEMILIKI TEAM YANG HEBAT

  That’s right! Kita sering salah menafsirkan. Ketika ada sebuah kemenangan kita seringkali menganggap pemimpin lah yang menjadi icon kemenangan. Padahal bukan, melainkan kemampuannya untuk mengenali potensi team yang ia pimpin. Ia memiliki empati yang tinggi untuk tahu kekurangan dan kelebihan. Dalam salah satu scene ditayangkan, Ender dipercaya memimpin sebuah pasukan yang namanya selalu kalah. Pasukan itu bernama pasukan Naga. Ia bahkan memilih teman hatersnya untuk bergabung di team. Bukan semata - mata melihat apa yang dilakukan teman yang tidak suka padanya itu, tapi potensi untuk sama - sama untuk mencapai misi itu. Selain itu, dia leader yang berhasil membuat para teamnya merasa dianggap, berpotensi merasa menjadi leader untuk memegang kendali diri mereka sendiri. Ender dalam hal ini hanya memberikan rekomendasi dan saran, ia menerima segala kritikan dan juga anjuran dari anggota teamnya. Sampai akhirnya simulasi peperangan untuk pertama kalinya mereka menangkan dengan cara teamwork. Keren !

LEADER MENGENALI MUSUH ATAU RIVAL LEBIH DARI APAPUN

  Seorang pemimpin yang baik itu mampu mengenali siapa musuhnya, siapa yang harus ia percayai dan siapa yang harus dihindari. Ada milyaran manusia yang memiliki kombinasi unik dari sikap, fisik, visi dan hal lainnya. Mencari team bukan perkara gampang. Bahkan barangkali rival yang paling sering kita temui. Nah, karena dalam hal ini adalah sebuah cerita pertempuran. Rival. Kita akan membahas, seorang pemimpin yang bertemu dengan rival. Dalam film ini, rival komandan Ender adalah alien tersebut. Alien itu datang ke bumi untuk mengambil air sebagai sumber kehidupan mereka. Tapi ternyata menghancurkan sendi - sendi kehidupan manusia. Dalam sekolah pertempuran pun, mereka diajarkan untuk membenci formic, nama alien yang mereka sematkan. Pada kenyataannya, Ender terpilih bukan karena ia mampu memimpin, melainkan karena Ender berpikiran seperti musuh. Ia selalu menerapkan strategi dan berusaha berpikir sama seperti yang musuh pikirkan. Mentornya juga mengatakan, hal unik yang dimilikinya adalah ia mampu berpikir dan mengenali orang lain melebihi oranglain mengenal dirinya sendiri. 

LEADER ITU SANGAT PEKA DAN BERPERASAAN
  Ada sesi, Ender menangis karena ia tak mengetahui simulasi terakhir untuk menjadi kapten kapal luar angkasa melawan formic itu adalah nyata. Bukan simulasi. Dengan team hebat yang ia miliki dan disaksikan para mentor dan juga pendahulu yang memenangkan pertempuran. Ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan salah, ia mengorbankan banyak awak kabin di pesawat lain untuk melindungi sebuah senjata paling hebat untuk menghancurkan planet alien tersebut. Ia begitu marah kepada mentornya karena tak memberi tahunya. Sampai ia mengatakan, “aku tak peduli dengan kemenangan ini. Yang paling penting bagi diriku adalah bagaimana proses aku memenangkan ini” yaps, ia berpikiran bagaimana meminimalisir orang berkorban karena sebuah ambisi belaka. Selain itu pada sesi terakhir, hanya ia yang mampu berkomunikasi dengan formic sampai berderai air mata karena tahu bahwa musuhnya juga ingin hidup . Hingga akhirnya sang komandan ini berpikiran untuk mencarikan planet baru yang akan ditempati formic tersebut, karena sebelumnya Ender bersama team sudah menghancurkannya.

LEADER MEMILIKI MENTOR

  Lanjut, seorang pemimpin itu membutuhkan mentor. Seorang guru yang mengingatkan dan mengajarkan hal baru dan juga meluruskan hal yang salah.
  Seorang leader juga pembelajar sejati. Ia belajar banyak hal dalam lingkungannya, oranglain, bahkan tindakan yang ia lakukan. Mentor juga menfasilitasi apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Mengingatkan apa yang harus diingatkan.
  
  Ini tujuh poin catatan keren yang saya dapatkan dari film itu. Sebenarnya juga terinspirasi beberapa buku biografi para leader yang belakangan ini saya baca. Barangkali akan ada kesempatan untuk saya mereviewnya.
  Well, bila kita ingin menjadi pemimpin. Buatlah dirimu menjadi pemimpin. Berpikirlah layaknya pemimpin. But, mungkin juga ada masanya kita menjadi pengikut. Ketika itu manfaatkan situasi itu untuk memimpin diri sendiri dahulu. Bukankah leader yang hebat dimulai dari ia menghebatkan dirinya dahulu ?

Semoga menginspirasi
------
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.
Tradisi pertanyaan yang sering kita dengar. Hai kamu, para mahasiswa tingkat akhir bosankah mendengar pertanyaan itu ? Jujur saja. Akhirnya saya juga merasakan demikian. Hingga pada akhirnya ketika saya kumpul - kumpul keluarga, sampai menceletuk ke tante saya. “Kapan sih cucuku itu lulusnya ? Kayaknya main-main aja, jalan jalan terus. Ke sini lah situlah”. Saya mendengar penyampaian tante tentang pertanyaan eyang tentang saya, yang bikin saya jadi bergidik. Waduh, memang belum waktunya ditanyain begitu. Karena memang belum. Saya masih berada di tahun ketiga perkuliahan. Akhirnya tante saya senyum - senyum, Saya juga senyum - senyum, Jadi senyum - senyuman deh.
Lalu waktu bergerak, dan kali ini memang momennya sebuah antrian pertanyaan “kapan lulus elu ?” telah hadir. Timeline sosial media akan dipenuhi berbagai macam foto wisuda teman-teman. Baik itu temen SD, SMP, SMA bahkan temen sekelas kita. Ayo coba deh check ricek. Nah, kalau saya belum semuanya terjadi *ketawa lebar disimpen. Tapi sudah menunjukkan tanda-tanda. Ada beberapa teman yang mengambil diploma, atau dulunya mengikuti program akselerasi sudah menunjukkan raut rona bahagianya di foto - foto profil yang ada di sosial media. Undangan bergilir dari senior terdekat untuk menghadiri wisudanya sudah ngantri. Haha dan ....dari tadi saya hanya deskripsi kejadian yaa. Tapi begitulah adanya.
Well apapun itu, ternyata ada benarnya kata senior yang mengatakan bahwa pertanyaan kapan lulus itu nyeseknya bukan main haha. Pertanyaan yang ingin simpen didalam kulkas biar beku dan ga ditanyain lagi. Sakingnya ! Hahaha. Tapi gak ngaruh tuh bagi kamu yang punya arah tujuan dan target yang jelas dalam hidup. Alias gak akan terlalu menekan hati kamu yang terdalam.
Cukup diakui, tahun - tahun akhir adalah masa penuh dilema. Kalau yang ga dilema, wah .. Mapan banget hidupnya yak! Atau emang ga mikir sama sekali. Coba pikir deh, bagi kamu yang barangkali baru menjajal dunia perkampusan hanya segelintir yang memikirkan mau kemana, ngapain aja, dan apa yang harus dilakukan ? Masih mengikuti arus perkampusan, kalau temen-temen ngampus. Kita ngampus juga, yang lain nongki ikutan juga. Organisasi ikut-ikut juga. Duhh .. Ada yang masih begitu ? Ancung jari dah.
Seharusnya planning itu sudah dirancang sejak awal kuliah, pertanyaan yang musti dijawab ini nih *mau ngapain, *mau kemana, *apa yang harus dilakukan..
Di masa transisi ini sebenarnya masanya kita belajar untuk lebih dewasa bersikap, menahan hal yang perlu dipertahankan. Terutama hal - hal yang berkaitan dengan masa depan. Misalnya, pekerjaan yang cukup menjanjikan atau hal yang sudah kita bangun. Tapi bukan hanya itu, kita juga harus berpikir ulang apa yang dikerjakan sekarang berdampak baik untuk kedepan atau hanya menghabiskan waktu kita saja.
Di waktu ini juga diharapkan bisa berpikir lebih realistis dari sebelumnya. But, walau begitu saya berharap temen - temen adalah orang yang selalu berpegang ama prinsip. Because, masa - masa ini temen - temen akan di uji akan idealismenya oleh berbagai permasalahan - permasalahan yang terjadi.
Di tengah kebimbangan yang terjadi, tekanan batin yang barangkali lebih luarbiasa dibanding masa - masa sebelumnya ini saatnya kita lebih berhati - hati berpikir dan bersikap. Satu lagi, be calm. Semua akan terlewati. Selalu ingat dan katakan dalam hati “hal yang sulit ini bakal kita lewati kok, jadi lakukan apa yang perlu dilakukan dengan tenang” . Saya sendiri melakukan berbagai macam cara untuk menenangkan diri. Misalnya travelling singkat, dekat - dekat. Bisa juga mengunjungi tempat - tempat yang barangkali belum disinggahi. Menemukan experience baru yang menambah ide dan juga relasi. Rileksasi di masa seperti ini penting sekali, karena kalau kita ga bagus menikmati masa - masa penuh hal dilematis. Kita seringkali salah memilih, karena pikirannya tidak fresh dan kurang piknik * bahasa temen gitu *
Selain itu, perbanyak ibadah dan juga mendekatkan diri pada Allah SWT. Yakinkan dalam hati untuk kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini masa nya kita bersabar, berikhtiar dan tawakal menjalani proses menuju masa depan.

Mungkin ini sharing singkat sekaligus curhatan saya, sebenarnya cerita diatas sebagian besar adalah kondisi saya dan teman - teman sekeliling saya *yang ngerasa temen saya ya hehe

Semoga menginspirasi


-----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Percakapan saya dengan beberapa teman belakangan hari ini membahas mengenai mimpi. Impian-impian, pencapaian-pencapaian. Itulah yang menjadi kesukaan saya ketika duduk hadir bersama teman-teman, setidaknya dalam bercengkrama. Saya sering kali tidak sadar tiba-tiba bertanya, cita-cita kamu apa sih kedepan ? Rencana kamu lulus gimana ? Atau apa yang kamu lakukan besok ? Simpel. tapi satu dua orang yang bisa menjawab pertanyaan demikian. Terkadang jawaban yang sering kali saya dengar adalah sebuah realitas yang menyakitkan. Diselipkan oleh kata-kata keluhan. Jarang sekali yang optimis dengan mimpi-mimpinya. Barangkali mungkin karakter orang indonesia tipikal yang segan sangat nunduk, takut dikira sombong ketika menyampaikan mimpi-mimpinya. Atau takut diremehkan atau dicela. Padahal kita dipertemukan teman-teman itu selalu ada maksud dan tujuan. Bukan hanya haha hihi *dalam istilahnya. Itu yang sering saya camkan dalam kehidupan saya. Kamu diiciptakan dan dipertemukan sama saya ada maksudnya oleh Tuhan *merah-merah pipi deh*

CATATAN 1 : PERCAYA SAMA MIMPI KAMU, BAGAIMANA ORANG PERCAYA .KALAU DIRI SENDIRI GA PERCAYA

Padahal semua keinginan-keinginan kita itu ada ditangan kita jalannya. Bagaimana cara menggapainya. Tetiba saya pernah mendapat kiriman postingan, don’t just dreaming but plan to doing. Tapi mewujudkannya perlu proses dan jarang sekali dari kita mau melewati proses yang panjang itu. Mau mewujudkan mimpi itu perlu berlelah-lelah, perlu perjuangan.

CATATAN 2 : RANCANG MIMPI SENYATA MUNGKIN

Dan hal yang sering kita lupakan adalah merancang mimpi itu senyata mungkin. Dalam kehidupan pribadi saya, saya seringkali tak sengaja merancang mimpi saya sedemikian mungkin. Terkadang tergambar jelas dipikiran saya lalu saya tuangkan dalam sebuah rencana-rencana, kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita lakukan, apa saja yang harus saya ketahui untuk mencapainya. Hal yang paling ajaib yang pernah saya sadari adalah saat ini. Saya sampai sekarang terkadang tak percaya dengan pencapaian-pencapaian yang saya raih.
Jika berkeinginan ingin umroh, rancanglah waktu, tanggal, dan bagaimana cara menujunya. Semuanya ada pada diri sendiri.

CATATAN 3 : PERCAYALAH DIWUJUDKAN ALLAH LEBIH INDAH

Ketika SMA saya selalu menginginkan memenangkan kompetisi nasional ketika saya pertama kali duduk sebagai seorang siswa. Tanpa disangka, di tahun akhir sekolah saya menjadi delegasi dari sekolah untuk berkompetisi nasional jauh dari pikiran saya awalnya. Dan mendapatkan posisi cukup memuaskan walau tidak sampai ke final. Karena sekolah saya waktu itu termasuk dua sekolah yang mewakili sumatera. Sekolah lainnya tidak mendapatkan posisi itu. Lalu, diusia yang cukup belia berkesempatan tulisan saya rutin mejeng di koran, selama lebih kurang dua tahun padahal sebelumnya saya hanya berkeinginan semu bahwa orang-orang yang tulisannya hadir dimedia adalah orang yang luarbiasa, lagi-lagi Allah yang menggerakkan lebih indah, kemudian saya bertemu orang-orang luarbiasa dan banyak pencapaian-pencapaian yang diluar dugaan. Saya hanya menjalani sesuai dengan peta konsep yang saya lakukan. Dan godaan yang benar-benar menakutkan bagi saya adalah takut akan menjadi manusia yang kufur nikmat :( doakan saya untuk selalu rendah hati dan selalu dengan niat yang lurus.


CATATAN PENTING : LURUSKAN NIAT KARENA-NYA

Dan satu kutipan yang benar-benar membuat saya tergugah beberapa hari yang lalu ketika saya dihadapkan oleh banyak kegagalan mencapai sebuah mimpi dalam waktu bersamaan. Kembalilah introspeksi diri. Mungkin ada yang salah pada diri kita sehingga kita digagalkan oleh Tuhan.

“Jika kamu melihat seseorang yang luarbiasa pencapaiannya padahal dia adalah orang yang sederhana, coba cari tahu amalannya. Karena itu bukan dirinya sendiri yang mengusahakannya ia digerakkan oleh kekuatan Tuhan,” Martga Bella Rahimi (Penulis Buku Mahasiswa 1/2 Dewa)


Teruslah bersemangat mencapai impian :)

Karena Tuhan memeluk mimpi kita ~ Andrea Hirata

--------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !

  
 "Sepenggal Kisah bersama Forum Indonesia Muda"
Sudah sekian lama hati tergerak untuk mengikuti seleksi Forum Indonesia Muda. Selalu saya pandangi berbagai pengumuman itu tiap tahun demi tahun. Forum Indonesia Muda begitu menarik, tapi selalu terlambat mengeksekusi keinginan hati hingga pada akhirnya saya mengikuti seleksi Forum Indonesia Muda pada tahun 2015.
  Voila. Saya lolos. Saya harap-harap cemas awalnya mengikuti seleksi ini karena melihat count pendaftar mencapai 7000 orang lebih. Apalah saya ini, hanya orang biasa yang tinggal di provinsi sumatera. Tidak sebanding dengan teman-teman di Jawa dan juga teman-teman lainnya. Jujur, saya abu-abu melihat Forum Indonesia Muda ini. Ini kegiatan apa ya ? Apa aja yang dilakukan ? Hal demikian yang selalu terbersit di benak saya. Sempat ada rasa ingin tidak hadir karena perjuangan saya menembus proposal dikampus selalu sulit. Tapi, hati memang menarik saya untuk tetap bertahan ntah bagaimana caranya untuk ikut. Dan alhamdulillah, rejeki tidak kemana. Walau dengan biaya sendiri. Saya tetap hadir mengikuti kegiatan itu.

Hal yang luarbiasa bagi saya ketika hadir di Forum Indonesia Muda adalah rasa penasaran yang tinggi, sebuah refleksi yang tidak bisa saya ungkapkan lewat kata-kata. Ketika saya melewati hari demi hari di dalam kegiatan Forum Indonesia Muda.
Ekspetasi yang jauh melampaui harapan saya. Jujur lebih dari yang saya bayangkan. Sebuah nilai-nilai kehidupan yang tak bisa saya dapatkan di dunia luar. Sangat Berharga.
Disana saya seperti terdidik kembali untuk merenung tapi bekerja. Merenung dalam keadaan sadar dan tetap dalam posisi dinamis dan bergerak.
Biasanya saya dahulunya memerlukan waktu khusus untuk merenung, mengevaluasi apa yang saya lakukan sehingga absen dari rutinitas seperti biasa. Namun, ketika saya menjadi bagian dari keluarga kunang-kunang, keluarga Forum Indonesia Muda. Setiap melangkah saya selalu mendapatkan sebuah sudut pandang baru. Sudut pandang renungan. Kembali membuka cakrawala berpikir yang tak ada habisnya untuk digali.

Benar filosofi bahwa keluarga Forum Indonesia Muda adalah keluarga kunang-kunang. Mereka adalah penerang. Mereka penerang kehidupan kita yang dulunya masih abu-abu. Penerang ketika hidup orang lain masih dalam keadaan gelap gulita. Mendapati senyum-senyum kakak kakak luarbiasa bijaksana, tulus, dan baik. Masih banyak orang diluarsana yang mengadaikan semua idealisme mereka karena keinginan duniawi. Tapi kakak-kakak alumni FIM menunjukkan bahwa mereka bisa sukses tanpa mengorbankan idealisme mereka. Bahkan karena kehadiran idealisme mereka, orang-orang disekitar mereka menjadi orang yang lebih baik, keadaannya semakin baik. Sebuah paket komplit yang saya dapatkan dari segala lini di Forum Indonesia Muda, baik itu dari Ayah dan Bunda. Ayah Elmir dan Bunda Tatty. Saya menemukan sosok ayah dan ibu yang luarbiasa mendidik ribuan anaknya yang merupakan alumni FIM. Luarbiasa. Dan tentunya sahabat-sahabat FIM 17 yang selalu membuat saya merindu setiap hari. Ooh rindu itu ..

Satu lagi, sebuah sentuhan sanubari yang tak pernah saya lupakan. Sejak awal saya hadir di Forum Indonesia Muda, menikmati sesi-sesi materi. Saya selalu meneteskan air mata. Disesi sesi tertentu, tapi tiap hari tidak pernah absen menangis. Forum Indonesia Muda telah menyentuh hati saya terdalam. Ketika menyanyikan lagu kebangsaan, sebuah tekad yang sama-sama ingin kita wujudkan bersama untuk bangsa ini lebih baik, ketika ada semangat itu. Saya menangis penuh bangga dan haru. Tapi ada masa saya menangis karena semua kesalahan-kesalahan yang selama ini saya lakukan dan itu wujud penyesalan saya dan saya berusaha untuk merubahnya dikemudian hari. Dan satu lagi saya menangis melihat sebuah ketulusan dan juga ketika menyentuh kalbu membahas ibu dan ayah kita. Ada sesi saya merindukan almarhum ayah saya, ketika ada rasa ingin saya untuk membuat dia tersenyum bangga melihat anaknya sukses. Dan itu yang tak bisa saya lakukan karena terlalu cepat Allah memanggilnya.

Forum Indonesia Muda, seperti mutiara indah yang tertemukan bagi saya. Saya beruntung sekali berada di keluarga kunang-kunang ini. Saya ingin menjadi kunang-kunang seperti filosofi yang diangkat di FIM. Semoga dan semoga. Saya menjadi kunang-kunang untuk orang-orang disekitar saya, berkolaborasi, berkarya, menjadi penerang bagi banyak orang. Bersama-sama teman, kita bersatu untuk membuat bangsa ini lebih baik .. Dengan apa yang kita miliki kita bisa.
Tiga kata untuk FIM menurut saya, Unforgetable, Special, Lovely
Visualisasi Suasana Eropa :) at Jakarta
Ada apa dengan eropa ? Sejak saya mengenal ada keunikan di negara itu dari sejarah membuat saya curious tentang negara itu. Hal itu diawali ketika saya duduk dibangku sekolah menengah atas. Seorang alumni salah satu program au pair dan juga mahasiswa indonesia yang kuliah di jerman ujuk-ujuk persentasi mengenai negara jerman di sekolah saya. Alhasil, saya terhipnotis. Ketika sebuah kuesioner diisi saya melengkapinya dengan serius. Tak lama kemudian seminggu setelah itu, ibu saya tiba-tiba terkejut dan mengatakan, “Mama lupa, seminggu yang lalu ada orang nelpon mama nanyain kamu pengen kuliah di Jerman biar diurusin mereka.. Mama lupa simpan nomornya karena mama kaget dan heran kamu ga pernah cerita dengan mama”

 Oh no, pertama kali kehilangan kesempatan itu. Tapi kali itu, keinginan saya mengunjungi negara itu tidak begitu mengebu-gebu. Sampai pada akhirnya, saya menemukan buku mbak Hanum Rais, 99 Cahaya di Langit Eropa rilis untuk pertama kalinya di tahun 2012 sebagai new book yang mejeng di Toko Buku, ntah kenapa tak sengaja hati tergerak membelinya, padahal saya tipikal orang yang mikir dua kali untuk membeli novel ketimbang buku nonfiksi. Lalu, setelah membacanya makin menjadi lah keingintahuan saya tentang benua itu. Rasa penasaran makin menjadi-jadi ketika saya seringkali membaca biografi ilmuwan muslim yang lagi-lagi merujuk di benua itu. Seolah ada emas tersembunyi dibalik sejarah-sejarah yang disana, peradaban yang eksotis. Saya sangat suka sekali buku sejarah, filsafat, atau buku-buku penuh nilai dan sastra yang tinggi. That’s poin
.
Ketika masuk Universitas saya kembali ditawarkan dengan informasi mengenai Summer School Jerman yang merupakan program kerjasama kampus saya dengan Universitas di Jerman. Saya mengikuti seminar internasional pertama kalinya ketika duduk di semester satu dan rela meninggalkan kelas demi info itu. Beberapa kali apply program-program internasional menuju kesana dan gagal. Sampai pada semester yang saya tunggu, momen saya untuk mencoba mengikuti program tersebut ditahun saya, saya sangat kecewa ditahap pertama saya sudah gagal. Berbulan-bulan rasanya menyesali kesalahan yang saya lakukan, mengevaluasi menimbang-nimbang, karena setahun mempersiapkan diri untuk momen seleksi itu. Berselang setelah itu, saya mencoba menerima diri mengikuti ajang lain yang bermanfaat, karena pada dasarnya saya mengapply berbagai program untuk belajar lebih banyak dan mencari pengalaman yang luas. Tidak berselang lama, datanglah program Summer School Belgia ditahun ke 3 saya berkuliah, dengan nada ragu saya mencoba kembali dengan setengah hati, dan lolos administrasi huff .. Tak menyangka, saya lolos seleksi untuk wawancara. Hmm, dan ternyata tidak seperti yang dibayangkan, banyak yang pilihan yang berkecamuk pada saat itu. Pada momen yang sama mengikuti ajang lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan rasa penasaran saya tentang benua biru itu. Tapi saya mendapatkan hal yang lebih indah, kompetisi bisnis bersama orang-orang hebat yang tak pernah saya bayangkan dalam hidup saya akan berada didalam lingkaran tersebut.

Rasa penasaran membuat saya begitu banyak mencari informasi segala macam sejak saya mulai berkuliah. Saya berusaha mengikuti intuisi saya terhadap benua itu ada apa kenapa begitu membuat magnet pada diri ini. Padahal saya tahu, indonesia lebih indah dan menarik. Cita rasa seni yang tinggi di benua itu, pendidikan yang berkualitas, kehidupan modern, dan kisah-kisah sastra tinggi dan keberadaan islam yang tersembunyi disela-sela kehidupan mayoritas non muslim saat ini menjadi alasan rasa penasaran itu. Tapi Allah seperti membuat jalan lain untuk saya, dan seringkali membuat saya bingung ketika apa yang kita inginkan tak sejalan dengan apa yang Allah tawarkan dan takdirkan meskipun sudah berusaha. Manusia hanya bisa berikhtiar dan pasrah atas semua keputusan Allah. Termasuk perkara jodoh #eh kok nyambung kesana hahaha. *serius amet bacanya*

Saya menyadari apa yang kita inginkan tak semestinya sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Allah lebih tahu yang paling baik untuk hambaNya. Allah-lah yang menciptakan kita tentu tahu segalanya. Ketika saya mengingat hal tersebut hati saya lebih tenang, lebih pasrah menjalankan sesuai kaidahnya dan tetap pada rasa penasaran yang tinggi sampai pada akhirnya Allah memberikan saya kesempatan untuk melepas rasa penasaran itu suatu saat nanti. Saya percaya, barangkali saya akan menginjakkan benua itu lebih indah lebih menarik lebih bermanfaat. Sembari saya memantaskan kemampuan saya dan memperjuangkan berbagai kesempatan yang hadir. Barangkali perjuangan - perjuangan sebelumnya menjadi saksi rasa luarbiasa ketika itu tercapai. :)

Percakapan hari ini, menginspirasi saya mengingat-ngingat perjuangan saya selama ini. Ketika orang-orang terdekatku dan sekelilingku dengan senangnya menceritakan pada saya tentang kesempatannya ke Eropa memperlihatkan foto-foto .. Ahh, ada duri-duri menyelinap dihati ini Ohnoo .. Saya mencoba menenangkan jiwa yang berkecamuk ini, dengan mengatakan berkali-kali, Allah lebih tahu Allah lebih mengerti. Iri hanya menghadirkan penyakit hati yang menganggu berbagai macam keadaan. Rasa sabar, ikhlas, pasrah, dan huznudzon lah menjadi pengobat. Saya yakin saya yakin, tapi mungkin bukan kali ini, bukan jalan ini, tapi mungkin nanti lebih indah lebih luarbiasa dinanti :)

For inspiration :)
KEEP DREAMING FOR ME!



Perkembangan era globalisasi saat ini membuat berbagai paradigma begitu dinamis berkembang. Setiap orang sedikitnya memiliki lebih dari dua hingga tiga sudut pandang dalam menyikapi sebuah perkara. Terkhusus bagi kaum muda tentunya. Luasnya pemikiran setiap masing-masing kita kadarnya berbeda - beda. Hal ini berkaitan dengan lingkungan, pengalaman, konsep diri, kebiasaan dan juga tingkat pendidikan ditempat kita mengenyam. Seorang manusia itu memiliki kompleksitas unik sehingga membentuk sebuah karakter utuh. *aduh tinggi sekali bahasa saya*
 
Kebahagiaan, banyak dari kita menjadikan hal itu sebagai tujuan Benarkah ?
Ketika sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada banyak orang.

What do you basicly so really you want to your life ? I wanna Happiness.

Sebagian besar menjawab, saya mencari kebahagiaan. Kita kembali bertanya, apa itu bahagia ? Seperti apa ia ? Dan banyak dari kita menjawab pertanyaan itu dengan apa yang mereka lakukan.
Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates