facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.

Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini.  Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.

Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !

Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.

Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(

Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.

Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.

Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.

Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.

Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi, mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru

Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews  Jakarta
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17

Study Visit +Bukittinggi West Sumatra

Bismillah, sudah memasuki Ramadhan tahun 1436 Hijirah. Bersyukur luarbiasa sampai pada ramadhan kali ini. Hal yang biasanya saya lakukan ketika memasuki ramadhan adalah sebuah renungan yang luarbiasa dalam. Sebelum memasuki Ramadhan saya dan bunda biasanya 'ziarah' ke tempat makam ayahanda. Kali ini saya mengingat sebuah history panjang ketika detik-detik ditahun 2010 saya dan bunda saya mengalami kejadian luarbiasa, menjadi korban dari sebuah agen perjalanan mudik. 

Entah apa maksud tuhan kali pertama mudik dipersulit pada saat itu. Ternyata benar, Allah ingin tahun itu saya bersukacita ramadhan penuh hingga lebaran bersama ayahanda di Pekanbaru. Mudik kali itu seperti urgent sekali, musibah sakit yang dialami keluarga besar ibunda menjadi sebuah alasan dan masih banyak hal dilematis lain yang menjadi rasa perih jika mengingatnya. 
Tapi saya bersyukur, karena hal itu saya menjadi orang yang lebih kuat dari sebagian besar orang.
Tahun 2010 adalah sebuah duka mendalam. Seperti rahasia menyesakkan ketika orang-orang yang saya cintai dipanggil Allah secara marathon kala itu. Sebelum ayahanda, kakek yang mengasuh kami di Pekanbaru, tetua yang kami hormati pergi dahulu, dan belum sampai lewat dari beberapa bulan ayahanda saya yang menyusul dan kemudian belum sampai 40 hari istri kakek ikut menyusul.

Tapi saya tak ingin larut menceritakan sebuah kesedihan. Saya ingin kita mengambil sebuah refleksi kehidupan yang Allah berikan pada kehidupan saya. Kali itu saya ziarah sebelum memasuki ramadhan kali ini, kilasan kejadian-kejadian dan detik kepergian ayahanda dipelukan saya menjadi jelas kembali. Sudah lima tahun beliau meninggalkan keluarga kami. Sebuah pemahaman yang saya berusaha masuki kepada ibunda. Jujur, saya adalah anak manja ayah. Selalu dan selalu dari kecil manja dengan ayah. Ayah adalah sahabat luarbiasa mengajarkan banyak nilai kehidupan pada saya dan adik. Senyumnya, candanya, petuah-petuah bijaksana dan kasih sayang yang tak saya dapati dan terlihat barangkali ayahanda diluar sana menjadi sebuah kerinduan mendalam. Sedangkan ibu merupakan wanita tersabar yang pernah saya temui, walau setiap dari kami sekeluarga memiliki kekurangan untuk menjalani sebuah keluarga yang memiliki dinamika yang tak biasa. saya merasakan perjuangan itu hingga detik ini.
Refleksi Ramadhan yang saya dapati adalah bahwa kita yang masih memiliki ayah dan ibu bersyukurlah mereka masih hadir ketika ia sahur bersama berbuka bersama dengan kita. Tersenyum dan menyapa kita atau bahkan memarahi kita karena kesalahan kesalahan kita. Bersyukurlah masih ada yang berbicara dan mendengar suaranya. *meleleh airmata*

Jangan sia-siakan orangtuamu dengan sikap egois dan ketusmu, kita barangkali pernah khilaf dan salah. segeralah meminta maaf dan berbaiklah padanya. Berdoalah tentang mereka dengan tulus setiap ibadah kita. Dan hal yang paling penting berjanjilah setiap detik dalam kebersamaan kita bahwa kita berjanji untuk senantiasa membuat mereka tersenyum dan nyaman. Jujur, saat ini saya selalu keluh dan pilu ketika ibunda mengeluh tentang hal sepele yang belum bisa saya lakukan untuknya. Saya juga terdiam membisu ketika tak sengaja mendengar doa-doanya tentang saya dan adik saya serta keinginanya bertemu dengan Ka'bah. 
Sebuah refleksi yang tak bisa saya gambarkan dalam diri saya yang masih hina ini.
Janjilah dalam hati saudaraku, bahwa kita jadikan ramadhan kita penuh sebuah kerinduan mendalam. Sebuah refleksi dan sebuah janji kita padaNya untuk melatih diri menjadi insan lebih baik lebih baik di masa depan.
Saya selalu berdoa dalam hati agar selalu dipertemukan orang-orang baik yang selalu mengingatkan kesalahan saya, dan bila terjebak dengan hal tak baik saya ingin Allah sendiri lah yang menjemput saya keluar dari jalan tersesat itu untuk kembali pada jalan yang benar.

Mari kita sama-sama berdoa, izinkan saya ya Allah menjadi orang lebih baik setelah Ramadhan kali ini :)
Sebuah chapter tulisan sajak-sajak renungan yang membuat aku mengerti indahnya episode hidup yang ditawarkan Tuhan. Chapter dari sajak sebelumnya. Kali ini aku akan bercerita tentang bagian episode kehidupan ; Menunggu.
Sebelumnya, aku pernah bercerita dalam gambar di instagram.

Menunggu adalah momen unik. Menggelisahkan, meresahkan, menyenangkan, menyedihkan, dan sulit ditebak. Sejatinya hidup menurutku adalah menunggu. Menunggu kematian datang menghampiri, menunggu esok datang, menunggu hari tua, menunggu menjadi seorang yang dewasa. Semua dari kita melewati episode ini. Yaa menunggu.
Dalam roman kisah cinta, menunggu adalah bagian tak terbantahkan. Menunggu memastikan perasaan, menunggu sebuah ikrar terucap, dan momen menunggu-menunggu lainnya. Benarkah ? Coba renungkan.
Kita selalu menunggu matahari menawarkan sinar yang sama di esok hari. Walau kita tahu ia akan hadir, tapi kita selalu menunggu bukan ? Menunggu pagi yang menawarkan cerita yang baru, cerita yang sebelumnya kita coba susun tapi pada kenyataannya tak selalu sama. Bagaimana ?
Menunggu, sebuah kata kerja ketika kita gambarkan dipikiran kita adalah sebuah momen dimana ada sesosok orang yang berada di sebuah sudut jalan bermain pasir atau memainkan kerikil di kakinya. Sesekali melihat alorji yang ada ditangan kirinya atau sesekali melihat kiri dan kekanan.
Zaman pun berubah, tradisi menunggu lebih kompleks dan tak melulu seperti itu. Menunggu telah menawarkan cerita yang membuat kita berusaha untuk tidak bosan, tidak terlena pada waktu yang berjalan tapi tak berkutik menawarkan detik berbeda dalam realitasnya. Menunggu mengajarkan kita arti penting sebuah dimensi waktu. Waktu yang tak pernah rela berhenti, dikurangi, ditambahi, dipercepat, ataupun diperlambat. Waktu menghardik kita untuk patuh dan pasrah dan bersabar dalam sebuah episode yang dinamai “Menunggu”.

Kau tahu, aku menunggu. Aku menunggu sebuah refleksi yang mengajarkan senyuman dalam ranah sabar. Aku menunggu, bahwa perjuangan itu lebih manis dalam sebuah episode menunggu. Aku menunggu, sebuah rasa puas ketika aku sampai pada titik dimana aku menemui dirimu dan mengatakan . Aku berhasil! Aku berhasil melewati kebosanan, kebimbangan, jalan terjal penuh liku, sebuah tangis ketika aku dapati diriku terluka ketika berusaha menghapus kegelisahan dan kegundahan dalam sebuah lembar episode naskah Tuhan.

Allah pun menunggu, menunggu kita berubah menjadi orang yang lebih kuat, lebih sabar, lebih bertakwa. Menunggu pembuktian cinta hambanya dalam setiap hela nafas yang ia pinjamkan pada hambanya. Ia memberi bibit nyawa yang tak pernah Ia pamrih, hanya melihat kesungguhan kita mengenali siapa penciptaNya apa yang hambaNya lakukan.

Percayalah sahabatku, ketika kita paham makna menunggu, kita tidak akan pernah lupa bahwa sejatinya hidup kita adalah sebuah gerbang jalan menunggu antrian sampai pada tujuan. Manusia tidak akan pernah puas kan? Ingat tidak fitrah itu ? Kenapa tidak puas. Karena tak ada dimuka bumi ini dandi alam semesta ini yang pantas menjadi sebuah tujuan. Kecuali kembali kepadaNya. Hanya padaNya.
Letakkan hatimu pada tempat yang tepat dan pantas untuk menunggu. Letakkan pikiranmu pada fokus yang membuat kamu tidak terlena pada detik-detik yang tak menawarkan cerita yang baru. Nikmati, nikmati, nikmati. Bahwa menunggu sejatinya adalah perbaikan diri, menyampaikan pesan dan hikmah untuk menjadikan diri kita semakin berarti dan bijaksana.


Inspirasi judul ini sejak menonton MarioTeguhTV on youtube channel. Judul artikel ini merupakan kutipan kecil dari sekitar 5 video membahas hal yang hampir serupa. Well, teruntuk para laki-laki, wanita itu mencari seorang pria yang nanti akan ia hebatkan di masa yang akan datang. Pepatah, dibalik seorang pria yang luarbiasa ada wanita yang hebat itu benar. 

Dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik begitu pula sebaliknya. Saya sebagai bagian dari kaum hawa mengakui, bahwa benar adanya wanita itu mencari pria yang kira-kira cukup pantas dihebatkan di masa yang akan datang. Wanita melakukan seleksi ketat untuk mengetahui memahami kesungguhan seorang pria untuk berusaha menggapai impiannya, membangun identitas dirinya yang baik, membangun reputasi dan kredibilitas, menjaga dan membahagiakan orangtuanya. Sebagian besar perempuan terpesona dengan hal itu yakni “kesungguhan” dari seorang lelaki dan saya mengakuinya.

Ketika ia mampu mengendalikan dirinya untuk berbeda mengambil langkah hidup, ketika teman-temannya asyik menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan, melupakan tugas sekolah dan kuliahnya, pergi larut malam untuk bercengkerama ria dengan teman-temannya, atau menghabiskan waktu dengan hal yang jauh dari kata manfaat. Maka dari itu, ia yang menjadi rebutan para wanita untuk dijadikan orang yang akan dihebatkan di masa yang akan datang. Bukan mendeskritikan seorang laki-laki saat ini, karena yang menulis adalah perempuan. Tapi saya juga katakan pada teman-teman perempuan, bahwa laki-laki juga mencari yang mampu menghebatkannya, menjadi ibu yang terbaik walaupun dia sendiri mengakui bahwa ia bukan laki-laki yang baik. Semua kutipan ini bukanlah berasal dari saya melainkan pak Mario teguh sampaikan, saya hanya membenarkan apa yang ia sampaikan :) hehe.
Saya atas dasar menulis ini adalah murni ingin berbagi dan menasehati. Bukan saya merasa lebih baik dari yang lain. Tapi sebagian besar teman-teman saya yang perempuan sering mengeluh melihat sebagian besar sikap dan karakter laki-laki saat ini.
A : Bagaimana mau jadi suami toh mbak ? Lah wong kerjanya malas-malasan toh, ngerjain tugas aja nitip teman, absen aja banyak nitip, boro-boro belajar mbak. Gimana jadi suami ku nanti toh. Malas-malasan cari uang buat nafkahin anak, beliin saya ini dan itu. Mau makan apa aku nanti ?

Nah loh, itu bukan pendapat saya tapi teman saya yang bisik-bisik sendiri melihat survei para pria saat ini. Hayoo .. Yang absennya banyak bolong siapa ? Yang paling rajin datang ngampus apa sekolah ?

Kita tidak mau mengeneralisasikan hal tersebut. Masih banyak juga laki-laki yang masih care dan peduli dengan studinya, sangat ambisius mengejar mimpinya, calon para pemimpin masih banyak. Tapi masih bisa dihitung. Hehehe (pendapat pribadi)
Perempuan juga begitu, tidak semuanya yang manis tetap menjaga dirinya, memiliki reputasi yang baik dan studi yang baik. Ada juga yang hanya berorentasi hanya menjadi wanita karier sehingga lupa kodratnya nanti akan menjadi seorang ibu yang harus mengurusi rumahtangga yang akan mengerjakan pekerjaan rumah. Kalo dihitung-hitung, sekarang jumlah koki wanita dirumah juga sangat berkurang, karena lebih sibuk mengejar karier sehingga tugas utama terlupakan yang bisa nyuci, masak, bersih-bersih. *tepokjidat* . Hal ini juga hal yang salah. Jadi angka perceraian tinggi sebagian besar selalu berkutat pada permasalahan ini. Wanita yang mencari nafkah, prianya malas-malasan dan anak terlantar diasuh oleh pembantu. Bukankah begitu gambaran sinetron saat ini yaa .. ? #sedihnya.

Memang godaan duniawi saat ini berat sekali mas bro mbak bro. Sinetron saat ini menayangkan para remaja yang sibuk bergalau ria atau kehidupan rumahtangga penuh keributan dan lain sebagainya. Pergaulan diluar juga berat, di sekeliling kita ada saja orang-orang yang saat kita membangun mimpi berusaha menyuruh kita untuk tidur ga usah bermimpi. (pengalaman pribadi). Misalnya pandangan seperti ini “ngapain elu sibuk- sibuk sekarang, masih muda ma meen.. Kita happy happy aja dah!” *mencoba style naskah sinteron haha.
 Kembali ke topik,

Apakah wanita dan laki-laki menuntut sempurna ? Tentu tidak semua. Setiap manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pria serta wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Ada tulisan menarik dari kurniawan gunadi, sastrawan muda yang tulisannya cukup menginspirasi, menggabungkan nasihat, dakwah dan sastra. Satu yang saya akan bedah berjudul :
Mungkin Kamu Orangnya ?
“Aku sedang mencari seseorang. Seseorang dijaman seperti ini yang berpikir bahwa mencari sesuap nasi harusnya dengan cara yang terhormat. Seseorang yang berpikir bahwa merokok adalah aktivitas merusak dan mengharamkan dirinya dan keluarga kecilnya melakukannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini mau sedikit repot berpakaian rapi. Menutup setiap tubuhnya dengan rapi. Bertemu Tuhan jauh lebih rapi daripada bertemu pejabat negara. Seseorang yang rela melindungi kecantikannya, meski ia ingin sekali memperlihatkannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini masih percaya bahwa Tuhan ada. Ke-ada-annya tidak disangkal oleh apapun. Diimaninya dengan sepenuh hati.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini menjaga dirinya dari lawan jenisnya. Seseorang yang enggan pacaran. Seseorang yang dalam diamnya seperti singa, tidak satupun yang berani mengganggu sebab kehormatannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini paham bahwa pendidikan adalah penting. Ilmu pengetahuan adalah penting. Seseorang yang selalu menjadi pembelajar dalam banyak hal.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang sendirian. Tidak mungkin kan aku mencari seseorang yang telah bersama? Seseorang yang sedang mencari takdirnya. Tidak selalu harus paham agama setinggi langit, pandai memasak racikan seluruh nusantara, bergelar ini dan itu. Namun seseorang yang dijaman seperti ini mengerti, bahwa menjadi ibu adalah tugas yang mulia untuk dirinya. Aku sedang mencari seseorang. Mungkin kamu orangnya?

Dan setelah membaca kutipan ini, saya harapkan anda-anda menghapus tulisan “aku sedang mencari seseorang”. Karena tentunya akan membawa kontroversi terhadap saya yang sedang menulis artikel ini seolah-olah sedang endorse diri hahaha (masih close). Cukup kita highlight bagian setelah itu, menjaga diri, paham agama, memuliakan dirinya, menjaga kehormatannya, mengerti dan memahami kalo pendidikan itu penting. Kriteria yang sama-sama diinginkan baik itu pria dan perempuan bukan ?
Saya sempat terkaget-kaget ketika membaca biografi pak Mario Teguh yang ternyata didampingi seorang istri yang merupakan mantan vice president di sebuah perusahaan perbankan amerika. Ibu Lina, bukan orang biasa. Walau kita-kita awalnya melihat penampilan beliau ketika suaminya beraksi didepan panggung. Ia hanya duduk manis diam memperhatikan. Ternyata ia merupakan sosok luarbiasa. Mereka beriring membangun kesuksesan dan melengkapi.
So, sekarang pertanyaan kembali ke kita. Sudah pantaskah kita mengambil standar tinggi untuk jodoh kita ? Dengan kondisi kita saat ini ? Baik itu perilaku, sikap, kepribadian kapasitas lainnya yang sebelumnya saya ceritakan. “Jodoh itu cerminan diri kita”. Kita ingin dihebatkan oleh seorang wanita dengan kapasitas standar awal kita seperti apa ? Sudahkan cukup pantas dengan ekspetasi yang kita inginkan ?
Kepada para perempuan, cukupkah kapasitas kita mampu untuk menghebatkan suami kita nantinya agama, ilmu, pendidikan, kepribadian? Perempuan adalah para pembangun peradaban. Ia bukan hanya menghebatkan suaminya nanti melainkan juga akan mendidik generasi baru, anak-anaknya yang menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang. Bukankah pendidikan terberat adalah pendidikan awal seorang anak yang lahir ke bumi.
Intinya, semoga kita nanti menemukan sosok yang akan menghebatkan kamu dan juga pantas dihebatkan :)
---
For your inspiration
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.


Setahun yang lalu, tepat tanggal 20 Februari 2013. Saya diberi kesempatan spesial untuk menjadi pengajar di Kelas Inspirasi Pekanbaru. Loh kok bisa ? Sebetulnya ajang ini hanya boleh diikuti oleh para professional dan para praktisi. Niatnya iseng dan untuk mencoba ketika teman saya menawarkan link pendaftaran kelas inspirasi saat itu saya buru-buru mendaftar. Kebetulan sekali saat itu saya sedang bekerja di Riaupos ForUs edisi lingkungan mingguan. Saya menawarkan diri untuk memberikan inspirasi sebagai seorang wartawan.
Sebenarnya terlalu banyak cerita dengan kota ini, tapi berhubung ketika saya tinggal disini masih kecil dan belum dapat menggunakan internet. Saya hanya cerita tentang perjalanan saya ketika mendapatkan kesempatan lagi ke Ibukota, Pada tahun 2009 dan 2013 . Namun, berhubung tahun 2009 saya belum punya alat merekam alias kamera, cukup sebuah cerita yang bisa saya tulis disini ..

Dan ada rekaman beberapa waktu lalu saya diberi kesempatan untuk mengunjungi ibukota untuk mengikuti Journalist Day 2013 di Universitas Indonesia Depok bulan April, dalam ajang Forum Diskusi Nasional bersama dua teman saya Mutia dan kak Haqqy ..
Sejak kecil saya bisa dikatakan pemburu kompetisi, hehe .. hal yang diawali dengan iseng membuka media sosial dan browsing menghantarkan saya melihat sebuah poster kompetisi menarik yang memiliki tema yang sangat menunjang passion saya dibidang jurnalistik.
Well, dengan deadline 2 hari lagi, saya kerjakan tulisan dengan sungguh - sungguh. Ntah kenapa, ada oase optimisme didalam diri saya sehingga membuat panitia kesal dengan lontaran sms pertanyaan perihal keberangkatan kesana (lah wong belum nulis, hehe .. sampai panitia mengatakan kerjakan aja dulu mbak papernya)

with Alvin Adam dengan muka on sensor cahaya 
Waktu pun berjalan, pengumuman pun diberikan melalui pesan singkat ke handphone, yang kupikirkan hanya satu, "gimana berangkat kesana ? tanpa dana ?" mulailah saya berkutat dengan proposal, bertanya sana sini , cari link sana sini, bahkan bertemu para petinggi kampus -,- dan itu merupakan pengalaman berharga bagi saya ..
Yaps ! membawa nama baik Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim Riau terkhusus Falkutas dan jurusan ilmu komunikasi .

hal yang paling mengesankan adalah berada dikursi panas selama dua jam untuk di introgasi perihal budget yang kami ajukan untuk berangkat -,-

fiuh ..
tarraaa Alhamdulillah Allah mengizinkan kami :) dan tibalah saya dan teman teman menjadi mahasiswa UI selama seminggu *jadilah hehe .
bertemu dengan teman-teman se Indonesia, saling bertukar pikiran dan pengalaman ..
next .. semangat yang mengelora yang tak bisa saya ungkapkan.
perbincangan kami sampai keranah ekonomi global , politik, sosial, bahkan bidang kehidupan yang menurut saya hanya bahasan para pejabat di gedung dprd *loh ..
kesimpulan dari semua itu, menurut saya ada pada surah Al-Hujurat 10 .
saya merasakan luarbiasa AlQur-an membahas mengenai media dalam surah itu . sungguh luarbiasa tafsiran semua .

Banyak pelajaran saya sebagai mahasiswa UI terkhusus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) seminggu, menginap di Asrama, begadang hingga midnight di kantin asrama UI, menyaksikan para mahasiswa giat mengerjakan makalah, atau sejenak berkumpul berdiskusi bermanfaat, atau melihat berbagai poster event dimana-mana.
Dan di FEUI saya berkenalan salah seorang kakak tingkat yang mengajak saya berdiskusi perihal ekonomi, sosial dan tentunya agama :D eits, dan mengajak saya berwirausaha. Saya begitu salut mendengar kegiatan kampus dan perkuliahan hingga larut malam -,- yang saya bandingkan kampus saya seperti rumah tak penghuni ketika malam atau liburan semester, begitu sunyiii ..
seperti tak ada yang menarik haha :)
Tempat yang kami kunjungi tak kalah menarik, ketika diajak untuk mengikuti Forum Diskusi pertama di Kantor Sindo (Seputar Indonesia) sayang koran ini belum ada di Pekanbaru, dan melihat dari jauh gedung MNCTv yang menjulang tinggi.
Bersyukur mendapatkan tentor yang hebat dan luarbiasa, dan yang pasti ilmu yang super duper buanyak dalam waktu relatif singkat ,, plok plok plok
eh tau tau hari terakhir ketemu Asma Nadia dan
Darwis Tereliye,
ohya ketemu mbak Oki Setiana Dewi cuma ga sempat foto
niat awal saya mengikuti yaa untuk bisa mendapatkan ilmu . ternyata Allah berkehendak lain. kami yang awalnya mengira forum itu hanya sebuah hadiah karena paper kami .. ternyata itu adalah sebuah kompetisi final. Dan jujur, niat kami aktif disana hanya merasa ingin mengali lebih banyak ilmu dalam waktu singkat dan kegiatan yang tak boleh disia-siakan.
Hingga masuk ke seminar utama di Pusat Studi Bahasa Jepang UI bertemu para petinggi media massa di Indonesia, Pemred Detik.com dari TransCorp, Direktur ANTV, Pembawa berita TvOne , dan Alvin Adams, pembawa acara Just Alvin di MetroTv, dan masih banyak lagi, dan tamu spesial oleh Bapak Kominfo Ir.Tifatul Sembiring sebagai pembuka acara ..

Wah, sponsor yang begitu buanyak sampai media massa internasional Bloomberg Tv .
Yaaa .. itu mungkin kelebihan universitas ibukota yaa .. bisa masukan proposal keberbagai perusahaan nasional bahkan internasional :S

Dan taaaaraaa ..
hari terakhir pengumuman , walaupun ditengah berbagai diskusi kami yang alot dan cukup menegangkan, kami tidak menyangka menjadi pemenang pertama JournalistDay2013 :)
nice story :)


Dan yang dapat saya simpulkan bahwa kita semua punya kesempatan yang sama untuk sukses walaupun tinggal didaerah terpencil hehe, ga terpencil juga kalii hehe
Dokumentasi para juara :)

at Seputar Indonesia Office

Tim Riau :) dengan muka lecek pukul 18.00

seminar jurnalistik  di Pusat Studi Jepang UI

Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates