facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal


Adakalanya kita telah banyak mengusahakan sesuatu, telah bersusah payah tentangnya tapi kita masih dalam sulit yang tiada putus. Sebuah pertanyaan yang senantiasa hadir di dalam hidup kita apabila kesulitan terjadi. Apa yang terjadi mengapa kesulitan ini tiada akhir ? Jika saya mengalami hal demikian, yang saya salahkan adalah kembali mengingat apa yang telah saya lakukan sebelumnya. Sehingga sedemikian kesulitan itu terjadi. Dosa apa yang pernah terbuat, sehingga terbalas dengan hal yang kurang menyenangkan.

Pada kenyataanya kehidupan yang kita jalani saat ini yang ingin capai adalah seberapa berkahnya. Bukan nilai besarnya, bukan ketenarannya, bukan seberapa banyaknya. Saya sering mendengar bahkan menyaksikan orang – orang yang mungkin tak pernah terlihat dalam hidup kita, berpakaian seadanya, bekerja susah payah, tak berpendidikan, mungkin hanya buruh yang dibayar dengan setara jajan kita bulanan. Tapi ia mampu membiayai anaknya yang banyak dan keluarganya hingga anaknya sukses. Jika bukan karena berkah hidupnya, apalagi ?

“Bukan banyaknya anakku, tapi seberapa berkahnya” itu yang sering terdengar dari ibu saya. Walau terdengar klise tapi ini yang seringkali terlupa oleh kita. Sangat kasat mata. Mungkin saat ini kita bisa merenung, sejauhmana perjalanan kita. Perjalanan melewati kejadian – kejadian dramatis dan kemalangan yang bisa jadi ada dihidup kita, tapi pada kenyataannya kita masih bertahan menghadapinya. Masih kuat, masih mampu untuk berdoa. Bersyukurlah masih ada nilai keberkahan dalam hidup kita.

“Pastikan cucuku, rejeki yang kamu dapatkan itu halal lagi berkah. Karena segala sesuatu yang kamu dapatkan bukan jalan sesungguhnya, suatu saat akan hilang begitu saja dengan mudah. Karena engkau tidak mengambil sesuatu yang bukan hak dirimu,” petuah kakek pada saya ketika momentum saya bercengkrama dengannya.

“Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kita Lauhul Mahfuzh yang nyata” (QS Al Huud 11 : 6 )

Hakikat rizqi lagi – lagi bukan karena banyaknya, tapi berapa nilainya berkah untuk banyak hal memyalurkannya pada pundi - pundi kebaikan – kebaikan. Berkahnya karena banyak kebaikan yang hadir disekelilingnya, tetangga yang bijak, anak yang sholeh, teman yang baik, pasangan yang sakinah, keamanan dan kenyamanan. Segala yang seringkali kasat mata oleh manusia hingga lupa untuk mensyukurinya.

Jika kalau saya mengutip kata – kata merdu Salim A Fillah dalam buku lapis – lapis keberkahan, bahwa rizqi itu soal rasa bukan soal berapa. Seberapa nikmat rasa yang kita dapatkan. Rizqi adalah ketetapan. Cara menjemputnya adalah ujian. Ujian yang menentukan rasa kehidupan. Di lapis – lapis keberkahan dalam setitis rizqi, ada perbincangan soal rasa. Sebab ialah yang paling terindra dalam hayat kita di dunia. Mungkin saja kebaikan yang kita dapatkan adalah bagian dari doa – doa orang – orang yang kita bantu. Orangtua kita yang senantiasa merintih agar dilindungi dan diberikan kemudahan dalam segala hal yang kita lakukan.

Seberapa berkah hidup kita ?

Pertanyaan yang menurut saya sangat mendalam. Mata saya tak hentinya berkaca- kaca mengingat pertanyaan ini. Menurut saya, Berkah bermakna dua hal, yakni kelancaran hidup di dunia dan kebermanfaatan yang baik untuk kemaslahatan banyak orang atau hal lain untuk akhirat. Apakah kehadiran kita baik untuk oranglain ? Berkah untuk banyak orang ? atau bahkan menyusahkan ? Atau kehadiran kita menyakiti hatinya. Apakah pekerjaan kita halal lagi baik, bermanfaat ?

Memanglah tak mungkin hidup kita senantiasa diliputi kesempurnaan. Ditengah kelengahan manusia yang sering lupa dan alfa, tapi bukankah Allah Maha Pengampun. Lalu kita manusia yang seringkali tak tahu diri akan hal ini, takabur tak bersyukur. Padahal itu rasa akan rizqi yang didapat, dan kesulitan itu hadir dari diri kita sendiri.

“Allah meluaskan rizqi dan menyempitkan bagi siapapun yang Dia Kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia ini. Padahal tiadalah kehidupan dunia dibandingkan hayat di akhirat kecuali kesenangan yang sedikit” [ QS Ar-Ra’d (13) : 26 ]

Bercita – citalah dalam hidup kita untuk mengapai keberkahan, karena ini yang paling utama menurut saya. Karena dunia hanya sebentar. Berjuang keras untuk menggapai berkah diawali untuk diri sendiri lalu kemudian banyak orang. Saya sendiri menyimpulkan dengan kutipan yang sering kita dengar namun saya tambahkan sedikit,

“Biarlah sedikit asal berkah, tapi lebih baik banyak lagi berkah untuk banyak orang”
Atau kutipan lirik lagu wali band,

Hidup indah bila mencari berkah J 
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Semoga menginspirasi dan menjadi renungan bagi kita semua
Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.

Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini.  Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.

Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !

Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.

Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(

Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.

Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.

Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.

Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.

Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi, mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru

Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews  Jakarta
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17

Study Visit +Bukittinggi West Sumatra

Percakapan saya dengan beberapa teman belakangan hari ini membahas mengenai mimpi. Impian-impian, pencapaian-pencapaian. Itulah yang menjadi kesukaan saya ketika duduk hadir bersama teman-teman, setidaknya dalam bercengkrama. Saya sering kali tidak sadar tiba-tiba bertanya, cita-cita kamu apa sih kedepan ? Rencana kamu lulus gimana ? Atau apa yang kamu lakukan besok ? Simpel. tapi satu dua orang yang bisa menjawab pertanyaan demikian. Terkadang jawaban yang sering kali saya dengar adalah sebuah realitas yang menyakitkan. Diselipkan oleh kata-kata keluhan. Jarang sekali yang optimis dengan mimpi-mimpinya. Barangkali mungkin karakter orang indonesia tipikal yang segan sangat nunduk, takut dikira sombong ketika menyampaikan mimpi-mimpinya. Atau takut diremehkan atau dicela. Padahal kita dipertemukan teman-teman itu selalu ada maksud dan tujuan. Bukan hanya haha hihi *dalam istilahnya. Itu yang sering saya camkan dalam kehidupan saya. Kamu diiciptakan dan dipertemukan sama saya ada maksudnya oleh Tuhan *merah-merah pipi deh*

CATATAN 1 : PERCAYA SAMA MIMPI KAMU, BAGAIMANA ORANG PERCAYA .KALAU DIRI SENDIRI GA PERCAYA

Padahal semua keinginan-keinginan kita itu ada ditangan kita jalannya. Bagaimana cara menggapainya. Tetiba saya pernah mendapat kiriman postingan, don’t just dreaming but plan to doing. Tapi mewujudkannya perlu proses dan jarang sekali dari kita mau melewati proses yang panjang itu. Mau mewujudkan mimpi itu perlu berlelah-lelah, perlu perjuangan.

CATATAN 2 : RANCANG MIMPI SENYATA MUNGKIN

Dan hal yang sering kita lupakan adalah merancang mimpi itu senyata mungkin. Dalam kehidupan pribadi saya, saya seringkali tak sengaja merancang mimpi saya sedemikian mungkin. Terkadang tergambar jelas dipikiran saya lalu saya tuangkan dalam sebuah rencana-rencana, kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita lakukan, apa saja yang harus saya ketahui untuk mencapainya. Hal yang paling ajaib yang pernah saya sadari adalah saat ini. Saya sampai sekarang terkadang tak percaya dengan pencapaian-pencapaian yang saya raih.
Jika berkeinginan ingin umroh, rancanglah waktu, tanggal, dan bagaimana cara menujunya. Semuanya ada pada diri sendiri.

CATATAN 3 : PERCAYALAH DIWUJUDKAN ALLAH LEBIH INDAH

Ketika SMA saya selalu menginginkan memenangkan kompetisi nasional ketika saya pertama kali duduk sebagai seorang siswa. Tanpa disangka, di tahun akhir sekolah saya menjadi delegasi dari sekolah untuk berkompetisi nasional jauh dari pikiran saya awalnya. Dan mendapatkan posisi cukup memuaskan walau tidak sampai ke final. Karena sekolah saya waktu itu termasuk dua sekolah yang mewakili sumatera. Sekolah lainnya tidak mendapatkan posisi itu. Lalu, diusia yang cukup belia berkesempatan tulisan saya rutin mejeng di koran, selama lebih kurang dua tahun padahal sebelumnya saya hanya berkeinginan semu bahwa orang-orang yang tulisannya hadir dimedia adalah orang yang luarbiasa, lagi-lagi Allah yang menggerakkan lebih indah, kemudian saya bertemu orang-orang luarbiasa dan banyak pencapaian-pencapaian yang diluar dugaan. Saya hanya menjalani sesuai dengan peta konsep yang saya lakukan. Dan godaan yang benar-benar menakutkan bagi saya adalah takut akan menjadi manusia yang kufur nikmat :( doakan saya untuk selalu rendah hati dan selalu dengan niat yang lurus.


CATATAN PENTING : LURUSKAN NIAT KARENA-NYA

Dan satu kutipan yang benar-benar membuat saya tergugah beberapa hari yang lalu ketika saya dihadapkan oleh banyak kegagalan mencapai sebuah mimpi dalam waktu bersamaan. Kembalilah introspeksi diri. Mungkin ada yang salah pada diri kita sehingga kita digagalkan oleh Tuhan.

“Jika kamu melihat seseorang yang luarbiasa pencapaiannya padahal dia adalah orang yang sederhana, coba cari tahu amalannya. Karena itu bukan dirinya sendiri yang mengusahakannya ia digerakkan oleh kekuatan Tuhan,” Martga Bella Rahimi (Penulis Buku Mahasiswa 1/2 Dewa)


Teruslah bersemangat mencapai impian :)

Karena Tuhan memeluk mimpi kita ~ Andrea Hirata

--------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !


 Akhir-akhir ini aktivitas update blog adalah hal yang paling menyenangkan bagi saya. Selain mengasah disiplin dan juga daya ingat saya. Saya menemukan berbagai pembaca setia yang senang sekali mengajak saya berdiskusi di sosial media. Saya menemukan ilmu baru setiap menulis. 

Belakangan lumayan banyak project yang membutuhkan kemampuan menulis lebih sering dan banyak. Padahal kemampuan menulis saya jauh dari kata sesuai dengan EYD. Lebih banyak curhat tidak jelas ketimbang sesuai dengan ejaan yang benar.

Inspirasi kali ini mengenai esensi sebuah karya. Masih berkaitan dengan artikel sederhana yang pernah saya posting tentang Contribution Unlimited. Seberapa jauh kapasitas kita hidup di dunia ini. Seperti apa alat ukurnya ? Banyak dari kita yang senantiasa membanding-bandingkan diri sendiri dengan oranglain dengan bagaimana ia menghasilkan perkara duniawinya. Hartanya, kedudukannya, gelarnya, dan apa embel duniawi yang dimiliki.

Beberapa hari yang lalu saya diberi kesempatan membaca semua tulisan-tulisan sahabat saya di forum indonesia muda dalam ajang wrising project. Ada ilmu baru dan kutipan baru yang membuat saya tertegun, perkara idealisme. Idealisme yang seringkali menghilang ketika kita mendapatkan sebuah posisi nyaman, idealisme yang sirna menjadi bayang-bayang semu ketika hal duniawi ia dapatkan. Balik lagi kemana kita melangkah di muka bumi ini. Tidak semua orang menginginkan sebuah prestise embel-embel duniawi yang melengkapi, melainkan kepuasan yang lahir dari hatinya terhadap dirinya sendiri, prinsip hidupnya, ketenangan jiwanya.

Kita seringkali salah langkah, salah merenung. Bahwa kehidupan hedonisme dan kapitalis membuat kita seringkali terbuai dengan angan-angan semu. Banyak lagi yang saya pelajari dari teman-teman.
Kali ini, saya hanya bercerita bahwa kehidupan itu memiliki sebuah sandi yang perlu kita pelajari dan ambil hikmahnya. Baik itu melalui orang terdekat kita, hal-hal sepele, dan juga pertemanan. Saya senang berteman, bagi saya berteman itu menambah semua keberuntungan yang Allah berikan pada kita melalui mereka. Seringkali kita lupa bahwa sebuah hubungan silaturrahim yang terbina baik itu sangatlah penting. Jangan sekali-kali menyakiti hati orang lain dengan tindakan kita, memang kita tidak sempurna. Tapi jangan biarkan diri kita bisa melukai mereka. Selalu lah berusaha menjadi orang baik. Bukankah kita hidup di dunia mencari saudara ? Bukan mencari musuh. Karena masih ada saya lihat orang yang punya kebiasaan unik dengan mengusik kehidupan oranglain dengan hal yang menyakitkan, walaupun dengan niat yang baik untuk mengingatkan. 

Semua tergantung diri kita, bisakah kita menjaga ego kita apa tidak. Seperti kutipan ini, salah mencintai itu ada dua : apakah salah orang, artinya orang tersebut tidak menyambut baik perlakuan kita karena karakter mereka kurang cocok, atau kita yang salah menyampaikan perasaaan yang baik tersebut dengan cara yang salah. Kutipan dari Mario Teguh bisa kita aplikasikan dalam kehidupan pertemanan.
Yuk kita berniat untuk selalu jadi gelas kosong yang berusaha senantiasa belajar, belajar dari mereka. Jangan sepelekah orang walau dia hanya anak kecil, atau orangtua renta yang barangkali sering kita anggap sebelah mata perkataannya. Lihatlah apa yang disampaikan bukan siapa orangnya :D

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca :)

semoga menginspirasi !
  
 "Sepenggal Kisah bersama Forum Indonesia Muda"
Sudah sekian lama hati tergerak untuk mengikuti seleksi Forum Indonesia Muda. Selalu saya pandangi berbagai pengumuman itu tiap tahun demi tahun. Forum Indonesia Muda begitu menarik, tapi selalu terlambat mengeksekusi keinginan hati hingga pada akhirnya saya mengikuti seleksi Forum Indonesia Muda pada tahun 2015.
  Voila. Saya lolos. Saya harap-harap cemas awalnya mengikuti seleksi ini karena melihat count pendaftar mencapai 7000 orang lebih. Apalah saya ini, hanya orang biasa yang tinggal di provinsi sumatera. Tidak sebanding dengan teman-teman di Jawa dan juga teman-teman lainnya. Jujur, saya abu-abu melihat Forum Indonesia Muda ini. Ini kegiatan apa ya ? Apa aja yang dilakukan ? Hal demikian yang selalu terbersit di benak saya. Sempat ada rasa ingin tidak hadir karena perjuangan saya menembus proposal dikampus selalu sulit. Tapi, hati memang menarik saya untuk tetap bertahan ntah bagaimana caranya untuk ikut. Dan alhamdulillah, rejeki tidak kemana. Walau dengan biaya sendiri. Saya tetap hadir mengikuti kegiatan itu.

Hal yang luarbiasa bagi saya ketika hadir di Forum Indonesia Muda adalah rasa penasaran yang tinggi, sebuah refleksi yang tidak bisa saya ungkapkan lewat kata-kata. Ketika saya melewati hari demi hari di dalam kegiatan Forum Indonesia Muda.
Ekspetasi yang jauh melampaui harapan saya. Jujur lebih dari yang saya bayangkan. Sebuah nilai-nilai kehidupan yang tak bisa saya dapatkan di dunia luar. Sangat Berharga.
Disana saya seperti terdidik kembali untuk merenung tapi bekerja. Merenung dalam keadaan sadar dan tetap dalam posisi dinamis dan bergerak.
Biasanya saya dahulunya memerlukan waktu khusus untuk merenung, mengevaluasi apa yang saya lakukan sehingga absen dari rutinitas seperti biasa. Namun, ketika saya menjadi bagian dari keluarga kunang-kunang, keluarga Forum Indonesia Muda. Setiap melangkah saya selalu mendapatkan sebuah sudut pandang baru. Sudut pandang renungan. Kembali membuka cakrawala berpikir yang tak ada habisnya untuk digali.

Benar filosofi bahwa keluarga Forum Indonesia Muda adalah keluarga kunang-kunang. Mereka adalah penerang. Mereka penerang kehidupan kita yang dulunya masih abu-abu. Penerang ketika hidup orang lain masih dalam keadaan gelap gulita. Mendapati senyum-senyum kakak kakak luarbiasa bijaksana, tulus, dan baik. Masih banyak orang diluarsana yang mengadaikan semua idealisme mereka karena keinginan duniawi. Tapi kakak-kakak alumni FIM menunjukkan bahwa mereka bisa sukses tanpa mengorbankan idealisme mereka. Bahkan karena kehadiran idealisme mereka, orang-orang disekitar mereka menjadi orang yang lebih baik, keadaannya semakin baik. Sebuah paket komplit yang saya dapatkan dari segala lini di Forum Indonesia Muda, baik itu dari Ayah dan Bunda. Ayah Elmir dan Bunda Tatty. Saya menemukan sosok ayah dan ibu yang luarbiasa mendidik ribuan anaknya yang merupakan alumni FIM. Luarbiasa. Dan tentunya sahabat-sahabat FIM 17 yang selalu membuat saya merindu setiap hari. Ooh rindu itu ..

Satu lagi, sebuah sentuhan sanubari yang tak pernah saya lupakan. Sejak awal saya hadir di Forum Indonesia Muda, menikmati sesi-sesi materi. Saya selalu meneteskan air mata. Disesi sesi tertentu, tapi tiap hari tidak pernah absen menangis. Forum Indonesia Muda telah menyentuh hati saya terdalam. Ketika menyanyikan lagu kebangsaan, sebuah tekad yang sama-sama ingin kita wujudkan bersama untuk bangsa ini lebih baik, ketika ada semangat itu. Saya menangis penuh bangga dan haru. Tapi ada masa saya menangis karena semua kesalahan-kesalahan yang selama ini saya lakukan dan itu wujud penyesalan saya dan saya berusaha untuk merubahnya dikemudian hari. Dan satu lagi saya menangis melihat sebuah ketulusan dan juga ketika menyentuh kalbu membahas ibu dan ayah kita. Ada sesi saya merindukan almarhum ayah saya, ketika ada rasa ingin saya untuk membuat dia tersenyum bangga melihat anaknya sukses. Dan itu yang tak bisa saya lakukan karena terlalu cepat Allah memanggilnya.

Forum Indonesia Muda, seperti mutiara indah yang tertemukan bagi saya. Saya beruntung sekali berada di keluarga kunang-kunang ini. Saya ingin menjadi kunang-kunang seperti filosofi yang diangkat di FIM. Semoga dan semoga. Saya menjadi kunang-kunang untuk orang-orang disekitar saya, berkolaborasi, berkarya, menjadi penerang bagi banyak orang. Bersama-sama teman, kita bersatu untuk membuat bangsa ini lebih baik .. Dengan apa yang kita miliki kita bisa.
Tiga kata untuk FIM menurut saya, Unforgetable, Special, Lovely

Tulisan ini sebenarnya curhat saya terhadap apa yang saya lakukan. Dari kecil saya suka melakukan sesuatu yang berdampak bagi orang sekitar. Sejak duduk di sekolah dasar, saya senang bergabung di berbagai organisasi dan beberapa kali ditunjuk sebagai ketua kelas (padahal perempuan) hehehe. Jadi ketua mading, ketua pramuka, ikut organisasi dan kompetisi ini itu. Bukan menghukum diri dengan seabrek kegiatan, tapi saya menganggap itu adalah hobi dan kecintaan pada dunia kontribusi. Saya hanya ingin dianggap keberadaannya dimuka bumi dan bermanfaat bagi orang lain. Just it. Mungkin beberapa orang melihat saya seperti bunuh diri, mementingkan oranglain tapi untuk diriku sendiri saya suka mengorbankan diri. Alhasil seringkali dikecewakan oleh beberapa orang yang memanfaatkan hobi saya. Oalaah ..

Well, saya ingin memotivasi teman-teman. Tak ada salahnya berbagi. Coba kita renungkan sudah berapa karya dan kontribusi yang kita lakukan untuk perubahan ? Baik perubahan diri kita sendiri, bahkan perubahan untuk oranglain. Apakah selama ini kita hanya mementingkan hawa nafsu dan kepentingan kita ? Bukankah kita akan menjadi berarti karena oranglain ? Kita hidup tidak sendirian bukan ?
Saya merasakan hal yang mungkin tidak saya rasakan bila saya tidak bergabung di beberapa komunitas yang bersedia dan rela berkorban untuk menghabiskan waktunya mengurusi oranglain, komunitas dakwah, komunitas berbagi, komunitas ilmu, dan lainnya. Kita merasakan sebuah oase kebahagiaan yang luarbiasa, bertemu dengan orang-orang yang berterimakasih banyak atas kebaikan kita untuk membantu mereka menyelesaikan masalah mereka dengan ilmu-ilmu, kasih sayang dan waktu yang kita berikan pada mereka.
Yaps, nobody is perfect. Memang tidak ada manusia yang sempurna. Tapi lakukan apa yang bisa kita lakukan. Kita diberikan tangan, panca indera yang lengkap, perasaan dan pikiran. Berbagi adalah bentuk rasa bersyukur kita pada Allah SWT. Masih banyak orang diluar sana yang tidak merasakan nikmatnya berbagi karena keegoisan diri ataupun keterbatasan diri karena keadaan fisiknya yang lemah.

“Tidak ada yang mau dilupakan bukan ? Setiap orang ingin meninggalkan jejak dimuka bumi untuk diingat” Ucap Augustus Waters pada Hazel Grace dibuku karya John Green The Faults in our stars.

Fitrah manusia untuk diingat. Tapi ketika berkontribusi relakan hati sepenuhnya untuk membuat orang lebih baik. Bersama-sama membangun diri menjadi lebih baik. Tak perlu menunggu sampai harta melimpah, kedudukan tinggi, atau tahta yang takgoyahkan. Untuk apa semua itu jika itu hanya untuk diri sendiri? Kita hidup didunia tidak sendiri kan ?

Ingat hadits tentang amal jariyah ketika orang sudah meninggalkan dunia. Doa anak sholeh, ilmu yang bermanfaat dan sedekah jariyah. Lifetime pahala sampai hari penghabisan itu datang. Berusahalah semuda mungkin untuk membuat jejak, membuat oranglain lebih baik. Percayalah, kebaikan-kebaikan yang kita berikan dengan tulus akan mempermudah hidup kita. Bukankah dunia hanya tempat menunggu dan hanya sementara. What purpose your life ? Tanyakah tujuan hidup kamu seperti apa, untuk siapa dengan siapa ?
Berkontribusi itu nikmat .. Percayalah teman :)
-----
for your inspiration

yang menulis tak lebih baik dari yang membaca
Kamu mengenal lentera. Sebuah cahaya yang lekat letak menyudut ruang dalam seluas gelap. Biasanya prajurit - prajurit serangga mencari lentera itu. Berusaha menggapai-gapai. Kamu mengenal sebuah mimpi. Sebuah kelebat pikir dan rasa terkadang akan kamu temukan di dunia khayal ataupun dunia nyata. Aku akan bercerita padamu bahwa mimpi itu memiliki kekuatan dan bertenaga. Layaknya kincir yang berharap angin berhembus mengenainya. Jemari-jemari kincir memutar berlahan membuat sebuah roda turbin membuat berbagai cahaya beraneka ragam di pemukiman sudut sana. Yaa .. Dengan angin. Sebuah dimensi tak berwarna, tak berupa dan terkecap rasa. Tapi kamu dapat merasakan kehadirannya, rasanya, dan membutuhkannya. Angin layaknya campuran sebuah unsur-unsur. Begitulah mimpi, dalam dekapan mimpi kamu dapat bercerita. Walau tak dapat kau pegang saat ini, tak dapat dikecap rasanya, hanya bisa diceritakan dan direncanakan. Tapi sekali lagi jangan kamu meremehkan mimpi. Karena peta mimpi yang bersistematika mengantarkanmu pada sebuah cahaya seperti kincir menyalakan turbin listrik. Mimpi menjadi sebuah energi untuk mewujudkan sebuah aliran kebermanfaatan sebuah keajaiban. Mimpi yang membawamu membuat sebuah lentera yang menerangi kegelapan. Dalam dekapan mimpi kamu akan mewujudkan syair keajaiban.
 
Kebahagiaan, banyak dari kita menjadikan hal itu sebagai tujuan Benarkah ?
Ketika sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada banyak orang.

What do you basicly so really you want to your life ? I wanna Happiness.

Sebagian besar menjawab, saya mencari kebahagiaan. Kita kembali bertanya, apa itu bahagia ? Seperti apa ia ? Dan banyak dari kita menjawab pertanyaan itu dengan apa yang mereka lakukan.
Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.
Cinta ..
sebuah kata yang selalu diidentikan pada sebuah hubungan pasangan muda-mudi. Tapi disini saya tidak akan cerita hal itu. Saya akan cerita bahwa cinta itu luas. Big mean ! Sebuah kata ajaib untuk menggambarkan sebuah ketulusan, sebuah pengorbanan dan pengabdian. Sebuah kata yang tercipta dari sebuah reaksi kimia rumit yang ada didalam tubuhmu. Peran hormon endokrin, peran psikologi, peran kompleksitas sebuah rasa yang tak terdefenisikan. Ah bahasa saya tinggi banget yaa ..
Ini bukan cerpen atau cerita. Tapi sekelumit fenomena yang seringkali menjadi cerita sastrawan dan para penulis berimajinasi. Awan, hujan, dan senja menjadi kata kunci yang konsisten hadir dalam untaian dinamika cerita para kreator drama dalam sajak puisi, prosa, cerita dan lainnya. Termasuk saya yang cukup menyukai fenomena itu baik dunia nyata dan khayali berimajinasi. 

Saya punya waktu untuk gembira menyaksikan riak-riak awan yang tampak bersenda gurau dilangit ketika cerah. Karena saya merasakan kehilangan ketika bencana asap menghilangkan kegembiraan mereka yang menari-nari diatas sana. Sirrus, Sirostratus, Sirokumulus, Kumulus, Stratus, dan Kumolonimbus serta saudara sepupuannya. Gumpalannya membentuk makna yang tak bisa diterjemahkan dalam kerangka rasional. Tapi estetikanya mampu membuat gejolak rasa ingin tahu dan tak henti ingin menatap ulahnya yang bergembira. Bahasa tinggi yaa .. tapi itulah yang bisa saya gambarkan, bahwa memang fenomena itu adalah bagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Begitu indahnya bumi yang diciptakan Allah ini. Peristiwa siang dan malam, Menemui senja dalam sileluet campuran warna nan apik. Sadarkah kita itu ada skenario yang Ia buat. Pantaslah ketika kitabNya menjelaskan dengan tegas ketika menjelaskan tentang fenomena Allah yang luarbiasa dengan kalimat "yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang berpikir".

Hujan, adanya bulan dan bintang. Percikan Musim di berbagai belahan dunia yang beranekaragam. semua terselubung makna yang seringkali kita abaikan, lupakan dan campakkan.
Subhanallah, Alhamdulillah .. begitu indah dunia yang hanya sekelumit ini bagaimana dengan surga ?

Patutlah kita bersyukur atas apa yang telah diberikan pada kita. Dan cerita ini merupakan nasihat bagi diri saya sendirinya yang juga sering alfa dan salah.

Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates