Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur |
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.
Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini. Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.
Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !
Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.
Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(
Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.
Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.
Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.
Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.
Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini. Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.
Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !
Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.
Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(
Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.
Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.
Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.
Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.
Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak
lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya
Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa
lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang
dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga
keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus
di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh
pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan
ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi,
mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya
mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru |
Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum |
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews Jakarta |
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17 |
Study Visit +Bukittinggi West Sumatra |