facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

http://cdn4.themelab.com
         Ide ini muncul seketika untuk sharing tentang bagaimana caranya nge-blog itu. Tidak terhitung sudah teman - teman yang meminta saya untuk mengajari mereka cara membuat blog dan asesoriesnya. Sekedar sharing, saya sendiri sudah melakukan blogging sejak mengenal internet. Widiw, saya orangnya kepo bingits. Saya masih ingat ketika era menjamurnya warung internet. Saya selalu mensisihkan uang jajan untuk ke sana. Ada masanya saya ketagihan main game. Tapi ternyata lebih asik saya belajar ngoding ketika jaman friendster merebak. Ketika kita sering berlomba - lomba mendandani friendster biar keren dilihat. Nah, disana saya pertama kali bertemu bahasa ajaib html.

Nah, bagaimana sih cara memulai nge-blog ? Ini cara - cara saya lakukan sebelum dan sekarang.

  1. MULAI DARI SEKARANG
         Saya memulai blogging di blogspot itu tahun 2007 lebih kurang SMP kelas satu. Tapi saya sendiri sudah memiliki blog di laman friendster yang disediakan. Sebenarnya blogging dulu saya pikir hanya diary yang berbentuk digital. Tapi ternyata bisa dibaca semua orang. Well, postingan saya pertama kali adalah curhat layaknya dibuku diary. Namun sekarang sudah dihapus hal yang beraroma demikian. Walau masih sedikit menyelipkan cerita ga penting seperti di postingan ini juga hehe. Ketika mulai blog, kita mulai dari sekarang. Mulai dari menyiapkan konten yang ingin disampaikan. Untuk para pemula. Di awali dengan cerita pengalaman seperti layaknya diary sebelum menemukan hal yang pas. Bisa menggunakan berbagai wadah blog beragam versi yang sudah banyak sekali, dari yang paling jadul sampai tercanggih. Ada blogspot, wordpress, tumblr, medium, dan masih banyak lagi.
       Teman - teman bisa search di Google. *dont be lazy people* . Kira - kira yang mana cocok untuk kita. Baik itu mencari tahu baik buruknya dan plus minusnya. Tapi kalau saya sarankan, untuk pemula bisa menggunakan blogspot. Selain cukup ringan, banyak fitur yang mudah buat kamu untuk mendandani blognya buat bagus terlihat. Tapi bila teman - teman orangnya agresif dan mobilitas tinggi bisa menggunakan tumblr yang fitur mobilenya cukup lincah dan asik digunakan.


2. BELAJAR CODING

     Kalau kamu niat untuk menjadi blogger sejati. Kudu belajar coding setidaknya hal yang dasarnya. Teman - teman pasti mengeluh. Emang blogger harus gitu yaa ? Sebenarnya kalau kamu punya budget banyak untuk meminta oranglain yang kompeten untuk mengurusi blog atau website, bisa saja. Tapi dengan belajar coding, setidaknya bisa menghemat sesuatu bahkan menghasilkan.
Saya pribadi, sebagian besar belajar otodidak untuk membangun template. Kalau kamu suka tantangan, coding itu cukup menantang untuk dipelajari karena kerumitannya. Di awali ketika SMA saya mendapatkan beberapa materi dasar coding yang saya kembangkan dengan mengerjakan beberapa proyek sederhana blog atau website instansi dan juga mengikuti kompetisi blog.
Alhasil, cukup terasah untuk membuat dan editing template dasar bahkan saya mendapatkan penghasilan dari kegiatan editing tersebut. Hingga saking ingin niatnya memperdalam, saya mengikuti kursus singkat selama beberapa bulan mempelajari hosting dan database membangun website dinamis. Php MySQL.  Lagi - lagi namanya skill butuh praktek. Jadi asah terus kemampuan kita. Seperti kata pepatah ala bisa karena biasa.
Satu lagi, dengan tampilan template yang baik dan bagus itu juga menambah hasrat kita buat produktif menulis loh.

3. GOOGLE PUNYA SEGALANYA
     
     Disini bukan ingin ikut mempromosikan perusahaan raksasa ini, tidak promosi aja kita setiap hari sudah menggunakan.  Google punya segalanya buat menfasilitasi kamu baik itu belajar dan juga mendapatkan sumber inspirasi. Misalnya, kamu searching cara 'membuat konten yang menarik atau bermanfaat' atau tips biar trafik blog kamu tinggi'. Tinggal ketik, trus klik enter dan wussh! segala macam hal yang berkaitan yang kamu cari ketemu Kita kadang terlalu malas untuk belajar, padahal sekarang segalanya dipermudah. "Teknologi ada bukan untuk membuat kita malas, melainkan untuk kita makin produktif dan banyak berkarya" ~ saya qoute. hehehe
Tapi sayangnya ini nih, seorang blogger kadang kekurangan bahan sehingga kita sering melakukan plagiat! Be yourself guys ! Konten kamu akan di blacklist oleh google kedepannya di pencarian karena melakukan duplikasi konten. Perkaya keilmuan dan kontribusinya deh, di dunia persilatan online.

4. TARGET
 
http://blogerish.com

    Nah ini paling penting! Untuk apa blog dibuat bila tidak ada isinya. Bikin target buat kamu mengisinya. Mulai dari bulanan, mingguan, hingga harian. Tidak perlu berlebihan, kamu bisa bikin reminder di handphone buat jadwal kamu menulis. Bisa juga kamu awali dengan curhat dulu untuk belajar menyalurkan pikiran, yang penting dimulai dulu deh. Saya sendiri perlu momen khusus untuk menulis blog. Saat ini saja saya masih dalam hitungan target bulanan, dan itu masih kalah dengan teman - teman blogger yang postingannya sudah ribuan post dan juga rutinnya sudah hitungan harian. Itu jadi challenge sendiri buat teman - teman.

5. DIFERENSIASI : BE YOURBLOG-SELF

    Wah istilahnya tinggi banget. Diferensiasi itu pembeda kita dengan yang lain. Blog itu juga gambaran bagaimana diri kita. Tidak usah memaksakan diri untuk sama dengan blogger kece lainnya. Ada mungkin kita yang lirik - lirik blog teman - teman yang sudah menghasilkan banyak iklan karena kontennya menarik dan trafik penggunjung yang tinggi. Ada juga yang jadi stalker sejati buat curi - curi materi dari blog tetangga. Capek banget tentunya. Jadilah diri kamu sendiri, cukup dengan cara menemukan minat dan ketertarikan kamu dengan sebuah konten atau juga sudut pandang. Apa itu kuliner, marketing, sosial, dan lain-lain. Sampaikan argumennya melalui tulisan. Kamu bisa saja menambahkan teori - teori, tapi tidak menganggu argumen kamu tapi sifatnya mengguatkan. 

6. BANGUN KONTEN POSITIF
   
www.unlockdemocracy.org
Pastikan konten yang kamu sajikan adalah hal yang positif. Tidak mengajak pada hal buruk, karena teknologi saat ini memudahkan kita mengumpulkan pundi pundi pahala ataupun dosa. Mudah saja bagi oranglain untuk membagikan apa yang kamu sampaikan. Jika buruk bisa berkali lipat dosanya jika disampaikan ke orang banyak, begitu halnya juga kebaikan. Be ware ! Membangun konten positif tentunya juga dibangun dari pribadi yang positif pula. Boleh saja menyampaikan kritik, tapi sampaikan dengan baik dan juga solutif. Jangan salah ceplas ceplos bikin oranglain yang membaca bikin panas, atau bicara hal tidak baik ke yang lainnya.

7. BERBAGILAH
    
        Hal paling penting, selain konten kamu yang akhirnya dibaca oranglain kemudian bermanfaat. Disini juga momentum oranglain mengoreksi tulisan kita, apa benar baik, buruk atau perlu tambahan. Saya juga berusaha membuka kesempatan seluas - luasnya buat teman - teman untuk mengomentari, mengapresiasi atau bahkan menambahkan di website ini. Alhamdulillah, saya mendapatkan banyak apresiasi ke e-mail saya tentang konten yang saya rutin tulis. Biasanya saya membalas surel sambil menyertakan pertanyaan atau survei sedikit pendapat pembaca tentang tulisan saya, apakah baik atau perlu diperbaiki. Berbagilah di sosial media yang kamu miliki.

Nah itu dia, 7 Cara versi saya menjadi blogger keren. Tips yang terlalu umum menurut saya hehe. Tapi itu yang saya lakukan setidaknya bisa teman - teman aplikasikan atau membuka inspirasi. Satu hal lagi yang paling dasar. NIAT ! Niat adalah awal dari segala tindakan. Niatkan membuat blog untuk hal baik, bukan untuk hal lain. Jangan bikin blog karena gaya-gayaan, atau pengen dapat uang, atau hal lainnya. Niatkan dulu membuat blog untuk belajar dan berbagi. Masalah ada atau tidaknya plus - plus lain itu bonus bukan tujuan. Ingat ! Niat itu menentukan hasil :)

Selamat Jadi Blogger Sejati :D


------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring !
Globalisasi mengoda kita berbuat lebih banyak. Terkadang juga berlebihan memperlihatkan nama. Artikel ini adalah nasihat dan renungan untuk saya dan kita semua. Sosial media membuat kita tergoda untuk ‘ujub’ banyak nge-like, banyak nge-share, dan hal lainnya. Kita senang, dan merasa tinggi. Inilah berbahayanya bila kita tidak bisa meluruskan niat. Tapi juga para teman – teman lainnya, saya juga berharap untuk selalu positif think terhadap sesuatu terutama dengan teman – teman kita yang eksis barangkali di sosial media. Narsis akan berlalu pada waktunya hehe. Saya selalu berpikir hidup manusia itu berproses, tiap detik dan tiap waktu. Kita berusaha untuk senantiasa menuju proses yang semakin baik bukan buruk. Pernah jadi ‘alay-ers kan ? Ngaku deh ! :D Hidup itu proses.
Semakin saya suka meng-stalking orang – orang keren dan juga salut dengan karya – karyanya. 
Saya selalu melihat seperti apa dia pada dunia nyatanya. Saya ingin tahu sejauh apa dunianya berubah ketika karya – karya disukai.
Tak selamanya loh teman – teman, mereka yang kita kenal hebat itu suka dengan reaksi baik dari orang banyak. Terkadang itu yang membuat mereka merasa rendah, dengan apa yang mereka tahu tentang diri mereka sendiri. Itulah yang membuat mereka semakin menunjukkan karyanya semakin baik dan semakin produktif.
Beda halnya ketika ada orang yang menjadikan ‘nama’ sebagai acuan. Lambat laun orang lain akan tahu apa yang terjadi, sesuatu itu sesuaikah dengan dirinya dan pantaskah ia dapatkan.
Saya begitu salut dengan orang  - orang yang senantiasa konsisten untuk produktif dengan karya, tapi tak peduli dengan nama, ia berusaha menutupi siapa dirinya dan hanya mengarahkan orang – orang untuk melihat karyanya bukan dirinya.
Lalu fenomena yang terjadi ketika teman – teman menceritakan mimpi – mimpinya begitu berlebihan, nge – branding habis – habisan. Hingga menambah gelar – gelar impian di sosial media, baik di depan dan belakangan nama padahal belum mendapatkan gelar itu. Sosial media mengoda kita menjadi pribadi yang palsu, dan saya akui itu. Ini godaan yang benar – benar seharusnya kita sadari bersama dan renungi, termasuk saya juga. Cukup sekedarnya, sampaikan kebaikan dengan niat baik juga bukan niat lainnya. Kita bisa menabung dua hal di sosial media, bisa menabung pahala bila yang disampaikan baik, bisa juga menambah dosa bila yang disampaikan buruk, palsu, dan dusta. Be the best yourself! But, don’t be lier.
Biarlah karya kita menjadi kartu nama, berkaryalah terus. Tak usah peduli orang lain melihatmu atau tidak :)
Semoga kita menjadikan karya sebagai acuan bukan nama. 
Saya kutip dari William Shakespheare, “Apalah arti sebuah nama ..” dan saya tambahkan menjadi ..
”apalah arti sebuah nama, bila hidup kita tanpa karya”

------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca 


Keep Inspiring !

Salah satu Pantai di Jogjakarta
Ada kalanya saya ingin sekali seperti teman – teman di daerah jawa-area yang memiliki kesempatan luas untuk terkoneksi dengan berbagai macam ilmu. Tapi ternyata ada satu pesan yang melekat yang disampaikan kakak fasilitator saya “ Barangkali tempatmu memang Allah takdirkan disana mel, kamu diminta Allah membuat perubahan disekitarmu, belum tentu kamu menjadi saat ini ketika berada sesuai dengan apa yang kamu inginkan,” kata masgun, penulis hujan matahari yang juga alumni forum Indonesia muda angkatan 16 tahun sebelum saya mengikuti fim.
Rejeki itu bukan hanya anugerah tapi juga ujian. Banyak hikmah yang saya dapatkan dalam perjalanan di tahun 2015. Saya pernah di tegur seseorang agar menjadi orang yang lebih mendengarkan, lebih mengenal diri sendiri hingga tidak timbul rasa ‘lebih’ sehingga mengacuhkan oranglain, saya belajar untuk memaknai hal yang terjadi dikehidupan saya itu adalah ujian kita seberapa tangguh kita terhadap apa yang Allah berikan. Baik itu disesi puncak dalam kehidupan maupun terendah. Kita diminta untuk tetap tawadhu dengan rejeki yang didapatkan, baik ilmu, teman, harta, dan jabatan. Dunia hanya tempat singgah dan lading untuk pencapaian sesungguhnya di akhirat kelak yakni Surga.

Saya menyadari sikap dan kekurangan saya lebih dari lebih ketimbang tahun sebelumnya. Terimakasih kepada teman – teman yang selalu mengingatkan Melati kecil ini.
Refleksi akhir tahun kali ini, saya ingin membuat janji pada tahun yang akan datang untuk menjadi sosok lebih baik dan membuat perubahan. Ada berbagai rencana besar yang saya sudah rancang termasuk mendapatkan gelar sarjana di tahun 2016. InsyaAllah. Diakhir tahun ini, hal dilematis mulai muncul ketika berbagai fase quarter life crisis sudah datang dengan berbagai hadirnya tanggung jawab baru baik itu untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Bukan hanya membuat perubahan jangka pendek melainkan juga jangka panjang. Termasuk progress dari jurnal pribadi saya yang sudah mencapai 10.000 lebih visitor dalam waktu dua tahun lebih. Semoga lebih banyak manfaat yang bisa saya berikan untuk oranglain dan tentunya menasehati diri saya sendiri menjadi Melati yang lebih baik.

Sebuah tekad jurnal ini lebih membuat banyak karya, dan nanti insyaAllah akan saya usahakan menjadi satu kumpulan dalam sebuah buku yang bisa dibaca kapan saja. Mudah – mudahan tercapai. Tapi apalah diri ini, menasehati oranglain. Hehe tapi setidaknya saya menulis ini juga menulis dan menasehati diri saya sendiri.
“Jika kamu menulis untuk oranglain, saya yakin itu tak akan bertahan lama. Tapi menulislah untuk diri kamu sendiri” – saya kutip dalam postingan online quote dari Tereliye –
Nah, bagaimana kamu readers ? Rencana apa yang akan kamu buat untuk tahun depan ?
Target dan pencapaian yang ingin kamu lakukan. Tulis dan lakukan !

Salam Inspirasi,

2th Anniversary MOJO (Melati Octavia Journal)
---- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Talkshow Session with CEO Balai Kartini, CEO IBM, Founder Smartpreneur
Masih di awalan bulan desember 2015. Tak terasa kita sudah berada dalam penghujung tahun 2015. Kita akan memasuki tahun 2016. Sebenarnya, tahun baru bagi saya itu adalah ketika memasuki tahun hijriah yang sudah kita lewati, saya pernah memposting hal ini di tulisan Hijrah (2). Sebuah refleksi dan renungan mengenai ibadah dan hal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan selama tahun 1436 H.
Namun mengapa perlu refleksi akhir tahun kali ini. Mengingat dunia kita menjadikan kalender masehi sebagai acuan. Seperi kalender pendidikan, libur nasional, dan ragam macamnya. Tentu banyak hal baru yang harus kita benahi dan evaluasi untuk memulai tahun di 2016 nanti.

Di awal 2015 saya memulai sebuah komitmen menulis dan membuat target yang tepatnya saya jadikan badge di blog ini.  Saya beri keyword, karya, perubahan, dan masa depan. Saya ingin tahun 2015 pada saat itu dimana membuat ‘sesuatu’ lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya. Lalu mandat diri untuk menentukan langkah dan potensi diri yang sesungguhnya. Pada sesi kali ini saya ingin sharing, life journey 2015 yang sudah saya lewati. Banyak komentar untuk saya karena saya lupa untuk cerita banyak dalam bentuk tulisan perjalanan saya karena kebanyakan catatan pengingat diri, nasehat, dan tips.

Akhir 2014 saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk ke Jakarta dan Jogjakarta. Momentum double surprise ketika itu mengikuti dua seminar dan pelatihan super yang mempertemukan saya dengan orang – orang hebat baik dari kalangan muda hingga menteri. Saya merasakaan anugerah luarbiasa. Sebelumnya, saya bertemu menteri kominfo ketika kabinet Bapak SBY , lalu saya bertemu menteri kominfo di era selanjutnya hingga diberi kesempatan bercakap – cakap dan bertanya. Walau saya membawa style orasi yang mengkritisi kebijakan. Terbawa status aktivis ala – ala. Acara Perhumas Nasional, sebuah asosiasi profesi humas dan public relations se Indonesia. Saya juga diberi kesempatan berteman dan mengikuti seminar di London School of Public Relations Jakarta. Sekolah Profesi terbaik Public Relations di Indonesia.Mengingat, saya berkuliah di jurusan komunikasi spesalisasi public relations saya mendapatkan banyak ilmu yang barangkali saya dapatkan satu semester. Pengisinya pada saat itu adalah Jack Mussry (Markplus Inc) dan Direktur Djarum Foundation. Ini kisah tahun lalu yang saya bahas hehe, kemudian berlanjut mengikuti kegiatan pesta wirausaha mahasiswa di Jogja yang diisi oleh Pengusaha Nasional lebih kurang 20 lebih yang biasanya barangkali saya lihat di media saja. Its Amazing !

Awal tahun 2015 sembari saya mengikuti camp mentoring business plan program smart business map, Onein20movement, saya mencoba kembali seleksi summer school belgia. Lalu, masuk di sesi interview. Sebuah hal dilematis pada saat itu, sebuah keinginan yang tarik ulur hadir ketika disesi yang sama saya diminta untuk menjadi perwakilan mahasiswa dari riau mengikuti kompetisi business plan nasional di Jakarta. Berkecamuk memang, mengingat saya telah mengidamkan posisi itu ketika awal masuk perkuliahan yang tak lolos summer school jerman di tahun sebelumnya. Tapi Allah Maha Besar dia yang lebih tahu apa yang seharusnya hambanya dapatkan. Pada kegiatan April 2015 lalu saya seperti kedapatan durian runtuh. Saya mengikuti Pesta Wirausaha Nasional kembali dan bertemu sosok yang menginspirasi yang lagi-lagi hanya saya konsumsi dibuku – buku. Saya mendapatkan ilmu daging, jauh – jauh menjemput ilmu ke ibukota. Well, karena saya bukan pribadi suka berfoto, saya kebanyakan menyimpan foto – foto untuk konsumsi pribadi. Saya cukup banyak menjalin pertemanan dengan pengusaha muda nasional karena komunitas TDA.

Lagi – lagi, saya merasa saya bukan apa – apanya. Saya menjadi orang yang selalu menjadikan mereka mentor dalam segala sharing – sharing. Surprise ketemu kak Yora Anastasia, desainer cantik dan juga sharing tentang mentornya yang merupakan CEO Zalora ketika sharing tentang business plan yang dikompetisikan. Juga ketemu teman – teman tergabung di Asean Youth Preneur, mereka membawa sahabat mereka pengusaha muda asal Malaysia yang merupakan desainer terkenal di Malaysia. Mereka mengajak saya ikut kegiatan itu. Eh, ga kesampaian deh. Sok sibuk sayanya :(

Saya mengikuti seperti bootcamp di Hotel Amaris Tebet, dan kegiatan pitching di Gedung Sindonews, berdekatan dengan Menara tower MNCTv yang sudah jadi. Saya ingat momentum kompetisi journalistday dari Universitas Indonesia 2013 lalu ditempat yang sama dengan suasana berbeda. Bertemu ratusan CEO, beberapa menteri, dan ya sudahlah. Saya lelah menyebutkannya. Mereka sangat friendly dan memotivasi. Pada pitching saya di juri oleh CEO Tiga Serangkai, Director of Cocoa dan Founder Kinnara yang saya ketahui mereka setelah browsing, karena kompetisi diadakan tertutup. Lalu sesi pengumuman di Balai Kartini, sebuah hall yang biasanya diisi para petinggi negeri, pengusaha artis, dan lain-lain.

Walaupun bukan pemenang nasional, saya mendapatkan kesempatan itu cuma – cuma. Saya berharap, saya mampu dan sesuai dengan ekspetasi para mentor saya berikan pada saya. “Lanjutkan cita – cita dan perjuangamu ya Melati” ujar salah satu juri saya, Director of Cocoa ketika pasca Night Award.
Lucky for me, di usia saya seperti ini bisa mendapatkan kesempatan luarbiasa. Allah Maha Besar. Saya juga diberikan kesempatan ngobrol dan sharing dengan CEO Balai Kartini, Pak Laksita Suhud yang pada kesempatan itu juga mengisi sebagai pembicara talkshow dan membuat saya meleleh karena sharingnya. Bahwa berbisnis itu juga beramal. Berbisnis itu membantu oranglain.

Saya belajar banyak dari orang yang sukses, bahwa tangga kesuksesan itu dimulai dari bawah dan tersulit dahulu. Mereka dahulunya merupakan pejuang di kampung, mengalami berbagai kecamuk dan problem yang melebihi orang biasa. Itu dia mengapa mereka sukses. Jadi, ketika kita melihat oranglain sukses, pelajari langkahnya dan prosesnya mencapai itu. Bukan ketika ia berada dipuncak.
Kesempatan yang sama setelah kegiatan ini. Saya lolos forum nasional. Forum Indonesia Muda, hanya berselang seminggu saya pulang dari kegiatan sebelumnya. Saya kembali ke Jakarta mengikuti pelatihan kepemimpinan seminggu di Taman Wiladatika Cibubur. Tak berharap banyak, pada saat mendaftar. Saya tak menyangka pendaftar mencapai 7000 orang yang terseleksi hanya 150an. Dengan tabungan seadanya, saya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Karena saya ingat saya sudah mengabaikan beberapa forum nasional sebelumnya karena keterbatasan dana pada ajang Indonesia Youth Forum di Wakatobi dan Bandung.

Lagi lagi bertemu orang luarbiasa, bukan hanya teman – teman super tapi juga kakak-kakak angkatan serta pembicara. Saya baru tahu jika forum ini, adalah ‘forum elit’. Lalu, kami semua berkeluarga menjadi keluarga kunang – kunang.Hal yang saya dapatkan disini, ketika saya mengikuti kegiatan. Setelah kegiatan kami menjadi keluarga besar, baik itu teman-teman peserta, para mentor, dan siapapun itu. Mereka dahulunya adalah orang-orang yang menginspirasi saya melalui tulisan-tulisannya, kisah suksesnya di media. Lalu Allah seperti membuat rencana baru di dalam diri saya bahwa mereka bukan orang luar, melainkan orang – orang yang hadir di kehidupan saya untuk jadi teman, sahabat, dan kerabat. Orang – orang yang bisa saya hubungi, temui, dan kunjungi kapan saja.
Tak lama setelah itu saya mengikuti berbagai kegiatan lainnya, seperti Kelas Inspirasi, kunjungan ke bukittinggi dari kampus, dan meng-organize banyak kegiatan.

Di tahun ini pula, Kongkow Nulis yang tergagas belum baik akhirnya dapat terealisasikan dengan baik di tahun ini dengan rencana luarbiasa kedepannya.
Tak lama berselang beberapa minggu lalu, saya mengikuti kegiatan Sriwijaya Leaders Forum di Palembang yang juga bertemu orang - orang luarbiasa lainnya. Sebelumnya saya 'iseng' mengikuti kompetisi marketing yang dahulu saya idamkan, akhirnya saya dapat mengikuti dan tak saya duga keluar menjadi pemenang utama Marketeers Case Competition oleh Markplus di Hotel Premiere, Pekanbaru.
Sungguh pencapaian luarbiasa dari dugaan saya untuk tahun ini. Walau di bulan ini saya masih merasa banyak yang harus dibenahi. Masih banyak lagi, mimpi dan langkah - langkah yang belum tercapai. Terutama keinginan saya mengikuti konferensi internasional menyampaikan gagasan saya.
--- continue --
Foto bersama Relawan Kelas Inspirasi dan Para Guru

Social Project di Kec. Burai Sumsel dalam Sriwijaya Leaders Forum
One in Twenty Movement Local Champion Di kantor +SINDOnews  Jakarta
Team Fasilitator Sepatu Bally Forum Indonesia Muda #17

Study Visit +Bukittinggi West Sumatra
Pembahasan menarik kapanpun saya berada. Beberapa orang sering melakukan perdebatan sengit dengan saya perkara ini. Sebenarnya seperti apa itu multitasking ? Persepsi seperti apa ?
Manusia multitasking identik dengan seorang manusia super power bisa melakukan apapun. Serba bisa deh istilahnya. Ia dapat mengerjakan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu. Wow !
Ketika saya mengutip informasi tentang tema multitasking. Semua bercerita tentang negatifnya kemampuan ini. Tapi saya sendiri heran, dengan banyaknya orang sukses yang memiliki kemampuan lebih dari satu hal !
Kita sulit membedakan, istilah manusia yang memiliki lebih dari satu kemampuan dengan manusia yang mengerjakan sesuatu hal lebih dalam satu waktu.
It’s different! Kita seringkali menyamakannya. Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan dan intelegensi lebih dari satu, baik itu kemampuan interpersonal, naturalis, dan banyak lagi. Konsep multiple intelligence. Namun, setiap individu memiliki dominan yang berbeda. Teman – teman bisa mengikuti psikotes untuk mengenali potensi intelegensi kamu yang dominan dimana.
Menjadi multitasking memang tidak baik. Why ? Kita akan menjadi manusia yang terombang ambing. Kurang produktif, alhasil jadi sosok busy tapi zero produktivitas. Nah, bagaimana dengan orang – orang yang memiliki banyak karyanya ? Apakah mereka menjadi sosok multitasker ? Belum tentu sih menurut saya. Seseorang yang banyak karyanya dibeberapa bidang sebenarnya dia seseorang yang pandai mengatur waktu dan priority nya. Ia fokus mengerjakan sesuatu hal yang baik dalam satu waktu.
Ilustrasinya begini, orang multitasker yang tidak produktif tidak memiliki prioritasnya. Misalnya, dia sedang mengerjakan tugas, di waktu yang sama dia nonton tv, terus bbm-an, browsing. Tentunya ga maksimal. Barangkali ada ilustrasi seperti ini, dia sedang menyelenggarakan event tiba – tiba diwaktu yang sama ia harus mengirimkan berbagai file penting kepada klien. Alhasil, ia menjadi tidak fokus dan ternyata salah mengirimkan file tersebut sehingga harus mengirimkan ulang berkali – kali.
Beda bukan ?
Teman – teman memiliki lebih dari satu kemampuan adalah sosok terlatih untuk memanajemen waktu untuk berkarya. Ia juga akan mengalami fase “busy people” harus mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Tantangannya ! Dia kemudian lelah, melihat hasil tidak maksimal, lalu mengevaluasi diri untuk baik mengatur waktu.
Coba kita bayangkan dan sederhanakan, bagaimana tugas presiden yang harus mengatur ribuan hal dan masalah di negaranya ? bukan kah dia harus berpikir banyak hal ? Ia harus bisa memanajemen banyak hal dalam kendalinya.
Maka dari itu pentingnya ilmu leadership untuk mendelegasikan tugas sehingga tidak terbengkalai.

Saya mengalami berbagai komentar tentang apa yang saya lakukan. “Banyak amat mel kerjaan kamu, gimana itu ?” Saya bukan pribadi yang sibuk, tapi selalu dianggap sibuk -_- *curhat sedikit. Keseharian saya dominan di rumah. Saya memiliki batas waktu ‘keluar rumah’ dalam keseharian. Sebagai anak perempuan yang punya tugas ‘rumah tangga’ tentu tahu bagaimana. Hanya saja memang saya pribadi suka tidur larut, dan itu bukan kehendak saya. Melainkan tubuh yang begitu Sehingga mau tidak mau, saya harus menyalurkan energy berlebih ini dengan hal – hal yang positif, jadi kelihat kaya orang sibuk.
Tapi karena saya ada pribadi suka berbicara, ngobrol, dan cerita serta menyalurkan ide. Saya
Seolah – olah melakukan banyak hal. Padahal kata – kata itu tak bermakna bila tak ada aksinya, betul gak ?”
Saya ingat pesan almarhum ayahanda saya seperti ini, “Nak, jadilah kamu serba bisa !” saya selalu menjadikan pesan ini sebagai landasan kehidupan dalam artian, saya menjadi pribadi yang tidak banyak bergantung oranglain melainkan banyak mengulurkan tangannya untuk oranglain. Hal yang saya dapatkan juga dari pesan ini, kita diminta agar tidak banyak mengeluh, melakukan banyak hal karena memiliki banyak kemampuan, satu lagi niat saya akan pesan ini. Saya ingin menjadi orang yang tidak merepotkan keluarga, sehingga saya bisa melayani kehidupan keluarga dengan baik serta menjadi orang yang diandalkan mengingat saya anak sulung. 

“Jika kamu menyelesaikan satu urusan, kerjakan urusan yang lainnya” (Quran)

Mungkin kita pernah mendengar hal demikian, kita diminta apabila menyelesaikan satu hal, kita kerjakan hal lainnya.
But, sampai mana batas kita bisa mengerjakan banyak hal ? tiap orang memiliki kemampuan berbeda, tidak bisa kita sama ratakan. Hal ini tergantung dengan jam terbang mereka mengatur waktu. But, jangan kita coba – coba kan menyamakan diri dengan orang yang melampaui diri sehingga kita menjadi kelelahan dan mengorbankan banyak hal. Lakukan sesuatu dengan step by step dan proses. Nikmati prosesnya.
Saya ingat, ketika ada pelatihan upgrading BEM di fakultas saya. Saya diberi kesempatan untuk memberikan materi tentang manajemen waktu. Ada salah satu peserta yang bertanya

“Kak bagaimana mengatur waktu dengan baik kak ? saya suka sekali kelelahan kak ngerjakan sesuatu jadi banyak yang terbengkalai ?”
Saya berusaha menjawab seperti ini,

“Kita bukan manusia hebat yang bisa melakukan banyak hal, cukup mengerjakan beberapa hal yang kita sanggupi. But, bila kita banyak melakukan sesuatu dan tidak ada orang lain yang dapat menghandlenya kita bisa belajar untuk mengatur waktu dengan baik. Sebenarnya tantangan kita berhadapan dengan waktu adalah “MENGENDALIKANNYA” sesuai maunya kita, jangan kita sendiri yang diatur oleh waktu. Bila ada kesalahan kita mengatur waktu, kita evaluasi diri. Berarti kita KURANG ILMU, kemampuan dan kapasitas kita mengerjakan ‘hal tersebut’ belum baik. Contoh, kita bikin tugas kampus dan mengerjakannya lamaa sekali sehingga mengorbankan pekerjaan lainnya. Evaluasinya apa, kita harus spend waktu lebih banyak dengan hal tersebut agar kita ‘luwes’ mengerjakan tugas selanjutnya dari matakuliah itu.” – sok bijak banget saya – haha

Saya pribadi juga sering salah mengatur waktu, biasanya karena kemalasan saya. Haha, suwer dah. Lagu lama dan penyakit lama lainnya adalah “menunda” sehingga saya membeli buku “Never Say Later”( bukan “Never Say Never” ya! saya bukan JB-lovers) untuk memperbaiki diri bagaimana mengobati penyakit akut tersebut.
Ini beberapa hal yang saya lakukan, apa itu mujarab apa tidak untuk membuat saya berhasil tapi saya formulasikan untuk memudahkan hidup saya. Barangkali memudahkan jalan teman – teman juga

1.    Fokus pada visi, apa yang mendasari melakukan sesuatu selalu korelasikan sama keinginan dan value yang didapatkan
2.    Buat hidup seperti hero ! menjalankan misi :D ( Contoh misi anak perempuan, cucian dirumah kelar, masak, kamar dan rumah bersih haha) Organisasi aja punya visi misi masa hidup kamu enggak jelas ? #jleb
3.    Bikin to do list harian, apa yang harus dikerjakan hari ini ditulis dan di check terus apalagi saya makhluk pelupa butuh sekali hal ini, kita bisa bikin note di kertas, note kecil atau handphone yang saat ini sudah canggih semua. Akan ada sebuah kegirangan sendiri ketika menyelesaikan semuanyaa dalam satu hari. Berarti misi kamu MISSION COMPLETE!
4.    Fokus pada pekerjaan yang dikerjakaan saat itu, maksimal ‘sambilan’ itu cukup dua dan andalkan otak kiri dan kanan secara seimbang. Misal, kayak lagi nulis nih, telinga mendengar lagu. Boleh kita seperti itu, tapi music yang diputar adalah irama yang tidak ber’kata’ – kata untuk menyeimbangkan fungsi otak.
5.    Evaluasi terus ! Kita jadi sosok yang tidak berubah dari hal buruk karena tidak mengevaluasi diri, kekeuh sama kebiasaan jeleknya.
6.    WE ARE NOT PERFECT! Jangan kecewa berlebihan ketika kita gagal menjalankan satu hal, ingat manusia tidak sempurna. Hal yang perlu kita lakukan memperbaiki diri. Itu jauh lebih penting !

Mungkin itu dulu sharing yang kebanyakan curhat ini, semoga dapat menginspirasi dan berbagi pahala bersama.
InsyaAllah.
Inspirasi lain, bisa cek di website rekan, sahabat dan inspirator saya kak Arry Rahmawan, Beliau sangat master tentang hal ini cek postingan nya disini “Tidak Selamanya Multitasking itu Baik”

BE GREAT PEOPLE!

---- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 Keep Inspiring !


Disela kesibukan, saya sempatkan untuk mendapatkan beberapa pencerahan dari para guru melalui dunia maya. Bagi saya teman – teman yang ada di sosial media ataupun di dunia online sang maha guru hehe. Kita bisa banyak belajar berbagai hal, tinggal dari diri pribadi mendapatkan hal yang baik atau tidak.
Saat asik menonton beberapa presentasi di youtube. Dalam satu presentasi berbicara mengenai impian dan pendidikan. Ada sebuah quote yang disampaikan pemateri, 
“Jangan mendiskon impian!” 
Sebuah penegasan yang saya sendiri butuh dan rasakan untuk memahaminya.
Tanpa sadar, kehidupan kita yang sulit membuat kita lambat laun merendahkan diri untuk mendiskon impian kita agar lebih mudah dijangkau dan dijamah. Hehe its straight point for me!
Kita memiliki jalan hidup yang berbeda, masing – masing berbeda. Lahir saja kita sudah beda wajah dan segala aneka ragam, apalagi jalan hidup. Ada teman – teman kita yang diluar sana membutuhkan perjuangan bersekolah berkilometer hanya untuk mendapatkan ilmu, dibelahan dunia lain ada juga orang yang dengan mudahnya mendapatkan akses pendidikan, mulai dari biaya dan kehidupan yang baik. Semua yang hadir di muka bumi ini tentu ada maksudnya oleh Allah bukan ?

Sang guru pencetus, ITB Untuk Semua itu membuat gerakan beasiswa untuk anak – anak di daerah yang ingin melanjutkan pendidikan tingginya. Di awali keperihatiannya ketika mewawancarai banyak siswa menengah didaerah nun jauh di sana. Siswa itu ketika di tanyai ingin berbuat apa di masa depan .Mereka hanya berpikiran untuk melanjutkan hidup mereka dengan bekerja dan memikirkan keluarganya untuk kebutuhan hidupnya. Yaps, wajar ! karena mereka tidak memiliki pilihan untuk selebihnya. Bersyukurlah kita masih memiliki pilihan dalam hidup. Masih banyak teman – teman kita di luar sana yang tidak memiliki pilihan untuk hidupnya ingin seperti apa dan menjadi apa. Apabila mereka ingin lanjut ke perguruan tinggi mereka tidak memiliki biaya. Lalu dengan beasiswa pun, mereka harus bersaing dengan teman – teman lain yang lebih cerdas di kota. Tentunya dengan pendidikan minim yang mereka dapatkan di daerah, sulit sekali untuk mendapatkannya.

Apa yang terjadi sebenarnya ? Yaa! mereka sudah mendiskon impian mereka.

“Apa yang ingin kamu lakukan di masa yang akan datang ?” tanya beliau.
“Saya hanya ingin membiayai kebutuhan keluarga saya, bekerja sebagai buruh tani”
“Saya membantu ibu saya berjualan,”
Dan masih banyak alasan lainnya.
(kutipan ilustrasi persentasi beliau dalam laman TEDx )

Apa yang terjadi hal yang nyata di sekitar kita. Ini sharing dan renungan yang saya dapatkan untuk semakin bersyukur kepada Allah atas yang kita miliki saat ini. Walaupun sederhana, setidaknya kita masih memiliki pilihan dalam kehidupan kita untuk semakin sukses dan baik
.
Well, hal ini yang juga saya rasakan. Apakah egois seorang manusia memiliki impian yang tinggi ?
Saya berpikir, impian yang baik adalah impian yang tidak meng-kebiri impian orang lain, impian yang didalamnya terdapat impian oranglain yang dapat diwujudkan. That’s point! Entah kenapa, seolah – olah impian itu terlalu sosial. Haha. Ditengah hiruk pikuk, kompetisi, peluang dan kesempatan yang kian luas. Ketika banyak orang diluar sana berlomba – lomba memperebutkan kursi terbaik. Disini saya lebih fokus pada diri sendiri, apa yang saya inginkan sebenarnya ? apa impian saya itu baik ? apakah sesuai dengan maunya Allah ?

Saya sendiri berusaha tidak ingin mendiskon impian. Walau banyak orang yang mengatakan saya mampu. Tapi saya sendiri yang lebih banyak tahu tentang diri saya, saya katakan saya ingin mempersiapkan diri. Entah kemungkinan rejeki lainnya, tiba – tiba ada orang yang kemudian menawarkan diri beraih impian bersama-sama #eh bukan. Maksudnya ia memiliki kesatuan visi yang bisa dikolaborasi untuk berbuat sesuatu yang berarti. Baik itu, memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu ditempat terbaik dengan lebih mudah, pekerjaan yang layak dan sesuai dengan passion serta kemampuan saya. Masih banyak kesempatan lain yang saya tunggu hadirnya, sembari saya berburu kesempatan dan meningkatkan kualitas pribadi untuk mencapai impian itu.

Jangan mendiskon impian sahabat, saya percaya Allah selalu mendengar mimpi kita.Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah keinginan Allah melihat kesungguhan kita apakah pantas mendapatkan impian itu. Apakah baik ? apakah mulia ? Bukannya impian terbaik itu adalah surga ? Apakah impian kita di dunia sejalur dengan impian paling tinggi dengan kedudukan kita sebagai hamba untuk mendapatkan surganya Allah ?
Hanya kita yang bisa menjawabnya.
Kutipan yang saya dapatkan dari event yang saya dan teman – teman selenggarakan dan penuh inspirasi, Young Leaders Show beberapa waktu lalu. Dari rekan dan sahabat saya, Hari Novar.
“Banyak dari kita menuliskan impiannya, menvisualisasikan dikamar tidur, mandi dan kamar-kamar lainnya, serta bercerita tentang impiannya pada orang lain. Tapi bukan itu esensi impian itu, melainkan apa yang kamu sudah lakukan untuk mencapai impian itu. ACTION !”

Dan inspirasi dari sahabat saya lainnya, Kak Yudi Muchtar yang mengutip kata inspirasi untuk para pengiat komunitas. 

“Satu tindakan nyata itu lebih ampuh, dipercaya, dan berpengaruh ketimbang seribu kata yang kita sampaikan”

Benarlah kata Rasulullah yang melakukan kebaikannya melalui dakwah fardiyah dan mencontohkan.
Semoga kita memiliki impian tinggi dan tidak mendiskon impian kita. Jalani prosesnya untuk mencapai impian itu dengan aksi !
Selamat menjalani proses menuju impian teman :D

------ 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!

 

Kalau berbagi jangan sendirian!


Di artikel sebelumnya saya pernah memposting mengenai dunia kontribusi dengan judul Contribution Unlimited. Bahwa, berbagi adalah bagian tak bisa terlepas dalam kehidupan kita. Berbagilah agar kita merasakan dunia bareng - bareng. Buat apa toh kalau sendirian menikmati sesuatu, ga indah tentunya. Nikmatnya berbagi juga dirasakan apabila kita melakukan kegiatan berbagi juga sama – sama. Mengumpulkan pahala sama – sama. Enak ga sih ?

Ketika niat berbagi itu pada letaknya. Kita akan mendapatkan esensinya. Bukannya Allah pernah bilang, apa yang kamu harapkan itulah yang kamu dapatkan ? Apabila kamu menginginkan dunia, maka Allah berikan dunia, namun kalau kita meminta akhirat kita akan diberi keduanya. Karena sebaik – baiknya permintaaan adalah menuju pada akhirat.
Di era seperti ini, banyak dari kita yang angkuh untuk membangun kegiatan berbagi sendiri – sendiri. End then, bila itu terjadi niatnya adalah bukan “berbaginya” melainkan sebuah “nama, ketenaran, dan barangkali limpahan harta” nah tugas kitalah meluruskan niat.

Informasi yang saya kutip dari beberapa situs media, bahwa kita saat ini sedang menghadapi persaingan yang luar biasa sengit. Dimana globalisasi telah mempermudah berbagai hal. Banyaknya hal yang baru muncul keberagamaan, ide – ide yang perlu dilakukan adalah kolaborasi. Noh, liat apa kata kak Raditya Dika, di salah satu tweetnya di twitter.
Bukan hanya secara pribadi kita melakukan kolaborasi, tapi mau tidak mau dunia industri juga harus menyiapkan diri untuk mengambil langkah bersama – sama. Tingkat kreativitas sebuah negara adalah bukti bahwa sebuah negara itu memiliki SDM yang baik.

Selain itu, berbagi secara psikis banyak manfaatnya. Pengen kan, kita bahagianya bareng – bareng ga sendirian ?
“Warm Glow” Effect
Secara fisik berbagi dan bermurah hati terlihat merugikan. Namun fakta lain justru sebaliknya. Sebelum ini, peneliti sudah menemukan istilah “warm-glow-effect’, sebuah fenomena ekonomi yang pernah dijelaskan oleh James Andreoni tahun 1989, dimana menunjukkan orang yang beramal, berbagi dan bermurah hati justru berdampak positif atas kemurahan hati mereka atau disebut “warm-glow effect” (efek-cahaya pemberi). Perasaan positif ini didapatkan atas tindakannya memberi atau membantu orang lain.

Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan bahwa ketika seseorang melakukan donasi kepada suatu yayasan, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya turut aktif dan menciptakan efek “warm glow”.  Para peneliti juga percaya bahwa ketika kita melakukan tindakan altruistik, otak akan melepaskan endorfin, memproduksi perasaan positif yang disebut “helper’s high.” Fenomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong orang, otak kita akan memproduksi hormon dopamine (yang memberi perasaan bahagia dan keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia.

Banyak penelitian menunjukkan sikap dermawan ternyata berkorelasi dengan kesehatan loh. Salah satunya adalah penelitian Stephanie Post yang dimuat dalam bukunya, Why Good Things Happen To Good People, yang menyatakan bahwa berbagi dengan sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV. Studi lainnya yang terkait dilakukan oleh Stephanie Brown dari University of Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan bahwa manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di 5 tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama. (blogdokter.com)

Jadi Masih mau berbagi sendirian ?
Berbagi itu bareng – bareng :)
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!
Bicara produktivitas itu sama halnya bicara tentang karya. Sejauh ini sudah berapa langkah karya yang sudah kita lakukan ? setidaknya untuk kemajuan diri kita sendiri. Ada inspirasi menarik yang saya dapatkan hari ini dalam discussion class , English club di fakultas saya. Tell about your ability ?
Tak banyak orang yang bisa menjawab hal demikian dengan lugas dan cermat. Hal ini berkaitan dengan habits dan kebiasaan kita tentunya kan. Mengenal diri sendiri tidak mudah. Proses demi proses kita jalani hingga sampai di titik “IT’S ME” .

Well, tulisan ini sebenarnya menasehati saya juga. Seberapa jauh produktivitas saya menghasilkan karya. Seberapa disiplinkah saya berbuat sesuatu setidaknya untuk hal terkecil.
 Saya punya penyakit bernama pemalas. Saya akui itu, mungkin orang terdekat saya tahu. Ada beberapa pekerjaan yang saya sangat perlu diingatkan, karena salah satu kekurangan saya, pelupa! Saya menyadari hal itu, orangtua saya juga sering sekali menasehati saya berkali – kali. Namun dalam hal ini, saya senantiasa ingin memperbaiki diri. Salah satu caranya “sadar diri” termasuk menjawab pertanyaan dalam judul tulisan ini.
Salah satu penyakit saya, ketika saya tidak menemukan agenda yang penting dan segera pada suatu hari. Ada sinyal jahat dipikiran saya, its your day Mel ! hari saya buat melakukan sesuatu sesuka saya. Pada akhirnya saya melupakan berbagai agenda yang benar – benar waste time ! Menasehati memang mudah daripada mendengarkan dan melakukan nasehat ya reader’s hehe.
But, saya punya cara untuk merubah itu semua. Saya mendapatkan sebuah konsep bahwa ketika tubuh dan pikiran kita bekerja, kita akan senantiasa produktif. That’s way, bila kita melakukan sesuatu akan ada sebuah hal baru yang kita pikirkan untuk berbuat lebih. Misal saya mendapatkan ide beberapa tulisan ataupun mengingat agenda – agenda ketika saya beraktivitas baik itu belajar di kampus, mengerjakan pekerjaan seorang wanita dirumah (bersih – bersih dll) dan juga kegiatan lain. Ternyata kinerja otak begitu, bila kita senantiasa melatih untuk senantiasa melakukan sebuah pekerjaan. Kita akan terlatih berbuat sesuatu dan berpikir sesuatu. Ala bisa karena biasa :D
Bila kita mengikuti hawa nafsu untuk malas, maka hal yang terjadi adalah otak kita akan memerintahkan kita untuk malas dan tidak melakukan aktivitas. Hanya termenung, terdiam, tidak melakukan banyak hal. Lalu, tentunya akan ada waktu yang terbuang sia – sia !
Coba kita pikirkan, kita diberikan Tuhan waktu yang sama 24 jam. Mengapa ada orang yang sukses dan yang tidak ? kenapa ada orang yang lebih kaya sedangkan ada yang tidak ? bukannya modal yang diberikan sama ?
Bahkan ada orang yang barangkali “maaf” tidak memiliki kelengkapan seperti kita, baik itu tubuh, harta, keluarga. Tapi ia mampu sukses dibanding kita. Itu catatan buat diri saya juga.
Satu hal yang membedakan kita dengan mereka. PRODUKTIVITAS !
Mereka melakukan banyak hal dan bermanfaat bagi banyak orang. Menulis, berkarya, menimba ilmu, melakukan berbagai kegiatan, dan mengatur jadwal mereka untuk “bersenang – senang” dengan baik.
Sejauh ini banyak tidaknya produktivitas kita itu di tentukan oleh apa yang kita lakukan untuk waktu kita. Ada yang barangkali karyanya dikenal, ada pula yang ternyata diam – diam melakukan sesuatu sedikit banyaknya berguna bagi oranglain. Ga ada yang sia – sia disini. Kita sebagai manusia, bisa memilah tentunya mana hal – hal yang seharusnya kita lakukan, mana yang tidak.

Ini tips untuk teman – teman untuk selalu produktif :

1.    Kenali diri ( minat, bakat, dan potensi )
2.    Membuat jadwal kegiatan setiap hari baik yang terkecil dan yang paling penting, ( walau hanya nyuci pakaian ataupun bertemu teman )
3.  Memiliki option kegiatan produktif lainnya, misalnya beberapa agenda yang sudah kita laksanakan cancel. Misalnya saya ada rapat atau perkuliahan yang dibatalkan, isi kegiatan dengan hal lain dengan ke perpustakaan, berdiskusi dengan teman, membaca buku, menulis dll, buatlah sebuah skema prioritas setiap hari apa yang seharusnya dilakukan
4.   Senantiasa mengupgrade diri dengan mengikuti berbagai kegiatan. Hal yang terpenting dalam menyikapi masalah itu adalah mindset kita.
5.    Berani mengatakan tidak untuk hal – hal yang menganggu produktivitas.
6.    Disiplin ! disiplin itu bukan ketika kita melakukan sesuatu setiap hari. Melainkan melakukan satu hal yang konsisten kamu lakukan. Misalnya, seperti saya memiliki komitmen untuk menulis di blog saya walaupun dalam seminggu hanya menulis beberapa posting. Disiplin itu, ketika kita menepati janji yang sudah kita buat dan juga janji yang sudah kita buat bersama oranglain.
7.   Jangan malas ! ini syaitan . mari istighfar :D
8.   Belajar dengan orang – orang produktif lainnya, berkumpul dan bertemanlah bersama mereka.
9.  Buatlah hal - hal baru dan menarik setiap harinya untuk dicoba untuk menambah pengalaman kita.
Masih banyak hal lain yang sekiranya bisa meningkatkan produktivitas kita. Hal yang terpenting adalah berkarya, berkarya, berkarya. Apa yang bisa kamu kontribusikan untuk hidupmu, oranglain, dan tentunya menunjang masa depan kita !

Let’s be productive people guys !
---------

Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep inspiring!
Bertepatan 10 November adalah hari pahlawan nasional. Semua tema di berbagai media menjadikan momen ini sebagai trending topic. Pahlawan atau yang dikenal dengan Hero dalam Bahasa inggris adalah sosok ideal yang kita kenal sejak kecil. Penggambarannya adalah sosok yang baik, ksatria, membela kebenaran, memiliki perjuangan yang tinggi untuk membela kaum yang tertindas. Kita di Indonesia memaknai hari ini sebagai hari dimana kita mengenang pahlawan – pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Disini saya tidak ingin bercerita sejarah. Tapi esensi nilai – nilai kepahlawanan yang kian lama terbelok, tersamar, bahkan tersalahartikan oleh kita. Impian kecil, kita barangkali melihat sosok – sosok heroic di kartun dan movies channel tentang spiderman, hero – hero man yang diangkat dari tokoh fiksi novel ataupun komik. Penggambaran sosok yang memiliki kekuatan super kemudian membela kebenaran.  Saya berpendapat, keberadaan sosok – sosok itu menggambarkan kita mengelu – elukan sesuatu yang tidak pasti keberadaannya, sosok tokoh yang semu. Padahal bila kita mau mengulik sejarah lebih jauh, kita akan menemukan banyak sosok realistis yang benar-benar ada dan patut diteladani. Walaupun dalam setiap cerita tokoh fiksi tersebut ada nilai – nilai tersirat, alangkah baiknya kita telusuri banyak pengetahuan dari pahlawan – pahlawan yang nyata dikehidupan kita.
Esensi nilai kepahlawanan kali ini menurut saya adalah bagaimana kita sendiri menjadi pahlawan untuk diri kita. Setidaknya mengawali dari kehidupan kita yang tak jelas, kemudian jelas. Banyak dari kita tak sadar bahwa dalam dirinya ada sosok pahlawan. Kita jauh – jauh memandang sesuatu dari luar, tapi kita sendiri tak mampu untuk menjadi pahlawan diri kita sendiri. Setidaknya untuk memperjuangkan kebahagiaan keluarga kita, orang – orang disekitar kita, menebar kebaikan untuk banyak orang dari hal yang kecil. Kita sering mengabaikannya.

“ Semakin besar kemampuanmu, semakin besar tanggungjawabmu,” Kakek Peter Parker dalam sequel Spider-Man.

Yapss.. ketika kita memiliki kemampuan dan potensi. Di setiap potensi yang kita miliki memiliki nilai tanggungjawab didalamnya. Baik harta, kedudukan, dan juga ilmu. Orang yang berlebih harta, memiliki tanggungjawab juga untuk membantu orang – orang yang kekurangan. Begitupula ilmu, sesuatu hal yang belum dibagikan kepada orang banyak “ilmu” tidak berarti apa – apa bila hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Saya mengingat kata – kata itu. Sehingga apabila kita merasa ada sesuatu yang berlebih dari diri kita. Segeralah berbagi kepada orang – orang kekurangan dari apa yang kita miliki. Setiap kita adalah pahlawan, setiap potensi memiliki tanggungjawabnya.
Di momen pahlawan ini, semoga kita dikemudian hari menjadi sosok – sosok yang dikenang dan menginspirasi. Diawali dari kita menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, orang – orang yang mencintai kita dan sekitar kita . Kemudian menjadi pahlawan bagi nusa, bangsa, dan agama kita. InsyaAllah.
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!


 
Ide judul ini terlintas ketika beberapa pekan saya berkutat pada berbagai permasalahan organisasi dan komunitas baik itu yang nyata, maya, dan curhatan tetangga. Ketika saya flashback pribadi saya dulu, saya cekikikan sendiri menyaksikan saya dahulu yang sangat ego, sulit mendengarkan, ingin melakukan sesuatu sempurna dan dominan. Walaupun barangkali, menurut saya masih ada jejak – jejak demikian. Saya berharap banyak dari diri saya saat ini untuk lebih toleran ketimbang dahulu. 
 
Tapi memang ada sebagian orang yang mengalami fase tersebut sampai pada akhirnya sadar. Fase ini adalah fase kita menemukan jati diri, ambisius dan dorongan untuk melakukan terbaik yang mengebu – gebu. Sehingga ketika berada pada tempat untuk menjadi pemimpin kita cenderung menjadi pribadi otoriter, semaunya, dan sulit menerima. Ini karena kita merasa menjadi pribadi yang full, pribadi 100%. 100% yang paling tahu, 100% paling hebat dan paling benar.

Di mana pun itu, memberi itu lebih mudah loh ketimbang menerima apalagi untuk sebuah keputusan atau pendapat. Benar gak ? Terkecuali menerima THR kali haha, keluar duit lebih susah ketimbang nerima duit hehe intermezzo.
 
So, tentunya setiap dari kita pasti semuanya ingin didengarkan.

Judul ini sebenarnya hasil evaluasi saya dengan diri sendiri dan juga sebuah konsep yang saya dapatkan dari renungan perbaikan yang saya lakukan. Maksudnya menjadi pribadi 10% adalah sebuah mindset kita pada diri kita sendiri bahwa pencapaian dan apa yang kita dapatkan itu masih dalam 10%.
Sehingga ketika kita selalu beranggapan diri kita sudah mendapatkan banyak rejeki, baik itu ilmu, berkah limpahan harta, dan juga pencapaian. Kita masih perlu meningkatkannya kembali. Artinya menjadi pribadi yang haus, tidak mudah puas diri, dan juga senantiasa meng-upgrade dirinya.

Contoh, ketika saya mengikuti seminar yang limited. Pulang – pulang bawa ilmu. Mindset yang langsung saya tekankan “Ilmu tadi masih 10% mel masih ada 90% lagi kamu untuk kembali mendalaminya” atau sebuah pencapaian ketika ada beberapa orang yang berbaik hati memuji kita. Sampaikan dalam pikiran, “ apa yang kamu lakukan masih 10% mel, masih banyak yang harus dilakukan mel .. jangan puas diri dulu”
So, ketika kita selalu menempatkan diri menjadi pribadi 10% kita akan menjadi manusia yang tawadhu. Karena senantiasa berpikiran bahwa apa yang kita miliki belum seberapa, masih sedikit. Banyak yang tidak tahu daripada yang tahu. Sehingga kita selalu mendengarkan oranglain, tidak ego dan juga menjadi pribadi semangat untuk berbuat baik dan memperbaiki diri.

Jadi manusia 10% bukan berarti menempatkan diri kita menjadi orang yang rendah diri. Saking, kebablasannya memikirkan untuk menjadi pribadi 10%. Kita sendiri malah tidak menghargai apa yang kita punya. That’s wrong! Bagilah 10% yang kita miliki itu kepada orang lain terutama ilmu. Tempatkan diri kita sesuai dengan kemampuan kita. Karya kita yang lahir yang kita anggap masih 10% jadikan motivasi untuk memenuhi 90% lagi, kemudian berbagilah 10% pencapaian, karya dan kontribusi itu menjadi berlipat lipat untuk oranglain. Berharaplah begitu.

InsyaAllah ketika mindset itu senantiasa kita camkan dalam hati. Kita akan jadi pribadi rendah hati, menerima pendapat oranglain, senantiasa memperbaiki diri, Allah akan menghadirkan orang – orang dan rejeki yang tak terduga dari segala arah untuk memenuhi 90% itu lagi.

----------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 Keep Inspiring!


Menjadi berbeda. Barangkali kita melupakan hal ini. Lebih cenderung menyamakan diri, mensamaratakan pribadi kita dengan orang lain. Memang karakter manusia seperti itu. Dalam buku psikologi yang pernah saya baca, manusia akan membuka diri pada orang lain apabila menemukan kesamaan dirinya dengan orang yang baru dikenalnya untuk membangun komunikasi.
Tapi sampai mana, batasan “sama” itu harus ada?
Sekedar flashback, pelajaran favorit saya ketika SMA khusus mata pelajaran sosial adalah pelajaran sosiologi. Saya ingat ada sebuah materi mengenai penyimpangan sosial bagi seseorang yang suka menirukan atau membuat dirinya sama dengan oranglain. Dalam hal ini, seperti menjiplak cara berpakaian, tata tubuh hingga operasi tubuh dan hal lain. Mungkin readers dapat menyebutkan kasus – kasus peniruan yang ekstrim yang bisa teman - teman googling sendiri. So, perlu disadari menjadi “Sama” banget itu kita sudah masuk ranah sakit jiwa loh. Oh No!
Menjadi berbeda itu seperti apa ? Unik. Hal yang saya akan coba tuangkan tentang berbeda adalah mengenai potensi diri, kepribadian, dan juga pilihan hidup.
Saya rada rada takut juga menuliskan dan membahas hal ini, karena tidak ingin salah menafsirkan makna berbeda hingga keluar dari jalur pemikiran yang benar. Berbeda yang saya maksud dalam hal ini adalah bahwa manusia dari awal sudah diciptakan unik. Perbedaan wajah, bentuk tubuh, warna suara, dan keunikan lainnya yang Allah karuniakan pada kita. Selain itu kita juga memiliki potensi dan keunggulan dasar yang berbeda dimasing – masing pribadi. Kekurangan dan kelebihan yang berbeda juga kan.
Tapi kita seringkali tidak bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada kita dengan kita menirukan oranglain dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan yang ia miliki.
Kita memerlukan waktu dan proses untuk mengenal diri kita sesungguhnya. Sejak kita lahir kemudian bertumbuh. Sebenarnya kita mengalami proses pembentukan diri yang dibentuk oleh orangtua, lingkungan, adat istiadat, dan nilai – nilai yang kita adopsi disekeliling kita.
Namun ada perlu disadari, ketika kita masuk fase remaja. Kita sendiri sebenarnya bisa mengatur dan juga membentuk diri kita sendiri ingin seperti apa. Karena di fase ini, setidaknya kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Disinilah, masanya kita dapat membentuk diri kita menjadi pribadi – pribadi yang baik, berpotensi dan unik.
Menjadi berbeda tidak mudah. Akan ada yang selalu menghakimi segala pilihan yang kita pilih. Contohnya seperti kita yang lebih memilih belajar, ketika teman – teman mengajak kita untuk bermain. Kita memilih untuk berorganisasi ketimbang sibuk hanya mengurusi diri sendiri. Coba teman – teman lihat disekelilingnya, kita banyak menemukan sebuah sekat -sekat sendiri – sendiri tentang siapa orang lain dari apa yang ia kerjakan. Yang barangkali suka seni, akan cenderung melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan karya seni dan juga pentas – pentas. Teman – teman yang memiliki minat di politik, tentu akan berkutat pada ranah tersebut. Intinya, jadilah kamu yang berbeda, unik, dan berpotensi. Everyone know absolutely you!
Hal yang sulit bagi kita saat ini bukan ketika menjalaninya. melainkan mencari tahu diri kita sesungguhnya  seperti apa dan harus bagaimana ? Benar tidak ? tidak semua orang yang mengenal dirinya dengan cepat. Ada yang melewati ribuan tantangan, dan juga waktu untuk sadar apa yang akan dilakukan.
Masih banyak loh, diantara kita ketika ditanyai ingin seperti apa di masa yang akan datang.. menjadi manusia gagap tiba – tiba. Loh ! Apa yang terjadi ? kita terlena dengan kata orang lain ketimbang kata hati diri kita sendiri. Kita mudah terbawa arus, arus yang kita ga tahu ternyata membawa kita ke jurang bukan ke puncak tertinggi.
So, semoga tulisan ini mudah mudahan membantu teman – teman menemukan dirinya dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengenal diri kita. Beberapa hal dibawah ini, sebagian besar sudah saya lakukan dan ahamdulillah memudahkan diri saya untuk melakukan banyak perubahan – perubahan walau terkadang banyak yang bilang saya belum fokus hehe. Tapi saya berpikir, setidaknya saya sudah berada dalam proses pengenalan diri yang cukup baik.
Hal yang perlu dilakukan :
1.    Tekunilah sesuatu yang menjadi bagian jiwa, kalau kita bilang hobi. Tentukan tiga teratas, kegiatan dominan yang biasa kita lakukan dalam hidup kita lalu kemudian gelutilah dengan baik. Mulai dari lingkungannya, pembelajarannya, lalu latih.
2.    Seringlah berkumpul dengan orang banyak. Bila kita pribadi yang introvert, kita bisa berdiskusi dengan orang yang kita percayai untuk bercerita tentang impian, masa depan yang kita inginkan. Kemudian minta pendapatnya.
3.    Jadilah pribadi yang terbuka menerima kritik dan saran, serta pribadi yang senantiasa mendengarkan.
4.    MAKE A PLAN ! Lakukanlah segala sesuatu dengan rencana. Baik rencana jangka pendek hingga panjang. Tak perlu menatanya dengan sangat sulit, cukup menuliskan prioritas – prioritas yang ingin kita lakukan. Sampai kegiatan liburan juga di rencanakan dengan baik.
5.    Selalu luangkan waktu “me time” untuk merenung, mengenal, barangkali dengan berdiskusi dengan buku harian tentang pribadi sendiri. Kadang aktivitas bersama orang lain membuat kita jadi pribadi yang labil karena terlalu saklek untuk mendengarkan “apa kata orang” ketimbang kata hati sendiri. Jadikan apa yang orang sampaikan tentang kita untuk kita sebagai pembelajaran, saran, atau pertimbangkan bukan keputusan. Karena keputusan hidup kita ada di tangan kita sendiri
6.    Seringlah ikut kegiatan pengenalan potensi diri, leadership atau training – training.
7.    Bacalah buku – buku yang berdampak positif untuk kehidupan kita
8.    Selalu lah berniat baik untuk melakukan sesuatu.
Pada dasarnya ada beberapa hal yang membentuk pribadi kita, diantaranya buku yang kita baca, pergaulan yang kita tekuni, dan juga kebiasaan – kebiasaan yang kita lakukan.
Menjadi pribadi berbeda dan berpotensi itu akan melewati tahap – tahapan. Pada dasarnya kehidupan kita adalah bagaimana kita mengenal diri kita.

So, Be different! It’s part of step for you to be success in future!
------------------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

KI Pekanbaru SDN 140

Kali ini saya ingin mencurahkan sebuah pemikiran dan perasaan yang saya rasakan. Diantara dilema yang luarbiasa antara fakta dan batas pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Saya ingin bercerita bahwa dari kecil saya memiliki cita – cita begitu unlimited. Berubah – ubah sesuai kondisi, mudah terinspirasi dengan banyak hal terutama apa yang disampaikan guru. Kuat sekali diingatan saya pada saat saya duduk di sekolah dasar saya begitu terinspirasi dengan sosok pahlawan dan juga pemimpin kala itu. Pelajaran kewarganegaraan dan karakter sangat saya sukai. Sehingga pada suatu ketika saya mendapatkan tugas membuat esai cita – cita, tanpa sadar saya menuliskan cita – cita. “Andai aku menjadi presiden”. Entahlah, banyak impian yang saya tuangkan untuk negeri kala itu. Dari sekelumit pengetahuan yang dimiliki oleh seorang anak SD. Tapi ternyata hingga saat ini, semangat itu belum padam. Setidaknya orentasi untuk membuat sesuatu hal untuk negeri itu menjadi begitu membuncah.
Diantara keterbatasan keluarga yang saya miliki, sekelumit problema yang saya alami. Dalam dasar hati, ada sebuah percikan semangat yang tak pernah padam untuk berbuat sesuatu untuk oranglain. Sejak Sekolah dasar, berorganisasi adalah sebuah aroma candu yang saya rasakan, hobi yang saya geluti. Disamping kepribadian saya yang dulu sangat pediam “kata orang dulu”. Beberapa hari ini, saya mengikuti sebuah pelatihan nasional kepemimpinan yang diselenggarakan di Universitas Sriwijaya. Walau sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan beberapa bulan lalu yakni Forum Indonesia Muda. Kali ini, saya seperti mencharger kembali semangat – semangat idealis yang mulai goyah terkena makan usia dan semester yang kian mengusik untuk diselesaikan. Pertanyaan kemanakah jalanku selanjutnya ? apa yang harus saya lakukan . Mengiang – ngiang dipikiran. Saya teringat janji janji saya pada diri sendiri untuk berbakti pada kebaikan untuk bangsa, Negara dan agama.
Apalagi mendengar doa yang tak sengaja terdengar dari seorang ibu yang bersimpuh dihadapanNya tentang hal itu. Tak absen, percikan air mata selalu meleleh mendengarnya. Keteguhan kini berbeda ketika dulu kecil yang hanya bisa menyimak dan terinspirasi dengan mudahnya. Kali ini sebuah getaran wujud dari sebuah mimpi itu bukan hal mudah. Sebuah kata – kata “ kapan kamu bisa mewujudkannya mel, apakah kamu hanya berwacana ?” Ditengah orang – orang berlomba mendapatkan kedudukan terbaik di mata manusia. Kali ini saya sadar itu tujuan yang berbelok. Pada dasarnya karya dan kebermanfaatan lah yang seharusnya menjadi pencapaian, bukan hal demikian.
Tak terbersitpun ingin mengorbankan idealism, tapi memang kali ini semua diuji. Dan memang apapun yang hadir diantara kita adalah ujian. Seberapa tangguh memilih dan melakukan, berbuat bertindak dan melakukan sesuatu hal. Semua kunci agar dapat melewatinya dengan baik adalah keyakinan. Bisa apa oranglain menghujam impian kita tiada batas, meragukannya, bahkan mencacinya apabila kita yakin membuktikan diri kita mampu mewujudkannya ? Bisa apa ?
Kita sering terlalu banyak mendengar kata oranglain, hingga lupa mendengar kata hati kita sendiri yang begitu yakin pada diri kita. Begitulah saya yang suka dan sedikit-sedikit dilemma hanya karena kata oranglain yang begitu menyebalkan. Toh, kita tidak menganggu hidupnya dan kita hanya perlu focus apa yang kita tuju. Kita hanya perlu mendengarnya secukupnya untuk hal – hal untuk dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki diri.
Saya bersedih, terlalu banyak hal yang saya tahu. Sehingga saya tak mampu untuk membantu. Resah rasanya ketika pikiran dan hati tahu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Pernahkah kamu merasakannya ?
Ketika kegiatan pengabdian masyarakat. Saya selalu bilang ke diri saya “mel liat itu mereka, keadaan mereka. Coba kamu bandingkan dengan kamu ? masihkah kamu mengeluh ?” Ada orang diluarsana yang kurang beruntung dibanding kita. Tapi kita seringkali lupa, masih mengeluh dan berkesah atas segala problema yang kita hadapi. Ternyata masih ada yang lebih seharusnya bersedih dari kita. Saya perihatin dengan kasus asap belakangan ini. Melihat tangis para penjaga hutan lindung ketika kawasan sesuatu yang dilindunginya terbakar habis. Tayangan televise yang menampilkan kekacauan, begitu banyak kesemerautan. Dan karena kegiatan lalu, dalam Sriwijaya Leaders Forum saya menyaksikan langsung sepanjang perjalanan darat menuju lokasi acara dan balik ke daerah asal hutan – hutan yang terbakar dan kepulan asap. Peringatan apa yang Allah berikan pada kita ? Bisakah saya berbuat sesuatu ?
Setidaknya menuliskan keresahan ini untuk membuat siapapun tergerak. Saya sendiri malu dengan diri sendiri, sejauh ini tak bisa berbuat banyak. Bantu saya teman, agar saya bisa menuntaskan janji ini.
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
internet
Sebelumnya ada postingan mengenai keajaiban tulisan yang merupakan pengalaman pribadi saya rutin menulis dimulai dari kesukaan saya menulis. Tapi kali ini saya ingin share mengenai impact menulis lebih luas lagi selain hal pribadi yang saya dapatkan dari aktivitas menulis.
Sebelumnya, ada write challenge yang dibuat oleh teman dan musuh saya, Rezky Firmansyah.
Beliau membuat kompetisi untuk bergabung di sebuah grup facebook khusus untuk mendapatkan ilmu praktis menulis. Saya sendiri iseng menggunakan kata kunci yang beliau berikan. Tapi karena kata kunci itu, saya sendiri mendapatkan view yang jarang - jarang muncul. Hanya saya pendam dalam kepala saya, apa motivasi saya menulis.
Impian menjadi penulis sempat ada ketika masih kecil. Tapi dahulu saya penikmat literasi. Duduk disudut perpustakaan berlama-lama, menikmati lembaran rasa cinta pada kertas. Ketika sekolah, saya yang betah berlama lama menghabiskan bacaan diperpustakaan hingga lupa jam istirahat berakhir. Entah magnet apa buku itu membuat getaran yang sedemikian kuat pada diri saya.
Ternyata lebih dari itu, saya mendapatkan bahwa menulis itu mengubah cara pandang orang banyak tentang kehidupan. Bahasa berbagi yang paling tulus dan mudah untuk disampaikan hingga pelosok yang tak pernah kita tahu. Buku yang berisi tulisan adalah sebuah warisan sejarah. Saya ingat diskusi menarik menjelang sore pasca rapat sosial project komunitas. Saya mendengar sharing teman saya yang memiliki minat budaya yang tinggi, mengulik mengenai sejarah peradaban di Indonesia. Banyak sebuah kehidupan peradaban masa lampau yang lebih dahulu maju, karena ditemukan bahasa tulisan. Bahasa tulisan merupakan bagian dari majunya sebuah peradaban. 
Kembali saya buka cerita tentang fakta yang terjadi di dunia. Memang benar, lahirnya sebuah karya di sebuah negara, menentukan produktivitas masyarakat penghuni negara tersebut. Perkembangan pemikiran yang terjadi dan minat pengetahuan yang selalu berkembang sedemikian dinamis.
Jadi menulis, bukan perkara sederhana. Walaupun sebuah tindakan mungkin disepelekan. Kita tidak pernah tahu kan, kebaikan yang kita sampaikan melalui tulisan itu sampai kemana disampaikan. Bahkan mungkin masuk ke dalam kalbu pembaca. Menulis saat ini seperti investasi pahala ditengah derasnya teknologi yang memudahkan viral penyampaikan pesan lebih cepat, murah, praktis dan juga mempengaruhi.
Kenapa tidak kita manfaatkan untuk menyebarkan hal - hal baik ?
Ketika kita menulis, kita membuat Allah tersenyum. Masih ada hamba yang ingin berbagi, kalau saya katakan menulis adalah bukti cinta kita kepada Robb kita, bahwa firmanNya sudah disampaikan pada generasi selanjutnya.
Menulis juga bisa merubah dunia. Hanya karena tulisan sebuah negara bisa hancur dan bisa juga maju. Tergantung apa yang ia tulis dan apa yang berhasil ia pengaruhi.

Yuk berburu pahala melalui menulis :D

----- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Topik hijrah selalu menarik bagi saya. Kalau saya sedang cuap - cuap, saya selalu mengangkat topik ini sebagai upaya saya menasehati diri saya sendiri. Baru saja kemarin kita memasuki tahun baru Islam, Tahun baru Hijiriah. Dari namanya saja sudah tahu maksud mengenai tahun hijirah. Disinilah momen berbondong - bondong kita mengevaluasi diri kita dari hal yang kurang baik menjadi baik, dan baik menjadi lebih baik lagi.
Sudah menetapkan azzamnya kali ini ? Apa saja yang ingin kamu rubah ?
Saya pribadi kemarin mengemban sebuah misi sederhana di hari tepat satu muharram. Saya memiliki niat untuk mengatur waktu lebih efisien dengan menjaga pola makan, untuk beribadah tepat waktu dan juga serangkaian aktivitas yang penting lainnya. Saya menetapkan target dalam satu hari apa yang saya bisa lakukan dan selesaikan. Dan well, saya bahagia ketika hari itu saya berhasil menuntaskan hampir semua misi. Walaupun ada beberapa misi yang belum saya lakukan saya sudah cukup puas. Saya merasa ada sebuah pencapaian sederhana yang bisa saya lakukan untuk diri saya sendiri. Saya sendiri masih sering melakukan pemborosan waktu ketika hal - hal kosong terjadi. Biasanya kekosongan waktu terjadi ketika sebuah agenda terjadwal batal atau ada kejadian tak terduga, kayak mahasiswa yang dosen tiba - tiba dadakan tidak hadir dan segala macamnya. Saya melakukan upaya preventif untuk mengatasi kejenuhan dalam sebuah draft list, apa yang musti saya kerjakan. Misal, ada sebuah proyek tulisan yang belum selesai. Sebuah rapat yang belum tertunaikan SOP nya, rancangan yang belum selesai. Atau mengisi waktu luang bermanfaat. Jalan ke perpustakaan, toko buku melihat koleksi terbaru, membereskan kamar yang seperti kapal pecah dan masih banyak lagi. 
Hijrah lainnya yang paling utama adalah mengenai kedekatan kita pada Allah SWT. Kita seringkali mengevaluasi diri kita dalam perkara duniawi, hingga lupa bagian yang pasti kekal abadi yakni akhirat. Kita lupa mensisihkan sebagian rejeki kita untuk bersedekah dan berzakat barangkali, sehingga tanpa sadar rejeki kita sulit. Kita lupa mengoreksi ibadah kita, hapalan kita yang masih mentok disitu aja, dan hal lainnya. #iniselfnote banget buat saya pribadi.
Hal sederhana pada hijrah kali ini adalah saya membiasakan sholat tepat waktu dan menambahkan dengan sholat sunnah. Sebuah azzam yang saya ingin lakukan untuk diri saya sendiri. Mudah  - mudahan saya bisa melakukannya.
saya juga takut apa yang saya lakukan dianggap tidak baik, sombong, dan riya. Ini yang saya takutkan. Saya berusaha meluruskan selalu niat saya untuk melakukan sesuatu karena niat adalah hal paling essensial ketika kita melakukan sesuatu.
Jadi momentum apa yang bisa kita ambil dalam hijrah kali ini :
1. Hijrah perkara ibadah
2. Hijrah perkara sikap dan akhlak
3. Hijrah perkara pencapaian dan impian - impian kita

So, lets go for muhasabah :D


Semoga menginspirasi :)

 Well, beberapa hari ini saya sering mengamati berbagai komunitas, organisasi dan hal - hal yang berhubungan dengan interaksi. Tema leader atau kepemimpinan terngiang - ngiang di kepala. Apalagi ketika sharing dengan kaka kece, kak Diana yang jadi temen super sharing impian dan juga problem pribadi. Saya selalu dengar sharingnya atas ilmu kepemimpinan yang ia dapatkan di pelatihannya. “Leader itu adalah sosok yang membuat kamu lebih baik, tanpa kehadirannya kamu tetap termotivasi menjadi lebih baik” kira kira begitu seingat saya sih. Mohon koreksinya kakakku, kepada adikmu yang suka pelupa ini.
  Nah, kebetulan banget tadi siang. Saya menemukan film box movies di tv langganan. Awalnya punya planning buat ketemuan, jadi gagal karena penasaran sama film itu yang super keren. Film yang bergenre science fiction ini cerita tentang seorang bocah yang diikutkan dalam sebuah sekolah pertempuran antara manusia dan alien. Fiksi banget kan :) tapi disana saya menemukan banyak pelajaran dari runut cerita awal. Bahwa si tokoh utama ini sejak kecil di created menjadi pemimpin. Banyak sih, teori - teori yang membahas tentang seperti apa pemimpin yang baik itu. Tapi film ini pas sekali mengajarkan bahwa menjadi seorang leader itu tidak gampang, ada proses pembentukan yang terstruktur. Sejak awal hingga menuntaskan sebuah misi. Film ini mengambarkan secara jelas bahwa teori yang kita pelajari dibuku - buku leadership benar adanya.
  Saya menonton film tersebut, buru - buru langsung mengambil pena dan kertas mencatat poin apa yang didapat dari film itu. Masih banyak film heroik lainnya yang bisa kita ambil pelajaran. Seperti film Muhammad Al Fatih dan bukunya, itu juga mengambarkan proses menjadi pemimpin itu seperti apa melewati hal apa saja.

Ini beberapa catatan saya  dalam film yang berjudul "Ender's Game"

LEADER ITU DICIPTAKAN BUKAN DILAHIRKAN

  Seringkali kita berpikir mengenai bahwa ada sosok yang sejak kelahirannya ia adalah pemimpin. Padahal menjadi seorang pemimpin itu prosesnya panjang, dibentuk dengan berbagai tantangan dan proses yang cukup melelahkan. Tapi kita musti sadari, bahwa manusia lahir dimuka bumi menjadi khalifah, menjadi pemimpin. Ketika kita sadar akan itu kita akan berada ditempat sebaik - baiknya di dunia dan akhirat.

LEADER ITU MAMPU MENGENDALIKAN EMOSI, SPIRITUALITAS DAN INTELEGENSI YANG TINGGI

  Dari film yang saya dapatkan proses sosok Ender’s (bongkar nama tokoh) memiliki emosi yang labil ketika ia remaja. Seringkali ia di uji oleh mentornya dengan cukup keras. Ketika ia pura - pura dikeluarkan di sekolah pertempuran, sehingga ia merasa menjadi sosok yang gagal dan down. Ia tak ingin mengulangi kesalahan kakaknya yang sebelumnya dikeluarkan dari sekolah karena tak dapat mengontrol emosinya ketika menjadi komandan di sekolah tersebut, sehingga ia dikeluarkan. Padahal kakaknya juga memiliki potensi yang baik menjadi seorang pemimpin. Hanya karena tak bisa mengendalikan emosi ia gagal. Nah seperti itulah pemimpin, ketika seorang pemimpin tak mampu mengendalikan emosi, alhasil sebuah visi yang sudah dibentuk bersama tim akan buyar dan melakukan banyak kesalahan. Selain itu, seorang pemimpin memiliki spritualitas yang baik, yakni antara ia dan penciptanya. Sebuah emosi kompleks yang sangat super power bagi seorang pemimpin. Faith! Sebuah kepercayaan. Hal ini melingkupi sebuah ikhtiar, sabar, sikap pasrah dan hal lainnya. Setelah itu intelektualitas. Well, banyak yang mengatakan intelektualitas itu semerta - merta karena otak yang encer hasil dari keturunan. But, saya pribadi mengatakan intelektualitas itu sebuah kompleksitas yang komplit, bukan hanya mengandung kecerdasaan semata, melainkan juga kegigihan untuk belajar, berlatih, dan juga rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang baik dan kondisi fisik yang terjaga.
  Di film tersebut saya belajar, bahwa tokoh utama memiliki kelebihan. Ia sangat ingin tahu dibanding teman - temannya. Kemudian berjiwa besar untuk selalu belajar. Ada momen ketika ia naik tingkat lebih cepat, ia meminta teman satu timnya untuk mengajarinya menembak dan karate di waktu luang. Disaat teman - temannya yang lain asik bercanda dan juga bermain. It’s leader!

LEADER JUGA BUTUH CINTA

  Nah ini juga yang perlu kita pahami, saya mendapatkan catatan disini. Cinta adalah inspirasi dari seorang pemimpin. Why ? Dalam film tersebut, saya mendapatkan cerita bahwa ender tak pernah lepas berkomunikasi dengan keluarganya yang ada di bumi. Dalam ceritanya, sekolah pertempuran yang ia ikuti berada diluar angkasa. *Fantasi banget nih film*. Ia selalu berdiskusi dengan kakaknya seputar pelatihan yang ia jalani dan apa yang harus ia lakukan ketika dimintai banyak tantangan dan juga tekanan - tekanan yang ada disekitar. Yaps, leader juga manusia. Ia membutuhkan kasih sayang dari banyak orang. Tak hanya itu, problem ender ketika masuk sekolah pertempuran ketika ia disudutkan oleh teman- temannya karena kecerdasaan dan juga gurunya yang selalu membeda-bedakan perlakuannya dengan teman-teman. Ia sendirian, ia sendiri ingin menjadi komandan pertempuran. Hal yang ia tanyakan dalam hati setiap sendiri adalah bagaimana ia bisa membuat teman-temannya percaya bahwa ia mampu memimpin teman-temannya itu. Butuh cinta bukan ? Cinta itu melahirkan kepercayaan bukan ?

LEADER MEMILIKI TEAM YANG HEBAT

  That’s right! Kita sering salah menafsirkan. Ketika ada sebuah kemenangan kita seringkali menganggap pemimpin lah yang menjadi icon kemenangan. Padahal bukan, melainkan kemampuannya untuk mengenali potensi team yang ia pimpin. Ia memiliki empati yang tinggi untuk tahu kekurangan dan kelebihan. Dalam salah satu scene ditayangkan, Ender dipercaya memimpin sebuah pasukan yang namanya selalu kalah. Pasukan itu bernama pasukan Naga. Ia bahkan memilih teman hatersnya untuk bergabung di team. Bukan semata - mata melihat apa yang dilakukan teman yang tidak suka padanya itu, tapi potensi untuk sama - sama untuk mencapai misi itu. Selain itu, dia leader yang berhasil membuat para teamnya merasa dianggap, berpotensi merasa menjadi leader untuk memegang kendali diri mereka sendiri. Ender dalam hal ini hanya memberikan rekomendasi dan saran, ia menerima segala kritikan dan juga anjuran dari anggota teamnya. Sampai akhirnya simulasi peperangan untuk pertama kalinya mereka menangkan dengan cara teamwork. Keren !

LEADER MENGENALI MUSUH ATAU RIVAL LEBIH DARI APAPUN

  Seorang pemimpin yang baik itu mampu mengenali siapa musuhnya, siapa yang harus ia percayai dan siapa yang harus dihindari. Ada milyaran manusia yang memiliki kombinasi unik dari sikap, fisik, visi dan hal lainnya. Mencari team bukan perkara gampang. Bahkan barangkali rival yang paling sering kita temui. Nah, karena dalam hal ini adalah sebuah cerita pertempuran. Rival. Kita akan membahas, seorang pemimpin yang bertemu dengan rival. Dalam film ini, rival komandan Ender adalah alien tersebut. Alien itu datang ke bumi untuk mengambil air sebagai sumber kehidupan mereka. Tapi ternyata menghancurkan sendi - sendi kehidupan manusia. Dalam sekolah pertempuran pun, mereka diajarkan untuk membenci formic, nama alien yang mereka sematkan. Pada kenyataannya, Ender terpilih bukan karena ia mampu memimpin, melainkan karena Ender berpikiran seperti musuh. Ia selalu menerapkan strategi dan berusaha berpikir sama seperti yang musuh pikirkan. Mentornya juga mengatakan, hal unik yang dimilikinya adalah ia mampu berpikir dan mengenali orang lain melebihi oranglain mengenal dirinya sendiri. 

LEADER ITU SANGAT PEKA DAN BERPERASAAN
  Ada sesi, Ender menangis karena ia tak mengetahui simulasi terakhir untuk menjadi kapten kapal luar angkasa melawan formic itu adalah nyata. Bukan simulasi. Dengan team hebat yang ia miliki dan disaksikan para mentor dan juga pendahulu yang memenangkan pertempuran. Ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan salah, ia mengorbankan banyak awak kabin di pesawat lain untuk melindungi sebuah senjata paling hebat untuk menghancurkan planet alien tersebut. Ia begitu marah kepada mentornya karena tak memberi tahunya. Sampai ia mengatakan, “aku tak peduli dengan kemenangan ini. Yang paling penting bagi diriku adalah bagaimana proses aku memenangkan ini” yaps, ia berpikiran bagaimana meminimalisir orang berkorban karena sebuah ambisi belaka. Selain itu pada sesi terakhir, hanya ia yang mampu berkomunikasi dengan formic sampai berderai air mata karena tahu bahwa musuhnya juga ingin hidup . Hingga akhirnya sang komandan ini berpikiran untuk mencarikan planet baru yang akan ditempati formic tersebut, karena sebelumnya Ender bersama team sudah menghancurkannya.

LEADER MEMILIKI MENTOR

  Lanjut, seorang pemimpin itu membutuhkan mentor. Seorang guru yang mengingatkan dan mengajarkan hal baru dan juga meluruskan hal yang salah.
  Seorang leader juga pembelajar sejati. Ia belajar banyak hal dalam lingkungannya, oranglain, bahkan tindakan yang ia lakukan. Mentor juga menfasilitasi apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Mengingatkan apa yang harus diingatkan.
  
  Ini tujuh poin catatan keren yang saya dapatkan dari film itu. Sebenarnya juga terinspirasi beberapa buku biografi para leader yang belakangan ini saya baca. Barangkali akan ada kesempatan untuk saya mereviewnya.
  Well, bila kita ingin menjadi pemimpin. Buatlah dirimu menjadi pemimpin. Berpikirlah layaknya pemimpin. But, mungkin juga ada masanya kita menjadi pengikut. Ketika itu manfaatkan situasi itu untuk memimpin diri sendiri dahulu. Bukankah leader yang hebat dimulai dari ia menghebatkan dirinya dahulu ?

Semoga menginspirasi
------
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.
Tradisi pertanyaan yang sering kita dengar. Hai kamu, para mahasiswa tingkat akhir bosankah mendengar pertanyaan itu ? Jujur saja. Akhirnya saya juga merasakan demikian. Hingga pada akhirnya ketika saya kumpul - kumpul keluarga, sampai menceletuk ke tante saya. “Kapan sih cucuku itu lulusnya ? Kayaknya main-main aja, jalan jalan terus. Ke sini lah situlah”. Saya mendengar penyampaian tante tentang pertanyaan eyang tentang saya, yang bikin saya jadi bergidik. Waduh, memang belum waktunya ditanyain begitu. Karena memang belum. Saya masih berada di tahun ketiga perkuliahan. Akhirnya tante saya senyum - senyum, Saya juga senyum - senyum, Jadi senyum - senyuman deh.
Lalu waktu bergerak, dan kali ini memang momennya sebuah antrian pertanyaan “kapan lulus elu ?” telah hadir. Timeline sosial media akan dipenuhi berbagai macam foto wisuda teman-teman. Baik itu temen SD, SMP, SMA bahkan temen sekelas kita. Ayo coba deh check ricek. Nah, kalau saya belum semuanya terjadi *ketawa lebar disimpen. Tapi sudah menunjukkan tanda-tanda. Ada beberapa teman yang mengambil diploma, atau dulunya mengikuti program akselerasi sudah menunjukkan raut rona bahagianya di foto - foto profil yang ada di sosial media. Undangan bergilir dari senior terdekat untuk menghadiri wisudanya sudah ngantri. Haha dan ....dari tadi saya hanya deskripsi kejadian yaa. Tapi begitulah adanya.
Well apapun itu, ternyata ada benarnya kata senior yang mengatakan bahwa pertanyaan kapan lulus itu nyeseknya bukan main haha. Pertanyaan yang ingin simpen didalam kulkas biar beku dan ga ditanyain lagi. Sakingnya ! Hahaha. Tapi gak ngaruh tuh bagi kamu yang punya arah tujuan dan target yang jelas dalam hidup. Alias gak akan terlalu menekan hati kamu yang terdalam.
Cukup diakui, tahun - tahun akhir adalah masa penuh dilema. Kalau yang ga dilema, wah .. Mapan banget hidupnya yak! Atau emang ga mikir sama sekali. Coba pikir deh, bagi kamu yang barangkali baru menjajal dunia perkampusan hanya segelintir yang memikirkan mau kemana, ngapain aja, dan apa yang harus dilakukan ? Masih mengikuti arus perkampusan, kalau temen-temen ngampus. Kita ngampus juga, yang lain nongki ikutan juga. Organisasi ikut-ikut juga. Duhh .. Ada yang masih begitu ? Ancung jari dah.
Seharusnya planning itu sudah dirancang sejak awal kuliah, pertanyaan yang musti dijawab ini nih *mau ngapain, *mau kemana, *apa yang harus dilakukan..
Di masa transisi ini sebenarnya masanya kita belajar untuk lebih dewasa bersikap, menahan hal yang perlu dipertahankan. Terutama hal - hal yang berkaitan dengan masa depan. Misalnya, pekerjaan yang cukup menjanjikan atau hal yang sudah kita bangun. Tapi bukan hanya itu, kita juga harus berpikir ulang apa yang dikerjakan sekarang berdampak baik untuk kedepan atau hanya menghabiskan waktu kita saja.
Di waktu ini juga diharapkan bisa berpikir lebih realistis dari sebelumnya. But, walau begitu saya berharap temen - temen adalah orang yang selalu berpegang ama prinsip. Because, masa - masa ini temen - temen akan di uji akan idealismenya oleh berbagai permasalahan - permasalahan yang terjadi.
Di tengah kebimbangan yang terjadi, tekanan batin yang barangkali lebih luarbiasa dibanding masa - masa sebelumnya ini saatnya kita lebih berhati - hati berpikir dan bersikap. Satu lagi, be calm. Semua akan terlewati. Selalu ingat dan katakan dalam hati “hal yang sulit ini bakal kita lewati kok, jadi lakukan apa yang perlu dilakukan dengan tenang” . Saya sendiri melakukan berbagai macam cara untuk menenangkan diri. Misalnya travelling singkat, dekat - dekat. Bisa juga mengunjungi tempat - tempat yang barangkali belum disinggahi. Menemukan experience baru yang menambah ide dan juga relasi. Rileksasi di masa seperti ini penting sekali, karena kalau kita ga bagus menikmati masa - masa penuh hal dilematis. Kita seringkali salah memilih, karena pikirannya tidak fresh dan kurang piknik * bahasa temen gitu *
Selain itu, perbanyak ibadah dan juga mendekatkan diri pada Allah SWT. Yakinkan dalam hati untuk kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini masa nya kita bersabar, berikhtiar dan tawakal menjalani proses menuju masa depan.

Mungkin ini sharing singkat sekaligus curhatan saya, sebenarnya cerita diatas sebagian besar adalah kondisi saya dan teman - teman sekeliling saya *yang ngerasa temen saya ya hehe

Semoga menginspirasi


-----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates