facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • About Me
  • Life Style
    • Self Improvment
    • Financial Talk
    • Women Talk
    • Parenting
    • Education
    • Eco Living
  • Travel Content
  • My Project
    • Digital Writing Studio
    • Lampung Digital Academy
    • ThinkMe Project
  • Disclosure
  • Contact

Melati Octavia Journal



Bicara produktivitas itu sama halnya bicara tentang karya. Sejauh ini sudah berapa langkah karya yang sudah kita lakukan ? setidaknya untuk kemajuan diri kita sendiri. Ada inspirasi menarik yang saya dapatkan hari ini dalam discussion class , English club di fakultas saya. Tell about your ability ?
Tak banyak orang yang bisa menjawab hal demikian dengan lugas dan cermat. Hal ini berkaitan dengan habits dan kebiasaan kita tentunya kan. Mengenal diri sendiri tidak mudah. Proses demi proses kita jalani hingga sampai di titik “IT’S ME” .

Well, tulisan ini sebenarnya menasehati saya juga. Seberapa jauh produktivitas saya menghasilkan karya. Seberapa disiplinkah saya berbuat sesuatu setidaknya untuk hal terkecil.
 Saya punya penyakit bernama pemalas. Saya akui itu, mungkin orang terdekat saya tahu. Ada beberapa pekerjaan yang saya sangat perlu diingatkan, karena salah satu kekurangan saya, pelupa! Saya menyadari hal itu, orangtua saya juga sering sekali menasehati saya berkali – kali. Namun dalam hal ini, saya senantiasa ingin memperbaiki diri. Salah satu caranya “sadar diri” termasuk menjawab pertanyaan dalam judul tulisan ini.
Salah satu penyakit saya, ketika saya tidak menemukan agenda yang penting dan segera pada suatu hari. Ada sinyal jahat dipikiran saya, its your day Mel ! hari saya buat melakukan sesuatu sesuka saya. Pada akhirnya saya melupakan berbagai agenda yang benar – benar waste time ! Menasehati memang mudah daripada mendengarkan dan melakukan nasehat ya reader’s hehe.
But, saya punya cara untuk merubah itu semua. Saya mendapatkan sebuah konsep bahwa ketika tubuh dan pikiran kita bekerja, kita akan senantiasa produktif. That’s way, bila kita melakukan sesuatu akan ada sebuah hal baru yang kita pikirkan untuk berbuat lebih. Misal saya mendapatkan ide beberapa tulisan ataupun mengingat agenda – agenda ketika saya beraktivitas baik itu belajar di kampus, mengerjakan pekerjaan seorang wanita dirumah (bersih – bersih dll) dan juga kegiatan lain. Ternyata kinerja otak begitu, bila kita senantiasa melatih untuk senantiasa melakukan sebuah pekerjaan. Kita akan terlatih berbuat sesuatu dan berpikir sesuatu. Ala bisa karena biasa :D
Bila kita mengikuti hawa nafsu untuk malas, maka hal yang terjadi adalah otak kita akan memerintahkan kita untuk malas dan tidak melakukan aktivitas. Hanya termenung, terdiam, tidak melakukan banyak hal. Lalu, tentunya akan ada waktu yang terbuang sia – sia !
Coba kita pikirkan, kita diberikan Tuhan waktu yang sama 24 jam. Mengapa ada orang yang sukses dan yang tidak ? kenapa ada orang yang lebih kaya sedangkan ada yang tidak ? bukannya modal yang diberikan sama ?
Bahkan ada orang yang barangkali “maaf” tidak memiliki kelengkapan seperti kita, baik itu tubuh, harta, keluarga. Tapi ia mampu sukses dibanding kita. Itu catatan buat diri saya juga.
Satu hal yang membedakan kita dengan mereka. PRODUKTIVITAS !
Mereka melakukan banyak hal dan bermanfaat bagi banyak orang. Menulis, berkarya, menimba ilmu, melakukan berbagai kegiatan, dan mengatur jadwal mereka untuk “bersenang – senang” dengan baik.
Sejauh ini banyak tidaknya produktivitas kita itu di tentukan oleh apa yang kita lakukan untuk waktu kita. Ada yang barangkali karyanya dikenal, ada pula yang ternyata diam – diam melakukan sesuatu sedikit banyaknya berguna bagi oranglain. Ga ada yang sia – sia disini. Kita sebagai manusia, bisa memilah tentunya mana hal – hal yang seharusnya kita lakukan, mana yang tidak.

Ini tips untuk teman – teman untuk selalu produktif :

1.    Kenali diri ( minat, bakat, dan potensi )
2.    Membuat jadwal kegiatan setiap hari baik yang terkecil dan yang paling penting, ( walau hanya nyuci pakaian ataupun bertemu teman )
3.  Memiliki option kegiatan produktif lainnya, misalnya beberapa agenda yang sudah kita laksanakan cancel. Misalnya saya ada rapat atau perkuliahan yang dibatalkan, isi kegiatan dengan hal lain dengan ke perpustakaan, berdiskusi dengan teman, membaca buku, menulis dll, buatlah sebuah skema prioritas setiap hari apa yang seharusnya dilakukan
4.   Senantiasa mengupgrade diri dengan mengikuti berbagai kegiatan. Hal yang terpenting dalam menyikapi masalah itu adalah mindset kita.
5.    Berani mengatakan tidak untuk hal – hal yang menganggu produktivitas.
6.    Disiplin ! disiplin itu bukan ketika kita melakukan sesuatu setiap hari. Melainkan melakukan satu hal yang konsisten kamu lakukan. Misalnya, seperti saya memiliki komitmen untuk menulis di blog saya walaupun dalam seminggu hanya menulis beberapa posting. Disiplin itu, ketika kita menepati janji yang sudah kita buat dan juga janji yang sudah kita buat bersama oranglain.
7.   Jangan malas ! ini syaitan . mari istighfar :D
8.   Belajar dengan orang – orang produktif lainnya, berkumpul dan bertemanlah bersama mereka.
9.  Buatlah hal - hal baru dan menarik setiap harinya untuk dicoba untuk menambah pengalaman kita.
Masih banyak hal lain yang sekiranya bisa meningkatkan produktivitas kita. Hal yang terpenting adalah berkarya, berkarya, berkarya. Apa yang bisa kamu kontribusikan untuk hidupmu, oranglain, dan tentunya menunjang masa depan kita !

Let’s be productive people guys !
---------

Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep inspiring!
Bertepatan 10 November adalah hari pahlawan nasional. Semua tema di berbagai media menjadikan momen ini sebagai trending topic. Pahlawan atau yang dikenal dengan Hero dalam Bahasa inggris adalah sosok ideal yang kita kenal sejak kecil. Penggambarannya adalah sosok yang baik, ksatria, membela kebenaran, memiliki perjuangan yang tinggi untuk membela kaum yang tertindas. Kita di Indonesia memaknai hari ini sebagai hari dimana kita mengenang pahlawan – pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Disini saya tidak ingin bercerita sejarah. Tapi esensi nilai – nilai kepahlawanan yang kian lama terbelok, tersamar, bahkan tersalahartikan oleh kita. Impian kecil, kita barangkali melihat sosok – sosok heroic di kartun dan movies channel tentang spiderman, hero – hero man yang diangkat dari tokoh fiksi novel ataupun komik. Penggambaran sosok yang memiliki kekuatan super kemudian membela kebenaran.  Saya berpendapat, keberadaan sosok – sosok itu menggambarkan kita mengelu – elukan sesuatu yang tidak pasti keberadaannya, sosok tokoh yang semu. Padahal bila kita mau mengulik sejarah lebih jauh, kita akan menemukan banyak sosok realistis yang benar-benar ada dan patut diteladani. Walaupun dalam setiap cerita tokoh fiksi tersebut ada nilai – nilai tersirat, alangkah baiknya kita telusuri banyak pengetahuan dari pahlawan – pahlawan yang nyata dikehidupan kita.
Esensi nilai kepahlawanan kali ini menurut saya adalah bagaimana kita sendiri menjadi pahlawan untuk diri kita. Setidaknya mengawali dari kehidupan kita yang tak jelas, kemudian jelas. Banyak dari kita tak sadar bahwa dalam dirinya ada sosok pahlawan. Kita jauh – jauh memandang sesuatu dari luar, tapi kita sendiri tak mampu untuk menjadi pahlawan diri kita sendiri. Setidaknya untuk memperjuangkan kebahagiaan keluarga kita, orang – orang disekitar kita, menebar kebaikan untuk banyak orang dari hal yang kecil. Kita sering mengabaikannya.

“ Semakin besar kemampuanmu, semakin besar tanggungjawabmu,” Kakek Peter Parker dalam sequel Spider-Man.

Yapss.. ketika kita memiliki kemampuan dan potensi. Di setiap potensi yang kita miliki memiliki nilai tanggungjawab didalamnya. Baik harta, kedudukan, dan juga ilmu. Orang yang berlebih harta, memiliki tanggungjawab juga untuk membantu orang – orang yang kekurangan. Begitupula ilmu, sesuatu hal yang belum dibagikan kepada orang banyak “ilmu” tidak berarti apa – apa bila hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Saya mengingat kata – kata itu. Sehingga apabila kita merasa ada sesuatu yang berlebih dari diri kita. Segeralah berbagi kepada orang – orang kekurangan dari apa yang kita miliki. Setiap kita adalah pahlawan, setiap potensi memiliki tanggungjawabnya.
Di momen pahlawan ini, semoga kita dikemudian hari menjadi sosok – sosok yang dikenang dan menginspirasi. Diawali dari kita menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri, kemudian keluarga kita, orang – orang yang mencintai kita dan sekitar kita . Kemudian menjadi pahlawan bagi nusa, bangsa, dan agama kita. InsyaAllah.
------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

Keep Inspiring!


 
Ide judul ini terlintas ketika beberapa pekan saya berkutat pada berbagai permasalahan organisasi dan komunitas baik itu yang nyata, maya, dan curhatan tetangga. Ketika saya flashback pribadi saya dulu, saya cekikikan sendiri menyaksikan saya dahulu yang sangat ego, sulit mendengarkan, ingin melakukan sesuatu sempurna dan dominan. Walaupun barangkali, menurut saya masih ada jejak – jejak demikian. Saya berharap banyak dari diri saya saat ini untuk lebih toleran ketimbang dahulu. 
 
Tapi memang ada sebagian orang yang mengalami fase tersebut sampai pada akhirnya sadar. Fase ini adalah fase kita menemukan jati diri, ambisius dan dorongan untuk melakukan terbaik yang mengebu – gebu. Sehingga ketika berada pada tempat untuk menjadi pemimpin kita cenderung menjadi pribadi otoriter, semaunya, dan sulit menerima. Ini karena kita merasa menjadi pribadi yang full, pribadi 100%. 100% yang paling tahu, 100% paling hebat dan paling benar.

Di mana pun itu, memberi itu lebih mudah loh ketimbang menerima apalagi untuk sebuah keputusan atau pendapat. Benar gak ? Terkecuali menerima THR kali haha, keluar duit lebih susah ketimbang nerima duit hehe intermezzo.
 
So, tentunya setiap dari kita pasti semuanya ingin didengarkan.

Judul ini sebenarnya hasil evaluasi saya dengan diri sendiri dan juga sebuah konsep yang saya dapatkan dari renungan perbaikan yang saya lakukan. Maksudnya menjadi pribadi 10% adalah sebuah mindset kita pada diri kita sendiri bahwa pencapaian dan apa yang kita dapatkan itu masih dalam 10%.
Sehingga ketika kita selalu beranggapan diri kita sudah mendapatkan banyak rejeki, baik itu ilmu, berkah limpahan harta, dan juga pencapaian. Kita masih perlu meningkatkannya kembali. Artinya menjadi pribadi yang haus, tidak mudah puas diri, dan juga senantiasa meng-upgrade dirinya.

Contoh, ketika saya mengikuti seminar yang limited. Pulang – pulang bawa ilmu. Mindset yang langsung saya tekankan “Ilmu tadi masih 10% mel masih ada 90% lagi kamu untuk kembali mendalaminya” atau sebuah pencapaian ketika ada beberapa orang yang berbaik hati memuji kita. Sampaikan dalam pikiran, “ apa yang kamu lakukan masih 10% mel, masih banyak yang harus dilakukan mel .. jangan puas diri dulu”
So, ketika kita selalu menempatkan diri menjadi pribadi 10% kita akan menjadi manusia yang tawadhu. Karena senantiasa berpikiran bahwa apa yang kita miliki belum seberapa, masih sedikit. Banyak yang tidak tahu daripada yang tahu. Sehingga kita selalu mendengarkan oranglain, tidak ego dan juga menjadi pribadi semangat untuk berbuat baik dan memperbaiki diri.

Jadi manusia 10% bukan berarti menempatkan diri kita menjadi orang yang rendah diri. Saking, kebablasannya memikirkan untuk menjadi pribadi 10%. Kita sendiri malah tidak menghargai apa yang kita punya. That’s wrong! Bagilah 10% yang kita miliki itu kepada orang lain terutama ilmu. Tempatkan diri kita sesuai dengan kemampuan kita. Karya kita yang lahir yang kita anggap masih 10% jadikan motivasi untuk memenuhi 90% lagi, kemudian berbagilah 10% pencapaian, karya dan kontribusi itu menjadi berlipat lipat untuk oranglain. Berharaplah begitu.

InsyaAllah ketika mindset itu senantiasa kita camkan dalam hati. Kita akan jadi pribadi rendah hati, menerima pendapat oranglain, senantiasa memperbaiki diri, Allah akan menghadirkan orang – orang dan rejeki yang tak terduga dari segala arah untuk memenuhi 90% itu lagi.

----------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 Keep Inspiring!


Menjadi berbeda. Barangkali kita melupakan hal ini. Lebih cenderung menyamakan diri, mensamaratakan pribadi kita dengan orang lain. Memang karakter manusia seperti itu. Dalam buku psikologi yang pernah saya baca, manusia akan membuka diri pada orang lain apabila menemukan kesamaan dirinya dengan orang yang baru dikenalnya untuk membangun komunikasi.
Tapi sampai mana, batasan “sama” itu harus ada?
Sekedar flashback, pelajaran favorit saya ketika SMA khusus mata pelajaran sosial adalah pelajaran sosiologi. Saya ingat ada sebuah materi mengenai penyimpangan sosial bagi seseorang yang suka menirukan atau membuat dirinya sama dengan oranglain. Dalam hal ini, seperti menjiplak cara berpakaian, tata tubuh hingga operasi tubuh dan hal lain. Mungkin readers dapat menyebutkan kasus – kasus peniruan yang ekstrim yang bisa teman - teman googling sendiri. So, perlu disadari menjadi “Sama” banget itu kita sudah masuk ranah sakit jiwa loh. Oh No!
Menjadi berbeda itu seperti apa ? Unik. Hal yang saya akan coba tuangkan tentang berbeda adalah mengenai potensi diri, kepribadian, dan juga pilihan hidup.
Saya rada rada takut juga menuliskan dan membahas hal ini, karena tidak ingin salah menafsirkan makna berbeda hingga keluar dari jalur pemikiran yang benar. Berbeda yang saya maksud dalam hal ini adalah bahwa manusia dari awal sudah diciptakan unik. Perbedaan wajah, bentuk tubuh, warna suara, dan keunikan lainnya yang Allah karuniakan pada kita. Selain itu kita juga memiliki potensi dan keunggulan dasar yang berbeda dimasing – masing pribadi. Kekurangan dan kelebihan yang berbeda juga kan.
Tapi kita seringkali tidak bersyukur dengan apa yang Allah berikan pada kita dengan kita menirukan oranglain dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan yang ia miliki.
Kita memerlukan waktu dan proses untuk mengenal diri kita sesungguhnya. Sejak kita lahir kemudian bertumbuh. Sebenarnya kita mengalami proses pembentukan diri yang dibentuk oleh orangtua, lingkungan, adat istiadat, dan nilai – nilai yang kita adopsi disekeliling kita.
Namun ada perlu disadari, ketika kita masuk fase remaja. Kita sendiri sebenarnya bisa mengatur dan juga membentuk diri kita sendiri ingin seperti apa. Karena di fase ini, setidaknya kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Disinilah, masanya kita dapat membentuk diri kita menjadi pribadi – pribadi yang baik, berpotensi dan unik.
Menjadi berbeda tidak mudah. Akan ada yang selalu menghakimi segala pilihan yang kita pilih. Contohnya seperti kita yang lebih memilih belajar, ketika teman – teman mengajak kita untuk bermain. Kita memilih untuk berorganisasi ketimbang sibuk hanya mengurusi diri sendiri. Coba teman – teman lihat disekelilingnya, kita banyak menemukan sebuah sekat -sekat sendiri – sendiri tentang siapa orang lain dari apa yang ia kerjakan. Yang barangkali suka seni, akan cenderung melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan karya seni dan juga pentas – pentas. Teman – teman yang memiliki minat di politik, tentu akan berkutat pada ranah tersebut. Intinya, jadilah kamu yang berbeda, unik, dan berpotensi. Everyone know absolutely you!
Hal yang sulit bagi kita saat ini bukan ketika menjalaninya. melainkan mencari tahu diri kita sesungguhnya  seperti apa dan harus bagaimana ? Benar tidak ? tidak semua orang yang mengenal dirinya dengan cepat. Ada yang melewati ribuan tantangan, dan juga waktu untuk sadar apa yang akan dilakukan.
Masih banyak loh, diantara kita ketika ditanyai ingin seperti apa di masa yang akan datang.. menjadi manusia gagap tiba – tiba. Loh ! Apa yang terjadi ? kita terlena dengan kata orang lain ketimbang kata hati diri kita sendiri. Kita mudah terbawa arus, arus yang kita ga tahu ternyata membawa kita ke jurang bukan ke puncak tertinggi.
So, semoga tulisan ini mudah mudahan membantu teman – teman menemukan dirinya dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengenal diri kita. Beberapa hal dibawah ini, sebagian besar sudah saya lakukan dan ahamdulillah memudahkan diri saya untuk melakukan banyak perubahan – perubahan walau terkadang banyak yang bilang saya belum fokus hehe. Tapi saya berpikir, setidaknya saya sudah berada dalam proses pengenalan diri yang cukup baik.
Hal yang perlu dilakukan :
1.    Tekunilah sesuatu yang menjadi bagian jiwa, kalau kita bilang hobi. Tentukan tiga teratas, kegiatan dominan yang biasa kita lakukan dalam hidup kita lalu kemudian gelutilah dengan baik. Mulai dari lingkungannya, pembelajarannya, lalu latih.
2.    Seringlah berkumpul dengan orang banyak. Bila kita pribadi yang introvert, kita bisa berdiskusi dengan orang yang kita percayai untuk bercerita tentang impian, masa depan yang kita inginkan. Kemudian minta pendapatnya.
3.    Jadilah pribadi yang terbuka menerima kritik dan saran, serta pribadi yang senantiasa mendengarkan.
4.    MAKE A PLAN ! Lakukanlah segala sesuatu dengan rencana. Baik rencana jangka pendek hingga panjang. Tak perlu menatanya dengan sangat sulit, cukup menuliskan prioritas – prioritas yang ingin kita lakukan. Sampai kegiatan liburan juga di rencanakan dengan baik.
5.    Selalu luangkan waktu “me time” untuk merenung, mengenal, barangkali dengan berdiskusi dengan buku harian tentang pribadi sendiri. Kadang aktivitas bersama orang lain membuat kita jadi pribadi yang labil karena terlalu saklek untuk mendengarkan “apa kata orang” ketimbang kata hati sendiri. Jadikan apa yang orang sampaikan tentang kita untuk kita sebagai pembelajaran, saran, atau pertimbangkan bukan keputusan. Karena keputusan hidup kita ada di tangan kita sendiri
6.    Seringlah ikut kegiatan pengenalan potensi diri, leadership atau training – training.
7.    Bacalah buku – buku yang berdampak positif untuk kehidupan kita
8.    Selalu lah berniat baik untuk melakukan sesuatu.
Pada dasarnya ada beberapa hal yang membentuk pribadi kita, diantaranya buku yang kita baca, pergaulan yang kita tekuni, dan juga kebiasaan – kebiasaan yang kita lakukan.
Menjadi pribadi berbeda dan berpotensi itu akan melewati tahap – tahapan. Pada dasarnya kehidupan kita adalah bagaimana kita mengenal diri kita.

So, Be different! It’s part of step for you to be success in future!
------------------
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

KI Pekanbaru SDN 140

Kali ini saya ingin mencurahkan sebuah pemikiran dan perasaan yang saya rasakan. Diantara dilema yang luarbiasa antara fakta dan batas pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang. Saya ingin bercerita bahwa dari kecil saya memiliki cita – cita begitu unlimited. Berubah – ubah sesuai kondisi, mudah terinspirasi dengan banyak hal terutama apa yang disampaikan guru. Kuat sekali diingatan saya pada saat saya duduk di sekolah dasar saya begitu terinspirasi dengan sosok pahlawan dan juga pemimpin kala itu. Pelajaran kewarganegaraan dan karakter sangat saya sukai. Sehingga pada suatu ketika saya mendapatkan tugas membuat esai cita – cita, tanpa sadar saya menuliskan cita – cita. “Andai aku menjadi presiden”. Entahlah, banyak impian yang saya tuangkan untuk negeri kala itu. Dari sekelumit pengetahuan yang dimiliki oleh seorang anak SD. Tapi ternyata hingga saat ini, semangat itu belum padam. Setidaknya orentasi untuk membuat sesuatu hal untuk negeri itu menjadi begitu membuncah.
Diantara keterbatasan keluarga yang saya miliki, sekelumit problema yang saya alami. Dalam dasar hati, ada sebuah percikan semangat yang tak pernah padam untuk berbuat sesuatu untuk oranglain. Sejak Sekolah dasar, berorganisasi adalah sebuah aroma candu yang saya rasakan, hobi yang saya geluti. Disamping kepribadian saya yang dulu sangat pediam “kata orang dulu”. Beberapa hari ini, saya mengikuti sebuah pelatihan nasional kepemimpinan yang diselenggarakan di Universitas Sriwijaya. Walau sebelumnya saya pernah mengikuti pelatihan beberapa bulan lalu yakni Forum Indonesia Muda. Kali ini, saya seperti mencharger kembali semangat – semangat idealis yang mulai goyah terkena makan usia dan semester yang kian mengusik untuk diselesaikan. Pertanyaan kemanakah jalanku selanjutnya ? apa yang harus saya lakukan . Mengiang – ngiang dipikiran. Saya teringat janji janji saya pada diri sendiri untuk berbakti pada kebaikan untuk bangsa, Negara dan agama.
Apalagi mendengar doa yang tak sengaja terdengar dari seorang ibu yang bersimpuh dihadapanNya tentang hal itu. Tak absen, percikan air mata selalu meleleh mendengarnya. Keteguhan kini berbeda ketika dulu kecil yang hanya bisa menyimak dan terinspirasi dengan mudahnya. Kali ini sebuah getaran wujud dari sebuah mimpi itu bukan hal mudah. Sebuah kata – kata “ kapan kamu bisa mewujudkannya mel, apakah kamu hanya berwacana ?” Ditengah orang – orang berlomba mendapatkan kedudukan terbaik di mata manusia. Kali ini saya sadar itu tujuan yang berbelok. Pada dasarnya karya dan kebermanfaatan lah yang seharusnya menjadi pencapaian, bukan hal demikian.
Tak terbersitpun ingin mengorbankan idealism, tapi memang kali ini semua diuji. Dan memang apapun yang hadir diantara kita adalah ujian. Seberapa tangguh memilih dan melakukan, berbuat bertindak dan melakukan sesuatu hal. Semua kunci agar dapat melewatinya dengan baik adalah keyakinan. Bisa apa oranglain menghujam impian kita tiada batas, meragukannya, bahkan mencacinya apabila kita yakin membuktikan diri kita mampu mewujudkannya ? Bisa apa ?
Kita sering terlalu banyak mendengar kata oranglain, hingga lupa mendengar kata hati kita sendiri yang begitu yakin pada diri kita. Begitulah saya yang suka dan sedikit-sedikit dilemma hanya karena kata oranglain yang begitu menyebalkan. Toh, kita tidak menganggu hidupnya dan kita hanya perlu focus apa yang kita tuju. Kita hanya perlu mendengarnya secukupnya untuk hal – hal untuk dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki diri.
Saya bersedih, terlalu banyak hal yang saya tahu. Sehingga saya tak mampu untuk membantu. Resah rasanya ketika pikiran dan hati tahu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Pernahkah kamu merasakannya ?
Ketika kegiatan pengabdian masyarakat. Saya selalu bilang ke diri saya “mel liat itu mereka, keadaan mereka. Coba kamu bandingkan dengan kamu ? masihkah kamu mengeluh ?” Ada orang diluarsana yang kurang beruntung dibanding kita. Tapi kita seringkali lupa, masih mengeluh dan berkesah atas segala problema yang kita hadapi. Ternyata masih ada yang lebih seharusnya bersedih dari kita. Saya perihatin dengan kasus asap belakangan ini. Melihat tangis para penjaga hutan lindung ketika kawasan sesuatu yang dilindunginya terbakar habis. Tayangan televise yang menampilkan kekacauan, begitu banyak kesemerautan. Dan karena kegiatan lalu, dalam Sriwijaya Leaders Forum saya menyaksikan langsung sepanjang perjalanan darat menuju lokasi acara dan balik ke daerah asal hutan – hutan yang terbakar dan kepulan asap. Peringatan apa yang Allah berikan pada kita ? Bisakah saya berbuat sesuatu ?
Setidaknya menuliskan keresahan ini untuk membuat siapapun tergerak. Saya sendiri malu dengan diri sendiri, sejauh ini tak bisa berbuat banyak. Bantu saya teman, agar saya bisa menuntaskan janji ini.
-----
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
internet
Sebelumnya ada postingan mengenai keajaiban tulisan yang merupakan pengalaman pribadi saya rutin menulis dimulai dari kesukaan saya menulis. Tapi kali ini saya ingin share mengenai impact menulis lebih luas lagi selain hal pribadi yang saya dapatkan dari aktivitas menulis.
Sebelumnya, ada write challenge yang dibuat oleh teman dan musuh saya, Rezky Firmansyah.
Beliau membuat kompetisi untuk bergabung di sebuah grup facebook khusus untuk mendapatkan ilmu praktis menulis. Saya sendiri iseng menggunakan kata kunci yang beliau berikan. Tapi karena kata kunci itu, saya sendiri mendapatkan view yang jarang - jarang muncul. Hanya saya pendam dalam kepala saya, apa motivasi saya menulis.
Impian menjadi penulis sempat ada ketika masih kecil. Tapi dahulu saya penikmat literasi. Duduk disudut perpustakaan berlama-lama, menikmati lembaran rasa cinta pada kertas. Ketika sekolah, saya yang betah berlama lama menghabiskan bacaan diperpustakaan hingga lupa jam istirahat berakhir. Entah magnet apa buku itu membuat getaran yang sedemikian kuat pada diri saya.
Ternyata lebih dari itu, saya mendapatkan bahwa menulis itu mengubah cara pandang orang banyak tentang kehidupan. Bahasa berbagi yang paling tulus dan mudah untuk disampaikan hingga pelosok yang tak pernah kita tahu. Buku yang berisi tulisan adalah sebuah warisan sejarah. Saya ingat diskusi menarik menjelang sore pasca rapat sosial project komunitas. Saya mendengar sharing teman saya yang memiliki minat budaya yang tinggi, mengulik mengenai sejarah peradaban di Indonesia. Banyak sebuah kehidupan peradaban masa lampau yang lebih dahulu maju, karena ditemukan bahasa tulisan. Bahasa tulisan merupakan bagian dari majunya sebuah peradaban. 
Kembali saya buka cerita tentang fakta yang terjadi di dunia. Memang benar, lahirnya sebuah karya di sebuah negara, menentukan produktivitas masyarakat penghuni negara tersebut. Perkembangan pemikiran yang terjadi dan minat pengetahuan yang selalu berkembang sedemikian dinamis.
Jadi menulis, bukan perkara sederhana. Walaupun sebuah tindakan mungkin disepelekan. Kita tidak pernah tahu kan, kebaikan yang kita sampaikan melalui tulisan itu sampai kemana disampaikan. Bahkan mungkin masuk ke dalam kalbu pembaca. Menulis saat ini seperti investasi pahala ditengah derasnya teknologi yang memudahkan viral penyampaikan pesan lebih cepat, murah, praktis dan juga mempengaruhi.
Kenapa tidak kita manfaatkan untuk menyebarkan hal - hal baik ?
Ketika kita menulis, kita membuat Allah tersenyum. Masih ada hamba yang ingin berbagi, kalau saya katakan menulis adalah bukti cinta kita kepada Robb kita, bahwa firmanNya sudah disampaikan pada generasi selanjutnya.
Menulis juga bisa merubah dunia. Hanya karena tulisan sebuah negara bisa hancur dan bisa juga maju. Tergantung apa yang ia tulis dan apa yang berhasil ia pengaruhi.

Yuk berburu pahala melalui menulis :D

----- 
yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Topik hijrah selalu menarik bagi saya. Kalau saya sedang cuap - cuap, saya selalu mengangkat topik ini sebagai upaya saya menasehati diri saya sendiri. Baru saja kemarin kita memasuki tahun baru Islam, Tahun baru Hijiriah. Dari namanya saja sudah tahu maksud mengenai tahun hijirah. Disinilah momen berbondong - bondong kita mengevaluasi diri kita dari hal yang kurang baik menjadi baik, dan baik menjadi lebih baik lagi.
Sudah menetapkan azzamnya kali ini ? Apa saja yang ingin kamu rubah ?
Saya pribadi kemarin mengemban sebuah misi sederhana di hari tepat satu muharram. Saya memiliki niat untuk mengatur waktu lebih efisien dengan menjaga pola makan, untuk beribadah tepat waktu dan juga serangkaian aktivitas yang penting lainnya. Saya menetapkan target dalam satu hari apa yang saya bisa lakukan dan selesaikan. Dan well, saya bahagia ketika hari itu saya berhasil menuntaskan hampir semua misi. Walaupun ada beberapa misi yang belum saya lakukan saya sudah cukup puas. Saya merasa ada sebuah pencapaian sederhana yang bisa saya lakukan untuk diri saya sendiri. Saya sendiri masih sering melakukan pemborosan waktu ketika hal - hal kosong terjadi. Biasanya kekosongan waktu terjadi ketika sebuah agenda terjadwal batal atau ada kejadian tak terduga, kayak mahasiswa yang dosen tiba - tiba dadakan tidak hadir dan segala macamnya. Saya melakukan upaya preventif untuk mengatasi kejenuhan dalam sebuah draft list, apa yang musti saya kerjakan. Misal, ada sebuah proyek tulisan yang belum selesai. Sebuah rapat yang belum tertunaikan SOP nya, rancangan yang belum selesai. Atau mengisi waktu luang bermanfaat. Jalan ke perpustakaan, toko buku melihat koleksi terbaru, membereskan kamar yang seperti kapal pecah dan masih banyak lagi. 
Hijrah lainnya yang paling utama adalah mengenai kedekatan kita pada Allah SWT. Kita seringkali mengevaluasi diri kita dalam perkara duniawi, hingga lupa bagian yang pasti kekal abadi yakni akhirat. Kita lupa mensisihkan sebagian rejeki kita untuk bersedekah dan berzakat barangkali, sehingga tanpa sadar rejeki kita sulit. Kita lupa mengoreksi ibadah kita, hapalan kita yang masih mentok disitu aja, dan hal lainnya. #iniselfnote banget buat saya pribadi.
Hal sederhana pada hijrah kali ini adalah saya membiasakan sholat tepat waktu dan menambahkan dengan sholat sunnah. Sebuah azzam yang saya ingin lakukan untuk diri saya sendiri. Mudah  - mudahan saya bisa melakukannya.
saya juga takut apa yang saya lakukan dianggap tidak baik, sombong, dan riya. Ini yang saya takutkan. Saya berusaha meluruskan selalu niat saya untuk melakukan sesuatu karena niat adalah hal paling essensial ketika kita melakukan sesuatu.
Jadi momentum apa yang bisa kita ambil dalam hijrah kali ini :
1. Hijrah perkara ibadah
2. Hijrah perkara sikap dan akhlak
3. Hijrah perkara pencapaian dan impian - impian kita

So, lets go for muhasabah :D


Semoga menginspirasi :)

 Well, beberapa hari ini saya sering mengamati berbagai komunitas, organisasi dan hal - hal yang berhubungan dengan interaksi. Tema leader atau kepemimpinan terngiang - ngiang di kepala. Apalagi ketika sharing dengan kaka kece, kak Diana yang jadi temen super sharing impian dan juga problem pribadi. Saya selalu dengar sharingnya atas ilmu kepemimpinan yang ia dapatkan di pelatihannya. “Leader itu adalah sosok yang membuat kamu lebih baik, tanpa kehadirannya kamu tetap termotivasi menjadi lebih baik” kira kira begitu seingat saya sih. Mohon koreksinya kakakku, kepada adikmu yang suka pelupa ini.
  Nah, kebetulan banget tadi siang. Saya menemukan film box movies di tv langganan. Awalnya punya planning buat ketemuan, jadi gagal karena penasaran sama film itu yang super keren. Film yang bergenre science fiction ini cerita tentang seorang bocah yang diikutkan dalam sebuah sekolah pertempuran antara manusia dan alien. Fiksi banget kan :) tapi disana saya menemukan banyak pelajaran dari runut cerita awal. Bahwa si tokoh utama ini sejak kecil di created menjadi pemimpin. Banyak sih, teori - teori yang membahas tentang seperti apa pemimpin yang baik itu. Tapi film ini pas sekali mengajarkan bahwa menjadi seorang leader itu tidak gampang, ada proses pembentukan yang terstruktur. Sejak awal hingga menuntaskan sebuah misi. Film ini mengambarkan secara jelas bahwa teori yang kita pelajari dibuku - buku leadership benar adanya.
  Saya menonton film tersebut, buru - buru langsung mengambil pena dan kertas mencatat poin apa yang didapat dari film itu. Masih banyak film heroik lainnya yang bisa kita ambil pelajaran. Seperti film Muhammad Al Fatih dan bukunya, itu juga mengambarkan proses menjadi pemimpin itu seperti apa melewati hal apa saja.

Ini beberapa catatan saya  dalam film yang berjudul "Ender's Game"

LEADER ITU DICIPTAKAN BUKAN DILAHIRKAN

  Seringkali kita berpikir mengenai bahwa ada sosok yang sejak kelahirannya ia adalah pemimpin. Padahal menjadi seorang pemimpin itu prosesnya panjang, dibentuk dengan berbagai tantangan dan proses yang cukup melelahkan. Tapi kita musti sadari, bahwa manusia lahir dimuka bumi menjadi khalifah, menjadi pemimpin. Ketika kita sadar akan itu kita akan berada ditempat sebaik - baiknya di dunia dan akhirat.

LEADER ITU MAMPU MENGENDALIKAN EMOSI, SPIRITUALITAS DAN INTELEGENSI YANG TINGGI

  Dari film yang saya dapatkan proses sosok Ender’s (bongkar nama tokoh) memiliki emosi yang labil ketika ia remaja. Seringkali ia di uji oleh mentornya dengan cukup keras. Ketika ia pura - pura dikeluarkan di sekolah pertempuran, sehingga ia merasa menjadi sosok yang gagal dan down. Ia tak ingin mengulangi kesalahan kakaknya yang sebelumnya dikeluarkan dari sekolah karena tak dapat mengontrol emosinya ketika menjadi komandan di sekolah tersebut, sehingga ia dikeluarkan. Padahal kakaknya juga memiliki potensi yang baik menjadi seorang pemimpin. Hanya karena tak bisa mengendalikan emosi ia gagal. Nah seperti itulah pemimpin, ketika seorang pemimpin tak mampu mengendalikan emosi, alhasil sebuah visi yang sudah dibentuk bersama tim akan buyar dan melakukan banyak kesalahan. Selain itu, seorang pemimpin memiliki spritualitas yang baik, yakni antara ia dan penciptanya. Sebuah emosi kompleks yang sangat super power bagi seorang pemimpin. Faith! Sebuah kepercayaan. Hal ini melingkupi sebuah ikhtiar, sabar, sikap pasrah dan hal lainnya. Setelah itu intelektualitas. Well, banyak yang mengatakan intelektualitas itu semerta - merta karena otak yang encer hasil dari keturunan. But, saya pribadi mengatakan intelektualitas itu sebuah kompleksitas yang komplit, bukan hanya mengandung kecerdasaan semata, melainkan juga kegigihan untuk belajar, berlatih, dan juga rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang baik dan kondisi fisik yang terjaga.
  Di film tersebut saya belajar, bahwa tokoh utama memiliki kelebihan. Ia sangat ingin tahu dibanding teman - temannya. Kemudian berjiwa besar untuk selalu belajar. Ada momen ketika ia naik tingkat lebih cepat, ia meminta teman satu timnya untuk mengajarinya menembak dan karate di waktu luang. Disaat teman - temannya yang lain asik bercanda dan juga bermain. It’s leader!

LEADER JUGA BUTUH CINTA

  Nah ini juga yang perlu kita pahami, saya mendapatkan catatan disini. Cinta adalah inspirasi dari seorang pemimpin. Why ? Dalam film tersebut, saya mendapatkan cerita bahwa ender tak pernah lepas berkomunikasi dengan keluarganya yang ada di bumi. Dalam ceritanya, sekolah pertempuran yang ia ikuti berada diluar angkasa. *Fantasi banget nih film*. Ia selalu berdiskusi dengan kakaknya seputar pelatihan yang ia jalani dan apa yang harus ia lakukan ketika dimintai banyak tantangan dan juga tekanan - tekanan yang ada disekitar. Yaps, leader juga manusia. Ia membutuhkan kasih sayang dari banyak orang. Tak hanya itu, problem ender ketika masuk sekolah pertempuran ketika ia disudutkan oleh teman- temannya karena kecerdasaan dan juga gurunya yang selalu membeda-bedakan perlakuannya dengan teman-teman. Ia sendirian, ia sendiri ingin menjadi komandan pertempuran. Hal yang ia tanyakan dalam hati setiap sendiri adalah bagaimana ia bisa membuat teman-temannya percaya bahwa ia mampu memimpin teman-temannya itu. Butuh cinta bukan ? Cinta itu melahirkan kepercayaan bukan ?

LEADER MEMILIKI TEAM YANG HEBAT

  That’s right! Kita sering salah menafsirkan. Ketika ada sebuah kemenangan kita seringkali menganggap pemimpin lah yang menjadi icon kemenangan. Padahal bukan, melainkan kemampuannya untuk mengenali potensi team yang ia pimpin. Ia memiliki empati yang tinggi untuk tahu kekurangan dan kelebihan. Dalam salah satu scene ditayangkan, Ender dipercaya memimpin sebuah pasukan yang namanya selalu kalah. Pasukan itu bernama pasukan Naga. Ia bahkan memilih teman hatersnya untuk bergabung di team. Bukan semata - mata melihat apa yang dilakukan teman yang tidak suka padanya itu, tapi potensi untuk sama - sama untuk mencapai misi itu. Selain itu, dia leader yang berhasil membuat para teamnya merasa dianggap, berpotensi merasa menjadi leader untuk memegang kendali diri mereka sendiri. Ender dalam hal ini hanya memberikan rekomendasi dan saran, ia menerima segala kritikan dan juga anjuran dari anggota teamnya. Sampai akhirnya simulasi peperangan untuk pertama kalinya mereka menangkan dengan cara teamwork. Keren !

LEADER MENGENALI MUSUH ATAU RIVAL LEBIH DARI APAPUN

  Seorang pemimpin yang baik itu mampu mengenali siapa musuhnya, siapa yang harus ia percayai dan siapa yang harus dihindari. Ada milyaran manusia yang memiliki kombinasi unik dari sikap, fisik, visi dan hal lainnya. Mencari team bukan perkara gampang. Bahkan barangkali rival yang paling sering kita temui. Nah, karena dalam hal ini adalah sebuah cerita pertempuran. Rival. Kita akan membahas, seorang pemimpin yang bertemu dengan rival. Dalam film ini, rival komandan Ender adalah alien tersebut. Alien itu datang ke bumi untuk mengambil air sebagai sumber kehidupan mereka. Tapi ternyata menghancurkan sendi - sendi kehidupan manusia. Dalam sekolah pertempuran pun, mereka diajarkan untuk membenci formic, nama alien yang mereka sematkan. Pada kenyataannya, Ender terpilih bukan karena ia mampu memimpin, melainkan karena Ender berpikiran seperti musuh. Ia selalu menerapkan strategi dan berusaha berpikir sama seperti yang musuh pikirkan. Mentornya juga mengatakan, hal unik yang dimilikinya adalah ia mampu berpikir dan mengenali orang lain melebihi oranglain mengenal dirinya sendiri. 

LEADER ITU SANGAT PEKA DAN BERPERASAAN
  Ada sesi, Ender menangis karena ia tak mengetahui simulasi terakhir untuk menjadi kapten kapal luar angkasa melawan formic itu adalah nyata. Bukan simulasi. Dengan team hebat yang ia miliki dan disaksikan para mentor dan juga pendahulu yang memenangkan pertempuran. Ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan salah, ia mengorbankan banyak awak kabin di pesawat lain untuk melindungi sebuah senjata paling hebat untuk menghancurkan planet alien tersebut. Ia begitu marah kepada mentornya karena tak memberi tahunya. Sampai ia mengatakan, “aku tak peduli dengan kemenangan ini. Yang paling penting bagi diriku adalah bagaimana proses aku memenangkan ini” yaps, ia berpikiran bagaimana meminimalisir orang berkorban karena sebuah ambisi belaka. Selain itu pada sesi terakhir, hanya ia yang mampu berkomunikasi dengan formic sampai berderai air mata karena tahu bahwa musuhnya juga ingin hidup . Hingga akhirnya sang komandan ini berpikiran untuk mencarikan planet baru yang akan ditempati formic tersebut, karena sebelumnya Ender bersama team sudah menghancurkannya.

LEADER MEMILIKI MENTOR

  Lanjut, seorang pemimpin itu membutuhkan mentor. Seorang guru yang mengingatkan dan mengajarkan hal baru dan juga meluruskan hal yang salah.
  Seorang leader juga pembelajar sejati. Ia belajar banyak hal dalam lingkungannya, oranglain, bahkan tindakan yang ia lakukan. Mentor juga menfasilitasi apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Mengingatkan apa yang harus diingatkan.
  
  Ini tujuh poin catatan keren yang saya dapatkan dari film itu. Sebenarnya juga terinspirasi beberapa buku biografi para leader yang belakangan ini saya baca. Barangkali akan ada kesempatan untuk saya mereviewnya.
  Well, bila kita ingin menjadi pemimpin. Buatlah dirimu menjadi pemimpin. Berpikirlah layaknya pemimpin. But, mungkin juga ada masanya kita menjadi pengikut. Ketika itu manfaatkan situasi itu untuk memimpin diri sendiri dahulu. Bukankah leader yang hebat dimulai dari ia menghebatkan dirinya dahulu ?

Semoga menginspirasi
------
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca.
Tradisi pertanyaan yang sering kita dengar. Hai kamu, para mahasiswa tingkat akhir bosankah mendengar pertanyaan itu ? Jujur saja. Akhirnya saya juga merasakan demikian. Hingga pada akhirnya ketika saya kumpul - kumpul keluarga, sampai menceletuk ke tante saya. “Kapan sih cucuku itu lulusnya ? Kayaknya main-main aja, jalan jalan terus. Ke sini lah situlah”. Saya mendengar penyampaian tante tentang pertanyaan eyang tentang saya, yang bikin saya jadi bergidik. Waduh, memang belum waktunya ditanyain begitu. Karena memang belum. Saya masih berada di tahun ketiga perkuliahan. Akhirnya tante saya senyum - senyum, Saya juga senyum - senyum, Jadi senyum - senyuman deh.
Lalu waktu bergerak, dan kali ini memang momennya sebuah antrian pertanyaan “kapan lulus elu ?” telah hadir. Timeline sosial media akan dipenuhi berbagai macam foto wisuda teman-teman. Baik itu temen SD, SMP, SMA bahkan temen sekelas kita. Ayo coba deh check ricek. Nah, kalau saya belum semuanya terjadi *ketawa lebar disimpen. Tapi sudah menunjukkan tanda-tanda. Ada beberapa teman yang mengambil diploma, atau dulunya mengikuti program akselerasi sudah menunjukkan raut rona bahagianya di foto - foto profil yang ada di sosial media. Undangan bergilir dari senior terdekat untuk menghadiri wisudanya sudah ngantri. Haha dan ....dari tadi saya hanya deskripsi kejadian yaa. Tapi begitulah adanya.
Well apapun itu, ternyata ada benarnya kata senior yang mengatakan bahwa pertanyaan kapan lulus itu nyeseknya bukan main haha. Pertanyaan yang ingin simpen didalam kulkas biar beku dan ga ditanyain lagi. Sakingnya ! Hahaha. Tapi gak ngaruh tuh bagi kamu yang punya arah tujuan dan target yang jelas dalam hidup. Alias gak akan terlalu menekan hati kamu yang terdalam.
Cukup diakui, tahun - tahun akhir adalah masa penuh dilema. Kalau yang ga dilema, wah .. Mapan banget hidupnya yak! Atau emang ga mikir sama sekali. Coba pikir deh, bagi kamu yang barangkali baru menjajal dunia perkampusan hanya segelintir yang memikirkan mau kemana, ngapain aja, dan apa yang harus dilakukan ? Masih mengikuti arus perkampusan, kalau temen-temen ngampus. Kita ngampus juga, yang lain nongki ikutan juga. Organisasi ikut-ikut juga. Duhh .. Ada yang masih begitu ? Ancung jari dah.
Seharusnya planning itu sudah dirancang sejak awal kuliah, pertanyaan yang musti dijawab ini nih *mau ngapain, *mau kemana, *apa yang harus dilakukan..
Di masa transisi ini sebenarnya masanya kita belajar untuk lebih dewasa bersikap, menahan hal yang perlu dipertahankan. Terutama hal - hal yang berkaitan dengan masa depan. Misalnya, pekerjaan yang cukup menjanjikan atau hal yang sudah kita bangun. Tapi bukan hanya itu, kita juga harus berpikir ulang apa yang dikerjakan sekarang berdampak baik untuk kedepan atau hanya menghabiskan waktu kita saja.
Di waktu ini juga diharapkan bisa berpikir lebih realistis dari sebelumnya. But, walau begitu saya berharap temen - temen adalah orang yang selalu berpegang ama prinsip. Because, masa - masa ini temen - temen akan di uji akan idealismenya oleh berbagai permasalahan - permasalahan yang terjadi.
Di tengah kebimbangan yang terjadi, tekanan batin yang barangkali lebih luarbiasa dibanding masa - masa sebelumnya ini saatnya kita lebih berhati - hati berpikir dan bersikap. Satu lagi, be calm. Semua akan terlewati. Selalu ingat dan katakan dalam hati “hal yang sulit ini bakal kita lewati kok, jadi lakukan apa yang perlu dilakukan dengan tenang” . Saya sendiri melakukan berbagai macam cara untuk menenangkan diri. Misalnya travelling singkat, dekat - dekat. Bisa juga mengunjungi tempat - tempat yang barangkali belum disinggahi. Menemukan experience baru yang menambah ide dan juga relasi. Rileksasi di masa seperti ini penting sekali, karena kalau kita ga bagus menikmati masa - masa penuh hal dilematis. Kita seringkali salah memilih, karena pikirannya tidak fresh dan kurang piknik * bahasa temen gitu *
Selain itu, perbanyak ibadah dan juga mendekatkan diri pada Allah SWT. Yakinkan dalam hati untuk kita berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini masa nya kita bersabar, berikhtiar dan tawakal menjalani proses menuju masa depan.

Mungkin ini sharing singkat sekaligus curhatan saya, sebenarnya cerita diatas sebagian besar adalah kondisi saya dan teman - teman sekeliling saya *yang ngerasa temen saya ya hehe

Semoga menginspirasi


-----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
          Belakangan ini banyak hikmah dan pembelajaran yang saya dapatkan dari oranglain. Pertemanan saya dengan beberapa orang secara dekat, membuat saya mengenal kekurangan diri saya lebih banyak dari biasanya. Sehingga saya memiliki data untuk memperbaiki diri kedepannya.
Belakangan ini juga “kegagalan” terasa dekat dengan saya. Kalau diingat-ingat saya sudah mengalami banyak gagal sejak dulu. Bukan hanya kompetisi, tapi juga gagal dalam pertemanan, gagal dalam bertindak, gagal dalam berlisan, mengecewakan oranglain dan masih banyak episode kehidupan yang menunjukkan bahwa itu kegagalan.
Perasaan apa yang hadir ketika kita gagal ? Tentunya yang tak pernah absen yakni perasaan sedih. Selain itu ? Perasaan tidak menerima kenyataan. Kemudian perasaan menyalahkan oranglain atau situasi. Masih banyak dampak-dampak yang tertuju pada perasaaan ketika kita dihadapkan pada kegagalan. Istilah “Down” yang menjadi bagian dari cerita kita.
Tulisan ini sebenarnya bertujuan menasehati diri saya saat ini. Ketika merasakan banyak gagal yang lebih dari biasanya. Ibarat ada palu yang sedang memukul besi berkali - kali. Pedih ... *sakitnya tuh disini hiks*
Kegagalan itu adalah sebuah tekanan yang menempa hidup kita. Bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan itu menjadi kenyataan. Tidak selamanya, jalan hidup kita mulus seperti jalan tol. Seperti ibarat palu yang menempa besi, kegagalan akan membentuk besi itu sesuai yang kita inginkan.
Sama seperti kegagalan, sebaik-baiknya kita manusia biasa ini ketika dihadapkan kegagalan adalah bertanya pada diri sendiri. Why I lose ? Mengapa saya gagal. Pertanyaan itu yang saya lontarkan pada diri saya sendiri tanpa ingin menyalahkan orang lain dan situasi. Walau terkadang ada andil orang lain dalam kehidupan kita, tapi hal terbaik dan bijak menghadapi situasi gagal adalah diri kita sendiri.

Gagal menunjukan beberapa hal atau hikmah yang bisa kita pahami :
Pertama, bahwa kita belum sampai pada kapasitas untuk memperoleh ‘menang’. Menang disini adalah capaian yang kita dapatkan. Misalnya mengikuti kompetisi kita lolos sebagai pemenang, atau hal lainnya. Bila dalam kehidupan adalah hubungan keluarga, pertemanan, organisasi tentunya memiliki sebuah capaian-capaian yang ingin didapatkan. Dahulu saya sering gagal dalam hal pertemanan, sehingga saya banyak memperbaiki diri baik itu dari hijrahnya saya dan hal lainnya. Walaupun begitu tetaplah konsisten untuk menjadi diri sendiri. Karena tentu manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Gagal pertemanan disini yang saya maksud, saya tidak dapat menjadi teman yang baik. Berlisan barangkali menyinggung atau hal lainnya. Try again to be the bestfriend :)
Hikmah selanjutnya, yang kedua adalah jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan itu bukan jalan kita. Ada banyak jalan dan pilihan yang ada dikehidupan kita. Terkadang kegagalan menunjukkan kita bahwa pilihan itu tidak tepat bagi kita. Barangkali jalan tersebut tidak baik untuk kita. Kemenangan kita di jalan itu tidak membuat perubahan berarti buat oranglain atau diri kita sendiri.
Selanjutnya, Allah menjelaskan pada kita bahwa jalan yang kita lalui tidak mudah. Barangkali kita melihat oranglain kok mudah sekali melewati capaian itu kok kita tidak ? Allah ingin menjelaskan pada kita bahwa tiap orang berbeda jalannya. Ia sedang ingin menguji setangguh apa kita melewati tantangan itu. Manusia itu tempatnya lupa, barangkali karena kemenangan itu kita bukan malah dekat denganNya melainkan menjadi ingkar. Masih banyak alasan lainnya, satu hal yan perlu kita lestarikan adalah keep husznudzon dengan situasi. Selalu berpikir positif untuk mengobati rasa pedih akibat gagal hehe.
Selain itu, gagal mengajarkan kita belajar ikhlas. Ikhlas menerima kemampuan diri yang masih segitu, ikhlas untuk belajar lagi, ikhlas menerima kenyataan, ikhlas melihat oranglain yang menjadi pemenangnya.
Termasuk ikhlas, bila si doi menikah dengan yang lain #salahfokus.

Well, intinya jangan pernah takut gagal. Bahkan bertemanlah dengan gagal. Apalagi kamu yang masih muda, “Habiskan jatah gagalmu” pesan pak Dahlan Iskan. Semakin banyak gagal, semakin kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Gagal menjadikan kita pribadi yang tangguh dari kebanyakan oranglain. Jadikan gagal sebagai pembelajaran. Baik itu kita mencoba dijalan yang sama untuk memperbaiki diri, atau memilih jalan lainnya untuk kita berkompetisi yang sesuai dengan kapasitas kita. Itu hanya kita yang tahu seperti apa tantangan kehidupan yang kita hadapi.
Memang, kita akan merasa sedih, kecewa, down, dan lain halnya yang tentunya “Ga enak”. But, kita harus melewatinya. Bersyukur dan berpikir positif yang akan mengobati perasaan itu. Jangan terbawa arus bapernya :)
Eits, jangan salah paham. Jadikan gagal itu sebagai pembelajaran bukan tujuan. Jangan gara-gara artikel ini kita malah pengen gagal. Sebisa mungkin berusaha ketika kita melewati tantangan atau jalan tertentu.
Kalo kamu masih menghitung gagal yang kamu hadapi belum seberapa.Keluar dari zona nyamanmu. Orang-orang sukses yang kita lihat saat ini adalah hasil dari ribuan kegagalan yang ia lewati. Next post, saya akan mencoba memposting mengenai keluar dari zona nyaman. Keep reading yaa :)

Semoga kita menjadi pribadi yang tangguh :)

--------------------

keep inspiring !

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Source pict : Citizen Daily
Dari judulnya terdengar seperti judul cerpen. Tapi kali ini saya ingin sharing apa yang terjadi di Riau. Provinsi dimana saya berdomisili sekarang. Awalnya tulisan ini adalah bentuk keprihatinan saya terhadap apa yang terjadi di daerah saya. Namun, ada sebuah gerakan menulis kepedulian dari Blogger Muslimah yang membuat saya semakin gencar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Sedikit sharing beberapa tahun lalu, saya pernah diberi kesempatan istimewa untuk menjadi wartawan freelance disebuah koran harian di provinsi saya. Disebuah laman khusus tentang lingkungan. Disanalah saya mendapatkan ilmu menulis dan jurnalistik sangat banyak. Belum lagi saya terjun langsung ke lapangan untuk menuliskan berbagai peristiwa lingkungan yang terjadi disekitar saya. Banyak informasi yang saya dapatkan, terutama seputar cerita hutan yang ada di riau. Saya katakan Riau istimewa teman-teman. Sebagian teman-teman yang tinggal di provinsi ini mungkin tahu identitas Riau sebagai provinsi penghasil minyak. Sampai ada istilah unik yang disematkan, mengapa plat kendaraan di Riau itu bertuliskan BM. Alasannya cukup masuk akal, karena itu singkatan dari Banyak Minyak. “didalam tanah banyak minyak, diatasnya juga banyak minyak (penghasil kelapa sawit)”

Jika saya tinjau pribadi untuk biaya hidup masyarakat. Riau termasuk provinsi yang cukup mahal ketimbang provinsi lainnya. Barangkali ada kaitannya dengan demikian. Karena beberapa teman saya bercerita juga tentang tinggal dibeberapa daerah yang penghasil minyak baik “diatas” dan “didalam”. Untuk membeli bahan pangan atau sehari-hari cukup menguras dompet begitulah istilahnya.
Pengalaman saya bekerja dalam bidang itu, membuat saya melihat banyak keganjilan yang terjadi. Ini sebuah opini saya, sebelum akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja karena satu dan lain hal. Banyak politisasi yang terjadi di ranah itu. Saya jujur tak kuat hehe. Apalagi saya perempuan. Saya memutuskan menyuarakan lewat hal yang bisa saya kontrol sendiri. 

Riau memiliki hutan gambut yang cukup luas. Penyebab asap yang merupakan kebakaran lahan yang terjadi tiap tahun dikarenakan hutan gambut yang terbakar. Hutan gambut bukanlah hutan biasa. Hutan gambut adalah penyangga air. Ia berbentuk rawa-rawa. Hutan tropis berdaun lebar di mana tanah yang terendam air mencegah dedaunan dan kayu terdekomposisi sepenuhnya. Seiring waktu berlalu, terbentuk lapisan gambut yang bersifat asam. Hutan gambut umumnya dikelilingi oleh hutan hujan pada tanah yang tidak terendam air dan hutan bakau di air payau. (Wikipedia)

Saya teringat materi yang pernah disampaikan dalam young green weekend school, sebuah proyek yang pernah saya lakukan dengan tim komunitas lingkungan beberapa tahun lalu untuk mensosialisasikan cagar biosfer giam siak kecil bukit batu (info tentang cagar biosfer bisa dibuka di link ini http://www.gskbb.blogspot.com). Isi materi mengenai bahwa hutan gambut yang kering menyebabkan hutan mudah sekali terbakar. Mirisnya lagi 56 persen hutan gambut sumatera ada di riau. Lalu yang menyedihkan bagi saya, beberapa lahan di kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu terkena imbasnya juga. Padahal, ini cagar biosfer satu-satunya yang ada di pulau sumatera.

Menurut berita yang saya kutip di Riaupos, bahwa hutan gambut di Riau 50 persennya sudah rusak. Tahukah, bahwa negara Indonesia memiliki 50 % hutan gambut di wilayah tropis dan Indonesia memegang kendali 10% hutan gambut dunia. Apa yang terjadi bila hutan ini terbakar ? Sedangkan hutan gambut adalah pengendali ekosistem yang berpotensi menyerap karbon di planet kita. Its problem not easy.

Saya juga tak mengerti kenapa saudara-saudara saya di provinsi ini rela membuka lahan dengan cara keji. Well, walaupun menurut berita yang saya dapatkan asap kali ini sebagian besar asap kiriman. Tapi titik - titik api masih ada di provinsi riau. Dan asap yang tebal dengan potensi kadar luarbiasa berbahaya yang sudah kami hirup hampir sebulan lamanya.
Memang benar, ini bukan bencana tsunami, bukan bencara gunung meletus dan yang memakan korban jiwa secara signifikan. Tapi udara hal vital yang dibutuhkan manusia. Dampak kedepan yang terjadi adalah ledakan penderita kanker paru-paru yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Jika kita flashback banyak politisasi yang terjadi tentang mengiurkannya di lahan yang ada di Riau ini, terutama kasus hattrick petinggi negeri riau. Setelah saya kulik beberapa berhubungan dengan permasalahan lahan. Dalam riset saya tentang potensi lahan yang dibuka yang saya kutip contohnya. Riset dari CIFOR mencatat bahwa terjadi kenaikan harga lahan sekitar Rp 3 juta setelah pembakaran lahan.
Sebelum terbakar, harga lahan berkisar Rp 8 juta, dan setelah terbakar menjadi Rp 11 juta per hektar.
Setelah ditanami sawit, harganya berlipat lagi, sekitar Rp 50 juta, dan bisa mencapai Rp 100 juta per hektar apabila ditanami sawit bibit unggul. Sehingga wajar banyak investor yang membuka lahan karena dekatnya perbatasan ke negara tetangga barangkali membuat banyak orang gelap mata akan itu. Tanpa melihat konsekuensi yang terjadi. Bila melihat kondisi Riau, memang dahulunya riau berkembang karena keberadaan perusahaan industri sekala besar yakni perusahaan - perusahaan baik minyak dan kelapa sawit ataupun kertas.

Dalam hal ini kita tak seharusnya menyudutkan siapapun tapi fakta itu harus kita pahami. Saya sendiri melihat banyak masayarakat riau belum mencintai lingkungan secara utuh. Masih membuang sampah sembarangan, membakar sampah dengan sewenang-wenang. Banyak kebiasaan kecil untuk kita peduli dengan lingkungan saja sulit dilaksanakan. Bahkan bila terjadi musim hujan, beberapa daerah kabupaten di provinsi riau mengalami banjir.

Ingin menyalahkan siapa dalam hal ini ? Lalu, ketika kemarau asap menjadi langganan di provinsi ini. Ada baiknya kita juga berkaca diri teman-teman. Selain kita cukup kecewa dengan apa yang terjadi di negeri kita sekarang. Setidaknya ada aksi yang kita lakukan untuk diri kita sendiri. Misalnya dalam keadaan seperti ini, di kelilingi asap tebal. Penggunaan masker itu adalah hal wajib. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk menyelamatkan diri kita dikemudian hari. Sembari menyuarakan keadilan, dan juga mungkin langkah lebih besar menyelamatkan hutan kita bersama-sama.

Mohon doanya teman-teman yang ada di penjuru Indonesia. Agar bencana ini tidak terjadi lagi dan hilang dibumi lancang kuning ini.
Tak ada lagi korban, tak ada tangisan yang terdengar.
Dan kami bisa menghirup udara bersih yang saat ini kami rindukan :)
Semoga Allah memberikan ampunan apabila musibah ini bagian dari azabNya untuk mengingatkan dosa-dosa yang pernah kami lakukan untuk bumiNya.

#SaveHutanIndonesia
-----

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca


Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates