facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Shop

Melati Octavia Journal

Sebuah chapter tulisan sajak-sajak renungan yang membuat aku mengerti indahnya episode hidup yang ditawarkan Tuhan. Chapter dari sajak sebelumnya. Kali ini aku akan bercerita tentang bagian episode kehidupan ; Menunggu.
Sebelumnya, aku pernah bercerita dalam gambar di instagram.

Menunggu adalah momen unik. Menggelisahkan, meresahkan, menyenangkan, menyedihkan, dan sulit ditebak. Sejatinya hidup menurutku adalah menunggu. Menunggu kematian datang menghampiri, menunggu esok datang, menunggu hari tua, menunggu menjadi seorang yang dewasa. Semua dari kita melewati episode ini. Yaa menunggu.
Dalam roman kisah cinta, menunggu adalah bagian tak terbantahkan. Menunggu memastikan perasaan, menunggu sebuah ikrar terucap, dan momen menunggu-menunggu lainnya. Benarkah ? Coba renungkan.
Kita selalu menunggu matahari menawarkan sinar yang sama di esok hari. Walau kita tahu ia akan hadir, tapi kita selalu menunggu bukan ? Menunggu pagi yang menawarkan cerita yang baru, cerita yang sebelumnya kita coba susun tapi pada kenyataannya tak selalu sama. Bagaimana ?
Menunggu, sebuah kata kerja ketika kita gambarkan dipikiran kita adalah sebuah momen dimana ada sesosok orang yang berada di sebuah sudut jalan bermain pasir atau memainkan kerikil di kakinya. Sesekali melihat alorji yang ada ditangan kirinya atau sesekali melihat kiri dan kekanan.
Zaman pun berubah, tradisi menunggu lebih kompleks dan tak melulu seperti itu. Menunggu telah menawarkan cerita yang membuat kita berusaha untuk tidak bosan, tidak terlena pada waktu yang berjalan tapi tak berkutik menawarkan detik berbeda dalam realitasnya. Menunggu mengajarkan kita arti penting sebuah dimensi waktu. Waktu yang tak pernah rela berhenti, dikurangi, ditambahi, dipercepat, ataupun diperlambat. Waktu menghardik kita untuk patuh dan pasrah dan bersabar dalam sebuah episode yang dinamai “Menunggu”.

Kau tahu, aku menunggu. Aku menunggu sebuah refleksi yang mengajarkan senyuman dalam ranah sabar. Aku menunggu, bahwa perjuangan itu lebih manis dalam sebuah episode menunggu. Aku menunggu, sebuah rasa puas ketika aku sampai pada titik dimana aku menemui dirimu dan mengatakan . Aku berhasil! Aku berhasil melewati kebosanan, kebimbangan, jalan terjal penuh liku, sebuah tangis ketika aku dapati diriku terluka ketika berusaha menghapus kegelisahan dan kegundahan dalam sebuah lembar episode naskah Tuhan.

Allah pun menunggu, menunggu kita berubah menjadi orang yang lebih kuat, lebih sabar, lebih bertakwa. Menunggu pembuktian cinta hambanya dalam setiap hela nafas yang ia pinjamkan pada hambanya. Ia memberi bibit nyawa yang tak pernah Ia pamrih, hanya melihat kesungguhan kita mengenali siapa penciptaNya apa yang hambaNya lakukan.

Percayalah sahabatku, ketika kita paham makna menunggu, kita tidak akan pernah lupa bahwa sejatinya hidup kita adalah sebuah gerbang jalan menunggu antrian sampai pada tujuan. Manusia tidak akan pernah puas kan? Ingat tidak fitrah itu ? Kenapa tidak puas. Karena tak ada dimuka bumi ini dandi alam semesta ini yang pantas menjadi sebuah tujuan. Kecuali kembali kepadaNya. Hanya padaNya.
Letakkan hatimu pada tempat yang tepat dan pantas untuk menunggu. Letakkan pikiranmu pada fokus yang membuat kamu tidak terlena pada detik-detik yang tak menawarkan cerita yang baru. Nikmati, nikmati, nikmati. Bahwa menunggu sejatinya adalah perbaikan diri, menyampaikan pesan dan hikmah untuk menjadikan diri kita semakin berarti dan bijaksana.

Sebelumnya perlu ditekankan, tulisan ini tidak memprovokasi siapapun. Judul ini sudah direquest beberapa orang dikarenakan beberapa postingan sebelumnya sepertinya membawa banyak pertanyaan deras hal seputar “ehem” jodoh dan bertanya direct kepada saya.

Saya hanya ingin menyampaikan dan menterjemahkan keinginan wanita itu seperti apa bagaimana (5W+1H). Karena tulisan ini didesak oleh kaum lelaki pada umumnya minta dijelaskan XD

Sebagian besar wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa wanita sulit ditebak. Kaum wanita pun begitu ketika menterjemahkan pemikiran laki-laki. So, dua makhluk unik ini diciptakan Allah memang berbeda dan itulah tanda kekuasaan Tuhan. Dalam ayat tercantum “dan itulah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang dapat berpikir”.

Ketika seorang wanita dan lelaki siap akan menikah. Permasalahan awal yang sering terjadi adalah masalah keberanian. Keberanian dari dua belah pihak. Kita akan bahas hubungan yang jelas yaa.. Absolutely menikah. Sebenarnya sederhana, wanita menginginkan dua hal saja ketika memutuskan untuk memilih lelaki yang menjadi imamnya dan menikah, yaitu kepastian dan kesungguhan. Banyak laki-laki yang mapan, sukses, namun dihadapkan pada persoalan ingin melanjutkan pernikahan itu tidak jelas, tidak sungguh-sungguh, tidak pasti, tidak berani dan embel-embel lainnya. Semua embel-embel kesuksesan mereka akan sirna dimata kaum perempuan kalau dua kaidah itu tak terpenuhi. Walaupun barangkali ketika hati telah terpaut ‘falling in love’ kepada sang lelaki tapi tak akan lama ia akan cepat dan melepaskan perasaan itu karena dua hal itu tidak terpenuhi. Percayalaah ... Hahaha (saya perempuan soalnya). Karena kesimpulannya “ngapain mengharapkan sesuatu yang tak jelas, karena kepada Allah-lah berharap bukan manusia” :)

Ketika hati telah berani melabuhkan hati. Intinya berani pula menanggung segala tanggungjawab yang ada. Berani berkomitmen, berubah diri, memantaskan diri untuk lebih baik. Cinta itu bukan omongan picisan yang murah. Cinta itu membawa sebuah bakul beban yang harus dipertanggungjawabkan.

Kita bahas satu-satu. Pertama kepastian. Apa maksud kepastian ? Kepastian jikalau lelaki tidak membawa harapan kosong, cinta kosong, hal bualan. Bagaimana cara membuktikannya adalah mendatangi walinya perempuan menyatakan diri untuk mencintai secara bertanggungjawab mengatakan apa adanya. Itu makanya kenapa islam erat sekali mengatur perkara ini. Mungkin beberapa kelompok pengajian telah memiliki aturan tersendiri seperti proposal dan tata cara lain. Ketika perempuan dihadapkan sebuah tawaran ataupun sebuah pengakuan, perempuan baik-baik tidak akan rela perasaannya diayun-ayunkan ga jelas. Maka wajar sekali banyak kasus-kasus desak nikah dari kaum perempuan kepada sang lelaki. Proses taaruf jadi gagal karena sang ikhwan / calon tidak memberikan kepastian yang jelas.

Kedua adalah kesungguhan. Apa itu kesungguhan ? Kesungguhan disini adalah kesungguhan untuk menjalankan agamanya dengan baik, mencintai sepenuhnya, berkomitmen serius, kesungguhan untuk bertanggungjawab, kesungguhan untuk bekerja keras menuju jenjang pernikahan. Kesungguhan disini adalah sang lelaki mampu untuk merubah diri menjadi orang yang lebih baik, menjamin dirinya berkualitas dan dapat dipercaya. Bersungguh-sungguh untuk membawa sang permaisuri pilihannya menuju surga, menjadi suami yang baik kelak dan ayah yang baik.

Bayangkan ketika seorang ayah melepaskan anak daranya kepada lelaki yang tidak bersungguh-sungguh mencintai anaknya dan memperjuangkan anaknya ? Bagaimana masa depan anak gadisnya ? Tidak akan mungkin orangtua perempuan tega membiarkan anaknya bersama orang yang tidak jelas bukan.

Perempuan baik-baik tidak akan melihat hal lain selain dua hal itu. Perempuan baik-baik akan menjadikan harta, kedudukan, kekuasaan nomor dua. Karena bagi mereka hal itu tidak paling utama ketika ia dihadapkan seorang lelaki yang barangkali tidak memiliki penuh tiga hal tersebut namun punya mental yang tangguh untuk bersungguh-sungguh secara agama, bekerja keras dan kepastian menjamin dirinya yang terbaik untuk sang putri (icak-icak cerita kerajaan). Ia insyaAllah akan menjadikan lelaki itu pilihannya.

So, tulisan diatas murni riset pribadi dan wawancara beberapa klien #eh. Bisa jadi benar bisa jadi salah. Kita dihadapkan fakta serius problematika roman sinetron yang mengaburkan perkara cinta. Saya miris melihat anak sekolah udah T.T belagak dewasa.

Quran juga jelas menerangkan, jikalau tidak sanggup dan belum siap . Persiapkan diri dengan menahan diri dan berpuasa. Sembari menunggu, mempersiapkan diri dan kemudian tak perlu kelimpungan ketika memang “saat” nya sudah hadir.

Bagi para lelaki sedari awal mempersiapkan tabungan untuk bekal menikah, belajarlah mengenal potensi diri sendiri jika ingin menjadi imam yang baik dan mendapatkan istri yang baik. Tak ada waktu lagi menghamburkan waktu, tenaga dan pikiran untuk hal yang tidak produktif dan bermanfaat. Bagaimana ia membawa bahtera rumah tangganya kelak bila dia tak mengenal dirinya sendiri dan apa tujuan hidupnya ?

dan para perempuan, seharusnya juga mempersiapkan diri untuk membangun kualitas diri. Karena wanita sholehah adalah perhiasaan terbaik dunia (mahal tak ternilai oleh apapun). Wanita sholehah adalah packaging complete, selain bagus secara agama, iman, kecerdasaan dan juga akhlak yang baik. Walau didunia tidak ada yang sempurna, tapi sebagai manusia seharusnya kita merancang diri menjadi seorang umat terbaik. Selalu melakukan perbaikan diri.

Ketika waktunya tiba, timing target berumahtangga sudah dalam bidikan anda. abaikan keegoisan diri untuk malu. Karena jalan tercepat menuju patah hati adalah tak berani mengungkapkan (ngutip film Refrain) XD Paling utama adalah serahkan semua kepada Allah, jodoh memang takdir tapi juga membutuhkan ikhtiar dan bukti bahwa kita memperjuangkannya untuk direstui Allah. Gantungkan semua harapan kepada Allah, takperlu memaksakan diri memang bukan jodohnya, Jika kita berharap kepada manusia sama halnya berharap pada ranting yang rapuh akan patah sewaktu-waktu. Sedangkan apabila bergantung pada Nya kita bergantung pada sesuatu yang tak akan goyah tak akan patah selalu kokoh kita tak akan pernah merasa jatuh.

------
for your inspiration

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca



Perkembangan era globalisasi saat ini membuat berbagai paradigma begitu dinamis berkembang. Setiap orang sedikitnya memiliki lebih dari dua hingga tiga sudut pandang dalam menyikapi sebuah perkara. Terkhusus bagi kaum muda tentunya. Luasnya pemikiran setiap masing-masing kita kadarnya berbeda - beda. Hal ini berkaitan dengan lingkungan, pengalaman, konsep diri, kebiasaan dan juga tingkat pendidikan ditempat kita mengenyam. Seorang manusia itu memiliki kompleksitas unik sehingga membentuk sebuah karakter utuh. *aduh tinggi sekali bahasa saya*
Waktu itu tidak akan terasa akan berganti dan kita akan senantiasa mendewasa dan menua.Terkadang kita tidak pernah tahu jodoh itu kapan tepatnya datang dan menjemput, memastikan dan meng’ikrarkan’. Tuan gunadi pernah bilang bahwa terkadang sejatinya perempuan bukan menunggu melainkan ditunggu kehadirannya. Alasannya seperti ketika kita bertemu hujan, bukankah kita mencari perlindungan untuk berteduh. Mencari tempat yang kira-kira pantas untuk kita berlindung dan mengabdi.
Well, baik itu menunggu ataupun ditunggu. Setiap kita punya defenisi dan langkah-langkah berbeda untuk menjemput jodohnya. Saya sebagai seorang perempuan lebih memiliki melakukan sesuatu yang bermanfaat hingga tiba waktunya nanti tak perlu panik dan kelabakan belajar untuk mengabdi dan menjadi bagian dari keluarga baru.

Hidup sejatinya belajar bukan ? Namun beberapa dari kita wanita terutama seringkali lupa untuk mengkhawatirkan hal ini. Globalisasi membuat perempuan masa kini lebih independent sehingga sulit untuk mencari seseorang yang pantas untuk melengkapinya karena menganggap semua kebutuhannya telah terpenuhi. Wanita saat ini dengan mudahnya mendapatkan berbagai pekerjaaan tanpa memperdulikan status gender, kemudahan dalam berbagai aspek lain, pendidikan, teknologi, dan juga pendapatan yang lumayan sangat cukup. Yaps wanita karier. Namun disini saya tidak akan membahas mengenai itu. Lebih kepada kita, sebagai seorang wanita yang masih dalam proses menunggu ataupun ditunggu untuk menjemput jodohnya. Apa yang harus dilakukan ?

Sebagian besar teman-teman perempuan yang masih duduk dibangku kuliah seringkali keasikan dengan berbagai rencana, mimpi-mimpi besarnya secara pribadi, dan kontribusinya dalam berbagai aktivitas sosial. Apakah itu salah ? Tidak, itu sama sekali tidak salah. Namun ada yang terlupa, bahwa sejatinya perempuan akan menjadi seorang istri yang akan mengabdi, mendukung, menghebatkan suaminya. Kita tidak membanding-bandingkan gender disini, namun hal yang ditekankan bahwa kita kekurangan wanita sebagai calon istri yang berkualitas untuk menjadi pendidik generasi-generasi hebat dan juga partner lifetime bagi suaminya untuk dihebatkan. Sejatinya wanita dan laki-laki diciptakan berdampingan untuk melengkapi dengan berbagai keunikan yang mereka miliki. Makanya Allah menciptakan Hawa untuk Sang Adam.
Sebagai seorang calon istri kita harus mengevaluasi diri kita sejauhmana karakter kita dapat menjadi seorang yang patuh dan penurut kepada suami kelak. Lah ? Berarti jadi pengalah dong ? Kita mengalah untuk menghebatkan bukan menyerah.Bukankah dibalik pria yang hebat ada wanita yang hebat.

Belajarlah sedari dini untuk mengatur keuangan kita, bagaimana menyimpan uang yang baik, mengakomodirnya pada hal-hal yang bermanfaat, dan berinvestasi. Belajarlah sedari dini untuk membahagiakan suami nanti dengan memasak, membereskan pekerjaan rumah, bersikap santun dan lembut. Belajarlah menjadi seorang calon ibu yang baik dan pendidik generasi emas dengan belajar ilmu parenting mendidik sikap dan karakter yang menjadi modal dasar anak kita kelak. Seorang anak itu layaknya sebuah komputer yang masih kosong memorinya, kitalah yang mengisinya dengan berbagai pendidikan, ilmu, dan sikap-sikap yang menjadi modal dasar ia mengarungi hidupnya kelak.
Hal yang paling utama adalah belajar agama dan aturan agama yang lebih, mengetahui hal dan kewajiban istri, karena semua yang terdapat dalam kehidupan berumah tangga nilainya ibadah dan pahala disisi Allah.

Kalo begitu perempuan sejatinya dirumah dong ? Percuma kita sekolah tinggi-tinggi.
Pandangan seperti ini salah. Kodrat wanita sejatinya ada disamping suaminya untuk mendukung. Kita bersekolah bukan mencapai kesuksesan hakiki hanya diri pribadi, tapi menghebatkan generasi dalam keluarga kita. Bukankah jauh lebih besar misinya ? Daripada hanya menghebatkan diri sendiri. Seorang wanita belajar keras untuk mencapai berbagai ilmu karena ia akan menghebatkan satu keluarganya kelak baik itu suaminya dan anak-anaknya. Luarbiasa bukan ?
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

 Percayalah, jika wanita menyiapkan diri menjadi istri yang baik. Pendamping kita kelak akan juga menjaga diri dan menyiapkan diri untuk terbaik untuk istrinya kelak.


------ 
For your inspiration

yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca
Kamu mengenal lentera. Sebuah cahaya yang lekat letak menyudut ruang dalam seluas gelap. Biasanya prajurit - prajurit serangga mencari lentera itu. Berusaha menggapai-gapai. Kamu mengenal sebuah mimpi. Sebuah kelebat pikir dan rasa terkadang akan kamu temukan di dunia khayal ataupun dunia nyata. Aku akan bercerita padamu bahwa mimpi itu memiliki kekuatan dan bertenaga. Layaknya kincir yang berharap angin berhembus mengenainya. Jemari-jemari kincir memutar berlahan membuat sebuah roda turbin membuat berbagai cahaya beraneka ragam di pemukiman sudut sana. Yaa .. Dengan angin. Sebuah dimensi tak berwarna, tak berupa dan terkecap rasa. Tapi kamu dapat merasakan kehadirannya, rasanya, dan membutuhkannya. Angin layaknya campuran sebuah unsur-unsur. Begitulah mimpi, dalam dekapan mimpi kamu dapat bercerita. Walau tak dapat kau pegang saat ini, tak dapat dikecap rasanya, hanya bisa diceritakan dan direncanakan. Tapi sekali lagi jangan kamu meremehkan mimpi. Karena peta mimpi yang bersistematika mengantarkanmu pada sebuah cahaya seperti kincir menyalakan turbin listrik. Mimpi menjadi sebuah energi untuk mewujudkan sebuah aliran kebermanfaatan sebuah keajaiban. Mimpi yang membawamu membuat sebuah lentera yang menerangi kegelapan. Dalam dekapan mimpi kamu akan mewujudkan syair keajaiban.

Mungkin teman-teman tahu istilah circle yang memiliki Google+. 
Di era sosial media saat ini memudahkan kita berkenalan dengan banyak orang, bertemu bahkan berbagi apapun walaupun dalam konteks pertemanan secara realitas itu kita tidak mengenalnya secara penuh. 


Inspirasi judul ini sejak menonton MarioTeguhTV on youtube channel. Judul artikel ini merupakan kutipan kecil dari sekitar 5 video membahas hal yang hampir serupa. Well, teruntuk para laki-laki, wanita itu mencari seorang pria yang nanti akan ia hebatkan di masa yang akan datang. Pepatah, dibalik seorang pria yang luarbiasa ada wanita yang hebat itu benar. 

Dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik begitu pula sebaliknya. Saya sebagai bagian dari kaum hawa mengakui, bahwa benar adanya wanita itu mencari pria yang kira-kira cukup pantas dihebatkan di masa yang akan datang. Wanita melakukan seleksi ketat untuk mengetahui memahami kesungguhan seorang pria untuk berusaha menggapai impiannya, membangun identitas dirinya yang baik, membangun reputasi dan kredibilitas, menjaga dan membahagiakan orangtuanya. Sebagian besar perempuan terpesona dengan hal itu yakni “kesungguhan” dari seorang lelaki dan saya mengakuinya.

Ketika ia mampu mengendalikan dirinya untuk berbeda mengambil langkah hidup, ketika teman-temannya asyik menghabiskan waktunya untuk bermalas-malasan, melupakan tugas sekolah dan kuliahnya, pergi larut malam untuk bercengkerama ria dengan teman-temannya, atau menghabiskan waktu dengan hal yang jauh dari kata manfaat. Maka dari itu, ia yang menjadi rebutan para wanita untuk dijadikan orang yang akan dihebatkan di masa yang akan datang. Bukan mendeskritikan seorang laki-laki saat ini, karena yang menulis adalah perempuan. Tapi saya juga katakan pada teman-teman perempuan, bahwa laki-laki juga mencari yang mampu menghebatkannya, menjadi ibu yang terbaik walaupun dia sendiri mengakui bahwa ia bukan laki-laki yang baik. Semua kutipan ini bukanlah berasal dari saya melainkan pak Mario teguh sampaikan, saya hanya membenarkan apa yang ia sampaikan :) hehe.
Saya atas dasar menulis ini adalah murni ingin berbagi dan menasehati. Bukan saya merasa lebih baik dari yang lain. Tapi sebagian besar teman-teman saya yang perempuan sering mengeluh melihat sebagian besar sikap dan karakter laki-laki saat ini.
A : Bagaimana mau jadi suami toh mbak ? Lah wong kerjanya malas-malasan toh, ngerjain tugas aja nitip teman, absen aja banyak nitip, boro-boro belajar mbak. Gimana jadi suami ku nanti toh. Malas-malasan cari uang buat nafkahin anak, beliin saya ini dan itu. Mau makan apa aku nanti ?

Nah loh, itu bukan pendapat saya tapi teman saya yang bisik-bisik sendiri melihat survei para pria saat ini. Hayoo .. Yang absennya banyak bolong siapa ? Yang paling rajin datang ngampus apa sekolah ?

Kita tidak mau mengeneralisasikan hal tersebut. Masih banyak juga laki-laki yang masih care dan peduli dengan studinya, sangat ambisius mengejar mimpinya, calon para pemimpin masih banyak. Tapi masih bisa dihitung. Hehehe (pendapat pribadi)
Perempuan juga begitu, tidak semuanya yang manis tetap menjaga dirinya, memiliki reputasi yang baik dan studi yang baik. Ada juga yang hanya berorentasi hanya menjadi wanita karier sehingga lupa kodratnya nanti akan menjadi seorang ibu yang harus mengurusi rumahtangga yang akan mengerjakan pekerjaan rumah. Kalo dihitung-hitung, sekarang jumlah koki wanita dirumah juga sangat berkurang, karena lebih sibuk mengejar karier sehingga tugas utama terlupakan yang bisa nyuci, masak, bersih-bersih. *tepokjidat* . Hal ini juga hal yang salah. Jadi angka perceraian tinggi sebagian besar selalu berkutat pada permasalahan ini. Wanita yang mencari nafkah, prianya malas-malasan dan anak terlantar diasuh oleh pembantu. Bukankah begitu gambaran sinetron saat ini yaa .. ? #sedihnya.

Memang godaan duniawi saat ini berat sekali mas bro mbak bro. Sinetron saat ini menayangkan para remaja yang sibuk bergalau ria atau kehidupan rumahtangga penuh keributan dan lain sebagainya. Pergaulan diluar juga berat, di sekeliling kita ada saja orang-orang yang saat kita membangun mimpi berusaha menyuruh kita untuk tidur ga usah bermimpi. (pengalaman pribadi). Misalnya pandangan seperti ini “ngapain elu sibuk- sibuk sekarang, masih muda ma meen.. Kita happy happy aja dah!” *mencoba style naskah sinteron haha.
 Kembali ke topik,

Apakah wanita dan laki-laki menuntut sempurna ? Tentu tidak semua. Setiap manusia itu memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pria serta wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Ada tulisan menarik dari kurniawan gunadi, sastrawan muda yang tulisannya cukup menginspirasi, menggabungkan nasihat, dakwah dan sastra. Satu yang saya akan bedah berjudul :
Mungkin Kamu Orangnya ?
“Aku sedang mencari seseorang. Seseorang dijaman seperti ini yang berpikir bahwa mencari sesuap nasi harusnya dengan cara yang terhormat. Seseorang yang berpikir bahwa merokok adalah aktivitas merusak dan mengharamkan dirinya dan keluarga kecilnya melakukannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini mau sedikit repot berpakaian rapi. Menutup setiap tubuhnya dengan rapi. Bertemu Tuhan jauh lebih rapi daripada bertemu pejabat negara. Seseorang yang rela melindungi kecantikannya, meski ia ingin sekali memperlihatkannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini masih percaya bahwa Tuhan ada. Ke-ada-annya tidak disangkal oleh apapun. Diimaninya dengan sepenuh hati.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini menjaga dirinya dari lawan jenisnya. Seseorang yang enggan pacaran. Seseorang yang dalam diamnya seperti singa, tidak satupun yang berani mengganggu sebab kehormatannya.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang dijaman seperti ini paham bahwa pendidikan adalah penting. Ilmu pengetahuan adalah penting. Seseorang yang selalu menjadi pembelajar dalam banyak hal.

Aku sedang mencari seseorang. Seseorang yang sendirian. Tidak mungkin kan aku mencari seseorang yang telah bersama? Seseorang yang sedang mencari takdirnya. Tidak selalu harus paham agama setinggi langit, pandai memasak racikan seluruh nusantara, bergelar ini dan itu. Namun seseorang yang dijaman seperti ini mengerti, bahwa menjadi ibu adalah tugas yang mulia untuk dirinya. Aku sedang mencari seseorang. Mungkin kamu orangnya?

Dan setelah membaca kutipan ini, saya harapkan anda-anda menghapus tulisan “aku sedang mencari seseorang”. Karena tentunya akan membawa kontroversi terhadap saya yang sedang menulis artikel ini seolah-olah sedang endorse diri hahaha (masih close). Cukup kita highlight bagian setelah itu, menjaga diri, paham agama, memuliakan dirinya, menjaga kehormatannya, mengerti dan memahami kalo pendidikan itu penting. Kriteria yang sama-sama diinginkan baik itu pria dan perempuan bukan ?
Saya sempat terkaget-kaget ketika membaca biografi pak Mario Teguh yang ternyata didampingi seorang istri yang merupakan mantan vice president di sebuah perusahaan perbankan amerika. Ibu Lina, bukan orang biasa. Walau kita-kita awalnya melihat penampilan beliau ketika suaminya beraksi didepan panggung. Ia hanya duduk manis diam memperhatikan. Ternyata ia merupakan sosok luarbiasa. Mereka beriring membangun kesuksesan dan melengkapi.
So, sekarang pertanyaan kembali ke kita. Sudah pantaskah kita mengambil standar tinggi untuk jodoh kita ? Dengan kondisi kita saat ini ? Baik itu perilaku, sikap, kepribadian kapasitas lainnya yang sebelumnya saya ceritakan. “Jodoh itu cerminan diri kita”. Kita ingin dihebatkan oleh seorang wanita dengan kapasitas standar awal kita seperti apa ? Sudahkan cukup pantas dengan ekspetasi yang kita inginkan ?
Kepada para perempuan, cukupkah kapasitas kita mampu untuk menghebatkan suami kita nantinya agama, ilmu, pendidikan, kepribadian? Perempuan adalah para pembangun peradaban. Ia bukan hanya menghebatkan suaminya nanti melainkan juga akan mendidik generasi baru, anak-anaknya yang menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang. Bukankah pendidikan terberat adalah pendidikan awal seorang anak yang lahir ke bumi.
Intinya, semoga kita nanti menemukan sosok yang akan menghebatkan kamu dan juga pantas dihebatkan :)
---
For your inspiration
Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

 
Kebahagiaan, banyak dari kita menjadikan hal itu sebagai tujuan Benarkah ?
Ketika sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada banyak orang.

What do you basicly so really you want to your life ? I wanna Happiness.

Sebagian besar menjawab, saya mencari kebahagiaan. Kita kembali bertanya, apa itu bahagia ? Seperti apa ia ? Dan banyak dari kita menjawab pertanyaan itu dengan apa yang mereka lakukan.
Aku ingin sharing mengenai penjalananku sampai sejauh ini. Aku akan menceritakan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, bahwa ada benang merah dari apa yang kita pilih sebelumnya dengan apa yang kita sukai dan mimpikan di masa yang akan datang.

Dipostingan sebelumnya, aku pernah bercerita bahwa manusia itu membawa sebuah misi untuk tinggal di bumi. Misi yang kita sendiri sudah temukan di manual book (Al-Quran) namun spesifiknya kita mencari sendiri dan menemukannya.
Cinta ..
sebuah kata yang selalu diidentikan pada sebuah hubungan pasangan muda-mudi. Tapi disini saya tidak akan cerita hal itu. Saya akan cerita bahwa cinta itu luas. Big mean ! Sebuah kata ajaib untuk menggambarkan sebuah ketulusan, sebuah pengorbanan dan pengabdian. Sebuah kata yang tercipta dari sebuah reaksi kimia rumit yang ada didalam tubuhmu. Peran hormon endokrin, peran psikologi, peran kompleksitas sebuah rasa yang tak terdefenisikan. Ah bahasa saya tinggi banget yaa ..


Belakangan ini, aku mengeksplorasi diri membaca buku-buku bisnis. Dream and goal untuk jadi pengusaha muda sudah aku rancang sedini mungkin. Walau seringkali banyak rintangan dan cemooh dari berbagai orang disekeliling. Aku anggap itu adalah bahan bakar semangat untuk lebih maju. Buku Robert Kiyosaki yang fenomenal yang telah lama aku incar baru saja ditemukan. Terlambat memang untuk sebagian orang, tapi tidak untuk keinginan ku memdalam ilmu. Rich Dad Poor Dad, baru setengah buku aku membacanya aku percaya telah menemukan Ayah yang kaya. Almarhum ayahku. 

Aku ingat berbagai tindakan unpredictable yang ia lakukan untukku sejak aku kecil hingga ia pergi meninggalkanku. Aku ingat di usia balita, kegiatannya sebagai wartawan di harian berita buana dan selalu menjadi presenter berita di TVRI kala itu menginspirasiku selalu mencoret-coret apapun, dinding, meja, kursi, buku-buku. Sampai pada akhirnya aku menyadari hobiku menulis itu ketika aku duduk di sekolah menengah atas. 

Belum lagi, kegiatan menyusuri hutan belantara, ke sungai mencari ikan memancing yang selalu menyertakan aku walaupun masih sangat kecil sekali waktu itu membuat aku sangat suka dengan kegiatan traveling yang menantang. ia mengajariku kesabaran ketika memancing, mengajariku jangan berputus asa ketika pancingan tersangkut. 
Terutama sekali, ia mengajariku untuk berani menghadapi tantangan, mandiri, mudah beradaptasi dimanapun kapanpun. Aku baru sadar hal itu semua ketika ia pergi. (Mulai terisak nulisnya) . Dan setelah aku baca buku itu kembali, aku ingat ketika aku membuka balik buku jurnal yang ia miliki ditahun 1980an ketika Ayah masih usia muda dan remaja. Aku tercengang melihat foto aneh yang ia tempel dibalik cover album dengan bertuliskan "Pengusaha". Aku yang kala itu tidak tahu apa-apa tentang pengusaha hanya bertanya itu siapa. Dan ia mengatakan itu visualisasi ayah ketika masih remaja ingin menjadi wirausaha sukses. Ia menempelkan kumis tebal dan kacamata di foto mudanya, sehingga aku tak mengenalinya itu fotonya. Dan waktupun berlalu, aku tak pernah mengungkit foto itu sampai pada akhirnya ia pergi meninggalkan kami semua kembali kepadaNya. Semua hal yang dilakukan di buku yang dibuat oleh Robert Kiyosaki, sebagian besar mengajariku mengingat kembali apa yang dilakukan ayah dulu. aku ingat ketika belajar promosi bisnis sejak SMP berjualan ayam goreng ala solo, berjualan balon tiup ketika SD yang bermodalkan lima ribu dan habis terjajan. Yaa, satu hal yang belum ia ajari padaku mengajariku melek finansial. ia hanya mengajariku pola-pola hidup mandiri dan serba bisa. Belajar kritis dan sabar. Hidup prihatin dan juga sederhana. Yaa.. keluargaku sederhana, di Jakarta kami sempat hidup sangat berkecukupan sampai pada akhirnya tahun 1998 mengubah nasib kami 180 derajat. dan dinamika itu terjadi sampai saat ini yang Alhamdulillah cukup. Cukup untuk ku berkuliah dan sekolah, makan dan tempat tinggal dan bercengkrama. Jika ayah mendengar semua ini aku hanya ingin bilang terimakasih. 

"Terimakasih telah banyak mengajariku banyak hal di waktu yang singkat, mengajariku disiplin, ramah, tersenyum, menolong orang banyak dan berteman sebanyak-banyaknya"  

dan ia pun meninggal dalam keadaan dimana ia merintis usahanya. Andai saja pandanganku akan be young entrepreneur itu sejak aku SMP. Mungkin kami bisa sama sama bersinergi untuk bisa membangun. Yaa pengandaian adalah dibenci oleh Allah. aku percaya Allah Sang Perencana Terbaik untuk itu semua. Seminggu sebelum ia pergi meninggalkanku dan keluarga. Ia sempat menyampaikan petuah di tengah malam itu, entah pertanda apa. 
Aku tak sedikitpun berpikir buruk itu adalah malam-malam terakhir ia meninggalkan kami semua. "Melati anak kebanggaan papa, Melati anak yang pintar, kamu harus bisa jadi orang yang serba bisa, jangan pernah menjadi orang yang bergantung dengan oranglain, mandiri, belajar sungguh-sungguh jaga adik dan mama. Papa yakin kamu jadi orang hebat di masa yang akan datang" << ini pesan terakhir yang aku ingat sampai sekarang, terimakasih Allah engkau memberiku ingatan yang kuat untuk pesan ini (meleleh air mata) sampai ia berpesan dihari terakhirnya untuk menghembuskan nafas terakhir dipelukanku. Ya dipelukanku. Your'e the best Dad in the World. 

 Engkau Ayah terbaik, walau banyak kekurangan yang engkau miliki, engkau menjadi Ayah terbaik untukku sampai hari terakhirmu di dunia. Aku akan berjanji membuat engkau bangga pa.. i am promise.  T_T
Loading... aku sedang mengarap sebuah novel yang seharusnya menjadi karya pertama aku. But, semua itu berubah ketika negara api menyerang 'eh .. bukan bukan saat ide brilian itu dipatuk nyamuk  nakal yang mengelilingi kepalaku. Bukan itu fokusnya. tapi jujur saja pengalamanku menulis hal beraroma nonfiksi lebih banyak ketimbang fiksi membuatku rada kesulitan bermelow drama. Hingga akhirnya buku nonfiksi yang jadi karya pertama.
Dan alhamdulillah naskah ini sudah 50% laah. Dan penasaran banget buat aku selesaikan, padahal ada dua outline naskah fiksi juga yang kece dengan ide yang matang menunggu antrian. Tapi ntah mengapa ada obsesi sendiri mengerjakan naskah dengan judul kece ini. Obsesi menembus penerbit gede juga jadi fokus perhatianku buat revisi naskah sebelumnya.
Aku mau kasih spoiler naskah satu ini, buat kamu yang penasaran. Behind the scene, susah banget nemuin ide bikin novel kala itu. Tapi karena 'kepepet' muncul lah novel ini. Dua karakter utama di bab pertama yang aku munculin di cerita bikin aku addiction buat munculin mereka di bab selanjutnya. Padahal rencananya hanya ada satu yang selalu ada dan si dia yang satu lagi hanya istimewa di bab pertama dan terakhir.
Buka deh siapanya. Sosoknya bernama Rana dan Pra . Nama keren yang aku dapat. Ternyata nama Rana udah pernah dipake dibuku karya Dee ' akibat kurang baca buku fiksi jadi ga tahu deh' tapi ga sedikitpun diat niru-niru atau apapun itu lah wong masih bisa dihitung jari baca buku fiksi. Tapi itulah aku, tipe seriusan bacaannya yang realita haha maklum pernah jadi wartawan.
Rana dan Pra sosok melengkapi sih kalo aku pikir. Tapi mereka punya karakter yang complicated banget dah. Aku belum pernah nemuin karakter kayak mereka di dunia nyata. Aku sendiri menilai buku 'lampu' ini punya karakter unik dan khas tapi kesendat di wawasan yang masih kurang feel nya karena keterbatasan penulis kurang banyak baca buku fiksi.
Dan mulai detik ini banyak sekali buku fiksi dirumah yang mengantri untuk dibaca, diteliti dan dianalisa. hohoho. Lebih banyak curhat ketimbang kasih spoiler ya.
Satu lagi kalian akan menemukan banyak sejarah dibuku ini. tapi bukan sejarah dibuku sejarah. melainkan hal-hal di masa lalu yang  belum terungkap. Aku suka dengan sejarah dan terobsesi dengan kisah ilmuwan zaman dulu. sehingga banyak menyampaikan hal itu. :)
hayoo.. ga sabar ya buku ini terbit :) ditunggu yaa ... doain kelarr
Loh kok kucing ?

Kita bahas mengenai bagaimana kucing bisa menyukai kita (baca ; manusia ). Saya termasuk catlovers sejak kecil. Mungkin karena cerita ayah dan ibu saat balita selalu bertemu dengan makhluk ini sehingga ada sedikit kesamaan saya dan dirinya (si kucing) yaitu .... *tak usah dibayangkanlah pokoknya*
eits, walaupun begitu masih manusia normal kok, cuma sebagai wanita ada hal yang ekstra dibandingkan wanita pada umumnya mengenai salah satu ciri fisik ini.
Nah, saat ini kita bahas bagaimana kucing bisa menyukai kita. Seringkali kita menemukan kucing baru bertemu dalam keadaan marah, jinak, ataupun ada maunya. Tahu kan kebiasaan kucing kalo ada maunya, mengelus badannya ke tubuh kita. Nah loh ? Bagi yang fobia kucing biasanya langsung histeris. Wuaaaa.
Kucing itu makhluk menggemaskan menurut saya. Saya pun heran kenapa ada yang bisa fobia dengannya bisa dimaklumi bila ada yang fobia karena alergi dengan bulu kucing. Kucing itu memiliki perasaan yang dinamakan insting sama seperti hewan lainnya. Tapi karena kucing adalah hewan rumahan, rasa sayangnya lebih kuat ketimbang hewan lainnya. Saya dengar cerita juga bahwa anjing juga merupakan hewan setia ketimbang kucing. Bener sih menurut pengalaman saya yang patah hati ditinggalin kucing beberapa kali. tapi saat ini saya tidak akan bahas anjing karena saya fobia sekali dengan binatang satu itu.

Salah satu cara kucing menyukai kita adalah dengan melakukan kontak fisik sebanyak mungkin dengan kucing. Mengelus, mengelitik, menggendong, bahkan didaerah-daerah sensitif seperti diperut, leher.
kedua, selalu kasih jadwal makan dan sinyal kita memberi makanan. Usahakan disuapin. Nah ada juga mitos nih biar kucing suka dengan kita adalah dengan memberikan bekas makanan dari mulut kita ke dia. Hahaha saya sendiri rada ga percaya, dan ga pernah melakukannya.
selanjutnya, lakukan kucing itu seperti teman, ajak berbicara, bercanda, bikin dia kesal, udah ga terhitung deh saya ngisengin kucing. Satu lagi yang jarang sekali dilakukan teman-teman pecinta kucing adalah menatap matanya. Kirain cuma manusia aja yang luluh ditatap, binatang juga kali.. hehe. Saya sendiri ketika memanggil kucing saya dari jauh ga pake panggil- panggil. kalo dia lumayan jauh dari saya namun tetap terlihat saya cukup menatapnya penuh, memanggil dari hati yang tulus aciee .. percaya ga percaya tu kucing datang loh. atau ketika kucing itu lagi malas-malasan saya suka ngomong dalam hati sambil natap si kucing, reaksinya persis sekali dari apa yang saya katakan di dalam hati. Nah loh ? 
ada satu lagi syarat kucing yang sayang betul dengan kita. Kucing itu mengenal kita sejak bayi atau dari ia lahir. Kalo udah gede, susah-susah gampang dapat chemistry yang cukup bikin si kucing itu super sayang dengan kita. Contohnya si uti, kucing saya ketika saya SMA dulu. saya menemukan dia ketika pindahan rumah ke rumah baru. Waktu itu kucing itu kedinginan, kelaparan sampai pada akhirnya saya memberikan makan. Keesokan harinya ia tetap berada di depan rumah. Sehingga saya berinisiatif untuk memeliharanya dengan membersihkannya lebih dahulu. Berhubung saya menemukannya ketika usia beberapa bulan kesetiaannya pada saya ketika ditinggal keluar kota hanya bertahan 10 hari. padahal sudah setahun lebih saya memeliharanya. Serius itu kucing yang berhasil banget bikin saya patah hati.
Sejak saat itu, saya menyukai kucing itu sederhana. Azee .. ga berlebihan, mengingat nasihat para teman-teman untuk jaga jarak karena kucing juga pembawa penyakit tokso yang berbahaya bagi janin nantinya. Intinya tetap sayang dan care. karena saya jarang stay lama dirumah, ga berniat lagi memelihara kucing.Saya paling mengurusi kucing tetangga yang cuakep habis dah. Ada 5 kucing blasteran anggora yang kece deh. Bulunya terawat, warnanya cerah, habis deh stres kita kalo elus-elus mereka semua. Dan satu lagi jinak bener. Walau tampang-tampangnya sombong habis tapi mereka punya sikap agresif dan lucu. 
Pengalaman ketemu jenis ras kucing high class itu mereka tuh punya aura angkuh gitu. Susah banget jinaknya, mungkin karena banyak banget tangan-tangan majikan yang berganti-ganti. Dan tampangnya bisa dilihat di film Stuart Collin, si Snowbell.
Lebih banyak cerita ketimbang tipsnya yaa .. intinya sebagai pecinta kucing, kita punya cara sendiri mengenal dan menyayangi makhluk satu itu. Tapi sayang HAK ( Hak Asasi Kucing ) itu kurang diperhatikan. Banyak kucing tidak terawat, tidak terdidik (maling, kotor, buang kotoran sembarangan) yang berkeliaran di negara kita. Padahal kucing juga termasuk hewan pintar sebenarnya bisa dididik untuk menjadi elegan dan dihargai. Lihatlah negara - negara maju memuliakan binatang satu ini. Pemiliknya harus ada akta lahir dan sertifikat kelahiran kucing itu, kalo dipindah majikan harus ada surat resmi dan tidak sembarangan orang. Silsilah kucingnya juga sangat diperhatikan mulai kakek, neneknya, bangsanya dan lain-lain.

Walaupun hewan, dia memiliki hal yang sama untuk hidup dan menikmatinya.
Go Go Catlovers ! Safe your pet !
Ini bukan cerpen atau cerita. Tapi sekelumit fenomena yang seringkali menjadi cerita sastrawan dan para penulis berimajinasi. Awan, hujan, dan senja menjadi kata kunci yang konsisten hadir dalam untaian dinamika cerita para kreator drama dalam sajak puisi, prosa, cerita dan lainnya. Termasuk saya yang cukup menyukai fenomena itu baik dunia nyata dan khayali berimajinasi. 

Saya punya waktu untuk gembira menyaksikan riak-riak awan yang tampak bersenda gurau dilangit ketika cerah. Karena saya merasakan kehilangan ketika bencana asap menghilangkan kegembiraan mereka yang menari-nari diatas sana. Sirrus, Sirostratus, Sirokumulus, Kumulus, Stratus, dan Kumolonimbus serta saudara sepupuannya. Gumpalannya membentuk makna yang tak bisa diterjemahkan dalam kerangka rasional. Tapi estetikanya mampu membuat gejolak rasa ingin tahu dan tak henti ingin menatap ulahnya yang bergembira. Bahasa tinggi yaa .. tapi itulah yang bisa saya gambarkan, bahwa memang fenomena itu adalah bagian tanda-tanda kekuasaan Allah. Begitu indahnya bumi yang diciptakan Allah ini. Peristiwa siang dan malam, Menemui senja dalam sileluet campuran warna nan apik. Sadarkah kita itu ada skenario yang Ia buat. Pantaslah ketika kitabNya menjelaskan dengan tegas ketika menjelaskan tentang fenomena Allah yang luarbiasa dengan kalimat "yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang berpikir".

Hujan, adanya bulan dan bintang. Percikan Musim di berbagai belahan dunia yang beranekaragam. semua terselubung makna yang seringkali kita abaikan, lupakan dan campakkan.
Subhanallah, Alhamdulillah .. begitu indah dunia yang hanya sekelumit ini bagaimana dengan surga ?

Patutlah kita bersyukur atas apa yang telah diberikan pada kita. Dan cerita ini merupakan nasihat bagi diri saya sendirinya yang juga sering alfa dan salah.



Setahun yang lalu, tepat tanggal 20 Februari 2013. Saya diberi kesempatan spesial untuk menjadi pengajar di Kelas Inspirasi Pekanbaru. Loh kok bisa ? Sebetulnya ajang ini hanya boleh diikuti oleh para professional dan para praktisi. Niatnya iseng dan untuk mencoba ketika teman saya menawarkan link pendaftaran kelas inspirasi saat itu saya buru-buru mendaftar. Kebetulan sekali saat itu saya sedang bekerja di Riaupos ForUs edisi lingkungan mingguan. Saya menawarkan diri untuk memberikan inspirasi sebagai seorang wartawan.
Malam ini ga tahu kenapa pengen post beginian. Ada beberapa posting yang udah kelar tinggal rapi rapi di laptop. Tapi masalahnya itu laptop ga lagi bersama saya. sedang di cuti-kan. Dengan bermodalkan smartphone, saya coba menuliskan postingan ini.
Akhir-akhir ini, virus galau merajalela. Wajar sih, umur sudah makin menuju dewasa. Tapi karakter masih banyak belum bertransformasi lebih baik. Bukan perkara masa depan saja, juga banyak hal yang dikhawatirkan menjelang dewasa. Benar banget, semakin dewasa seringkali kita sedikit pelan mengambil keputusan dan melangkah takut salah, takut pengaruhnya luar biasa di masa yang akan datang.
Sebagai anak sulung, banyak hal yang saya khawatirkan dan juga mengganjal dipikiran. Saya sudah kehilangan seorang ayah sejak SMA, sehingga hampir semua tanggungjawab ayah, dibagi kepada bunda dan saya. Usia ibu tidaklah muda lagi, butuh istirahat cukup untuk tetap dalam keadaan sehat. Dan ini yang selalu saya pikirkan *SAD*
Back to topic, hal penting lainnya adalah perkara membangun keluarga. Masih lama sih* kata sebagian orang. But, mungkin karena anak sulung banyak desakan dan juga pertanyaan yang kian hari makin deras. -___- *ternyata akhirnya merasakan apa yang dirasakan curhatan para senior perkara ginian*

Setidaknya keluarga udah kenal sama 'calon' katanya. T_T Fiuhh tarik nafas.
Tahun depan pertanyaan *kapan kelar skripsi? Kapan wisuda?* paling sering dilontarkan disamping pertanyaan sebelumnya yang tentu ga berhenti ditanyakan.
Sebagai seorang muslimah berprinsip *Jomblo Mulia* dan 'SayNotoPacaran* tentu hal ini menjadi 'extinct' (baca; langka) di keluarga yang tidak memiliki pemahaman kuat mengenai hukum berpacaran dalam agama.
Alhamdulillah, saya berislam sejak lahir tapi benar-benar mengenal secara baik masih terhitung muda sekali. Ditambah lagi, godaan dahsyat akhir zaman yang luar biasa.
Alhamdulillah, sejak itu, berprinsip untuk menjaga diri dan tentunya berdoa agar Allah melindungi dan menjaga azzam itu.
Intinya saya percaya, He is Coming ! Si Pangeran berkuda akan datang menjemput menawarkan diri membimbing mengarungi samudera deras dunia menuju surga. *bahasa tinggi*
Khayalan masa kecil itu saya lebih kurang sama dengan anak anak perempuan pada umumnya. Ketemu pangeran tampan yang heroik, penolong, dan embel embel lainnya. Berhubung saya dulu sempat *sebelum berhijab* menjadi fans terlalu karya J.K Rowling yakni Harry Potter, saya selalu mengambarkan sosok karakter idaman seperti dia. Hohoho *ketawa dipojokan dah.
Tapi untuk sekarang, ketika menyadari betul bahwa sosok sempurna itu adalah Muhammad SAW. Saya mencari *pangeran* sedikit banyaknya mendekati beliau, atau para khulafa dan sahabat. Atau para pemuda heroik pejuang islam ketika dinasti islam berkembang.
Nah perlu diingat bahwa jodoh itu adalah gambaran sebesar mana kualitas kita. Seperti kutipan ayat "Laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik'.

Seringkali kita salah menempatkan diri dan seolah-olah mengabaikan hal ini, beranggapan kekasih (baca: pacar : calon : gebetan: whatever) adalah jodoh kita. Padahal belum tentu. Jadi ingat pesan mbak Oki Setiana Dewi ketika sharing proses pernikahannya dengan mas Ory di Seminar lalu yang saya ikuti. *Saya jatuh cinta penuh dengan Mas Ory ketika ia selesai mengucapkan ijab kabul dan para saksi mengatakan sah dan saya menyadari ia jodoh saya ternyata, jadi kalo misalnya terjadi sesuatu sebelum ijab kabul terucap, saya tidak uring-uringan patah hati, karena saya mencintai dia karena Allah" ujar mbak Oki yang membuat saya jleb.
Karena ga sedikit dari kita ngotot menikahi orang yang kita cintai (lawan jenis) sebelum menikah. Endingnya ketahuan bahwa karakternya tak baik dan hal kurang baik lainnya. Cinta itu buta *that's right*.
 Tapi ketika memutuskan untuk menikah bukan 'hanya cinta' landasan mengarungi hidup. Intinya kita sudah menyerahkan penuh jiwa dan diri kita kepada sang pangeran/permaisuri untuk hidup bersama mengabdi pada Allah hingga akhir hayat dan akhirat. Ingat? Ketika ijab kabul diucapkan itu adalah janji kepada Allah dan Arasy berguncang mendengarkannya karena beratnya perjanjian itu. Tanggungjawab istri dan suami saling memberikan pahala dan juga berbagi dosa. Karena dosa istri dan anak-anaknya juga tanggungan buat ayahnya.

Wah kok jadi ceramah??

Balik ke topik, saya juga sering mengkhawatirkan dan menggalaukan perkara ini, takut salah langkah, takut salah memilih. Intinya saya berusaha memperbaiki diri terus menerus dengan segala seabrek kekurangan dan aib yang saya miliki yang Allah tampakkan atau tutupi ini untuk dirinya si sang pangeran.
Tapi ada juga kisah menarik yakni mencintai dalam doa. Azee .. seperti kisah suci Ali dan Fatimah yang saya sendiri terkesima sekali dengan bagaimana mereka menyimpan perasaan itu begitu rapat dan tak ternodai oleh syaitan. Subhanallah.
Cinta itu fitrah, tapi jangan sampai kita mendekatinya ke arah zina mata, zina hati, dan lain-lainnya. Saya sendiri pernah mengalaminya beberapa kali, tapi emang dasar saya bukan tipikal *agresif* dan ngotot.  Berjalannya waktu perasaan seperti memiliki, memaksakan, berharap menginginkan itu hilang dengan sendirinya.
Saya ingat perkataan seseorang pada saya dulu *kenangan dan perasaan itu seperti jaring, ia akan tersaring dan menghilang sedikit demi sedikit*.
--
Seringkali saya berkhayal aneh. Apalagi film mellow di tipi-tipi itu marak dimana-mana. Terkadang emosi dan pikiran jadi terpancing. Dari dulu menginginkan sosok suami yang humor dan romantis haha dan dulu saya pernah bertemu 'proto-type-nya* cuman sayang bukan jodoh yee .. XD
Bukan lebay ngasih bunga tiap hari. Tapi kasih hal sederhana namun bermakna. Sekedar duduk diatas rumput berbukit melihat bintang dan bulan dan saling bercerita. *contoh yang ini sponsornya gegara Dealova* XD
Atau bersama mengapai dan melanjutkan cita-cita di nasional dan luar negeri. Sibuk dengan riset, sharing ide, membangun usaha, kemapanan. Sampai pada akhirnya memiliki keturunan yang soleh/sholehah, cerdas, baik dan santun. Mendidik mereka sebagai hafizh yang cerdas dalam ilmu baik dunia dan akhirat..<< ini dream dan goal >>
Rasanya puas deh ungkapin hal ini . Mau bagaimanapun tak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah yang ingin dan berusaha menjadi yang terbaik.
Kesimpulannya saya percaya Allah lebih tahu mana yang terbaik.  Dan percaya ia akan datang mencari tulang rusuknya yang hilang. :D
karena wanita itu ibarat gula, sengaja diberikan Allah daya tarik untuk membuat mendekat. Dan sebaik baiknya wanita muslimah itu adalah yang menjaga dirinya agar istimewa just for only special someone :*
Believe it!  He is Coming
Bulan - bulan ini penuh ujian kehidupan deh. Butuh ekstra sabar menghadapi semuanya. Kegagalan berangkat menunaikan diri menjadi delegasi riau ga semudah yang dibayangkan. Indonesia Student Youth Forum 2014 untuk ketiga kalinya aku tak bisa mengeksekusi diri untuk hadir disana. #nangis_banjir.
Marah, kesal, kecewa, bercampur jadi satu. Disela-sela waktu aku berusaha lebih optimis menghadapi yang lain. 
Not only one mel ..
Bukan saja ekstra sabar, lebih dari ekstra barangkali aku ga tahu istilahnya apa. Bukan hanya mengenai tugas, ujian sana sini, proyek organisasi, komitmen, dan lain-lain. Seolah pupus dan down -,- lagi lagi menghadapi perasaan begini. Super gak enak banget merasakannya.

So, aku selalu menekankan diri dan nasehatin diri aku kayak gini .
" hei ,kamu kok lemah .. yang tegak dong, tetap optimis.. barangkali ada sesuatu yang Allah tunjukkan dibalik itu semua. Akan digantikan dengan hal yang lebih baik kok, tenang"

Bicara ama diri sendiri -_- udah deh jangan sampe dibilang 'rada miring'.
tapi benar itulah kalo si virus virus depresi menghampiri. apapun dijabani supaya hati tenang dan tidak mudah goyah yang malah menjerumuskan diri ke hal yang tak benar.

-- next -- 

tanda-tanda harapan baru muncul, mudah-mudahan bisa mengobati hati yang terluka ini *melo banget dah. terutama mengkomitmenkan diri menuangkan inspirasi lewat journal ini .
so pesan saya, keep spirit ! keep going on ! karena dibalik kegagalan ada kemenangan yang tersimpan .

azee .. *tersipu saya nasehatin diri sendiri.


UU No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta bisa teman baca disini

Konten berupa tulisan dan beberapa foto memiliki hak cipta. Namun, sebagian besar foto posting sebagai konten pendukung beberapa lainnya saya kutip di berbagai sumber.

Saya berharap teman - teman pembaca saling menghargai karya dan kreativitas.
Konten di dalam Melati Octavia Journal baik berupa tulisan-foto-video dipersilakan untuk di share melalui jejaring sosial, di copy-paste di halaman pribadi, selama mencantumkan sumber tulisan dengan lengkap dan tidak melakukan pengeditan pada isi.

Dilarang keras menggunakan konten milik saya untuk tujuan komersial tanpa seijin pemilik.
Terima kasih atas pengertiannya, mari kita saling menghargai kreativitas!
Semangat menulis dan menginspirasi


Salam Hangat,

Melati Octavia



Email IYF 2013 ! Senang + Sedih
Perjalanan aku ternyata sudah cukup jauh , diusia yang barangkali orang bilang cukup muda.

Aku bersyukur bahwa aku hingga saat ini mampu berkata - kata menyampaikan rasa yang ada di dada dan juga di pikiran sehingga orang mengetahuinya dengan baik :)
Dimulai menjadi seorang jurnalis lepas sebuah koran harian terbaik di sumatera seputar lingkungan. Jujur saja sangat berarti dalam hidup, masuk disebuah komunitas yang cukup baik kala itu dan berkutat aktif didalamnya dengan penuh asa dan cita-cita.
Dan lagi - lagi bermodalkan menulis.
Aku percaya sekali bahwa orang mengatakan dengan menulis kita dapat mengubah dunia
seperti kutipan kata-kata yang diperankan Andhika dalam film "Negeri 5 Menara" 
"if you always writing you can change the world"

walau aku belum dapat mengubah dunia seutuhnya, tapi dengan menulis aku bisa mengubah duniaku sendiri dan menemukan hal baru yang 'mungkin' dulu tidak akan saya dapatkan jika saya menunda menulis 100-500 kata itu dan mengirimnya ke media.

aku ingat aku rela bolos demi mendapatkan ilmu pengetahuan yang berbeda dengan teman dengan ikut seminar, kajian atau hal lainnya. haha
atau membaca buku-buku yang teman -teman ku anggap 'aneh' ketika teman sekelilingku asik membaca novel dan tertawa dengan komiknya

"Hypnoterphy, psikopat, filsafat, Leonardo da vinci dan buku lainnya," dan itulah aku hehe

Kisah ambassador dimulai ketika menulis sebuah artikel mingguan seputar cagar biosfer satu-satunya di sumatera dan terletak di Provinsi Riau. dan setelah berhenti -,- ada oase kerinduan menulis kisah menarik tentang cagar itu

dan mengikuti seleksi internasional oleh Indonesia Green Action Forum (IGAF) yang dibawahi oleh Tunza Eco Generation UNESCO dan awalnya supermember menjadi ambassador ternyata .

dan jujur belum maksimal rasanya amanah itu saya kerjakan.
Newer Posts
Older Posts

HELLO, THERE!


Hello, There!


Hello, There!

Let's read my story and experience


Find More



LET’S BE FRIENDS

Sponsor

OUR CATEGORIES

Entrepreneurship Event Financial Talks Forest Talk Good For You Happiness Healthy Talks Ngobrolin Passion Parenting Pendidikan Review Self Improvement Self Reminder Tips Travel Wirausaha Young Mindset community development experience

OUR PAGEVIEW

recent posts

Blog Archive

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by beautytemplates